perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo...

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN M UNTUK MENING KEJURUAN PEMA KARYA 1 BO FAKULTA UN i MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAY GKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPET ASARAN KELAS X TATA NIAGA SMK BH OYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: BAMBANG WAHYU H X7407002 AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 YA TENSI HINEKA 1

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN

KEJURUAN PEMASARAN

KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

FAKULTAS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN

KEJURUAN PEMASARAN KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA

KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

BAMBANG WAHYU H

X7407002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI

KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA

KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN

KEJURUAN PEMASARAN

KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN

KEJURUAN PEMASARAN KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA

KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

BAMBANG WAHYU H

X7407002

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI

KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA

KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK Bambang Wahyu Hidayat. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI KEJURUAN PEMASARAN PADA SISWA KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan

pada kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. Penelitian ini

menggunakan model pembelajaran tutor sebaya.

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan

kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali

tahun ajaran 2010/2011, yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data

dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d)

dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b)

pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interprestasi, dan (d) analisis dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model

pembelajaran tutor sebaya dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan

kreatif, hal ini terlihat dari meningkatnya motivasi belajar siswa sesudah

tindakan. Sebelum diterapkan model pembelajaran tutor sebaya nilai rata-rata

kelas adalah 58,16 atau dengan persentase 40%. Sedangkan motivasi belajar siswa

siswa nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar 66,5 dan motivasi ekstrinsik

sebesar 53,55. Pada siklus I prestasi belajar mengalami peningkatan yaitu dengan

nilai rata-rata 80,16 atau dengan persentase 64%. Pada siklus II prestasi belajar

diperoleh peningkatan rata-rata menjadi 82,64 atau dengan persentase 88%.

Sedangkan motivasi belajar siswa nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar

74,68 dan motivasi ekstrinsik sebesar 71,11. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa dengan penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi

kejuruan pemasaran.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Bambang Wahyu Hidayat. THE APPLICATION OF PEER TEACHING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT IN MARKETING CLASS OF SMK BHINEKA KARYA 1 BOYOLALI IN 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, July 2011.

The aim of this research is to improve the student achievement in

marketing subject. The research was conducted in the X marketing 2 Class of

SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. This research used peer teaching model.

The kind of study is a classroom action research (CAR). This research was

taken place in the collaboration among the researcher, teacher, and involving the

students participation. The subject of research was the X grade of marketing class

of SMK Bhineka Karya 1 Boyolali in 2010/2011. It consists of 25 students.

Techniques of collecting data used were: (a) observation, (b) interview, (c) test,

and (d) documentation. The research procedure included the following stages: (a)

planning, (b) acting, (c) observing, and (d) reflecting.

Based on this research, the conclusion is that the application of peer

teaching model can improve learning motivation and achievement. The peer

teaching model create innovative and creative learning method, it indicates that

learning motivation is improved after action. Before the application of peer

teaching model, the mean of class score is 58.16 (40%). Meanwhile, the score

mean of intrinsic motivation is 66.5 and the extrinsic motivation is 53.55. In cycle

I, the learning achievement improves with the score mean of 80.16 or 64%. In

cycle II, the learning achievement improves with the score mean of 82.64 or 88%.

Meanwhile, the mean value of intrinsic value is 74.68 and extrinsic motivation is

71.11. It can be concluded that the application of peer teaching can improve the

student learning motivation and achievement in the marketing vocational

competency subject.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

( QS Alam Nasyroh : 6 )

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”

(Aristoteles)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk:

Bapak Ibu tercinta yang menjadi semangat dalam menopang langkahku dengan

kasih sayang, doa, dan pengorbanannya yang tak pernah bertepi

Saudara dan sahabat PTN ( Furqon, Agus, Budi, Agung, Andre, Boni, Antar,

Fariz, Tedi, Vina, Ratih, Suni, Nisa, Fela, Yuni, Septi dll) terimakasih atas

dukungan dan kebersamaannya selama ini

Sahabat kos Gedung Putih ( Angga, Wiro, Tarmanto, Yudi, Wahyu, Prio, Irwanto,

Dodik, dan Darmadi) terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini

Sahabat-sahabat terbaikku, semoga persahabatan ini tak kan lekang oleh waktu

Teman-teman seperjuangan PTN ’07

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

tulus dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu,

baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan

terima kasih dan penghargaan penulis haturkan kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna

penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin

penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Sri Wahyuni, M.M selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga

Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan

dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sunarto MM selaku Pembimbing Akademis yang telah membimbing

dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan bangku kuliah selama ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

6. Dra. Harini, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak

dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Leny Noviani, S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan arif dan

bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Dosen Prodi Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.

9. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk

menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna

menyelesaikan studi di bangku kuliah.

10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali

yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

11. Joko Siswanto, S.Pd selaku Kepala prodi Tata Niaga SMK BK 1 Boyolali

yang telah membantu dan memberikan pengarahan sehingga

memperlancar penelitian.

12. Dra. Suramti selaku guru Kompetensi Kejuruan Pemasaran yang telah

membantu dan memberikan pengarahan sehingga memperlancar

penelitian..

13. Siswa kelas X TN 2 terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca

guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, 29 Juli 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

JUDUL .............................................................................................. i

PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................... ii

PERSETUJUAN ............................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................ iv

ABSTRAK ......................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................ viii

PERSEMBAHAN ............................................................................. ix

KATA PENGANTAR ........................................................................ x

DAFTAR ISI ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN.................................................. ............... 1

A. Latar Belakang Masalah. ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

1. Manfaat Teoritis .................................................................. 6

2. Manfaat Praktis .................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7

1. Model Pembelajaran Tutor Sebaya.......................................... 7

a. Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 7

b. Pembelajaran Tutor Sebaya ............................................... 8

1) Pengertian Tutor Sebaya ............................................... 8

2) Kriteria Tutor Sebaya ................................................... 9

3) Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya............... ............... 9

4) Langkah-langkah Pembelajaran Tutor Sebaya ............... 11

5) Kelebihan dan kekurangan model Tutor Sebaya ............ 11

2. Motivasi Belajar ................................................................... 12

3. Prestasi Belajar........................................................................ 13

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengertian Prestasi Belajar.............................................. 13

b. Fungsi Prestasi Belajar.................................................... 14

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar......... 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan..................................................... 17

C. Kerangka Perpikiran ................................................................... 17

D. Hipotesis Tindakan....................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 21

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 21

1. Tempat Penelitian ............................................................... 21

2. Waktu ................................................................................ 21

B. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................... 21

C. Sumber Data................................................................................. 22

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 22

1. Observasi ........................................................................... 22

2. Wawancara ......................................................................... 22

3. Angket ............................................................................... 23

4. Tes ..................................................................................... 24

5. Dokumentasi........................................................................ 24

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 24

F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 25

1. Tahap Persiapan ................................................................. 26

2. Tahap Pelaksanaan ............................................................. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... .... 30

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 30

1. Kondisi Awal ..................................................................... 30

2. Penelitian Siklus I................................................................ 31

a. Perencanaan Tindakan .................................................. 31

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 34

c. Observasi dan Evaluasi ................................................. 37

d. Analisis dan Refleksi .................................................... 38

3. Penelitian Siklus II ............................................................. 39

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Perencanaan Tindakan ................................................. 39

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 41

c. Observasi dan Evaluasi ................................................ 44

d. Analisis dan Refleksi .................................................... 45

B. Pembahasan ................................................................................ 46

BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................... 53

A. Simpulan ..................................................................................... 53

B. Implikasi .................................................................................... 54

C. Saran .......................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 57

LAMPIRAN ....................................................................................... 59

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

1. Nilai rata–rata ulangan harian pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran

Kelas X Tata Niaga....................................................................... 3

2. Jumlah dan Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Tata Niaga 2.. 3

3. Indikator Ketercapaian…………………………………………... 26

4. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum diterapkan

model pembelajaran tutor sebaya................................................... 31

5. Kriteria penilaian skor motivasi belajar……………………………… 33

6. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah

diterapkan model pembelajaran tutor sebaya................................... 47

7. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa..................................................... 49

8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian…………………………………......... 60

9. Pedoman Pengamatan Penerapan model pembelajaran tutor sebaya

pada Guru………………………………………………………….. 63

10. Lembar Kisi-Kisi Instrumen angket Motivasi Belajar…………….. 65

11. Lembar angket motivasi belajar……………………………………. 67

12. Pedoman wawancara guru dan siswa………………………………. 70

13. Daftar nama siswa………………………………………………….. 72

14. Tabulasi skor motivasi belajar sebelum pelaksanaan tindakan…….. 75

15. Silabus………………………………………………………………. 76

16. Pembagian kelompok tutor sebaya…………………………………. 82

17. Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I………………………………... 85

18. Daftar Hadir Siswa Siklus I………………………………………… 95

19. Hasil Pengamatan Penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada

Guru…………………………………………………………………. 87

20. Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II……………………………….. 102

21. Daftar Hadir Siswa Siklus II………………………………………… 103

22. Hasil Pengamatan Penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada

Guru…………………………………………………………………. 104

23. Tabulasi skor motivasi belajar setelah pelaksanaan tindakan………. 112

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran………………………………………………….. 19

2. Gambar urutan alur penelitian tindakan kelas...................................... 29

3. Grafik nilai rata-rata motivasi belajar siswa....................................... 47

4. Grafik nilai rata-rata prestasi belajar siswa......................................... 48

5. Kondisi proses pembelajaran sebelum penerapan model pembelajaran

tutor sebaya…………………………………………………………… 113

6. Diskusi kelompok tutor sebaya……………………………………….. 113

7. Presentasi kelas……………………………………………………….. 113

8. Guru mendiskusikan pendapat siswa…………………………………. 114

9. Siswa mengerjakan ulangan…………………………………………... 114

10. Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik dan siswa

Terbaik……………………………………………………………….. 114

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina

potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang

diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah dan

perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk

mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar

sebagai bentuk perubahan perilaku stabil belajar.

Salah satu faktor dari dalam (internal) yang mendukung usaha murid

membimbing dirinya ke perubahan situasi maupun perubahan tingkat

kemajuan dalam proses pengembangan intelek pada khususnya dan proses

pengembangan jiwa, serta sikap pribadi. Hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu

sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa.

Pendukung keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan

belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu

sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada

pertemuan nantinya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor lain

yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas.

Kegagalan dan keberhasillan sangat bergantung pada siswa karena individu

mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Dimyati dan mudjiono (2009: 51)

mengemukakan ”Dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa

dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya”.

Makin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah

makin baik tercapai prestasi belajarnya. Motivasi belajar siswa juga berpengaruh

terhadap keberhasilan belajar. Sardiman A.M (2007: 75) menyatakan bahwa

”Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai”.

Seorang siswa dinyatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Perubahan yang dikehendaki sebagai hasil belajar

mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek

kognitif berkenaan dengan panguasaan pengetahuan baru atau penambahan

pengetahuan yang telah ada, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan

sikap dan minat baru atau penyempurnaan sikap dan minat yang telah dimiliki,

sedangkan aspek psikomotorik berhubungan dengan penguasaan keterampilan

baru atau penyempurnaan keterampilan yang dimiliki.

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan

lulusan yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek di atas, yaitu aspek

kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik, sehingga dapat mengikuti bahkan

menjadi pelopor pembaharuan dalam pendidikan. Salah satu upaya pembaharuan

di bidang pendidikan adalah pembaharuan strategi atau meningkatkan

relevansi metode mengajar (Nana Sudjana, 2000).

Sekolah Menengah Kejuruan Bhinneka Karya I Boyolali merupakan salah

satu sekolah kejuruan yang dibentuk oleh Yayasan Bhinneka Karya cabang

Boyolali. Sekolah tersebut didirikan pada tanggal 10 Juli 1973 dengan surat

keputusan pendirian No. 260/C.IV/S1-IV/1973 yang berlokasi di Jl. Kebon Ijo

No.5 Desa Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. SMK Bhinneka Karya

mempunyai tiga jurusan, yaitu: (1) Jurusan Bisnis dan Manajemen dengan

Program Keahlian Akuntansi dan Tata Niaga, (2) Jurusan Pariwisata dengan

Program Studi Tata Busana, (3) Jurusan Teknologi Informasi dan Komunikasi

dengan Program Studi Multimedia. Salah satu program keahlian adalah Tata

Niaga, dalam program ini salah satu mata pelajaran atau mata diklatnya adalah

Kompetensi Kejuruan Pemasaran. Pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran

merupakan pelajaran wajib yang harus ditempuh siswa pada program keahlian

Tata Niaga untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Hasil observasi awal di SMK Bhinneka Karya I Boyolali di kelas X pada

mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran, diketahui bahwa prestasi belajar

siswa banyak yang kurang dari nilai ketuntasan minimal sebesar 75. Seperti

ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut :

Tabel. 1 Nilai rata–rata ulangan harian pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran

Kelas X Tata Niaga Tahun Pelajaran 2010/2011

Kelas Nilai Rata-Rata

X Tata Niaga 1 65,14

X Tata Niaga 2 58,16

Sumber: Data nilai rata-rata ulangan harian tahun pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa kelas X Tata Niaga 2

merupakan kelas yang mempunyai nilai rata-rata paling rendah. Pencapaian

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran masih

rendah dengan nilai rata-rata kelas adalah 58,16. Nilai tersebut masih di bawah

KKM yaitu 70. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 15 siswa

(60%) dan 10 siswa (40%) mendapat nilai di atas 70. Data tersebut dapat

dijelaskan melalui tabel berikut ini:

Tabel.2 Jumlah dan Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Tata Niaga 2

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Siswa yang tuntas 10 40%

Siswa yang tidak tuntas 15 60%

(Sumber: data primer yang diolah, 2010)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kompetensi

kejuruan pemasaran rendahnya prestasi ini disebabkan oleh rendahnya motivasi

siswa terutama mempelajari materi kompetensi kejuruan pemasaran. Selain itu

dalam pembelajaran guru masih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.

Sehingga jika model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang inovatif dan

kreatif akan menjadikan siswa hanya sebagai ”mesin penghafal” yang masa

pengingatnya bersifat jangka pendek.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu

model pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara

menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh guru

saja. Selain itu, melalui pemilihan model pembelajaran tersebut diharapkan

sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi juga dapat

meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah

ilmu yang ada terutama mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran.

Salah satu faktor dari luar siswa yang mendukung dalam pencapaian

prestasi belajar ini adalah kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran

yang tepat. Penggunaan suatu model belajar dalam kegiatan pembelajaran tersebut

adalah yang menghubungkan antara pendidik dan peserta didik dalam mencapai

tujuan pembelajaran yang diharapkan. Jelaslah bahwa metode pembelajaran

mempengaruhi belajar. Model pembelajaran yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula, seperti siswa tidak aktif dalam

mengikuti pelajaran dikarenakan pola pengajaran yang monoton akibat terpusat

pada guru, sehingga siswa tidak ikut berfikir secara lebih aktif.

Banyak model-model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk

lebih memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk aktif belajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-

kendala di atas adalah model pembelajaran teman sebaya (model pembelajaran

tutor sebaya). Kita tahu bahwa dalam kenyataannya, anak yang belajar dari anak-

anak lain yang memiliki status dan umur yang sama, kematangan / harga diri yang

tidak jauh berbeda, maka dia tidak akan merasa begitu terpaksa untuk menerima

ide- ide dan sikap-sikap dari ‘guru-guru’nya tersebut. Dalam pembelajaran tutor

sebaya ‘guru-guru’nya, yaitu teman sebayanya itu, tidaklah begitu lebih bijaksana

dan berpengalaman dari padanya.

Pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu metode yang seyogyanya

mendapatkan perhatian dan pilihan bagi guru dalam memberikan pengajaran suatu

pokok bahasan, karena tutor sebaya adalah model pembelajaran yang dilakukan

oleh siswa seangkatan atau satu kelas yang ditunjuk oleh guru dengan berbagai

pertimbangan. Adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain karena tidak adanya

rasa enggan atau mau bertanya. Dengan demikian diharapkan penggunaan model

pembelajaran tutor sebaya dapat memermudah siswa dalam memahami konsep /

materi yang diajarkan oleh guru.

Pembelajaran kompetensi kejuruan pemasaran akan lebih menarik jika

dikemas dalam pembelajaran tutor sebaya. Dengan diterapkannya model

pembelajaran ini diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis bermaksud akan melakukan

penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Kejuruan

Pemasaran Pada Siswa Kelas X Tata Niaga SMK Bhineka Karya 1 Boyolali

Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah "Apakah penerapan model

pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar kompetensi

kejuruan pemasaran pada siswa kelas X Tata Niaga SMK Bhineka Karya 1

Boyolali ?”

Definisi operasional dari kedua variabel tersebut adalah:

a. Model pembelajaran tutor sebaya adalah suatu model pembelajaran dengan

menggunakan seorang atau beberapa siswa yang ditunjuk oleh guru untuk

membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar baik secara individual

maupun kelompok.

b. Prestasi belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku dalam mendapatkan

kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu

hal.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di sini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan prestasi belajar kompetensi kejuruan pemasaran pada siswa kelas X

Tata Niaga SMK Bhineka Karya 1 Boyolali melalui model pembelajaran tutor

sebaya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia

pendidikan. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang dapat dijadikan

dasar penelitian lebih lanjut.

b. Memberikan suatu inovasi dalam dunia pendidikan terutama dalam

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran serta

dapat meningkatkan keaktifan siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Bagi peserta didik yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar

siswa dengan perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses

pembelajaran.

b. Bagi Guru

Sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kreativitas dan kemampuan

dalam pengelolaan kelas selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan metode pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan

prestasi siswa.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Tutor Sebaya

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam

penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan

siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan

tekanan utama yang berbeda-beda.

Menurut Dahlan dalam Isjoni (2007: 49) ”Model mengajar dapat diartikan

sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas”.

Sedangkan menurut Muhammad Surya dalam Isjoni (2007: 49) ”Model

pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Model pembelajaran menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2007: 50)

adalah ”Suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan

digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi

petunjuk kepada pengajar di kelasnya”. Dalam penerapan model pembelajaran ini

harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah sebagai suatu rencana dalam menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas atau

proses yang yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

yang baru secara keseluruhan digunakan. Dalam memilih model yang tepat, maka

perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Pembelajaran Tutor Sebaya

1) Pengertian Tutor Sebaya

Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran baru benar-banar

dikuasai ketika si pembelajar mampu mengajarkan kepada orang lain. Silberman

(2006: 177) berpendapat bahwa “Pengajaran sesama siswa memberi siswa

kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan, sekaligus, menjadi

narasumber bagi satu sama lain”. Kita tahu bahwa masing-masing metode

mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan, serta mempunyai daya cocok

yang berbeda bagi masing-masing siswa. Itulah sebabnya guru sudah memilih

sesuatu metode yang paling baik menurut pikirannya, akan tetapi mungkin tidak

cocok bagi beberapa orang atau seorang siswa.

Mulyati (2010: 93) mengatakan, ”Tutor sebaya adalah seorang atau

beberapa siswa yang ditunjuk untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan

belajar”. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat

memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara siswa yang satu dengan

dengan yang lain, pada umumnya lebih dekat dibandingkan dengan hubungan

antara siswa dengan guru.

Masih menurut Mulyati (2010: 93) mengemukakan ”Dalam pelaksanaan

pembelajaran tutor sebaya, tutor-tutor ini dapat membantu teman-temannya baik

secara individual maupun secara kelompok berdasarkan petunjuk-petunjuk yang

diberikan oleh guru”. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan-

kegiatan keompok. Dalam hal tertentu ia pun dapat berperan sebagai pengganti

guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tutor sebaya adalah

metode mengajar dengan menggunakan seorang atau beberapa siswa yang

ditunjuk oleh guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar baik

secara individual maupun kelompok. Siswa lebih mudah menerima keterangan

yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain .

Siswa yang dipilih sebagai tutor hendaknya diperhatikan segi kemampuan

dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain. Tutor adalah

siswa yang tergolong baik dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sosial yang baik dengan teman-tamannya ia harus diterima dan cukup disenangi

oleh teman-temannya terutama oleh siswa yang mengalami kesulitan belajar.

2) Kriteria Tutor Sebaya

Siswa yang dipilih untuk menjadi tutor hendaklah memiliki kemampuan

dalam penguasaan materi belajar dan memiliki kemampuan untuk membantu

orang lain. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi tutor sebaya menurut

Suharsimi Arikunto dalam Mulyati (2010: 137) antara lain :

a) Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat program perbaikan, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.

b) Dapat menerangkan dengan jelas bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima perbaikan.

c) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. d) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan,

yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. Menentukan siswa yang memenuhi berbagai persyaratan tersebut di atas

memang sulit. Hal ini dapat diatasi dengan cara memberi petunjuk yang jelas apa

yang harus dilakukan siswa sebagai tutor. Dalam pelaksanannya tutor dapat

membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar secara individual

maupun secara kelompok berdasarkan yang diberikan guru.

3) Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya

Silberman (2006) mengemukakan strategi-strategi yang dapat digunakan

untuk pembelajaran antar siswa :

a) Pertukaran kelompok dengan kelompok

Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok

siswa yang berbeda. Setiap kelompok “mengajarkan” kepada siswa lain

apa yang ia pelajari.

b) Belajar ala permainan Jigsaw

Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik yang

paling banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran

kelompok-dengan-kelompok, namun ada satu perbedaan penting: yakni

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternative menarik bila

ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila

bilangan-bilangannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa

mempelajari sesuatu yang, bila digabungkan dengan materi yang dipelajari

oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang

padu.

c) Setiap siswa bisa menjadi guru di sini

Setiap siswa bisa menjadi guru di sini merupakan strategi mudah untuk

mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggung jawaban individu.

Strategi ini member kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai

“guru” bagi siswa lain.

d) Pemberian pelajaran antar siswa

Pemberian pelajaran antar siswa merupakan strategi untuk mendukung

pengajaran sesame siswa di dalam kelas. Strategi ini menempatkan seluruh

tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.

e) Studi kasus bikinan-siswa

Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu merode belajar terbaik.

Diskusi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam

situasi atau contoh konkret, tindakan yang mesti diambil dan pelajaran

yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi

semacam itu di masa mendatang.

f) Pemberitaan

Pemberitaan merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa dan

memancing minat mereka terhadap topik pelajaran sebelum mereka

mengikuti pelajaran. Pendekatan pengajaran sesame siswa ini juga akan

menghasilkan banyak materi dan informasi yang bisa diceritakan antar

siswa.

g) Poster

Metode presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk

memberi informasi kepada siswa secara tepat, memahami apa yang

mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Teknik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa

mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang tengah

Anda diskusikan dalam suasana santai.

4) Langkah – Langkah Pembelajaran Tutor Sebaya

Langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya menurut Silberman (2006:

185-186) adalah sebagai berikut :

a) Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan jumlah yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan.

b) Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan untuk diajarkan kepada siswa lain.

c) Perintahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada siswa lain.

d) Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannya. Kemudian, perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan pelajaran mereka. Beri tepuk tangan atas usaha keras mereka.

Pembelajaran tutor sebaya dapat pula divariasi dalam pelaksanaannya,

diantaranya dilaksanakan dengan :

a) Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok, perintahkan siswa untuk mengajar atau memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.

b) Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa tugas membaca sebelum memulai pelajaran mereka.

Sesuai pendapat di atas dalam penelitian ini dalam pelaksanaannya siswa

dibagi menjadi kelompok- kelompok yang beranggotakan 5 – 6 siswa dengan

seorang siswa sebagai tutornya. Seorang tutor adalah siswa dalam satu kelas itu

yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas

untuk membantu anggota kelompoknya memahami materi ajar.

5) Kelebihan dan Kekurangan Model Tutor Sebaya

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya

masing-masing. Menurut Mulyati (2010: 137) adapun kelebihan dan kelemahan

model tutor sebaya adalah sebagai berikut:

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Kelebihan dari tutor sebaya (1) Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang

mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. (2) Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat

konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali.

(3) Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas, dan melatih kesabaran.

(4) Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.

b) Kelemahan dari tutor sebaya (1) Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya

berhadapan dengan kawannya sehingga hasilnya kurang memuaskan.

(2) Ada beberapa anak menjadi malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh kawannya.

(3) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan.

(4) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing.

(5) Tidak semua siswa yang pandai atau cepat tempo belajarnya dapat mengerjakannya kembali kepada kawan-kawannya.

Dengan adanya kelebihan dan kelemahan seperti diuraikan di atas, maka

dalam pelaksanaanya perlu ditanamkan rasa kebersamaan sekaligus kekompakan

pada siswa. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor harus mengembangkan tugas untuk

membantu rekan-rakannya dan tidak boleh egois.

2.Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar

adalah perubahan tingkah laku scara relative permanen dan secara potensial

terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang

dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut WS Winkel dalam Soemarsono (2007: 13) motivasi belajar

diartikan sebagai “Keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mencapai tujuan”. Hamzah B Uno (2009) mengemukakan hakikat motivasi

belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa

indikator :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

keinginan berasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tesebut

disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk

melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau

tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang hasilnya

berupa prestasi belajar. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar

bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi terhadap penilaian

tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta

didik.

Zainal Arifin (1990: 2-3) mengatakan bahwa “Prestasi belajar berasal dari

kata prestasi dan belajar. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai”. Nana

Syaodih Sumadinata, (2003: 102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat

disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat

dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun

ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana (2008: 22) dalam

bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Muhibin Syah (2009: 216) berpendapat “Pada prinsipnya, pengungkapan

hasil belajar ideal meliputi seganap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa”. Pengungkapan perubahan tingkah laku itu,

khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil

belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Dengan demikian yang

dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan

tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan

rasa maupun yang berdimensi karsa.

Oemar Halik (2003:115) menjelaskan “Hasil belajar tampak sebagai

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur

dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan”. Perubahan

tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih

baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati

dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya sebagai hasil yang telah dicapai.

Prestasi belajar penting untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar telah dicapai dapat diketahui dengan mengadakan kegiatan

evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang

dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001:159) menyatakan tentang

evaluasi hasil belajar merupakan :

Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar merujuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku. Tujuan dilaksanakan kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui

keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam

pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara kontinyu. Kontinyu artinya

evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada awal, pada saat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir tatap muka

kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai dan

mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Zainal Arifin (1990: 2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain :

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuntitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi prestasi

belajar dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan atau kemunduran

belajar siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar secara lebih bersemangat.

Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi

tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik

dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan daam

proses belajar mengajar ataupun tidak.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia,

banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar efektif. Para pakar

dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar tersebut. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan

belajar dapat memberikan intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar

yang akan diperoleh.

Abu Ahmdi dan Widodo Supriyono (1991: 130-131) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya :

1) Faktor internal, antara lain: a) Faktor jasmaniah (fisiologis), misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis, terdiri dari:

(1) Faktor intelektif yang meliputi: (a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2) Faktor eksternal, ialah:

a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Dari pendapat di atas, pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari diri siswa (internal) dan yang

berasal dari luar luar diri siswa (eksternal). Hal-hal yang menyangkut keadaan diri

siswa baik keadaan fisik maupun psikologis serta keadaan yang berada di luar diri

siswa seperti lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi hasil belajar yang

dicapai siswa.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dapat dijadikan sebagai

referensi dalam penelitian ini. Penelitian yang sejenis yang peneliti pakai

adalah penelitian tentang tutor sebaya pernah dilakukan Deswari pada SMA

Negeri 10 Padang yang berjudul peningkatan aktivitas siswa belajar fisika melalui

mobel pembelajaran kooperatif dengan metode tutor sebaya. Hasil penelitian

menunjukkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Penelitian tutor sebaya juga pernah dilakukan oleh Sri Sih Retning yang

berjudul penggunaan model pembelajaran kuis aksara bermakna oleh tutor sebaya

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar konsep ekosistem bagi siswa kelas

XII akomodasi perhotelan-1 SMK N 6 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah subjek

penelitian ini di kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali tahun

ajaran 2010/2011 dengan objek penelitian penerapan model pembelajaran tutor

sebaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar kompetensi

kejuruan pemasaran.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan

masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Pencapaian suatu tujuan

pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar yang optimal, dapat dilakukan

melalui interaksi timbal balik yang positif antara guru dengan siswa melalui

metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat

adalah penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan

selaras dengan materi yang disampaikan. Penggunaan metode pembelajaran yang

kurang tepat akan menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya

guna atau tidak optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam

pembelajaran.

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran kompetensi

kejuruan pemasaran di SMK Bhineka Karya 1 Boyolali adalah prestasi belajar

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

yang masih rendah dan juga motivasi belajar yang kurang juga. Rendahnya

prestasi ini disebabkan oleh rendahnya motivasi siswa terutama mempelajari

materi kompetensi kejuruan pemasaran. Selain itu materi pelajaran kompetensi

kejuruan pemasaran adalah pelajaran yang yang sifatnya hafalan, sehingga jika

model pembelajaran yang diterapkan kurang inovatif dan kreatif maka akan

mengakibatkan siswa kurang dalam memahami pelajaran.

Permasalahan rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa tersebut dapat

diatasi dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat. Model dan

metode pembelajaran yang dipilih harus mampu meningkatkan motivasi belajar

siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan. Cara yang dapat dilakukan untuk

mengatasinya adalah guru harus membuat variasi atau kombinasi model dan

metode mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa.

Banyak model pembelajaran yang lebih bervariat. Model pembelajaran

yang dipilih peneliti adalah dengan model pembelajaran tutor sebaya.

Penerapannya model tutor sebaya yang diterapkan dalam proses diskusi adalah

dengan adanya diskusi dengan satu orang siswa sebagai tutor atau pemimpin

kelompok. Pada model tersebut melibatkan banyak siswa dengan latar belakang

yang berbeda aktif bekerjasama dalam suasana gotong royong untuk mengolah

informasi, meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan meningkatkan

penguasaan maupun pemahaman isi akademik mereka. Karena melibatkan peran

serta siswa secara aktif maka model pembelajaran tersebut akan menarik perhatian

siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.

Pembelajaran tutor sebaya menyebabkan siswa akan lebih mudah

memahami materi yang sulit untuk mereka diskusikan dengan siswa lain, siswa

lebih termotivasi untuk belajar, dan akan menambah perhatian siswa dalam

kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang menaruh perhatian dalam kegiatan belajar-

mengajar akan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan adanya

minat siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang mempunyai minat

belajar akan cenderung lebih aktif dalam mencari informasi baik dari guru

maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

prestasi belajar yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian tersebut diatas, proses

pembelajaran tutor sebaya diduga dapat memberikan kontribusi dalam

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran yang diterapkan kurang

inovatif dan kreatif

Rendahnya prestasi belajar siswa

Permasalahan prestasi belajar disebabkan oleh:

1. Kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam

menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar

belum bervariasi, masih didominasi oleh guru.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa, mereka hanya menerima

pengetahuan yang datang padanya dan malas untuk

mencari informasi dari guru atau sumber lainnnya sehingga

cenderung memperoleh prestasi yang rendah.

Penerapan pembelajaran dengan model tutor sebaya

Peningkatan prestasi belajar siswa

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Penerapan model pembelajaran

tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

kompetensi kejuruan pemasaran kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1

Boyolali”

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Peneltian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Bhineka Karya 1 Boyolali yang

beralamat di Jl. Kebon Ijo No.5 Desa Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten

Boyolali. Kelas yang dipilih adalah kelas X Tata Niaga 2. Alasan pemilihan

sekolah dan kelas X Tata Niaga 2 karena pertama, sekolah tersebut belum pernah

digunakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya

penelitian ulang. Kedua, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang

inovatif dan kreatif sehingga perlu inovasi dalam pembelajaran. Ketiga, Kelas X

Tata Niaga 2 terdapat permasalahan rendahnya prestasi belajar dalam pelajaran

kompetensi kejuruan pemasaran.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah mulai bulan Januari

2011. Kegiatan tersebut mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan

penelitian.

B. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka

Karya 1 Boyolali semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Alasan pemilihan

kelas ini adalah dari kedua kelas X Tata Niaga kelas X Tata Niaga 2 mempunyai

masalah rendahnya prestasi belajar kompetensi kejuruan pemasaran. Nilai rata-

rata ulangan harian pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran kelas X Tata Niaga

2 adalah 58,16. Nilai tersebut masih dibawah KKM yaitu 7,0. Selain itu kelas X

Tata Niaga 2 belum pernah digunakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari

kemungkinan adanya penelitian ulang.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari :

1. Siswa kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali yang menjadi

subyek penelitian.

2. Guru mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran kelas X Tata Niaga 2

SMK Bhineka Karya 1 Boyolali.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Margono (2005: 158) “Observasi diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek

penelitian”. Pelaksanaan teknik observasi dapat dilakukan dengan :

a. Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan

oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang

yang akan diobservasi

b. Observasi non partisipan adalah observasi tidak ikut dalam kegiatan

kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku

pengamat

Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan. Hal

ini dilakukan karena peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan tetapi hanya

mengamati kegiatan secara langsung. Tehnik observasi digunakan untuk

mengumpulkan data dalam proses pembelajaran dan kegiatan belajar-mengajar.

Pada waktu observasi peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi

untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tutor sebaya.

2. Wawancara

Menurut LeComple dalam Rochiati (2005: 117) “Wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang

dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu”. Ada beberapa bentuk wawancara, antara lain wawancara terstruktur,

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

wawancara setengan setengah terstruktur, dan wawancara tidak tersruktur. Yang

disebut wawancara terstruktur, ialah apabila Anda sebagai pewawancara sudah

mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu. Sedangkan dalam wawancara

yang tidak berstruktur,prakarsa untuk memilih topik bahasan diambil oleh anak /

atau orang yang Anda wawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung, anda

dapat mengarahkan agar yang diinterviw menerangkan, mengelaborasi, atau

mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas. Wawancara yang semi berstruktur

adalah bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, akan tetapi

memberikan keleluasaan untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak

langsung ke focus pertanyaan/bahasan, atau mungkin mengajukan topic bahasan

sendiri selama wawancara berlangsung (Elliot dalam Rochiati 2005)

Dalam penelitian ini bentuk wawancara yang digunakan adalah

wawancara terstruktur. Dimana bahan wawancara telah dipersiapkan terlebih

dahulu. Wawancara dilakukan oleh interviewer kepada guru mata pelajaran

kompetensi kejuruan pemasaran dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar.

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang

timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

3. Angket

Menurut Nana Syaodih (2007: 218) “Angket atau kuisioner

(questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak

langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden)”. Instrument

atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan

atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan

pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan

terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup. Angket atau kuisioner

dalam penelitian ini adalah pertanyaan tertutup dan digunakan peneliti untuk data

penunjang mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan

model pembelajaran tutor sebaya.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Tes

Menurut Margono (2005: 170) “Tes ialah seperangkat rangsangan

(stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penettapan skor angka”. Tes hasil belajar

kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang

dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Tes hasil belajar digunakan peneliti

untuk mengetahui tingkat perkembangan hasi belajar siswa sebelum dan setelah

penerapan model pembelajaran tutor sebaya.

5. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran penelitian

dilaksanakan. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa nilai awal, data

siswa, gambar atau foto kegiatan siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan

untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga

data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif komparatif

Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara

kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh

pada siklus I dan siklus selanjutnya sehingga dapat dilihat adanya

perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa

yang diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah

kuantitatif sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai

tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas

ketuntasan. Informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan

lengkap selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis data kualitatif

diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus dan

membandingkan kinerja murid dan guru dalam hasil pengamatan.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam bahasa

Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR.

Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya

yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Rochiati

Wiriaatmadja (2005: 13) “Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,

dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.

Ada tiga kata yang membentuk pengertian pula yang perlu diperhatikan :

1. Penelitian-kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan-sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas-sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk

pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk

melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum

dengan “ruangan tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan

tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang

yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan olah raga,workshop dan

lain-lain.(Zainal,2009: 12)

Dalam penelitian tindakan kelas ini penelitian direncanakan dari siklkus 1

sampai dengan seklus ke-n dan masing-masing siklus dilaksanakan dalam

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

beberapa tahap yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

interprestasi, serta analisis dan refleksi secara umum masing-masing silklus

melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini

adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Guru bersama peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran model tutor sebaya.

b. Peneliti menyusun angket atau quisioner untuk mengetahui motivasi

belajar siswa.

c. Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam

siklus pertama sampai siklus ke-n.

d. Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi pengamatan guru

dan siswa, serta pedoman wawancara.

e. Menyusun dan menetapkan indikator ketercapaian.

Tabel 3. Indikator Ketercapaian

Permasalahan Indikator Kinerja Ukuran Keberhasilan

Pembelajaran

yang diterapkan

kurang inovatif

dan kreatif

Terciptanya pembelajaran yang inovatif dan kreatif ditunjukkan dengan :

a) Meningkatnya motivasi intrinsik

seperti:

1) Meningkatnya hasrat dan keinginan berhasil

2) Meningkatnya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Meningkatnya harapan dan cita-cita masa depan

b) Meningkatnya motivasi ekstrinsik seperti : 1) Adanya penghargaan dalam

belajar 2) Meningkatnya kegiatan yang

menarik dalam belajar

Pembelajaran menjadi

inovatif dan kreatif

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Rendahnya Prestasi belajar yaitu 15(60%) belum tuntas dan 10(40%) siswa sudah tuntas dengan nilai rata-rata 58,16

Meningkatkan prestasi belajar Prestasi yang dicapai

yaitu minimal 75% dari

jumlah siswa

memperoleh nilai

minimal 70 (KKM)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaaan ini, guru melaksanakan proses pembelajaran

sesuai dengan rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang telah

ditetapkan, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Pada tahap ini, dilaksanakan

dalam beberapa siklus. Setiap sikus dilaksanakan selama 3 pertemuan (6 x 45

menit) yang meliputi:

Siklus I pertemuan 1 (2 x 45 menit)

a. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai

b. Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki

kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.

c. Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing

kelompok.

d. Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang

tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang

dipelajari.

e. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang

akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.

Siklus I pertemuan 2 (2 x 45 menit)

a. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan apresiasi

dari pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Melakukan diskusi kelas, dengan setiap kelompok mempresentasikan

materi yang telah dibagi pada pertemuan selanjutnya.

c. Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.

Siklus I pertemuan 3 (2 x 45 menit)

a. Guru melakukan evaluasi berupa tes tertulis.

b. Guru melakukan pengayaan.

Banyaknya siklus penelitian tergantung pada tercapainya indikator

ketercapaian. Indikator ketercapaian dapat dilihat pada tabel 3.

3. Pengamatan/ Observasi

Observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya

berlangsung dalam waktu bersamaan. Peneliti pada tahap ini mengadakan

pemantauan apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.

Pemantauan dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk

menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal yang diobservasi

yaitu suasana belajar saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, peran serta

siswa dan hasil belajar siswa.

Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai partisipan pasif dimana peneliti

berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif. Peneliti hanya

mengamati dan mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran. Penelitian

menggunakan observasi terstruktur yaitu dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data secara objektif,

yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi seperti aktivitas siswa selama

tindakan berlangsung, reaksi siswa dan petunjuk lain yang dapat digunakan

sebagai bahan analisis dan refleksi.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi mencakup analisis, interpretasi dan evaluasi atas

informasi yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Peneliti bekerja sama dengan

guru sebagai kolaborator dalam melakukan refleksi. Peneliti dan guru

mengadakan diskusi untuk menentukan langakah-langkah perbaikan dalam

pelaksanaan tindakan. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan apakah

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat disusun langkah-

langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.

Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data

yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan

metode pembelajaran materi pokok berikutnya (pada siklus II). Salah satu aspek

penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan

dan pencapaian tujuan tindakan

Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat digambarkan dengan

gambar di bawah ini :

Gambar 2. Gambar urutan alur penelitian tindakan kelas

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2007:16)

Perencanaan

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS 1

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

SIKLUS II

Pengamatan

?

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

Berdasarkan observasi awal proses pembelajaran yang diterapkan di kelas

menunjukkan pembelajan yang dilakukan guru kurang inovatif. Guru menjelaskan

materi dan siswa mencatat apa yang disampaikan guru. Kesempatan siswa untuk

mengembangkan kreativitas dan pengalaman belajar sangat sedikit. Kondisi ini

dapat terlihat dari sedikitnya jumlah siswa yang bertanya dan berpartisipasi aktif

dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru, kecenderungan sikap pasif dan

merasa cukup menerima materi yang telah disampaikan guru.

Berdasarkan kondisi awal pembelajaran pada kelas, guru masih dominan

peranannya dalam pembelajaran yaitu guru menggunakan metode ceramah secara

dominan tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kondisi seperti

ini mengakibatkan siswa menerima pelajaran hanya diam, mendengarkan, melihat

dan kurang aktif. Guru lebih berorientasi menyelesaikan materi pembelajaran

yang ditetapkan pada silabus sesuai alokasi waktu yang tersedia daripada tingkat

kemampuan siswa menyerap materi pelajaran. Kurangnya interaksi timbal balik

antara guru dengan siswa dan antara siswa itu sendiri. Disinilah peran guru

sebagai pembimbing sangat dibutuhkan, hal ini menuntut pengajar untuk bersikap

lebih objektif dan professional dalam melaksanakan tugasnya.

Pencapaian prestasi belajar kompetensi kejuruan kelas X Tata Niaga 2

masih rendah dengan nilai rata-rata kelas adalah 58,16. Nilai tersebut masih di

bawah KKM yaitu 70. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 15

siswa (60%) dan 10 siswa (40%) mendapat nilai di atas 70. Kegiatan

pembelajaran yang diterapkan juga kurang inovatif dan kreatif hal ini terlihat dari

tingkat motivasi belajar siswa juga masih kurang, hal ini dapat terlihat sebelum

diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya, berdasarkan hasil angket

motivasi belajar yang dijawab oleh siswa dapat dilihat pada tebel di bawah ini :

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 4. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum diterapkan model

pembelajaran tutor sebaya

No Aspek Rata-rata nilai motivasi belajar

1 Motivasi intrinsik 66,5

2 Motivasi ekstrinsik 63,56

Rata-rata 65,44

Dari hasil angket motivasi belajar siswa pra tindakan pada tabel 4 di atas

dapat dilihat bahwa nilai rata-rata motivasi belajar siswa adalah 65,44. Jumlah

siswa yang mempunyai motivasi tinggi atau jumlah skor di atas 68 adalah 6 siswa

(24%), sedangkan jumlah siswa yang mempunyai jumlah skor di bawah 68 adalah

19 siswa (76%). Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas X Tata

Niaga 2 masih kurang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar

dalam mengikuti pembelajaran masih kurang.

Berbagai permasalahan yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan

peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa perlu diberikan solusi untuk

memperbaikinya. Peneliti menawarkan metode pembelajaran aktif yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dan peningkatan prestasi yaitu dengan

penerapan model pembelajaran tutor sebaya. Model pembelajaran tutor sebaya

membantu siswa untuk dapat mengalami langsung situasi pembelajaran yang

terkait dengan materi. Cara ini diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar

siswa yang pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Penelitian siklus 1

a. Perencanaan tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28

April 2011 di ruang guru SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan atau 6 x 45 menit, yakni setiap hari Rabu

dan Sabtu mulai tanggal 4 Mei hingga 11 Mei 2011.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran

Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran kompetensi

kejuruan pemasaran kelas X, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikan bersama guru skenario pembelajaran

tutor sebaya. Pemilihan tutor sebaya, sebanyak 5 siswa yang memiliki

kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.

Siklus I direncanakan akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 x 45

menit). Skenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:

Pertemuan I (Rabu, 4 Mei 2011)

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai pertemuan ini proses

belajar mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor

sebaya.

d) Penyajian materi secara garis besar sebagai pengantar materi.

e) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki

kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.

f) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing

kelompok.

g) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang

tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang

dipelajari.

h) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang

akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II (Sabtu, 7 Mei 2011)

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah

dibagi pada pertemuan sebelumnya.

d) Masing-masing kelompok diberi waktu 15 menit untuk presentasi

e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.

f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara

kelompok.

g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes

tertulis.

Pertemuan III (Rabu, 11 Mei 2011)

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

a) Pelaksanaan tes prestasi belajar untuk mengetahui tingkat kemampuan

berpikir kritis siswa.

b) Pengumuman dan pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik

berdasarkan penilaian pengamat.

2) Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyusun istrumen penelitian, yaitu berupa lembar angket

motivasi, pedoman wawancara dan lembar observasi tentang penerapan model

pembelajaran tutor sebaya

Tabel 5. Kriteria penilaian skor motivasi belajar

No Jumlah Skor Katagori

1 0 – 33 Rendah

2 34 – 67 Sedang

3 68 – 100 Tinggi

3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan metode pembelajaran

tutor sebaya pada siklus I adalah konfirmasi keputusan pelanggan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Standar Kompetensi : Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan

Kompetensi Dasar : Menindaklanjuti respon dan permintaan

konsumen, Mengorganisasikan dan mengelola

komunikasi pemasaran yang terintegrasi

4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat prestasi

belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran tutor sebaya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dan

masing-masing pertemuan selama 2 x 45 menit. Pelaksanaan Siklus I

dilaksanakan pada tanggal 4, 7, dan 11 Mei 2011.

Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah konfirmasi keputusan

pelanggan. Pada awal pelaksanaan tindakan diberikan suatu pengarahan tentang

model pembelajaran tutor sebaya kepada siswa. Hal ini bertujuan agar

pelaksanaan model pembelajaran tersebut berjalan lancar. Pengarahan tersebut

berisi langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya, yang meliputi:

mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, diskusi kelompok tutor

sebaya, presentasi kelas dan yang terakhir post tes. Dengan adanya pengarahan

tersebut maka siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai model

pembelajaran tutor sebaya, sehingga siswa dapat melaksanakan dengan baik

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masing-masing tahapannya.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

Pertemuan ke- 1 (siklus I)

Pertemuan ke-1 pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai hari ini proses belajar

mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor sebaya.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

e) Guru menyampaikan garis besar materi tentang konfirmasi keputusan

pelanggan untuk mendukung siswa dalam menyelesaikan soal dan materi

yang akan diberikan. Hampir semua siswa memperhatikan dan mencatat

materi yang disampaikan guru. Namun masih ada siswa yang kurang

memperhatikan dua siswa yang duduk paling belakang mereka terlihat

sibuk sendiri, suasana kelas tetap tenang dan kondusif.

f) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki

kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.

g) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing

kelompok. Pembagian materi yang akan dipelajari, yaitu :

(1) Kelompok 1 dengan materi Advertensi.

(2) Kelompok 2 dengan materi Menindaklanjuti respon dan

permintaan konsumen

(3) Kelompok 3 dengan materi Personal selling (Penjualan

Perseorangan).

(4) Kelompok 4 dengan materi Personal selling (Penjualan

Perseorangan)

(5) Kelompok 5 dengan materi Direct mail.

h) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang

tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang

dipelajari. Kegiatan diskusi kelompok ini berjalan cukup baik walaupun

ada 2 kelompok yaitu kelompok 3 dan 5 yang ramai sendiri.

i) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang

akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.

j) Salam penutup.

Pertemuan ke- 2 (siklus I)

Pertemuan ke-2 pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Mei 2011

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru meyampaikan rencana kegiatan hari ini yaitu diskusi kelas.

d) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah

dibagi pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi

waktu 15 menit untuk presentasi.

e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.

f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara

kelompok.

g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes

tertulis.

h) Salam penutup.

Pertemuan ke- 3 (siklus I)

Pertemuan ke-3 pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Mei 2011

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat

siswa dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa dan kelas.

c) Guru memberikan petunjuk pengerjaan soal dalam tes uraian

d) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa mengerjakan

secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama

proses pembelajaran berlangsung.

e) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil belajar dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

f) Guru bersama peneliti meminta lembar jawaban siswa.

g) Guru mengumumkan dan memberikan penghargaan kelompok terbaik.

Kelompok terbaik pada siklus 1 adalah kelompok 2

Siswa terbaik adalah Arum Restriyani

h) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.

i) Salam penutup.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada

lembar observasi yang telah disusun. Peneliti mengamati proses pembelajaran

kompetensi kejuruan pemasaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang

telah disusun. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas

menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melakukan pengamatan terhadap

proses belajar pada tiap pertemuan. Guru melakukan penyajian kelas tentang

pelaksanaan model pembelajaran tutor sebaya dan penjelasan materi tentang

menindaklanjuti respon dan permintaan konsumen, mengorganisasikan dan

mengelola komunikasi pemasaran yang terintegrasi. Guru juga membagi kelas

menjadi kelompok yang masing-masing anggotanya terdiri dari 5 siswa dengan 1

orang siswa sebagai tutor atau ketua kelompoknya. Guru juga mempersiapkan

materi dan tugas untuk didiskusikan setiap kelompok dengan bantuan tutor

sebaya. Terakhir mengadakan post tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

Awal pembelajaran atau pertemuan pertama, pada saat guru menjelaskan,

sebagian besar siswa sudah fokus memperhatikan, hanya beberapa siswa terlihat

kurang memperhatikan. Mereka cenderung acuh pada penjelasan guru dan sibuk

mengobrol dengan teman sebelah. Kegiatan diskusi kelompok pada pertemuan

pertama ini berjalan cukup antusias dalam belajar, hal ini terlihat dari kerjasama

mereka di masing-masing kelompok dalam menyelesaikan tugas yang sudah

dibagikan oleh guru. Namun, masih ada pula dua kelompok yang kurang aktif

dalam diskusi. Hal ini terlihat dari tidak semua anggota kelompok turut

berpartisipasi dalam diskusi yang berlangsung. Pada pertemuan kedua, keaktifan

siswa semakin meningkat dalam diskusi kelas, setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Meskipun dalam

diskusi kelas ini banyak siswa belum berani mengeluarkan pendapat dalam

mengikuti diskusi kelas ini. Pada pertemuan ketiga, semua siswa mengerjakan

soal tes dengan baik dan mandiri. Kegiatan observasi ini diperlukan untuk

mengetahui tindakan yang telah dilakukan untuk dapat dievaluasi keefektifannya.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan model

pembelajaran tutor sebaya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan model

pembelajaran tutor sebaya, rata-rata kelas adalah 58.16 namun setelah

diterapkannya model pembelajaran ini, rata-rata kelas menjadi 80.16. Jumlah

siswa yang mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 70 sebanyak 16 siswa dari

jumlah keseluruhan 25 siswa. Dengan kata lain, indikator ketercapaian pada siklus

I belum tercapai, yaitu 64% siswa memperoleh nilai di atas 70 dari 75% target

yang direncanakan. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada

siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yang

diterapkan oleh guru. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung

sebagian siswa ramai sendiri.

2) Kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan siswa lain masih belum

maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk bekarjasama

dalam kelompok agak sulit, khususnya dengan anggota kelompok yang

bukan dari siswa yang sudah dikenal akrab sebelumnya.

3) Masih ada siswa yang hasil belajarnya belum mencapai batas tuntas yang

ditetapkan oleh guru.

4) Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang

siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum optimal.

Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya

didominasi oleh beberapa siswa tertentu.

Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang

dapat dilakukan adalah :

1) Guru menjelaskan lebih rinci lagi tahapan-tahapan dalam pelaksanaan

model pembelajaran tutor sebaya agar siswa tidak kebingungan dalam

pembelajaran dan dapat lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa pada tugas kelompoknya dan

keseriusan dalam mengikuti kegiatan tutorial (bimbingan).

3) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya kepada guru

maupun tutor sebaya, dan memberi pengarahan supaya mau membuka diri,

terhadap kekurangan yang ia miliki.

4) Guru lebih teliti dalam mengorganisir kegiatan anggota kelompok dan

tutor sebaya, saat kegiatan tutorial berlangsung. Serta memberi motivasi

lebih pada siswa -siswa yang masih pasif saat kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, untuk memperbaiki kekurangan yang

terjadi dan lebih memantapkan hasil yang diperoleh pada siklus I maka

dilaksanakan siklus II.

3. Penelitian siklus II

a. Perencanaan tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 12

Mei 2011 di ruang guru SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan

dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan atau 6 x 45 menit, yakni setiap hari Rabu

dan Sabtu mulai tanggal 14 Mei hingga 21 Mei 2011.

Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:

5) Menyiapkan perangkat pembelajaran

Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran ekonomi kelas X,

kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

mendiskusikan bersama guru skenario pembelajaran tutor sebaya. Pemilihan tutor

sebaya, sebanyak 5 siswa yang memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata

siswa satu kelas. Tutor pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I karena

menurut pandangan guru tutor-tutor itu kinerjanya baik.

Siklus I direncanakan akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 x 45

menit). Skenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:

Pertemuan I (Sabtu, 14 Mei 2011)

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai pertemuan ini proses

belajar mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor

sebaya.

d) Penyajian materi secara garis besar sebagai pengantar materi.

e) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki

kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.

f) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing

kelompok.

g) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang

tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang

dipelajari.

h) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang

akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II (Rabu, 18 Mei 2011)

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah

dibagi pada pertemuan sebelumnya.

d) Masing-masing kelompok diberi waktu 15 menit untuk presentasi

e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.

f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara

kelompok.

g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes

tertulis.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pertemuan III (Sabtu, 21 Mei 2011)

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

a) Pelaksanaan tes prestasi belajar untuk mengetahui tingkat kemampuan

berpikir kritis siswa.

b) Pengumuman dan pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik

berdasarkan penilaian pengamat.

6) Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyusun istrumen penelitian, yaitu berupa lembar angket

motivasi, pedoman wawancara dan lembar observasi tentang penerapan metode

pembelajaran tutor sebaya

7) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan metode pembelajaran

tutor sebaya pada siklus I adalah konfirmasi keputusan pelanggan

Standar Kompetensi : Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Standar Operating Procedure

perusahaan (SOP) untuk melakukan konfirmasi

keputusan pelanggan.

Mengidentifikasi produk yang dipesan dan dibeli

pelanggan.

8) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat prestasi

belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran tutor sebaya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dan

masing-masing pertemuan selama 2 x 45 menit. Pelaksanaan Siklus II

dilaksanakan pada tanggal 14, 18, dan 21 Mei 2011.

Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah konfirmasi

keputusan pelanggan. Pada awal pelaksanaan tindakan diberikan suatu

pengarahan tentang model pembelajaran tutor sebaya kepada siswa. Hal ini

bertujuan agar pelaksanaan model pembelajaran tersebut berjalan lancar.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Pengarahan tersebut berisi langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya,

yang meliputi: mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, diskusi

kelompok tutor sebaya, presentasi kelas dan yang terakhir post tes. Dengan

adanya pengarahan tersebut maka siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai model pembelajaran tutor sebaya, sehingga siswa dapat melaksanakan

dengan baik kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masing-masing

tahapannya.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

Pertemuan ke- 1 (siklus II)

Pertemuan ke-1 pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei 2011

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai hari ini proses belajar

mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor sebaya.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

e) Guru menyampaikan garis besar materi tentang konfirmasi keputusan

pelanggan untuk mendukung siswa dalam menyelesaikan soal dan materi

yang akan diberikan. Hampir semua siswa memperhatikan dan mencatat

materi yang disampaikan guru.

f) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki

kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.

g) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing

kelompok. Pembagian materi yang akan dipelajari, yaitu :

(1) Kelompok 1 dengan materi unit penerimaan dan pemeriksaan serta

yang digunakan.

(2) Kelompok 2 dengan materi mengidentifikasi produk yang dipesan

dan dibeli pelanggan.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(3) Kelompok 3 dengan materi unit penerimaan dan pemeriksaan serta

yang digunakan.

(4) Kelompok 4 dengan materi cara penerimaan dan pemeriksaan

barang yang dibeli.

(5) Kelompok 5 dengan materi standar operating procedure perusahan

(SOP) untuk melakukan konfirmasi keputusan pelanggan.

h) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang

tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang

dipelajari. Semua kelompok sudah menjalankan diskusi dengan baik.

i) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang

akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.

j) Salam penutup.

Pertemuan ke- 2 (siklus II)

Pertemuan ke-2 pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2011

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.

c) Guru meyampaikan rencana kegiatan hari ini yaitu diskusi kelas.

d) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah

dibagi pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi

waktu 15 menit untuk presentasi.

e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.

f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara

kelompok.

g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes

tertulis.

h) Salam penutup.

Pertemuan ke- 3 (siklus II)

Pertemuan ke-3 pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Mei 2011

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa dan kelas.

c) Guru memberikan petunjuk pengerjaan soal dalam tes uraian

d) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa

mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa

pelajari selama proses pembelajaran berlangsung.

e) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil belajar dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

f) Guru bersama peneliti meminta lembar jawaban siswa.

g) Guru mengumumkan dan memberikan penghargaan kelompok terbaik.

Kelompok terbaik pada siklus II adalah kelompok 1.

Siswa terbaik adalah Shinta Khusnul Khotijah.

h) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.

i) Salam penutup

c. Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada

lembar observasi yang telah disusun. Peneliti mengamati proses pembelajaran

kompetensi kejuruan pemasaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang

telah disusun. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas

menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melakukan pengamatan terhadap

proses belajar pada tiap pertemuan. Guru melakukan penyajian kelas tentang

pelaksanaan model pembelajaran tutor sebaya dan penjelasan materi tentang

Mendeskripsikan Standar Operating Procedure perusahaan (SOP) untuk

melakukan konfirmasi keputusan pelanggan dan mengidentifikasi produk yang

dipesan dan dibeli pelanggan. Guru juga membagi kelas menjadi kelompok yang

masing-masing anggotanya terdiri dari 5 siswa dengan 1 orang siswa sebagai

tutor atau ketua kelompoknya. Guru juga mempersiapkan materi dan tugas untuk

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

didiskusikan setiap kelompok dengan bantuan tutor sebaya. Terakhir mengadakan

post tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

Pada siklus II ini peran serta siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat.

Siswa melaksanakan diskusi dengan bantuan tutor dalam kelompoknya masing-

masing dengan baik, sebagian besar siswa sudah dapat memberikan kontribusi

bagi kelompoknya masing-masing terhadap materi yang mereka diskusikan.

Kegiatan diskusi dalam kelompok didominasi dengan saling bertukar pendapat

antar anggota kelompok dan tutor, mereka bekerja sama dalam menyusun laporan

akhir tentang materi pelajaran yang telah dibagikan. Keaktifan siswa mengalami

peningkatan, terbukti dengan siswa yang semula tidak berani mengeluarkan

pendapat menjadi berani berpendapat, misalnya pada saat pelaksanaan presentasi

di depan kelas, siswa anggota kelompok lain ikut mengevaluasi dan bertanya

tentang penyajian materi yang belum dipahami.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan dapat dilihat bahwa

penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa antara sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran tutor

sebaya. Pada siklus II, dari 25 siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 sebesar

88% atau 22 siswa Dengan demikian pada siklus II telah tercapai indikator

kinerja ketercapaian tujuan tindakan yaitu 88% siswa telah memperoleh nilai di

atas 70 dari 75 % target yang direncanakan. Pada siklus II ini juga guru

membagikan lagi angket motivasi untuk mengetahui tingkat motivasi belajar

siswa setelah diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya. Dari hasil angket

motivasi belajar siswa setelah dilaksanakannya model pembelajaran tutor sebaya

nilai rata-rata motivasi belajar siswa adalah 73,4. Jumlah siswa yang mempunyai

motivasi tinggi atau jumlah skor di atas 68 adalah 18 siswa (72%), sedangkan

jumlah siswa yang mempunyai jumlah skor di bawah 68 adalah 7 siswa (28%).

Hal ini berarti aspek terciptanya pembelajaran yang inovatif dan kreatif telah

mencapai indikator kinerja, ketercapaian tindakan yaitu jumlah siswa mempunyai

motivasi tinggi diatas 70%. Setelah menganalisis dan mengolah data hasil

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

observasi serta refleksi siklus II diperoleh kesimpulan bahawa kedua indikator

kinerja ketercapaian tujuan penelitian, baik dilihat dari prestasi belajar maupun

motivasi belajar dapat terpenuhi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

tindakan kelas telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan

siklus berikutnya.

B. Pembahasan

Penerapan model pembelajaran tutor sebaya merupakan penelitian

tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar kompetensi

kejuruan pemasaran siswa. Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan dua

siklus pembelajaran dengan model yang sama pada tiap siklusnya, yaitu model

pembelajaran tutor sebaya. Setiap siklus yang diterapkan pada proses

pembelajaran mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yaitu

meningkatnya motivasi belajar dan prestasi belajar kompetensi kejuruan

pemasaran siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah

dilaksanakannya model pembelajaran tutor sebaya dapat dilihat pada grafik

berikut:

Gambar 3. Grafik nilai rata-rata motivasi belajar siswa

Grafik di atas memberikan informasi bahwa sebelum diterapkan model

pembelajaran tutor sebaya nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar 66,5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Motivasi intrinsik Motivasi ekstrinsik

Sebelum penerapan tindakan

Setelah penerapan tindakan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dan motivasi ekstrinsik sebesar 53,55. Setelah diterapkannya model pembelajaran

tutor sebaya nilai rata-rata motivasi intrinsik meningkat menjadi 74,68 dan

motivasi ekstrinsik meningkat menjadi 71,11.

Tabel 6. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan

model pembelajaran tutor sebaya

No Kriteria

Jumlah siswa Persentase

Sebelum

Penerapan

Setelah

Penerapan

Sebelum

Penerapan

Setelah

Penerapan

1 Rendah - - - -

2 Sedang 19 7 76% 28%

3 Tinggi 6 18 24% 72%

(Sumber: data primer yang diolah, 2011)

Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya

model pembelajaran tutor sebaya jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi

adalah 6 siswa (24%), sedangkan jumlah siswa yang mempunyai motivasi sedang

adalah 19 siswa (76%). Setelah diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya

jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi adalah 18 siswa (72%), sedangkan

jumlah siswa yang mempunyai sedang adalah 7 siswa (28%). Hal ini berarti

aspek motivasi belajar siswa telah mencapai indikator kinerja, ketercapaian

tindakan yaitu jumlah siswa mempunyai motivasi tinggi diatas 40%.

Selain peningkatan motivasi belajar siswa dengan penerapan model

pembelajaran tutor sebaya ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Peningkatan prestasi belajar siswa dapat terlihat pada grafik di bawah ini:

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Grafik nilai rata

Grafik di atas memberikan informasi bahwa

pembelajaran tutor sebaya nilai rata

58,16. Setelah diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I nilai

rata-rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 80,16 dan pada siklus II

meningkat menjadi 82,64.

Tabel 7

Kriteria Jumlah Siswa

Sebelum

Penerapan

Tuntas 10

Tidak

Tuntas

15

(Sumbe

Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya

model pembelajaran tutor sebaya jumlah siswa

70 sebanyak 15 siswa (

Setelah penerapan model pembelajaran tuto

yang memperoleh nilai di

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Sebelum

Penerapan

Tindakan

Siklus I

Gambar 4. Grafik nilai rata-rata prestasi belajar siswa

memberikan informasi bahwa sebelum diterapkan model

pembelajaran tutor sebaya nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah sebesar

h diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I nilai

rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 80,16 dan pada siklus II

meningkat menjadi 82,64.

Tabel 7. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Jumlah Siswa Persentase

Sebelum

Penerapan

Siklus I Siklus II Sebelum

Penerapan

Siklus I

16 22 40% 64%

9 3 60 % 36%

(Sumber: data primer yang diolah, 2011)

Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya

model pembelajaran tutor sebaya jumlah siswa yang memperoleh nilai di

siswa (60%) dan 10 siswa (40%) mendapat nilai di

Setelah penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada siklus 1 jumlah siswa

yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 9 siswa (36%) dan 16 siswa (

Siklus I Siklus II

Siklus II

Siklus I

Sebelum Penerapan

Tindakan

48

sebelum diterapkan model

rata prestasi belajar siswa adalah sebesar

h diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I nilai

rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 80,16 dan pada siklus II

Siklus II

88%

12%

Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya

yang memperoleh nilai di bawah

%) mendapat nilai di atas 70.

jumlah siswa

siswa (64%)

Sebelum Penerapan

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mendapat nilai di atas 70. Pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai di

bawah 70 sebanyak 3 siswa (12%) dan 22 siswa (88%) mendapat nilai di atas 70.

Hal ini berarti aspek prestasi belajar siswa telah mencapai indikator kinerja,

ketercapaian tujuan tindakan yaitu 88% siswa telah memperoleh nilai di atas 70

dari 75 % target yang direncanakan.

Adapun deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai

siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut, sebelum melaksanakan siklus I, peneliti

melakukan survey awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK Bhineka

Karya 1 Boyolali. Dari hasil survey, peneliti menemukan bahwa motivasi dan

prestasi belajar siswa kelas X Tata Niaga 2 pada mata pelajaran kompetensi

kejuruan pemasaran masih kurang optimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan

diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut,

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Pada siklus I, peneliti

dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran

untuk kelas X Tata Niaga 2, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang lengkap dengan skenario pembelajaran. Materi yang

dibahas adalah menindaklanjuti respon dan permintaan konsumen,

mengorganisasikan dan mengelola komunikasi pemasaran yang terintegrasi.

Setelah perangkat siap, peneliti mendiskusikannya dengan guru sebagai pelaksana

pembelajaran. Pada siklus I direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga kali

pertemuan. Penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I berjalan

dengan lancar, siswa pun terlihat lebih aktif. Namun, dari hasil pengamatan

terhadap proses belajar mengajar mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran

pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa belum

terbiasa menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yang diterapkan oleh

guru. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa ramai

sendiri. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan siswa lain masih belum

maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk bekarjasama dalam

kelompok agak sulit, khususnya dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa

yang sudah dikenal akrab sebelumnya. Masih ada siswa yang hasil belajarnya

belum mencapai batas tuntas yang ditetapkan oleh guru. Kemampuan guru dalam

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

mengelola kelas, khususnya dalam merangsang siswa untuk ikut aktif dalam

proses pembelajaran masih belum optimal. Selama proses pembelajaran dapat

dilihat siswa yang aktif biasanya didominasi oleh beberapa siswa tertentu.

Oleh karena itu, peneliti bersama guru mata diklat mencari solusi dan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II untuk mengatasi

kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran mata pelajaran kompetensi

kejuruan pemasaran pada siklus I. Materi pada siklus II adalah Mendeskripsikan

Standar Operating Procedure perusahaan (SOP) untuk melakukan konfirmasi

keputusan pelanggan dan mengidentifikasi produk yang dipesan dan dibeli

pelanggan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus

II siswa terlihat semakin aktif dan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh.

Kelemahan pada siklus I sudah teratasi pada siklus II. Kegiatan belajar mengajar

di kelas yang sebelumnya teacher center menjadi student center sehingga siswa

aktif dalam proses pembelajaran baik dalam diskusi kelompok, presentasi, tanya

jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam bekerja sama dan menumbuhkan

semangat kebersamaan di dalam kelompok belajar. Suasana pembelajaran santai,

menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan siswa sehingga membuat siswa

nyaman dalam belajar. Hal ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam

mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan.

Wawancara yang dilakukan terhadap siswa setelah siklus I dan siklus II

diperoleh hasil bahwa siswa merasa lebih senang dan cukup tertarik dengan

pembelajaran tutor sebaya, siswa juga mengungkapkan bahwa nilai ulangan mata

pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran mengalami kenaikan, sedangkan hasil

wawancara yang dilakukan terhadap guru diperoleh keterangan bahwa motivasi

dan prestasi siswa mengalami peningkatan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar. Model

pembelajaran tutor sebaya berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran

kompetensi kejuruan pemasaran . Hal ini terbukti pada terciptanya pembelajaran

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang inovatif dan kreatif dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Temuan yang muncul selama kegiatan belajar mengajar antara lain:

1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Karena dalam hal ini kegiatan belajar mengajar di kelas berpusat pada

siswa (student center) sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.

2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi

karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang

disampaikan oleh guru dapat menanyakan lebih lanjut dan leluasa baik

kepada guru secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya

yang berfungsi sebagai tutor.

3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok

untuk menyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam

mengikuti diskusi kelompok maupun diskusi kelas pada saat presentasi.

4) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas

mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa

sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena

sebelumnya sudah melihat secara langsung guru menjelaskan dan

memberikan contoh secara langsung mengenai materi yang sedang

dipelajari.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

1. Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dapat Menciptakan

Pembelajaran inovatif dan kreatif

Berdasarkan hasil observasi penelitian, maka dapat diambil simpulan

bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat menciptakan

pembelajaran yang inovatif dan kreatif, terlihat dari meningkatnya motivasi

belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa dalam

pembelajaran, diantaranya adalah interaksi dan kerjasama antar siswa semakin

baik, siswa semakin mempunyai keberanian untuk mengemukakan ide dan

pendapat di depan kelas. Pusat pembelajaran tidak lagi pada guru, peran guru

hanya sebatas fasilitator dan evaluator. Siswa dituntut untuk aktif mencari

informasi serta harus dapat saling bertukar pikiran. Sebelum diterapkan model

pembelajaran tutor sebaya, motivasi belajar kompetensi kejuruan pemasaran siswa

masih kurang terlihat dari skor motivasi belajar siswa nilai rata-rata motivasi

intrinsik adalah sebesar 66,5 dan motivasi ekstrinsik sebesar 53,55 dengan jumlah

siswa yang mempunyai motivasi tinggi adalah 6 siswa (24%), sedangkan jumlah

siswa yang mempunyai motivasi sedang adalah 19 siswa (76%). Setelah

diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya skor motivasi belajar siswa

meningkat, nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar 74,68 dan motivasi

ekstrinsik sebesar 71,11 jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi adalah 18

siswa (72%), sedangkan jumlah siswa yang mempunyai sedang adalah 7 siswa

(28%). Dengan demikian siklus II sudah tercapai 72% dari 70 % yang

direncanakan.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dapat Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan data berupa nilai ulangan siswa sebelum dan sesudah

penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai awal siswa sebelum

penerapan model pembelajaran tutor sebaya sebesar 58,16. Pada siklus I, nilai

ulangan siswa nilai rata-rata adalah 80,68. Terjadi peningkatan nilai

dibandingkan dengan sebelum penerapan model pembelajaran tutor sebaya, yaitu

sebesar 22,52 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 82,64. Dalam hal ini

terjadi peningkatan nilai dibandingkan dengan siklus I, yaitu sebesar 1,96. Pada

pelaksanaa siklus II siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 ada 22 siswa (88%)

Dengan demikian siklus II sudah tercapi dari 75 % yang direncanakan.

Peningkatan ini disebabkan siswa mempunyai kesempatan untuk

mempelajari materi secara berulang-ulang dan kemudahan memahami materi

yang disampaikan oleh teman sebaya. Siswa juga dituntut untuk bertukar

informasi atau mengajarkan materi kepada temannya sehingga dapat

meningkatkan ingatan dan pemahaman siswa pada materi yang dipelajari serta

bertanggungjawab pada saat kuis karena nilai kuis merupakan acuan untuk

penilaian kelompok.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan

satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa.

Faktor dari pihak guru antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan

menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan

metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses

pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan semangat

dan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang

berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar.

Dalam pelaksanaannya interaksi dan kerjasama antar siswa semakin baik, siswa

semakin mempunyai keberanian untuk mengemukakan ide dan pendapat di depan

kelas. Melalui model ini siswa juga mendapat kemudahan memahami materi

yang disampaikan oleh teman sebaya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model

pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula

dengan materi pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan proses maupun hasil

dari pembelajaran kompetensi kejuruan pemasaran. Dalam meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan

metode pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu

siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Di samping itu dapat

menghapus pandangan siswa bahwa pembelajaran yang membosankan menjadi

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki

kemampuan dalam mengajak siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

sehingga siswa menjadi tidak malu bertanya atau maju di depan kelas

menyampaikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran peneliti untuk meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1

Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Siswa tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya pusat informasi, siswa

dapat memperoleh informasi dari berbagai media dan sumber

pembelajaran.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Siswa lebih terlatih untuk tampil di depan kelas sehingga tidak lagi merasa

takut dan cangung dalam mengemukakan pendapat dan idenya.

c. Siswa meningkatkan kerjasama dalam kelompok dan membiasakan diri

untuk berdiskusi bertukar pikiran dengan siswa lain.

2. Bagi Guru

a. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yang mendorong

siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi

pembelajaran.

b. Guru yang belum menerapkan model pembelajaran tutor sebaya perlu

menerapkan model tersebut dalam pembelajaran kompetensi kejuruan

pemasaran dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat

meningkatkan motivasi siswa untuk memahami materi yang disajikan

yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan

dan menyampaikan materi serta mengelola kelas dengan cara mengikuti

berbagai pelatihan, seminar pendidikan maupun diskusi dengan rekan

seprofesi sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus

meningkat.

3. Bagi Sekolah

a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan

belajar mengajar, seperti penyediaan buku-buku, LCD dan laptop sebagai

media pembelajaran dikelas.

b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha

mengembangkan model dan metode pembelajaran yang merangsang siswa

untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.