perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji...

110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL BATIK (STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA) Skripsi Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : EDY HARIYANTO F 0105052 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN BIAYA

BAHAN BAKU TERHADAP KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL BATIK

(STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA)

Skripsi

Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

EDY HARIYANTO

F 0105052

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang”

(Al Faatihah :1)

Menjadi sukses itu penting, tapi menjadi orang besar jauh lebih

penting. Karena orang besar adalah orang yang tidak hanya sukses

untuk dirinya sendiri tetapi mampu membuat orang lain sukses (NN)

Selalu berusaha, berdoa dan bersyukur atas segala nikmat yang telah

Allah SWT limpahkan (Penulis)

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan

kepada :

J Allah SWT

J Nabi Muhammad SAW

J Bapak dan Mamaku tercinta

J Adikku “Lilly” tersayang

J My Beloved “Nay”

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya yang selalu dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan Biaya

Bahan Baku Terhadap Keuntungan Industri Kecil Batik (Studi Kasus Di Kota

Surakarta)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam pencapaian gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya

penyusunan skripsi merupakan tantangan tersendiri bagi penulis. Banyak

kesulitan dan hambatan yang harus dilalui. Tetapi berkat arahan, bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan

bantuannya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis menghaturkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. A.M. Soesilo, MS selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan

memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di

Fakultas Ekonomi UNS.

3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

4. Ibu Izza Mafruhah, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

5. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani, selaku pembimbing akademik yang telah

banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS,

serta dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Akhmad Daerobi, MS dan Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si, selaku

tim penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

8. Badan Pusat Statistik Kota Surakarta yang telah banyak membantu penulis

dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.

9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang telah banyak

membantu penulis dalam mengumpulkan data yang dalam penyusunan skripsi.

10. Seluruh pengusaha batik di Kota Surakarta yang telah bersedia meluangkan

waktu dan banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data yang sangat

berguna dalam penyusunan skripsi.

11. Bapak, Mama dan Adikku ”Lilly” yang senantiasa mendukung, memberi

dorongan, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, bantuan moril dan

materiil, juga lantunan doa yang tiada henti-hentinya.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Keluarga besar di Klaten dan Wonosari yang senantiasa selalu mendoakan

untuk keberhasilan penulis. Mbah Tanto, Om Harno, Om Sur, Om Edy, Om

Tarto, Bulek Endang, Bulek Ratih, Niya dan Semua keluarga yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, terima kasih atas doanya.

13. My Beloved “Nay” yang senantiasa mendukung, mendoakan, memberi

dorongan motivasi dan semangat kepada penulis selama proses penulisan.

Makasih untuk semua waktu, tenaga, dan perhatiannya.

14. Teman-teman HMJ PeBe, Black, Odank, Jabay, Inug, Pukil, Wee2 & Doty,

Ferdi & Prima, Adi Marijan, Tegal. Semoga sukses buat kalian semua.

15. Anak-anak kos Don Krieg (Anto, Kebo, Drajad, Talok), anak-anak kontrakan

Jakarte (Wawan, Arba, Boleng, Geri, Bebek, Agil, Ai, Mamed, Cahyo) dan

anak-anak Akt’06 (Udjo, Boy, Reisya, Rowjack) makasih buat segalanya

selama kuliah di Solo. Tetep kompak & gokil.

16. Teman-teman di Ekonomi Pembangunan dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak atas bantuannya

kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.

Ibarat pribahasa tiada gading yang tak retak, begitu pula skripsi ini masih

memerlukan tanggapan, saran, kritik dan perbaikan. Semoga skripsi ini bisa

memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Saran serta kritik akan penulis

terima, sebagai bahan evaluasi bagi penulis.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

ABSTRAKSI ................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 14

A. Konsep Industri ........................................................................ 14

1. Pengertian Industri .............................................................. 14

2. Pengelompokan Industri ...................................................... 15

3. Pengertian Industri Kecil ..................................................... 18

4. Karakteristik Industri Kecil ................................................. 21

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Misi dan Tujuan serta Tantangan Industri Kecil.................. 23

B. Struktur Pasar ............................................................................ 24

1. Pasar Persaingan Sempurna ................................................ 25

2. Pasar Oligopoli ................................................................... 25

3. Pasar Monopoli Murni ........................................................ 28

4. Pasar Persaingan Monopolistik .......................................... 28

C. Teori Produksi .......................................................................... 33

1. Pengertian Teori Produksi .................................................. 33

2. Fungsi Produksi ................................................................. 34

3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas .......................................... 36

4. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas .................................... 38

D. Pengertian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan

Pengusaha Industri Kecil Batik di Surakarta ............................ 42

1. Modal ................................................................................... 42

2. Tenaga Kerja ......................................................................... 42

3. Biaya Bahan Baku ................................................................ 44

E. Penelitian Sebelumnya .............................................................. 45

F. Kerangka Pemikiran .................................................................. 47

G. Hipotesis Penelitian .................................................................... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 50

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 50

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling..................................... 50

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 51

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 51

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Metode Observasi ................................................................ 51

2. Metode Kuisioner ................................................................. 52

E. Definisi Operasional Variabel ................................................... 52

F. Metode Analisis Data ................................................................ 53

1. Analisis Deskriptif ............................................................... 53

2. Analisis Induktif ................................................................... 54

a. Metode Regresi Linier Berganda ................................... 54

b. Pengujian Secara Ekonomi ............................................ 55

BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI EKONOMI ................ 62

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................ 62

1. Kondisi Geografis ................................................................. 62

2. Kondisi Sosial dan Sumber Daya Manusia .......................... 64

3. Aspek Sosial Ekonomi ......................................................... 66

a. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...... 66

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ......... 66

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .................... 67

B. Gambaran Umum Industri Batik ............................................... 68

1. Sejarah Batik ........................................................................ 68

2. Perkembangan Usaha Batik ................................................. 69

3. Proses Pembuatan Batik ....................................................... 70

C. Deskripsi Responden Pengusaha Industri Kecil Batik di Kota

Surakarta ................................................................................... 72

D. Uji Empirik dan Interpretasi Statistik ....................................... 81

1. Hasil Regresi Linier Berganda ............................................. 81

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

a. Uji Statistik Koefisien Regresi ....................................... 82

b. Uji Asumsi Klasik Model Regresi ................................. 84

2. Interpretasi Hasil secara Ekonomi ....................................... 88

a. Pengaruh modal terhadap keuntungan industri kecil

batik di Kota Surakarta .................................................. 88

b. Pengaruh tenaga kerja terhadap keuntungan industri

kecil batik di Kota Surakarta........................................... 88

c. Pengaruh biaya bahan baku terhadap keuntungan

industri kecil batik di Kota Surakarta ............................. 89

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 91

A. Kesimpulan ............................................................................... 91

B. Saran .......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94

LAMPIRAN

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

Surakarta Tahun 2006 – 2008 ...................................................... 5

Tabel 1.2 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Industri

di Kota Surakarta Tahun 2006 - 2008 .......................................... 6

Tabel 1.3 Perkembangan Industri Kecil Kota Surakarta Tahun 2002 – 2006 7

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Surakarta menurut Jenis Kelamin

Tahun 2003 – 2008 .................................................................... 65

Tabel 4.2 Luas Daerah, Pembagian Wilayah Administrasi dan Jumlah

Penduduk Kota Surakarta Tahun 2008 ...................................... 65

Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat

Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2006 - 2007 ..................... 66

Tabel 4.4 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian

(Usia 10 Tahun Ke Atas ) di Kota Surakarta tahun 2005 .......... 67

Tabel 4.5 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Kota Surakarta Tahun 2006 – 2008 68

Tabel 4.6 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Umur

di Kota Surakarta ........................................................................ 72

Tabel 4.7 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Jenis Kelamin di Kota Surakarta.................................................. 73

Tabel 4.8 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Tingkat

Pendidikan di Kota Surakarta ..................................................... 74

Tabel. 4.9 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Pengalaman Usaha di Kota Surakarta ........................................ 75

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 4.10 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Status Usaha di Kota Surakarta .................................................. 76

Tabel. 4.11 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Jumlah Tenaga Kerja di Kota Surakarta .................................... 76

Tabel. 4.12 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Upah Tenaga Kerja di Kota Surakarta ....................................... 77

Tabel 4.13 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Biaya Bahan Baku di Kota Surakarta ........................................ 78

Tabel. 4.14 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Sumber Modal di Kota Surakarta .............................................. 78

Tabel 4.15 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Jumlah Modal di Kota Surakarta ................................................ 79

Tabel 4.16 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Penjualan di Kota Surakarta ........................................................ 79

Tabel 4.17 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Keuntungan di Kota Surakarta .................................................... 80

Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 81

Tabel 4.19 Hasil Uji t ................................................................................... 82

Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................... 85

Tabel 4.21 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 86

Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................ 87

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 47

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t ....................................................................... 56

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F ...................................................................... 57

Gambar 4.1 Peta Surakarta ............................................................................. 63

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAKSI

Edy Hariyanto F 0105052

ANALISIS PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL

BATIK (STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, tenaga kerja dan bahan baku terhadap keuntungan industri kecil batik (Studi Kasus Di Kota Surakarta) serta untuk mengetahui dari ketiga variabel yang digunakan di dalam model, variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keuntungan industri kecil batik di Surakarta. Diduga variabel modal, tenaga kerja dan bahan baku berpengaruh terhadap keuntungan industri kecil batik di Surakarta. Dan diduga variabel modal adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Surakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung, dengan sampel sebanyak 90 pengusaha industri kecil batik di Surakarta dengan teknik sampling yaitu Simple Random Sampling. Analisis data digunakan pengujian statistik dengan bantuan program Eviews3.0. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi berganda double log dengan pendekatan fungsi keuntungan Cobb-Douglas, dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R2), serta uji asumsi klasik (uji autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinieritas).

Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi dengan α = 5% menunjukkan ketiga variabel (modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku) berpengaruh terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Surakarta. Hasil Uji F dengan α = 5% menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku berpengaruh terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keuntungan adalah modal ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar 0,475.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: Pertama, pihak lembaga keuangan diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam penyaluran kredit usaha bagi industri kecil batik. Kedua, Pemerintah sebagai fasilisator dapat memberikan bantuan berupa peralatan produksi yang lebih modern, sehingga produksi yang dihasilkan dapat meningkat yang nantinya akan meningkatkan keuntungan. Ketiga, dalam peningkatan kualitas SDM, Pemerintah dapat memberikan pelatihan yang berkaitan dengan ketrampilan kerja, desain produk dan penanganan limbah. Keempat, diharapkan Pemerintah membangun kawasan berikat sebagai suatu kawasan yang membuka peluang dan kemudahan sebesar-besarnya bagi usaha–usaha yang memerlukan bahan baku membatik.

Kata Kunci : keuntungan, industri kecil batik, modal, tenaga kerja, biaya bahan baku, simple random sampling, analisis regresi linier berganda double log, fungsi keuntungan Cobb-Douglas.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

Edy Hariyanto F 0105052

ANALISIS PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL

BATIK (STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, tenaga kerja dan bahan baku terhadap keuntungan industri kecil batik (Studi Kasus Di Kota Surakarta) serta untuk mengetahui dari ketiga variabel yang digunakan di dalam model, variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keuntungan industri kecil batik di Surakarta. Diduga variabel modal, tenaga kerja dan bahan baku berpengaruh terhadap keuntungan industri kecil batik di Surakarta. Dan diduga variabel modal adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Surakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung, dengan sampel sebanyak 90 pengusaha industri kecil batik di Surakarta dengan teknik sampling yaitu Simple Random Sampling. Analisis data digunakan pengujian statistik dengan bantuan program Eviews3.0. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi berganda double log dengan pendekatan fungsi keuntungan Cobb-Douglas, dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R2), serta uji asumsi klasik (uji autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinieritas).

Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi dengan α = 5% menunjukkan ketiga variabel (modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku) berpengaruh terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Surakarta. Hasil Uji F dengan α = 5% menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku berpengaruh terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keuntungan adalah modal ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar 0,475.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: Pertama, pihak lembaga keuangan diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam penyaluran kredit usaha bagi industri kecil batik. Kedua, Pemerintah sebagai fasilisator dapat memberikan bantuan berupa peralatan produksi yang lebih modern, sehingga produksi yang dihasilkan dapat meningkat yang nantinya akan meningkatkan keuntungan. Ketiga, dalam peningkatan kualitas SDM, Pemerintah dapat memberikan pelatihan yang berkaitan dengan ketrampilan kerja, desain produk dan penanganan limbah. Keempat, diharapkan Pemerintah membangun kawasan berikat sebagai suatu kawasan yang membuka peluang dan kemudahan sebesar-besarnya bagi usaha–usaha yang memerlukan bahan baku membatik.

Kata Kunci : keuntungan, industri kecil batik, modal, tenaga kerja, biaya bahan baku, simple random sampling, analisis regresi linier berganda double log, fungsi keuntungan Cobb-Douglas.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi selalu disertai dengan perubahan struktur yang

lebih non agraris, begitu pula peranan sektor industri yang ditujukan untuk

memperkukuh struktur ekonomi nasional dengan keterkaitan yang kuat dan

saling mendukung antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian

nasional dan kesempatan kerja sekaligus mendorong berkembangnya

kegiatan-kegiatan pembangunan di berbagai sektor lainnya dan juga

diharapkan mampu meningkatkan pendapatan penduduk.

Pembangunan industri merupakan kegiatan untuk peningkatan

kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup

yang lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk

meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan

ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian, dapat diusahakan secara

vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus

secara horizontal makin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang

semakin bertambah (Lincolin Arsyad, 2001:5).

Konsep pembangunan sering dikaitkan dengan industrialisasi karena

dianggap mempunyai pengertian yang sama, hal ini mempunyai arti bahwa

pembangunan ekonomi menekankan pada semua sektor. Baik itu sektor

industri, pertanian, maupun sektor lain. Dari berbagai sektor, sektor industri

merupakan sektor yang paling diprioritaskan, sebab dianggap mampu

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mendorong pembangunan secara cepat. Bahkan kemajuan dan peran yang

besar dari industri dalam perekonomian yang sering dijadikan tolak ukur

dalam kemajuan suatu bangsa (Boediono, 1996:17).

Banyaknya anggapan bahwa industrialisasi merupakan keharusan dari

setiap bangsa yang ingin maju, bahkan maju mundurnya suatu bangsa diatur

dalam keberhasilannya dalam melaksanakan industrialisasi. Dimana

industrialisasi yang makin efisien dalam suatu perekonomian nasional

membutuhkan perusahaan-perusahaan kecil, menengah, dan besar. Industri

kecil, menengah, dan besar mempunyai asas saling melengkapi, yaitu bahwa

fungsi-fungsi tertentu di bidang pemasokan, produksi, penjualan,

pengembangan teknologi, dan pemeliharaan serta perbaikan paling baik

dijalankan oleh perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang berbeda-beda.

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-

sektor lain dalam sebuah perekonomian. Produk-produk industri selalu

memiliki “dasar tukar” (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan

serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk

sektor yang lain. Hal ini disebabkan karena faktor industri memiliki variasi

produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal yang

tinggi kepada pemakainya (Dumairy, 1997).

Peranan sektor industri yang ditujukan untuk memperkukuh struktur

ekonomi nasional dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar

sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional dan kesempatan

kerja sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan pembangunan

di berbagai sektor lainnya dan juga diharapkan mampu meningkatkan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pertumbuhan pendapatan perkapita. Pembangunan di sektor industri

dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan

antar industri dan antar sektor industri yang memasukkan bahan baku industri,

melalui iklim yang merangsang bagi penanam modal dan penyebaran

pembangunan industri di daerah sesuai dengan potensi masing-masing dan

sesuai dengan iklim usaha yang memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional

(Todaro, 2000:152).

Industri bukan hanya sekedar untuk menghasilkan barang semata,

melainkan berusaha untuk mampu menghasilkan sesuatu baik barang jadi

maupun barang setengah jadi yang selanjutnya dijual. Dimana hasil yang

dijual haruslah mampu memenuhi keinginan dan selera dari konsumen,

sekaligus berusaha menciptakan harga yang bisa dijangkau oleh para

konsumen. Perkembangan industri dewasa ini telah menunjukkan banyak

kemajuan, dimana hasilnya tidak saja kualitatif tetapi juga beragam.

Pengembangan sektor industri melalui industri hulu dan hilir tetap bertumpu

pada prinsip efisiensi dan efektifitas dalam tahap transisi selalu akan

menghasilkan keuntungan yang berbeda dikarenakan industri hulu adalah

industri padat modal dan padat teknologi, sedangkan industri hilir lebih padat

karya (Dumairy, 1997:227).

Pembangunan industri di Indonesia tidak hanya dititikberatkan pada

industri besar saja tetapi juga diperhatikan perkembangan industri kecil dan

kerajinan rumah tangga. Selain itu, perkembangan industri juga diupayakan

untuk mengembangkan potensi yang ada yaitu melalui pemanfaatan sumber

daya alam dan sumber daya lainnya secara optimal seperti adanya

pembangunan di sektor industri pedesaan dengan tujuan untuk meningkatkan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dan mengembangkan industri di daerah atau industri kecil di pedesaan

tersebut.

Adapun ciri-ciri industri kecil (Mubyarto, 1995) adalah sebagai

berikut :

1. Jumlah tenaga kerja kurang dari 5-9 orang.

2. Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari lingkungan atau dekat dengan

lokasi industri.

3. Teknologi yang digunakan bersifat sederhana dan lebih banyak

menggunakan tenaga tangan.

4. Bahan dasar umumnya didapat dari sekitarnya.

Pembangunan industri yang diarahkan untuk lebih meningkatkan

industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain melalui penyempurnaan,

pengaturan, pembinaan, dan pengembangan usaha serta meningkatkan

produktifitas dan perbaikan mutu produksi dengan tujuan untuk memperluas

kesempatan untuk berusaha dan kesempatan kerja. Dengan perkembangan

industri kecil akan meningkatkan pola pendapatan pengusaha dan pengusaha

kecil, serta kemampuan untuk memasarkan dan mengekspor hasil-hasil

produksinya. Dalam hubungan ini diharapkan sekaligus diusahakan agar

peranan industri kecil dapat lebih ditingkatkan.

Industri kecil mempunyai peranan penting dalam kegiatan ekonomi

nasional, misalnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan, ikut membantu

pelayanan masyarakat luas, mempercepat pemerataan distribusi, mendorong

pertumbuhan ekonomi dan ikut menjaga stabilitas nasional. Dengan demikian

industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu sasaran yang

memerlukan perhatian khusus. Sasaran tersebut sangat sesuai dengan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

permasalahan yang ada di Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran

yang tidak dapat ditampung oleh lapangan pekerjaaan yang tersedia.

Salah satu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan pembangunan

ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah dengan melihat nilai Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan adanya data tersebut diketahui

tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, struktur perekonomian daerah dan

juga tingkat kemakmuran penduduk.

Tabel 1.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

Surakarta Tahun 2006 – 2008 ( Juta Rupiah )

No Lapangan Usaha 2006 2007 2008

1 Pertanian 2.855,22 2.899,10 2.866,18

2 Pertambangan dan Galian 1.786,83 1.828,17 1.905,23

3 Industri Pengolahan 1.134.134,37 1.173.422,60 1.200.606,83

4 Listrik, Gas & Air Bersih 91.764,94 96.867,33 103.020,58

5 Bangunan 482.295,37 528.770,39 583.069,88

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.059.091,72 1.126.471,69 1.211.208,49

7 Pengangkutan & Komunikasi 404.594,41 428.864,77 449.973,94

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

401.749,42 425.590,18 449.992,44

9 Jasa-jasa 489.257,66 519.573,14 546.699,38

Jumlah 3.666.929,94 3.775.516,98 4.549.342,95

Sumber : BPS Kota Surakarta 2008

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa sektor industri sebagai salah

satu sektor strategis dalam pembangunan perekonomian di Surakarta. Jumlah

PDRB yang berasal dari industri pengolahan terus mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, sektor industri di Surakarta memberikan

sumbangan terhadap PDRB sebesar Rp. 1.173.422,60 juta, meningkat sebesar

3,46% dari periode sebelumnya yakni sebesar Rp 1.134.134,37 juta pada tahun

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2006. Pada tahun 2007 industri pengolahan di Surakarta merupakan

penyumbang PDRB terbesar dengan persentase sebesar 27,26% terhadap

jumlah PDRB secara keseluruhan dari berbagai lapangan usaha. Sedangkan

jumlah PDRB Kota Surakarta yang berasal dari industri pengolahan pada

tahun 2008 adalah sebesar Rp 1.200.606,83 juta, meningkat sebesar 2,32% dari

tahun 2007. Hal ini menggambarkan bahwa industri di Surakarta memiliki

potensi yang dapat dikembangkan di masa mendatang.

Industri kecil kerajinan merupakan usaha yang tangguh dan mandiri

yang dapat memperkokoh struktur perekonomian nasional, khususnya sektor

industri yang mempunyai peranan penting ditinjau dari segi penyerapan tenaga

kerja. Untuk mengetahui peranan sektor industri dari segi kesempatan kerja

dapat ditunjukkan dengan melihat jumlah penyerapan tenaga kerja oleh sektor

industri tersebut. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri di Kota

Surakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Industri

di Kota Surakarta Tahun 2006-2008

Jenis Industri 2006 2007 2008

Besar 10.608 13.272 13.388

Menengah 7.560 7.770 7.938

Kecil 24.954 25.482 26.167

Non Formal 12.055 12.352 12.712

Jumlah 55.177 58.876 60.205

Sumber : Disperindag Surakarta (diolah)

Industri kecil di Surakarta pada tahun 2007 menyerap 25.482 tenaga

kerja, meningkat sebesar 2,12% dari periode sebelumnya tahun 2006 yakni

sebesar 24.954 tenaga kerja. Pada tahun 2008 jumlah tenaga kerja yang

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

diserap oleh industri di Surakarta adalah sebesar 26.167 tenaga kerja,

meningkat 2,69% dari tahun 2007. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

bahwa industri kecil mampu menyerap tenaga kerja lebih besar dibandingkan

dengan penyerapan tenaga kerja yang dilakukan oleh industri besar dan

menengah. Persentase jumlah penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil

terhadap jumlah keseluruhan tenaga kerja yang diserap oleh berbagai macam

industri di Surakarta adalah sebesar 45,22% pada tahun 2006, 43,28% pada

tahun 2007, dan 43,46% pada tahun 2008.

Kota Surakarta selain memiliki brand sebagai kota budaya, Surakarta

juga mempunyai potensi besar pada perdagangan batik. Dilihat dari

perkembangan peningkatan industri kecil (termasuk diantaranya industri

kerajinan batik) dari tahun 2002 sampai tahun 2006, telah memberikan

sumbangan nilai produksi, nilai investasi, penyediaan lapangan kerja dan unit

usaha yang lebih besar dibanding industri sedang dan besar. Kondisi ini

menunjukkan dimana sektor industri kecil di Surakarta lebih potensial untuk

dikembangkan terutama untuk memajukan sektor pariwisata, meningkatkan

ekspor non migas, dan meningkatkan pendapatan pengusaha itu sendiri.

Perkembangan industri kecil di Surakarta dapat dilihat pada Tabel 1.3 dibawah

ini.

Tabel 1.3 Perkembangan Industri Kecil Kota Surakarta Tahun 2002 – 2006

No. Uraian 2002 2003 2004 2005 2006

1. Unit Usaha 866 916 945 975 1.061

2. Tenaga Kerja 20.893 21.531 21.888 22.064 24.954

3. Nilai Investasi 50.424,92 51.292,07 53.954,060 55.091,910 57.895,790

4. Nilai Produksi 7.049.036,80 4.277.699,47 4.178.405,82 4.234.729,80 4.239.889,80

Sumber : Disperindag Surakarta (diolah)

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Brand kota Surakarta sebagai kota budaya, tentunya menuntut kota ini

untuk menghadirkan atmosfir budaya di segala aspek. Kota Surakarta mampu

mengangkat sisi lain pariwisatanya melalui sentuhan kualitas peradaban yang

tinggi. Dengan menjadikan budaya Jawa sebagai daya tarik pariwisata, maka

timbul tantangan bagi Pemerintah kota maupun warga Kota Surakarta untuk

bertahan di tengah laju modernisasi.

Walaupun industri kecil sebagian besar berada di pedesaan dan masih

dikerjakan oleh golongan masyarakat ekonomi lemah, namun sudah ada yang

sebagian mampu berkembang. Sebagian usaha industri kecil yang belum

berkembang dikarenakan kekurangan modal, lemahnya pemasaran, dan proses

produksi yang masih sederhana.

Industri batik di Surakarta memberikan kontribusi yang cukup besar

dalam kebutuhan sandang. Sebagai salah bagian dari satu kebutuhan sandang,

batik dikenal dan digemari masyarakat dari berbagai kelas sosial. Batik

merupakan bagian dari kebudayaan Jawa dapat dikatakan cukup kuat

keberadaanya di masyarakat. Ini terbukti dengan meluasnya penggunaan kain

batik yang semula dipakai wanita dan sebagian kecil pria, kini diakui sebagai

pakaian Nasional Indonesia.

Sebagai daerah wisata, Surakarta mempunyai potensi yang sangat

besar dalam pengembangan produksi dan pemasaran barang kerajinan Batik.

Hal ini ditinjau dari tersedianya tenaga kerja yang terampil dan bahan baku

yang tersedia. Surakarta merupakan kota batik, sampai-sampai mempunyai

corak yang berbeda dengan daerah lain. Umur kerajinan batik sendiri sudah

cukup tua karena ketrampilan membuat Batik dimulai dari lingkungan Kraton

oleh para abdi dalem sehingga produk yang dihasilkan lebih kelilhatan elegan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dan berkharisma. Industri batik sampai saat ini tetap merupakan komoditi

unggulan yang senantiasa dikembangkan baik dari segi desain maupun

mutunya. Produk kerajinan telah mampu menembus pasar Internasional dan

cukup besar minat konsumen Mancanegara sehingga dapat menambah sumber

devisa negara.

Sejalan dengan pengembangan pariwisata yang sedang berlangsung di

Surakarta maka industri kecil kerajinan memiliki proses yang

menggembirakan, terutama untuk industri kecil yang memproduksi barang-

barang seni seperti batik, dimana batik tersebut masih identik dengan nilai-

nilai tradisional, mengingat Surakarta sendiri masih memiliki peninggalan

bersejarah yaitu Keraton Surakarta dan masih ada sebagian kehidupan

masyarakat yang dilingkupi nuansa kehidupan keraton (kerajaan).

Industri kecil kerajinan berperan penting dalam pembangunan ekonomi

khususnya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat kecil. Dengan

demikian, berbagai upaya akan dilakukan dalam rangka memajukan industri

kecil kerajinan. Industri batik di Surakarta sempat mengalami keruntuhan, hal

ini disebabkan karena secara nasional waktu itu industri batik kalah dengan

industri tekstil. Pada masa orde baru dimana perkembangan ekonomi cukup

tinggi, terutama perkembangan industri tekstil. Hal ini sangat berpengaruh

pada produksi batik. Batik yang tadinya merupakan pakaian wajib orang jawa,

tergeser oleh produksi pabrik tekstil bermotif batik. Tergesernya produk batik

karena pertumbuhan industri tekstil yang cukup besar saat itu telah membuat

posisi pengusaha batik semakin terhimpit.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Selain itu, banyaknya kendala-kendala utama yang dihadapi oleh para

pengusaha industri kecil batik seperti (1) keterbatasan finansial, kebanyakan

para pengusaha mempunyai modal awal yang bersumber dari pinjaman (bank,

koperasi atau perorangan). Bank merupakan pinjaman yang dominan bagi

pengusaha industri batik. Tetapi banyak juga yang menggunakan modal

sendiri dikarenakan kesulitan meminjam dari bank karena tidak punya agunan,

tidak tahu prosedur peminjaman, prosedur yang sulit dan suku bunga yang

tinggi. (2) keterbatasan SDM, rata-rata tenaga kerja yang dipekerjakan di

industri kecil batik berpendidikan rendah. (3) masalah bahan baku, tingginya

biaya produksi yang disebabkan karena mahalnya harga-harga bahan baku

yang ternyata masih harus diimpor. (4) kesulitan pemasaran, tekanan-tekanan

persaingan baik pasar domestik maupun pasar ekspor. (5) keterbatasan

teknologi, umumnya industri kecil masih menggunakan teknologi lama atau

tradisional. Keterbelakangan teknologi ini hanya membuat rendahnya total

faktor produksi dan efisiensi proses produksi tetapi produk yang dihasilkan

memiliki kualitas yang rendah (Tambunan, 2002).

Akhir-akhir ini batik mulai menemukan keberhasilan kembali karena

trend penggunaan batik berkembang lagi. Dengan adanya pengakuan dari

UNESCO mengenai batik sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia

berdampak terhadap pemesanan baju seragam batik dari berbagai instansi

perusahaan. Selain itu himbauan pemerintah untuk mengenakan pakaian batik

pada tanggal 2 Oktober sebagai tanggal penganugerahan batik sebagai warisan

budaya dunia dari Indonesia ikut mendongkrak jumlah penjualan pakaian

batik. Hal ini juga berdampak pada peningkatan permintaan pasar terhadap

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

batik di Kota Surakarta. Tingginya permintaan pasar terhadap batik

menyebabkan jumlah produksi batik mengalami peningkatan. Peningkatan

produksi batik tersebut mengakibatkan penjualan batik di Surakarta

meningkat, sehingga penghasilan yang diperoleh pengusaha batik juga

mengalami peningkatan. Dengan kata lain, kebijakan Pemerintah tersebut

secara ekonomis menguntungkan para pengusaha batik.

Beberapa alasan dan permasalahan yang dikemukakan di atas

mendorong Pemerintah Kota Surakarta untuk mendukung perkembangan

industri batik yang ada di Surakarta. Salah satu upaya yang dilakukan yakni

dengan memberikan peralatan produksi batik kepada beberapa Kelompok

Usaha Bersama (KUBE), di antaranya berupa alat cap batik berbagai motif

baik tradisional maupun kreasi, peralatan mencelup batik, tungku, dan mesin

jahit untuk memproses kain batik menjadi produk jadi. Hal ini dilakukan guna

mempercepat pertumbuhan produksi batik, sehingga kedepannya diharapkan

Kota Surakarta menjadi sentra industri batik sekaligus batik menjadi

trademark Kota Surakarta.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini ingin menganalisis pengaruh

modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku terhadap keuntungan industri kecil

batik di Surakarta. Oleh sebab itu, penelitian ini mengambil judul

“ANALISIS PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN BIAYA

BAHAN BAKU TERHADAP KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL

BATIK (STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA)”.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pengaruh faktor modal terhadap tingkat keuntungan

pengusaha industri kecil batik di Surakarta?

2. Bagaimanakah pengaruh faktor tenaga kerja terhadap tingkat keuntungan

pengusaha industri kecil batik di Surakarta?

3. Bagaimanakah pengaruh faktor biaya bahan baku terhadap tingkat

keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta?

4. Manakah dari faktor modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat keuntungan

pengusaha industri kecil batik di Surakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah seperti yang telah diungkapkan

sebelumnya, maka tujuan studi yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor modal terhadap tingkat

keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor tenaga kerja terhadap tingkat

keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor biaya bahan baku terhadap

tingkat keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Untuk mengetahui manakah dari faktor modal, tenaga kerja dan biaya

bahan baku yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat

keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah dalam menentukan

kebijakan pembangunan ekonomi, khususnya pada perkembangan dan

pertumbuhan industri batik di Kota Surakarta.

2. Untuk menambah pengetahuan dan informasi, serta sebagai bahan

referensi untuk melengkapi penelitian-penelitian selanjutnya terutama

yang membahas tentang industri batik.

3. Membantu untuk mengetahui keadaan pasar batik yang ada didaerah

wilayah penelitian maupun yang di luar daerah penelitian.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Industri

1. Pengertian Industri

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) definisi dari industri yaitu

suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu

yang melakukan kegiatan untuk mengubah bahan baku dengan mesin atau

kimia atau dengan tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang-

barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya

dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.

Industri memiliki pengertian yang luas, dapat dinyatakan dalam

lingkup mikro maupun makro (Nurimansjah Hasibuan, 1993:12).

Pengertian industri secara mikro dapat dikaitkan dengan pengertian pasar

secara abstrak yaitu ada kumpulan perusahaan yang melakukan transaksi

jual beli dalam satu waktu. Sehingga kajian-kajian mengenai ekonomi

industri dilakukan dalam sistem mekanisme pasar terbagi dua yaitu kondisi

permintaan dan kondisi penawaran. Secara makro, industri merupakan

kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah.

Industri adalah kumpulan dari beberapa perusahaan yang

menghasilkan barang sejenis (Ary Sudarman, 1990:6). Sedangkan hasil

dari simposium hukum perindustrian, mendefinisikan industri sebagai

suatu rangkaian, kegiatan usaha ekonomi yang meliputi pengolahan,

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pengerjaan, pengubahan, dan perbaikkan bahan baku atau barang jadi

sehingga lebih berguna dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Ekonomi industri adalah ilmu ekonomi yang mempelajari

mengenai pentingnya pasar diorganisir dan bagaimana

pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi

industri menelaah struktur pasar dan perusahaan dan menekankan pada

penelitian struktur pasar, perilaku dan kinerja pasar (Structure-Conduct-

Performance). Hubungan Struktur-Perilaku-Kinerja merupakan hubungan

yang sederhana, dimana struktur mempengaruhi perilaku kemudian

mempengaruhi kinerja. Perilaku mempelajari bagaimana perilaku dari

produsen, dan tujuan dari perusahaan adalah memaksimalkan laba

(Wihana Kirana Jaya, 2001: 16).

2. Pengelompokan Industri

1. Menurut Departemen Perindustrian, Industri Nasional Indonesia

dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu (Lincolin Arsyad,

2001:10) :

a. Industri Dasar

Meliputi kelompok industri mesin dan logam dasar (IMLD)

dan kelompok kimia dasar (IKD), yang termasuk dalam kelompok

IMLD antar lain industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan

sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam IKD antara lain industri

pengolahan kayu, industri karet alam, industri pestisida dan lain

sebagainya. Jika dilihat dari misinya industri dasar mempunyai tujuan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan

struktur industri yang bersifat padat modal.

b. Industri Kecil

Meliputi industri pangan (makanan, minuman dan tembakau);

industri sandang dari kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang yang

berbahan dari kulit); industri kimia dan bangunan (industri kertas,

percetakan, penerbitan dan lain-lain); industri galian logam dan bukan

logam (mesin-mesin listrik, alat-alat ilmu pengetahauan dan lain

sebagainya). Kelompok industri kecil ini diharapkan dapat menambah

kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dan manfaat pasar

dalam negeri dan luar negeri.

c. Industri Hilir

Industri hilir adalah kelompok aneka industri (AI) yang

meliputi indsutri pengolahan sumber daya hutan, industri yang

mengolah hasil pertambangan, industri ysng mengolah sumber daya

pertanian secara luas. Aneka industri ini mempunyai misi

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemeretaan serta

memperluas kesempatan kerja.

2. Menurut BPS

BPS mengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja

yang dipekerjakan menjadi empat bagian yaitu :

a. Industri besar, mempunyai jumlah pekerja 100 orang atau lebih.

b. Industri sedang, mempunyai pekerja antara 20 sampai 99 orang.

c. Industri kecil, mempunyai pekerja antara 5 sampai 19 orang.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d. Industri kerajinan rumah tangga, mempunyai pekerja kurang dari 5

orang.

3. Menurut Ekstensi Dinamisnya (Irsan Ashari Saleh, 1990:6) :

a. Industri Lokal

Industri lokal adalah kelompok jenis industri yang

menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang

terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha

umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola penguasaan yang

bersifat subsistem. Dalam target pemasarannya yang sangat terbatas

telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya menggunakan

sarana transportasi yang sederhana. Adapun karena pemasaran hasil

produksinya ditangani sendiri maka pada kelompok industri lokal ini

jasa pedagang perantara boleh dikatakn kurang menonjol.

b. Industri Sentra

Industri sentra adalah kelompok industri yang dari segi satuan

usahanya tergolong kecil tetapi membentuk suatu pengelompokan atau

kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang

menghasilkan barang yang sejenis. Ditinjau dari target pemasaran yang

tergolong kategori kedua ini umumnya menjangkau pasar yang lebih

luas dari pada industri lokal, sehingga peran pedagang perantara

menjadi cukup menonjol.

c. Industri Mandiri

Pada dasarnya dapat dideskripsikan sebagai kelompok industri

yang masih kecil, namun telah berkemampuan untuk mengadaptasi

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

teknologi produksi yang tinggi. Dalam pemasarannya relatif tidak

tergantung pada peranan pedagang perantara.

3. Pengertian Industri Kecil

Pengertian industri kecil secara mikro adalah kumpulan dari

perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang homogen, atau

barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat

(Nurimansyah Hasibuan, 1993:12). Ada begitu banyak pengertian industri

kecil saat ini, karena masing-masing lembaga atau departemen

mendefinisikan pada kriteria yang saling berbeda. Beberapa pengertian

industri kecil menurut berbagai pihak adalah sebagai berikut :

a. Pengertian Industri Kecil Menurut Departemen Perindustrian

Peraturan Mentri Perindustrian menjelaskan beberapa

pengertian yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yaitu :

1) Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi

barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,

termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan industri.

2) Perusahaan Industri Kecil yang selanjutnya disebut Industri Kecil

(IK) adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang

industri dengan nilai investasi paling banyak Rp. 200.000.000 (dua

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan usaha.

3) Perusahaan industri menengah yang selanjutnya disebut industri

menengah (IM) adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha

di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

4) Industri kecil dan Menengah (IKM) adalah perusahaan industri

yang terdiri dari industri kecil (IK) dan industri menengah (IM).

b. Pengertian Industri Kecil Menurut Departemen Perdagangan

Departemen perdagangan dalam mendefinisikan industri kecil

lebih menitik beratkan pada aspek permodalan, yaitu industri dengan

modal kurang dari Rp. 25.000.000 (Mudrajad Kuncoro, 2000:310).

c. Pengertian Industri Kecil Menurut BPS (Badan Pusat Statistik)

Menurut definisi BPS berdasarkan jumlah tenaga kerjanya,

dikelompokkan menjadi empat:

1) Perusahaan atau industri besar yang mempekerjakan 100 orang

atau lebih.

2) Perusahaan atau industri sedang yang mempekerjakan 20 orang

atau sampai 99 orang.

3) Perusahaan atau industri kecil jika mempekerjakan 5 orang sampai

19 orang.

4) Perusahaan atau industri kerajinan atau rumah tangga yang

mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 5 orang tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam industri yang berskala

kecil adalah sektor industri yang mempekerjakan tenaga kerja

sekitar 5 sampai 19 orang (Lincolyn Arsyad, 2001:176-177).

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Pengertian Industri Kecil Menurut Kementrian Koprasi dan UKM

Kementrian Negara Koperasi dan UKM mendefinisikan UKM

adalah sebagai berikut (Mudrajad Kuncoro, 2000:310) :

1) Usaha mikro adalah suatu usaha yang memiliki aset diluar tanah

dan bangunan kurang dari Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)

dan memiliki omset kurang dari Rp. 1.000.000.000 (satu milyar

rupiah) per tahun.

2) Usaha menengah adalah suatu usaha yang memiliki aset lebih dari

Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan memiliki omset antara

1 milyar rupiah sampai 10 milyar rupiah per tahun.

e. Departemen Perindustrian mengkategorikan industri kecil menjadi tiga

kategori ( Thee Kian Wee, 1994 :56) yaitu:

1) Industri Kecil Modern

Industri kecil modern ini meliputi industri yang

menggunakan teknologi proses madya intermediate proses

teknologi, mempunyai skala produksi yang terbatas, tergantung

pada dukungan Litbang dan usaha perekayasaan, dilibatkan dalam

sistem industri besar dan menengah dengan sistem pemasaran

domestik dan menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan

modal lainnya.

Industri kecil modern jumlahnya hampir 5% dari jumlah

total industri kecil di Indonesia, dimana industri kecil ini

mempunyai akses untuk menjangkau sistem pemasaran di pasar

domestik maupun di pasar ekspor.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Industri Kecil Tradisional

Industri kecil ini menggunakan proses yang sederhana,

teknologi pada bantuan Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang

disediakan oleh Departemen Perindustrian sebagian dari bantuan

teknis dari industri kecil, mesin serta alat perlengakapan modal

relatif sederhana, lokasi di daerah pedesaan dan akses untuk

menjangkau pasar di luar lingkungannya yang berdekatan terbatas.

3) Industri Kecil Kerajinan

Industri kecil kerajinan didorong atas landasan budaya yaitu

pelestarian budaya Indonesia yang juga memberikan pendapatan

bagi kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah, khususnya

yang berada di pedesaan. Industri kecil kerajinan juga meliputi

industri kecil yang sangat beragam mulai dari industri kecil yang

menggunakan teknologi yang sangat sederhana, teknologi madya,

maupun teknologi yang maju dimana industri kerajinan ini

menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup luas.

4. Karakteristik Industri Kecil

Industri kecil pada tahap awal berbentuk industri Rumah Tangga

(Home Industry), tempat tinggal dan tempat kerja menjadi satu. Semua

pekerjaan dari pimpinan, pelaksanaan produksi dan penjualan dilakukan

oleh para anggota keluarga dari satu keluarga. Modal yang digunakan

dalam kegiatan produksi tercampur dengan uang rumah tangga dalam

membiayai kehidupan sehari-hari, untung-rugi sulit dibedakan karena

modal dimana untuk barang yang dikonsumsi selalu sama.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Secara umum industri kecil memiliki karakteristik yang hampir

sama (Mudrajad Kuncoro, 2000:316) yaitu :

a. Tidak ada pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi,

pemilik dan pengelola industri, serta memanfaatkan tenaga kerja dari

keluarga dan teman dekatnya.

b. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit

formal, industri kecil sebagian besar menggantungkan pembiayaan

usahanya dari modal sendiri atau bahkan sumber lain–lain seperti

keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.

c. Sebagian besar industri kecil ditandai dengan belum dipunyainya

status badan hukum. Menurut catatan BPS (1994), dan jumlah industri

kecil sebanyak 124.990 ternyata 90,6 persen merupakan perusahaan

perseorangan yang tidak berakta notaris; 4,7 persen teergolong

perusahaan perseorangan berakta notaris dan hanya 1,7 persen yang

sudah mempunyai badan hukum (PT, CV, Firma).

d. Ditinjau menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga

bagian dari sseluruh industri bergerak dibidang kelompok industri

makanan, minuman, tembakau yang kemudian diikuti oleh kelompok

industri bahan galian bukan logam. Adapun yang bergerak pada

kelompok usaha industri kertas dan kimia relatif masih sedikit sekali

yaitu kurang dari satu persen.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

5. Misi Dan Tujuan Serta Tantangan Industri Kecil

a. Misi dan Tujuan Industri Kecil

Misi dan tujuan industri kecil dalam tata laksana kehidupan

nasional adalah untuk menunjang pemerataan kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha. Selain itu, industri kecil bertujuan pula mengisi

subsektor industri sedang dan besar, serta kebutuhan masyarakat

disamping merupakan jembatan mata rantai dari pengadaan barang-

barang kebutuhan sehari-hari masyarakat yang menghubungkan

sektor-sektor primer penghasil bahan-bahan mentah dengan

masyarakat konsumen (Irsan Ashari Shaleh, 1986:7). Untuk mencapai

misi dan tujuan tersebut usaha pemerintah membentuk badan usaha

yang membantu mengadakan pembinaan pengembangan industri kecil

yang disebut juga (BIDIK).

b. Tantangan Industri Kecil

Pembinaan industri kecil harus lebih diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan seseorang pengusaha kecil menjadi

pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa pengembangan

industri kecil mengalami beberapa kendala seperti tingkat

kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen keuangan, sumber

daya manusia, kewirausahaan pemasaran dan keuangan. Lemahnya

kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini mengakibatkan

industri kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik.

Secara spesifik, masalah dasar yang dihadapi oleh industri

kecil (Mudrajad Kuncoro, 2000) yaitu :

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1) Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar

pangsa pasar.

2) Kelemahan dalam bidang organisasi dan manajemen SDM.

3) Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk

memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.

4) Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil.

5) Keadaan iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan

yang saling mematikan.

6) Pembinaan yang telah dilaksanakan masih kurang terpadu dan

kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap

industri kecil.

Secara garis besar, tantangan yang dihadapi industri kecil

dapat dibagi dalam dua kategori (Mudrajad Kuncoro, 2000) yaitu:

1) Bagi industri kecil dengan omset kurang dari 50 juta umumnya

kendala yang mereka hadapi adalah bagaimana menjaga

kelangsungan hidup usahanya.

2) Bagi industri kecil dengan omset antara Rp 50 juta hingga 2

Trilyun persaingan yang dihadapi jauh lebih kompleks, umumnya

mereka mulai memikirkan ekspansi usaha lebih lanjut.

B. Struktur Pasar

Penggolongan bentuk-bentuk atau struktur pasar pada perekonomian

didasarkan pada (Sadono Sukirno, 2004) :

a) Ciri-ciri jenis barang yang dihasilkan.

b) Banyaknya perusahaan dalam kegiatan menghasilkan barang tersebut.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c) Mudah tidaknya perusahaan baru menjalankan kegiatan untuk

memproduksi barang tersebut.

d) Besarnya kekuasaan sesuatu perusahaan di dalam pasar.

Analisa ekonomi membedakan struktur pasar dalam empat jenis pasar,

yaitu pasar persaingan sempurna, pasar oligopoli, pasar monopoli murni, dan

pasar persaingan monopolistik.

1. Pasar Persaingan Sempurna

Persaingan sempurna merupakan suatu kondisi yang ideal dan

dirancang untuk mendefinisikan persaingan sejelas mungkin. Sebuah

industri pasar persaingan sempurna biasanya mengikuti asumsi-asumsi,

yaitu :

a) Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak, sehingga tidak ada

individu yang mempengaruhi harga maupun jumlah produksi.

b) Produk dari seluruh perusahan dalam pasar adalah homogen.

c) Terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna sehingga perusahaan

sejenis dapat masuk ke dalam kegiatan industri tersebut.

d) Konsumen, pemilik sumber daya dan perusahaan dalam pasar

mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan pasar

barang dan jasa.

2. Pasar Oligopoli

Struktur oligopoli merupakan bentuk yang sebagian besar ada

dalam dunia nyata. Dimana kemungkinan pola perilaku pasar bertambah

kompleks. Dalam oligopoli, para produsen bereaksi atas tindakan satu

sama lain secara langsung (personal). Interaksi antar penjual dalam pasar

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

ini disebut saling ketergantungan. Dengan demikian produsen dalam

struktur oligopoli tidak hanya memperhitungkan reaksi pesaing atas

tindakan tersebut dimana saling ketergantungan ini mempunyai derajat

yang berbeda-beda.

Sebagian besar situasi pasar di dunia nyata, terletak di antara dua

kubu yang ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.

Salah satu kasus yang penting adalah pasar oligopoli, dimana hanya

terdapat beberapa penjual dari produk yang serupa maupun yang dengan

diferensiasi.

Unsur bentuk pasar ini adalah persaingan bukan harga dan unsur

monopoli, tetapi yang dominan dalam unsur monopoli. Pasar oligopoli

adalah pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja. Sebagai

akibat dari jumlah perusahaan yang sangat sedikit, kegiatan setiap

perusahaan adalah sangat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan lainnya di

dalam industri yang sama (Sadono Sukirno, 2004). Ciri-ciri pasar oligopoli

adalah sebagai berikut:

a) Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak.

b) Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya

sangat tangguh.

c) Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara

iklan.

Pasar oligopoli memiliki dua dampak seperti pada bentuk pasar

atau industri lain, ada aspek positif bentuk oligopoli yang menunjang

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

efisiensi ekonomi serta aspek negatif akibat unsur-unsur serta ciri-ciri yang

ada padanya.

a) Aspek Positif dari Bentuk Pasar Oligopoli

Perusahaan-perusahaan pada pasar oligopoli mencoba

menghindari persaingan harga. Mereka lebih memusatkan diri pada

persaingan bukan harga. Hal ini mendorong mereka mengadakan

pengembangan tekhnik produksi serta perbaikan kualitas produk. Hal

ini akan membuat konsumen dapat lebih banyak memilih produk

sesuai dengan kualitas masing-masing produk dari industri tersebut.

Perbaikan teknik produksi juga akan mengakibatkan terjadinya

penurunan biaya per satuan output serta kenaikan permintaan bila

disertai advertensi. Dengan demikian, dalam industri oligopoli terdapat

dorongan kuat untuk memacu kebutuhan teknologi.

b) Aspek Negatif dari Bentuk Pasar Oligopoli

Bentuk pasar ini mirip dengan bentuk industri monopoli

dengan rintangan masuk dan menghasilkan pembatasan. Hal ini

memungkinkan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit)

yang dinikmati oleh produsen oligopoli dengan ataupun tanpa kolusi

cenderung menetapkan harga dan output mendekati situasi industri

oligopoli. Hal ini memungkinkan adanya eksploitasi terhadap

konsumen dan buruh (karena P>MC : seperti pada kasus monopoli).

Dengan demikian, untuk pasar oligopoli yang seperti ini cenderung

merugikan konsumen.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Pasar Monopoli Murni

Monopoli murni adalah bentuk organisasi pasar dimana terdapat

perusahaan tunggal yang menjual komoditi yang tidak mempunyai

subtitusi sempurna. Produsen tunggal ini menguasai seluruh kurva

permintaan pasar tanpa ada pesaing lainnya sehingga ia bisa memilih

tingkat output yang akan memberikan keuntungan paling besar bagi

perusahaan. Monopoli ini bisa tercipta karena adanya batasan atau

rintangan untuk perusahaan baru yang ingin masuk ke dalam industri

tersebut. Adapun ciri-ciri pasar persaingan monopolistis adalah sebagai

berikut :

a) Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan.

b) Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.

c) Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri.

d) Dapat mempengaruhi penentuan harga.

e) Promosi iklan kurang diperhatikan.

4. Pasar Persaingan Monopolistik

Struktur pasar yang digunakan oleh objek dalam penelitian ini

adalah pasar persaingan monopolistik. Pasar persaingan monopolistik pada

dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem,

yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu, sifat-sifatnya

mengandung unsur sifat-sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar

persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan

sebagai suatu pasar dimana banyak terdapat produsen yang menghasilkan

barang yang berbeda corak (differentiated product). Salah satu ciri khas

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pasar persaingan sempurna adalah pentingnya membuat iklan untuk

mempromosikan penjualan karena mereka menghasilkan barang yang

berbeda corak (Sadono Sukirno, 2004:297). Kegiatan membuat iklan tidak

diperlukan dalam dalam pasar persaingan sempurna dan monopoli. Dalam

pasar persaingan sempurna, memproduksikan barang yang serupa dan

tidak boleh dibedakan satu sama lain sehingga iklan tidak diperlukan.

Dalam pasar monopoli, iklan juga tidak diperlukan karena barang yang

dihasilkannya adalah satu-satunya barang di pasar. Salah satu ciri pasar

industri batik adalah persaingannya yang cenderung monopolistik. Setiap

batik-batik yang yang belum mempunyai brand image untuk bisa eksis

harus menaruh produknya ke perusahaan batik yang sudah terkenal. Hal

ini, menunjukkan pasar batik sangat tergantung pada label dan brand

image. Adapun ciri-ciri pasar persaingan monopolistis adalah sebagai

berikut (Sadono Sukirno, 2004) :

a) Terdapat banyak penjual

Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan

monopolistis, namun demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam

pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar sudah terdapat

beberapa puluh firma, maka pasar persaingan monopolistis sudah

mungkin terwujud. Yang penting, tidak satupun dari firma-firma

tersebut ukuran atau besarnya jauh melebihi dari firma-firma lainnya.

Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang

relatif sama. Keadaan ini menyebabkan produksi sesuatu perusahaan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

adalah sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam

keseluruhan pasar.

b) Barangnya bersifat berbeda corak

Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan di

antara pasar persaingan monopolistis dan pasar persaingan sempurna.

Dalam pasar persaingan sempurna produksi berbagai perusahaan

adalah serupa sehingga sukar untuk membedakan yang mana yang

merupakan produksi suatu firma dan yang mana pula produksi firma

lainnya. Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda

coraknya (differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan

diantara produksi yang dihasilkan oleh suatu firma dengan firma

lainnya.

Disamping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut

terdapat pula perbedaan–perbedaan dalam pembungkusannya,

perbedaan dalam bentuk jasa perusahaan setelah penjualan (after sale

service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli.

Sebagai akibat dari perbedaan–perbedaan ini barang yang

diproduksikan oleh firma-firma dalam pasar persaingan monopolistis

bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna kepada barang

yang diproduksikan firma lain. Mereka hanya merupakan pengganti

yang dekat atau close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang

dihasilkan inilah yang menjadi sumber dari adanya kekuasaan

monopoli, walaupun kecil yang dimiliki oleh firma dalam pasar

persaingan monopolistis.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c) Firma mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga

Berbeda dengan firma dalam pasar persaingan sempurna, yang

tidak mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, firma dalam

pasar persaingan monopolistis dapat mempengaruhi harga. Namun

demikian, pengaruhnya ini relatif kecil kalau dibandingkan dengan

firma oligopoli dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh

firma monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya,

yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product.

Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih

menyukai barang yang dihasilkan oleh suatu firma dan kurang

menyukai barang yang dihasilkan oleh firma lainnya. Maka apabila

suatu firma menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik

pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak sebelum adanya

kenaikan harga. Sebaliknya, apabila firma menurunkan harga tidaklah

mudah untuk menjual barang yang diproduksikannya. Banyak diantara

konsumen di pasar masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh

firma-firma lain, walaupun harganya sudah relatif menjadi lebih

mahal.

d) Masuknya produsen baru dalam pasar atau industri yang relatif

mudah

Firma yang akan masuk dan akan menjalankan usaha didalam

pasar persaingan monopolistis tidak akan banyak mengalami

kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti di dalam

oligopoli dan monopoli. Tetapi masuknya firma baru dalam pasar

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tidaklah semudah dalam pasar persaingan sempurna. Yang pertama

ialah karena modal yang diperlukan adalah relatif besar kalau

dibandingkan dengan mendirikan firma dalam pasar persaingan

sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan

barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar,

dan mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh pelanggan.

Maka firma baru pada dasarnya harus berusaha memproduksikan

barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus

dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.

e) Persaingan mempromosikan penjualan sangat aktif

Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari firma-

firma dalam pasar persaingan monopolisitis. Suatu perusahaan

mungkin menjual barangnya dengan harga yang relatif tinggi, tetapi

masih dapat menarik banyak pelanggan. Sebaliknya suatu firma lain

mungkin harganya relatif rendah, tetapi tidak banyak menarik

pelanggan. Keadaan seperti ini adalah disebabkan oleh sifat barang

yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini

menimbulkan daya tarik yang berbeda kepada para pembeli. Maka

untuk mempengaruhi cita rasa para pembeli, pengusaha melakukan

persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan yang

demikian itu antara lain adalah di dalam memperbaiki mutu dan desain

barang, melakukan kegiatan iklan yang terus-menerus, memberikan

syarat penjualan yang menarik, dan sebagainya.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Teori Produksi

1. Pengertian Teori Produksi

Teori produksi adalah suatu teori yang mempelajari cara seorang

pengusaha dalam mengkombinasikan berbagai macam input pada tingkat

teknologi tertentu untuk menghasilkan sejumlah output tertentu seefisien

mungkin. Jadi sasaran teori produksi adalah untuk menentukan tingkat

produksi yang efisien dengan sumber daya yang ada (Ary Sudarman,

1990:51).

Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output

sehingga nilai barang tersebut bertambah. Produsen adalah orang yang

melaksanakan suatu proses produksi (Sri Adiningsih, 1995:4).

Produksi sebagai pencipta guna, ditinjau dari segi pengertian teknis

merupakan suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang telah

tersedia yang diharapkan terwujud hasil yang diinginkan. Sementara itu

dari pengertian ekonomis merupakan suatu proses pendayagunaan segala

sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas dan

kuantitasnya, dikelola dengan baik sehingga merupakan komoditas yang

dapat diperdagangkan.

Produksi dapat ditinjau dari dua pengertian, yaitu pengertian teknis

dan pengertian ekonomis. Ditinjau dari pengertian teknis produksi

merupakan suatu proses pemberdayagunaan sumber-sumber yang telah

tersedia dengan mana diharapkan terwujudkan hasil yang yang lebih dari

segala pengorbanan yang telah diberikan. Ditinjau dari pengertian

ekonomis, produksi diartikan sebagai suatu proses pendayagunaan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sumber-sumber yang telah tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin

kualitas dan kuantitasnya, sehingga hasilnya merupakan komoditi yang

dapat diperdagangkan.

2. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan

antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input)

(Mubyarto, 1995:68). Analisis fungsi produksi sering digunakan, untuk

mengetahui informasi sumber daya yang terbatas seperti tanah, tenaga

kerja, dan modal dapat dikelola dengan baik agar produksi maksimum

dapat diperoleh. Oleh karena itu dalam fungsi produksi dikenal istilah

faktor ketidaktentuan (uncertainty) dan resiko (risk). Besarnya tingkat

faktor ketidaktentuan ini akan menentukan besarnya resiko yang dihadapi

(Soekartawi, 2003:151).

Dalam teori ekonomi, diambil pula suatu asumsi dasar mengenai

sifat dari fungsi produksi yaitu fungsi produksi dari semua produksi

dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut

The Law of Diminishing Return. Hukum ini mengatakan bahwa bila suatu

macam input ditambah penggunaannya sedang input-input yang lain tetap

maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit yang

ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun

bila input tersebut terus ditambahkan satu unit (Boediono, 1996).

Fungsi produksi dibedakan menjadi dua, fungsi produksi jangka

pendek dan fungsi produksi jangka panjang. Pembagian fungsi produksi

tidak didasarkan pada lama waktu yang dipakai dalam satu proses

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

produksi, akan tetapi dilihat dari macam input yang digunakan.

Berdasarkan jangka waktu yang memungkinkan apakah suatu input dapat

berubah jumlahnya atau tidak, maka ada dua macam input, yaitu input

tetap (fixed) dan input variabel (variable input). Input tetap adalah input

yang jumlahnya dalam jangka pendek tidak dapat diubah, sedangkan input

variabel adalah input yang dapat diubah jumlahnya (Ary Sudarman,

1990:95). Proses produksi dalam kurun waktu jangka pendek berlaku bila

salah satu faktor produksi atau lebih bersifat tetap. Dalam kurun waktu ini

output dapat diubah jumlahnya dengan jalan mengubah faktor produksi

variabel yang digunakan sedang faktor produksi tetap tidak berubah. Jika

produsen ingin menambah produksinya dalam jangka pendek, dapat

dilakukan dengan tingkat skala perusahaan. Dalam kurun waktu produksi

jangka panjang, produsen bebas mengubah semua faktor produksi. Dengan

demikian dalam jangka panjang tidak ada input tetap, semua faktor

produksi adalah bersifat variabel. Perubahan tingkat output dapat

dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi dalam tingkat kombinasi

yang seoptimal mungkin (Sri Adiningsih, 1995:8-9).

Fungsi produksi merupakan sebuah deskripsi matematis atau

kuantitatif dari berbagai macam kemungkinan produksi yang dihadapi

perusahaan. Faktor produksi menunjukkan keterkaitan antara faktor

produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor produksi disebut

dengan input (X) dan jumlah produksi disebut dengan output (Y) secara

matematis hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Q = f (X1, X2, X3,…..,n)

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Keterangan :

Q = Produksi atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi X

X = Faktor Produksi atau variabel yang mempengaruhi Q

Faktor produksi dengan dua input dapat diasumsikan bahwa salah

satu input adalah konstanta dalam jangka pendek, maka dapat dijelaskan

hubungan input output secara lebih luas.

Dalam pembahasan teori ekonomi produksi, penelitian yang

banyak diminati dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini.

Hal tersebut disebabkan karena beberapa hal antara lain (Soekartawi,

2003) :

a. Dengan fungsi produksi, maka diketahui hubungan antara faktor

produksi (input) dan produksi (output) secara langsung dan hubungan

tersebut lebih mudah dimengerti.

b. Dengan fungsi produksi maka diketahui hubungan antara variabel yang

dijelaskan (dependen variable), dengan variabel yang menjelaskan

(independen variable), sekaligus mengetahui hubungan antara variabel

penjelas.

3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi Produksi Cobb-Douglas yaitu suatu fungsi atau persamaan

yang melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel yang satu

disebut variabel dependen (Y) dan yang lain variabel independen (X).

Penyelesaian hubungan antara Y dan X, biasanya dengan cara regresi.

Dengan demikian, kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam

penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menjadi terkenal setelah diperkenalkan oleh Cobb, C.W dan Douglas, P.H.

Pada tahun 1928 melalui artikelnya yang berjudul “A theory of

production”. Artikel ini dimuat untuk pertama kalinya di majalah ilmiah

American Economic Review 18 (Suplement) halaman 139-165. Sejak itu

fungsi Cobb-Douglas dikembangkan oleh para peneliti sehingga namanya

bukan saja “fungsi produksi” tetapi juga dinamakan “fungsi biaya Cobb-

Douglas” dan fungsi keuntungan Cobb-Douglas (Soekartawi, 2003:159).

Bila fungsi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan

antara Y dan X maka dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3, ………, Xn)

Secara matematik, fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan seperti

persamaan (Soekartawi, 2003) :

Y= α X1b1 X2

b2….Xibi….Xn

bn eu

dimana :

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a,b = besaran yang akan diduga

u = kesalahan (disturbance term)

e = logaritma natural, e = 2,718

Beberapa alasan penggunaan fungsi produksi Cobb-Douglas :

a. Fungsinya dapat diubah menjadi fungsi linear dengan transformasi

logaritma sehingga penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas

menjadi relatif lebih mudah.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Dapat menunjukkan elastisitas produksi tiap input yang ditunjukkan

oleh besarnya nilai koefisien regresi.

c. Mampu menunjukkan skala usaha produksi.

d. Dapat untuk mengetahui besarnya produksi total, produksi rata-rata

dan produksi marginal.

5. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas

Untuk melihat hubungan antara keuntungan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya dipergunakan model fungsi keuntungan Cobb-Douglas.

Cara fungsi keuntungan Cobb-Douglas ini pertama kali diperkenalkan oleh

Lau dan Yotopoulos pada tahun 1971. Fungsi keuntungan Cobb-Douglas

ini banyak digunakan untuk penelitian berbagai jenis usaha karena :

a) Anggapan bahwa pengusaha mempunyai sifat memaksimumkan

keuntungan baik jangka pendek maupun panjang.

b) Cara pendugaannya relatif mudah.

c) Memanipulasi terhadap cara analisis mudah dilakukan.

d) Peneliti dapat mengukur tingkatan efisiensi pada tingkatan atau cirri

yang berbeda.

Perkembangan lebih lanjut dari teori yang diperkenalkan oleh Lau-

Yotopoulos tersebut adalah menurunkan fungsi keuntungan Cobb-Douglas

dengan teknik yang dinamakan Unit Output Price (UOP) Cobb-Douglas

Profit Function. Cara ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa pengusaha

adalah memaksimumkan keuntungan daripada memaksimumkan kepuasan

(utilitas) usahanya. UOP-CDFP adalah suatu fungsi (persamaan) yang

melibatkan harga faktor produksi dan harga produksi yang telah

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dinormalkan dengan harga tertentu. Dinormalkan artinya besarnya

keuntungan dan variabel lain dibagi dengan besarnya harga produksi.

Untuk kasus di Indonesia, fungsi keuntungan Cobb-Douglas ini

digunakan oleh Saragih (1982) untuk menduga skala usaha pada

perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara, Indrawanto dan Yuhono

(1997) menggunakannya untuk menduga fungsi keuntungan dan skala

usahatani pala rakyat di Sulawesi Utara.

Fungsi keuntungan secara umum dapat dijabarkan melalui proses

penurunan matematika (Lau and Yotopoulus, 1972) sebagai berikut.

Misalkan fungsi produksi adalah :

Y = f (X1, X2,......, Xm ; Z1, Z 2 ,.....,Zn) .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1)

Dimana :

p = keuntungan

P = harga output per unit

Xi = input tidak tetap ke-i (i=1,2,..,m)

Zj = input tetap ke-j (j=1,2,…,n)

Wi = harga input tidak tetap ke-i

Keuntungan maksimum dicapai pada nilai produksi marjinal

sama dengan harga input. Secara matematis, hal tersebut dapat ditulis

sebagai berikut :

……...………………………….….(3

)

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Jika persamaan (3) dinormalkan dengan harga output, didapat

persamaan sebagai berikut :

…………………...………... (4)

Dimana Wi* = Wi / p = harga input ke-i yang dinormalkan dengan

harga output. Jika persamaan (2) dinormalkan dengan dengan harga

output, diperoleh persamaan sebagai berikut :

Dimana p* dikenal sebagai fungsi keuntungan UOP atau Unit

Output Price Profit Function.

Jumlah optimal dari input perubah Xi yang memberikan

keuntungan maksimum jangka pendek dapat diturunkan dari persamaan

(4), yaitu :

…........…………………...(6)

Substitusi persamaan (6) ke dalam persamaan (2) akan

mendapatkan :

Karena Xj

* sebagai fungsi dari Wi* dan Jz, maka persamaan (7)

dapat ditulis sebagai berikut:

……………………………….(8)

Persamaan (8) merupakan fungsi keuntungan yang

memberikan nilai maksimum dari keuntungan jangka pendek untuk

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

masing-masing harga output, harga input tidak tetap Wi dan tingkat

input tetap Zj. Jika persamaan (8) dinormalkan dengan harga output,

maka didapat :

………………...(9)

Persamaan (9) merupakan fungsi keuntungan UOP sebagai

fungsi dari harga input tidak tetap yang dinormalkan dengan harga

output dan sejumlah input tetap.

Spesifikasi fungsi keuntungan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah fungsi keuntungan Cobb-Douglas yang diturunkan

dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Melalui proses penurunan dari

persamaan (1) sampai (9) di atas, maka diperoleh fungsi keuntungan

Cobb- Douglas sebagai berikut :

Keterangan :

A = intersep

p* = keuntungan yang telah dinormalkan

Wi* = harga input tidak tetap ke-i yang telah dinormalkan

Zj* = input tetap ke-j yang telah dinormalkan

α i * = koefisien input tidak tetap

β j * = koefisien input tetap

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

D. Pengertian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Pengusaha

Industri Kecil Batik di Surakarta

1. Modal

Modal adalah seperangkat sarana yang digunakan para pekerja baik

berupa barang maupun uang guna menjalankan usahanya. Modal tersebut

dapat dikategorikan menjadi dua macam :

a. Modal investasi; diantaranya tanah, bangunan, peralatan produksi dan

lain-lain.

b. Modal kerja; diantaranya bahan baku, bahan penolong, teknologi dan

lain-lain.

Modal merupakan permasalahan sentral yang dihadapi oleh

pengusaha. Disini modal memegang peranan penting dalam

perekonomian. Penggunaan modal besar dalam proses produksi akan dapat

meningkatkan pendapatan yang diterima oleh pengusaha industri batik.

Tanpa adanya modal maka sangat tidak mungkin suatu proses produksi

dapat berjalan (Sadono Sukirno, 2004).

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam

kegiatan produksi, karena tenaga kerja itulah yang berperan

mengalokasikan dan memanfaatkan faktor produksi lain guna

menghasilkan suatu output yang bermanfaat. Sedangkan pengertian tenaga

kerja itu mempunyai beberapa pengertian antara lain sebagai berikut :

a) Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun)

atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan

jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Mulyadi,

2003:37).

b) Tenaga kerja adalah sejumlah penduduk yang dapat menghasilkan

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka,

mereka akan berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Tenaga kerja

sering pula disebut penduduk usia kerja dalam arti sudah bekerja,

sedang mencari kerja, dan sedang melakukan kegiatan lain yang belum

tercakup mencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga

walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu

dan sewaktu–waktu dapat berpartisipasi dalam bekerja (Wiro Suhardjo

Kartoso, 1996:43).

c) Tenaga kerja berdasarkan definisi PBB adalah penduduk usia 15-64

tahun, sementara penduduk Indonesia usia 10 tahun telah ada yang

mulai bekerja atau membantu mendapatkan penghasilan dan penduduk

umur tua (65 tahun ke atas) juga ada yang masih bekerja, oleh karena

itu definisi tenaga kerja yang tampak lebih sesuai untuk Indonesia

adalah penduduk keluarga usia 10 tahun ke atas. Dalam definisi tenaga

kerja Indonesia tercakup keluarga umur 10-14 tahun dan keluarga

umur 64 tahun ke atas.

Faktor tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan terus

diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan

cuma dilihat dari segi jumlah tenaga kerjanya tetapi juga dari segi

kualitasnya dan macam tenaga kerja yang memadai. Jumlah tenaga kerja

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

yang diperkirakan disesuaikan dengan kebutuhan sampai pada tingkat

tertentu, sehingga jumlahnya optimal. Tenaga kerja memberikan

kontribusi penting terhadap keuntungan yang diperoleh pengusaha melalui

peningkatan produktivitasnya.

3. Biaya Bahan Baku

Bahan atau bahan mentah merupakan faktor produksi yang

dibutuhkan dalam setiap proses produksi. Menurut Gunawan Adi Saputro

dan Marwan Asri (1998), bahan baku atau bahan mentah yang digunakan

dalam proses produksi dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a) Bahan mentah langsung (Direct Material)

Bahan mentah langsung yaitu semua bahan mentah yang

merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan dan mempunyai

hubungan erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang

dihasilkan sehingga biaya bahan langsung merupakan biaya variabel

bagi perusahaan.

b) Bahan mentah tidak langsung

Bahan mentah tidak langsung yaitu bahan mentah yang ikut

berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak

pada barang jadi yang dihasilkan. (Adi Gunawan Saputra dan Marwan

Asri, 1998: 225).

Bahan baku merupakan unsur terpenting dalam kegiatan

operasional. Penggunaan bahan baku yang dengan biaya terendah akan

meningkatkan kontribusi keuntungan yang lebih besar.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

E. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan oleh Josephine Wuri dan Yuliana Rini

Hardanti tahun 2006 yang berjudul “Peranan Industri Kecil Dalam

Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Kasus Pada Industri Kerajinan Batik

Kayu di Dusun Krebet, Sendangsari, Pajangan, Bantul)”. Penelitian ini

melihat pengaruh nilai produksi, umur usaha, dan umur pengusaha terhadap

tingkat keuntungan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang

telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Variabel nilai

produksi merupakan variabel yang paling signifikan menentukan tingkat

keuntungan pengusaha. 2) Berdasarkan aspek produksi, diketahui bahwa ada

perbedaan rata-rata keuntungan yang signifikan pada kelompok pengusaha

berdasarkan sumber modal dan jumlah tenaga kerja. 3) Dari aspek pemasaran,

diketahui bahwa tidak ada perbedaan keuntungan rata-rata antara pengusaha

yang melakukan penjualan langsung maupun yang melalui perantara.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sahara, Dahya dan Amiruddin

Syam tahun 2004 dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Keuntungan Usaha Tani Kakao di Sulawesi Tenggara”. Pada penelitian

tersebut untuk melihat hubungan antara keuntungan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya digunakan model fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Fungsi

keuntungan tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk double logaritma

natural (ln), sehingga merupakan bentuk linier berganda. Berdasarkan hasil

analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan

usahatani kakao secara nyata adalah luas areal dan harga pupuk. Keuntungan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

maksimal akan diperoleh petani dengan memperluas areal pertanaman dan

meningkatkan penggunaan pupuk sampai batas rekomendasi dosis

pemupukan. Disamping perluasan areal pertanaman, keuntungan masih dapat

ditingkatkan dengan penambahan pupuk sesuai dengan acuan rekomendasi,

artinya walau terdapat peningkatan biaya pupuk namun produksi yang dicapai

akan optimal sehingga keuntungan akan meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafrudin Mandaka dan M. Parulian

Hutagaol tahun 2005 dengan judul “Analisis Fungsi Keuntungan, Efisiensi

Ekonomi Dan Kemungkinan Skema Kredit Bagi Pengembangan Skala Usaha

Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kelurahan Kebon Pedes, Kota Bogor”.

Studi kasus ini menggunakan alat analisis berupa model fungsi keuntungan

Unit Output Price (UOP) Profit Function dan analisis pendapatan serta

cashflow. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat

kepercayaan pada beberapa variabel input tidak tetap (75%) dalam model

fungsi keuntungan UOP menunjukkan bahwa peternak di wilayah tersebut

umumnya memiliki kecenderungan yang sama dalam teknis produksi maupun

biaya produksi dan hanya input tetap berupa jumlah induk produktif yang

berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan di atas 75%. Skala usaha

ekonomi peternakan sapi perah rakyat berada pada kondisi decreasing returns

to scale dimana penambahan input tetap menyebabkan kenaikan keuntungan

usaha ternak yang semakin menurun dalam jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan oleh Lawrence J. Lau dan Pan A.

Yotopoulos tahun 1972 dengan judul “Profit, Supply, and Factor Demand

Functions”. Dalam penelitian ini ditunjukkan bagaimana memperoleh fungsi

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

faktor penawaran dan permintaan dari fungsi keuntungan secara umum.

Selanjutnya bagaimana estimasi empiris dapat diimplementasikan. Kerangka

ini diterapkan dengan mengestimasi secara bersama-sama fungsi keuntungan

dan fungsi permintaan tenaga kerja untuk pertanian Amerika. Gabungan

estimasi menggunakan informasi teoritis apriori yang melekat pada fungsi

keuntungan. Dalam analisis ini model dari keuntungan maksimum jangka

pendek konsisten dengan perilaku yang diamati dari perusahaan. Sejumlah

perkiraan yang umumnya setuju dengan gagasan apriori dan teori ekonomi

diperoleh dari model fungsi keuntungan. Mereka adalah koefisien dari fungsi

produksi serta permintaan tenaga kerja dan output penawaran elastisitas

terhadap tingkat upah, harga output, dan kuantitas faktor produksi tetap.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Guna mempermudah pelaksanaan penelitian agar tercapai tujuan yang

diinginkan digunakan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kegiatan usaha industri kecil batik ini mempunyai tujuan guna

memperoleh keuntungan. Tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh

berbagai faktor antara lain :

MODAL

BIAYA BAHAN BAKU

KEUNTUNGAN TENAGA KERJA

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1. Modal

Permasalahan sentral dan klasik yang selalu dihadapi oleh

pengusaha dan pemilik usaha industri batik adalah permasalahan

permodalan, karena modal disini memegang peranan penting dalam

perekonomian. Penggunaan modal besar dalam proses produksi akan dapat

meningkatkan produksi yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi belum

menjamin naiknya keuntungan yang diterima. Tanpa adanya modal maka

sangat tidak mungkin suatu proses produksi dapat berjalan (Sadono

Sukirno, 2004).

2. Tenaga Kerja

Secara individu variabel tenaga kerja berpengaruh positif terhadap

output sektor industri batik, yaitu apabila tenaga kerja naik maka output

industri batik juga naik. Hal ini disebabkan karena kenaikan jumlah tenaga

kerja akan menambah jumlah produksi industri batik tersebut melalui

bertambahnya jumlah pekerja yang bekerja di industri tersebut.

3. Biaya Bahan Baku

Bahan baku sangat penting dalam suatu proses produksi. Dalam hal

ini biaya bahan baku adalah mempunyai hubungan yang negatif atau tidak

searah terhadap keuntungan. Hal ini berarti, jika biaya bahan baku

bertambah, maka akan mengakibatkan keuntungan pengusaha menurun

dan sebaliknya, jika pengeluaran untuk bahan baku berkurang maka

keuntungan akan meningkat.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

G. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang

dikemukakan dalam perumusan masalah yang harus dibuktikan kebenarannya.

Hipotesis dalam penelelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga faktor modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat

keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

2. Diduga faktor tenaga kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap

tingkat keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

3. Diduga faktor biaya bahan baku berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap tingkat keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

4. Diduga faktor modal mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

tingkat keuntungan pengusaha industri kecil batik di Surakarta.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku terhadap

keuntungan industri kecil batik di Surakarta.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-

individu yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 2000:42). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha industri kecil batik yang ada di

wilayah Kota Surakarta. Di dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti

berapa jumlah populasi pengusaha industri kecil batik di Kota Surakarta

dikarenakan tidak ada data yang pasti yang dapat menjelaskan berapa jumlah

pengusaha industri kecil batik di Kota Surakarta.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki (Djarwanto, 2000:43). Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2001:12)

ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian adalah antara 30 s/d

500 agar memenuhi distribusi normal. Karena populasi pengusaha industri

kecil batik yang ada di Kota Surakarta tidak terdokumentasi secara akurat,

maka sampel penelitian diambil secara accidental yaitu dengan menentukan

sendiri jumlah sampel. Dengan cara ini dipilih sebanyak 90 sampel pengusaha

industri kecil batik secara keseluruhan.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian. Pada dasarnya terdapat dua cara

pengambilan sampel, yaitu Random Sampling dan Nonrandom Sampling.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak

sederhana (Simple Random Sampling), seluruh individu dalam populasi diberi

kesempatan untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Djarwanto, 2000:45).

Pemilihan teknik ini dikarenakan anggotanya sama/homogen.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer diperoleh dari hasil metode observasi dan interview kepada

para pengusaha kerajinan batik dengan menggunakan daftar kuisioner.

2. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti,

a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta,

b. Biro Pusat Statistik Surakarta, dan

c. Data lain yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui,

jurnal, artikel dan bahan lain dari berbagai situs website yang

mendukung.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2. Metode Kuisioner

Metode kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden

dilakukan secara sistematis, teratur dan berdasarkan pada tujuan penelitian

untuk dijawabnya.

D. Definisi Operasional Variabel

Ada dua jenis variabel yang perlu didefinisikan untuk keperluan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat), yaitu variabel yang

dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya. Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan. Keuntungan

merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya input yang digunakan.

Total penerimaaan diperoleh dari penjualan produksi yang dihasilkan

dihitung dalam satu bulan dengan menggunakan fungsi keuntungan.

Dalam perhitungannya, nilai keuntungan (laba yang diterima oleh

pengusaha batik) dalam satu bulan dibagi dengan tingkat harga jual (harga

output) dengan dinyatakan dalam rupiah (Rp).

2. Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas), yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a) Modal

Modal adalah besarnya dana yang dimiliki oleh pengusaha

batik untuk menjalankan usahanya atau seperangkat sarana yang

digunakan berupa barang maupun uang dengan satuan (Rp). Modal

yang digunakan oleh para pengusaha batik adalah modal kerja dimana

modal tersebut adalah jumlah nilai yang dikeluarkan dalam proses

produksi yang habis dalam satu kali proses produksi, meliputi jumlah

nilai rupiah yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dan bahan

tambahan lainnya dalam satu bulan yang dinyatakan dalam Rupiah

(Rp).

b) Tenaga Kerja

Banyaknya tenaga manusia atau karyawan yang terlibat

langsung dalam proses produksi. Dalam penelitian ini satuan yang

digunakan untuk mengukur variabel tenaga kerja adalah satuan orang.

c) Biaya Bahan baku

Biaya Bahan baku adalah jumlah nilai rupiah yang dikeluarkan

untuk mengadakan bahan baku dalam satu bulan yang dinyatakan

dalam jumlah rupiah (Rp).

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan dengan penelitian secara langsung baik itu

melalui kuesioner maupun wawancara langsung dengan responden.

Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2001:21).

2. Analisis Induktif

a. Metode Regresi Linier Berganda (Ordinary Least Square)

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda double log dengan

pendekatan fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

dimana :

A = intersep

p* = keuntungan yang dinormalkan (Rp/bulan)

W1* = biaya bahan baku yang dinormalkan (Rp/bulan)

Z1* = modal yang dinormalkan (Rp/bulan)

Z2* = jumlah tenaga kerja (orang)

α i * = koefisien input tidak tetap

β j * = koefisien input tetap

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Pengujian Secara Ekonomi

a. Uji t Statistik (Pengujian Secara Individu)

Merupakan pengujian variabel-variabel penjelas secara

individual yang dilakukan untuk melihat apakah variabel inependen

secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen dengan menganggap variabel lain konstan. Pengujian ini

menggunakan uji dua sisi. Adapun langkah-langkahnya adalah

(Insukindro dkk, 2003:49) :

1) Menentukan formula hipotesis

Ho : b1 = 0

Berarti variabel dependen secara individu tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.

Ha : b1 ¹ 0

Berarti variabel dependen secara individu memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.

2) Menentukan level of significance, α = 5%

3) Menentukan t tabel dan menghitung t hitung

K)(N2α

Tabelt -=

dimana:

a = derajat signifikansi

N = jumlah sampel

K = jumlah variabel

) i β Se(i β

hitungt =

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dimana :

bi = koefisien regresi

Se(bi) = standart error

4) Menentukan kriteria pengujian

Gambar 3.1

Uji - t

Daerah Daerah

Tolak Daerah Terima Tolak -t(a/2;n-k) t(a/2;n-k)

Sumber: Modul Lab. Ekonometrika

5) Hasil Pengujian :

a) Jika t-hit > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

b) Jika t-hit < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

b. Uji F Statistik (Uji Signifikansi Secara Keseluruhan)

Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara

keseluruhan dan bersama-sama yang dilakukan untuk melihat apakah

variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan. Adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut (Insukindro dkk, 2003:50) :

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

1) Merumuskan formula hipotesis

Ho : b1 = b2 = b3 = 0

Berarti variabel dependen secara bersama-sama tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.

Ha : b1 ¹ b2 ¹ b3 ¹ 0

Berarti variabel dependen secara bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.

2) Menentukan level of significance, α = 5%

3) Menentukan F tabel dan menghitung F hitung

F tabel ® a ; n-k ; k-1

k))/(nR(1

1)/(k2R Fhit

2 --

-=

dimana:

R2 = koefisien determinasi

k = banyaknya parameter dalam model termasuk intersep

n = banyaknya sampel

4) Kriteria Pengujian

Gambar 3.2

Uji F Statistik

Ho diterima Ho ditolak

F (a:N-k:k-1)

Sumber: Modul Lab. Ekonometrika

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

5) Hasil Pengujian

a) Jika nilai F-hit > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya, variabel independen secara serentak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

b) Jika nilai F-hit < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya, variabel independen secara serentak tidak

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) untuk menunjukkan besarnya

variasi yang terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan perubahan-

perubahan yang terjadi pada variabel yang berada dalam persamaan,

digunakan R dengan rumus (Insukindro dkk, 2003:50) :

dimana :

R2 = Koefisien determinasi

N = Jumlah Observasi

k = Jumlah Variabel

Nilai R2 terletak antara 0 dan 1 (0 £ R2 £ 1). Jika R2 = 1, artinya

garis regresi terbut menjelaskan 100 % variasi dalam variabel tidak

bebas dan sebaliknya. Jika R2=0, artinya model tersebut tidak

menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel tidak bebas. Sehingga

suatu model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya

mendekati nilai 1.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

d. Uji Asumsi Klasik

Setelah dinyatakan tidak terdapat masalah atau penyimpangan

terhadap uji statistik maka dilanjutkan uji asumsi klasik. Untuk itu

perlu dilakukan pengujian yaitu uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas

dan uji multikolinieritas.

1) Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara

anggota serangkaian obeservasi yang diurutkan menurut waktu

atau ruang (Gujarati, 1995: 400-401). Uji ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah terdapat autokorelasi di antara rangkaian

variabel yang diperoleh. Autokorelasi ditemukan jika terdapat

korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi

efisien baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi

ada tidaknya autokorelasi yaitu, uji d Durbin-Watson (Durbin-

Watson d test), uji Lagrange Multiplier (LM Test), uji Breusch-

Godfrey (Breusch-Godfrey Test) dan uji ARCH (ARCH Test).

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi

akan digunakan Lagrange Multiplier Test. Langkah dari Lagrange

Multiplier Test adalah sebagai berikut:

a) Melakukan regresi terhadap variabel independen dengan

menempatkan nilai residual dari hasil regresi OLS sebagai

variabel dependennya.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b) Memasukkan nilai R² hasil regresi OLS ke dalam rumus (n-1)

R², dimana n adalah jumlah observasi.

c) Membandingkan nilai R2 dari hasil regresi tersebut dengan nilai

c² dalam tabel statistik Chi Square. Kriterianya adalah, jika:

· Apabila nilai (n-1) R2 > nilai tabel c² berarti tidak terjadi

masalah autokorelasi.

· Apabila nilai (n-1) R2 < nilai tabel c² berarti terjadi masalah

autokorelasi.

Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas

dan variabel tidak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey

terhadap residu dari hasil regresi model tersebut.

2) Uji Heteroskedastisitas

Asumsi dari model regresi linier klasik yaitu kesalahan

pengganggu mempunyai varians yang sama. Apabila asumsi

tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas yaitu

suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak

sama untuk semua nilai variabel bebas. Ada beberapa metode yang

dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas, seperti menggunakan uji Park, uji Glesjer, uji

White, uji Breusch-Pagan Godfrey. Pada penelitian ini

menggunakan uji ARCH LM test. Apabila nilai probabilitas

obs*R-squared > α=5%, maka tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana terdapat

hubungan linier sempurna atau pasti di antar variabel-variabel

bebas dalam suatu regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan linier yang pas di antara variabel yang menjelaskan

dalam model regresi ini dapat dilakukan berbagai cara pengujian.

Gejala multikolinier adalah pada saat R2 sangat tinggi, namun tidak

ada satupun dari koefisien regresi yang signifikan secara statistik

melalui uji-t.

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas salah

satunya adalah dengan menggunakan pendekatan korelasi parsial

dengan cara melihat besarnya R2 dan (r2). Pendekatan ini dapat

dilakukan dengan meregresi setiap variabel bebas dengan variabel

bebas lainnya, yang akan menghasilkan (r2) pada setiap regresi.

Apabila nilai R2 > (r2), berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas,

begitu juga sebaliknya. Langkah-langkah untuk mendeteksi gejala

multikolinearitas adalah sebagai berikut :

Ø Melakukan regresi OLS terhadap model yang digunakan dan

dilihat adjusted r-squared (R2), disebut dengan regresi awal.

Ø Melakukan regresi antar variabel independen (X1, X2, X3) dan

dilihat r-squared (r2).

· Ln X1 = f (Ln X2, Ln X3)

· Ln X2 = f (Ln X1, Ln X3)

· Ln X3 = f (Ln X1, Ln X2)

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB IV

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI EKONOMI

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kondisi Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah

yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang dan Yogyakarta. Kota

Surakarta yang juga dikenal dengan sebutan kota Solo merupakan sebuah

dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan

pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 meter di atas permukaan

air laut. Dengan luas sekitar 44 km2, kota Surakarta secara astronomis

terletak di antara 110°45’15”-110°45’35” Bujur Timur dan 70º36’00”-

70°56’00” Lintang Selatan. Kota Surakarta dilalui oleh tiga aliran sungai

besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai

Bengawan Solo pada zaman dahulu kala sangat terkenal dengan keelokan

panorama serta lalu lintas perdagangannya. Wilayah Kota Surakarta ini

mempunyai suhu udara rata-rata 26ºC - 28ºC dengan tekanan udara rata-

rata 1.010,9 MBS, kelembaban udara 71 persen, kecepatan angin 4 knot

dan arah angin 240 derajat dan beriklim tropis.

Wilayah administratif Kota Surakarta terdiri dari lima kecamatan,

yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar

Kliwon, Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari dan terdiri dari 51

kelurahan yang mencakup 592 RW dan 2.644 RT.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Batas administratif Wilayah Kota Surakarta adalah :

a) Sebelah Utara : Kab. Karanganyar dan Kab. Boyolali

b) Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab. Sukoharjo

c) Sebelah Selatan : Kab. Sukoharjo

d) Sebelah Barat : Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar

Gambar 4.1 Peta Surakarta

Letak wilayah Kota Surakarta yang diapit oleh wilayah lain

menjadikan Kota Surakarta merupakan wilayah yang strategis. Selain itu

posisi Kota Surakarta berada dalam jalur strategis di antara Yogyakarta

dan Semarang (Joglo Semar). Hal ini tentu saja menyebabkan sektor

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

perdagangan terutama sektor informal mudah untuk dikembangkan di

Kota Surakarta, selain sektor pariwisata. Hal ini ditunjukkan dengan

kenyataan bahwa perkembangan perdagangan sektor informal dari tahun

ke tahun semakin meningkat, terutama pedagang kaki lima.

2. Kondisi Sosial dan Sumber Daya Manusia

Kondisi sosial politik selama tahun 2004 lalu dapat dikatakan

relatif tenang dan stabil. Pulihnya Pasar Gede juga memberi andil

bergeraknya pembangunan ekonomi di Kota Surakarta. Keadaan di atas

tentu merupakan hasil upaya terpadu baik dari pemerintah maupun

masyarakat. Tahun 2004 mungkin merupakan tahun dengan situasi sosial

politik yang paling kondusif sejak terjadinya krisis multidimensi beberapa

waktu yang lalu. Keadaan ini mendorong para pelaku ekonomi tumbuh

kembali secara sehat.

Jumlah penduduk yang besar di suatu wilayah merupakan unsur

penting bagi pembangunan. Penduduk yang besar jika dikembangkan

dengan baik dan terpadu akan menjadi potensi dan sumber daya manusia

yang tangguh dalam mendukung pembangunan. Penduduk merupakan

sumber daya manusia yang secara potensial dan dinamis mampu mengolah

sumber daya alam dan sumber daya buatan yang ada untuk mencapai

tingkat produktivitas yang optimal sehingga akhirnya dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat secara luas. Meningkatnya jumlah penduduk

disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini

dikarenakan Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan

berkembang dibandingkan kota-kota lainnya di Jawa Tengah.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Surakarta menurut Jenis Kelamin Tahun 2003-2008

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Total

Rasio Jenis Kelamin

2003 242.591 254.643 497.234 95.27 2004 249.278 261.433 510.711 95.35 2005 250.868 283.672 534.540 88.44 2006 254.259 258.639 512.898 98.31 2007 246.132 269.240 515.372 91.42 2008 247.245 275.690 522.935 89.68

Sumber : BPS Kota Surakarta

Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 522.935

jiwa terdiri dari 247.245 laki-laki dan 275.690 perempuan. Jumlah

penduduk tahun 2008 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk lima

tahun sebelumnya pada tahun 2003 hasil sensus sebesar 497.234 jiwa,

berarti dalam lima tahun terakhir kota Surakarta mengalami kenaikan

sebanyak 25.701 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh

urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di Jawa

Tengah Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan

berkembang dibandingkan kota-kota lainnya di Jawa Tengah.

Tabel 4.2 Luas Daerah, Pembagian Wilayah Administrasi dan Jumlah Penduduk Kota Surakarta Tahun 2008

No. Kecamatan Luas

Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk

Kelurahan Kepadatan penduduk

(jiwa per km2) 1. Serengan 3.19 63.558 7 19.899

2. Laweyan 8.64 109.930 11 12.723

3. Jebres 12.58 142.292 11 11.311

4. Pasar Kliwon 4.82 87.980 9 18.272

5. Banjarsari 14.81 162.093 13 10.945

Jumlah 44,04 565.853 51 12.849

Sumber : BPS Kota Surakarta

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Apabila jumlah penduduk pada tahun 2008 tersebut dibandingkan

dengan luas wilayah yang sebesar 44,04 km2, kepadatan penduduknya

adalah sebesar 12.849 jiwa/km2 yang tersebar di 5 (lima) kecamatan, 51

kelurahan yang mencakup 529 RW dan 2645 RT. Sebagian besar

penduduk bekerja di sektor perdagangan juga sektor industri dan jasa.

3. Aspek Sosial Ekonomi

a. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan adalah jumlah

penduduk menurut tingkat pendidikan yang telah dan sedang

ditempuh, dalam hal ini pendidikan formal. Berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik Surakarta, komposisi penduduk dapat dilihat

pada Tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2006 - 2007

No. Tingkat

Pendidikan 2006 2007

Pertumbuhan 2004-2005 (%)

1. Tamat Akademi/PT 33.823 30.090 -11,04% 2. Tamat SLTA 98.186 83.364 -15,1% 3. Tamat SLTP 102.494 77.830 -24,06% 4. Tamat SD 104.270 77.029 -26,12% 5. Tidak Tamat SD 43.302 28.018 -35,3% 6. Belum Tamat SD 66.223 49.199 -25,7% 7. Tidak Sekolah 24.389 12.468 -48,88%

JUMLAH 482.687 357.998 Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka 2008 (diolah)

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi menurut mata pencaharian merupakan jumlah

penduduk yang bekerja ( usia 10 tahun ke atas ) menurut pekerjaan

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

yang dijalaninya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Surakarta, pada tahun 2005 jenis lapangan pekerjaan yang ditekuni

penduduk Kota Surakarta ada berbagai macam. Pada Tabel 4.4 akan

memperlihatkan banyaknya penduduk menurut mata pencahariannya.

Tabel 4.4 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Usia 10 Tahun Ke Atas ) di Kota Surakarta tahun 2005

No. Mata Pencaharian 2004 % 2005 % Pertumbuhan 2004-2005(%)

1. Petani Sendiri 768 0,18 486 0,12 -36,71 2. Buruh Tani 1.061 0,25 569 0,14 -46,37 3. Pengusaha 9.035 2,18 8.042 1,99 -10,99 4. Buruh Industri 76.059 18,36 70.254 17,44 -7,63 5. Buruh Bangunan 71.329 17,21 64.406 15,99 -9,70 6. Pedagang 33.226 8,02 31.975 7,93 -3,76 7. Angkutan 17.948 4,33 17.235 4,27 -3,97 8. PNS/TNI/POLRI 27.787 6,70 27.505 6,82 -1,01 9. Pensiunan 20.669 4,98 30.791 7,64 48,97 10. Lain-lain 156.358 37,74 151.494 37,61 -3,11 JUMLAH 414.240 100 402.757 100 Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka 2008 (diolah)

c. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)

PDRB merupakan salah satu indikator perkembangan

perekonomian suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan

dengan harga konstan berarti dalam perhitungan telah dihilangkan

pengaruh-pengaruh terhadap merosotnya nilai mata uang.

Perhitungan PDRB Kota Surakarta Tahun 2006-2008

berdasarkan harga konstan dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini :

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.5 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

Surakarta Tahun 2006 – 2008 ( Juta Rupiah )

No Lapangan Usaha 2006 2007 2008

1 Pertanian 2.855,22 2.899,10 2.866,18

2 Pertambangan dan Galian 1.786,83 1.828,17 1.905,23

3 Industri Pengolahan 1.134.134,37 1.173.422,60 1.200.606,83

4 Listrik, Gas & Air Bersih 91.764,94 96.867,33 103.020,58

5 Bangunan 482.295,37 528.770,39 583.069,88

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.059.091,72 1.126.471,69 1.211.208,49

7 Pengangkutan & Komunikasi 404.594,41 428.864,77 449.973,94

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

401.749,42 425.590,18 449.992,44

9 Jasa-jasa 489.257,66 519.573,14 546.699,38

Jumlah 3.666.929,94 3.775.516,98 4.549.342,95

Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka 2008 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006–

2007 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar

pada PDRB Kota Surakarta adalah sektor perdagangan, hotel dan

restoran memberikan kontribusi paling besar pada tahun 2008.

Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil pada tahun

2006-2008 adalah sektor pertambangan dan galian.

B. Gambaran Umum Industri Batik

1. Sejarah batik

Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan

"nitik". Kata batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak

menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

bahan perintang warna corak "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas

kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Teknik membatik telah

dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang

cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal

dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa

oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara

seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka dan Iran. Selain di

Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika.

Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang

berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun

temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari

batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status

seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya

dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai

saat ini masih ada.

2. Perkembangan Usaha Batik

Perkembangan yang dapat diikuti sampai saat ini adalah

perkembangan desain batik yang tercermin pada motif yang sangat

sederhana pada mulanya, sampai pada motif yang ada saat ini,

menunjukkan karya seni yang halus, rumit, dan indah. Motif batik adalah

kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik

disebut juga corak batik atau pola batik (Sewan Susanto, 1973:212).

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kemudian perkembangan usaha batik dari segi teknologi dimulai

dari cara mengikat dan mewarnai sampai pada penggunaan zat perintang

warna yang digunakan semula dari bubur ketan sampai lilin batik. Sebagai

alat pembatik, semula dari bambu/lidi sampai canting tulis dan canting

cap. Sedangkan perkembangan usaha batik dari segi kegunaan produknya

dapat dilihat, mulanya hanya sebagai kain panjang (jarik) tetapi saat ini

kegunaanya tidak terbatas untuk busana saja melainkan digunakan juga

untuk keperluan alat rumah tangga seperti gorden, alat pelapis kursi, sprei,

taplak meja dan lain-lain.

Jawa Tengah telah lama menjadi barometer perkembangan batik

Indonesia. Hampir tiap wilayah sub-budaya di provinsi ini

mengembangkan berbagai motif tersendiri yang akhirnya dianggap sebagai

batik khas daerah itu. Corak dan variasi batik Jawa sendiri berjumlah

ratusan. Tiap variasi tersebut memiliki makna dan filosofi tersendiri. Jawa

Tengah paling tidak memiliki tiga daerah yang menjadi sentra batik

tingkat regional maupun nasional, yaitu Pekalongan, Yogjakarta dan

Surakarta. Tidak hanya memproduksi batik dalam jumlah besar, seniman

di tiga daerah ini aktif memajukan batik dengan cara menciptakan motif-

motif baru. Ketiga daerah ini juga memelopori produksi batik dengan

harga terjangkau tanpa mengorbankan keindahannya.

2. Proses Pembuatan Batik

a. Pelekatan lilin batik

Fungsi dari lilin batik adalah untuk menolak terhadap warna

yang diberikan pada kain pada pengerjaan berikutnya. Agar dapat

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dituliskan pada kain, lilin tadi perlu dipanaskan dahulu kurang lebih

60º-70ºC. Pelekatan lilin dilakukan pada kain untuk membuat motif

batik yang dikehendaki. Dengan cara canting tulis, dengan dicapkan

dengan canting cap atau dilukiskan dengan kuas. Untuk proses

pembatikan cap digunakan canting cap. Proses cap jauh lebih cepat

dibandingkan dengan sistem tulis.

b. Pewarnaan batik

Pekerjaan pewarnaan ini dapat berupa pencelupan, secara

lukisan atau painting. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian

dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-

warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan

warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan,

kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk

melarutkan lilin. Pewarnaan dilakukan secara dingin dan zat pewarna

yang dipakai tidak hilang warnanya pada saat menghilangkan lilin.

c. Menghilangkan lilin

Menghilangkan lilin batik ini berupa penghilangan sebagian

pada tempat tertentu dengan cara mengerik atau menghilangkan lilin

batik secara keseluruhan. Dengan tiga macam proses utama tersebut

dapat dibuat batik dengan beberapa macam teknik pembuatan batik.

Teknik pembuatan batik dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

· Proses tradisional : kerokan, lorodan, bedesan, dan radionan.

· Proses batik bebas : dalam artian tidak harus mengikuti aturan

proses sebagaimana batik tradisional.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

C. Deskripsi Responden Pengusaha Industri Kecil Batik di Kota Surakarta

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 responden dari hasil

kuesioner dalam penelitian ini, diperoleh data-data tentang industri kecil batik

di Kota Surakarta. Data-data tersebut antara lain mengenai keuntungan,

modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku dari pengusaha batik itu sendiri

ditambah dengan data tentang kelompok umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, pengalaman usaha, status usaha, jumlah dan upah tenaga kerja

guna memperjelas deskripsi mengenai industri kecil batik di Kota Surakarta.

Data-data yang ditampilkan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Yang dimaksud umur yaitu umur responden pada saat penelitian

dilakukan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Umur

Kelas Kelompok Umur

(dalam tahun) Frekuensi Persentase

1. < 30 1 1,11 % 2. 30 < 34 6 6,67 % 3. 35 < 39 10 11,11 % 4. 40 < 44 15 16,67 % 5. 45 < 49 18 20 %

6. 50 < 54 34 37,78 %

7. 55 < 59 4 4,44 % 8. ≥ 60 2 2,22 %

Jumlah 90 100 % Sumber: Data Primer, diolah

Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini, jumlah responden terbanyak berusia 50 < 54 tahun yaitu

sebesar 37,78% sebanyak 34 responden. Sedangkan responden yang

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

memiliki prosentase paling sedikit, yaitu berusia < 30 sebesar 1,11%

sebanyak 1 responden.

Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadi pengusaha batik

diperlukan kematangan usaha dan pengalaman yang cukup sehingga dalam

menjalankan usaha batik di Kota Surakarta para pengusaha akan dapat

mengatasi semua permasalahan dengan bijaksana.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data responden yang telah dikumpulkan, mengenai

jenis kelamin dapat dilihat bahwa sebagian besar responden pengusaha

batik kecil di kota Surakarta adalah laki-laki seperti terlihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 4.7 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Jenis Kelamin di Kota Surakarta

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-laki 60 66,67 % 2. Perempuan 30 33,33 %

Jumlah 90 100 % Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 90 pengusaha batik yang

menjadi responden penelitian ini sebanyak 60 orang berjenis kelamin laki-

laki dan 30 orang berjenis kelamin perempuan. Hal ini terjadi, salah

satunya dikarenakan laki-laki merupakan tulang punggung keluarga yang

bertugas untuk mencari nafkah, sedangkan untuk perempuan sering kali

bekerja hanya untuk mendapatkan uang belanja tambahan.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan mempunyai pengaruh bagi pengusaha industri batik

dalam mengelola usaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan

memiliki pola pikir yang semakin rasional.

Tabel 4.8 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Tingkat

Pendidikan di Kota Surakarta

Kelas Pendidikan Frekuensi Persentase

1. SD - - 2. SMP 8 8,89 % 3. SMA 40 44,44 % 4. DIPLOMA 24 26,67 %

5. S1 15 16,67 %

6. S2 3 3,33 % Jumlah 90 100 %

Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini jumlah responden terbanyak telah menempuh tingkat

pendidikan sampai SMA yaitu sebesar 44,44% sebanyak 40 responden.

Jumlah responden dengan tingkat pendidikan sampai dengan SMP sebesar

8,89% sebanyak 8 responden. Jumlah responden dengan tingkat

pendidikan sampai dengan Diploma sebesar 26,67% sebanyak 24

responden. Jumlah responden dengan tingkat pendidikan sampai dengan

S1 sebesar 16,67% sebanyak 15 responden. Sedangkan responden dengan

tingkat pendidikan sampai S2 memiliki prosentase paling sedikit, yaitu

sebesar 3,33% sebanyak 3 responden.

Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengusaha industri batik

di Kota Surakarta berpendidikan cukup tinggi, karena tidak ada pengusaha

yang berpendidikan lulusan SD. Hal ini juga dipengaruhi karena hal

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kepemilikan hampir semua perusahaan batik ini adalah milik sendiri

sekaligus adalah pengelolanya. Sebagai pengelola, sangat diperlukan

pendidikan formal yang berguna dalam pengambilan keputusan maupun

strategi dalam menjalankan usaha.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha

Tabel 4.9 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Pengalaman Usaha di Kota Surakarta

Kelas Pengalaman Usaha (tahun) Frekuensi Persentase

1. < 10 6 6,67 % 2. 10 < 15 11 12,22 % 3. 15 < 20 16 17,78 %

4. 20 < 25 24 26,67 %

5. 25 < 30 30 33,33 % 6. ≥ 30 3 3,33 %

Jumlah 90 100 % Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini jumlah responden terbanyak telah memiliki pengalaman

usaha antara 25 sampai dibawah 30 tahun yaitu sebesar 33,33% sebanyak

39 responden. Sedangkan jumlah responden dengan pengalaman di atas 30

tahun memiliki prosentase paling sedikit yaitu sebesar 3,33% sebanyak 3

responden. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengusaha batik

menjalankan usahanya, maka pengusaha tersebut memiliki peluang yang

lebih besar untuk maju dan berkembang, karena telah banyak mengenal

potensi daerah, sumber daya dan kondisi pasar di Surakarta sehingga

mengetahui pangsa pasar penjualan batik.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Usaha

Tabel 4.10 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Status

Usaha di Kota Surakarta

Kelas Status Usaha Frekuensi Persentase

1. Usaha Utama 58 64,44 % 2. Usaha Sampingan 32 35,55 %

Jumlah 90 100 % Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini jumlah responden terbanyak yang menggunakan status usaha

sebagai usaha utama sebesar 64,44% sebanyak 58 responden. Sedangkan

yang menggunakan status usaha sebagai usaha sampingan memiliki

prosentase paling sedikit yaitu sebesar 35,55% sebanyak 32 responden.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggantungkan

hidup di sektor industri batik.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Tabel 4.11 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Jumlah Tenaga Kerja di Kota Surakarta

Kelas Tenaga Kerja (orang) Frekuensi Persentase

1. < 5 10 11,11 % 2. 5 ≤ 9 35 38,89 % 3. 10 ≤ 14 24 26,67 % 4. 15 ≤ 19 12 13,33 %

5. 20 ≤ 24 6 6,67 %

6. ≥ 25 3 3,37 % Jumlah 90 100 %

Sumber : Data primer, diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 6 kelas dengan 90

responden pada kelas kedua memiliki frekuensi jumlah tenaga kerja yang

paling besar yaitu sebanyak 35 responden (38,89%). Sedangkan pada kelas

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

terakhir memiliki frekuensi jumlah tenaga kerja yang paling kecil yaitu

berjumlah 3 responden (3,37%). Pada kelas kedua memiliki frekuensi

jumlah tenaga kerja yang paling besar, hal ini menggambarkan bahwa

sebagian besar industri kecil batik di Kota Surakarta memiliki jumlah

tenaga kerja rata-rata yaitu antara 5 orang sampai dengan lebih kecil sama

dengan 9 orang.

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Upah Tenaga Kerja

Tabel 4.12 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Upah

Tenaga Kerja di Kota Surakarta

Kelas Upah Tenaga Kerja (Rp) Frekuensi Persentase

1. < 2.000.000 1 1,11 % 2. 2.000.000 < 4.000.000 35 38,89 % 3. 4.000.000 < 6.000.000 25 27,78 % 4. 6.000.000 < 8.000.000 14 15,56 %

5. 8.000.000 < 10.000.000 9 10 %

6. ≥ 10.000.000 6 6,67 % Jumlah 90 100 %

Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini, jumlah responden terbanyak memiliki budget untuk upah

tenaga kerja antara 2.000.000 sampai di bawah 4.000.000 sebesar 38,89%

sebanyak 35 responden, sedangkan untuk budget upah tenaga kerja di

bawah 2.000.000 memilki prosentase yang paling sedikit yaitu sebesar

1,11% sebanyak 1 responden.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Biaya Bahan Baku

Tabel 4.13 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut Biaya

Bahan Baku di Kota Surakarta

Kelas Biaya Bahan Baku (Rp) Frekuensi Persentase

1. < 12.000.000 38 42,22 % 2. 12.000.000 < 24.000.000 22 24,44 % 3. 24.000.000 < 36.000.000 14 15,56 % 4. 36.000.000 < 48.000.000 4 4,44 %

5. 48.000.000 < 60.000.000 2 2,22 %

6. ≥ 60.000.000 10 11,11 % Jumlah 90 100 %

Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini, jumlah responden terbanyak yang mengeluarkan biaya

untuk bahan baku adalah di bawah 12.000.000 sebesar 42,22% sebanyak

38 responden. Sedangkan untuk biaya bahan baku antara 48.000.000

sampai dibawah 60.000.000 memiliki prosentase yang paling sedikit yaitu

sebesar 2,22% sebanyak 2 responden.

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Modal

Tabel 4.14 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Sumber Modal di Kota Surakarta

Kelas Sumber Modal Frekuensi Persentase

1. Bank Pemerintah 50 55,56 % 2. Bank Swasta 24 26,67 % 3. Koperasi 6 6,67 % 4. Sendiri 10 11,11 %

Jumlah 90 100 % Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini jumlah responden terbanyak yang mendapatkan sumber

modal untuk mendirikan usaha industri batik adalah berasal dari bank

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

pemerintah sebesar 55,56% sebanyak 50 responden, sedangkan untuk

sumber modal yang dari koperasi memiliki prosentase yang paling sedikit

yaitu sebesar 6,67% sebanyak 6 responden.

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Modal

Tabel 4.15 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Jumlah Modal di Kota Surakarta

Kelas Modal (Rp) Frekuensi Persentase

1. < 10 Juta 14 15,56 % 2. 10 Juta < 20 Juta 23 25,56 % 3. 20 Juta < 30 Juta 18 20 % 4. 30 Juta < 40 Juta 14 15,56 %

5. 40 Juta < 50 Juta 7 7,78 %

6. ≥ 50 Juta 14 15,56 % Jumlah 90 100 %

Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini, jumlah responden terbanyak yang mempunyai modal untuk

produksi selama sebulan adalah antara 10 Juta sampai di bawah 20 Juta

sebesar 25,56% sebanyak 23 responden. Sedangkan untuk modal produksi

selama sebulan antara 40 Juta sampai di bawah 50 Juta memiliki

prosentase paling sedikit yaitu sebesar 7,78% sebanyak 7 responden.

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Penjualan

Tabel 4.16 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Penjualan

Kelas Pendapatan (Rp) Frekuensi Persentase

1. < 10 Juta 6 6,67 % 2. 10 Juta < 20 Juta 21 23,33 % 3. 20 Juta < 30 Juta 20 22,22 % 4. 30 Juta < 40 Juta 11 12,22 %

5. 40 Juta < 50 Juta 10 11,11 %

6. ≥ 50 Juta 22 24,44 % Jumlah 90 100 %

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Dari tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini, mayoritas responden mempunyai penjualan produksi selama

sebulan adalah diatas 20 Juta sebesar 24,44% sebanyak 22 responden.

Sedangkan untuk penjualan produksi selama sebulan antara 40 Juta sampai

di bawah 50 Juta memiliki prosentase paling sedikit yaitu sebesar 11,11%

sebanyak 10 responden.

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Keuntungan

Tabel 4.17 Distribusi Pengusaha Industri Kecil Batik Menurut

Keuntungan di Kota Surakarta

Kelas Keuntungan (Rp) Frekuensi Persentase

1. < 5 Juta 24 26,67 % 2. 5 Juta < 10 Juta 31 34,44 % 3. 10 Juta < 15 Juta 17 18,89 % 4. 15 Juta < 20 Juta 9 10 %

5. 20 Juta < 25 Juta 3 3,33 %

6. ≥ 25 Juta 6 6,67 % Jumlah 90 100 %

Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.17 diatas dapat dilihat bahwa dari 90 responden

penelitian ini, mayoritas responden mempunyai keuntungan produksi

selama sebulan adalah antara 5 Juta sampai dibawah 10 Juta sebesar

34,44% sebanyak 31 responden. Sedangkan untuk keuntungan produksi

selama sebulan antara 20 Juta sampai dibawah 25 Juta memilki prosentase

paling sedikit yaitu sebesar 3,33% sebanyak 3 responden.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

D. Uji Empirik dan Interpretasi Statistik

1. Hasil Regresi Linier Berganda

Tabel 4.18

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: LUNT Method: Least Squares Date: 05/24/10 Time: 12:59 Sample: 1 90 Included observations: 90

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.580283 0.577851 4.465307 0.0000 LMOD 0.475061 0.045014 10.55370 0.0000 LTK 0.385026 0.086594 4.446323 0.0000 LBB -0.129601 0.045213 -2.866466 0.0052

R-squared 0.991006 Mean dependent var 5.868729 Adjusted R-squared 0.990692 S.D. dependent var 0.728618 S.E. of regression 0.070294 Akaike info criterion -2.428836 Sum squared resid 0.424947 Schwarz criterion -2.317733 Log likelihood 113.2976 F-statistic 3158.706 Durbin-Watson stat 2.010483 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber Eviews3.0

Dari hasil analisa regresi diatas diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut :

LUNT = 2.580283 + 0.475061 LMOD + 0.385026 LTK - 0.129601 LBB

Selanjutnya berdasarkan formula di atas, dapat diketahui nilai

konstanta dan koefisien regresi yang menunjukkan kontribusi masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil regresi tersebut

dapat diketahui bahwa ketiga variabel bebas, yaitu modal, tenaga kerja, dan

biaya bahan baku signifikan dengan t probabilitas lebih kecil dari batas

signifikan 5% (0,05). Dari hasil perhitungan koefisien regresi diketahui

bahwa variabel modal dan tenaga kerja mempunyai kontribusi positif dalam

hubungannya terhadap keuntungan industri kecil batik di Kota Surakarta.

Tetapi variabel biaya bahan baku memiliki kontribusi yang negatif terhadap

keuntungan industri kecil batik di Kota Surakarta. Besarnya kontribusi

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

pengaruh dari masing-masing variabel dapat dilihat dari nilai koefisien

regresi dalam hasil analisis tersebut.

a. Uji Statistik Koefisien Regresi

1) Uji t ( uji secara individual)

Untuk menguji asumsi adanya pengaruh antara variabel

modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku terhadap keuntungan maka

perlu dilakukan uji hipotesis guna mengetahui ada tidaknya pengaruh

tingkat signifikan diantara variabel bebas dan variabel terikat.

Kriteria pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas untuk menguji signifikan tidaknya koefisien regresi. Jika

nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan 5% maka Ho

ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel bebas secara

statistik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat, demikian juga sebaliknya. Hasil uji pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.19 Hasil Uji t

Variabel t-Statistik Sig

Modal 10.55370 0.0000

Tenaga Kerja 4.446323 0.0000 Biaya Bahan Baku -2.866466 0.0052

Sumber Eviews3.0 (diolah)

a) Modal

Nilai t-statistik variabel modal sebesar 10.55370 dengan

probabilitas sebesar 0.0000, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel modal

signifikan pada tingkat signifikansi 5%, sehingga dapat ditarik

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

kesimpulan bahwa modal secara statistik berpengaruh signifikan

dan positif terhadap keuntungan industri kecil batik di Kota

Surakarta.

b) Tenaga Kerja

Nilai t-statistik variabel upah tenaga kerja sebesar

4.446323 dengan probabilitas sebesar 0.0000, maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi

variabel tenaga kerja signifikan pada tingkat signifikansi 5%,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tenaga kerja secara

statistik berpengaruh signifikan dan positif terhadap keuntungan

industri kecil batik di Kota Surakarta.

c) Biaya Bahan Baku

Nilai t-statistik variabel biaya bahan baku sebesar

-2.866466 dengan probabilitas sebesar 0.0052, maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi

variabel biaya bahan baku signifikan pada tingkat signifikansi

5%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya bahan baku

secara statistik berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

keuntungan industri kecil batik di Kota Surakarta.

2) Uji F

Uji F merupakan uji terhadap koefisien regresi parsial secara

bersama-sama. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

variabel independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependennya.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai F-statistik

sebesar 3158.706 dengan probabilitas sebesar 0.000. Maka Ho

ditolak dan Ha diterima, berarti semua koefisien regresi secara

bersama-sama signifikan pada tingkat 5%. Ini berarti faktor modal,

tenaga kerja dan biaya bahan baku secara bersama-sama berpengaruh

nyata terhadap keuntungan industri kecil batik di Kota Surakarta.

3) Koefisien Determinasi R2

Digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variasi dari

variabel bebas dapat menerangkan variasi dari variabel terikat. Jika

R2 mendekati nol, maka variabel bebas tidak menerangkan dengan

baik variasi dari variabel terikatnya. Jika R2 mendekati 1, maka

variasi dari variabel tersebut dapat menerangkan dengan baik dari

variabel terikatnya.

Dari hasil estimasi diatas diketahui nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0.991006. Ini berarti 99,10% variasi

variabel dependen (keuntungan) dapat dijelaskan oleh variabel

independennya (modal, tenaga kerja dan biaya bahan baku),

sedangkan sisanya (1-R2) yaitu 0,90% dijelaskan oleh variabel lain

diluar model.

b. Uji Asumsi Klasik Model Regresi

1) Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi

antara unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

efisien baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar. Dalam

penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi

akan digunakan Lagrange Multiplier Test.

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas obs*R-

squared lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat masalah

autokorelasi, dan sebaliknya bila nilai probabilitas obs*R-squared

lebih kecil dari 0,05 maka terdapat masalah autokorelasi.

Tabel 4.22 Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.005394 Probability 0.941624 Obs*R-squared 0.005711 Probability 0.939759

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/24/10 Time: 13:04

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.002676 0.582363 -0.004595 0.9963 LMOD -1.23E-05 0.045277 -0.000271 0.9998 LTK 0.000448 0.087312 0.005129 0.9959 LBB 0.000275 0.045630 0.006017 0.9952

RESID(-1) -0.008071 0.109885 -0.073446 0.9416

R-squared 0.000063 Mean dependent var -6.94E-19 Adjusted R-squared -0.046992 S.D. dependent var 0.069099 S.E. of regression 0.070704 Akaike info criterion -2.406677 Sum squared resid 0.424920 Schwarz criterion -2.267798 Log likelihood 113.3005 F-statistic 0.001349 Durbin-Watson stat 1.997246 Prob(F-statistic) 0.999996

Sumber Eviews3.0 (diolah)

Berdasarkan hasil estimasi dengan B-G Test, diketahui nilai

probabilitas Obs*R-squared adalah sebesar 0.939759 lebih besar

dari 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah

autokorelasi di dalam model.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam

fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga

penaksir Ordinary Least Square (OLS) tidak efisien baik dalam

sampel kecil maupun besar. Salah satu cara untuk mendeteksi

masalah heteroskedastisitas adalah dengan Uji LM ARCH.

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas obs*R-

squared lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas, dan sebaliknya bila nilai probabilitas obs*R-

squared lebih kecil dari 0,05 maka terdapat masalah

heteroskedastisitas.

Tabel 4.21 Hasil Uji Heteroskedastisitas

ARCH Test:

F-statistic 0.072925 Probability 0.787764 Obs*R-squared 0.074539 Probability 0.784839

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 05/24/10 Time: 13:04 Sample(adjusted): 2 90 Included observations: 89 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.004912 0.000836 5.874484 0.0000 RESID^2(-1) -0.028872 0.106914 -0.270047 0.7878

R-squared 0.000838 Mean dependent var 0.004775 Adjusted R-squared -0.010647 S.D. dependent var 0.006233 S.E. of regression 0.006266 Akaike info criterion -7.285014 Sum squared resid 0.003416 Schwarz criterion -7.229090 Log likelihood 326.1831 F-statistic 0.072925 Durbin-Watson stat 1.805306 Prob(F-statistic) 0.787764

Sumber Eviews3.0 (diolah)

Berdasarkan hasil estimasi dengan uji LM ARCH, diketahui

nilai probabilitas Obs*R-squared adalah sebesar 0.784839 lebih

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

besar dari 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah

heteroskedastisitas di dalam model.

3) Uji Multikolinieritas

Salah satu asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa

tidak terdapat masalah multikolinearitas diantara variabel

independen dalam model regresi. Cara untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas salah satunya dengan membandingkan

R2a (koefisien determinasi) regresi awal dengan R2 pada regresi

dengan masing-masing variabel bebas. Adapun kriteria pengujian

adalah sebagai berikut :

· Jika nilai R2a > R2, maka tidak ada masalah multikolinearitas

· Jika nilai R2a < R2, maka ada masalah multikolinearitas

Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel R2a R2 Kesimpulan Lmod – Ltk Lbb 0.991006 0.960306 Tidak ada multikolinieritas Ltk – Lmod Lbb 0.991006 0.972520 Tidak ada multikolinieritas Lbb – Lmod Ltk 0.991006 0.975255 Tidak ada multikolinieritas

Sumber Eviews3.0 (diolah)

Dari Tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa nilai R2a pada

hasil regresi awal lebih besar dari nilai R2 pada hasil regresi dengan

masing-masing variabel independen, yang berarti bahwa dalam

model regresi tidak terdapat masalah multikolinieritas.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

2. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

a. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan Industri Kecil Batik di Kota

Surakarta

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel modal dengan tingkat

signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap keuntungan

pada industri kecil batik di kota Surakarta, dengan nilai koefisien regresi

modal sebesar 0.475061. Hal ini menunjukkan apabila ada peningkatan

modal sebesar 1 %, maka akan meningkatkan keuntungan sebesar

0.475061 %.

Implikasi hubungan antara variabel modal dengan variabel

keuntungan adalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu adanya

pengaruh yang signifikan dan positif antara modal dengan keuntungan.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan modal yang

digunakan akan menyebabkan peningkatan keuntungan yang diperoleh

pengusaha pada industri kecil batik. Jadi untuk meningkatkan

keuntungan pada industri kecil batik dapat dilakukan dengan

penambahan modal.

b. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan Industri Kecil Batik di

Kota Surakarta

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja dengan

tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap

keuntungan pada industri batik di kota Surakarta, dengan nilai koefisien

regresi tenaga kerja sebesar 0.086749. Hal ini menunjukkan apabila ada

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 1 %, maka akan meningkatkan

keuntungan sebesar 0,086749 %.

Implikasi hubungan antara variabel tenaga kerja dengan variabel

keuntungan adalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu adanya

pengaruh yang signifikan dan positif antara tenaga kerja dengan

keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah tenaga

kerja yang digunakan akan menyebabkan peningkatan keuntungan yang

diperoleh pengusaha pada industri kecil batik. Jadi untuk meningkatkan

keuntungan pada industri kecil batik dapat dilakukan melalui

penambahan jumlah tenaga kerja.

c. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Keuntungan Industri Kecil Batik

di Kota Surakarta

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bahan baku dengan

tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

keuntungan pada industri batik di kota Surakarta, dengan nilai koefisien

regresi bahan baku sebesar -0.330499. Hal ini menunjukkan apabila ada

peningkatan biaya bahan baku sebesar 1 %, maka akan mengurangi

keuntungan sebesar 0,330499 %.

Implikasi hubungan antara variabel biaya bahan baku dengan

variabel keuntungan adalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu

adanya pengaruh yang signifikan dan negatif antara biaya bahan baku

dengan keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan biaya

bahan baku yang digunakan akan mengurangi keuntungan yang

diperoleh pengusaha pada industri kecil batik. Jadi untuk meningkatkan

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

keuntungan pada industri kecil batik dapat dilakukan dengan lebih

mengoptimalkan penggunaan bahan baku. Sehingga biaya yang

dikeluarkan untuk pengadaan bahan baku tersebut tidak hanya akan

menambah total biaya pengeluaran yang dapat mengurangi keuntungan.

Akan tetapi, dengan penggunaan bahan baku yang lebih optimal maka

hasil produksi industri kecil batik juga akan meningkat. Sehingga

keuntungan yang diperoleh juga akan meningkat.

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 90 pengusaha

industri kecil batik di Kota Surakarta, maka dapat diambil kesimpulan dan saran

sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Variabel modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap keuntungan

pada industri kecil batik di Kota Surakarta pada tingkat signifikansi 5%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan variabel

modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap keuntungan industri

kecil batik di Kota Surakarta terbukti.

2. Variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap

keuntungan pada industri kecil batik di Kota Surakarta pada tingkat

signifikansi 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang

menyatakan variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan dan positif

terhadap keuntungan industri kecil batik di Kota Surakarta terbukti.

3. Variabel biaya bahan baku berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

keuntungan pada industri kecil batik di Kota Surakarta pada tingkat

signifikansi 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang

menyatakan variabel biaya bahan baku berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap keuntungan industri kecil batik di Kota Surakarta terbukti.

4. Dilihat dari koefisien regresinya, variabel yang mempunyai pengaruh

paling dominan terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Surakarta

adalah modal. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

menyatakan variabel modal mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap keuntungan industri kecil batik di Kota Surakarta terbukti.

5. Secara bersama-sama ketiga variabel modal, tenaga kerja dan biaya bahan

baku dengan tingkat signifikansi 5% di dalam penelitian ini berpengaruh

signifikan terhadap keuntungan pada industri kecil batik di Kota Surakarta.

B. Saran

1. Mengingat modal berpengaruh terhadap keuntungan, para pengusaha

industri kecil batik hendaknya mengupayakan penambahan modal.

Tambahan modal tersebut dapat diperoleh dari pembiayaan baik dari

perbankan maupun lembaga keuangan lainnya. Oleh sebab itu, pihak

lembaga keuangan diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam

penyaluran kredit usaha bagi industri kecil batik.

2. Pemerintah sebagai fasilisator dapat memberikan bantuan modal selain

berupa uang juga berupa peralatan produksi yang lebih modern, sehingga

produksi yang dihasilkan dapat meningkat dan akan meningkatkan

keuntungan.

3. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Pemerintah dapat

memberikan pelatihan yang berkaitan dengan ketrampilan kerja, desain

produk dan penanganan limbah. Contoh : Pelatihan tentang pemakaian zat

warna alam yang ramah lingkungan.

4. Diharapkan Pemerintah membangun kawasan berikat sebagai suatu kawasan

yang membuka peluang dan kemudahan sebesar-besarnya bagi usaha–usaha

yang memerlukan bahan baku membatik. Hal ini dilakukan agar harga bahan

baku dapat ditekan, karena pengadaan bahan baku batik masih

ketergantungan bahan baku impor. Dengan ini diharapkan, biaya yang

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

dikeluarkan untuk pembelian bahan baku dapat ditekan, sehingga dapat

menghasilkan keuntungan yang optimal.

5. Penelitian ini mungkin masih banyak kekurangan, diharapkan pada

penelitian selanjutnya dapat membuat penelitian yang lebih baik dan lebih

mendalam mengenai industri kecil batik di Kota Surakarta.