citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan...

23
Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Pengambilan Keputusan, Etika dan Kreatifitas” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan. Medan, April 2014 Penulis, Kelompok 9

Transcript of citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan...

Page 1: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Pengambilan Keputusan, Etika dan Kreatifitas” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan.

Medan, April 2014

Penulis,

Kelompok 9

Page 2: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................... 1

Daftar Isi.................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang................................................................................................................ 31.2. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 4

A. BAGAIMANA KEPUTUSAN DIBUAT?................................................................… 4B. BAGAIMANA INDIVIDU BENAR-BENAR MEMBUAT KEPUTUSAN.............C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK........................................................D. TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK.......................................E. ASUMSI KEPERILAKUAN DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN ORGANISASI......................................................................................F. MANUSIA-PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN ORGANISASI............................G. PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PAKAR BARU VS OLEH PAKAR.......H. ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN...................................................I. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR).................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

1. Kesimpulan....................................................................................................................2. Saran...............................................................................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................................

Page 3: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

BAB I

PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Keputusan adalah pilihan yang dibuat dari dua atau lebih pilihan. Pengambilan keputusan biasanya terjadi atas adanya masalah atau pun suatu pilahan tentang kesempatan. Suatu masalah adalah perbedaan urusan (kepentingan) yang memerlukan pertimbangan alternatif dari sebuah keputusan. Pengambilan keputusan terjadi disebabkan reaksi atas suatu masalah atau kesempatan.

Dalam suatu organisasi diperlukan suatu kebijakan dalam pengambilan keputusan yang baik dalam menentukan strategi, sehingga menimbulkan pemikiran tentang cara-cara baru untuk melanjutkannya. Seringkali salah satu dari kita membuat keputusan, kita memiliki proses yang harus dilalui untuk membantu kita sampai pada keputusan itu. Beberapa dari kita mengambil pendekatan yang sangat rasional, dengan langkah-langkah spesifik dimana kita menganalisis bagian keputusan, yang lain mengandalkan intuisi, dan beberapa hanya memutuskan untuk menempatkan dua atau lebih alternatif pada tempat untuk jalan keluar.

Oleh karena itu, kami kelompok Sembilan menyelesaikan makalah ini.

2. Tujuan Penulisan2.1. Untuk mengetahui bagaimana keputusan dibuat.2.2. Untuk mengetahui etika dalam pembuatan keputusan dibuat.

Page 4: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

BAB II

PEMBAHASAN

“Pengambilan Keputusan, Etika dan Kreatifitas”

Keterbatasan organisasi

Organisasi itu sendiri yang menghambat bagi para pengambilan keputusan , para manajer , misalnya , membentuk keputusan-keputusan untuk mencerminkan sistem penilaian kinerja dan pemberian imbalan .

Pertimbangan Shorcusts

Dalam meneliti cara-cara orang membuat keputusan , dua psikolog terkenal , daniel kahneman (pemenang hadiah nobel 2002 dalam ilmu ekonomi )dan amos tversky menemukan bahwa individu yang sering mengandalkan proses pengambilan keputusan .orang –orang yang cenderung terlalu banyak mengandalkan aturan praktis atas pengalaman ,impuls,perasaan , dan keamanan ketika meraka membuat keputusan . pada banyak kasus cara pintas ini sangat membantu . namun bagi orang lain , meraka dapat menyebabkan keputusan yang buruk .

Pembingkaian

Kahneman dan tversky menemuakanbahwa ketiak orang-orang yang mencoba untuk menjadi logis , mereka memberikan jawaban berbeda .satu-satunya perbedaan adalah bahwa masalah pertama dalam kehidupan disimpan, sedangkan masalah kedua menyatakan hal itu dalam pengertian hidup yag lain .

Statistik Regresi terhadap Mcan

Kadang-kadang orang membuat penilaian sementara mengabaikan regresi statistik untuk mean , pengamatan statistik bahwa kinerja yang sangat baik sering di ikuti dengan kinerja yang lebih rendah , sementara kinerja yang sangat baik sering diikuti dengan kinerja yang sangat baik , hasilnya rata-rata kinerja sepanjang waktu .perbaiakn kinerja terjadi dalam jangka panjang .

Ketersediaan Heuristic

Ketersedian Heuristic adalah kecenderungan orang untuk dasar penilaian mereka tentang informasi yang tersedia bagi mereka dari pada data lengkap .peristiwa yang membangkitkan emosi , yang sangat jelas , atau yag baru saja terjadi cenderung lebih tersedia dalam ingatan kita .

Mengabaikan Tingkat Base

Kesalahan lain penilaian yang dibuat orang-orang adalah mengabaikan tingkat dasar , mengabaikan kemungkinan statistik bahwa suatu peristiwa mungkin terjadi. Manajer berasumsi bahwa sampel kecil dari lulusan sebelumnya bekerja mewakili semua lulusan dari universitas itu .

Eskalasi Komitmen

Page 5: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

Eskalasi komitmen adalah peningkatan komitmen terjadi keputusan sebelumnya meskipun informasi negatif .komitmen meningkat atas kegagalan tindakan ketika mereka melihat diri merekasebagai yang bertanggung jawab atas kegagalan ini .

Bias Terlalu Percaya

Ada yang mengatakan bahwa bias terlalu percaya adalah tidak ada masalah dalam penilaian dan pengambilan keputusan yang lebih menonjol dan lebih kopetensi menimbulkan masalah dari terlalu percaya . ketika kita diberi pertanyaan yang aktual dan diminta untuk menilai probolitas bahwa jawaban kami benar , kita cenderung terlalu optimis .

Anchoring Bias

Ini merupakan kecenderungan untuk terpaku untuk pada informasi awal sebagai titik awal , setelah diteteapkan , kita kemudian menyesuaikan kegagalan untuk info yang selanjutnya .

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

Pengambilan keputusan dan dibandingkan dengan pengambilan keputusan invidu .

1. Kelompok vs individu 2. Kekuatan pengambilan keputusan kelompok 3. Kelemahan pengambialn keputusan kelompok

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

Interaksi kelompok

Bentuk yang paling umum dari pengambilan keputusan kelompok yang terjadi dari kelompak ,pada kelompok ini , anggota bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal dan nonverbal untuk berkomunikasi satu sama lain .

Brainstorming

Ini dimaksudkan untuk mengatasi tekanan agar sesaui dalam berinteraksi dengan kelompok yang mencegah pengembangan alternatif kreatif . sebuah varian baru dari brainstorming adalah brainstorming elektronik , yang dilakukan oleh orang yang berinteraksi dengan komputer .

Teknik Kelompok Nominal

Teknik kelompok nominal membatasi diskusi atau komunikasi interpersonal selama proses pengambilan keputusan ,sehingga istialah nominal (hanya nama).lebih khususnya masalah disajikan dan kemudian langkah-langkah berikut ini terjadi ;

1. Peretemuan anggota sebagai kelompok , sebelum diskusi berlangsung , setiap anggota bebas menuliskan idenya tentang masalah ini

2. Setiap anggota menyajikan sebuah ide ke kelompok .3. Kelompok ini kemudian membahas ide untuk kejelasan dan mengefaluasi mereka .4. Gagasan dengan keseluruhan peringkat tertinggi menentukan keputusan akhir .

Page 6: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

Peran Kelompok sebagai Pembuat Keputusan dan Pemecah Masalah

Pembagian pengetahuan, ide, dan keahlian dapat menghasilkan dialog yang lebih baik, pemahaman akan masalah, dan tindakan alternatif yang lebih kreatif.

Kemampuan kelompok untuk menganalisis masalah dan mendefenisikan dan menilai alternatif secara kritis dan untuk mencapai keputusan yang valid dapat diperlemah oleh dua fenomena perilaku, yaitu pemikiran kelompok dan pergeseran yang berisiko atau dampak diskusi kelompok.

Fenomena Pemikiran Kelompok

Pemikiran kelompok (group think) menggambarkan situasi dimana tekanan untuk mematuhi mencegah anggota-anggota kelompok individual untuk mempresentasikan ide atau pandangan yang tidak popular. Individu yang memiliki pandangan yang berbeda dari mayoritas yang dominan berada dalam tekanan untuk menyembunyikan atau memodifikasi keyakinan dan perasaan mereka yang sebenarnya.

Mereka mungkin tidak memiliki cukup keberanian untuk melawan pandangan yang popular, meskipun oposisi dan disrupsi mereka akan meningkatkan pertimbangan kelompok. Beberapa pakar menjelaskan bahwa pemikiran kelompok adalah kemunduran dalam efisiensi mental, pengujian realitas, dan pertimbangan moral seseorang sebagai akibat dari tekanan kelompok. Gejala-gejala dari fenomena tersebut adalah sebagai berikut.

1. Anggota-anggota kelompok merasionalisasikan setiap resistensi terhadap asumsi yang telah

mereka buat.

2. Para anggota menerapkan tekanan langsung kepada mereka yang untuk sekejap yang

menyatakan keraguan terhadap pandangan bersama kelompok tersebut atau yang

mempertanyakan validitas dari argumen yang mendukung alternatif yang dipilih oleh

mayoritas.

3. Para anggota yang memiliki keraguan atau pandangan yang berbeda berusah untuk

menghindari penyimpangan terhadap terhadap apa yang tampaknya menjadi konsensus

kelompok dengan cara tinggal diam terhadap kekhawatiran tersebut dan bahkan

meminimalkan pentingnya keraguan mereka.

4. Tampaknya terdapat suatu ilusi mengenai kebulatan suara. Jika seseorang tidak berbicara,

maka diasumsikan bahwa sepenuhnya setuju. Dengan kata lain, mereka yang abstain

dipandang sebagai suara yang setuju.

Guna untuk menghindari atau mengoreksi pemikiran kelompok, seseorang sebaiknya.

1. Menugaskan anggota tim yang berbeda untuk memainkan peran antagonis pada setiap

pertemuan.

2. Memasukan pakar-pakar eksternal yang berbeda pada setiap pertemuan.

3. Membagi kelompok tersebut menjadi dua atau lebih subkelompok dan meminta mereka

untuk melakukan investigasi atas berbagai alternatif secara terpisah.

Page 7: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

4. Menghindari untuk menyatakan solusi prefensial pada awal preferensial pada awal diskusi,

tetapi membiarkan kelompok tersebut melanjutkan proses diskusi tanpa ada solusi yang

sudah diambil terlebih dahulu. Tindakan perbaikan lainnya yang efektif adalah penggunaan

kelompok yang heterogen.

Fenomena Pergeseran yang Berisiko (Dampak Diskusi Kelompok)

Fenomena pergeseran yang berisiko, atau dam pak diskusi kelompok, merupakan produk sampingan dari interaksi manusia. Hal ini dicirikan oleh kelompok yang lebih memilih alternatif yang lebih agresif dan berisiko dibandingkan dengan apa yang mungkin dilakukan oleh individu-individu jika mereka bertindak sendirian. Kehati-hatian yang dirasakan oelh para nggota secara pribadi, mungkin tidak dikomunikasikan dalam situasi kelompok dan disana muncul kesan bahwa partisipan yang lebih berani.

Hipotesis berisiko sebagai nilai mengamati bahwa dalam masyarakat saat ini, risiko moderat memiliki nilai budaya lebih kuat dibandingkan dengan konservatisme dan bahwa orang yang mengambil risiko dikagumi. Menurut hipotesis difusi tanggung jawab, keputusan kelomp[ok membebaskan individu dari tanggung jawab langsung terhadap pilihan akhir kelompok.

Pergeseran yang berisiko, sama seperti pemikiran kelompok, harus dicek guna menghindari dampak buruk terhadap kualitas pilihan keputusan. Salah satu pendekatannya adalah pemilihan yang hati-hati atas anggota-anggota tim berdasarkan sikap mereka dalam hal pengambilan risiko. Teori preferensi (utilitas) dan observasi dalam situasi pengambilan keputusan sebelumnya adalah alat-alat pemilihan semacam itu. Suatu kelompok pengambilan keputusan sebaiknya selalu terdiri atas campuran antara para pengambil risiko konservatif dan para pengambil risiko moderat guna mengendalikan kandungan risiko dari pengambilan keputusan.

Kesatuan Kelompok

Kesatuan kelompok didefenisikan sebagai tingkat dimana anggota-anggota kelompok tertarik satu sama lain dan memiliki suatu tujuan kelompok yang sama. Kelompok dengan kesatuan yang kuat pada umumnya lebih efektif dalam situasi pengambilan keputusan dibandingkan dengan kelompok dimana terdapat banyak konflik internal dan kurangnya semangat kerja sama di antara para anggotanya. Tingkat kesatuan kelompok dipengaruhi oleh jumlah waktu yang dihabiskan bersama oleh para anggota kelompok, tingkat kesulitan dari penerima anggota baru ke dalam anggota kelompok, ukuran kelompok, ancaman eksternal yang mungkin, dan sejarah keberhasilan dan kegagalan kelompok di dalam masa lalu. Semakin besar kesempatan bagi para anggota kelompok untuk menemukan minat yang sama dan menjadi tertarik satu sama lain. Semakin sulit diterima menjadi anggota kelompok tersebut, maka para anggota akan semakin menghargai keanggotaan yang mereka miliki.

Pengambilan Keputusan dengan Konsensus vs Aturan Mayoritas

Konsensus dalam konteks pengambilan keputusan didefenisikan oleh Holder(1972) sebagai kesepakatan semua anggota kelompok dalam pilihan keputusan. Pada kebanyakan situasi, konsensus hanya dapat dicapai setelah pertimbangan yang matang serta evaluasi yang kritis atas lebih atau kurangnya. Selain berdampak akurasi, konsensus juga dianggap mendorong individu untuk membagi

Page 8: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

pengetahuan dan keahlian mereka dengan lebih bebas dan menginspirasikan mereka untuk mengomunikasikan seluruh informasi yang relevan. Beberapa orang mengklaim bahwa hal tersebut memotivasi anggota kelompok untuk melakukan yang terbaik dalam tahap implementasi guna memastikan pencapaian tujuan kelompok tersebut.

Pengambilan keputusan dengan konsensus membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan dengan penambilan keputusan dengan pengaturan mayoritas.

Kontroversi yang Disesbabkan oleh Hubungan Atasan dengan Bawahan

Ketika kelompok pengambilan keputusan terdiri atas atasan dan bawahan, kontroversi tidak dapat dihindarkan. Atasan mempunyai akses terhadap informasi yang berbeda, sehingga memiliki pendapat yang berbeda pula dibandingkan dengan bawahannya. Kualitas dari pilihan keputusan akan sangat bergantung bagaimana atasan menangani kontroversi tersebut.

Atasan sebagai pemimpin memiliki pilihan keperilakuan sebagai berikut.

1. Menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan informasi

yang tersedia pada saat itu.

2. Memperoleh informasi yang diperlukan dari bawahan, kemudian menggunakannya untuk

memutuskan suatu solusi bagi masalah tersebut. Atasan tersebut dapat saja memberitahu atau

tidak memberitahu bawahannya untuk masalah yang mana informasi tersebut dikumpulkan.

3. Menceritakan masalah tersebut dengan bawahan yang relevan secara pribadi, memperoleh

ide-ide serta saran-saran mereka. Kemudian, buatlah keputusan yang dapat saja dipengaruhi

atau tidak dipengaruhi ole hide bawahan tersebut.

4. Menceritakan masalah tersebut dengan bawahan yang relevan secara pribadi, memperoleh

ide-ide serta saran-saran mereka. Kemudian, buatlah keputusan yang dapat saja dipengaruhi

atau tidak dipengaruhi ole hide bawahan tersebut.

5. Menceritakan masalah tersebut dengan bawahan secara kelompok, mendiskusikan kelebihan

dan kekurangan yang ada serta mencoba untuk mencapai suatu kesepakatan atau suatau

solusi.

Masing-masing pilihan keperilakuan dapat mengarah kepada keputusan yang memuaskan, tetapi riset yang menguji validitasnya menemukan bahwa metode partisipasi unggul ketika kualitas dari keputusan tersebut penting dan penerimaan sewerta implementasi yang dipaksakan bersifat meragukan.

Teknik Kelompok Nominal

Teknik kelompok nominal membatasi diskusi atau komunikasi interpersonal selama proses pengambilan keputusan. Langkah-langkahnya antara lain:

1. Pertemuan anggota sebagai kelompok, sebelim diskusi berlangsung, setiap anggota bebas menuliskan idenya tentang masalah ini

2. Setelah periode ini diam, setiap anggota menyajikan sebuah id eke kelompok

Page 9: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

3. Kelompok ini kemudian membahas ide unutk kejelasan dan mengevaluasi mereka4. Setiap anggota kelompok diam dan mandiri memperingkat ide-ide. Gagasan dengan peringkat

tertinggi menentukan keputusan akhir.

ASUMSI KEPERILAKUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI

Perusahaan sebagai Unit Pengambilan Keputusan

Suatu perusahaan dapat dianggap sebagai suatu unit pengambialan keputusan yang serupa dalam banyak hal dengan seseorang individu. Masalah keputusan yang dihadapi suatu perusahaan begitu banyak dan kompleks. Masalah tersebut sering kali melibatkan lebih dari satu departemen atas aktivitas. Keputusan yang rutin atau berulang secara regular.

Cybert dan March menggambarkan empat konsep dasar relasional sebagai inti dari pengambilan keputusan bisnis:

1. Resolusi semu dari konflik2. Penghindaran ketidakpastian3. Pencarian masalah4. Pembelajaran organnisasional

Resolusi Semu dari Konflik

Teori keputusan klasik mengasumsikan bahwa konflik dapat diselesaikan dengan menggunakan rasionalitas lokal, aturan-aturan pengambilan keputusan yang dapat diterima dan perhatian secara berurutan pada tujuan.

Rasionalitas lokal dicapai dengan membagi dengan membagi masalah pengambilan keputusan itu ke dalam sub-sub masalah dan dengan menyerahkannya kepada sub-sub organisasi unutk diselesaikan. Dengan demikian, masalah yang kompleks dan saling berhubungan diperkecil, sehingga menjadi sejumlah masalah yang sederhana. Jika keputusan yang dihasilkan melalui proses delegasi dan spesialisasi adalah konsisten satu sama lain dan sesuai dengan tuntutan dari lingkungan eksternal, maka konflik dapat diselsesaikan.

Menghindari Ketidakpastian

Ketika mengambil keputusan, organisasi secara terus-menerus akan dihantui oleh ketidakpastian dalam lingkungan internal maupun eksternalnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa teori pengambilan keputusan modern telah mendedikasikan banyak dari usahanya untuk masalah-masalah pengambillan keputusan dalam risiko dan ketidakpastian.

Cybert dan March menemukan bahwa para pengambil keputusan dalam organisasi sering kali menggunakan strategi yang kurang rumit ketika berhadapan dengan risiko dan ketidakpastian. Mereka menggambarkan perilaku dari para pengambil keputusan tersebut sebagai berikut:

1. Mereka menghindari persyaratan bahwa mereka harus dengan benar mengantisipasi kejadian-kejadian yang jauh di masa yang akan datang dengan menggunakan aturan-aturan pengambilan keputusan yang menekankan pada reaksi jangka pendek dan bukan pada antisipasi atas kejadian jangka panjang yang tidak pasti.

Page 10: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

2. Mereka menghindari persyaratan bahwa mereka mengantisipasi reaksi masa depan atas bagian-bagian lain dari lingkungan mereka mengatur suatu lingkungan yang dinegosiasikan.

Pencarian Masalah

Elemen yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah pencarian akan tindakan alternative dan kuantitatif atas konsekuensinya. Pencarian organisasional mempunyai empat karakteristik.

1. Pencarian tersebut dimotivasi oleh adanya suatu masalah atau peluang dan tidak akan berhenti sampai masalah itu terpecahkan atau peluang itu ditindaklanjuti.

2. Pencarian tersebut bersifat sederhana karena awalnya hanya berkonsentrasi pada lingkungan dari gejala-gejala masalah dan alternative yang paling jelas.

3. Setiap pencarian bersifat bias. Bias itu mungkin merupakan hasil dari pelatihan atau pengamalan khusus dari pengambil keputusan di bidang-bidang tertentu dari organisasi.

4. Pencarian tersebut dapat dirusak oleh bias komunikasi yang mencerminkan konflik yang tidak terselesaikan di suatu bagian dalam organisasi dan yang dengan sendirinya memerlukan perhatian segera

Pembelajaran Organisasi

Organisasi belajar untuk megurusi bagian tertentu dari lingkungan adaptif dari karyawannya dan bukan bagian lainnya, atau unutk menggunakan suatu criteria dan mengabaikan criteria lainnya. Ketika pendekatan pencarian tertentu menemukan solusi yang layak unutk suatu masalah, organisasi kemungkinan besar akan mengulangi pendekatan yang sama dalam memecahkan masalah yang serupa di masa depan.

MANUSIA-PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN ORGANISASIONAL

Lingkungan organisasi di mana manusia digunaklan bergantung pada jenis dari masalah pengambilan keputusan atau peluang yang dihadapi. Masalah pengambilan keputusan berkisar dari yang sederhana sampai yang rumit. Masalah dianggap rumit jika tidak didefenisikan dengan baik dan tidak terstruktur atau jika proses pencarian unutk suatu solusio itu sendiri kompleks. Manusia bergantung pada jenis-jenis pengambilan keputusan terhadap satu masalah atau peluang yang ditemui. Masalah-masalah keputusan bervariasi, dari yang sederhana hingga yang kompleks.

Keputusan dan Kelemahan Individu sebagai Pengambil Keputusan

Batasan pengambilan keputusan secara rasional dari individu bervariasi menurut:

1. Lingkup pengetahuan yang tersedia dalam kaitannya dengan seluruh alternative yang mungkin dan konsekuensinya

2. Gaya kognitif mereka dengan asumsi bahwa tidak ada satu pun gaya kognitif yang akan unggul karena dalam situasi masalah tertentu, lebih dari satu pendekatan dapat mengarah pada hasil yang diinginkan

3. Struktur nilai mereka yang berubah4. Tendensi mereka yang lebih cenderung untuk memuaskan dari pada untuk melakukan

optimalisasi.

Page 11: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PENDATANG BARU VS OLEH PAKAR

Proses pengambilan keputusan lebih lanjut lagi dipengaruhi oleh tingkat pengalaman sebelumnya dari individu-individu yang terlibatkan dalam  pengambilan keputusan.

Bouwman (1984) mengungkapkan sejumlah perbedaan yang menarik dalam strategi dan pendekatan yang digunakan serta data spesifik yang dipilih oleh para pakar dan pendatang baru ketika mengambil keputusan berdasarkan informasi akuntansi atau informasi keuangan lainnya. Studi tersebut menggunakan analis protocol dan hanya melibatkan lima mahasiswa pascasarjana (kelompok pendatang baru) dan tiga orang akuntan publik (kelompok pakar). Studi tersebut juga berurusan dengan tugas pengambilan keputusan yang sederhana. Walau kedua kelompok  tersebut menggunakan proses evaluasi yang sama, perbedaan besar muncul pada pendekatan-pendekatan khusus mereka.

Studi  atas sikap pengambilan keputusan secara keseluruhan menunjukkan bahwa pendatang baru mengumpulkan data tanpa melakukan diskriminasi dan menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara diskriminatif guna menindaklanjuti  observasi tertentu ; mereka secara teratur  meringkas data tersebut dan memformulasikan hipotesis. Meskipun lebih kompleks, pendekatan mereka kurang memiliki karakter pengulangan sebagaimana terdapat dalam pendekatan kelompok pendatang baru. Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data, peneliti membagi tugas analisis keuangan tersebut ke dalam tiga komponen: 1) pengujian informasi, 2) integrasi pengamatan dan penemuan, dan 3) pertimbangan.

Pengujian Informasi

Pengujian didefenisikan sebagai kegiatan menganalisis informasi yang disajikan dan menyeleksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut, hanya informasi yang terlihat sangat relevan dengan tugas keputusan itu yang harus dilaksanakan.

Studi itu menunjukkan bahwa baik pakar maupun para pendatang baru menerjemahkan informasi keuangan  ke dalam istilah-istilah kualitatif dan menggunakan metode-metode yang serupa (misalnya, perhitungan rasio, pengembangan tren, dan laporan arus)

 Integrasi Pengembangan dan Temuan

Integrasi melibatkan pengelompokan atas pengamatan, baik berdasarkan hubungan sebab akibat maupun berdasarkan komponen fungsional dari perusahaan. Ketika mengintegrasikan pengamatan dan temuan yang menjelaskan satu sama lain dan mengabaikan yang tidak.

Sebaliknya, para pakar menempatkan penekanan khusus  pada kontradiksi potensial dalam pengamatan dan temuan sebagai alat untuk  mendeteksi masalah yang mendasari.

 Pertimbangan

Pertimbangan yang digunakan di sepanjang proses pengambilan keputusan tampak lebih jelas dalam merumuskan hipotesis, pengembangan petunjuk dalam merumuskan keputusan akhir, dan dalam penyusunan ringkasan temuan.

Para pendatang baru tampaknya menyetarakan pertimbangan dengan memutuskan “kapan waktu tepat untuk memilih mana dari fakta yang diamati yang merupakan masalah utama”.

Peran Kepribadian dan Gaya Kognitif  dalam Pengambilan Keputusan

Page 12: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

Karena manusia membuat keputusan, banyak riset telah diarahkan pada bagaimana perbedaan psikologis mempengaruhi keputusan. Perbedaan psikologis individu dapat dibagi menjadi dua kategori: kepribadian dan gaya kognitif.

Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara gaya kognitif  mengacu pada cara atau metode seseorang menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan  informasi. Melalui hal yang sama, individu-individu dengan sikap dan keyakinan yang sangat berbeda dapat menunjukkan gaya kognitif  yang sama.

Dalam situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif  saling berinteraksi dan memengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak dari informasi akuntansi. Kebebasan wilayah adalah kemampuan seorang individu untuk sampai pada persepsi yang benar dengan mengabaikan konteks-konteks yang mengintervensi. Ketergantungan wilayah adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengesampingkan informasi yang tidak relevan dan menyesatkan ketika berusaha membentuk suatu pendapat.

 

ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Empat Kriteria Pengambilan Keputusan

Pertama adalah kriteria ulitarian , keputusan dibuat hanya berdasarkan hasil atau konsekuensi. Tujuannya adalah memberikan kebaikan bagi jumlah terbesar.

Kedua adalah hak, yang menyebutkan individu untuk membuat keputusan konsisten dengan kebebasan-kebebasan fundamental dan hak-hak seperti yang ditetapkan dalam piagam HAM dan kebebasan.

Kriteria  etis ketiga adalah keadilan. Kriteria ini  memerlukan individu untuk memberlakukan dan menegakan aturan secara adil dan tidak memihak sehingga ada pemerataan manfaat dan biaya. Kriteria etis keempat adalah perawatan. Etika perawatan dapat dinyatakan sebagai tindakan moral yang benar yang menyatakan keadilan dan melindungi hubungan istimewa dimana individu saling memiliki satu sama lain.

Faktor-faktor  Yang  Mempengaruhi Etika

Perilaku Pengambilan Keputusan

Tahap Pengembangan Moral

Tahap pengembangan moral menilai kapasitas seseorang untuk menilai apa yang benar secara moral. Penelitian menunjukkan bahwa ada tiga tingkat memiliki dua tahap. Perkembangan moral yang semakin tinggi, semakin sedikit bergantung pada pengaruh luar dan demikian, dia semakin cenderung berperilaku etis. Tingkat pertama adalah tingkat pra konvensional, tingkat kedua adalah konvensional, dan tingkat tertinggi adalah tingkat prinsip.

 

Pengendalian Lokus

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan lokus kontrol eksternal (yaitu, mereka percaya hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar, seperti keberuntungan atau kesempatan)

Page 13: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

cenderung tidak bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari  perilaku mereka dan cenderung mengandalkan pengaruh eksternal untuk menentukan perilaku mereka.

Mereka yang memiliki lokus kontrol internal dari sisi lain lebih mungkin mengandalkan standar internal di sisi lain lebih mungkin mengandalkan standar internalnya sendiri untuk membimbing perilaku benar  atau salah mereka.

Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasional mengacu pada pesepsi harapan karyawan organisasi. Karakteristik lingkungan suatu organisasi mungkin untuk mendorong  pengambilan keputusan etis termasuk kode etik yang tinggi, perilaku moral yang tinggi oleh manajer senior, ekspektasi realistis, artinya penilaian kinerja yang dievaluasi sebagai tujuan, pengakuan dan promosi untuk individu yang terlihat hukuman bagi mereka yang bertindak tidak  etis.

Orang yang tidak memiliki rasa moral yang kuat kemungkinannya  sangat kecil untuk membuat keputusan etis jika mereka dibatasi oleh lingkungan  organisasi yang tidak suka pada perilaku tersebut. Sebaliknya, orang yang benar dapat merusak lingkungan suatu organisasi yang memungkinkan atau mendorong praktis yang tidak etis.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Tanggung jawab perusahaan atau corporate social responsibility adalah suatu konsep abhwa organisasi khususnya namun bukan hanya perusahaan adalah memiliki tanggung jawab terhadap konsumen , karyawan, pemegang perusahaan, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek organisasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya hars mendasar keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan.

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN

Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan perbuatan baik( atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh habitat for humanity atau roland mcdonald house), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil dari CSR. Dengan diterimanya konsep CSR , Terutama triple bottom line perusahaan mendapat kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/ relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat diimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan peningkatan posisi organisasi di dalam sebuah komunitass melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi komunitas dan organisasi.

CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, dimana csr mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar sungguh-sungguh memperhitungkan akibat dari suatu pemangku kepentingan perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemegang kepentingan internal.

Sebuah defenisi yang luas oleh World Bussiness Councill For sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus

Page 14: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

bergerak dibidang pembangunan berkelanjutan yang menyatakan bahwa: CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluargannya.

PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN

Pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:

1. akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar jhon elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar trple bottom line(sbl).

2. global reporting intiative,yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.

3. verite acuan pemantauan. Laporan ini berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000.

4. standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000

Dibeberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanakan csr, walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial. Sementara aspek lingkungan apalagi aspek ekonomi memang jauh lebih mudah untuk diukur.

ALASAN TERKAIT BISNIS(BUSSINESS CASE) UNTUK CSR

Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapt bebea-beda tergantung dari sifat prusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kineja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak liteatur yang memuat tetang cara mengukurnya. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR dengan kinerja finansial perusahaan memang menunjukan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belumlah lagi tercapai.

Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakannya biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi dibawah ini:

a. sumberdaya manusia

program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperkerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat digunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan yang ada.

CSR juga dapat digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman diantara para staff, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya penyisihan gaji, penggalangan dana ataupun kesukarelawanan dalam bekerja untuk masyarakat.

b. manajemen resiko

manajemen resiko merupakan slah satu hal penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejab melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup.

Page 15: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

c. membedakan merek

di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu metode penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya dibenak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang merupakan juga nilai yang dianut para masyarakat.

d. CRM bersifat lebih langsung

perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh.

e. ijin usaha

perusahaan selalu berusaha agar menghindarkan gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan hal yang benar secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat seriuz dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup, maka dengan demikian mereka akan menghindari intervensi.

f. motif perselisihan bisnis

kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR Sering kali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah eika dari bisnis utama peseroan.

Page 16: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pengambilan keputusan rasional dibuat secara konsisten dengan memilih kualitas yang tinggi dalam masalah-masalah tertentu. Pilihan-pilihan yang dibuat mengikuti enam langkah model pengambilan keputusan rasional.

Kelompok menghasilkan informasi dari pengetahuan yang lebih lengkap> dengan menggabungkan sumber daya beberapa individu, kelompok membawa lebih banyak masukan dalam proses pengambilan keputusan. Kelompok dapat membawa peningkatan keragaman terhadap proses pengambilan keputusan, dan dengan demikian kesempatan untuk mempertimbangkan pendekatan alternatif yang lebih.

Kelemahan pengambilan keputusan kelompok adalah 1) kelompok menggunakan waktu. 2) Ada tekanan dalam kelompok. 3) Diskusi kelompok didominasi oleh satu atau beberapa orang anggota.

Manusia merupakan mahluk rasional. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan secara individu terdiri atas pencarian di antara alternatif-alternatif tidak terbatas akan suatu solusi yang masuk akal dalam kondisi dimana konsekuensi dari tindakan tidaklah pasti.

Seseorang dapat memilih pilihan yang etis. Pertama adalah kereta utilitarian, dimana keputusan dibuat hanya berdasarkan hasil atau konsekuensi. Tujuan dari utilitarianisme adalah memberikan kebaikan bagi jumlah terbesar.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (bukan hanya) perusahaan adalah memiliki sesuatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan

Page 17: citradiriwanita.files.wordpress.com viewKata Pengantar. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

pembangunan berkelanjutan, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata terhadap faktor keuangan.

2. SaranDalam mengambil keputusan dilakukan dengan angket dan memberikan alasan

masing-masing dalam angket tersebut, kemudian pemimpin melihat keputusan mana yang pantas diambil.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ikhsan, Arfan., Indra Maipita. Perilaku Organisasi. Madenatera.