Kata - fallimanm.files.wordpress.com · Web viewKata Pengantar. Puji syukur penulis panjatkan ke...
Transcript of Kata - fallimanm.files.wordpress.com · Web viewKata Pengantar. Puji syukur penulis panjatkan ke...
Kata PengantarPuji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga Makalah
Eksperimen Fisika Dasar I tentang Hukum Archimedes dapat diselesaikan.
Penulis yakin tanpa ridha dan izin-Nya tidak mungkin Makalah Eksperimen
Fisika Dasar I ini dapat diselesaikan. Solawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kehadirat nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Sebelumya penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu DR. Setiya
Utari, M.Si dan Bapak Arif Hidayat, S.Pd, M.Si serta asisten laboraturium Priyani
Kusrini, Puspita Sari dan Tia Miftahul yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah Eksperimen Fisika Dasar I tentang Hukum Archimedes.
Makalah Eksperimen Fisika Dasar I tentang Hukum Archimedes disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika Dasar I. Selain itu
makalah ini juga menjadi bahan referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimaksih dan penulis berharap semoga
makalah ini dapat menjadi manfaat untuk pembaca dan menjadi bahan
pertimbangan untuk salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika Dasar I. Dan
penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan baik itu
dalam segi materi yang dibahas dan cara pengetikan yang kurang sesuai. Maka
dari itu kami meminta maaf dan kami berharap kepada pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya agar
menjadi lebih baik lagi.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................4
D. Manfaat..................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Landasan Teori.......................................................................................................5
B. Alat dan Bahan.......................................................................................................8
C. Prosedur.................................................................................................................9
D. Data hasil percobaan............................................................................................10
E. Pengolahan data...................................................................................................11
F. Analisis................................................................................................................21
BAB III............................................................................................................................22
Kesimpulan Dan Saran.....................................................................................................22
A. Kesimpulan..........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................23
Daftar pustaka..................................................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam. Konsep atau teori
berkenaan dengan gejala alam ini dirumuskan oleh berbagai tokoh ilmuwan fisika
dan manfaatnya bisa kita rasakan sekarang. Perumusan konsep atau teori tersebut
memerlukan waktu yang relatif lama, para ilmuwan fisika melakukan berbagai
penelitian dan percobaan sehingga konsep atau teori tersebut tepat adanya.
Ilmu fisika selalu berkaitan erat dengan penelitian dan percobaan, karena
melalui hal itulah konsep dan teori fisika dapat diketahui secara jelas. Maka dari
itulah segala gejala alam yang berkaitan dengan fisika dapat dibuktikan melalui
percobaan atau penelitian, mulai dari yang rumit sampai yang sederhana.
Oleh sebab itulah sebagai seorang mahasiswa fisika untuk mempelajari
berbagai konsep fisika ada baiknya dimulai dengan memahami eksperimen yang
dapat memperjelas atau memunculkan konsep fisika tersebut. Sebagai contoh
ketika kita ingin memahami konsep Archimedes. Konsep Archimedes pada
mulanya juga merupakan gejala alam yang dapat diamati, diukur, dan dianalisis,
sehingga muncul sebagai suatu konsep atau teori.
Sebagai seorang mahasiswa fisika yang ingin mempelajari konsep
Archimedes tersebut tentu akan terlintas pertanyaan darimana konsep tersebut
muncul, apa manfaat dan tujuan dari konsep tersebut, dan hal itu akan mendorong
mahasiswa untuk melakukan suatu eksperimen atau penelitian.
B. Rumusan Masalah
Konsep Archimedes perlu kita pahami dengan terlebih dahulu
mengembangkan berbagai pertanyaan yang dapat mendukung konsep tersebut,
diantaranya yaitu :
a. Apa yang mendasari teori Archimedes?
3
b. Bagaimanakah mengamati gejala alam yang berhubungan dengan
konsep Archimedes?
c. Data apa yang dapat diukur dari pengamatan tersebut?
d. Apa yang dapat dianalisis dari hasil pengamatan dan pengukuran
tersebut?
e. Apa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil eksperimen tersebut
sehubungan dengan konsep Archimedes?
C. Tujuan
Tujuan dari eksperimen Archimedes ini yaitu untuk memahami konsep
Archimedes berdasarkan pengamatan, pengukuran, dan analisis langsung atau
melalui keterampilan proses sains. Tujuan lain yaitu untuk menerapkan konsep
Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Manfaat dari eksperimen serta penulisan makalah diharapkan akan
memberikan wawasan keilmuan bagi penulis maupun bagi pembaca. Manfaat
lainnya yaitu agar mahasiswa fisika bisa memahami konsep fisika berdasarkan
keterampilan proses sains, khususnya untuk konsep Archimedes. Selain itu dapat
memberikan informasi kepada pembaca tentang hukum Archimedes beserta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Ketika sebuah benda dimasukan kedalam suatu zat cair, kemudian di
timbang dengan menggantungkan sebuah timbangan pegas maka berat benda
tersebut akan lebih ringan dibandingkan ketika benda di timbang di udara.
Keadaan tersebut disebabkan karena air memberikan gaya ke atas yang sama
besarnya dengan gaya berat. Suatu gaya yang diberikan oleh fluida pada benda
yang tenggelam di dalamnya dinamakan dengan gaya apung. Gaya apung
tergantung dari kerapatan pada sebuah fluida dan volume benda, namun tidak
pada bentuk benda. Gaya apung terjadi karena adanya tekanan fluida di dasar
benda lebih besar dibandingkan pada bagian atas.
Dari penjelasan tersebut ada hubungannya dengan Hukum Archimedes,
dimana Hukum Archimedes menyatakan bahwa ”Sebuah benda yang tenggelam
seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida diangkat ke atas oleh sebuah gaya
yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan”. Menurut Hukum Archimedes
berat air dengan volume yang sama akan sama dengan gaya apung pada benda
ketika benda tersebut tenggelam. Besarnya gaya apung bergantung dari
banyaknya air yang didesak oleh benda tersebut. Jika air yang didesak semakin
besar, maka akan semakin besar pula gaya apungnya. Selain itu faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya apung, diantaranya: massa jenis fluida/kerapatan fluida, dan
volume benda. Sehingga besarnya gaya apung dapat di rumuskan secara
matematis sebagai berikut:
Fa=ρ .g . v
Dengan:
Fa = Gaya ke atas ( N/m2)
ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
5
V = Volume benda tercelup (m3)
Dalam Hukum Archimedes menjelaskan tentang adanya gaya apung pada
setiap benda yang dicelupkan kedalam fluida. Selain itu volume fluida berada
dalam kesetimbangan, dan gaya-gaya keseluruhan yang bekerjanya harus sama
dengan nol. Sebuah benda jika diukur dalam air massanya akan lebih ringan
dibandingkan ketika diukur di udara. Hal tersebut dikarenakan ketika benda di
dalam air maka benda tersebut akan mendapat gaya ke atas. Sementara ketika
benda di ukur di udara maka benda tersebut memiliki berat yang sebenarnya.
Sehingga berat benda di udara dapat dirumuskan secara matematis yaitu:
Wb= mb.g
Dengan :
Wb= Berat benda (N)
mb= Massa benda (Kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
maka berat benda ketika di ukur didalam air, dapat dirumuskan secara matematis
yaitu:
Wf = Wb – FA
Dengan:
Wf : berat benda dalam fluida (N)
Wb : berat benda di udara (N)
FA : gaya angkat ke atas atau gaya apung (N)
Dari penjelasan diatas besarnya gaya apung dapat dirumuskan secara
matematis dari persamaan Hukum Archimedes berikut:
Fa=W u−W a
Keterangan:
Fa=gaya apung atau gaya ke atas(N ),
W u=gaya berat benda dalam udara(N ),
6
W a=gayaberat benda dalam a ir (N )
Ketika sebuah benda dicelupkan kedalam suatu fluida, maka keadaan
benda tersebut dalam fluida adalah:
a. Benda terapung, sebuah benda dikatakan terapung apabila massa jenis
benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair
b. Benda melayang, benda dikatakan melayang jika massa jenis benda sama
dengan massa jenis zat cair
c. Benda tenggelam, benda dikatakan jika massa jenis benda lebih besar
daripada massa jenis zat cair
Pada umumnya Hukum Archimedes berlaku untuk semua jenis fluida, dan
persamaan Hukum Archimedes pun didapat dari:
F A=mf . g
F A=p f . vb . g
F A=F2−F1karena F2>F1
F A=p f . g .h2. A−p f . g . h1 A
F A=p f . g . A (h2−h1)
F A=p f . g . A . h(sebab h2−h1=h)
F A= p f . g .V bf(sebab A . h= V bf adalah volume silinder yang tercelup dalam fluida)
Keterangan:
ρf = massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi
7
v = volume benda dalam fluida
karena : ρ=mv
, maka m=ρ . v
Sehingga peersamaan dari Hukum Archimedes untuk besarnya gaya apung adalah
Adapun penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan yaitu:
Dalam penerapan Hukum Archimedes terkadang kita jarang
memperhatikan mengapa es dapat mengapung dalam air, hal tersebut dikarenakan
air merupakan salah satu zat yang sedikit lebih padat sebagai cairan. Dan untuk
kejadian yang sama jika kita melihat fenomena mengapa gunung es dapat
mengapung di air garam, itu disebabkan oleh massa jenis pada gunung es lebih
kecil dibandingkan pada air garam. Selain itu bongkahan es tersusun atas blok es
kecil yang terperangakap dalam gelombang udara yang membuat bongkahan es
tampak putih. Bongkahan es tersebut tebuat dari air tawar, dimana air merupakan
salah satu zat yang terjadi dalam suhu dan tekanan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu es juga mempunyai densitas yang lebih rendah daripada air
maka dari itu es bisa mengapung dipermukaan air.
Adapun alat yang menggunakan prinsip kerja hukum Archimedes, yaitu
tekhnologi balon udara, jembatan ponton, dan kapal selam.
B. Alat dan Bahan
Jangka sorong [15,42 cm, 0,02 mm ] 1 buah.
Neraca pegas [ 5 N ] 1 buah
Neraca Ohaus Cent O Gram 1 buah
Aerometer [untuk massa jenis < 1gr/cm3] 1 buah
Gelas ukur [400 ml] 7 buah
Beacker glass [pyrex , 250 ml] 7 buah
8
Fa=ρ . g . v Fa=mf . g=w f
Benda padat homogen dan beraturan 1 buah
Benda padat dari bahan sejenis 5 buah
air, minyak goreng, dan gliserin [masing-masing 150 ml]
Loop 1 buah
C. Prosedur
Mengukur suhu dan tekanan awal di laboratorium
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
a) Prosedur pengamatan pengaruh volume benda tercelup terhadap gaya
apung :
1. Menyiapkan satu jenis fluida kedalam beacker glass dan
menghitung massa jenisnya.
2. Menyiapkan satu jenis benda dengan volume dan massa jenis yang
telah dihitung.
3. Menghitung volume benda yang telah ditentukan, dan
menggunakan jangka sorong untuk pengukuran diameter maupun
tinggi.
4. Membuat pengait dari tali serta membuat skala tinggi pada benda.
5. Menyiapkan neraca O’Haus dan mengkalibrasinya terlebih dahulu.
6. Mengukur berat benda tersebut saat di udara dengan neraca
O’Haus.
7. Mengukur berat benda saat benda tersebut dicelupkan dalam fluida
dengan tinggi benda yang tercelup ditentukan.
8. Mengulangi prosedur 5 dengan tinggi benda yang tercelup berbeda,
memvariasikannya sebanyak 5 kali.
9. Menghitung besarnya gaya apung dari data yang didapat.
b) Prosedur pengamatan pengaruh massa jenis benda terhadap gaya
apung :
1. Menyiapkan beberapa jenis benda dengan massa jenis dan volume
yang berbeda.
9
2. Menyiapkan satu jenis fluida pada beacker glass serta menghitung
massa jenisnya dengan aerometer.
3. Menghitung volume berbagai jenis benda yang telah disiapkan, dan
menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dan
tingginya.
4. Membuat pengait dari tali pada berbagai benda tersebut.
5. Mengukur berat berbagai benda tersebut di udara dengan neraca
O’Haus.
6. Mengukur setiap benda (berat benda) saat benda tersebut
dicelupkan dalam fluida dengan neraca O’Haus.
7. Menghitung besarnya gaya apung dari data yang didapat.
c) Prosedur pengamatan pengaruh massa jenis fluida:
1. Menyiapkan berbagai jenis fluida pada beacker glass kemudian
menghitung massa jenisnya dengan aerometer.
2. Menyiapkan satu jenis benda kemudian menghitung volumenya,
dan menggunakan jangka sorong untuk menghitung panjang sisi
benda.
3. Membuat pengait pada benda tersebut.
4. Mengukur berat benda tersebut saat di udara dengan neraca
O’Haus.
5. Mengukur berat benda saat benda tersebut dicelupkan pada fluida,
dengan neraca O’Haus.
6. Ulangi prosedur 4 dengan fluida yang berbeda, namun volume
benda yang tercelup tetap sama.
7. Menghitung besarnya gaya apung dari data yang didapat.
Mengukur suhu dan tekanan akhir di laboratorium
D. Data hasil percobaan
ρ air=1 gram /cm3
ρ gliserin=1,225 gram/cm3
ρ minyak=0,925 gram/cm3
10
a) Data percobaan 1 (pengaruh volume benda tercelup)
Diameter silinder pejal = 1,1125 cm
Tinggi silinder pejal = 5 cm
Tabel data percobaan 1
NoTinggi silinder yang
tercelup (cm)
Massa benda diudara
(gram)
Massa benda di air
(gram)
1 1 199,8 198,78
2 2 199,8 197,77
3 3 199,8 196,265
4 4 199,8 195,77
5 5 199,8 194,637
b) Data percobaan 2 (pengaruh massa jenis benda)
Benda 1 (silinder penjal) : diameter = 0,98 cm
Tinggi = 3 cm
Benda 2 (silinder pejal) : diameter = 1,1125 cm
Tinggi = 5 cm
Benda 3 (kubus) : panjang sisi = 2,06 cm
Tabel data percobaan 2
No Benda Massa di udara (gram) Massa benda di air (gram)
1 1 20 17,9
2 2 199,8 194,637
3 3 67,4 59
c) Data percobaan 3 (pengaruh massa jenis fluida) Panjang benda = 2,06 cm
Tabel data percobaan 3
No Fluida Massa benda di udara (gram)
Massa benda di fluida (gram)
1 Gliserin 67,4 56,52 Air 67,4 593 Minyak 67,4 59,7
11
E. Pengolahan data
a) Pengolahan data percobaan 1 (pengaruh volume benda yang tercelup) Volume benda tercelup :
1) Untuk tinggi benda tercelup 1 cm
V=LA × t
V= 14
π d2× h
V= 14
(3,14 ) ( 1,1125×10−2)2×(1× 10−2)
V=0,97 ×10−6 m3
2) Untuk tinggi benda tercelup 2 cm
V=LA × t
V= 14
π d2× h
V= 14
(3,14 ) ( 1,1125×10−2)2×(2× 10−2)
V=1,94 ×10−6 m ³
3) Untuk tinggi benda tercelup 3 cm
V=LA × t
V= 14
π d2× h
V= 14
(3,14 ) ( 1,1125×10−2)2×(3 ×10−2)
V=2,915× 10−6 m ³
4) Untuk tinggi benda tercelup 4 cm
V=LA × t
V= 14
π d2× h
V= 14
(3,14 ) ( 1,1125×10−2)2×(4 ×10−2)
V=3,97× 10−6 m ³
5) Untuk tinggi benda tercelup 5 cm
V=LA × t
12
V= 14
π d2× h
V= 14
(3,14 ) ( 1,1125×10−2)2×(5 ×10−2)
V=4,96 ×10−6m ³
Berat benda di udara
W u=m× g
W u=199,8× 10−3 ×9,8
W u=1,958 N
Berat benda di fluida (air)
1) Untuk tinggi benda tercelup 1 cm
W a=m× g
W a=198,78× 10−3 ×9,8
W a=1,948 N
2) Untuk tinggi benda tercelup 2 cm
W a=m× g
W a=197,77 ×10−3 × 9,8
W a=1,938 N
3) Untuk tinggi benda tercelup 3 cm
W a=m× g
W a=196,265× 10−3 ×9,8
W a=1,923 N
4) Untuk tinggi benda tercelup 4 cm
W a=m× g
W a=195,77 ×10−3 × 9,8
W a=1,918 N
5) Untuk tinggi benda tercelup 5 cm
W a=m× g
W a=194,637 ×10−3 × 9,8
W a=1,907 N
Maka besar gaya apung berdasarkan F A=W u−W a
13
1. Tabel besar gaya apung untuk percobaan 1
No Tinggi benda yang tercelup (cm) W u(N ) W a(N ) F A(N )1 1 1,958 1,948 0,01
2 2 1,958 1,938 0,02
3 3 1,958 1,923 0,035
4 4 1,958 1,918 0,04
5 5 1,958 1,907 0,051
Maka besar gaya apung berdasarkan F A=ρ× g× V
2. Tabel besar gaya apung untuk percobaan 1
No Volume benda (m3) ρ(kg/m3) g (m/s2) F A(N )
1 9,70E-07 1000 9,8 0,009506
2 1,94E-06 1000 9,8 0,019012
3 2,92E-06 1000 9,8 0,028567
4 3,97E-06 1000 9,8 0,038906
5 4,96E-06 1000 9,8 0,048608
Grafik hubungan gaya apung terhadap volume benda tercelup
(secara excel)
0.00E+00 1.00E-06 2.00E-06 3.00E-06 4.00E-06 5.00E-06 6.00E-060
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
f(x) = 9800 xR² = 1
Grafik hubungan Vbc terhadap FA
Series2Linear (Series2)
Volume benda tercelup x 10-6 (m3)
FA (N
)
14
Analisis grafik : ρf = Fa
Vbc x 1g = m x
1g =
mg
ρ f=98009,8
=1000 kg /m3
Grafik hubungan V terhadap FA (secara origin)
Analisis data hasil origin
ρ = Fa
Vbc x g ∆ρ = error B
g
= Value B
g ¿7,9929,8
= 9800,15646
9,8 ¿0,808
15
= 1000.015 Kg/m3
ρ = ρ ± Δ
= ( 1000,015± 0,808¿ kg/m3
b) Pengolahan percobaan 2 (pengaruh massa jenis benda)
Volume benda
1) Benda 1
V=LA × t
V= 14
π d2× h
V= 14
(3,14 ) ( 0,98 ×10−2 )2 ×(3 ×10−2)
V=2,3079× 10−6 m3
2) Benda 2
V=LA × t
V= 14
π d2× h
V= 14
(3,14 ) ( 1,1125×10−2)2×(5 ×10−2)
V=4,96 ×10−6m ³
3) Benda 3
V=l3
V=(2,06 ×10−2)3
V=8,74 ×10−6m3
Berat benda di udara
1) Benda 1
W u=m× g
W u=20× 10−3 ×9,8
W u=0,196 N
2) Benda 2
W u=m× g
W u=199,8× 10−3 ×9,8
16
W u=1,958 N
3) Benda 3
W u=m× g
W u=67,4 ×10−3× 9,8
W u=0,66052 N
Berat benda di fluida (air)
1) Benda 1
W a=m× g
W a=17,9× 10−3 ×9,8
W a=0,17542 N
2) Benda 2
W a=m× g
W a=194,637 ×10−3 × 9,8
W a=1,907 N
3) Benda 3
W a=m× g
W a=59 ×10−3 ×9,8
W a=0,5782 N
Maka besar gaya apung berdasarkan F A=W u−W a
1. Tabel besar gaya apung untuk percobaan 2
No Benda W u(N ) W a(N ) F A(N )
1 1 0,196 0,17542 0,02058
2 2 1,958 1,907 0,051
3 3 0,66052 0,5782 0,08232
Maka besar gaya apung berdasarkan F A=ρ× g× V
17
2. Tabel besar gaya apung untuk percobaan 2
No Volume benda (m3) ρ (kg /m3) g (m/s2) F A(N )
1 2,31E-06 1000 9,8 0,022617
2 4,96E-06 1000 9,8 0,048608
3 8,74E-06 1000 9,8 0,085652
c) Pengolahan percobaan 3 (pengaruh massa jenis fluida)
Volume benda
V= (l )3
V=(2,06×10−2)3
V=8,74 ×10−6m3
Berat bendadiudara
W u=m× g
W u=67,4 ×10−3× 9,8
W u=0,66052 N
Berat benda di fluida
1) Dalam fluida air
W f=m× g
W f=59 ×10−3× 9,8
W f=0,5782 N
2) Dalam fluida gliserin
W f=m× g
W f=56,5 ×10−3× 9,8
W f=0,5537 N
3) Dalam fluida minyak
W f=m× g
W f=59,7 × 10−3× 9,8
18
W f=0,58506 N
Maka besar gaya apung berdasarkan F A=W u−W a
1. Tabel besar gaya apung untuk percobaan 3
No Jenis Fluida W u(N ) W f (N ) F A(N )
1 Minyak 0,66052 0,58506 0,07546
2 Air 0,66052 0,5782 0,08232
3 Gliserin 0,66052 0,5537 0,10682
Maka besar gaya apung berdasarkan F A=ρ× g× V
2. Tabel besar gaya apung untuk percobaan 3
No Jenis Fluida Volume benda (m3) ρ(kg/m3) g (m/s2) F A ¿N)
1 Minyak 8,74E-06 925 9,8 0,079228
2 Air 8,74E-06 1000 9,8 0,085652
3 Gliserin 8,74E-06 1225 9,8 0,104924
Grafik hubungan gaya apung terhadap massa jenis fluida (secara
excel)
900 950 1000 1050 1100 1150 1200 12500
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
f(x) = 0.000085652 xR² = 1
Grafik hubungan gaya apung terhadap massa jenis fluida
Series2Linear (Series2)
Massa jenis fluida (kg/m3)
FA (N
)
19
Analisis grafik : Vbc = Faρ x
1g = m x
1g =
mg
V bc=0,00009
9,8=9,18 ×10−6m3
Grafik hubungan FA terhadap massa jenis fluida (secara origin)
Analisis data origin
V = Fa
ρ x g ∆V = error B
g
= value B
g = 1,088
9,8 x 10-19
= 8,569,8
× 10−5 = 0,111 x 10-19
20
=8,73× 10−6 m3
V bc=8,73 ×10−6± 0,111× 10−19 m3
F. Analisis
Berdasarkan hasil dari ekperimen dan pengolahan data terkait hukum
Archimedes maka besar gaya apung terjadi karena ada beberapa faktor
mempengaruhinya diantaranya massa jenis benda, volume benda yang tercelup
dalam fluida, dan massa jenis fluida.
a) Pengaruh volume benda yang tercelup terhadap besarnya gaya apung
Berdasarkan hasil eksperimen serta pengolahan data yang didapat, dapat
dianalisis bahwa semakin benda tercelup maka semakin kecil berat benda tersebut
bila diukur dalam fluida namun besarnya gaya apung semakin besar. Hal ini
sebanding dengan semakin besar volume benda tercelup semakin besar pula gaya
angkat. Dapat dilihat dari grafik besar gaya apung terhadap besar volume benda
tercelup yang linier ke atas.
Dengan kedua metode pengolahan besar gaya apung relatif sama, hal ini
sesuai dengan konsep bahwa besarnya gaya apung dengan kedua metode tersebut
akan sama. Gaya apung terkecil didapat ketika tinggi benda tercelup 1 cm yaitu
sebesar 0,01 N atau ketika volume benda tercelup 9,70E-07 m3 yaitu sebesar
0,009506 N. Gaya apung terbesar didapat ketika tinggi benda tercelup 5 cm yaitu
sebesar 0,051 N atau ketika volume benda tercelup 4,96E-06 m3 yaitu sebesar
0,048608 N.
Hasil analisis grafik didapat besar massa jenis fluida (air) dari grafik excel
yaitu 1000 kg/m3 dan dari grafik origin yaitu ( 1000,015± 0,808¿ kg/m3. Kedua
nilai tersebut relatif sama dengan literatur bahwa massa jenis air sebesar 1000
kg/m3. Namun dengan menggunakan origin akan lebih teliti hasilnya karena
terdapat ketidakpastian.
b) Pengaruh massa jenis benda terhadap gaya apung
21
Dalam kedua metode pengolahan data dihasilkan besar gaya apung relatif
sama, hal tersebut sesuai dengan konsep dimana besarnya gaya apung akan sama
meskipun menggunakan metode yang berbeda. Dimana besarnya gaya apung
dapat dicari dengan selisih dari berat benda diudara dengan berat benda di dalam
zat cair, besarnya gaya apung akan sama dengan hasil kali antara massa jenis
fluida dengan besar percepatan gravitasi dan volume benda yang tercelup.
Besarnya gaya apung yang terkecil didapat ketika berat benda yang tercelup
sebesar 0,17542(N) dan berat benda saat di udara sebesar 0,196 (N), sehingga
besarnya gaya apung adalah 0,02058 (N). Sedangkan gaya apung yang terbesar
didapat ketika besar berat benda ketika di ukur di udara yaitu 0,6652(N) dan besar
berat benda ketika di celupkan dalam fluida yaitu sebesar 0,5782 (N) sehingga
besar gaya apungnya yaitu 0,0823 (N). Dan untuk cara yang kedua besar gaya
apung yang yang terbesar dihasilkan ketika volume benda nya yang terbesar yaitu
sebesar 8,74E-06 dengan massa jenis fluida (air) 1000 kg/m3dan besar percepatan
gravitasinya yaitu 9,8 m/s2 sehingga besar besar gaya apung yaitu 0,085652 (N).
c) Pengaruh massa jenis fluida terhadap gaya apung
Berdasarkan hasil eksperimen serta pengolahan data dapat dianalisis jika
benda yang sama dicelupkan terhadap fluida dengan massa jenis berbeda yang
semakin besar maka besar gaya apung akan semakin besar pula. Hal ini dapat
dibuktikan dari grafik besar gaya apung terhadap massa jenis fluida yang linier ke
atas.
Dengan kedua metode pengolahan besar gaya apung relatif sama, hal ini
sesuai dengan konsep bahwa besarnya gaya apung dengan kedua metode tersebut
akan sama. Gaya apung terbesar didapat ketika benda dicelupkan pada gliserin
yang massa jenisnya 1225 kg/m3 yaitu sebesar 0,10682 N, sedangkan gaya apung
terkecil pada minyak yang massa jenisnya 925 kg/m3 yaitu sebesar 0,07546 N.
Hasil analisis grafik besar gaya apung terhadap massa jenis fluida didapat
besar volume benda tercelup secara grafik excel yaitu 9,16 ×10−6 m3, dan secara
grafik origin yaitu 8,73 ×10−6± 0,111× 10−19 N . Kedua nilai tersebut relatif sama
dengan perhitungan secara statistik yaitu sebesar 8,74 × 10−6 m3. Namun
22
perhitungan secara origin lebih teliti karena terdapat ketelitian dan kesalahan
relatif akan lebih kecil.
Ternyata dengan menggunakan dua metode pengolahan yang berbeda
tidak selalu menghasilkan besar gaya apung yang sama, hal ini disebabkan
beberapa kesalahan yang mungkin terjadi seperti kesalahan perhitungan maupun
kesalahan dalam membaca alat ukur saat melakukan eksperimen, untuk
meminimalisir hal tersebut maka pengolahan data dapat dilakukan dengan origin
atau pengambilan data dilakukan secara berulang.
23
BAB III
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh volume benda, massa jenis fluida, dan
massa jenis benda terhadap gaya apung adalah sebagai berikut:
Volume benda yang tercelup berbanding lurus dengan gaya apung (linear).
Dibuktikan pada grafik dibawah ini.
0.00E+00 2.00E-06 4.00E-06 6.00E-060
0.010.020.030.040.050.06
f(x) = 9800 xR² = 1
Grafik hubungan Vbc terhadap FA
Series2Linear (Series2)
Volume benda tercelup x 10-6 (m3)
FA (N
)
Massa jenis fluida juga berbanding lurus dengan gaya apung.
Dibuktikan pada grafik dibawah ini.
900 1000 1100 1200 13000
0.020.040.060.08
0.10.12
f(x) = 0.000085652 xR² = 1
Grafik hubungan gaya apung terhadap massa jenis fluida
Series2Linear (Series2)
Massa jenis fluida (kg/m3)
FA (N
)
24
Untuk massa benda terhadap gaya apung maka besarnya gaya apung
dengan carayang berbeda menghasilkan gaya apung yang relatif sama, dan
besar gaya apungnya adalah
Besarnya gaya apung dipengaruhi oleh massa jenis fluida, dan volume
benda yang tercelup. Berdasarkan hasil eksperimen besarnya massa jenis fluida
dan volume benda yang tercelup memiliki hubunngan yang linier, yaitu jika massa
jenis suatu fluida besar maka besarnya gaya apung yang diperoleh akan lebih
besar pula. Begitupun untuk volume benda yang tercelup, jika volume bendanya
beasar maka besarnya gaya apung yang diperoleh juga akan semakin besar.
B. Saran
Diperlukan ketelitian yang baik saat melakukan eksperimen agar
kesalahan-kesalahn yang dapat terjadi seperti kesalahan paralaks maupun
kesalahan saat pengolahan data dapat diminimalisir sebaik mungkin agar data dan
hasil pengolahannya dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Semoga dengan makalah ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan lebih,
bagi pembaca mengenai hukum Archimedes dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Serta diharapkan pula agar pembaca dapat memahami fenomena-
fenomena fisika yang berkaitan dengan hukum Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari. Maka dari itu penulis mengharapkan kepada pembaca apabila ada
kekurangan dan keselahan terkait pembuatan makalah, dimohon untuk memberi
kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya agar
menjadi lebih baik lagi.
25
Daftar pustakaTipler, A.Paul (1991). Fisika untuk sains dan teknik. Erlangga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
26