ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah...

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA BANTUAN KREDIT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERDESAAN Studi Kasus Warung Kelontong di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 -2009 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Keuangan Daerah Oleh : TRIANA NURHAYATI S 4207009 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2011

Transcript of ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah...

Page 1: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA BANTUAN KREDIT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

( PNPM ) MANDIRI PERDESAAN

Studi Kasus Warung Kelontong di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 -2009

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Keuangan Daerah

Oleh :

TRIANA NURHAYATI S 4207009

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya

yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan

mengambil judul “Analisis Perbedaan Pendapatan Usaha Mikro Sebelum dan

Sesudah Menerima Bantuan Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan” (Studi Kasus Terhadap Warung Kelontong di

Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 – 2009). Dalam

penyelesaian tesis ini, banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara

moril maupun materiil, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. JJ. Sarungu, MS. Selaku Ketua Program Magister Ekonomi dan

Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus

pembimbing utama, yang dengan penuh kesabaran meluangkan waktunya

untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

2. Ibu Siti Aisyah TR, SE, Msi. Selaku pembimbing pendamping yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan sampai tesis ini selesai.

3. Seluruh staf administrasi dan pendidikan MESP – UNS serta civitas

akademis Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

4. Suamiku tercinta yang tidak lelah memberikan dorongan semangat bagi

penulis

Page 6: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Kedua orangtuaku, adik-adikku dan keponakan-keponakanku tersayang

yang telah memberikan do’a, semangat dan dorongan kepada penulis

untuk menyelesaikan tesis ini

6. Teman-teman sejawat dan se-angkatan yang telah memberikan dorongan

dan banyak informasi berguna, sehingga membuat tesis ini makin lengkap

7. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Terakhir penulis mengharapkan kritik dan masukan yang bersifat

membangun demi penyempurnaan tesis ini, baik dari segi metodologis maupun

segi analisis akademisnya, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan dan dapat memperkaya khasanah

dalam pengembangan ilimu-ilmu. Amin

Surakarta, 2011

Penulis

Page 7: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………….. ..

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……..……………………………......

PENGESAHAN KELULUSAN..………………………………………..

PERNYATAAN ………………………………………………….……

ABSTRAK ………………………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………

DAFTAR TABEL ………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………..…………………………………

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………….

1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan ………………………………………………………

2.2. Modal ……………………………………………………………

2.3. Kredit ……………………………………………………………

2.4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

2.5. Usaha Mikro ……………………………………………………

i

ii

iii

iv

v

vii

ix

xii

xiv

xv

1

5

5

6

7

7

7

9

12

14

Page 8: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.6. Warung Kelontong ………………………………………………

2.7. Penelitian Terdahulu……………………………………………..

2.8. Kerangka Konseptual……………………………………………

2.9. Hipotesis…………………………………………………………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………

3.2. Unit Analisis ……………………………………………………

3.3. Teknik Pengambilan Sampel……………………………………

3.4. Jenis Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ……………

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ….………………

3.6. Teknik Analisis Data …………………………...………………

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Polokarto ……………

2. Kondisi Sosial Ekonomi ………………………………………

3. Gambaran Obyek Penelitian ……………………………………

4.2. Perkembangan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan

Polokarto…………………………………………………………

4.3. Keadaan dan Karakteristik Responden ………………………….

1. Karakteristik Responden Dilihat dari Usia……………………

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………

3. Tingkat Pendidikan Responden ……………………………..

4. Karakterisik Responden Dilihat dari Status Pernikahan ……..

16

17

19

21

22

22

22

22

24

25

26

29

29

29

29

30

31

34

34

36

36

37

Page 9: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Jumlah Anggota Keluarga Responden…………………………

6. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Pasangan (Suami

atau Istri)……………………………………………………

7. Lama Usaha Responden ……………………………………..

8. Karakteristik Menurut Besarnya Bantuan Kredit Yang

Diterima………………………………………………………

4.4. Perbandingan Tingkat Pendapatan Responden Sebelum Dan

Sesudah Menerima Bantuan Kredit PNPM Mandiri Perdesaan …

4.5. Hasil Estimasi Statistik Uji Beda Mean..………………………

4.6. Pembahasan …………………………………………………….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………………………………………………………

5.2. Saran …………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

LAMPIRAN

42

43

44

45

46

48

50

55

55

56

57

Page 10: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Penduduk miskin Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 ……..

Tabel 3.1. Populasi sampel ………………………………………………….

Tabel 3.2. Pengelompokan besar bantuan kredit ……………………………

Tabel 4.1. Jumlah warung kelontong yang mendapat bantuan kredit……….

Tabel 4.2. Program penanggulangan kemiskinan yang ada di Kecamatan

Polokarto…………………………………………………………

Tabel 4.3. Alokasi bantuan program di Kecamatan Polokarto ……………...

Tabel 4.4. Responden menurut usia………………………………………...

Tabel 4.5. Jenis kelamin responden………………………………………….

Tabel 4.6. Responden menurut tingkat pendidikan..………………………...

Tabel 4.7. Responden menurut status pernikahan …………………………..

Tabel 4.8. Responden menurut jumlah anggota keluarga …………………..

Tabel 4.9. Responden menurut pekerjaan pasangan………………………...

Tabel 4.10. Responden menurut lama usaha ………………………………..

Tabel 4.11. Responden menurut besarnya pinjaman yang diterima tahun

2007……………………………………………………………..

Tabel 4.12. Responden menurut besarnya pinjaman yang diterima tahun

2008 …………………………………………………………….

Tabel 4.13. Responden menurut besarnya pinjaman yang diterima tahun

2009 …………………………………………………………….

Tabel 4.14. Responden berdasarkan pendapatan sebelum dan sesudah

menerima bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan tahun

2007-2009…………………………………………………..…...

Tabel 4.15. Rata-rata Pendapatan sebelum dan Sesudah Menerima Bantuan

Kredit Tahun 2007 -2009 …………………...............................

3

4

14

24

27

32

34

35

37

38

39

40

41

43

44

45

47

48

48

49

Page 11: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Pendapatan Rata-rata Responden………. ………………..

20

Page 12: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Analisis Perbedaan Pendapatan Usaha Mikro Sebelum Dan Sesudah Menerima Bantuan Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan

(Studi Kasus Warung Kelontong di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 -2009)

TRIANA NURHAYATI S 4207009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis data yang berkaitan dengan pemberian bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Tujuan khususnya adalah : (1) Menganalisis perbedaan pendapatan usaha mikro (warung kelontong) di Kecamatan Polokarto sebelum dan sesudah mendapat bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan. Hal ini sangat penting untuk evaluasi dan perbaikan pelaksanaan pemberian bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Polokarto khususnya. (2) Menganalisis perkembangan bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan pada pelaku usaha mikro khususnya warung kelontong di Kecamatan Polokarto.

Bentuk desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensif. Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan lokasi PNPM Mandiri Perdesaan. Objek dalam penelitian ini adalah mengenai pelaku usaha mikro khususnya warung kelontong yang mendapat bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan dari tahun 2007 – 2009. Keseluruhan uji statistik mempergunakan alat bantu komputer dengan program SPSS versi 15.

Berdasarkan data, analisa dan pembahasan serta pembuktian hipotesis yang diajukan tentang analisa pendapatan pelaku usaha mikro warung kelontong penerima bantuan kredit pada program PNPM Mandiri Pedesaan, terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pendapatan pelaku usaha mikro warung kelontong penerima bantuan kredit sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan kredit. Program PNPM Mandiri pedesaan yang telah dilaksanakan dengan sasaran target pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan, mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga dan berjalan cukup efektif di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

Kata Kunci : Pendapatan, Bantuan Kredit, PNPM Mandiri Perdesaan, Warung Kelontong

Page 13: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Analysis of Income Differences Before and After Micro Credit Assistance Receives from National Community Empowerment Program (PNPM)

Independent Rural

(Case Study Grocery Shop in District Polokarto Sukoharjo Regency of Central Java Province in 2007 -2009)

TRIANA NURHAYATI

S 4207009.

This study aims to determine and analyze the data associated with providing credit assistance from the NCEP Independent Rural in District Polokarto Sukoharjo. Particular purpose are: (1) Analyze the income disparities of micro enterpreneurs (grocery shop) Distric Polokarto before and after receiving assistance PNPM Independent Rural credit. It is very important for the evaluation and improvement of the implementation of credit assistance of NCEP Independent Rural in the District Polokarto particular. (2) analyze the development of PNPM Independent Rural credit assistance to micro businesses, especially grocery shop in District Polokarto.

Form of research design is taken in this paper is inferensive satatistik. This

study took place in Sub Polokarto Sukoharjo district in accordance with the NCEP Independent Rural. Objects in this research is on micro-businesses, especially grocery shop who got loans from the PNPM Independent Rural from 2007 to 2009. The overall statistical test to use computer tools with SPSS version 15.

Based on the data, analysis and discussion as well as proving a hypothesis put

forward about the micro analysis of the income beneficiary grocery store credit in the program NCEP Independent Rural, there are significant differences in income levels the micro credit beneficiaries grocery shop before and after getting credit assistance. NCEP Independent Rural which has been implemented with the goal of the target community empowerment and poverty alleviation, to increase household income and running quite effective in the District Polokarto Regent Sukoharjo.

Keyword : Income, Credit Assistance, NCEP Independent Rural, Grocery Shop.

Page 14: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah usaha yang bertujuan untuk meningkatkan

taraf hidup, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan

masyarakat. Pembangunan ekonomi juga merupakan upaya yang dilakukan suatu

negara untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi dan kualitas hidup

masyarakat (Arsyad, 2001). Dengan batasan ini maka pembangunan ekonomi

diartikan sebagai suatu proses yang berkelanjutan dengan tujuan menaikkan

pendapatan perkapita dalam jangka panjang disertai perbaikan sistem

kelembagaan diberbagai bidang.

Pemberdayaan dan keberpihakan kepada masyarakat golongan kecil di

pedesaan maupun di daerah perkotaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari pembangunan nasional yaitu sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat

yang maju, mandiri sejahtera dan berkeadilan, material maupun spiritual yang

mencakup seluruh lapisan masyarakat. Berkaitan dengan pembangunan ekonomi

guna mempercepat penanggulangan kemiskinan, pemerintah Indonesia telah

melaksanakan program pemberdayaan melalui berbagai pembangunan sektoral

maupun regional. Namun karena dilaksanakan secara parsial dan tidak

berkelanjutan, efektivitasnya terutama dalam penanggulangan kemiskinan

dipandang masih belum optimal sehingga angka kemiskinan masih tinggi.

Page 15: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Untuk itu melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perdesaan diharapkan dapat terjadi harmonisasi prinsip-prinsip dasar,

pendekatan, strategi, serta berbagai mekanisme dan prosedur pembangunan

berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga proses peningkatan kesejahteraan

masyarakat dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Percepatan penanggulangan

kemiskinan melalui PNPM-Mandiri Perdesaan dalam bentuk pinjaman kepada

masyarakat miskin diarahkan untuk meningkatkan/ mengembangkan usaha-usaha

ekonomi produktif yang pada gilirannya diharapkan dapat memberikan

peningkatan pendapatan keluarga. Pinjaman yang diberikan yang merupakan

pinjaman lunak diharapkan dapat menjadi pendorong perluasan usaha ekonomi

serta membuka lapangan kerja di perdesaan.

Usaha Kecil dan Mikro boleh dikatakan merupakan salah satu alternatif

solusi masyarakat untuk dapat meningkatkan pendapatan keluarga, yakni melalui

kegiatan usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. Dengan adanya

usaha kecil yang bergerak disektor informal ini, maka persoalan pengangguran

sedikit banyak dapat tertolong dan implikasi yang diharapkan adalah terjadi

peningkatan pendapatan juga. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat

Kecamatan Polokarto dalam upaya peningkatan pendapatan melalui berbagai

sektor usaha mikro, seperti jasa (salon, bengkel, rental komputer, penjahit),

pedagang retail/warung kelontong, warung makan, industri rumah tangga

(produksi tahu, pembuatan tempe, rambak/ kerupuk, kue, konveksi, batik dan lain-

lain).

Page 16: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1.1 Data Penduduk Miskin Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007

No KecamatanJumlah

Penduduk %

Jumlah Penduduk

Miskin %

1 Weru 66,076 7.86 18,899 7,26

2 Bulu 51,289 6.10 19,222 7,38

3 Tawangsari 58,130 6.92 26,761 10,28

4 Sukoharjo 84,192 10.02 22,886 8,79

5 Nguter 62,632 7.45 23,683 9,10

6 Bendosari 63,115 7.51 19,482 7,48

7 Mojolaban 78,925 9.39 23,929 9,19 8 Polokarto 77,366 9.21 29,766 11,43

9 Grogol 106,258 12.64 25,065 9,63

10 Baki 52,604 6.26 12,541 4,82

11 Gatak 47,880 5.70 17,598 6,76

12 Kartasura 92,010 10.95 20,524 7,88

Kab. Sukoharjo 840,477 100 260,356 100.00 Sumber : Data terolah dari Laporan Hasil Monev Data Kemiskinan

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007

Sebagai gambaran awal berdasarkan data dari hasil pelaksanaan

monitoring dan evaluasi data kemiskinan, yang dilakukan oleh Tim Monev Data

Kabupaten Sukoharjo seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 terlihat bahwa

penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2007 berjumlah 840.477 orang, yang

terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 415.196 orang (49,4%) dan penduduk

perempuan berjumlah 425.281 orang (50,6%) dengan prosentase penduduk miskin

di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo menempati urutan tertinggi yakni

29,766% .

Berdasarkan data monografi Kecamatan Polokarto Tahun 2007 terlihat

bahwa sebanyak 1.587 warga yang berprofesi sebagai pengusaha baik itu bergerak

Page 17: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dibidang jasa, produksi, maupun perdagangan, dimana sebanyak 316 orang

bergerak dibidang retail berupa warung kelontong. Sebaran pedagang kelontong

yang ada dikecamatan Polokarto dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Sebaran Warung Kelontong di Kecamatan Polokarto Tahun 2007

No Desa Warung Kelontong %1 Bakalan 18 5,702 Bugel 32 10,133 Bulu 26 8,234 Genengsari 14 4,435 Godog 20 6,336 Jatisobo 14 4,437 Karangwuni 15 4,758 Kayuapak 10 3,169 Kemasan 10 3,16

10 Kenokorejo 14 4,4311 Mranggen 27 8,5412 Ngombakan 17 5,3813 Polokarto 20 6,3314 Pranan 17 5,3815 Rejosari 20 6,3316 Tepisari 2 0,6317 Wonorejo 40 12,66

316 100Sumber : Data terolah dari Kecamatan Polokarto dalam

Angka Tahun 2007

Kecamatan Polokarto

Berdasarkan uraian dimuka, masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah mengetahui bagaimana perbedaan pendapatan pelaku usaha mikro

khususnya warung kelontong di Kecamatan Polokarto sebelum dan setelah

menerima bantuan kredit dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan.

Page 18: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1.2. Rumusan Masalah

Besarnya angka kemiskinan menjadi salah satu dasar penetapan

Kecamatan Polokarto sebagai salah satu sasaran program pemerintah, diantaranya

PNPM Mandiri Perdesan. Salah satu proses yang dilaksanakan PNPM Mandiri

Perdesaan yakni bersama masyarakat melakukan Focus Group Discusion (diskusi

kelompok terarah), tujuan dari FGD adalah untuk menemukenali akar masalah

penyebab kemiskinan dan sebagai hasil akhir kesimpulan diskusi tersebut

menyebutkan bahwa salah satu akar penyebab kemiskinan masyarakat Kecamatan

Polokarto adalah keterbatasan modal dan kesulitan dalam mengakses pinjaman

dari perbankan. Kesulitan permodalan ini dialami oleh pelaku usaha mikro, baik

itu yang bersifat produksi, jasa, maupun retail.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan

pendapatan bagi pelaku usaha mikro (khususnya warung kelontong) sebelum dan

sesudah menerima bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2007-

2009 di Kecamatan Polokarto?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis data yang

berkaitan dengan pemberian bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan di

Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Tujuan khususnya adalah

Menganalisis perbedaan pendapatan usaha mikro di Kecamatan Polokarto

sebelum dan sesudah mendapat bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan. Hal ini

Page 19: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sangat penting untuk evaluasi dan perbaikan pelaksanaan pemberian bantuan

kredit PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Polokarto khususnya.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak

terkait dengan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, khususnya berkaitan

dengan upaya penanggulangan kemiskinan melalui bantuan kredit yang telah

dijalankan sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

penyempurnaan kebijakan pada periode berikutnya.

Adapun manfaat akademis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

bertambahnya wawasan dan pengetahuan tentang bantuan kredit PNPM Mandiri

Perdesaan khususnya untuk penurunan angka kemiskinan melalui upaya

peningkatan pendapatan keluarga.

Page 20: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan

Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam

liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode tetentu yang berakibat dari

investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang

bertujuan meraih keuntungan (Antonio, 2001).

Dalam akuntansi, pendapatan merepresentasi capaian atau hasil dan biaya

merepresentasi upaya. Dengan demikian, konsep upaya dan hasil mempunyai

implikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya hanya dengan biaya,

pendapatan dapat tercipta. Pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada

saat tertentu dan bukan karena proses selama satu periode (Suwardjono, 2005).

Berdasarkan definisi-definisi diatas pendapatan dalam penelitian ini adalah

aliran masuk kas yang dihitung dari jumlah barang dagangan yang terjual setelah

dikurangi biaya-biaya yang berupa pembelian barang dagangan maupun biaya-

biaya yang berasal dari hasil penggunaan pinjaman yang diberikan oleh PNPM

Mandiri Perdesaan.

2.2. Modal

Modal adalah segala bentuk sumberdaya baik berupa uang, barang,

maupun tenaga yang dapat dipergunakan dalam waktu tertentu untuk menjalankan

kegiatan usaha. Ketersediaan modal merupakan salah satu faktor penting yang

Page 21: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dibutuhkan dalam kegiatan usaha, dimana keberadaan modal diperlukan untuk

menunjang peningkatan efisiensi maupun produktivitas.

Penciptaan modal berarti menyisihkan sebagian kekayaan atau sebagian

hasil produksi untuk maksud-maksud yang produktif. Seringkali terjadi kerancuan

pengertian antara modal dan kredit, karena pembicaraan modal selalu terkait

dengan masalah kredit. Pemilikan modal tidak harus dari pengusaha itu sendiri,

modal dapat dipinjam dari pihak lain dengan janji pengembalian dalam jangka

waktu dan bunga tertentu yang dinamakan kredit. Dengan demikian modal dapat

dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman

(credit) (Mubyarto, 1987: 93).

Sebagian masyarakat khususnya mereka yang tinggal di wilayah perdesaan

mengalami kesulitan permodalan. Kekurangan modal berakibat pada terbatasnya

ruang gerak usaha yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan keluarga

sehingga untuk menambah modal usaha merekali seringkali meminjam dari pihak

lain.

Usaha yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan jumlah modal,

banyak dilakukan dengan cara meminjam kepada lembaga yang memang

menyediakan fasilitas kredit seperti bank atau lembaga jasa perorangan dengan

perjanjian-perjanjian yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.

Sebagian besar masyarakat khususnya yang tinggal diperdesaan pada umumnya

tidak memiliki akses untuk menjangkau sumber permodalan bagi

keberlangsungan usaha ekonomi produktif yang mereka jalankan untuk

meningkatkan pendapatan keluarga.

Page 22: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sejalan dengan tujuan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu untuk mempercepat

penanggulangan kemiskinan maka PNPM Mandiri Perdesaan dengan

menyediakan dana yang dapat diakses oleh setiap anggota masyarakat yang

memang membutuhkannya. Selanjutnya Manurung (1996: 50-54) menyatakan

bahwa untuk mengetahui dampak dari pemberian kredit kepada masyarakat

adalah dengan melihat dampaknya terhadap pendapatan masyarakat dan

kesempatan kerja. Untuk mengetahui dampak dari pemberian bantuan kredit

PNPM Mandiri Perdesaan dapat dilakukan dengan melihat selisih perbedaan rata-

rata dengan membadingkan kondisi sebelum dan sesudah masyarakat menerima

dan memanfaatkan bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan yang mereka pinjam

tersebut. Pemberian bantuan kredit kepada masyarakat miskin dapat dikatakan

efektif bila telah memenuhi kriteria-kriteria seperti yang disebutkan Manurung

(1996: 41-60) bahwa : “dalam melakukan identifikasi pelaksanaan kredit /

efektivitas dalam pengembangan usaha kecil dapat dilakukan melalui : jangkauan

sasaran, penggunaan dana kredit, pelayanan kredit dan tingkat bunga kredit”.

2.3. Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti

kepercayaan atau berasal dari bahasa Latin “Creditum” yang berarti kepercayaan

akan kebenaran. Selanjutnya pengertian tersebut dalam Undang-undang No.7

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No.10 Tahun 1998, yang mendefinisikan kredit adalah sebagai penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang

Page 23: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga (Suhardjono, 2003). Sedangkan menurut Hasibuan

(2005) Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama

bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Ditinjau dari sisi penyedia kredit, kredit perdesaan dikelompokkan

menjadi kredit formal, informal dan program. Kredit formal adalah kredit yang

disediakan oleh lembaga kredit formal yang berbadan hukum, baik bank maupun

non bank. Kredit informal adalah kredit yang disediakan oleh suatu lembaga atau

perorangan tidak berbadan hukum seperti pelepas uang, warung/toko, tukang

kredit dan kelompok simpan pinjam, sedang kredit program adalah kredit yang

disediakan melalui program-program pemerintah yang mempunyai tujuan khusus

dan diberikan dalam kurun waktu tertentu (Wibowo dan Munawar. 2002).

Menurut Robinson (2000), pinjaman dalam bentuk micro credit

merupakan salah satu upaya yang ampuh dalam menangani kemiskinan. Hal

tersebut didasarkan bahwa pada masyarakat miskin sebenarnya terdapat

perbedaan klasifikasi diantara mereka, yang mencakup: pertama, masyarakat yang

sangat miskin (the extreme poor) yakni mereka yang tidak berpenghasilan dan

tidak memiliki kegiatan produktif, kedua, masyarakat yang dikategorikan miskin

namun memiliki kegiatan ekonomi (economically active working poor), dan

ketiga, masyarakat yang berpenghasilan rendah (lower income) yakni mereka

yang memiliki penghasilan meskipun tidak banyak.

Kendala masyarakat dalam mengakses pinjaman dari lembaga keuangan

formal adalah persyaratan berupa pinjaman, sehingga masyarakat yang tidak dapat

Page 24: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

memenuhi persyaratan lembaga keuangan formal akan memilih kredit informal

dan kredit program yang mempunyai persyaratan sederhana dan tanpa jaminan.

Pinjaman dari kredit formal dan kredit informal digunakan masyarakat untuk

kegiatan produktif dan konsumtif. Sedangkan pinjaman dari kredit program

umumnya digunakan untuk kegiatan produktif (Wibowo dan Munawar, 2002).

Untuk mengatasi hambatan ini, pendekatan yang perlu dilakukan adalah

penyediaan jasa keuangan mikro (micro finance). Selama ini Lembaga Keuangan

Mikro (LKM) merupakan lembaga yang mampu memenuhi kebutuhan modal

UMKM karena mampu menyesuaikan dengan karakteristik UMKM yang

cenderung dianggap tidak bankable oleh sektor perbankan komersial. LKM

mampu memberikan pelayanan kredit dalam skala besar tanpa jaminan, tanpa

aturan yang ketat, dan dengan cara itu pula mampu untuk menutup seluruh biaya

yang mereka keluarkan. Selain itu LKM dapat juga menjadi perpanjangan tangan

dari lembaga keuangan formal, sebelum dana untuk pelayanan keuangan mikro itu

tersalur kepada kelompok swadaya masyarakat (atau usaha mikro tersebut).

Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sendiri juga memuat 3

(tiga) elemen kunci (versi dari Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia).

Pertama, menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan yang relevan dengan

kebutuhan riil masyarakat yang dilayani. Kedua, melayani kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah (masyarakat miskin menjadi pihak beneficiaries utama).

Ketiga, menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontekstual dan fleksibel,

agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat miskin yang membutuhkan

pelayanan (Sumodiningrat, 2003).

Page 25: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Lembaga Keuangan Mikro atau Micro Finance Institution merupakan

lembaga yang melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha

kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh

Lembaga Keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis.

(Rudjito, 2003). Keuangan mikro berfungsi memberikan dukungan modal bagi

pengusaha mikro (microenterprises) untuk meningkatkan usahanya, setelah itu

usaha mereka akan berjalan lebih lancar dan lebih besar. Kebutuhan dana bagi

microenterprises setelah mendapat dukungan modal itu akan meningkat, sehingga

dibutuhkan Lembaga Keuangan Masyarakat (Mikro) yang dapat secara terus

menerus melayani kebutuhan mereka.

2.4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2007 dimulai dengan

Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan

pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti

PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)

sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan

Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk

pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2008

Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastuktur Sosial

Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai

Page 26: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

departemen / sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008

juga akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal.

Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat

kedalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan

dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan

efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek

diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada

umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan

dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan

target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium

Development Goals (MDGs).

Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasan

konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan idiil Pancasila, dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan perundang-undangan

khususnya terkait sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan Negara, dan

kebijakan penanggulangan kemiskinan sebagai berikut:

a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintahan Desa

c. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan

d. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi

Penanggulangan kemiskinan.

Page 27: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2.5. Usaha Mikro

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pengertian UMKM adalah :

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Tabel 2.1 Kriteria UMKM

Uraian Asset OmsetUsaha Mikro Max 50 Jt Max 300 JtUsaha Kecil >50 Jt - 500 Jt >300 Jt - 2,5 M

Usaha Menengah >500 Jt - 10 M >2,5 - 50 MSumber : UU No 20 Tahun 2008, tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Page 28: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Kendati beberapa definisi mengenai usaha kecil dan usaha menengah

beragam, namun agaknya usaha kecil mempunyai karakteristik yang hampir sama.

Pertama, tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi

dengan operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang

merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan

tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Kedua, rendahnya akses industri

kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung

menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber

lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara bahkan rentenir. Ketiga,

sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan

hukum. Keempat, dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir

sepertiga bagian dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha industri

makanan dan minuman (Suhardjono, 2003).

UMKM juga masih dihadapkan pada masalah mendasar yang secara garis

besar mencakup : pertama, masih sulitnya akses UMKM pada pasar atas produk-

produk yang dihasilkannya, kedua, masih lemahnya pengembangan dan

penguatan usaha, serta ketiga, keterbatasan akses terhadap sumber-sumber

pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya dari perbankan.

Keterbatasan akses sumber-sumber pembiayaan yang dihadapi oleh pelaku Usaha

Kecil dan Mikro terutama dari lembaga-lembaga keuangan formal seperti

perbankan, menyebabkan mereka bergantung pada sumber-sumber informal.

Bentuk dari sumber-sumber ini beraneka ragam mulai dari rentenir hingga

berkembang dalam bentuk unit simpan pinjam, koperasi dan bentuk yang lain.

Page 29: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dalam perkembangannya, lembaga-lembaga keuangan informal ini lebih

mengena di kalangan pelaku UKM karena sifatnya yang lebih fleksibel, misalnya

dalam hal persyaratan dan jumlah pinjaman yang tidak seketat persyaratan

perbankan maupun keluwesan pada pencairan kredit. Hal ini merupakan salah

satu indikator bahwa keberadaan lembaga-lembaga keuangan informal sesuai

dengan kebutuhan pelaku UKM, yang umumnya membutuhkan pembiayaan

sesuai skala dan sifat usaha kecil (Wijaya, 2005).

Secara garis besar, tantangan yang dihadapi pengusaha kecil dapat dibagi

menjadi dua kategori: pertama, bagi pengusaha kecil (PK) dengan omset kurang

dari Rp 50 juta perbulan atau lebih dikenal dengan usaha mikro, umumnya

tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kelangsungan hidup

usahanya. Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan dengan “aman” sudah

cukup. Mereka umumnya tidak membutuhkan modal yang besar untuk ekspansi

produk; biasanya modal yang diperlukan sekedar membantu kelancaran cashflow

saja (Suhardjono, 2003)

2.6. Warung Kelontong

Definisi Toko / warung kelontong berdasarkan BPS 2006 adalah pedagang

eceran yang menjual beraneka barang dengan harga yang telah ditentukan, selain

supermarket. Warung kelontong merupakan salah satu kegiatan perekonomian

yang bergerak di sektor informal. Simanjuntak (1995), memberikan ciri-ciri yang

tergolong sektor informal sebagai berikut :

a. Kegiatan usaha umumnya sederhana

b. Skala usaha relatif kecil

Page 30: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Usaha sektor informal umumnya tidak mempunyai izin usaha

d. Untuk benerja di sektor informal lebih mudah daripada di sektor formal.

e. Tingkat pendapatan di sektor informal lebih mudah daripada sektor formal

f. Tingkat pendapatan di sektor informal biasanya lebih rendah dari sektor

formal

g. Keterkaitan sektor informal dengan usaha-usaha lain sangat kecil

h. Usaha-usaha di sektor informal sangat beaneka ragam.

Usaha-usaha sektor informal yang dimaksud diantaranya pedagang kaki

lima, pedagang keliling, tukang warung, sebagian tukang cukur, tukang becak,

sebagian tukang sepatu, tukang loak serta usaha rumah tangga seperti : pembuat

tempe, pembuat kue, pembuat es mambo, barang-barang anyaman dan lain-lain

2.7. Penelitian Terdahulu

a. Purwaningsih (1997), meneliti tentang Efisiensi Usaha perkreditan

KUD dan Kelayakan Kredit Bagi Debiturnya Di Kabupaten Boyolali,

dimana salah satu hasil penelitiannya menyebutkan bahwa jenis usaha

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi rate of return dari kredit

yang disalurkan oleh KUD. Artinya bahwa jenis usaha yang dikelola

oleh kreditur KUD berpengaruh pada pendapatan yang diterima untuk

selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap rate of return dari kredit

yang disalurkan oleh KUD tersebut.

b. Suprayoga (2000), yang menganalisa tentang pemberian Kukesra dan

Takesra dalam meningkatkan tahapan keluarga menggunakan alat analisa

Page 31: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

regresi linier semi-log. Dimana variabel dependentnya adalah kenaikan

tahapan keluarga dan variabel independent yang digunakan adalah jumlah

keluarga penerima kredit, nominal kredit yang diberikan, dan tabungan

dari masing-masing keluarga penerima kredit. Hasil analisa menunjukkan

bahwa setiap perubahan pada variabel bebas akan mampengaruhi

perubahan variabel dependent. Makin besar kredit yang diberikan akan

memperbesar kesempatan bagi keluarga penerima untuk berpindah ke

tingkatan keluarga sejahtera yang lebih tinggi.

c. Awan Santosa dkk (2002), melaksanakan penelitian tentang Program

Penanggulangan Kemiskinan Bersasaran di Provinsi DIY yang bertujuan

untuk mengevaluasi dampak program IDT, PPK, dan P2KP serta

program padat karya dalam meningkatkan pendapatan penerima program

dan menurunkan tingkat kemiskinan penerima program, serta untuk

mengevaluasi tingkat efisiensi penyaluran dana setiap program dan

tingkat kelangsungan dana program yang dilaksanakan. Analisis dalam

penelitian ini menggunakan alat yang telah dirumuskan dalam Manual

Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan yang dibuat oleh ESCAP

(Economic and Social Commision For Asia and Pacific), yang terdiri

dari 4 kategori, yaitu Income Indicator (A1), Poverty Reduction (PR),

Efficiency in Program Delivery (EP), dan Financial Viability (FV).

Perhitungan data untuk Program Pengembangan Kecamatan (PPK)

menghasilkan nilai income indicator sebesar 0,11 yang menunjukkan

adanya peningkatan pendapatan peserta PPK sebesar 11%. Nilai

Page 32: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

coverage of target group sebesar 0,71 menunjukkan adanya peserta

program yang dikategorikan tidak miskin sebesar 0,29 (29%).

Pengkategorian ini dilakukan dengan membandingkan tingkat

pendapatan peserta program dengan garis kemiskinan.

d. Mannasai (2005), meneliti tentang dampak IDT (Inpres Desa

Tertinggal) terhadap pendapatan Pendapatan masyarakat di desa

simpangan kecamatan Lamala Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Mengungkapkan bahwa jumlah kredit yang diberikan, jumlah usaha yang

ditekuni masyarakat dan tingkat pendidikan menunjukkan pengaruh

positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

e. Nino Miguel Angel Zarazua (2007), meneliti tentang dampak

pemberian kredit pada pendapatan penduduk miskin di perkotaan

meksiko, dalam penelitiannya ditemukan adanya hubungan antara

kemiskinan dengan pemberian pinjaman, dimana kelompok miskin yang

mendapat program pinjaman lebih efektif dalam mengurai kesenjangan

kemiskinan dan memberikan dampak yang signifikan terhadap

penurunan angka kemiskinan.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya

terletak pada masalah kredit perdesaan. Perbedaannya terletak pada lokasi dan

periode penelitian.

2.8. Kerangka Konseptual

Keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan adalah diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,

Page 33: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

peningkatan pendapatan, penurunan tingkat pengangguran. Salah satu cara yang

ditempuh oleh pemerintah yakni dengan pemberian bantuan dalam bentuk

bantuan kredit modal usaha. Kebutuhan akan modal memang merupakan salah

satu penyebab utama lingkaran kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh

karena itu penelitian ini terutama ditujukan untuk menganalisis sejauh mana

pemberian bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan ini dalam mendorong

peningkatan pendapatan yang pada akhirnya diharapkan dapat turut serta dalam

proses penanggulangan kemiskinan, sehingga terwujud masyarakat yang

sejahtera. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian.

Bantuan Kredit PNPM Mandiri Pedesaan

Warung Kelontong di

Kec.Polokarto

Pendapatan Warung Kelontong Sesudah

Mendapatkan Bantuan Kredit

Pendapatan Warung Kelontong Sebelum

Mendapatkan Bantuan Kredit

Komparasi/perbedaan

Uji Beda

Page 34: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2.9. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan pendapatan yang

signifikan dari pelaku usaha mikro khususnya pedagang kelontong di Kecamatan

Polokarto antara sebelum dan sesudah menerima bantuan kredit PNPM Mandiri

Perdesaan.

Page 35: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pendapatan pelaku

usaha mikro khususnya warung kelontong sebelum dan setelah mendapat bantuan

kredit dari PNPM mandiri pedesaan. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun

2009 setelah bantuan kredit usaha diterima oleh pelaku usaha di Kecamatan

Polokarto dan telah berjalan dalam kurun waktu 3 tahun.

Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Polokarto Kabupaten

Sukoharjo sesuai dengan lokasi PNPM Mandiri Perdesaan. Objek dalam

penelitian ini adalah mengenai pelaku usaha mikro khususnya warung kelontong

yang mendapat bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan dari tahun 2007

sampai dengan tahun 2009.

3.2. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu pedagang / pemilik warung

kelontong di Kecamatan Polokarto yang mendapat bantuan kredit PNPM Mandiri

Perdesaan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

3.3. Teknik Pengambilan sampel

Populasi dalam penelitian tentang Analisis Perbedaan Pendapatan

Sebelum Dan Sesudah Pemberian Bantuan Kredit Dari PNPM Mandiri Perdesaan

Page 36: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pada Usaha Mikro (Studi Kasus Pedagang / Warung Kelontong Di Kecamatan

Polokarto Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2009)

adalah pengusaha mikro yang mempunyai usaha berupa warung kelontong yang

merupakan warga Kecamatan polokarto dan mendapat bantuan kredit dari PNPM

Mandiri Perdesaan dari tahun 2007 - 2009. Sedangkan dari besarnya populasi

yang diperoleh dari data dinas terkait terdapat 113 responden yang mendapatkan

bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Polokarto selama tiga

tahun berturut-turut yang tersebar di 17 desa.

Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah individu yang diselidiki dari

keseluruhan individu penelitian. Sesuai dengan judul penelitian, maka yang

menjadi unit sampel adalah rumah tangga yang mempunyai usaha warung

kelontong penerima bantuan kredit program PNPM Mandiri Perdesaan tahun

2007 – 2009 yang berdomisili di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan data dari dinas terkait maka besarnya populasi dan sebaran

sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1. Dari Tabel 3.1 dapat dilihat populasi warung

kelontong penerima bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan pada Tahun 2007

sebanyak 138 pemanfaat, Tahun 2008 sebanyak 153 pemanfaat dan Tahun 2009

sebanyak 196 pemanfaat. Pemanfaat bantuan kredit yang memenuhi syarat untuk

dijadikan sampel dalam penelitian ini yakni sebesar 113 pemanfaat yang tersebar

di 17 desa se Kecamatan Polokarto, hal ini dikarenakan tidak semua pemanfaat

menerima bantuan kredit selama tiga tahun berturut-turut. Dari populasi yang ada

yakni 113 pemanfaat, jumlah sampel yang diteliti sebanyak 50%. Penetapan

responden dalam penelitian ini menggunakan metode Cluster Random Sampling

Page 37: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

atas dasar lokasi desa tempat usaha warung kelontong yang mendapat bantuan

kredit Program PNPM Mandiri pedesaan.

Tabel. 3.1. Populasi sampel

Sampel2007 2008 2009 2007 s/d 2009 50%

Bakalan 8 10 14 6 3 Bugel 17 16 20 15 7 Bulu 5 7 11 5 3

Genengsari 7 5 8 5 3 Godog 8 14 16 7 3

Jatisobo 12 10 12 9 4 Karangwuni 6 7 10 5 3 Kayuapak 6 8 9 6 3 Kemasan 6 7 7 6 3

Kenokorejo 7 13 13 6 3 Mranggen 14 12 20 12 6

Ngombakan 8 7 16 6 3 Polokarto 14 13 11 10 5

Pranan 2 4 3 1 1 Rejosari 1 0 0 0 - Tepisari 2 2 2 2 1

Wonorejo 15 18 24 12 6 Jumlah 138 153 196 113 57

DesaTahun Terima Bantuan Kredit

Sumber : Data penerima bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan dari Unit

Pengelola Kegiatan Kecamatan Polokarto

3.4. Jenis Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

a. Jenis Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis sumber data yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari obyek

penelitian, dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang diisi responden..

Page 38: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Responden adalah para pelaku usaha mikro warung kelontong penerima

bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2007-2009 di

Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari data-data yang telah diolah oleh pihak-pihak

atau institusi-institusi terkait seperti Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Kabupaten Sukoharjo, Badan Pusat Statistik Kabupaten,

Pemerintah Kecamatan Bendosari, Fasilitator PNPM baik tingkat

kabupaten maupun tingkat kecamatan, serta referensi dari media cetak

dan media elektronik.

b. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer yakni dengan memberikan daftar

pertanyaan kepada responden dengan teknik wawancara terstruktur dan

wawancara mendalam (in-depth interview) untuk menggali masalah atau hal

yang tidak dapat di kuantifikasi. Sedangkan kegiatan yang dilakukan Untuk

memperoleh data sekunder yang diperlukan, maka dilakukan kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

· Studi Kepustakaan, yaitu dengan cara membaca literatur-literatur

bidang ekonomi pembangunan dan sumberdaya manusia yang

digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dan teori-teori yang

sesuai dengan topik penelitian.

· Dokumentasi, yaitu dengan menelaah dan menganalisis laporan-laporan

mengenai ekonomi dan pembangunan serta program-program

Page 39: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

penanggulangan kemiskinan yang diterbitkan oleh Kantor Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sukoharjo, Tim

Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Sukoharjo, Fasilitator

Kabupaten Sukoharjo, Fasilitator Kecamatan, Unit Pengelola Kegiatan

PNPM Mandiri Perdesaan, Kecamatan Polokarto, Kantor Statistik

Kabupaten Sukoharjo maupun instansi-instansi pemerintah lain yang

terkait dengan pokok penelitian ini.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel dan cara pengambilan data variabel yang digunakan

dalam menganalisis dampak pemberian bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan

di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :

a. Bantuan kredit adalah pinjaman dana dari PNPM Mandiri Perdesaan yang

diterima oleh pelaku usaha mikro /warung kelontong (rupiah);

b. Pendapatan adalah aliran masuk kas yang dihitung dari jumlah barang

dagangan yang terjual setelah dikurangi biaya-biaya yang berupa

pembelian barang dagangan maupun biaya-biaya yang berasal dari hasil

penggunaan pinjaman yang diberikan oleh PNPM Mandiri Perdesaan.

3.6. Teknik Analisis Data

Secara umum teknik analisis pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu,

teknik analisis deskriptif dan teknik analisa statistik infern (induktif). Penggunaan

dua teknik analisis ini bertujuan untuk mempermudah dalam menjelaskan hasil

dan pembahasan penelitian.

Page 40: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan jumlah

kredit yang mampu mendorong usaha warung kelontong dalam memberikan

dampak peningkatan pendapatan dengan cepat. Sedangkan statistik infern

(induktif) digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pendapatan pelaku

usaha mikro penerima bantuan sebelum dan sesudah menerima kredit usaha

program PNPM mandiri pedesaan.

Uji statistik dilakukan dengan menggunakan metode statistik parametrik,

yaitu dengan menggunakan Paired sample T-test. Uji-t berpasangan (paired t-test)

adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak

bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang

berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai dua buah perlakuan

yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap

memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data

dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak

memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian (Walpole dan

Myers, 1995). Dengan uji paired T-test ini maka hipotesisnya adalah sebagai

berikut :

H0 : pendapatan perempuan sebelum dan sesudah menerima bantuan

pinjaman program PNPM mandiri pedesaan adalah identik (tidak

berbeda secara nyata).

Hi : pendapatan perempuan sebelum dan sesudah menerima bantuan

pinjaman program PNPM mandiri pedesaan adalah berbeda secara

nyata.

Page 41: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sedangkan dasar pengambilan keputusanya adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas (nilai sig.) > 0,05 (α), H0 tidak ditolak.

b. Jika nilai probabilitas (nilai sig.) < 0,05 (α), H0 ditolak.

Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan jasa komputer.

Analisis data melalui komputer dilakukan dengan program SPSS (Statistical

Product and Service Solutions).

Page 42: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Polokarto

Kecamatan Polokarto terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 96 m

diatas permukaan laut dan mempunyai batas-batas wilayah kecamatan

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dibatasi oleh Kecamatan Mojolaban;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar;

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bendosari dan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Grogol.

Secara keseluruhan luas wilayah Kecamatan Polokarto adalah 6.218 Ha

atau sekitar 13,32% dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo. Penggunaan

lahan terdiri dari 41,43% berupa sawah dan sisanya terdiri dari lahan tegal

9,86%, pekarangan 28,08%, perkebunan 11,43% dan lainnya 9,34%.

2. Kondisi Sosial Ekonomi

Wilayah Kecamatan Polokarto terbagi dalam 17 desa dan terdiri dari 53

dusun/lingkungan, 371 Rukun Tetangga dan 124 Rukun warga dengan jumlah

penduduk sebanyak 73.867 jiwa terdiri dari 36.813 pria dan 37.052 wanita

yang terbagi dalam 21.230 rumah tangga.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan nilai tambah

yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi disuatu daerah dalam kurun

Page 43: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

waktu tertentu merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengukur

keberhasilan pembangunan disuatu daerah. Dengan melihat PDRB akan

diketahui banyak informasi mengenai perkembangan sektoral di suatu

wilayah. Secara sektoral peranan sektor pertanian (42,76%) mempunyai

andil terbesar dalam pembentukan PDRB Kecamatan Polokarto, diikuti oleh

sektor perdagangan (26,13%) dan jasa-jasa (12,40%). Untuk tahun 2006

PDRB perkapita atas dasar harga berlaku (ADHB) Kecamatan Polokarto

sebesar Rp 4.809.406,31,- sedang untuk PDRB kapita atas dasar harga

konstan (ADHK) sebesar Rp 3.157.646,10,-

3. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Jumlah penerima bantuan kredit PNPM yang mempunyai usaha mikro

berupa warung kelontong, dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009

mengalami kenaikan seperti yang terlihat pada Tabel 4.1. Pada tahun 2007

penerima manfaat yang mempunyai usaha warung kelontong berjumlah 138

orang, dan pada tahun 2009 bertambah menjadi 196 orang.

Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Warung Kolontong yang Mendapat Bantuan Kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan

2007 2008 2009

Jumlah penerima bantuan 138 153 196

Jumlah kenaikan penerima - 15 43

Persen kenaikan - 10,87% 28,10%

DesaTahun Terima Bantuan Kredit

Sumber : Data terolah dari mitra Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan

Polokarto

Page 44: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Pada tahun 2008 jumlah pemanfaat yang mempunyai usaha warung

kelontong bertambah sebanyak 15 orang dan pada tahun 2009 bertambah lagi

sebanyak 43 orang. Sehingga dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 ada

penambahan pemanfaat sebanyak 58 orang. Dari 196 penerima manfaat

tersebut, yang mendapatkan bantuan kredit selama tiga tahun berturut-turut

sebanyak 113 orang seperti yang terlihat pada Tabel 4.1.

4.2. Perkembangan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Polokarto

Secara umum perkembangan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di

Kabupaten Sukoharjo dimulai sejak adanya program Kecamatan Development

Fund (KDF) pada tahun 1997, namun untuk Kecamatan Polokarto pelaksanaan

PNPM Mandiri Perdesaan diawali dengan adanya Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) sebagai kegiatan pengentasan kemiskinan berbasis

pemberdayaan yang mulai dilaksanakan pada tahun 2003. Dalam

perkembangannya PPK ditetapkan menjadi program skala nasional mulai tahun

2007 dengan adanya proses integrasi berbagai program pemberdayaan agar terjadi

sinergi antar program maka PPK kemudian berganti nama menjadi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Dari 12

kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo, enam kecamatan mendapatkan

program PNPM Mandiri Perdesaan salah satunya adalah Kecamatan Polokarto.

Sedangkan enam kecamatan lain mendapatkan PNPM Mandiri Perkotaan yang

sebelum adanya sinergi antar program pemberdayaan bernama Proyek

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP).

Page 45: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel. 4.2. Program Penanggulangan Kemiskinan yang Ada di Kecamatan Polokarto

Tahun / Program Dana Bantuan

PPK Siklus 4 2003 1.000.000.000PPK Siklus 5 2004 1.000.000.000PPK Siklus 6 2005 1.000.000.000PPK III Tahun 2006 1.000.000.000PNPM PPK Th 2007 1.000.000.000PNPM MD Th 2008 1.500.000.000PNPM MD Th 2009 2.000.000.000

Jumlah 8.500.000.000 Sumber : Laporan Akhir Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan

Kecamatan Polokarto Tahun 2009

Seluruh dana program PNPM Mandiri Perdesaan yang diterima oleh

masyarakat Kecamatan Polokarto sejak program bernama PPK tahun 2003 sampai

dengan berganti nama menjadi PNPM Mandiri Perdesaan sebesar Rp 8,5 M

seperti terlihat pada Tabel 4.2. Namun demikian tidak seluruh dana bantuan

program tersebut dipergunakan untuk pemberian bantuan kredit usaha. Dari

Tabel 4.3. terlihat bahwa sebagian besar bantuan tersebut yakni sebesar Rp

4.953.543.250,- atau 58,28% merupakan hibah untuk kegiatan pembangunan fisik

/ sarana prasarana seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, drainase, gedung TK,

gedung Pos Kesehatan Desa (PKD).

Bantuan program juga dipergunakan untuk kegiatan peningkatan kapasitas

masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan. Besarnya

bantuan untuk kegiatan pendidikan yakni Rp 261.745.000,- atau 3,08%. Dan

sebesar Rp 886.056.000,- atau 10,42% untuk bantuan kegiatan kesehatan seperti

pemberian bantuan alat-alat kesehatan,subsidi PMT bagi balita, subsidi obat untuk

lansia, dan pelatihan kader kesehatan desa.

Page 46: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 4.3. Alokasi Bantuan Pogram di Kecamatan Polokarto Tahun 2003-2009

Jenis Kegiatan Jumlah (Rp) ProsentaseSarana Prasarana 4,953,543,250 58.28 Pendidikan 261,745,000 3.08 Kesehatan 886,056,000 10.42 SPKP 802,500,000 9.44 UEP 1,171,180,000 13.78 Operasional Desa (TPK) 254,990,110 3.00 Operasional Kecamatan (UPK) 169,985,640 2.00 Total 8,500,000,000 100

Sumber : Laporan Akhir Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Polokarto tahun 2009.

Untuk kegiatan ekonomi dana bantuan kredit yang berasal dari PNPM

Mandiri Perdesaan dikelompokkan menjadi dua jenis yakni SPKP (Simpan

Pinjam Kelompok Perempuan) dan UEP (Usaha Ekonomi Produktif). Besar

bantuan dana PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan untuk kegiatan simpan

pinjam di Kecamatan Polokarto yakni UEP sebesar Rp 1.171.180.000,- atau

13,78% dan SPKP sebesar Rp 802.500.000,- atau 9,44%.

Perbedaan pembiayaan ini terletak pada kategori penerima bantuan kredit,

dimana untuk SPKP diperuntukkan bagi pemanfaat yang tergabung dalam

kelompok yang anggotanya perempuan semua, sedangkan untuk UEP

diperuntukkan bagi pemanfaat yang anggota kelompoknya campuran laki-laki dan

perempuan. Selain itu ada pendanaan untuk operasional ditingkat desa yang

dikelola oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan operasional di tingkat

kecamatan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) masing masing Rp 254.990.110,-

atau 3% dan Rp 169.985.640,- atau 2%. Pengelolaan dana simpan pinjam tersebut

Page 47: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menggunakan mekanisme perguliran dana atau revolving fund dimana dana

bantuan program PNPM Mandiri Perdesaan digulirkan dari satu kelompok ke

kelompok lain dengan tanggung jawab perguliran dan pengelolaannya dilakukan

oleh lembaga ditingkat kecamatan yang bernama Unit Pengelola Kegiatan atau

disingkat UPK hasil bentukan masyarakat dalam forum yang dinamakan

Musyawarah Antar Desa (MAD).

4.3. Keadaan dan Karakteristik Responden

Pada bagian ini dijelaskan keadaan dan karakteristik responden dalam

penelitian ini yaitu pedagang warung kelontong penerima bantuan kredit mikro

PNPM Mandiri Pedesaan di wilayah Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan atas data hasil pengisian kuisioner dan wawancara mendalam

terhadap responden maka diperoleh deskripsi karakteristik responden adalah

sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Dilihat dari Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas

seseorang yang nanti pada akhirnya akan berpengaruh pada kondisi sosial

ekonomi dan tingkat kemakmuran. Seperti diketahui kebanyakan keluarga

miskin bekerja dengan mengandalkan kemampuan fisik. Jadi dalam hal ini

usia juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas dan

akhirnya pada kemakmuran. Pada penelitian ini responden terbanyak adalah

responden dengan usia 31-40 tahun sebanyak 28 responden atau 49,12% dari

keseluruhan responden. Pada urutan kedua adalah responden dengan usia 41-

Page 48: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

50 tahun sebanyak 14 responden dengan persentase sebesar 24,56 % dari total

responden. Untuk responden yang berusia 21-30 tahun berjumlah 12

responden yaitu sebanyak 21,05 % adalah usia yang masih muda, namun

mempunyai keinginan yang tinggi untuk mampu merintis sebuah usaha

Tabel 4.4 Responden Menurut Usia

Usia Jumlah Persentase< 21 0 0

21-30 12 21,0531-40 28 49,1241-50 14 24,5651-60 2 3,51>60 1 1,75

Jumlah 57 100.00 Sumber: Data primer yang diolah

Sebagian besar responden berada dalam usia produktif, yaitu responden

yang berusia 21-50 tahun, hal ini disebabkan karena dalam usia tersebut

mereka akan mampu mencapai kemandirianya untuk berjuang mencukupi

kebutuhan rumah tangga. Responden yang mempunyai usia lebih dari 60

tahun hanya berjumlah 1 responden dengan persentase sebesar 1,75%, karena

pada usia tersebut produktivitas mulai menurun. Sedangkan sisanya usia

kurang dari 21 tahun adalah 0%, karena pada usia tersebut adalah usia untuk

melaksanakan pendidikan. Seperti yang terlihat pada deskripsi karakteristik

responden berdasarkan usia pada Tabel 4.4 bahwa pada usia 21-50 tahun

merupakan usia bagi mereka untuk berusaha lebih produktif dan lebih maju

dalam usahanya.

Page 49: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 57 responden, sebanyak 50 responden atau 87,72% berjenis kelamin

perempuan, dan sisanya sebanyak 7 responden atau 12,28% berjenis kelamin

perempuan, lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5. Usaha warung

kelontong lebih banyak dikelola oleh kaum perempuan yang sebagian besar

merupakan usaha sampingan keluarga. Sedangkan usaha kelontong yang

dikelola oleh laki-laki biasanya merupakan usaha pokok keluarga dengan

pengelolaan yang lebih baik dibandingkan dengan usaha yang dikelola oleh

perempuan.

Motivasi utama dari sebagian besar responden perempuan yang mengelola

warung kelontong ini adalah untuk menambah penghasilan keluarga.

Dikarenakan tugas domestik juga menjadi beban mereka dan tidak

memungkinkan untuk bekerja diluar rumah maka perempuan-perempuan ini

memilih untuk membuka usaha warung kelontong dirumah sebagai salah satu

cara untuk mendapat tambahan penghasilan bagi keluarga.

Tabel 4.5. Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah PersentaseLaki-laki 7 12,28

Perempuan 50 87,72Jumlah 57 100,00

Sumber: Data primer yang diolah

3. Tingkat Pendidikan Responden

Dari Tabel 4.6. dapat dilihat ada 26 responden atau 45,61 % dari total

responden memiliki tingkat pendidikan SMA. Pada urutan kedua adalah

Page 50: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 14

responden atau 24,56 % dari total responden. Mereka yang hanya tamatan SD

hanya mampu berusaha sendiri untuk menambah penghasilan keluarga, karena

tamatan SD tidak memiliki ketrampilan yang mencukupi untuk mencari

pekerjaan disektor lain. Responden yang memiliki tingkat pendidikan sampai

Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu 12 responden dengan persentase

sebanyak 21,05% dari total responden.

Responden yang tidak tamat SD maupun responden yang tidak mengeyam

pendidikan sekolah berjumlah 3 responden dengan persentase 5,26% dari total

keseluruhan responden. Untuk jumlah yang paling sedikit yaitu hanya 2 orang

responden atau 3,51% yang mampu mengenyam pendidikan sampai tingkat

perguruan tinggi, karena sulitnya mencari pekerjaan dan karena jika bekerja di

perusahaan atau sektor formal lain harus jauh dari keluarga sehingga mereka

lebih memiliih untuk membuka usaha sendiri.

Tabel 4.6 Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Tidak tamat SD 3 5,26SD 14 24,56

SMP 12 21,05SMA 26 45,61

Perguruan tinggi 2 3,51Jumlah 57 100

Sumber: Data primer yang diolah

Pendidikan dan pengetahuan responden mempengaruhi cara berpikir dan

pola pengelolaan usaha warung kelontong. Responden yang memiliki

pendidikan cukup (SLTA dan Perguruan Tinggi) cenderung lebih tertib dalam

Page 51: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pengelolaan usaha, seperti adanya pencatatan pendapatan dan pengeluaran

kegiatan usaha meskipun secara sederhana. Selain itu pencatatan tersebut

efektif untuk dapat memisahkan antara pendapatan hasil usaha dengan

pendapatan keluarga yang lain.

4. Karakteristik Responden Dilihat Dari Status Pernikahan

Dari pertanyaan tentang status pernikahan yang diajukan kepada

responden didapat hasil bahwa responden yaitu pedagang kelontong penerima

bantuan pinjaman PNPM yang memiliki status sudah menikah adalah 52

responden atau 91,23% dari total keseluruhan responden. Sedangkan yang

memiliki status janda terdapat 5 responden atau 8,77% dan tidak ada

responden yang memiliki status belum menikah. Untuk lebih jelas dapat

terlihat pada Tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Responden Menurut Status Perkawinan

Status Pernikahan Jumlah Persentase

Belum Menikah 0 0,00Sudah menikah 52 91,23Janda 5 8,77Jumlah 57 100,00

Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil wawancara terhadap salah satu nara sumber yakni ibu Kasinem

(46 tahun) menyebutkan bahwa usaha warung kelontongnya itu merupakan

satu-satunya mata pencaharian pokok untuk menghidupi keluarganya

semenjak suaminya meninggal. Alasan utama ibu Kasinem buka warung

kelontong karena berjualan di warung kelontong tidak memerlukan

Page 52: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ketrampilan khusus, dengan pendidikan yang hanya tamatan SD tanpa punya

ketrampilan lain maka warung kelontong merupakan pilihan paling tepat bagi

ibu Kasinem untuk dapat menghidupi keluarganya.

5. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang dimaksud disini adalah jumlah anggota

keluarga yang harus dipenuhi kebutuhanya dalam sebuah keluarga. Maka

jumlah anggota keluarga juga menentukan kondisi sosial ekonomi dan tingkat

kemakmuran suatu keluarga, hal ini disebabkan karena besar kecilnya beban

hidup yang ditanggung oleh suatu keluarga juga dapat di tentukan oleh banyak

sedikitnya jumlah anggota keluarga. Dari Tabel 4.8 menunjukkan bahwa

jumlah responden dengan anggota keluarga yang paling banyak adalah 3-5

orang yaitu berjumlah 39 responden atau sekitar 73,58% dari keseluruhan

responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah keluarga dengan 6-8 orang

anggota keluarga, yaitu sebanyak 8 responden atau 15,09% dari total

responden.

Tabel 4.8 Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Persentase

< 3 orang 7 12,283 - 5 orang 42 73,686 - 8 orang 8 14,04> 8 orang 0 0,00Jumlah 57 100,00

Sumber: Data primer yang diolah

Di daerah pedesaan pada umumnya dalam suatu rumah tangga

mempunyai lebih dari 3 anggota keluarga, hal ini yang menyebabkan beban

Page 53: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

hidup lebih berat. Responden yang memiliki anggota keluarga kurang dari 3

orang sebanyak 6 responden yaitu sebesar 11,32% dari total keseluruhan

responden. Dari seluruh responden tidak ada yang memiliki anggota keluarga

lebih dari 8 orang. Pada umumnya jumlah keluarga yang menjadi tanggungan

terdiri dari istri, anak dan sebagian kecil adalah kerabat seperti orang tua,

kakek/nenek, adik dan keponakan. Usaha warung kelontong dalam penelitian

ini sebagian merupakan usaha sampingan keluarga.

Beberapa responden juga menyatakan bahwa biaya hidup yang sangat

tinggi sekarang ini, menuntut mereka untuk tidak hanya menggantungkan

beban hidup keluarga mereka kepada suami saja. Dengan pendapatan yang di

dapat dari usaha warung kelontong tersebut, mereka berharap agar dapat

berperan serta mensejahterakan keluarga dan anak-anak mereka bisa

mengenyam pendidikan yang tinggi.

6. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan pasangan dari responden baik itu suami maupun istri, paling

banyak bekerja di sektor informal seperti pertanian / peternakan yakni 14

orang atau 24,56%, Buruh 12 orang atau 21,05%, pedagang 5 orang atau

8,77% dan jasa 4 orang atau 7,02%. Beberapa pekerjaan yang ditekuni oleh

pasangan responden di sektor informal tersebut merupakan pekerjaan dengan

penghasilan tidak tetap, dan cenderung berpenghasilan rendah, sehingga

responden menyikapi rendahnya penghasilan keluarga dengan membuka

usaha rumahan berupa warung kelontong. Sedangkan sebanyak 12 orang

atau 21.05% responden mempunyai pasangan yang bekerja di sektor formal

Page 54: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dalam hal ini sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai

penghasilan tetap.

Hasil wawancara dengan beberapa responden yang suaminya bekerja

sebagai PNS, kegiatan usaha yang mereka jalankan lebih banyak dikarenakan

mereka menangkap peluang usaha dilingkungan mereka serta untuk mengisi

kekosongan waktu diluar pekerjaan domestik, selain itu penghasilan dari

usaha warung kelontong mampu untuk membantu mengurangi beban

keluarga.

Tabel 4.9 Responden Menurut Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Pasangan Jumlah PersentaseTidak punya pasangan 6 10,53

Ibu Rumah Tangga 4 7,02Petani/Peternak 14 24,56

Buruh 12 21,05Jasa 4 7,02

Pedagang 5 8,77Pegawai Negeri Sipil (PNS) 12 21,05

Jumlah 57 100,00 Sumber : Data primer yang telah diolah.

7. Lama Usaha

Bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan merupakan salah satu upaya

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan pendapatan

usaha melalui penambahan modal. Sehingga kegiatan pemberian pinjaman

kredit PNPM Mandiri Perdesaan lebih difokuskan untuk masyarakat yang

telah memiliki usaha ekonomi produktif. Tabel 4.10 dibawah memperlihatkan

bahwa dari 57 responden yang memiliki usaha lebih dari 10 tahun berjumlah

Page 55: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

13 responden dengan persentase sebesar 22,81% dari total keseluruhan

responden. Sedangkan responden yang memiliki lama usaha 7-10 tahun yaitu

19 responden dengan persentase 33,33%. Responden yang memiliki lama

usaha 3-6 tahun sebanyak 24 responden atau 42,11%, dan yang mempunyai

usaha kurang dari 3 tahun sebanyak 1 responden atau 1,75%.

Tabel 4.10 Responden Menurut Lama Usaha

Lama Usaha Jumlah Persentase< 3 tahun 1 1,75

3 - 6 tahun 24 42,117 - 10 tahun 19 33,33> 10 tahun 13 22,81

Jumlah 57 100,00 Sumber: Data primer yang diolah

8. Responden Menurut Besarnya Bantuan Kredit yang Diterima

a. Bantuan Kredit tahun 2007

Modal memiliki peranan yang sangat penting, dapat dikatakan bahwa

modal merupakan sumbangan terbesar terhadap kegiatan usaha responden.

Responden yang merupakan pelaku usaha sangat membutuhkan tambahan

modal bagi kegiatan usahanya. Dengan adanya program pemerintah

tentang PNPM mandiri pedesaan yang memberikan pinjaman kredit

kepada pemilik usaha sangat membantu pengusaha warung kelontong

dalam pengembangan kegiatan usahanya. Walaupun besarnya pinjaman

tidak terlalu besar, namun mampu membantu kegiatan usaha masyarakat.

Bantuan kredit yang diberikan kepada pelaku usaha warung kelontong di

Kecamatan Polokarto berkisar antara Rp 500.000 sampai dengan

Page 56: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Rp4.000.000. Besar kecilnya bantuan kredit tergantung dari besar kecilnya

usaha yang telah dimiliki, karakter responden, kemampuan pengembalian

pinjaman, kesanggupan untuk tanggung renteng dengan anggota

kelompoknya dan adanya jaminan berupa rekomendasi dari ketua

kelompok dan kepala desa. Dengan kata lain mempertimbangkan 5 C

(Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economic) dan 7 P

( Person, Purpose, Prospect, Payment, Protection ).

Tabel 4.11 Responden Menurut Besarnya pinjaman yang Diterima

Tahun 2007

Besarnya Kredit yang diterima Jumlah Persentase< Rp 1.000.000 16 28,07

Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 19 33,33Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000 18 31,58Rp 3.000.001 - Rp 4.000.000 4 7,02

Jumlah 57 100,00 Sumber: Data primer yang diolah.

Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa pada tahun 2007 sebagian besar

responden berada pada besar pinjaman Rp 1.000.001 sampai dengan Rp

2.000.000 sebanyak 19 responden atau 33,33%. Responden yang

mendapatkan bantuan kredit antara Rp 2.000.001,- sampai dengan

pinjaman sebesar Rp 3.000.000,- sebanyak 18 orang atau 31.58% dan

responden yang mendapat bantuan kredit kurang dari Rp 1.000.000 yaitu

16 orang atau 30,19%. Sedangkan untuk responden yang mendapat

bantuan kredit Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000,- sebanyak 4 orang atau

7,02%. Adanya perbedaan besar kredit yang diterima masing-masing

Page 57: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

responden, disebabkan masing-masing pelaku usaha mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam pengembalian pinjaman.

Menurut salah satu responden yang bernama ibu Sumingsih, bahwa

sebelum mendapatkan bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan melalui

beberapa tahapan atau proses. Setiap pemanfaat harus tergabung dalam

sebuah kelompok, hal ini sesuai dengan aturan dan mekanisme pemberian

bantuan pinjaman kredit yang ada dalam Petunjuk Teknis Operasional

(PTO) PNPM Mandiri Perdesaan. Proses pengajuan pinjaman melalui

tahap pembuatan proposal, pengajuan proposal ke Unit Pengelola Kegiatan

(UPK), Verifikasi oleh Tim Verifikasi Kecamatan untuk menilai

kelayakan usaha masing-masing calon penerima bantuan kredit, karakter

calon penerima bantuan kredit, organisasi dan administrasi kelompok.

Pencairan dan penyaluran dana ke pemanfaat dilakukan UPK setelah

keluar rekomendasi dari Tim Verifikasi. Jangka waktu yang telah

ditentukan untuk pelunasan pinjaman maksimal adalah 12 bulan, dan

pembayaran angsuran setiap bulan. Besarnya bunga pinjaman yang

diberlakukan ditentukan oleh kesepakatan forum Musyawarah Antar Desa

(MAD) di Kecamatan Polokarto, dimana besarnya tidak boleh lebih tinggi

dari bunga bank yang berlaku dipasaran dalam hal ini, bank yang menjadi

acuan adalah suku bunga pinjaman bank BRI. Sehingga diperoleh hasil

kesepakatan forum MAD untuk bunga pinjaman dana bantuan kredit

PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Polokarto ditetapkan sebesar

18% pertahun.

Page 58: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b. Bantuan Kredit Tahun 2008

Besar bantuan kredit pada tahun 2008 mengalami peningkatan

dibandingkan bantuan kredit pada tahun 2007. Responden yang menjawab

pada tahun 2007 mendapat bantuan kredit dibawah Rp 1.000.000,-

sebanyak 16 orang, pada tahun 2008 menurun dan hanya tinggal 3 orang.

Artinya sebanyak 13 orang responden menjawab bahwa pada tahun 2008

besar bantuan kredit yang diterima meningkat. Demikian juga responden

yang menjawab mendapat bantuan kredit Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000,-

dari 4 orang bertambah menjadi 20 orang atau 35,09%.

Tabel 4.12 Responden Menurut Besarnya pinjaman yang Diterima

Tahun 2008

Besarnya Kredit yang diterima Jumlah Persentase< Rp 1.000.000 3 5,26

Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 16 28,07Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000 18 31,58

Rp 3.000.001 - Rp 4.000.000,- 20 35,09Jumlah 57 100,00

Sumber: Data primer yang diolah. Peningkatan jumlah bantuan kredit yang diberikan oleh PNPM Mandiri

Perdesaan beberapa hal antara lain karena berdasarkan pengajuan bantuan

kredit dari responden, kegiatan usaha responden yang dinilai lebih

berkembang, dan juga karena ketepatan angsuran baik itu tepat waktu

maupun tepat jumlah. Setelah dilakukan verfikasi dan penilaian kelayakan

usaha maka UPK Kecamatan Polokarto menyetujui permohonan

responden untuk menambah jumlah bantuan kredit.

Page 59: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

c. Bantuan Kredit Tahun 2009

Bantuan kredit yang diterima responden pada tahun 2009 terjadi

peningkatan. Dari seluruh responden yang mendapat bantuan kredit,

tidak ada satupun responden yang menjawab bantuan kredit yang

diterima pada tahun 2009 dibawah Rp 1.000.000,-. Peningkatan

jumlah bantuan kredit terbanyak yakni responden yang mendapatkan

bantuan kredit Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000,-. Dimana terjadi

kenaikan jumlah responden penerima bantuan kredit kategori ini yang

semula pada tahun 2007 hanya 4 orang kemuadian tahun 2008 naik

menjadi 20 orang dan pada tahun 2009 naik lagi menadi 30 orang.

Kenaikan jumlah responden yang menjawab pinjaman bertambah

lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Responden Menurut Besarnya Pinjaman yang Diterima pada

Tahun 2009

Besarnya kredit yang diterima Jumlah Persentase< Rp 1.000.000 0 0,00

Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 8 14,04Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000 19 33,33Rp 3.000.001 - Rp 4.000.000 30 52,63

Jumlah 57 100,00 Sumber: Data primer yang diolah.

4.4. Perbandingan Tingkat Pendapatan Responden Sebelum Dan Sesudah Menerima Bantuan Kredit PNPM Mandiri Perdesaan.

Dari Tabel 4.14 dibawah dapat dideskripsikan bahwa setelah menerima

bantuan kredit, terjadi peningkatan pendapatan pada pelaku usaha mikro.

Page 60: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Sebelum menerima bantuan kredit terdapat 34 responden atau 59,65%

menjawab bahwa pendapatan yang diperoleh dari usaha mereka kurang dari

Rp 500.000 perbulan. Kemudian setelah mendapat bantuan kredit mulai tahun

2007, 2008 dan 2009 terjadi penurunan jumlah responden yang menjawab

pendapatan usaha mereka yang berada dibawah Rp 500.000,- yakni masing-

masing pada tahun 2007 sebesar 33 responden atau 57,89%, tahun 2008

sebanyak 23 responden atau 40,35% dan pada tahun 2009 sebanyak 11

responden atau 11,90%. Sedangkan responden yang menjawab pertanyaan

sebelum mendapat bantuan kredit mikro pendapatannya antara Rp 500.001,- –

Rp 1.000.000,- sebanyak 23 responden atau 40,35 %. Pada tahun 2007

responden yang menjawab pendapatannya antara Rp 500.001,- - Rp

1.000.000,- masih sama yakni 23 responden atau 40,35%, tahun 2008 baru

terjadi kenaikan jumlah responden yang pendapatannya antara Rp 500.001 –

Rp 1.000.000,- yakni sebesar 30 responden atau 52,63 % sedangkan pada

tahun 2009 jumlah responden yang menjawab pendapatan mereka antara Rp

500.001,- – Rp 1.000.000,- sebanyak 34 orang atau 59,65 %. Dari seluruh

responden tidak ada satupun yang menjawab sebelum mendapat bantuan

kredit mempunyai pendapatan antara Rp1.000.001,- – Rp 2.000.000,-. Baru

pada tahun 2007 ada satu responden yang menjawab pendapatannya antara Rp

1.000.001,- – Rp 2.000.000,- setelah mendapat bantuan kredit. Pada tahun

2008 dan 2009 ada penambahan jumlah responden yang mempunyai

pendapatan antara Rp 1.000.001,- – Rp 2.000.000,-, yaitu masing-masing

Page 61: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sebanyak 4 responden atau 7,018% pada tahun 2008 dan 12 responden atau

21,05% pada tahun 2009.

Tabel 4.14 Responden Berdasarkan Pendapatan Sebelum dan Setelah

Menerima Bantuan Kredit PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2007-2009

Pendapatan

Sebelum mendapat bantuan kredit

%Tahun 2007

%Tahun 2008

%Tahun 2009

%

< Rp 500.000 34 59,65 33 57,89 23 40,35 11 19,3Rp 500.001 - Rp 1.000.000 23 40,35 23 40,35 30 52,63 36 59,65

Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 0 0 1 1,75 4 7,02 10 21,1057 100 57 100 57 100 57 100

Sumber: Data primer yang diolah

Pada tahun 2007 pemberian bantuan kredit belum terlihat adanya

perubahan pendapatan responden. Hal ini dimungkinkan karena jumlah

bantuan kredit masih relatif kecil yakni sebanyak 16 responden atau 28,07 %

mendapat bantuan kredit kurang dari Rp 1.000.000,-, sebanyak 19 reponden

atau 33,33% mendapat bantuan kredit sebesar Rp 1.000.001,- – Rp

2.000.000,- , dan 18 responden atau 31,58% mendapat bantuan kredit sebesar

Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000,- sedangkan responden yang mendapat pinjaman

Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000,- hanya 4 responden atau 7,02%.

4.5. Hasil Estimasi Statistik dengan Uji Beda Dua Mean

Dari Tabel 4.15. dapat ditunjukan bahwa mean pendapatan warung

kelontong setelah menerima bantuan kredit lebih besar daripada mean setelah

menerima bantuan kredit dari PNPM Mandiri Perdesaan. Bahwa semua

sampling yaitu warung kelontong pada kolom N berjumlah 57 memiliki

Page 62: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

pendapatan yang lebih besar setelah menerima bantuan kredit PNPM Mandiri

Perdesaan.

Tabel 4.15 Rata-rata Pendapatan Sebelum dan Sesudah Menerima

Bantuan Kredit Tahun 2007 – 2009

Ketentuan Pendapatan Jumlah

Sebelum 494782,46 57 Sesudah 619845,81 57

Sumber : Lampiran 3 Keterangan : t hitung = -6,12817, df = 56 Asyimptotic Significance (2-tailed) = 0,000

Rangkuman hasil analisis Uji Beda Mean yang dilakukan pada pendapatan

sebelum dan setelah menerima bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan

terlihat pada Tabel 4.15. Berdasarkan Uji Beda Mean maka pengambilan

keputusan yang dipergunakan sebagai berikut:

H0 : Kedua Variabel memiliki nilai median yang sama, atau bisa dikatakan

pendapatan sebelum dan sesudah menerima bantuan kredit adalah

sama.

H1 : Kedua Variabel memiliki nilai median yang berbeda secara nyata,

atau bisa dikatakan pendapatan sebelum dan sesudah menerima

bantuan kredit adalah berbeda secara nyata.

Sedangkan rangkuman hasil analisis yang dilakukan pada pedagang warung

kelontong menggunakan hipotesis sebagai berikut :

1. Jika Asyim.Sig.(2-tiailed) > 0,05, maka Ho tidak ditolak / diterima

2. Jika Asyim.Sig.(2-tiailed) < 0,05, maka Ho ditolak.

Page 63: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan hasil tes estimasi, maka kedua variabel tersebut memiliki

median yang berbeda karena Asyim.Sig.(2-tiailed) < 0,05 (sehingga H0

ditolak), sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan sebelum dan sesudah

menerima bantuan kredit dari PNPM Mandiri perdesaan untuk pelaku usaha

warung kelontong adalah berbeda secara nyata.

4.6. Pembahasan

Besar kecilnya tingkat pendapatan umumnya digunakan untuk melihat

tingkat kemakmuran dari seseorang atau suatu keluarga. Jika tingkat

pendapatan besar, sedangkan jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung

banyak, berarti sebagian besar porsi pendapatan dipergunakan untuk

konsumsi sedangkan porsi untuk ditabung kecil atau bahkan tidak ada.

Akibatnya pembentukan modal pada rumah tangga miskin sangat rendah

sehingga kesempatan untuk memperbaiki taraf kehidupan juga sangat

terbatas.

Sasaran pemberian bantuan kredit PNPM Mandiri Perdesaan ini adalah

rumah tangga yang mempunyai usaha atau berpotensi mengembangkan usaha

yang memiliki prospek pasar, dengan kegiatan utamanya berupa pemberian

bantuan kredit modal usaha serta pendampingan dan pembinaan bagi usaha

ekonomi produktif yang menjadi sasaran program. Hasil yang diperoleh dari

57 responden di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, setelah

dilakukan analisa dan uji statistik dengan menggunakan Uji Beda T test,

diperoleh hasil bahwa pendapatan sebelum dan sesudah menerima bantuan

dari program PNPM Mandiri pedesaan di Kecamatan Polokarto berbeda

Page 64: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

secara nyata dan meningkat secara keseluruhan. Dengan Uji Beda T terbukti

bahwa setelah diberi bantuan pinjaman kredit untuk memberikan bantuan

modal bagi pelaku usaha warung kelontong perbedaan pendapatan sebelum

dan sesudah menerima bantuan adalah signifikan, dengan taraf signifikansi

5%, dimana nilainya 0,000 (berarti 0,00 < 0,05) dengan kata lain H0 ditolak

(kedua variabel dinyatakan berbeda secara nyata).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terdapat perbedaan pendapatan

yang signifikan atau cenderung meningkat antara pendapatan sebelum dan

pendapatan sesudah menerima bantuan kredit. Faktor-faktor tersebut

menurut Bintari dan Suprihatin (1984:35) yaitu: 1) Kesempatan kerja yang

terbatas. Semakin banyaknya kesempatan bekerja yang tersedia berarti

semakin banyak penghasilan yang biasa diperoleh dari hasil kerja tersebut. 2)

Kecakapan dan keahlian. Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi

akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang pada akhirnya

bepengaruh pula terhadap penghasilan. 3) Motivasi. Motivasi atau dorongan

juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh, semakin besar

dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan semakin besar pula untuk

memperoleh penghasilan. 4) Keuletan bekerja. Pengertian keuletan dapat

disamakan dengan ketekunan, keberanian untuk menghadapi segala macam

tantang bila saat menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut dijadikan

sebagai bekal untuk meniti kearah kesuksesan dan keberhasilan PNPM

Mandiri Pedesaan dengan tujuanya untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat melalui pemberian bantuan kredit baik itu berupa SPKP maupun

Page 65: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

UEP cukup efektif dalam membantu peningkatan pendapatan pelaku usaha

warung kelontong.

Gambar 4.1. Pendapatan Rata-rata Responden

Pendapatan sesudah menerima bantuan kredit lebih besar dari pada

pendapatan sebelum menerima kredit, dengan rata-rata kenaikan Rp 28.339,-

untuk tahun 2007, Rp 102.582,- untuk tahun 2008 dan Rp 100.358,- di tahun

2009. Kemudian untuk masing-masing kategori pinjaman yang mengalami

kenaikan paling tinggi yakni untuk kategori pinjaman sampai dengan Rp

4.000.000,- yakni pada tahun 2007 dengan kenaikan Rp 159.400,-, tahun

2008 kenaikan pendapatan sebesar Rp 199.900,- dan tahun 2009 sebesar Rp

320.850,-.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah ada bahwa hubungan

antara modal usaha dan pendapatan usaha adalah positif. Hal ini sesuai

dengan fungsi produksi, bila terjadi penambahan modal maka secara tidak

langsung akan menaikan tingkat pendapatan. Seperti yang disampaikan oleh

Page 66: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tim Peneliti Puslitbangda LPPM UNS (2006), bahwa dana PPK ternyata

sangat bermanfaat utamanya dalam pengembangan ekonomi produktif, sebab

dengan bertambahnya modal akan dapat menambah variasi dagangan dan

menambah jumlah usaha.

Hasil wawancara mendalam terhadap responden ditemukan adanya

beberapa responden yang pendapatannya justru semakin menurun. Seperti

yang disampaikan oleh Ibu Tuminem (47 tahun), dimana setelah memperoleh

pinjaman pendapatan bersih yang diterima justru lebih rendah dari sebelum

mendapat bantuan kredit. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Ibu

Tuminem tidak menggunakan seluruh dana bantuan kredit untuk menambah

dagangan ataupun untuk kegiatan yang mendukung perkembangan usaha,

tetapi bantuan kredit sebagian dipergunakan untuk membiayai sekolah

anaknya dan juga pembelian barang-barang konsumtif. Hal ini tentu saja

membuat Ibu Tuminem merasa dengan adanya pinjaman membuat

pendapatannya menurun dari sebelumnya karena dia juga berkewajiban

mengembalikan pinjaman tersebut disertai dengan bunganya. Apabila Ibu

Tuminem mengalami kesulitan dalam pengembalian biasanya beliau

mengandalkan kiriman dari suaminya yang bekerja sebagai buruh bangunan

di Jakarta.

Selain itu beberapa responden yang menyebutkan bahwa pendapatannya

kurang meningkat disebabkan beberapa hal, selain minimnya modal sehingga

mengakibatkan jumlah barang dagangan sedikit dan kurang variatif, adanya

pesaing dan lokasi berjualan, juga berdampak pada pendapatan. Seperti yang

Page 67: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

disampaikan oleh Ibu Kamayi (65 tahun), yang telah menjalani usaha

berdagang warung kelontong selama 35 tahun, dahulu pelaku usaha warung

kelontong di pinggir jalan desanya hanya satu milik Ibu Kamayi, namun

dengan berjalannya waktu pedagang warung kelontong yang berjualan di

sepanjang jalan desa dan lingkungannya menjadi lima buah. Hal ini membuat

tingkat persaingan semakin tinggi, apalagi dengan modal yang terbatas

membuat Ibu Kamayi tidak mampu bersaing dengan pedagang lain dalam

jumlah barang dagangan maupun variasi dagangan, akibatnya banyak

pelanggan berpindah ke warung kelontong lain sehingga makin lama

pendapatan usaha warung kelontong Ibu Kamayi menurun.

Dari hasil analisa statistik dapat dilihat bahwa pemberian bantuan kredit

pada pelaku usaha mikro warung kelontong memberikan dampak positif

terhadap peningkatan pendapatan. Pada akhirnya pemberian bantuan pelaku

usaha mikro warung kelontong diharapkan menjadi salah satu motor

penggerak ekonomi perdesaan, sehingga memerlukan perhatian khusus agar

dapat tumbuh dan berkembang diantara pelaku ekonomi lainnya.

Alasan yang mendasari perlunya menumbuhkembangkan usaha mikro ini

antara lain karena usaha mikro khususnya warung kelontong dapat menyerap

tenaga kerja yang berasal dari sumberdaya lokal cukup banyak tanpa harus

memiliki keahlian khusus, sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah

pengangguran dan penurunan tingkat kemiskinan. Dari usaha perdagangan

warung kelontong di perdesaan akan ada pemerataan dalam distribusi

pendapatan dan pembangunan ekonomi perdesaan.

Page 68: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisa pembahasan serta pembuktian hipotesa yang

diajukan tentang analisa pendapatan pelaku usaha mikro warung kelontong

penerima bantuan kredit pada program PNPM Mandiri Pedesaan, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pendapatan pelaku usaha

mikro warung kelontong penerima bantuan kredit sebelum dan sesudah

mendapatkan bantuan kredit. Dari hasil penelitian ini dengan 57

responden, untuk tahun 2007 - 2009 sesudah menerima bantuan kredit,

terjadi kenaikan pendapatan dengan rata-rata kenaikan Rp 28.339,- untuk

tahun 2007, Rp 102.582,- untuk tahun 2008 dan Rp 100.358,- di tahun

2009. Kenaikan paling tinggi yakni untuk pemberian bantuan kredit Rp

3.000.001 - Rp 4.000.000,- yakni pada tahun 2007 dengan kenaikan Rp

159.400,-, tahun 2008 kenaikan pendapatan sebesar Rp 199.900,- dan

tahun 2009 sebesar Rp 320.850,-.

2. Program pemerintah PNPM Mandiri pedesaan yang telah dilaksanakan

dari mulai tahun 2007 sampai sekarang dengan sasaran target

pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan, berjalan cukup

efektif di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terlihat pada

salah satu kegiatannya yaitu pemberian bantuan kredit dalam bentuk SPKP

Page 69: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA MIKRO …/Analisis...KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya dapat menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dan UEP yang mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga bagi

penerima manfaatnya.

5.2. Saran

Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan

mengenai analisa pendapatan warung kelontong penerima bantuan kredit

program PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Polokarto Kabupaten

Sukoharjo, maka ada beberapa saran sebagai berikut :

1. Konsep dari PNPM Mandiri Pedesaan yang telah dicanangkan pada tahun

2007, dengan pelaksana program salah satunya adalah Kecamatan

Polokarto, telah memberikan alternatif dalam upaya peningkatan modal

usaha yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha

mikro dalam hal ini warung kelontong, sehingga diharapkan dapat

dikembangkan bagi daerah lain dengan kondisi serupa

2. Program ini terbukti memberikan efek bagi peningkatan pendapatan

penerima bantuan kredit di Kecamatan Polokarto sehingga program ini

layak untuk tetap dilanjutkan.