perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari...
-
Upload
truongdang -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT
DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI II TANJUNGSARI KECAMATAN
JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
EKO PARWOTO
X.4610045
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Eko Parwoto
NIM : X4610045
Jurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Jasmani dan Rekreasi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR LARI CEPAT DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
II TANJUNGSARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Eko Parwoto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT
DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI II TANJUNGSARI KECAMATAN
JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
EKO PARWOTO
X4610O45
Skripsi
Ditulis dan diajukan guna memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Eko Parwoto. MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT DALAM PEMBELAJARAN PENJARORKES MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI II TANJUNGSARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk meningkatan motivasi belajar lari cepat melalui pendekatan bermain, (2) untuk meningkatkan hasil belajar lari cepat melalui pendekatan bermain, (3) melihat Motivasi dan hasil belajar lari cepat siswa putra dan putri setelah diberi pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan,odservasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Tahun Ajaran 2011/2012 berjumlah 27 orang yang terdiri atas 12 siswa putri dan 15 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan tes dan observasi hasil belajar serta unjuk kerja lari cepat. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: peningkatkan motivasi dan hasil belajar lari cepat dalam pembelajaran penjasorkes melalui pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil analisis, diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Hasil belajar lari cepat pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 70.37% jumlah siswa yang tuntas adalah 19 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 88,89%, siswa yang tuntas 24 siswa dan tingkat kecederugan motivasi dan hasil belajar lari cepat siswa putra dan putri seragam.
Simpulan penelitian ini adalah: (1) penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan motivasi belajar lari cepat, (2) penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lari cepat, (3) tingkat kecederugan motivasi dan hasil belajar lari cepat siswa putra dan putri seragam setelah diberi pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari.
Kata kunci: pendekatan bermain, motivasi belajar, hasil belajar lari cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
# Ditulis menggunakan kata hati, sehingga menyentuh hati (Erbe Sentanu) #
# Kegagalan, adalah awal dari keberhasilan #
# Ingatlah apa yang sudah dilakukan, ketika kita akan melakukan sesuatu #
“ Permudahlah setiap urusan, jaganlah mempersulit dan gembiralah olehmu
Setiap orang, jaganlah membuat kesulitan pada orang lain “
(Terjemaan ; HR. Ahmad, Bukhari, Muslim & Nasa’I dari An nas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
”Bapak dan Ibu”
Do’amu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku
bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi
kasih sayangmu.
Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan do’a dan materi, dengan terselesaikannya skripsi ini menjadi salah satu bentuk bakti anak kepada orang
tua.
Teman-teman kos kemi yang selalu memberikan motivasi
Kakak-kakak, adik – adik JPOK UNS
dan
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sarwono, M.S. sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. Sugiyoto, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala Sekolah SD Negeri II Tanjungsari yang telah memberikan ijin
penelitian.
7. Guru Penjasorkes SD Negeri II Tanjungsari yang telah memberikan masukan,
arahan, dan bimbingan di dalam proses penelitian.
8. Siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari yang telah bersedia menjadi sumber
data dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini hinga akirnya
dapat terselesaikan
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini
dapat bermanfaat.
Surakarta, 27 Juli 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN............................................................ ii
HALAMAN PENGAJUN.................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................ v
HALAMAN ABSTRAK.................................................................... vi
HALAMAN MOTTO......................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................... viii
KATA PENGANTAR........................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xiv
DAFTAR TABEL............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 6
A. Pembelajaran Penjasorkes di SD ................................................. 6
1. Atletik ................................................................................... 6
2. Lari Cepat .............................................................................. 6
a. Pengertian Lari Cepat ...................................................... 6
b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Lari Cepat ........ 7
c. Pengertian Kecepatan ...................................................... 7
d. Kecepatan Lari ................................................................ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
e. Factor-faktor yang Mempengarui Kecepatan Lari .......... 9
f. Komponen Teknik Lari Cepat ......................................... 9
3. Pembelajaran Penjasorkes Sekolah Dasar ............................. 12
a. Tujuan Penjasorkes Sekolah Dasar ................................. 12
b. Ruang Lingkup Penjasorkes Sekolah Dasar ................... 13
4. Hasil Belajar…… .................................................................. 14
5. Factor yang Mempengarui Ketuntasan Belajar ..................... 15
6. Motivasi Belajar .................................................................... 16
a. Macam-macam Motivasi ................................................. 16
b. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ...................................... 17
c. Fungsi motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran .......... 18
d. Teknik-teknik Memotivasi dalam Pembelajaran ............ 18
7. Pendekatan Bermain untuk Meningkatkan Kemampuan Lari
Cepat ..................................................................................... 19
a. Hakekat Pendekatan Bermain ......................................... 19
b. Pengunaan Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran
Penjasorkas ...................................................................... 19
c. Pengaruh Penbelajaran Penjasorkes dengan Pendekatan
Bermain terhadap Peningkatan Kemampuan Lari Cepat 20
8. Penbelajaran Lari pada Siswa Sekolah Dasar ....................... 22
a. Pembelajaran Lari untuk Siswa Sekolah Dasar .............. 22
b. Permainan Lari pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani 23
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 34
A. Tenpat dan Waktu Penelitian ...................................................... 34
1. Tempat Penelitian ................................................................. 34
2. Waktu Penelitian ................................................................... 34
B. Subjek Penelitian ......................................................................... 35
C. Data dan Sumber Data ................................................................ 35
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
E. Uji Validitas Data ........................................................................ 36
F. Analisis Data ............................................................................... 37
G. Indicator Kinerja Penelitian ........................................................ 37
1. Rancangan Siklus I ............................................................... 38
a. Tahap Perencanaan (Planing) .......................................... 38
b. Tahap Pelaksanaan (Acting) ........................................... 38
c. Pengamatan Tindakan (Observasi) ................................. 38
d. Tahap Evaluasi ( refleksi ) .............................................. 39
2. Rancangan Siklus II .............................................................. 39
H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 40
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN........................ .. 43
A. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 43
B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 46
1. Pelaksanaan Siklus I.............................................................. 47
a. Rencana Siklus I .............................................................. 47
b. Pelaksanaan Siklus I ........................................................ 48
c. Observasi dan Intrepretasi Siklus 1 ................................. 50
d. Diskripsi Data Hasil Setelah Siklus 1 ............................. 51
e. Analisis dan Refleksi Siklus 1......................................... 55
2. Diskripsi Siklus II................................................................. 56
a. Rencanaan Siklus II......................................................... 56
b. Pelaksanaan Siklus II ...................................................... 58
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II ................................ 60
d. Diskripsi Data Setelah siklus II ....................................... 61
e. Analisis dan refleksi Siklus II ......................................... 64
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 64
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN................................. 83
A. Simpulan..................................................................................... 83
B. Implikasi..................................................................................... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
C. Saran........................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 86
LAMPIRAN........................................................................................... 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Penekanan Penjasorkes SD........................................................... 21
2. Lari Mengunakan Bendera ........................................................... 24
3. Lari Mengunakan Kerucut ........................................................... 25
4. Lari Mengunakan Talia tau karet ................................................. 25
5. Lari Mengiring Simpai ................................................................. 26
6. Lari Melewati Simpai .................................................................. 26
7. Lari Memasukkan Simpai atau Ban ............................................. 27
8. Gerak Lari Menyentuh Kotak atau Kardus .................................. 28
9. Gerak Lari Membawa Kotak atau Kardus ................................... 28
10. Gerak Lari Memindahkan Kardus ................................................ 29
11. Gerak Lari Mengunakan Bilah ..................................................... 29
12. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ..................................... 41
13. Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Dari Kondisi Awal ke
Siklus 1 ......................................................................................... 65
14. Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Dari Kondisi Awal ke
Siklus 1 ......................................................................................... 66
15. Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat Dari Kondisi Awal ke
Siklus 1 ......................................................................................... 68
16. Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Dari Siklus l ke
Siklus 2 ......................................................................................... 69
17. Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Dari Siklus 1 ke Siklus II . 70
18. Peningkatan Hasil belajar Lari Cepat Dari Siklus 1 ke Siklus II . 71
19. Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Dari Kondisi Awal ke
Siklus 2 ......................................................................................... 72
20. Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Dari Kondisi Awal ke
Siklus 2 ......................................................................................... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
21. Peningkatan Ketuntasan Hasil belajar Lari Cepat Dari Siklus 1
ke Siklus 2 ................................................................................... 75
22. Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Dari Kondisi Awal ke
Siklus 1 ke Siklus 2 ..................................................................... 76
23. Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Dari Kondisi Awal ke
Siklus 1 ke Siklus 2 ...................................................................... 77
24. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lari Cepat dari Kondisi Awal ke
Siklus 1 ke Siklus II ..................................................................... 78
25. Grafik Motivasi Belajar Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 1
ke Siklus II ................................................................................... 79
26. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Siswa Putra dan
Putri dari Kondisi Awal ke Siklus 1 ke Siklus II ........................ 80
27. Grafik Peningkatan Kecapaian Hasil Belajar Lari Cepat Siswa
Putra dan Putri dari Kondisi Awal ke Siklus 1 ke Siklus II ......... 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Table Halaman
1. Pelaksanaan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ...................... 34
2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................ 36
3. Persentase Target Capaian ........................................................... 49
4. Kondisi Awal Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar dan
Kemampuan Lari Cepat .............................................................. 44
5. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Motivasi Belajar pada Kondisi
Awal ............................................................................................. 45
6. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Hasil Belajar pada Kondisi
Awal ............................................................................................. 46
7. Kondisi Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar dan
Kemampuan Lari Cepat pada siklus I .......................................... 52
8. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Motivasi Belajar pada
Siklus I ......................................................................................... 53
9. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Hasil Belajar pada Siklus I 54
10. Kondisi Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar dan
Kemampuan Lari Cepat pada siklus II ......................................... 61
11. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Motivasi Belajar pada
Siklus II ........................................................................................ 62
12. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Hasil Belajar pada Siklus II 63
13. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari
Kondisi Awal ke Siklus I ............................................................. 65
14. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi
Awal ke Siklus I ........................................................................... 66
15. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat dari Kondisi
Awal ke Siklus I ........................................................................... 68
16. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Ke Siklus II .................................................................................. 70
17. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat dari Siklus I
Siklus II ........................................................................................ 71
18. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari
Kondisi Awal ke Siklus II ............................................................ 72
19. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi
Awal ke Siklus II .......................................................................... 73
20. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat dari Kondisi
Awal ke Siklus II .......................................................................... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Penbelajaran siklus I ........................... 89
2. Rencana Pelaksanaan Penbelajaran siklus II.......................... 100
3. Petunjuk pelaksanan Tes dan Pengukuran lari 50 yard .......... 112
4. Checklist Motivasi Belajar Lari Cepat ................................... 113
5. Kondisi Awal Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar
dan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV ......................... 114
6. Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat pada Kondisi Awal 115
7. Kondisi Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar dan
Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV pada Siklus I.......... 116
8. Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat pada Siklus I ......... 117
9. Kondisi Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar dan
Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV pada Siklus II ........ 118
10. Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat pada Siklus II ........ 119
11. Chi-Square ............................................................................. 120
12. Gambar Kegiatan Pembelajaran ............................................. 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULAAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran lari cepat (sprint) di SD Negeri II Tanjungsari dilaksanakan
pada semester 2 untuk kelas IV. Walaupun demikian, hasil yang dicapai siswa
putra dan putri belum sesuai harapan terutama untuk penguasaan gerak dasar,
karena di dalam penilaian unjuk kerja ada afektif, kognitif, psikomotor. Dari
ketiga aspek ini penguasaan gerak dasar selalu mendapatkan nilai yang masih
kurang. Kegiatan belajar mengajar (KBM) masih menerapkan pembelajaran
konvensional. Boleh jadi materi ajar yang sampaikan kurang menarik,
membosankan dan melelahkan. Dari proses identifikasi dan catatan
keseharian dalam KBM ditemukan siswa sering kali mengeluh capek, dan
partisipasinya siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran rendah, dalam
proses pembelajaran saya masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya model
pembelajaran, gaya mengajar serta pemodifikasian dan media pembelajaran yang
masih kurang untuk mencapai tujuan pendidikan. Dapat diketahui bahwa siswa di
kelas IV memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap penjasorkes. Selain
itu juga kurangnya dukungan dari kepala sekolah dan guru mata pelajaran lain
yang menganggap penjas tidak penting, sehingga kemampuan lari cepat masih
rendah belum sesuai harapan, begitu juga dengan nilai ketuntasan hasil belajar
masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
yaitu 70.
Media belajar yang digunakan dalam pendidikan penjasorkes di SD Negri
II Tanjungsari masih sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan
kesenangan siswa terhadap materi ajar. Ketebatasan media dan tingginya tingkat
kesulitan siswa memahami materi ajar maka harus lebih banyak mengunakan cara,
agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan dukungan media
yang terbatas. Kurangnya persiapan pembuatan RPP dalam pembelajaran juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sangat berpengaruh dalam berjalannya proses pembelajaran.
Lari cepat bagi siswa SD perlu diupayakan. Guru dituntut untuk
mampu menciptakan kondisi belajar yang baik. Pembelajaran yang
diberikan kepada siswa harus dapat membangkitkan motivasi belajar siswa
dengan memberikan bentuk-bentuk pembelajaran yang menyenangkan.
Masalah mendasar yang saya keluhkan dalam mengajar siswa kelas IV SD Negeri
II Tanjungsari pada pembelajaran lari cepat adalah terutama rendahnya
penguasaan gerak dasar. Untuk sekadar lari siswa rata-rata mampu melakukan
atau dengan mudah menguasainya tetapi khusus untuk gerak dasar rata-rata siswa
banyak menemui kesulitan, hal ini disebabkan siswa bosan untuk melakukan dan
tidak sunguh-sunguh dalam melakukan. Menghadapi hal tersebut di atas, saya
mencari solusi agar dalam pembelajaran lari cepat mudah dipahami dan mudah
dikuasai. Guru sebagai mediator diharapkan berfungsi sebagai penyeleksi model
pembelajaran yang dapat mewujudkan pembelajaran sesuai dengan materi,
metode, dan evaluasi pembelajaran. Melihat tantangan yang seperti ini maka
pendekatan bermain akan sangat membantu memecahkan persoalan ini. Siswa
akan tertantang sekaligus termotivasi karena dengan penggunaan permainan yang
tepat akan membuat siswa mendapatkan hal-hal baru dan menyenangkan,
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, hal ini akan membuat
siswa lebih aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran sehingga
kemampuan lari cepat akan meningkat.
Pendekatan pembelajaran dengan bermain tersebut dirancang secara
khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik dan dapat di pelajari selangkah demi selangkah. Melalui
pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes di harapkan
kemampuan lari cepat siswa akan meningkat. Namun penggunaan pendekatan
bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani ini belum diketahui seberapa
besar pengaruhnya untuk meningkatkan kemampuan lari cepat. Untuk
membuktikan apakah penggunaan pendekatan bermain pada
pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan kemampuan lari, maka perlu
dibuktikan dan melalui PTK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Adapun yang menjadi permasalahan dan diungkap dalam penelitian ini
adalah: “Bagaimana pendekatan bermain yang dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar lari cepat, serta kecenderugan motivasi dan hasil belajar siswa putra
dan putri pada lari cepat dalam pembelajaran penjasorkes bagi siswa kelas IV SD
II Tanjungsari tahun ajaran 2011/2012” . Permasalaan ini ditemukan di SD Negeri
2 Tanjungsari yaitu saat pembelajaran lari cepat.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalaan yang menjadi
pokok penelitian dapat dirumskan menjadi berikut:
1. “Bagaimanakah pendekatan bermain yang dapat meningkatkan motivasi
belajar lari cepat dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas IV SD
Negeri II Tanjungsari”?
2. “Bagaimanakah pendekatan bermain yang dapat meningkatkan hasil belajar
lari cepat dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari”?
3. “Bagaimanakah motivasi dan hasil belajar lari cepat dalam pembelajaran
penjasorkes pada siswa putra dan putri kelas IV SD Negeri II Tanjungsari
setelah diberi pendekatan bermain”?
Definisi Operasional Variabel Penelitian :
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar yaitu suatu daya atau perbuatan yang mendorong
siswa dalam pembelajaran lari cepat dan akan di tingkatkan melalui
pendekatan bermain. Peningkatan motivasi belajar lari cepat diobservasi dan
diukur melalui checklist pada pembelajaran lari cepat dengan membandingkan
hasil setiap siklus (setelah diberi pendekatan bermain).
2. Hasil Belajar Lari Cepat
Suatu perubahan kemampuan lari cepat yang dicapai siswa setelah
memperoleh pembelajaran lari cepet dengan pendekatan bermain. Perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang ada dapat dilihat atau diukur melaui tes dan observasi lari cepat dengan
membandingkan hasil tes setiap siklus (setelah diberi pendekatan bermain).
3. Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan suatu cara pembelajaran keterampilan
yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini
pembelajaran lari cepat yang dikonstruksikan dalam bentuk permainan.
Pembelajaran lari yang dikonstruksikan dalam bentuk permainan ditunjukan
untuk mengembangkan kebugaran jasmani, untuk mengembangkan kerjasama,
untuk mengembangkan skil dan mengembangkan sikap kompetitif.
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar lari cepat dengan penerapan
pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas IV SD
Negeri II Tanjungsari tahun ajaran 2011/2012
2. Untuk meningkatkan hasil belajar lari cepat dengan penerapan pendekatan
bermain dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari tahun ajaran 2011/2012
3. Melihat motivasi dan hasil belajar lari cepat siswa putra dan putri setelah
diberi pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas
IV SD Negeri II Tanjungsari tahun ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar lari cepat dan
melihat kecenderugan motivasi dan hasil belajar siswa putra dan putri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagi sekolah dapat meningkatkan mutu siswa dalam pembelajaran
Penjasorkes dan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi di SD Negeri II
Tanjungsari Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri.
3. Bagi guru dapat meningkatkan kinerja guru secara profesional dalam
menjalankan tugasnya dan meningkatdesain pembelajaran yang efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Penjasorkes di SD
1. Atletik
Atletik mempunyai peranan penting terhadap cabang-cabang olahraga
karena gerakan-gerakannya merupakan gerakan dari seluruh gerakan olahraga.
Syarifuddin (1992 :2) menyatakan bahwa Atletik berasal dari bahasa Yunani
yaitu “atlon” yang mempunyai arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau
perjuangan. Orang yang melakukan dinamakan “athleta” (atlet) dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang
diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat.
Gerakan-gerakan yang dilakukan terdapat pada semua cabang olah
raga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan atletik.
Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika atletik dikatakan ibu (induk) dari
semua cabang olahraga. Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor
lompat, yaitu nomor : lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat
tinggi galah. Dalam cabang olahraga atletik di sekolah dasar saat ini dikenal
dengan Atletic kids, nomor yang dipertandingkan adalah cepat, lompat katak
dan lempar turbo. Nomor lari yang dipertandingkan adalah lari cepat (sprint)
merupakan salah satu unsur nomor atletik yang wajib diajarkan pada siswa
Sekolah Dasar, karena atletik juga merupakan sarana bagi pendidikan jasmani
peserta didik dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan,
kelincahan.
2. Lari Cepat
a. Pengertian Lari Cepat
Pengertian atau definisi lari cepat menurut Sidik (2010: 2) bahwa,
“Lari sprint ialah hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot secara kuat dan
cepat (powerful) melalui gerakan yang halus (smooth) dan efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
(efficient)”. Lari adalah gerak maju yang diusahakan agar dapat mencapai
tujuan (finish) secepat mungkin atau dalam waktu singkat. Kemudian juga
definisi lari cepat atau lari jarak pendek disebutkan bahwa:Lari jarak
pendek atau lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus
menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya
harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh
kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir
(finish).
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa lari cepat adalah
suatu cara lari untuk menempuh jarak tertentu yang dilakukan dengan
kecepatan yang maksimal dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dari
garis start sampai finish. Untuk dapat melakukan lari cepat dengan baik
dan benar, maka harus menguasai teknik lari cepat dengan baik dan benar.
b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Lari Cepat
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan lari
cepat agar bisa diperoleh prestasi yang maksimal. Pada lari cepat perlu
memperhatikan 4 masalah yaitu: starting position, starting action,
sprinting action, finishing action. Berdasarkan pendapat diatas diketahui
bahwa, faktor yang dapat mempengaruhi pencapai prestasi lari cepat
meliputi faktor teknik dan faktor fisik. Faktor teknik dalam lari cepat
meliputi starting position, starting action finishing action. Sedangkan
faktor fisik meliputi banyak hal seperti tenaga otot, koordinasi, kecepatan
kontraksi, dan hal lainnya yang berhubungan dengan fisik.
c. Pengertian Kecepatan
Banyak dalam cabang olahraga kecepatan merupakan komponen
fisik yang esensial. Kecepatan menjadi faktor penentu di dalam cabang
olahraga seperti sprint, tinju beberapa cabang olahraga permainan dan lain
sebagainya. Kecepatan tidak hanya menggerakkan seluruh tubuh dengan
cepat, tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
tubuh dalam waktu yang sesingat-singkatnya. Kecepatan ditentukan
frekuensi stimulus, kemauan, mobilitas syarat, kecepatan kontraksi otot,
tingkat otomatis gerak dan power otot. Kecepatan adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingakt-
singkatnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kecepatan merupakan
bentuk gerakan berulang-ulang untuk menempuh jarak tertentu yang di
lakukan dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk mendapatkan kecepatan
yang maksimal, maka harus didukung gerakan dari bagian tubuh yang
mendukung gerakan lari (ayunan lengan) yang dilakukan secara baik dan
benar. Seperti dikemukakan Hidayatulloh. (2008:70) bahwa, “untuk lari
cepat (siklik), lebar ayunan gerakan-gerakan yang optimal (misalnya
panjang langkah) dan frekuensi gerakan-gerakan (misalnya rata-rata
langkah) merupakan karakteristik utama”.
d. Kecepatan Lari
Lari adalah suatu gerakan dengan kaki yang berpindah tempat
untuk mencapai tujuan. Gerakan lari pada dasarnya sama, tergantung pada
nomor lari yang akan dipelajari. Sidik (2010: 3) menyatakan lari adalah
“gerak maju untuk mencapai tujuan (finish) secepat mungkin atau dalam
waktu sesingkat-singkatnya”
Tujuan lari adalah menggerakkan badan ke depan akibat dari gaya
dorongan ke belakang terhadap tanah, dengan melakukan gerak mengais.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pelari adalah selalu berlari
dalam posisi duduk, kaki tidak diluruskan sepenuhnya, dan tubuh tidak
condong ke depan. Tehnik-tehnik khusus yang harus diperhatikan dalam
lari adalah sebagai berikut:
Badan condong ke depan 25-30 derajat, usahakan badan rileks.
Kaki ditolakan kuat-kuat sampai lurus ke belakang, kemudian satu lutut
ditarik ke depan diangkat tinggi setinggi panggul (rata pinggang), tungkau
bawah mengayun ke depan untuk mencapai langkah lebar sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
panjang tungkai masing-masing pelari. Lengan bergantung di samping
badan secara wajar, siku ditekuk 90 derajat, tangan menggenggam rileks.
Gerakan atau ayunan lengan ke depan dan belakang, mengikuti gerakan
tungkai. Tangan dan kaki bergerak berimbang, semakin cepat gerakan kaki
maka semakin cepat pula gerak tangan mengikutinya. Punggung lurus
dengan kepala, pandangan lurus ke depan.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lari
Potensi atau pembawaan sejak lahir merupakan faktor yang
dominan yang akan mempengaruhi kecepatan lari seseorang. Salah satu
faktor yang dominan dari pembawaan adalah tipe otot yang dimiliki.
Faktor-faktor penentu kecepatan secara umum adalah: Macam fibril otot
yang dibawa sejak lahir (pembawaan), fibril berwarna putih baik untuk
gerak yang cepat, Pengaturan napas, Kekuatan otot, Kemampuan
elastisitas dan relaksasi suatu otot, kemauan dan disiplin individu.
Faktor bawaan khususnya fibril otot putih merupakan faktor yang
menentukan kecepatan yang dimiliki seseorang. Semakin banyak fibril
otot putih dimiliki, maka kecepatannya akan baik. Faktor-faktor penentu
khusus kecepatan lari meliputi : Tergantung pada kekuatan otot yang
bekerja, panjang tungkai atas, frekuensi gerak dan teknik lari yang
sempurna.
f. Komponen Teknik Lari Cepat
Di dalam lari cepat terdapat 3 macam teknik yang harus dipahami
dan dikuasai yaitu mengenai: teknik start, teknik lari, teknik melewati
garis finish.
Penguasaan teknik lari cepat yang baik akan dapat mendukung
pencapaian prestasi lari cepat secara optimal. Agar siswa dapat melakukan
lari cepat dengan baik dan memperoleh prestasi yang optimal, maka
teknik-teknik tersebut harus dipahami dan dikuasai. Untuk lebih jelasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
ketiga teknik lari cepat tersebut akan dijelaskan secara singkat sebagai
berikut:
1) Teknik Start
Start atau disebut juga pertolakan merupakan kunci pertama
yang harus dikuasai oleh seorang sprinter. Dalam melakukan start bila
terjadi keterlambatan itu berarti kerugian besar bagi seorang sprinter.
Dalam lari cepat 40 meter kemenangan diperoleh dengan selisih waktu
yang sangat kecil, karena itu kemampuan melakukan start yang baik
sangat diperlukan
2) Teknik Lari Cepat
Selain teknik start dalam lari cepat juga harus memperhatikan
teknik lari yang benar. Waktu melakukan lari cepat, posisi badan
hampir tegak lurus pada tanah dan condong ke depan ± 60 derajat.
Posisi badan lari cepat dipertahankan tetap menghadap ke depan dan
agak condong ke depan. Sikap badan seperti ini memungkinkan titik
berat badan selalu berada di depa. Kecepatan lari juga akan bertambah
bila didukung dengan gerak ayunan kedua tangan. Pada waktu berlari,
ayunan kedua lengan harus rileks dan posisi kedua tangan mengepal
serta ibu jadi menyilang pada jari telunjuk.
Beberapa prinsip teknik lari cepat menurut Sidik (2010: 4) antara lain :
a) Lari pada ujung kaki.
b) Menumpu dengan kuat, agar mendapatkan dorongan kedepan
dengan kuat pula.
c) Badan condong ke depan ± 60 derajat, sehingga titik berat badan
selalu didepan.
d) Ayunan lengan kuat-kuat dan cepat, siku dilipat, tangan
menggenggam lemas, agar gerakan langkah kaki juga cepat dan
kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
e) Setelah ± 20 m dari garis start, langkah diperlebar tetapi condong
badan harus tetap dipertahankan. Serta ayunan lengan dan gerakan
langkah kaki juga dipertahankan kecepatan dan kekuatannya,
bahkan kalau mungkin ditingkatkan.
Kecepatan yang maksimal juga harus dilakukan oleh seorang
sprinter pada waktu melakukan start sampai jarak 50 meter atau finish.
Jika sprinter telah mencapai kecepatan puncak, maka harus
dipertahankan dengan sekuat tenaga bahkan ditingkatkan dengan cara
memperlebar langkah dan diusahakan tidak mengurangi kecepatan,
selain itu juga didukung dengan menggerakkan kedua lengan sesuai
arah ayunan.
3) Teknik Memasuki Garis Finish
Memasuki garis finish adalah fase akhir penentu menang atau
kalahnya seorang spritner. Teknik memasuki garis finish sangat
penting untuk dipahami dan dikuasai oleh spinter, sebab meski punya
kekuatan dan kecepatan bila teknik memasuki garis finish dari sprinter
tidak baik, bisa menyebabkan kekalahan. Seorang sprinter bebas
menentukan dengan cara ataupun teknik sendiri melewati garis finish
yang dianggap paling efektif dan efisien.
Teknik melewati garis finish terbagi menjadi tiga cara, yaitu :
1) Dengan cara terus secepat-cepatnya melewati garis finish dengan
tidak mengubah posisi lari.
2) Saat akan menyentuh pita atau melewati garis finish, dada
dicondongkan ke depan.
3) Saat akan menyentuh pita atau melewati garis finish, dada diputar
sehingga salah satu bahu maju ke depan terlebih dahulu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah
Dasar
a. Tujuan Penjasorkes Sekolah Dasar
Penjasorkes merupakan jenis pendidikan yang mengutamakan
aktivitas gerak sebagai media pendidikan. Berdasarkan kurikulum
pendidikan jasmani bahwa, tujuan pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dari masing-masing jenjang pendidikan berbeda-beda. Menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar bahwa, “
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga terpilih.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif”.
Pendapat tersebut menunjukkan, pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan kebugaran
jasmani, pertumbuhan fisk, perkembangan psikis, meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
keterampilan gerak, membentuk karakter moral yang baik, menumbuhkan
sikap sportif, mengembangkan keterampilan menjaga keselamatan dan
pencapaian pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup yang sehat dan
kebugaran serta memiliki sikap yang sportif.
b. Ruang Lingkup Penjasorkes Sekolah Dasar
Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk
sekolah dasar mencakup banyak aspek. Menurut Standar Kompetensi
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD & MI, ”Ruang lingkup
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket,
bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta
aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh,
komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas
lainnya.
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya.
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan.
7) Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan
minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.
Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit
masuk ke dalam semua aspek”.
Pendapat tersebut menunjukkan, ruang lingkup pendidikan jasmani
untuk sekolah dasar meliputi enam aspek yaitu: olahraga permainan,
pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air dan
pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut di dalamnya
terdiri beberapa macam cabang olahraga yang telah diatur berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang bukan sekedar memperoleh
pengetahuan, melainkan juga adanya perubahan dalam sikap dan
keterampilanya. Hal tersebut sesuai pernyataan Hamdani (mengutip simpulan
Gagne, 1987) belajar adalah perubahan yang terjadi setelah belajar terus-
menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuan (2011: 198)
Seorang pakar pendidikan mengemukakan bahwa hasil belajar akan
tampak dalam berikut ini
a. Kebiasaan, seperti siswa yang belajar bahasa sekali-kali menghindari
kecenderungan pengunaan kata yang keliru, sehingga ia terbiasa dengan
pengunaan bahasa yang baik dan benar.
b. Keterampilan, separti olah raga yang meskipun sifatnya motorik,
keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi.
c. Pengamatan, yaitu proses penerimaan, menafsirkan, dan memberi arti pada
rangsangan yang masuk melalui indra-indra secara objektif sehingga siswa
mampu mencapai pengertoan yang benar.
d. Berpikir asosiatif, yaitu berpiki dengan cara mengasosiasikan sesuatu
dengan lainnyadengan mengunakan daya ingat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
e. Berpikir rasional dan kritis, yaitu mengunakan prinsip dan dasar
pengertian dalam menjawab pertayaan kritis, seperti
”bagaimana”dan”mengapa.
f. Sikap, yaitu kecenderungan yang rekatip menetap untuk bereaksi dengan
cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan
pengetahuan dan keyakinan.
g. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir)
h. Apesiasi (menghargai karya-karya bermutu)
i. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut,
marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam
kawasan (domain) kognitif, afektif dan pesikomotor beserta tingkatan
aspek-aspeknya.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar :
a. Model pembelajaran untuk mencapai ketuntasan belajar, diantaranya
pembelajaran individual, pembelajaran sejawat, pembelajaran sekelompok,
dan tutorial.
b. Peran guru. Harus intensif dalam menjabarkan KD, mengajarkan materi,
memonitor pekerjaan siswa, menilai perkembangan siswa dalam mencapai
kopetensi (afektif, kognitif dan pesikomotor), menggunakan teknik
diagnosis, menyedikan alternatif, strategi pembelajaran siswa yang
kesulitan belajar.
c. Peran siswa. Kurikulum 2007 dengan paradikma KTSP sangat menjunjung
tinggi dan menempatkan peran siswa sebagai subjek didik. Siswa diberi
kebebasan dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
6. Motivasi Belajar
Hamdani. (2011) menyatakan motivasi adalah daya atau perbuatan
yang mendorong seseorang;tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai
akibat dari adanya motivasi tersebut. Seorang siswa dapat belajar dengan giat
karena adanya motivasi dari luar dirinya, misalnya ada dorongan dari orang
tua atau gurunya, janji-janji yang akan di berikan apabila ia berhasil dan
sebagainya. Akan tetapi, akan lebih baik apabila motivasi belajar datang dari
dalam dirinya sendiri, sehinga akan ter dorong secara terus menerus, tidak
tergantung pada situasi luar.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan ekternal dan internal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur - unsur yang
mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar.
Motivasi dan minat belajar merupakan hasrat untuk belajar dari
seseorang individu. Seorang siswa akan belajar lebib efisien apabila ia
berusaha untuk belajar secara maksimal. Artinya, ia memotivasi dirinya
sendiri. Motivasi belajar dapat di bangkitkan, di tingkatkan dan di pelihara
oleh kondisi kondisi luar, seperti penyajian pelajaran oleh guru dengan media
yang bervariasi, metode yang tepat, komunikasi yang dinamis dan sebagainya.
Di dalam penelitian ini akan di gunakan metode bermain untuk meningkatkan
hasil belajar lari cepat.
a. Macam-macam Motivasi.
Di tijau dari sudut operasionalnya terdiri atas beberapa macam
bentuk :
1) Motiv
Seseorang siswa yang belajar di asumsikan di dalam dirinya
ada dorongan untuk memulai, melaksankan, dan mengatur aktifitasnya.
Dorongan tersebut tergantung pada tiap-tiap individu siswa. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
hubungan ini, dapat dilihat dari dua macam motiv, yaitu motif biogenis
dan motif sosiogenis.
2) Minat
Minat memengarui terhadap proses hasil belajar yang juga
berpengaruh terhadap motivasi. Kalau seseorang tidak berminat untuk
melakukan sesuatu, dia tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan
baik dalam mempelajari hal ter sebut. Minat seorang terhadap suatu
hal dapat dilihat dari keinginannya untuk mengetaui atau belajar lebih
banyak. Oleh karena itu, guru harus mengetahui minat siswa terhadap
suatu mata pelajaran dan mengetahui cara menarik perhatian siswa
terhadap pelajaran.
Dengan demikian pendektan bermain digunakan untuk upaya
meningkatkan hasil belajar pada pendidikan jasmani olah raga dan
kesehatan.
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk membangkitkan
mengembangkan motivasi siswa dalam belajar.
Hamdani. (2011) menyatakan fungsi motivasi dalam proses belajar
mengajar :
1) fungsi pengerak dalam motivasi
Pengerak motivasi belajar untuk siswa dapat di lakukan dalam
berbagai cara, antara lain : metode penemuan , motivasi kompetensi,
belajar ter program, prosedur brainstronming.
2) funsi harapan
Guru memberi harapan- harapan untuk mengugah motivasi
belajar. Cara yang dapat dilaksakan untuk memenui fungsi harapan ini
antara lain :
a) merumuskan tujuan intruksional sekhusus mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) tujuan intruksi onal hendaknya terbagi atas tiga kategori, yaitu
tujuan intruksional yang langsung, intermediate dan jangka
panjang.
c) perubahan-perubahan harapan
d) tingkat aspirasi
c. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan
penbelajaran antara lain ;
1) menentukan yang dapat dijadikan penguat belajar.
2) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
3) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar.
4) menentukan ketekunan belajar
d. Teknik-teknik Memotivasi dalam Pembelajaran.
Keberhasilan belajar pada dasar terletak pada tanga siswa sendiri,
dan fator motivasi belajar memegang perana penting di dalam
menciptakan efektifitas dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru harus
memotivasi siswa agar mereka aktiv belajar, terlibat, dan berperan serta
dalam setiap pelaksanaan proses belajar mengajar.
Beberapa teknik atau pendekatan untuk memotivasi siswa agar memiliki
gairah dalam belajar, antara lain:
1) berikan kepada siswa rasa puas untuk keberhasilan lebih lanjut;
2) ciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan;
3) aturlah siswa secara bervariasi;
4) pakailah metode yang tepat;
5) kembangkan pengertian para siswa secara wajar;
6) berikan komentar terhadap pekerjaan siswa;
Maka dari itu pendekata metode permainan adalah solusi yang tepat untuk
meningkatka motivasi belajar siswa dalam penbelajaran penjas di SD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
7. Pendekatan Bermain untuk Meningkatkan Kemampuan Lari Cepat
a. Hakikat Pendekatan Bermain
Selama ini, kebanyakan siswa merasa bahwa penjas merupakan
beban berat dan membosankan Akibatnya, mereka kurang termotivasi,
cepat bosan, cepat lelah,bahkan malas untuk belajar penjas. Untuk itu,
ciptakanlah salah satu cara belajar sambil bermain. Untuk anak sekolah
dasar sangat lah suka dengan bermain. pendekatan bermain merupakan
cara yang tepat untuk meningkatkan motifasi dan hasil beljar siswa.
Memang, cara ini sangat menuntut kreatifitas guru untuk menciptakan
pembelajaran bermain yang menyenangkan. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Hamdani (mengutip simpulan Mallory & New, 1994)
menyatakan:
bahwa melalui bermain pula, anak-anak memperoleh kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan-keterampilan yang baru diperolehnya dan juga fungsi kecakapan sosialnya untuk menerima peran sosial yang baru dan mencoba tugas baru yang menantang, serta menyelesaikan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan dengan cara lain (2011: 123). Pendekatan bermain mempunyai arti penting dalam kegiatan
pembelajaran. pendekatan bermain dapat dijadikan sarana untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Selain itu, metode bermain
akan memudahkan siswa dalam mempelajari metari pembelajaran. Dengan
menggunakan metode pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan
mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu,
seorang guru penjas harus mampu memanfaatkan berbagai macam
pendekatan pembelajaran, jika dalam pembelajaran materi penjas banyak
kendala.
b. Penggunaan Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Penjasorkes
Penggunaan pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes
sangat penting. Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dalam pembelajaran materi penjas, karena metode pembelajaran dan
keterbatasan alat bantu atau bahkan sama sekali tidak ada alat bantu yang
disediakan oleh sekolah. Keluhan umum guru pendidikan jasmani yakni
keterbatasan alat. Tidak tersedianya alat dapat menjadi faktor penghambat
karena berpengaruh langsung terhadap struktur pelajaran pengaturan siswa
Kreativitas dan inisiatif seorang guru penjasorkes untuk
menciptakan untuk membuat metode dalam pembelajaran penjas sangat
penting. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran
penjas, maka dapat menggunakan pendekatan bermain. Penggunaan
metode bermain tersebut pada prinsipnya untuk mempermudah
mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang sebenarnya sulit
dikuasai. Penggunaan pendekatan bermain dalam pembelajaran penjas
dapat menggunakan berbagai macam peralata.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka harus ditunjang
alat bantu yang relevan. Dengan menggunakan alat bantu yang relevan,
maka siswa akan menjadi lebih senang dan motivasi belajar meningkat.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran penjas dapat
diatasi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Pengaruh Pembelajaran Penjasorkes dengan Pendekatan Bermain
terhadap Peningkatan Kemampuan Lari Cepat.
Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran lainnya. Program pendidikan
jasmani di sekolah seharusnya diarahkan pada upaya mengembangkan
pribadi anak secara menyeluruh (multilateral development)”.
Pendapat tersebut menunjukkan, dalam membelajarkan pendidikan
jasmani bagi siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya. Pembelajaran
pendidikan jasmani tidak hanya difokuskan pada salah satu materi saja,
namun berbagai macam materi pelajaran pendidikan jasmani harus
diberikan. Pembatasan aktivitas gerak pada anak akan merugikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Anak akan
kurang memiliki kekayaan dan keluwesan gerak yang mana sangat
dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan gerak yang kompleks lebih lanjut”.
Gambaran penekanan program penjasorkes di sekolah dasar
sebagai berikut:
Tahun-tahun awal SD Tahun-tahun akhir SD
Gambar 1. Penekanan Program Penjasorkes Sekolah Dasar
Keterangan:
Perubahan penekanan program pendidikan jasmani di sekolah
dasar.
Catatan: K = pengembangan, keterampilan
SE = pengembangan sosial-emosi
KS = pengembangan kesegaran jasmani
WL = kesadaran pemanfaatan waktu luang.
Berdasarkan skema penekanan program pendidikan jasmani di
sekolah dasar, khususnya tahun-tahun akhir sekolah dasar atau kelas IV
menunjukkan, pengembangan keterampilan memiliki prosesntase lebih
besar dibandingkan dengan pengembangan sosial-emosi kesegaran
jasmani dan kesadaran luang memanfaatkan waktu luang. Hal ini artinya,
pada tahun-tahun akhir atau kelas IV sekolah dasar, pembelajaran
pendidikan jasmani harus ditekankan pada pengembangan kemampuan
gerak dasar anak.
SE
K
WL
KS SE
K
KS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Membelajarkan pendidikan jasmani pada tahun-tahun akhir atau
kelas IV lebih ditekankan pada keterampilan gerak. Untuk membelajarkan
pendidikan jasmani pada kelas IV perlu didukung metode pembelajaran
pendidikan jasmani. Namun pada kenyataannya masih banyak guru penjas
dan membelajarkan pendidikan jasmani dilakukan seperti kegiatan
olahraga orang dewasa agar anak didiknya mampu berprestasi.
Pembelajaran pendidikan jasmani seperti ini harus dirubah, karena akan
berdampak buruk terhadap kemampuan gerak. Anak bukan orang dewasa
kecil, tetapi anak adalah anak, yaitu anak harus dipandang sebagai anak
yang memiliki dunianya sendiri yang disesuaikan dengan karakteristiknya.
Tidaklah tepat mengharapkan anak melakukan kegiatan seperti yang
dilakukan orang dewasa dan tidak juga mengharapkan anak melakukan
kondisi yang sama sebagaimana yang dilakukan orang dewasa”.
8. Pembelajaran Lari Pada Siswa Sekolah Dasar
a. Pembelajaran Lari untuk Siswa Sekolah Dasar.
Guru harus memberikan pembelajaran dengan pendekatan yang
baik agar dapat mengantarkan siswanya kepada penguasaan kemampuan
lari secara optimal. Pembelajaran lari pada siswa SD, perlu disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa. Kondisi fisik siswa SD belum
matang sehingga program pembelajarannya memerlukan berbagai
modifikasi agar hasilnya lebih optimal. Modifikasi pembelajaran olahraga
meliputi 4 aspek yaitu, “(a) tujuan, (b) karakteristik materi, (c) kondisi
lingkungan dan (d) evaluasinya”. Modifikasi pembelajaran dapat
dilakukan dengan memodifikasi beberapa aspek atau salah satu aspek saja.
Teknik lari memiliki kedudukan yang penting dalam pembelajaran
lari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran lari harus diberikan
pembelajaran teknik secara tepat dan intensif. Dalam melakukan
pembelajaran lari diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai. Dengan
melalui pembelajaran yang sistematis, teratur dan kontinyu serta dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pendekatan pembelajaran yang sesuai, maka penguasaan kemampuan lari
akan dapat tercapai.
Dalam penelitian ini modifikasi pembelajaran lari dilakukan pada
aspek cara mengajar yaitu metode bermain. Pembelajaran lari untuk siswa
SD perlu di tingkatkan, agar hasilnya optimal. Metode yang diterapkan
dalam pembelajaran lari pada penelitian ini adalah metode bermain. Dalam
penelitian ini dikaji pembelajaran dengan metode bermain.
b. Permainan Lari Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Berkaitan dengan kemampuan lari cepat, bentuk latihan yang
diberikan dalam Penilitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya untuk lari
cepat. Soegito (1989: 8) menyatakan bahwa, “Lari ialah gerak maju yang
diusahakan agar dapat mencapai tujuan (finish) secepat mungkin atau
dalam waktu singkat”.
Berkaitan dengan lari cepat yang dikemukakan, dalam PTK ini
akan memberikan perlakuan pembelajaran lari cepat dengan permainan.
Bentuk pembelajaran lari sebagai berikut :
1. Lari menggunakan bendera
Bertujuan untuk melatih kecepatan.
Langkah-langkah pembelajarannya yaitu:
a) Guru menyiapkan 3 lintasan lari
b) Masing-masing lintasan ditata bendera-bendera yang telah
disediakan dengan jarak yang telah ditentukan kira-kira 1 meter.
c) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok
menempati lintasan yang telah disediakan.
d) Siswa melakukan lari zig-zag melewati bendera, siswa melakukan
secara bergantian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 2. Lari Menggunakan Bendera
2. Lari menggunakan kerucut
Bertujuan untuk melatih kecepatan dan agar siswa tidak bosan.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
a) Guru dan siswa membuat gambar bintang di tengah lapangan in
door atau out door.
b) Guru menyiapkan alat pembelajaran yang diperlukan yaitu benda
berbentuk kerucut.
c) Sebuah kerucut ditempatkan di titik pusat bintang.
d) Tahap pertama, semua siswa diberikan kesempatan untuk berlari
mengintari kerucut.
e) Tahap ke dua, satu per satu siswa lari (joging) mengelilingi
bintang.
f) Tahap ke tiga, setiap siswa ditugasi untuk berlari secepat mungkin
melewati kerucut yang ada pada bintang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 3. Lari Menggunakan Kerucut
3. Lari menggunakan tali atau karet
Bertujuan untuk melatih kecepatan, koordinasi langkah dan
gerak tangan.
Langkah-langkah pembelajarannya yaitu:
a) Guru menyiapkan 3 lintasan dan menyediakan tali atau karet
panjang 3 buah.
b) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dan menempati lintasan yang
disediakan.
c) Siswa yang paling depan membawa tali atau karet dan melakukan
lari dengan memutar-mutar karet (uding individu) sampai ke tepi,
siswa melakukan secara bergantian.
Gambar 4. Lari dengan Menggunakan Tali atau Karet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4. Lari menggunakan simpai atau ban
Bertujuan untuk melatih kecepatan dan siswa tidak bosan.
Terdapat beberapa variasi pembelajaran lari dengan menggunakan
simpai atau ban, diantaranya yaitu:
a) Gerak lari menggiring simpai
Gerak lari menggiring simpai ini dilakukan dengan formasi
berhadap-hadapan, siswa dibagi sama banyak dan menempati
lintasan yang telah disediakan kemudian melakukan lari
menggiring simpai secara bergantian.
Gambar 6. Lari Menggiring Simpai.
b) Gerak lari melewati simpai
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok
menempati lintasan yang telah ditata simpai dengan jarak 0,5-1
meter. Siswa secara bergantian melakukan lari melewati simpai.
Gambar 7. Lari Melewati Simpai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c) Gerak lari memasukkan simpai ban
Guru menyediakan beberapa lintasan lari, masing-masing lintasan
diberi patok A dan B, masing-masing patok A diberi simpai atau
ban sebanyak 3-5 buah. Siswa melakukan lari memindahkan patok-
patok tersebut dari A ke B.
Gambar 8. Lari Memasukkan Simpai atau ban
5. Lari menggunakan kotak atau kardus
Bertujuan untuk memperbaiki ayunana lengan, memperbaiki
gerak togok agar waktu berlari bahunya tidak goyang.
Variasi dari bentuk pembelajaran lari menggunakan kotak atau kardus
yaitu:
a) Gerak lari menyentuh kardus atau kotak
Guru menyediakan 3 lintasan, masing-masing lintasan ditata 2
kotak atau kardus (kotak A dan B). Setiap siswa secara bergantian
melakukan lari menyentuh kotak A kemudian kotak B baru ke
sebrang, begitu juga sebaliknya (hilir mudik diantara kotak atau
kardus)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 9. Gerak Lari Menyentuh Kotak atau Kardus
b) Gerak lari membawa kotak atau kardus
Guru menyiapkan lintasan lari dan kotak atau kardus. Siawa secara
berpasangan membawa kardus atau kotak tersebut dari start sampai
ke finish.
Gambar 10. Gerak Lari Membawa Kotak atau Kardus
c) Lari memindahkan kotak atau kardus
Guru menyiapkan lintasan, masing masing lintasan diberikan 3-5
kardus yang disusun yang nantinya akan dipindahkan siswa dari A
ke B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 11. Gerak Lari Memindahkan Kardus
6. Lari menggunakan bilah
Bertujuan untuk mengatur langkah saat lari.
Langkah-langkah pembelajarannya yaitu:
a) Guru menyiapkan beberapa lintasan lari.
b) Masing-masing lintasan ditata bilahdengan jarak yang telah
ditentukan.
c) Tahap pertama, siswa melakukan lari jinjit dengan bilah yang
ditata dekat.
d) Tahap ke dua, siswa melakukan lari dengan langkah panjang, bilah
ditata dengan jarak 0,5-1 meter.
e) Siswa melakukan gerak lari secara bergantian.
Gambar 5. Lari Menggunakan Bilah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dari bentuk-bentuk pembelajaran lari diatas telah menggunakan
pendekatan bermain. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang
menyenangkan siswa akan aktif bergerak, sehingga kemampuan lari
cepatnya akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Kerangka Berpikir
Atletik mempunyai peran penting terhadap cabang-cabang olahraga karena
gerakan-gerakanya merupakan gerakan dari seluruh gerakan olahraga. Gerakan-
gerakan yang dilakukan terdapat pada semua cabang olahraga, pada intinya
merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan atletik. Cabang olahraga
atletik terdiri dari nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Pembelajarn atletik di
Sekolah Dasar saat ini dikenal dengan Atletic Kids, nomor yang dipelombakan
adalah lari 40 meter, lompat katak dan lempar turbo.
Lari cepat merupakan salah satu nomor lari dalam cabang olahraga atletik.
Lari cepat merupakan suatu gerak lari untuk menempuh jarak tertentu yang
dilakukan dengan kecepatan yang maksimal dengan waktu yang sesingkat-
singkatnya dari garis start sampai ke finish. Lari cepat atau sprint menempuh
jarak tertentu, didasarkan pada kurikulum pembelajaran yang ada pada tempat
penelitian serta bentuk tes yang diberikan pada subjek penelitian.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu sarana untuk dapat digunakan
untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan dan kelincahan siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani diajarkan berbagai macam
cabang olahraga salah satunya atletik. Untuk mengembangkan kemampuan atletik
siswa melalui pendidikan jasmani, maka siswa harus diberi kesempatan aktif
bergerak seluas-luasnya agar aspek-aspek dalam pandidikan jasmani dapat
berkembang seperti, keterampilan gerak, kesegaran jasmani, aspek emosi, sosial
dan laun sebagainya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tentu banyak
gendala atau kesulitan yang dihadapai siswa. Kendala atau kesulitan tersebut
harus segera dicarikan solusi yang tepat, salah satunya dengan menggunakan
pendekatan bermain dalam pembelajaran. Jika dalam pembelajaran pendidikan
jasmani kendala atau kesulitan yang dihadapi tidak segera dicarikan solusi yang
tepat, maka siswa tidak dapat aktif mengikuti pembelajaran, sehingga hal ini
berdampak buruk pada kemampuan atletik siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Pembelajaran lari cepat dengan menggunakan permainan ini meliputi: (1)
lari menggunakan bendera dengan tujuan untuk melatih kecepatan, (2) lari
menggunakan kerucut dengan tujuan melatih kecepatan, agar siswa tidak bosan,
(3) lari menggunakan tali atau karet bertujuan untuk melatih koordinasi langkah
dengan gerak tangan, (4) lari menggunakan bilah bertujuan untuk mengatur
langkah saat berlari, (5) lari menggunakan simpai atau ban untuk melatih
kecepatan, agar siswa tidak bosan, (6) lari menggunakan kotak atau kardus
bertujuan untuk memperbaiki gerak togok agar waktu berlari tidak goyang.
Melalui pembelajaran lari menggunakan pendekatan bermain pembelajaran
pendidikan jasmani siswa menjadi lebih senang dan berpartisipasi aktif. Dengan
siswa aktif mengikuti pembelajaran lari, maka dapat mengoptimalkan kemampuan
lari cepat dan hasil belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Pembelajaran Penjasorkes di SD Atletik Lempar
Lompat
Jalan
lari
Lari Jarak Pendek atau sprint
Lari Jarak Menengah
Lari Jarak jauh
Lari maraton
Pendekatan Bermain
SIKLUS
Prosedur pelaksanaan pembelajaran
Hasil belajar lari cepat 40 meter
Peningkatan pembelajaran
- Motivasi belajar - Hasil belajar
Nilai‐nilai permainan
Meningkarkan kebugaran jasmani, hubungan sosial siswa, penguasan gerak dasar, melatih daya saing dan kompetisi
Observasi hasil pembelajaran
Tes lari cepat 40
Pendekatan pembelajaran dengan bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri II Tanjungsari
terletek kurang lebih 1 km Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan rancangan kegiatan sebagai berikut :
Tabel 1. Pelaksanaan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
N
o Tahap Kegiatan
Tahun 2012
Jan Feb Maret April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Observasi
Identifikasi
masalah
Penentuan
tindakan
Pengajuan
judul
Penyusunan
proposal
Pengajuan izin
penelitian
2 Pelaksanaan
Seminar
Proposal
Pelaksanaan
tindakan siklus
1
Siklus 2
3 Penyelesaian
Penyusunan
Laporan
Ujian skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari
Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 yang terdiri
dari 15 putra dan 12 putri. Keseluruhan siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari
tahun ajaran 2011/2012 dijadikan subjek penelitian.
C. Data Dan Sumber Data
Data dan Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa, untuk mendapat data tentang motivasi dan hasil belajar lari cepat
dengan menggunakan pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012.
2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan peningkatan motivasi dan hasil
belajar lari cepat dengan menggunakan pendekatan bermain pada siswa kelas
IV SD Negeri 2 Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012
D. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
terdiri dari tes dan observasi :
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lari cepat yang
dilakukan siswa.
2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
motivasi belajar dan hasil belajar serta aktivitas siswa dan guru selama
kegiatan belajar mengajar saat penerapan pendekatan permainan pada penjas
orkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
NO Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1 Siswa
Hasil kemampuan lari
cepat
Tes praktek
Tes kemampuan
lari cepat 50 yard
2 Siswa Kemampuan melakukan
rangkaian gerakan lari
cepat .
Praktik dan
ujuk kerja
Melalui lembar
observasi
3 Siswa
Motivasi belajar Praktik dan
unjuk kerja
Melalui lembar
checklist
E. Uji Validitas Data
Validitas data merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau keasihan suatu instumen. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi, validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam
mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes dan observasi.
Pengertian mencakup keseluruhan isi adalah bahwa tes dan observasi tersebut
tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penelitian ini mengukur validasi isi
berdasar pada kurikulum berbasis kompetensi permendiknas tahun 2007 untuk
SD. Sedangkan dalam hal pemeriksaan indikator-indikator pada pembelajaran lari
cepat di lakukan secara kolaborasi antara peneliti, serta dosen pembimbing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil kemampuan lari cepat yaitu dengan menganalisis nilai rata-rata tes lari
cepat. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Tes lari mengunakan lari 50 yard.
2. Hasil belajar kemampuan melakukan rangkaian gerakan lari cepat yaitu
dengan mengobservasi kegiatan pembelajaran serta menganalisis gerakan
lari. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
3. Motivasi belajar yaitu dengan Checklist atau daftar cek. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk
kerja lari cepat. Data yang di kumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK di analisis secara diskriptif dengan mengunakan
prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran. Dan untuk menentukan ketuntasan belajar melihat KKM.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
motivasi dan hasil belajar lari cepat di SD Negeri II Tanjungsari tahun ajaran
2011/2012. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut di
rancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap,
yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini
direncanakan dalam dua siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1. Rancangan siklus I.
a. Tahap perencanaan ( Planning )
Pada tahap ini peneliti menyusun sekenario pembelajaran yang
terdiri dari :
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk memgetauin
kompetensi dasar yang akan di sampaikan siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lari cepat.
3) Menyusun instrumen yang digunakan dalmam siklus PTK, penilaian
lari cepat.
4) Menyiapkan media yang digunakan untuk menbantu pembelajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajran.
b. Tahap pelaksanaan ( Acting )
. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran dengan langkah – langkah kegiatan
antara lain :
1) Menjelaskan kegiatan belajar lari cepat
2) Melakukan pemanasan.
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran.
4) Melakukan latihan gerak dasar lari cepat
a) Cara melakukan teknik start berdiri
b) Cara melakukan gerakan lari mengunakan bendera
c) Cara melakukan gerakan lari mengunakan kerucut
d) Cara melakukan gerakan lari mengunakan karet
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan tindakan ( Observasi )
Pengamatan dilakukan terhadap :
1) Hasil kemampuan lari cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan lari cepat
3) Motivasi belajar siswa
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis ter hadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dandampak tindakan
perbaiakan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus
tindakan berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut:
Tabel 3. Prosentase Target Capean
Aspek yang di
ukur
Prosentase
siswa yang di
targetkan
Cara mengukur
Hasil belajar
lari cepat
75%
Diamati saat pembelajaran dan
dihitung sesuai dengan lember
observasi yang di gunakan.
Motivasi belajar
75% Diamati saat pembelajaran dan di
observasi mengunakan lembar
checklist
Hasil lari cepat
65% Diamati dan diukur mengunakan
lari 50 yard
2. Rancangan siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.
Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan
interprestasi serta analisis, dan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
H. Prosedur Penelitian
Proses penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti
dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Langkah
selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakanyang akan dilakukan dalam
setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan
yang berlangsung secara terus menerus pada subjek penelitian.
Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
parsisipasif atau kolaboratif antara (peneliti dan guru) bekerjasama mulai dari
tahap orientasi hingga penyususnan rencana tindakan dalam siklus pertama,
diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi evaluatif atas
kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan
rencana modifikasi, koreksi dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
proseedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Observasi Kondisi Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau
kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.
Meninjau sejauh mana pembelajaran lari cepat diterapkan dalam sekolah
tersebut.
2. Tahap Seleksi Informan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan instrumen penelitian serta evaluasi
c. Menetapkan indikator ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa
dengan nilai KKM 70 sebesar 75% dari keseluruhan jumlah siswa.
Menyusun rencana tindakan yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing
siklus terdiri dari:
1) Planning (merencanakan metode bermain dalam pembelajaran lari).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Acting (memberi perlakukan dengan metode bermain dalam
pembelajaran lari, untuk mengetahui tingkat motivasi dan
kemampuan lari siswa sebelum dan sesudah diberi metode bermain
pada pembelajaran penjas).
3) Observasi (melakukan tes pengukuran motivasi dan kemampuan lari
siswa, apakah kemampuan lari siswa meningkat setelah
menggunakan metode bermain pada pembelajaran penjas).
4) Reflecting (menyimpulkan tingkat motivasi dan kemampuan lari
cepat siswa setelah mendapat perlakuan penggunaan metode bermain
pada pembelajaran penjas dengan membandingkan kondisi awal
sebelum diberi metode bermain pada pembelajaran penjas dan
sesudah diberi metode bermain pada pembelajaran penjas)
Gambar 12. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasipenelitian yang terdiri
atas:
a. Kemampuaan dan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Semangat dan keaktifan siswa
d. Tes kemampuan lari cepat siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskritif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes kemampuan lari
cepat siswa yang dideskritifkan melalui hasil kualitatif.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survei untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Hasil
dari survei awal sebagai berikut: (1) siswa kelas IV SD Negeri Tanjungsari tahun
pelajaran 2011/2012 berjumlah 27 siswa yang terdiri atas 15 siswa putra dan 12
siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran lari cepat dikatakan proses
pembelajaran dalam kategori kurang berhasil, (2) motivasi siswa dan tingkat
ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran lari cepat masih kurang, (3)
masih banyak siswa yang menganggap pembelajaran lari adalah pembelajaran
yang sangat melelahkan dan membosankan, (4) siswa kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran, karena materi yang duajarkan guru berdasarkan pada keterampilan
yang sebenarnya, tanpa ada modifikasi ataupun alat bantu pembelajaran, model
pembelajaran lari cepat yang diterapkan masih monoton. (5) Guru kesulitan
menemukan pendekatan pembelajaran yang tepat, guru kurang kreatif dalam
menciptakan pendekatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar
siswa menurun, sehingga akan berdampak pada hasil belajar dan rendahnya
kemampuan lari cepat siswa, (6) terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini terbukti
dengan kurangnya peralatan-peralatan pembelajaran penjas di sekolah dasar
mempengarui proses pembelajaran penjasorkes.
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data subjek yang
telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari motivasi belajar, nilai ketuntasan
hasil belajar dan hasil tes kemampuan lari cepat sebelum diberi pembelajaran
penjasorkes dengan pendekatan bermain, setelah diberi siklus I dan siklus II.
Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari kondisi awal motivasi belajar, nilai
ketuntasan hasil belajar dan kemampuan lari cepat, setelah diberi siklus I dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
siklus II dari pembelajaran penjasorkes dengan pendekatan bermain penjasorkes
sebagai berikut:
1. Kondisi Awal Motivasi Belajar, Kecapeian Hasil Belajar Lari Cepat
Kondisi awal motivasi belajar, nilai kecapaian hasil belajar dan
kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun
pelajaran 2011/2012 diketahui melalui checklist, observasi dan tes
kemampuan lari 50 yard. Tes awal kemampuan lari cepat tersebut bertujuan
untuk mengetahui apakah dari siklus I dan siklus II yang diberikan ada
peningkatan terhadap kemampuan lari cepat. Kondisi awal motivasi belajar
dan kecapaian hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun
pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Kondisi Awal Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar dan Kemampuan Lari Cepat Siswa Putra dan Putri Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus 1
SISWA RATA-RATA
MOTIVASI BELAJAR
RATA-RATA HASIL BELAJAR LARI CEPAT
NILAI PROSES
BELAJAR
NILAI PRODUK RATA-RATA LARI CEPAT
Putra 48.00 67.80 9.84
Putri 44.79 66.83 9.73
Putra dan Putri 46.57 67.37 9.79
Berdasarkan data kondisi awal motivasi belajar dan nilai kecapaian
hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata motivasi belajar siswa kelas IV
SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 kurang masih
dibawah 51.00 yaitu siswa putra 48.00, siswa putri 44.79 dan siswa
keseluruan putra dan putri 46.57, sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-
rata masih kurang dibawah KKM 70 yaitu siswa putra 67.80, siswa putrid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
66.83 dan siswa keseluruan putra dan putri 67.37 dan nilai kemampuan
lari cepat rata-rata siswa putra 9.84, siswa putrid 9.73 dan siswa
keseluruan putra dan putri 9.79.
Tabel 5. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Motivasi Belajar Lari Cepat pada Kondisi Awal Sebelum Pendekatan Bermain.
Rentang
Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah
Anak
Persentase
81 - 100 Sangat Baik Sangat Baik 0 0,0%
61 – 80 Baik Baik 0 0,0%
51 – 60 Cukup Cukup 5 18,52%
31 – 50 Kurang Kurang 22 81,48%
0 – 30 Sangat Kurang Sangat Kurang 0 0,0%
JUMLAH 27 100%
Berdasarkan data kondisi awal motivasi belajar menunjukkan bahwa, rata-rata motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 yaitu 5 siswa cukup dan 22 siswa kurang. Maka motivasi belajar perlu ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 6. Diskripsi Data Putra dan Putri Hasil Belajar Lari Cepat pada Kondisi Awal Sebelum Pendekatan Bermain.
Rentang
Nilai
Keterangan Kriteria Juml ah
Anak
Persentase
>85 Baik Sekali Tuntas 0 0,0%
81 – 85 Baik Tuntas 0 0,0%
76 – 80 Cukup Baik Tuntas 0 0,0%
70 – 75 Cukup Tuntas 8 29,63%
<70 Kurang Tidak Tuntas 19 70, 37%
JUMLAH 27 100%
Berdasarkan data kondisi awal nilai kecapaian hasil belajar menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 Siswa yang berada pada criteria tidak tuntas 70.37% dan pada kriteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 8 siswa (29,63%).
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, msing-masing aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran materi lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012, dengan pendekatan bermain pada pembelajaran pendidikan jasmani. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi.
1. Pelaksanaan Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan lari cepat siswa kelas IV
SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012, maka prosentase nilai
perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa
tertarik, tidak bosan, tidak cepat lelah dan mudah melakukannya dengan cara
pendekatan bermain pada pembelajaran penjasorkes. Pembelajaran dengan
pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
mendatangkan ketertarikan, kemudahan sehingga rasa senang muncul pada
peserta didik. Pada siklus I ini diberikan tiga bentuk permainan. Bentuk
permainan pada siklus I sebagai berikut: (1) permainan lari zig-zag bendera,
(2) permainan lari melewati kerucut, (3) permainan lari menggunakan tali atau
karet. Pembelajaran lari cepat dengan pendekatan bermain pada pembelajaran
siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu 3 x 35 menit.
a. Rencana Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti dan guru kelas yang
bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada
siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I diadakan selama dua kali pertemuan. Peneliti bersama
guru melakukan penilaian kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD
Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012. Dari hasil pengukuran
dan penilaian diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan
siswa yang mengikuti pembelajaran dan tes hasilnya belum optimal. Masih
banyak siswa yang nilainya kurang, di bawah nilai KKM (70) atau tidak
tuntas. Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti dan guru merancang
rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (1) peneliti bersama
guru merancang model pembelajaran dengan pendekatan bermain pada
pembelajaran penjasorkes, untuk mengoptimalkan kemampuan lari cepat
siswa, (2) peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) lari cepat dengan pendekatan bermain pada pembelajaran
penjasorkes. Peneliti dan guru menyiapkan alat bantu pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran lari cepat seperti:
bendera, kerucut, tali atau karet, (3) peneliti dan guru menyusun media
pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil
kemampuan lari cepat yang ditentukan oleh waktu tempuh, sedangkan
instrumen non tes dinilai berdasarkan checklist dan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui lembar checklist,
formulir/ rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti
dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan gerak
dasar lari cepat siswa, (5) peneliti dan guru menentukan lokasi
pelaksanaan tindakan I, yakni Lapangan SD Negeri II Tanjungsari
Jatisronno Wonogiri.
b. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari jum’at 18 Mei dan 25 Mei 2012, di Lapangan SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan pertama (jum’at, 18 Mei 2012) adalah praktik lari cepat dengan pendekatan bermain yaitu: permainan lari zig-zag bendera, permainan lari melewati kerucut dan lari menggunakan tali atau karet. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian presensi, (2) guru memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) guru memberikan pemanasan dengan permainan ” Ular-Ularan”, (4) guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni cara statr berdiri dan lari zig-zag bendera. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan guru, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan lari zig-zag bendera, sesuai dengan contoh yang dicontohkan guru, (6) guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (7) guru menyampaikan penjelasan mangenai materi yang kedua yakni lari melewati kerucut. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh guru, (8) siswa diminta melakukan gerakan lari melewati kerucut sesuai dengan contoh yang dilakukan guru, (9) guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (10) guru menyampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
penjelasan mengenai materi yang ke tiga yakni lari menggunakan tali atau karet. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan yang dicontohkan oleh guru, (11) siswa diminta melakukan gerakan lari menggunakan tali atau karet sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh guru, (12) guru memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerakan-gerakan tersebut dengan sungguh-sungguh dan benar, (15) para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan oleh guru, (16) diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan, (17) pelajaran diakhiri dengan berdo’a dan siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan ke dua (jum’at, 25 Mei 2012) adalah mengulangi materi pada pertemuan 1 dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian mempresensi, (2) guru memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) guru memberikan pemanasan dengan permainan ”Ular-Ularan”. (4) siswa mengulangi gerakan start berdiri dan pembelajaran lari zig-zag bendera, lari melewati kerucut, dan lari menggunakan tali atau karet. (5) guru dan peneliti melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik lari cepat, serta menyiapkan materi selanjutnya, (6) peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan lari dengan pendekatan bermain yang telah diajarkan, (7) peneliti dan guru melakukan tes untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai kualitas lari cepat pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan tes kemampuan lari cepat 50 yard.
Pada pertemuan berikutnya (Selasa, 29 Mei 2012), peneliti melakukan tes pengukuran kemampuan lari cepat pada siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan lari cepat 50 yard. Peneliti dan guru melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan lari cepat pada blangko yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi dan Interpretasi Siklus I
Observasi dan interpretasi siklus I dilakukan selama siklus I berlangsung. Peneliti dan guru melakukan observasi dan interpretasi siklus I, adapun pelaksanaan siklus I yakni: (1) sebelum pembelajaran berlangsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (2) sebelum siklus I dilaksanakan peneliti dan guru mengobservasi motivasi belajar, hasil belajar dan tes kemampuan lari cepat sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil observasi kondisi awal dengan hasil observasi pada akhir siklus I, (2) peneliti melakukan proses pembelajaran lari cepat, dalam hai ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demontrasi/ unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (3) peneliti mengamati proses pembelajaran lari cepat dengan pendekatan bermain pada pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri. Pada pertemuan pertama (jum’at, 18 Mei 2012 selama 3x 35 menit), peneliti mengajarkan materi lari cepat dengan pendekatan bermain, yakni: lari zig-zag bendera, lari melewati kerucut, lari menggunakan tali atau karet. Pada pertemuan ke dua ( jum’at, 25 Mei 2012, selama 3x35 menit) peneliti memberikan materi yang sama, mengulangi pembelajaran pada pertemuan pertama, serta mengadakan observasi akhir siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dan kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran lari cepat dengan pendekatan bermain, (4) pada pertemuan berikutnya (Selasa, 28 Mei 2012) peneliti mengadakan observasi tes kemampuan lari cepat 50 yard. Tes ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan lari cepat siswa setelah siklus I.
d. Diskripsi Data Hasil Setelah Siklus I
Selama pelaksanaan siklus I, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian melalui observasi dan tes kemampuan lari cepat. Adapun deskripsi data peningkatan motivasi belajar dan nilai kecapaian hasil belajar dengan pendekatan bermain pada pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/ 2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Kondisi Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil Belajar dan Kemampuan lari cepat Siswa Putra dan Putri Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus 1
SISWA RATA-RATA MOTIVASI BELAJAR
RATA-RATA HASIL BELAJAR LARI
CEPAT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
NILAI PROSES
BELAJAR
NILAI PRODUK
RATA-RATA LARI
CEPAT
Putra 68.96 70.31 9.19
Putri 66.29 72.83 9.67
Putra dan
Putri 66.77 71.43 9.41
Berdasarkan data siklus I motivasi belajar dan nilai kecapaian hasil
belajar menunjukkan bahwa, rata-rata motivasi belajar siswa kelas IV SD
Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 baik yaitu siswa putra
68.96, siswa putri 66.29 dan siswa keseluruan putra dan putri 66.77,
sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata siswa putra 70.31 siswa putrid
72.83 dan siswa keseluruan putra dan putri 71,43 dan nilai kemampuan
lari cepat rata-rata siswa putra 9.19 siswa putrid 9.67 dan siswa keseluruan
putra dan putri 9.41
Tabel 8. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Motivasi Belajar Lari Cepat Setelah di Beri Pendekatan Bermain Pada Siklus I.
Rentang
Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah
Anak
Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
81 -
100
Sangat Baik Sangat Baik 2 7,41%
61 –
80
Baik Baik 21 77,78%
51 – 60 Cukup Cukup 4 14,81%
31 – 50 Kurang Kurang 0 0,0%
0 – 30 Sangat Kurang Sangat Kurang 0 0,0%
JUMLAH 27 100%
Berdasarkan data kondisi awal motivasi belajar menunjukkan bahwa, rata-rata motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 yaitu 2 siswa sangat baik, 21 siswa baik dan 4 siswa cukup. Maka motivasi belajar sudah meningkat.
Tabel 9. Diskripsi Data Siswa Putra dan Putri Hasil Belajar Lari Cepat Setelah dengan Pendekatan Bermain pada Siklus I
Rentang
Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Berdasarkan data siklus I nilai kecapaian hasil belajar menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 Siswa yang berada pada criteria tidak tuntas 29.63% dan pada kriteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 8 siswa (70.37%).
Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan siklus I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan siklus I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan pendekatn baru yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan pada pemanasan dan penggunaan alat bantu dalam melakukan pembelajaran lari cepat yakni: lari menggunakan bendera, lari menggunakan kerucut, lari menggunakan tali atau kerucut, siswa merasa senang dengan kegiatan belajar dengan menggunakan pendekatan bermain sehingga siswa mudah melakukan gerakan lari cepat yang selama ini dianggap membosankan, melelahkan untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, (2) siswa mudah menyerap pelaksanaann kegiatan dengan pendekatan bermain karena sangat membantu sekali siswa dalam melakukan lari cepat, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh guru. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang diberikan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah: (1) mayoritas siswa belum dapat mempraktekkan beberapa gerak dasar lari cepat yang dicontohkan oleh guru secara benar, (2) saat pembelajaran lari menggunakan bendera siswa tidak melewati (zig-zag) tetapi dilompati, hal ini dikarenakan alat bantu yang digunakan terlalu kecil, (3) saat pembelajaran lari menggunakan karet, siswa saling berebut lintasan dan memilih-milih alat bantu yang lebih bagus, (4) masih
>85 Baik Sekali Tuntas 0 0,0%
81 – 85 Baik Tuntas 3 11,11%
76 – 80 Cukup Baik Tuntas 6 22,22%
70 – 75 Cukup Tuntas 10 37,04%
<70 Kurang Tidak Tuntas 8 29,63%
JUMLAH 27 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
terdapat siswa yang kurang serius dalam melaksanakan pembelajaran, sering bercanda menggoda teman yang sedang melakukan pembelajaran, (5) siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan lari melewati bendera, lari melewati kerucut dan lari menggunakan tali atau karet, sehingga siswa belum dapat menunjukkan kualitas gerak dasar lari cepat yang optimal.
e. Analisis dan Refleksi Siklus I
Berdasarkan observasi siklus I tersebut, peneliti dan guru melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2) pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I, (3) observasi kondisi awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada kondisi awal sebelum mendapatkan siklus, (4) pendekatan bermain pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, (5) hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih banyak nilai siswa yang di bawah KKM dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasn nilai siswa, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7) dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan siklus I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) mengganti alat bantu bendera dengan alat bantu yang bentuknya lebih tinggi atau besar, b) penelitin dan guru memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerak dasar lari secara benar, c) guru tidak hanya berada di depan saja saat memberikan penjelasan kepada siswa. Guru juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, d) menambah lintasan agar siswa mempunyai kesempatan lebih banyak untuk melakukan pembelajaran, (e) menambah atau mengganti alat bantu yang lebih berbeban. Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik.
2. Deskripsi Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam
pelaksanaan siklus I, rata- rata siswa menunjukkan hasil yang kurang
maksimal dan belum sesuai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan siklus
II mengacu pada pelaksanaan siklus I, karena merupakan perbaikan dari siklus
I. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II ini diantaranya:
a. Rencana Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Peneliti dan guru yang bersangkutan mendiskusikan perencanaan
siklus II yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana
tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi siklus I
yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil observasi tersebut maka peneliti dan guru merancang
rencana pelaksanaan siklus II sebagai berikut: (1) peneliti bersama guru
merancang scenario model pembelajaran dengan pendekatan bermain,
untuk meningkatkankan motivasi, hasil belajar serta kemampuan lari cepat
siswa. Dengan sinteks pembelajaran sebagai berikut: a) peneliti
menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, menyiapkan siswa untuk belajar, b) peneliti
mendemontrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi
tahap demi tahap, c) peneliti dan guru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal, d) mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi upan balik, e) peneliti
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam
kehidupan sehari-hari, (2) peneliti dan guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lari cepat yang terdiri dari lari
menggunakan ban, lari menggunakan kardus dan lari menggunakan bilah
dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani.
Peneliti dan guru menyiapkan alat bantu pembelajaran yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar lari cepat
seperti: bilah, kotak atau kardus, simpai atau ban, rafia, peluit, (3) peneliti
kolaborator menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan lari cepat siswa.
Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung, melalui formulir penilaian/
rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti dan
kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
gerak dasar lokomotor siswa, (5) peneliti dan guru menentukan lokasi
pelaksanaan tindakan II, yakni di Lapangan SD Negeri II Tanjungsari
Jatisrono Wonogiri.
b. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari Jum’ay 1 Juni dan 8 Juni 2012, di lapangan SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan bermain yang dilakukan dengan permainan yang berbeda dan menggunakan alat bantu yang berbeda agar siswa tidak bosan.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Sabtu, 26
Maret 2011) adalah praktik gerak dasar lari cepat yaitu: lari menggunakan
ban, lari menggunakan kardus dan lari menggunakan bilah. Urutan
pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) peneliti dan guru menyiapkan
siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian
presensi, (2) peneliti dan guru memberi motivasi kepada siswa dan
menyampaikan materi pembelajaran, (3) guru memberikan pemanasan
dengan permainan ” Ular-ularan”, (4) guru menyampaikan penjelasan
mengenai materi pertama yakni lari menggunakan ban. Siswa diminta
memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan guru, (5) siswa
diminta untuk melakukan gerakan lari menggunakan ban, sesuai dengan
contoh yang dicontohkan guru, (6) guru memberikan bimbingan dan
evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan
kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (7) guru menyampaikan
penjelasan mangenai materi yang kedua yakni lari mengunakan kardus.
Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh
guru, (8) siswa diminta melakukan gerakan lari menggunakan kardus
sesuai dengan contoh yang dilakukan guru, (9) guru memberikan
bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan
serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (10) guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ke tiga yakni lari
melewati bilah. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan yang
dicontohkan oleh guru, (11) siswa diminta melakukan gerakan lari
meggunakan kotak atau kardus sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh
guru, (12) guru memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat
melakukan gerakan-gerakan tersebut dengan sungguh-sungguh dan benar,
(15) para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang
telah ditentukan oleh guru, (16) diakhir pertemuan peneliti dan guru
melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan
serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan
minggu depan, (17) pelajaran diakhiri dengan berdo’a dan siswa
dibubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ke dua (Jum’at, 8 Juni 2012) adalah melakukan gerak lari menggunakan ban, lari menggunakan kardus dan lari menggunakan bilah. Mengulangi materi pada pertemuan pertama dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian mempresensi, (2) guru memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) guru memberikan pemanasan dengan permainan ”Ular-ularan”. (4) siswa mengulangi pembelajaran lari menggunakan ban, lari menggunakan kardus, lari menggunakan bilah (5) peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik lari cepat, (6) peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan gerak lari yang telah diajarkan, (7) peneliti dan guru melakukan observasi atau tes untuk siklus II, dengan mencatat dan menilai kualitas gerak lari cepat pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan tes kemampuan lari cepat 50 yard.
Pada pertemuan berikutnya (Jum’at, 22 Juni 2012), peneliti melakukan tes pengukuran kemampuan lari cepat siklus II. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan gerak lari cepat 50 yard. Peneliti dan guru melakukan tes untuk siklus II dengan mencatat hasil tes kemampuan lari cepat pada blangko yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II
Observasi dan interpretasi Siklus II dilakukan selama siklus II berlangsung. Peneliti dan guru melakukan observasi dan interpretasi siklus II, adapun pelaksanaan siklus II yakni: (1) peneliti mengamati proses pembelajaran gerak lari cepat dengan pendekatan bermain pada penjasorkes pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/ 2012, (2) sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan II sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti melakukan proses pembelajaran lari cepat, dalam hai ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demontrasi/ unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (4) peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang diperintahkan guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu siswa yang senang, bersemangat dan tidak cepat merasa lelah maupun bosan. Dari hasil wawancara dari siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa diantara mereka ada yang kurang percaya diri, takut diejek teman karena kurang bisa melakukan gerakan yang diajarkan, (5) peneliti, guru dan siswa selalu memberi applause kepada setiap penampilan siswa. Peneliti dan guru juga memberikan reward berupa pujian, seperti: ” Bagus Sekali”, ”Ayo Semangat”, ”Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi, (6) peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar observasi, dan tes kemampuan lari cepat siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan bermain terhadap kemampuan lari cepat siswa.
d. Diskripsi Data Setelah Siklus II
Selama pelaksanaan siklus II, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan motivasi belajar dan nilai kecapaian hasil belajar dengan pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/ 2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Kondisi Siklus II Motivasi Belajar, Ketercapaian Hasil dan Kemampuan Lari Cepat Belajar Siswa Putra dan Putri Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus 2
SISWA RATA-RATA RATA-RATA HASIL BELAJAR LARI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
MOTIVASI
BELAJAR
CEPAT
NILA PROSES
BELAJAR
NILAI PRODUK
RATA-RATA
LARI CEPAT
Putra 67.70 78.59 8.72
Putri 70.66 77.70 9.07
Putra dan Putri 69.35 78.20 8.88
Berdasarkan data siklus II awal motivasi belajar, nilai kecapaian
hasil belajar dan kemampuan lari cepat menunjukkan bahwa, rata-rata
motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran
2011/ 2012 baik yaitu siswa putra 68.96, siswa putri 66.29 dan siswa
keseluruan putra dan putri 66.77, sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-
rata siswa putra 70.31 siswa putrid 72.83 dan siswa keseluruan putra dan
putri 71,43 dan nilai kemampuan lari cepat rata-rata siswa putra 8.72 siswa
putrid 9.07 dan siswa keseluruan putra dan putri 8.88.
Tabel 11. Diskripsi Data Motivasi Belajar Lari Cepat Siswa Putra dan Putri Setelah di Beri Pendekatan Bermain Pada Siklus I.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah
Anak
Persentase
81 - 100 Sangat Baik Sangat Baik 5 18.52%
61 – 80 Baik Baik 17 62.96%
41 – 60 Cukup Cukup 5 18.52%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
21 – 40 Kurang Kurang 0 0,0%
0 – 20 Sangat Kurang Sangat Kurang 0 0,0%
JUMLAH 27 100%
Berdasarkan data kondisi awal motivasi belajar menunjukkan bahwa, rata-rata motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 yaitu 5 siswa sangat baik, 17 siswa baik dan 5 siswa cukup. Maka motivasi belajar sudah meningkat.
Tabel 12. Diskripsi Data Hasil Belajar Lari Cepat Siswa Putra dan Putri Setelah Pendekatan Bermain Pada Siklus II
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Persentase
>85 Baik Sekali Tuntas 1 3,71%
81 – 85 Baik Tuntas 6 22,22%
76 – 80 Cukup Baik Tuntas 14 51,85%
70 – 75 Cukup Tuntas 3 11,11%
<70 Kurang Tidak Tuntas 3 11,11
JUMLAH 27 100%
Berdasarkan data siklus II nilai kecapaian hasil belajar menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 Siswa yang berada pada criteria tidak tuntas 11.11% dan pada kriteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 8 siswa (88.89%).
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan siklus II berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan pada pelaksanaan siklus II diantaranya: (1) sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerak lari cepat dengan pendekatan bermain dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa dapat melakukannya kurang baik atau benar, (2) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dibantu oleh beberapa teman peneliti tidak kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan pembelajaran dengan pendekatan bermain, siswa menjadi lebih tertarik dan senang melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajatan.
Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus II, adapun kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan siklus II tersebut adalah: masih ada siswa yang kurang serius sehingga kegiatan pembelajaran kurang maksimal dilaksanakan, terutama siswa bercanda dan menggoda teman yang sedang mengikuti pembelajaran
e. Analisis dan Refleksi Siklus II
Berdasarkan observasi siklus II tersebut, peneliti dan guru melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus II telah menunjukkan hasil yang sesuai yakni 2 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir siklus II, (2) pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, (3) model pembelajaran dengan pendekatan bermain yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian Tindakan Kelas telah memenuhi target dari rencana target yang telah ditentukan. Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas
IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2010/ 2011 dapat dipaparkan
pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari Kondisi
Awal ke Siklus I
Perbandingan peningkatan motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV
SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke
siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 13. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1.
Rata-Rata Kondisi
Awal Motivasi Belajar
Lari Cepat
Rata-Rata Motivasi
Belajar Kondisi Siklus 1
Peningkatan Motivasi
Belajar Lari Cepat
46.57 67,77 15.92
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan
peningkatan motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus 1
sebagai berikut:
Gambar 13. Grafik Perbandingan Rata-Rata Motivasi Belajar Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dari Kondisi Awal Ke Siklus I.
Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata motivasi belajar lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari mengalami peningkatan. Rata-rata motivasi belajar lari cepat pada kondisi awal 51.85, kemudian diberi pendekatan pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siklus I, rata-rata motivasi belajar lari cepat menjadi 67.77, sehingga peningkatannya sebesar 15.92.
2. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal
ke Siklus I
67.77
15.92
0
2.5
5.0
7.5
10
Kondisi Awal Siklus 1 Peningkatan
Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Perbandingan peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD
Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 14. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1.
Rata-Rata Kondisi
Awal Kemampuan Lari
Cepat
Rata-Rata Kondisi Siklus
1
Peningkatan Kemampuan
Lari Cepat
9.79 9.41 0.38
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan
peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus 1
sebagai berikut:
Gambar 14. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dari Kondisi Awal Ke Siklus I.
Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan lari cepat pada kondisi awal 9.79, kemudian diberi pendekatan pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siklus I, rata-rata kemampuan lari cepat menjadi 9.41, sehingga peningkatannya sebesar 0.38
9.799.41
0.38
0
2.5
5.0
7.5
10
Kondisi Awal Siklus 1 Peningkatan
Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat dari Kondisi Awal
ke Siklus I
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa
kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 dari kondisi
awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisronno Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1.
Rata-Rata Kondisi
Awal Hasil Belajar Lari
Cepat
Rata-Rata Hasil Belajar
Siklus 1
Peningkatan Hasil
Belajar
67.37 73.69 6.32
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut
Gambar 15. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
67.37 73.69
6.32
0
20
40
60
80
Kondisi Awal Siklus 1 Peningkatan
Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
67.77 69.35
1.58
0
2.5
5.0
7.5
10
Siklus I Siklus II Peningkatan
Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari Siklus 1 ke Siklus 2
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisroonno Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat
dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi
awal ke siklus I sebesar 6.32.
4. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari Siklus I ke
Siklus II
Perbandingan peningkatan motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV
SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun pelajaran 2011/ 2012 dari
siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisroono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.
Rata-Rata Motivasi
Belajar Lari Cepat
Siklus I
Rata-Rata Motivasi
Belajar Lari Cepat Siklus
II
Peningkatan Motivasi
Belajar Lari Cepat
67.77 69.35 1.58
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan
peningkatan motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke
siklus II sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
9.418.88
5.0
7.5
10
Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Siklus 1 ke Siklus 2
Gambar 16. Grafik Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Woonogiri Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dari Siklus I ke Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, motivasi belajar lari
cepat siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa,
motivasi belajar lari cepat mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 0.53.
5. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Siklus I ke
Siklus II
Perbandingan peningkatan kemampuan gerak dasar lari siswa kelas IV
SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun pelajaran 2011/ 2012 dari
siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 16. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisroono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.
Rata-Rata Kemampuan
Lari Cepat Siklus I
Rata-Rata Kemampuan
Lari Cepat Siklus II
Peningkatan Kemampuan
Lari Cepat
9.41 8.88 0.53
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan
peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke
siklus II sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 17. Grafik Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Woonogiri Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Siklus I ke Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan lari
cepat siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa,
kemampuan lari cepat mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 0.53.
6. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat dari Siklus I ke
Siklus II
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa
kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2011/ 2012 dari siklus I ke
siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 17. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonnogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.
Rata-Rata Hasil Belajar
Siklus I
Rata-Rata Hasil Belajar
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
73.69 78.20 4.51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:
Gambar 18. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa,
ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus II
sebesar 4.51.
7. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari Kondisi
Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV
SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dari
kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 18. Perbandingan Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Rata-Rata Kondisi
Awal Motivasi Belajar
Lari Cepat
Rata-Rata Motivasi
belajar Kondisi Siklus II
Peningkatan Motivasi
Belajar Lari Cepat
73.69 78.20
4.51
0
20
40
60
80
Siklus I Siklus II Peningkatan
Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dariSiklus I ke siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
51.85 69.35 17.50
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan
peningkatan motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus 2 sebagai berikut:
Gambar 19. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata motivasi belajar lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari mengalami peningkatan. Rata-rata motivasi belajar lari cepat pada kondisi awal 51.85, kemudian diberi pendekatan pembelajaran dengan bermain pada siklus II, rata-rata motivasi belajar lari cepat menjadi 69.35, sehingga peningkatannya sebesar 17.50.
8. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal
ke Siklus II
Perbandingan peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD
Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dari
kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 19. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Rata-Rata Kondisi Rata-Rata Kondisi Siklus Peningkatan Kemampuan
51.8569.35
17.50
0
2.5
5.0
7.5
10
Kondisi Awal Siklus II Peningkatan
Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Awal Kemampuan Lari
Cepat
II Lari Cepat
9.79 8.88 0.91
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan
peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus 2 sebagai berikut:
Gambar 20. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Duyungan I Sidoharjo Sragen mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan lari cepat pada kondisi awal 9.79, kemudian diberi pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pada siklus II, rata-rata kemampuan lari cepat menjadi 8.88, sehingga peningkatannya sebesar 0.91.
9. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal
ke Siklus II
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa
kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/
2012 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
9.79
8.88
0.91
0
2.5
5.0
7.5
10
Kondisi Awal Siklus II Peningkatan
Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 20. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1.
Rata-Rata Kondisi
Awal Hasil Belajar Lari
Cepat
Rata-Rata Hasil Belajar
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
67,37 78,20 10,83
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus II sebagai berikut
Gambar 21. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat
dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi
awal ke siklus II sebesar 10.38.
10. Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat dari Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II
Peningkatan motivasi belajar lari cepat pada siswa kelas IV SD
Negeri Tanjungsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal, siklus I dan
siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
67.37 78.20
10.83
0
20
40
60
80
Kondisi Awal Siklus II Peningkatan
Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 22. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 51.85, siklus I sebesar 67.77 dan siklus II sebesar 69.35. Sehingga peningkatan dari kondisi awal sebelum pendekatan bermain hingga pemberian pendekatan bermain pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 17.50.
11. Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II
Peningkatan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
9.79 9.418.88
0
2.5
5.0
7.5
10
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
51.8567.77 69.3
0
2.5
5.0
7.5
10
Kondisi Awal Siklus I Siklus
Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Peningkatan Motivasi Belajar Lari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Gambar 22. Grafik Peningkatan Kemampuan Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 9.79, siklus I sebesar 9.41 dan siklus II sebesar 8.88. Sehingga peningkatan dari kondisi awal sebelum menggunakan pndekatan bermain hingga pemberian pendekatan bermain pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 0.91.
12. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lari Cepat pada
Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Peningkatan hasil belajar lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri II
Tanjungsari tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 24. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungasi Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki kategori cukup (tuntas) sebanyak 8 siswa (29.63%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 19 siswa (70.37%). Pada siklus I yang memiliki kategori baik (tuntas) sebanyak 3 siswa (11.11%), yang memiliki kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 6 siswa (22.22%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 10 siswa (37.04%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 8 siswa (29.63%). Pada siklus II yang memiliki kategori baik(tuntas) sekali sebanyak 1 siswa (3.71%), kategori baik(tuntas)
0.00% 0.00%
58.80%
0.00% 0.00%0.00%
22.22%
0.00% 10.00% 20.00%
30.00% 40.00% 50.00% 60.00%
70.00% 80.00%
Baik sekali Baik CukupBaik
Cukup Kurang
Kondisi AwalSiklus 1
Siklus 2
3.71%
51.85%
11.11% 11.11%11.11%
22.22%
37.04%
29.63%29.63%
70.37%
0.00%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
sebanyak 6 siswa (22.22%), kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 14 siswa (51.58%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 3 siswa (11.11%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 3 siswa (11.11%).
Dari data dan grafik tersebut dapat disimpulkan pada kondisi awal siswa yang tuntas sebanyak 29,63%, siklus I sebanyak70.37% dan siklus II sebesar 88.89%. Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum menggunakan pendekatan bermain hingga akhir siklus II sebesar 59.26%
13. Prosentase Peningkat Motivasi Belajar Lari Cepat pada Kondisi Awal,
Siklus I, Siklus II
Peningkatan motivasi belajar lari cepat pada siswa kelas IV SD
Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal, siklus I
dan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 25. Grafik Motivasi Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Tanjungasi Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal motivasi belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki kategori kurang sebanyak 22 siswa (81,48%) dan kategori cukup sebanyak 5 siswa (18.52%). Pada siklus I yang memiliki kategori sangat baik sebanyak 2 siswa (7.41%), yang memiliki kategori baik sebanyak 21 siswa (77.78%), kategori cukup sebanyak 4 siswa (14.81%). Pada siklus II yang memiliki kategori sangat baik sekali sebanyak 5 siswa (18.52%), kategori baik sebanyak 17 siswa (62.96%), kategori cukup sebanyak 5 siswa (18.52%).
0.00% 0.00%0.00% 0.00%0.00%0.00% 10.00% 20.00%
30.00% 40.00% 50.00% 60.00%
70.00% 80.00%
Baik sekali Baik Cukup kurang Sgt kurang
Kondisi AwalSiklus 2
Siklus 1
0.00%
90.00%
0.00%0.00%
18.52%
6296%
81.48%
77.78%
18.52%
14.81%18.52%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
14. Kecenderungan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Putra dan Putri
Setelah di Beri Pendekatan Bermain
Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar lari cepat pada siswa
kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi
awal, siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Tabel 21. Kondisi Motivasi Belajar dan Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Putra dan Putri Kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012 Dari Sebelum Sampai Setelah di Beri Pendekatan Bermain
SISWA
MOTIVASI BELAJAR HASILBELAJAR
Kondisi
awal
Siklus
I
Siklus
II
Kondisi
awal
Siklus
I
Siklus
II
Putra 48.00 68.96 67.70 67.80 70.31 78.59
Putri 44.79 66.29 70.66 66.83 72.83 77.70
Putra dan
Putri 46.57 67.77 69.35 67.37 71.43 78.20
0.
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Laki-laki
perempuan
66.29
70.66
67.70
68.96
48.00
44.79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 26. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Putra dan Putri Kelas IV SD Negeri II Tanjungasi Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, dari kondisi awal sampai akhir siklus II motivasi belajar lari cepat siswa putra dan putri kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 siswa putri lebih banyak peningkatannya dari pada siswa putra.
Gambar 27. Grafik Peningkatan kecapaian hasil belajar Siswa Putra dan Putri Kelas IV SD Negeri II Tanjungasi Jatisrono Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, dari kondisi awal sampai akhir siklus II ketercapaian hasil belajar lari cepat siswa putra dan putri kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 siswa putri lebih banyak peningkatannya dari pada siswa putra.
15. Kecenderungan Motivasi dan Hasil belajar Lari Cepat Siswa Putra dan
Putri Setelah Diberi Pendekatan Bermain Dengan Tes Hipotesis Chi
Squere
0. 10 20
30 40 50 60
70 80
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Laki-laki
perempuan
66.83
67.80
72.83
70.31 77.70
78.59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar lari cepat pada siswa
kelas IV SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2010/2011 pada siklus I
dan siklus II dengan chi squere:
Hasil Analisis Chi Squere tes
Keterangan :
Hipoteses
Ho = kecenderung motivasi dan hasil belajar siswa putra dan putri
seragam.
Hi = kecenderungan motivasi dan hasil belajar siswa putra dan putri tidak
seragam
Jika X2 hitung < X2 tabel, maka HO diterima
Jika X2 hitung > X2 tabel, maka HO ditolak
Motivasi belajar :
Siklus 1 = 0.067 < 3,841, maka HO diterima, jadi kecenderungan
motivasi belajar siswa putra dan putri seragam.
Siklus 2 = 0.065 < 3,841, maka HO diterima, jadi kecenderungan
motivasi belajar siswa putra dan putri seragam.
Hasil belajar :
Siklus 1 = 0.063 < 3,841, maka HO diterima, jadi kecenderungan
hasil belajar siswa putra dan putri seragam.
Siklus 2 = 0.006 < 3,841, maka HO diterima, jadi kecenderungan
hasil belajar siswa putra dan putri seragam.
Berdasarkan tes hipotesis chi squere tersebut menunjukkan bahwa, pada akhir siklus 1 sampai akhir siklus 2 kecenderugan motivasi dan hasil belajar lari cepat siswa putra dan putri kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Kecenderugan motivasi dan hasil belajar siswa putra dan putri seragam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan yaitu: (1) pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan motivasi belajar lari cepat, (2) pendekatan bermain dalam pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan hasil belajar lari cepat, (3) motivasi dan hasil belajar lari cepat siswa putra dan putri seragam detelah diberi pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri II Tanjungsari jatisrono Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan motivasi belajar, kemampuan lari cepat maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan lari cepat pada kondisi awal (9.79), siklus I (9.41) dan siklus II (8.88), sehingga peningkatan dari kondisii awal ke siklus II sebesar (0.91). Sedangkan nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (29.63%), siklus I (70.37%) dan siklus II (88.89%), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (59.26%).
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang
digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan
materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran,
serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Faktor dari siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan
pendekatan bermain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (baik proses
maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu
pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan bermain yang
berupa permainan yang sederhaha seperti: (1) zig-zag bendera yang bertujuan
untuk melatih kecepatan dan kekuatan otot kaki, (2) melewati rintangan kerucut
yang bertujuan untuk kecepatan dan siswa agar tidak bosan, (3) mengunakan karet
atau tali yang bertujuan untuk melatih kecepatan, koordinasi langkah kaki dan
gerak tangan, (4) bilah yang bertujuan untuk mengatur langkah dan panjang
langkah, (5) membawa kardus yang bertujuan untuk melatih lari agar badan tidak
goyah dan badan condong kedepan, (6) simpai atau ban yang bertujuan untuk
melarih kecepatan siswa dan keseimbangan. Bagi guru bidang studi Penjasorkes,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan
proses pembelajaran penjasorkes khususnya yang berkaitan dengan
mengoptimalkan kemampuan lari cepat yang efektif dan menarik yang membuat
siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran
penjasorkes yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang
menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya kepada para guru penjasorkes serta pihak SD Negeri II Tanjungsari Jatisrono Wonogiri sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat
seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru
hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,
saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat
mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar pendidikan penjasorkes.