perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · menyelesaikan studi di bangku kuliah. 10. AY. Sulistyo...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN
KEJURUAN PEMASARAN
KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
FAKULTAS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN
KEJURUAN PEMASARAN KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA
KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
BAMBANG WAHYU H
X7407002
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI
KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA
KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN
KEJURUAN PEMASARAN
KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETEN
KEJURUAN PEMASARAN KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA
KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
BAMBANG WAHYU H
X7407002
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI
KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA
KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK Bambang Wahyu Hidayat. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI KEJURUAN PEMASARAN PADA SISWA KELAS X TATA NIAGA SMK BHINEKA KARYA 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan
pada kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. Penelitian ini
menggunakan model pembelajaran tutor sebaya.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan
kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali
tahun ajaran 2010/2011, yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d)
dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b)
pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interprestasi, dan (d) analisis dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model
pembelajaran tutor sebaya dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif, hal ini terlihat dari meningkatnya motivasi belajar siswa sesudah
tindakan. Sebelum diterapkan model pembelajaran tutor sebaya nilai rata-rata
kelas adalah 58,16 atau dengan persentase 40%. Sedangkan motivasi belajar siswa
siswa nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar 66,5 dan motivasi ekstrinsik
sebesar 53,55. Pada siklus I prestasi belajar mengalami peningkatan yaitu dengan
nilai rata-rata 80,16 atau dengan persentase 64%. Pada siklus II prestasi belajar
diperoleh peningkatan rata-rata menjadi 82,64 atau dengan persentase 88%.
Sedangkan motivasi belajar siswa nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar
74,68 dan motivasi ekstrinsik sebesar 71,11. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dengan penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi
kejuruan pemasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT Bambang Wahyu Hidayat. THE APPLICATION OF PEER TEACHING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT IN MARKETING CLASS OF SMK BHINEKA KARYA 1 BOYOLALI IN 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, July 2011.
The aim of this research is to improve the student achievement in
marketing subject. The research was conducted in the X marketing 2 Class of
SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. This research used peer teaching model.
The kind of study is a classroom action research (CAR). This research was
taken place in the collaboration among the researcher, teacher, and involving the
students participation. The subject of research was the X grade of marketing class
of SMK Bhineka Karya 1 Boyolali in 2010/2011. It consists of 25 students.
Techniques of collecting data used were: (a) observation, (b) interview, (c) test,
and (d) documentation. The research procedure included the following stages: (a)
planning, (b) acting, (c) observing, and (d) reflecting.
Based on this research, the conclusion is that the application of peer
teaching model can improve learning motivation and achievement. The peer
teaching model create innovative and creative learning method, it indicates that
learning motivation is improved after action. Before the application of peer
teaching model, the mean of class score is 58.16 (40%). Meanwhile, the score
mean of intrinsic motivation is 66.5 and the extrinsic motivation is 53.55. In cycle
I, the learning achievement improves with the score mean of 80.16 or 64%. In
cycle II, the learning achievement improves with the score mean of 82.64 or 88%.
Meanwhile, the mean value of intrinsic value is 74.68 and extrinsic motivation is
71.11. It can be concluded that the application of peer teaching can improve the
student learning motivation and achievement in the marketing vocational
competency subject.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
( QS Alam Nasyroh : 6 )
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”
(Aristoteles)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk:
Bapak Ibu tercinta yang menjadi semangat dalam menopang langkahku dengan
kasih sayang, doa, dan pengorbanannya yang tak pernah bertepi
Saudara dan sahabat PTN ( Furqon, Agus, Budi, Agung, Andre, Boni, Antar,
Fariz, Tedi, Vina, Ratih, Suni, Nisa, Fela, Yuni, Septi dll) terimakasih atas
dukungan dan kebersamaannya selama ini
Sahabat kos Gedung Putih ( Angga, Wiro, Tarmanto, Yudi, Wahyu, Prio, Irwanto,
Dodik, dan Darmadi) terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini
Sahabat-sahabat terbaikku, semoga persahabatan ini tak kan lekang oleh waktu
Teman-teman seperjuangan PTN ’07
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu,
baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan
terima kasih dan penghargaan penulis haturkan kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna
penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin
penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Sri Wahyuni, M.M selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga
Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan
dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Sunarto MM selaku Pembimbing Akademis yang telah membimbing
dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan bangku kuliah selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
6. Dra. Harini, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak
dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Leny Noviani, S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan arif dan
bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Dosen Prodi Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
9. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk
menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
10. AY. Sulistyo Widoyo, BA selaku Kepala Sekolah SMK BK 1 Boyolali
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
11. Joko Siswanto, S.Pd selaku Kepala prodi Tata Niaga SMK BK 1 Boyolali
yang telah membantu dan memberikan pengarahan sehingga
memperlancar penelitian.
12. Dra. Suramti selaku guru Kompetensi Kejuruan Pemasaran yang telah
membantu dan memberikan pengarahan sehingga memperlancar
penelitian..
13. Siswa kelas X TN 2 terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca
guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, 29 Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
JUDUL .............................................................................................. i
PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................... ii
PERSETUJUAN ............................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ......................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN.................................................. ............... 1
A. Latar Belakang Masalah. ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis .................................................................. 6
2. Manfaat Praktis .................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Model Pembelajaran Tutor Sebaya.......................................... 7
a. Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 7
b. Pembelajaran Tutor Sebaya ............................................... 8
1) Pengertian Tutor Sebaya ............................................... 8
2) Kriteria Tutor Sebaya ................................................... 9
3) Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya............... ............... 9
4) Langkah-langkah Pembelajaran Tutor Sebaya ............... 11
5) Kelebihan dan kekurangan model Tutor Sebaya ............ 11
2. Motivasi Belajar ................................................................... 12
3. Prestasi Belajar........................................................................ 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Pengertian Prestasi Belajar.............................................. 13
b. Fungsi Prestasi Belajar.................................................... 14
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar......... 16
B. Hasil Penelitian yang Relevan..................................................... 17
C. Kerangka Perpikiran ................................................................... 17
D. Hipotesis Tindakan....................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 21
1. Tempat Penelitian ............................................................... 21
2. Waktu ................................................................................ 21
B. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................... 21
C. Sumber Data................................................................................. 22
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 22
1. Observasi ........................................................................... 22
2. Wawancara ......................................................................... 22
3. Angket ............................................................................... 23
4. Tes ..................................................................................... 24
5. Dokumentasi........................................................................ 24
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 24
F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 25
1. Tahap Persiapan ................................................................. 26
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... .... 30
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 30
1. Kondisi Awal ..................................................................... 30
2. Penelitian Siklus I................................................................ 31
a. Perencanaan Tindakan .................................................. 31
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 34
c. Observasi dan Evaluasi ................................................. 37
d. Analisis dan Refleksi .................................................... 38
3. Penelitian Siklus II ............................................................. 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
a. Perencanaan Tindakan ................................................. 39
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 41
c. Observasi dan Evaluasi ................................................ 44
d. Analisis dan Refleksi .................................................... 45
B. Pembahasan ................................................................................ 46
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................... 53
A. Simpulan ..................................................................................... 53
B. Implikasi .................................................................................... 54
C. Saran .......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 57
LAMPIRAN ....................................................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
1. Nilai rata–rata ulangan harian pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran
Kelas X Tata Niaga....................................................................... 3
2. Jumlah dan Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Tata Niaga 2.. 3
3. Indikator Ketercapaian…………………………………………... 26
4. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum diterapkan
model pembelajaran tutor sebaya................................................... 31
5. Kriteria penilaian skor motivasi belajar……………………………… 33
6. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkan model pembelajaran tutor sebaya................................... 47
7. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa..................................................... 49
8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian…………………………………......... 60
9. Pedoman Pengamatan Penerapan model pembelajaran tutor sebaya
pada Guru………………………………………………………….. 63
10. Lembar Kisi-Kisi Instrumen angket Motivasi Belajar…………….. 65
11. Lembar angket motivasi belajar……………………………………. 67
12. Pedoman wawancara guru dan siswa………………………………. 70
13. Daftar nama siswa………………………………………………….. 72
14. Tabulasi skor motivasi belajar sebelum pelaksanaan tindakan…….. 75
15. Silabus………………………………………………………………. 76
16. Pembagian kelompok tutor sebaya…………………………………. 82
17. Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I………………………………... 85
18. Daftar Hadir Siswa Siklus I………………………………………… 95
19. Hasil Pengamatan Penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada
Guru…………………………………………………………………. 87
20. Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II……………………………….. 102
21. Daftar Hadir Siswa Siklus II………………………………………… 103
22. Hasil Pengamatan Penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada
Guru…………………………………………………………………. 104
23. Tabulasi skor motivasi belajar setelah pelaksanaan tindakan………. 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran………………………………………………….. 19
2. Gambar urutan alur penelitian tindakan kelas...................................... 29
3. Grafik nilai rata-rata motivasi belajar siswa....................................... 47
4. Grafik nilai rata-rata prestasi belajar siswa......................................... 48
5. Kondisi proses pembelajaran sebelum penerapan model pembelajaran
tutor sebaya…………………………………………………………… 113
6. Diskusi kelompok tutor sebaya……………………………………….. 113
7. Presentasi kelas……………………………………………………….. 113
8. Guru mendiskusikan pendapat siswa…………………………………. 114
9. Siswa mengerjakan ulangan…………………………………………... 114
10. Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik dan siswa
Terbaik……………………………………………………………….. 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina
potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang
diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah dan
perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk
mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar
sebagai bentuk perubahan perilaku stabil belajar.
Salah satu faktor dari dalam (internal) yang mendukung usaha murid
membimbing dirinya ke perubahan situasi maupun perubahan tingkat
kemajuan dalam proses pengembangan intelek pada khususnya dan proses
pengembangan jiwa, serta sikap pribadi. Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu
sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa.
Pendukung keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan
belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu
sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada
pertemuan nantinya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor lain
yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas.
Kegagalan dan keberhasillan sangat bergantung pada siswa karena individu
mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Dimyati dan mudjiono (2009: 51)
mengemukakan ”Dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa
dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya”.
Makin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah
makin baik tercapai prestasi belajarnya. Motivasi belajar siswa juga berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar. Sardiman A.M (2007: 75) menyatakan bahwa
”Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
tercapai”.
Seorang siswa dinyatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan yang dikehendaki sebagai hasil belajar
mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek
kognitif berkenaan dengan panguasaan pengetahuan baru atau penambahan
pengetahuan yang telah ada, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan
sikap dan minat baru atau penyempurnaan sikap dan minat yang telah dimiliki,
sedangkan aspek psikomotorik berhubungan dengan penguasaan keterampilan
baru atau penyempurnaan keterampilan yang dimiliki.
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan
lulusan yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek di atas, yaitu aspek
kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik, sehingga dapat mengikuti bahkan
menjadi pelopor pembaharuan dalam pendidikan. Salah satu upaya pembaharuan
di bidang pendidikan adalah pembaharuan strategi atau meningkatkan
relevansi metode mengajar (Nana Sudjana, 2000).
Sekolah Menengah Kejuruan Bhinneka Karya I Boyolali merupakan salah
satu sekolah kejuruan yang dibentuk oleh Yayasan Bhinneka Karya cabang
Boyolali. Sekolah tersebut didirikan pada tanggal 10 Juli 1973 dengan surat
keputusan pendirian No. 260/C.IV/S1-IV/1973 yang berlokasi di Jl. Kebon Ijo
No.5 Desa Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. SMK Bhinneka Karya
mempunyai tiga jurusan, yaitu: (1) Jurusan Bisnis dan Manajemen dengan
Program Keahlian Akuntansi dan Tata Niaga, (2) Jurusan Pariwisata dengan
Program Studi Tata Busana, (3) Jurusan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan Program Studi Multimedia. Salah satu program keahlian adalah Tata
Niaga, dalam program ini salah satu mata pelajaran atau mata diklatnya adalah
Kompetensi Kejuruan Pemasaran. Pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran
merupakan pelajaran wajib yang harus ditempuh siswa pada program keahlian
Tata Niaga untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Hasil observasi awal di SMK Bhinneka Karya I Boyolali di kelas X pada
mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran, diketahui bahwa prestasi belajar
siswa banyak yang kurang dari nilai ketuntasan minimal sebesar 75. Seperti
ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut :
Tabel. 1 Nilai rata–rata ulangan harian pelajaran Kompetensi Kejuruan Pemasaran
Kelas X Tata Niaga Tahun Pelajaran 2010/2011
Kelas Nilai Rata-Rata
X Tata Niaga 1 65,14
X Tata Niaga 2 58,16
Sumber: Data nilai rata-rata ulangan harian tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa kelas X Tata Niaga 2
merupakan kelas yang mempunyai nilai rata-rata paling rendah. Pencapaian
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran masih
rendah dengan nilai rata-rata kelas adalah 58,16. Nilai tersebut masih di bawah
KKM yaitu 70. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 15 siswa
(60%) dan 10 siswa (40%) mendapat nilai di atas 70. Data tersebut dapat
dijelaskan melalui tabel berikut ini:
Tabel.2 Jumlah dan Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Tata Niaga 2
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Siswa yang tuntas 10 40%
Siswa yang tidak tuntas 15 60%
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kompetensi
kejuruan pemasaran rendahnya prestasi ini disebabkan oleh rendahnya motivasi
siswa terutama mempelajari materi kompetensi kejuruan pemasaran. Selain itu
dalam pembelajaran guru masih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
Sehingga jika model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang inovatif dan
kreatif akan menjadikan siswa hanya sebagai ”mesin penghafal” yang masa
pengingatnya bersifat jangka pendek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu
model pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara
menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh guru
saja. Selain itu, melalui pemilihan model pembelajaran tersebut diharapkan
sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi juga dapat
meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah
ilmu yang ada terutama mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran.
Salah satu faktor dari luar siswa yang mendukung dalam pencapaian
prestasi belajar ini adalah kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran
yang tepat. Penggunaan suatu model belajar dalam kegiatan pembelajaran tersebut
adalah yang menghubungkan antara pendidik dan peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Jelaslah bahwa metode pembelajaran
mempengaruhi belajar. Model pembelajaran yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula, seperti siswa tidak aktif dalam
mengikuti pelajaran dikarenakan pola pengajaran yang monoton akibat terpusat
pada guru, sehingga siswa tidak ikut berfikir secara lebih aktif.
Banyak model-model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
lebih memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk aktif belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-
kendala di atas adalah model pembelajaran teman sebaya (model pembelajaran
tutor sebaya). Kita tahu bahwa dalam kenyataannya, anak yang belajar dari anak-
anak lain yang memiliki status dan umur yang sama, kematangan / harga diri yang
tidak jauh berbeda, maka dia tidak akan merasa begitu terpaksa untuk menerima
ide- ide dan sikap-sikap dari ‘guru-guru’nya tersebut. Dalam pembelajaran tutor
sebaya ‘guru-guru’nya, yaitu teman sebayanya itu, tidaklah begitu lebih bijaksana
dan berpengalaman dari padanya.
Pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu metode yang seyogyanya
mendapatkan perhatian dan pilihan bagi guru dalam memberikan pengajaran suatu
pokok bahasan, karena tutor sebaya adalah model pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa seangkatan atau satu kelas yang ditunjuk oleh guru dengan berbagai
pertimbangan. Adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain karena tidak adanya
rasa enggan atau mau bertanya. Dengan demikian diharapkan penggunaan model
pembelajaran tutor sebaya dapat memermudah siswa dalam memahami konsep /
materi yang diajarkan oleh guru.
Pembelajaran kompetensi kejuruan pemasaran akan lebih menarik jika
dikemas dalam pembelajaran tutor sebaya. Dengan diterapkannya model
pembelajaran ini diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis bermaksud akan melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Kejuruan
Pemasaran Pada Siswa Kelas X Tata Niaga SMK Bhineka Karya 1 Boyolali
Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah "Apakah penerapan model
pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar kompetensi
kejuruan pemasaran pada siswa kelas X Tata Niaga SMK Bhineka Karya 1
Boyolali ?”
Definisi operasional dari kedua variabel tersebut adalah:
a. Model pembelajaran tutor sebaya adalah suatu model pembelajaran dengan
menggunakan seorang atau beberapa siswa yang ditunjuk oleh guru untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar baik secara individual
maupun kelompok.
b. Prestasi belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku dalam mendapatkan
kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu
hal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di sini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan prestasi belajar kompetensi kejuruan pemasaran pada siswa kelas X
Tata Niaga SMK Bhineka Karya 1 Boyolali melalui model pembelajaran tutor
sebaya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia
pendidikan. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang dapat dijadikan
dasar penelitian lebih lanjut.
b. Memberikan suatu inovasi dalam dunia pendidikan terutama dalam
pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran serta
dapat meningkatkan keaktifan siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Bagi peserta didik yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar
siswa dengan perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses
pembelajaran.
b. Bagi Guru
Sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kreativitas dan kemampuan
dalam pengelolaan kelas selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan metode pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan
prestasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Tutor Sebaya
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan
tekanan utama yang berbeda-beda.
Menurut Dahlan dalam Isjoni (2007: 49) ”Model mengajar dapat diartikan
sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas”.
Sedangkan menurut Muhammad Surya dalam Isjoni (2007: 49) ”Model
pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Model pembelajaran menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2007: 50)
adalah ”Suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan
digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi
petunjuk kepada pengajar di kelasnya”. Dalam penerapan model pembelajaran ini
harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah sebagai suatu rencana dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas atau
proses yang yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan digunakan. Dalam memilih model yang tepat, maka
perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Pembelajaran Tutor Sebaya
1) Pengertian Tutor Sebaya
Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran baru benar-banar
dikuasai ketika si pembelajar mampu mengajarkan kepada orang lain. Silberman
(2006: 177) berpendapat bahwa “Pengajaran sesama siswa memberi siswa
kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan, sekaligus, menjadi
narasumber bagi satu sama lain”. Kita tahu bahwa masing-masing metode
mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan, serta mempunyai daya cocok
yang berbeda bagi masing-masing siswa. Itulah sebabnya guru sudah memilih
sesuatu metode yang paling baik menurut pikirannya, akan tetapi mungkin tidak
cocok bagi beberapa orang atau seorang siswa.
Mulyati (2010: 93) mengatakan, ”Tutor sebaya adalah seorang atau
beberapa siswa yang ditunjuk untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar”. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat
memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara siswa yang satu dengan
dengan yang lain, pada umumnya lebih dekat dibandingkan dengan hubungan
antara siswa dengan guru.
Masih menurut Mulyati (2010: 93) mengemukakan ”Dalam pelaksanaan
pembelajaran tutor sebaya, tutor-tutor ini dapat membantu teman-temannya baik
secara individual maupun secara kelompok berdasarkan petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh guru”. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan-
kegiatan keompok. Dalam hal tertentu ia pun dapat berperan sebagai pengganti
guru.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tutor sebaya adalah
metode mengajar dengan menggunakan seorang atau beberapa siswa yang
ditunjuk oleh guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar baik
secara individual maupun kelompok. Siswa lebih mudah menerima keterangan
yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain .
Siswa yang dipilih sebagai tutor hendaknya diperhatikan segi kemampuan
dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain. Tutor adalah
siswa yang tergolong baik dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sosial yang baik dengan teman-tamannya ia harus diterima dan cukup disenangi
oleh teman-temannya terutama oleh siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2) Kriteria Tutor Sebaya
Siswa yang dipilih untuk menjadi tutor hendaklah memiliki kemampuan
dalam penguasaan materi belajar dan memiliki kemampuan untuk membantu
orang lain. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi tutor sebaya menurut
Suharsimi Arikunto dalam Mulyati (2010: 137) antara lain :
a) Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat program perbaikan, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
b) Dapat menerangkan dengan jelas bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima perbaikan.
c) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. d) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan,
yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. Menentukan siswa yang memenuhi berbagai persyaratan tersebut di atas
memang sulit. Hal ini dapat diatasi dengan cara memberi petunjuk yang jelas apa
yang harus dilakukan siswa sebagai tutor. Dalam pelaksanannya tutor dapat
membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar secara individual
maupun secara kelompok berdasarkan yang diberikan guru.
3) Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya
Silberman (2006) mengemukakan strategi-strategi yang dapat digunakan
untuk pembelajaran antar siswa :
a) Pertukaran kelompok dengan kelompok
Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok
siswa yang berbeda. Setiap kelompok “mengajarkan” kepada siswa lain
apa yang ia pelajari.
b) Belajar ala permainan Jigsaw
Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik yang
paling banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran
kelompok-dengan-kelompok, namun ada satu perbedaan penting: yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternative menarik bila
ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila
bilangan-bilangannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa
mempelajari sesuatu yang, bila digabungkan dengan materi yang dipelajari
oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang
padu.
c) Setiap siswa bisa menjadi guru di sini
Setiap siswa bisa menjadi guru di sini merupakan strategi mudah untuk
mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggung jawaban individu.
Strategi ini member kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai
“guru” bagi siswa lain.
d) Pemberian pelajaran antar siswa
Pemberian pelajaran antar siswa merupakan strategi untuk mendukung
pengajaran sesame siswa di dalam kelas. Strategi ini menempatkan seluruh
tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
e) Studi kasus bikinan-siswa
Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu merode belajar terbaik.
Diskusi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam
situasi atau contoh konkret, tindakan yang mesti diambil dan pelajaran
yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi
semacam itu di masa mendatang.
f) Pemberitaan
Pemberitaan merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa dan
memancing minat mereka terhadap topik pelajaran sebelum mereka
mengikuti pelajaran. Pendekatan pengajaran sesame siswa ini juga akan
menghasilkan banyak materi dan informasi yang bisa diceritakan antar
siswa.
g) Poster
Metode presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk
memberi informasi kepada siswa secara tepat, memahami apa yang
mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Teknik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa
mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang tengah
Anda diskusikan dalam suasana santai.
4) Langkah – Langkah Pembelajaran Tutor Sebaya
Langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya menurut Silberman (2006:
185-186) adalah sebagai berikut :
a) Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan jumlah yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
b) Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan untuk diajarkan kepada siswa lain.
c) Perintahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada siswa lain.
d) Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannya. Kemudian, perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan pelajaran mereka. Beri tepuk tangan atas usaha keras mereka.
Pembelajaran tutor sebaya dapat pula divariasi dalam pelaksanaannya,
diantaranya dilaksanakan dengan :
a) Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok, perintahkan siswa untuk mengajar atau memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.
b) Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa tugas membaca sebelum memulai pelajaran mereka.
Sesuai pendapat di atas dalam penelitian ini dalam pelaksanaannya siswa
dibagi menjadi kelompok- kelompok yang beranggotakan 5 – 6 siswa dengan
seorang siswa sebagai tutornya. Seorang tutor adalah siswa dalam satu kelas itu
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas
untuk membantu anggota kelompoknya memahami materi ajar.
5) Kelebihan dan Kekurangan Model Tutor Sebaya
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Menurut Mulyati (2010: 137) adapun kelebihan dan kelemahan
model tutor sebaya adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a) Kelebihan dari tutor sebaya (1) Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang
mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. (2) Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat
konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali.
(3) Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas, dan melatih kesabaran.
(4) Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
b) Kelemahan dari tutor sebaya (1) Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya
berhadapan dengan kawannya sehingga hasilnya kurang memuaskan.
(2) Ada beberapa anak menjadi malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh kawannya.
(3) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan.
(4) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing.
(5) Tidak semua siswa yang pandai atau cepat tempo belajarnya dapat mengerjakannya kembali kepada kawan-kawannya.
Dengan adanya kelebihan dan kelemahan seperti diuraikan di atas, maka
dalam pelaksanaanya perlu ditanamkan rasa kebersamaan sekaligus kekompakan
pada siswa. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor harus mengembangkan tugas untuk
membantu rekan-rakannya dan tidak boleh egois.
2.Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku scara relative permanen dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut WS Winkel dalam Soemarsono (2007: 13) motivasi belajar
diartikan sebagai “Keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mencapai tujuan”. Hamzah B Uno (2009) mengemukakan hakikat motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa
indikator :
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tesebut
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang hasilnya
berupa prestasi belajar. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar
bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi terhadap penilaian
tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta
didik.
Zainal Arifin (1990: 2-3) mengatakan bahwa “Prestasi belajar berasal dari
kata prestasi dan belajar. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai”. Nana
Syaodih Sumadinata, (2003: 102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat
disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat
dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun
ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana (2008: 22) dalam
bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Muhibin Syah (2009: 216) berpendapat “Pada prinsipnya, pengungkapan
hasil belajar ideal meliputi seganap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa”. Pengungkapan perubahan tingkah laku itu,
khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil
belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Dengan demikian yang
dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan
tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan
rasa maupun yang berdimensi karsa.
Oemar Halik (2003:115) menjelaskan “Hasil belajar tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan”. Perubahan
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati
dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya sebagai hasil yang telah dicapai.
Prestasi belajar penting untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar telah dicapai dapat diketahui dengan mengadakan kegiatan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001:159) menyatakan tentang
evaluasi hasil belajar merupakan :
Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar merujuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku. Tujuan dilaksanakan kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui
keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam
pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara kontinyu. Kontinyu artinya
evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada awal, pada saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir tatap muka
kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Zainal Arifin (1990: 2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuntitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi prestasi
belajar dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan atau kemunduran
belajar siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar secara lebih bersemangat.
Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi
tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik
dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan daam
proses belajar mengajar ataupun tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia,
banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar efektif. Para pakar
dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar tersebut. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan
belajar dapat memberikan intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar
yang akan diperoleh.
Abu Ahmdi dan Widodo Supriyono (1991: 130-131) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya :
1) Faktor internal, antara lain: a) Faktor jasmaniah (fisiologis), misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis, terdiri dari:
(1) Faktor intelektif yang meliputi: (a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2) Faktor eksternal, ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Dari pendapat di atas, pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari diri siswa (internal) dan yang
berasal dari luar luar diri siswa (eksternal). Hal-hal yang menyangkut keadaan diri
siswa baik keadaan fisik maupun psikologis serta keadaan yang berada di luar diri
siswa seperti lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi hasil belajar yang
dicapai siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dapat dijadikan sebagai
referensi dalam penelitian ini. Penelitian yang sejenis yang peneliti pakai
adalah penelitian tentang tutor sebaya pernah dilakukan Deswari pada SMA
Negeri 10 Padang yang berjudul peningkatan aktivitas siswa belajar fisika melalui
mobel pembelajaran kooperatif dengan metode tutor sebaya. Hasil penelitian
menunjukkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Penelitian tutor sebaya juga pernah dilakukan oleh Sri Sih Retning yang
berjudul penggunaan model pembelajaran kuis aksara bermakna oleh tutor sebaya
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar konsep ekosistem bagi siswa kelas
XII akomodasi perhotelan-1 SMK N 6 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah subjek
penelitian ini di kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali tahun
ajaran 2010/2011 dengan objek penelitian penerapan model pembelajaran tutor
sebaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar kompetensi
kejuruan pemasaran.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Pencapaian suatu tujuan
pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar yang optimal, dapat dilakukan
melalui interaksi timbal balik yang positif antara guru dengan siswa melalui
metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat
adalah penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
selaras dengan materi yang disampaikan. Penggunaan metode pembelajaran yang
kurang tepat akan menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya
guna atau tidak optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam
pembelajaran.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran kompetensi
kejuruan pemasaran di SMK Bhineka Karya 1 Boyolali adalah prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang masih rendah dan juga motivasi belajar yang kurang juga. Rendahnya
prestasi ini disebabkan oleh rendahnya motivasi siswa terutama mempelajari
materi kompetensi kejuruan pemasaran. Selain itu materi pelajaran kompetensi
kejuruan pemasaran adalah pelajaran yang yang sifatnya hafalan, sehingga jika
model pembelajaran yang diterapkan kurang inovatif dan kreatif maka akan
mengakibatkan siswa kurang dalam memahami pelajaran.
Permasalahan rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa tersebut dapat
diatasi dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat. Model dan
metode pembelajaran yang dipilih harus mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan. Cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya adalah guru harus membuat variasi atau kombinasi model dan
metode mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa.
Banyak model pembelajaran yang lebih bervariat. Model pembelajaran
yang dipilih peneliti adalah dengan model pembelajaran tutor sebaya.
Penerapannya model tutor sebaya yang diterapkan dalam proses diskusi adalah
dengan adanya diskusi dengan satu orang siswa sebagai tutor atau pemimpin
kelompok. Pada model tersebut melibatkan banyak siswa dengan latar belakang
yang berbeda aktif bekerjasama dalam suasana gotong royong untuk mengolah
informasi, meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan meningkatkan
penguasaan maupun pemahaman isi akademik mereka. Karena melibatkan peran
serta siswa secara aktif maka model pembelajaran tersebut akan menarik perhatian
siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
Pembelajaran tutor sebaya menyebabkan siswa akan lebih mudah
memahami materi yang sulit untuk mereka diskusikan dengan siswa lain, siswa
lebih termotivasi untuk belajar, dan akan menambah perhatian siswa dalam
kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang menaruh perhatian dalam kegiatan belajar-
mengajar akan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan adanya
minat siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang mempunyai minat
belajar akan cenderung lebih aktif dalam mencari informasi baik dari guru
maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
prestasi belajar yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian tersebut diatas, proses
pembelajaran tutor sebaya diduga dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran yang diterapkan kurang
inovatif dan kreatif
Rendahnya prestasi belajar siswa
Permasalahan prestasi belajar disebabkan oleh:
1. Kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam
menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
belum bervariasi, masih didominasi oleh guru.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa, mereka hanya menerima
pengetahuan yang datang padanya dan malas untuk
mencari informasi dari guru atau sumber lainnnya sehingga
cenderung memperoleh prestasi yang rendah.
Penerapan pembelajaran dengan model tutor sebaya
Peningkatan prestasi belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Penerapan model pembelajaran
tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
kompetensi kejuruan pemasaran kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1
Boyolali”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Peneltian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Bhineka Karya 1 Boyolali yang
beralamat di Jl. Kebon Ijo No.5 Desa Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten
Boyolali. Kelas yang dipilih adalah kelas X Tata Niaga 2. Alasan pemilihan
sekolah dan kelas X Tata Niaga 2 karena pertama, sekolah tersebut belum pernah
digunakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya
penelitian ulang. Kedua, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang
inovatif dan kreatif sehingga perlu inovasi dalam pembelajaran. Ketiga, Kelas X
Tata Niaga 2 terdapat permasalahan rendahnya prestasi belajar dalam pelajaran
kompetensi kejuruan pemasaran.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah mulai bulan Januari
2011. Kegiatan tersebut mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan
penelitian.
B. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka
Karya 1 Boyolali semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Alasan pemilihan
kelas ini adalah dari kedua kelas X Tata Niaga kelas X Tata Niaga 2 mempunyai
masalah rendahnya prestasi belajar kompetensi kejuruan pemasaran. Nilai rata-
rata ulangan harian pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran kelas X Tata Niaga
2 adalah 58,16. Nilai tersebut masih dibawah KKM yaitu 7,0. Selain itu kelas X
Tata Niaga 2 belum pernah digunakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari
kemungkinan adanya penelitian ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari :
1. Siswa kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1 Boyolali yang menjadi
subyek penelitian.
2. Guru mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran kelas X Tata Niaga 2
SMK Bhineka Karya 1 Boyolali.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Margono (2005: 158) “Observasi diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian”. Pelaksanaan teknik observasi dapat dilakukan dengan :
a. Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan
oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang
yang akan diobservasi
b. Observasi non partisipan adalah observasi tidak ikut dalam kegiatan
kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku
pengamat
Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan. Hal
ini dilakukan karena peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan tetapi hanya
mengamati kegiatan secara langsung. Tehnik observasi digunakan untuk
mengumpulkan data dalam proses pembelajaran dan kegiatan belajar-mengajar.
Pada waktu observasi peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi
untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tutor sebaya.
2. Wawancara
Menurut LeComple dalam Rochiati (2005: 117) “Wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu”. Ada beberapa bentuk wawancara, antara lain wawancara terstruktur,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
wawancara setengan setengah terstruktur, dan wawancara tidak tersruktur. Yang
disebut wawancara terstruktur, ialah apabila Anda sebagai pewawancara sudah
mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu. Sedangkan dalam wawancara
yang tidak berstruktur,prakarsa untuk memilih topik bahasan diambil oleh anak /
atau orang yang Anda wawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung, anda
dapat mengarahkan agar yang diinterviw menerangkan, mengelaborasi, atau
mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas. Wawancara yang semi berstruktur
adalah bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, akan tetapi
memberikan keleluasaan untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak
langsung ke focus pertanyaan/bahasan, atau mungkin mengajukan topic bahasan
sendiri selama wawancara berlangsung (Elliot dalam Rochiati 2005)
Dalam penelitian ini bentuk wawancara yang digunakan adalah
wawancara terstruktur. Dimana bahan wawancara telah dipersiapkan terlebih
dahulu. Wawancara dilakukan oleh interviewer kepada guru mata pelajaran
kompetensi kejuruan pemasaran dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar.
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang
timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
3. Angket
Menurut Nana Syaodih (2007: 218) “Angket atau kuisioner
(questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden)”. Instrument
atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan
pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan
terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup. Angket atau kuisioner
dalam penelitian ini adalah pertanyaan tertutup dan digunakan peneliti untuk data
penunjang mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan
model pembelajaran tutor sebaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4. Tes
Menurut Margono (2005: 170) “Tes ialah seperangkat rangsangan
(stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat
jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penettapan skor angka”. Tes hasil belajar
kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang
dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Tes hasil belajar digunakan peneliti
untuk mengetahui tingkat perkembangan hasi belajar siswa sebelum dan setelah
penerapan model pembelajaran tutor sebaya.
5. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran penelitian
dilaksanakan. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa nilai awal, data
siswa, gambar atau foto kegiatan siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan
untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga
data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif komparatif
Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara
kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh
pada siklus I dan siklus selanjutnya sehingga dapat dilihat adanya
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa
yang diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah
kuantitatif sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai
tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas
ketuntasan. Informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan
lengkap selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis data kualitatif
diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus dan
membandingkan kinerja murid dan guru dalam hasil pengamatan.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam bahasa
Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR.
Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Rochiati
Wiriaatmadja (2005: 13) “Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.
Ada tiga kata yang membentuk pengertian pula yang perlu diperhatikan :
1. Penelitian-kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan-sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas-sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk
pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk
melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum
dengan “ruangan tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan
tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang
yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan olah raga,workshop dan
lain-lain.(Zainal,2009: 12)
Dalam penelitian tindakan kelas ini penelitian direncanakan dari siklkus 1
sampai dengan seklus ke-n dan masing-masing siklus dilaksanakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
beberapa tahap yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interprestasi, serta analisis dan refleksi secara umum masing-masing silklus
melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini
adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Guru bersama peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran model tutor sebaya.
b. Peneliti menyusun angket atau quisioner untuk mengetahui motivasi
belajar siswa.
c. Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam
siklus pertama sampai siklus ke-n.
d. Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi pengamatan guru
dan siswa, serta pedoman wawancara.
e. Menyusun dan menetapkan indikator ketercapaian.
Tabel 3. Indikator Ketercapaian
Permasalahan Indikator Kinerja Ukuran Keberhasilan
Pembelajaran
yang diterapkan
kurang inovatif
dan kreatif
Terciptanya pembelajaran yang inovatif dan kreatif ditunjukkan dengan :
a) Meningkatnya motivasi intrinsik
seperti:
1) Meningkatnya hasrat dan keinginan berhasil
2) Meningkatnya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Meningkatnya harapan dan cita-cita masa depan
b) Meningkatnya motivasi ekstrinsik seperti : 1) Adanya penghargaan dalam
belajar 2) Meningkatnya kegiatan yang
menarik dalam belajar
Pembelajaran menjadi
inovatif dan kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Rendahnya Prestasi belajar yaitu 15(60%) belum tuntas dan 10(40%) siswa sudah tuntas dengan nilai rata-rata 58,16
Meningkatkan prestasi belajar Prestasi yang dicapai
yaitu minimal 75% dari
jumlah siswa
memperoleh nilai
minimal 70 (KKM)
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaaan ini, guru melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang telah
ditetapkan, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Pada tahap ini, dilaksanakan
dalam beberapa siklus. Setiap sikus dilaksanakan selama 3 pertemuan (6 x 45
menit) yang meliputi:
Siklus I pertemuan 1 (2 x 45 menit)
a. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai
b. Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki
kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.
c. Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing
kelompok.
d. Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang
tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang
dipelajari.
e. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang
akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.
Siklus I pertemuan 2 (2 x 45 menit)
a. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan apresiasi
dari pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Melakukan diskusi kelas, dengan setiap kelompok mempresentasikan
materi yang telah dibagi pada pertemuan selanjutnya.
c. Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.
Siklus I pertemuan 3 (2 x 45 menit)
a. Guru melakukan evaluasi berupa tes tertulis.
b. Guru melakukan pengayaan.
Banyaknya siklus penelitian tergantung pada tercapainya indikator
ketercapaian. Indikator ketercapaian dapat dilihat pada tabel 3.
3. Pengamatan/ Observasi
Observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu bersamaan. Peneliti pada tahap ini mengadakan
pemantauan apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.
Pemantauan dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal yang diobservasi
yaitu suasana belajar saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, peran serta
siswa dan hasil belajar siswa.
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai partisipan pasif dimana peneliti
berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif. Peneliti hanya
mengamati dan mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran. Penelitian
menggunakan observasi terstruktur yaitu dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data secara objektif,
yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi seperti aktivitas siswa selama
tindakan berlangsung, reaksi siswa dan petunjuk lain yang dapat digunakan
sebagai bahan analisis dan refleksi.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi mencakup analisis, interpretasi dan evaluasi atas
informasi yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Peneliti bekerja sama dengan
guru sebagai kolaborator dalam melakukan refleksi. Peneliti dan guru
mengadakan diskusi untuk menentukan langakah-langkah perbaikan dalam
pelaksanaan tindakan. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan apakah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat disusun langkah-
langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data
yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan
metode pembelajaran materi pokok berikutnya (pada siklus II). Salah satu aspek
penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan
dan pencapaian tujuan tindakan
Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat digambarkan dengan
gambar di bawah ini :
Gambar 2. Gambar urutan alur penelitian tindakan kelas
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2007:16)
Perencanaan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS 1
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Berdasarkan observasi awal proses pembelajaran yang diterapkan di kelas
menunjukkan pembelajan yang dilakukan guru kurang inovatif. Guru menjelaskan
materi dan siswa mencatat apa yang disampaikan guru. Kesempatan siswa untuk
mengembangkan kreativitas dan pengalaman belajar sangat sedikit. Kondisi ini
dapat terlihat dari sedikitnya jumlah siswa yang bertanya dan berpartisipasi aktif
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru, kecenderungan sikap pasif dan
merasa cukup menerima materi yang telah disampaikan guru.
Berdasarkan kondisi awal pembelajaran pada kelas, guru masih dominan
peranannya dalam pembelajaran yaitu guru menggunakan metode ceramah secara
dominan tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kondisi seperti
ini mengakibatkan siswa menerima pelajaran hanya diam, mendengarkan, melihat
dan kurang aktif. Guru lebih berorientasi menyelesaikan materi pembelajaran
yang ditetapkan pada silabus sesuai alokasi waktu yang tersedia daripada tingkat
kemampuan siswa menyerap materi pelajaran. Kurangnya interaksi timbal balik
antara guru dengan siswa dan antara siswa itu sendiri. Disinilah peran guru
sebagai pembimbing sangat dibutuhkan, hal ini menuntut pengajar untuk bersikap
lebih objektif dan professional dalam melaksanakan tugasnya.
Pencapaian prestasi belajar kompetensi kejuruan kelas X Tata Niaga 2
masih rendah dengan nilai rata-rata kelas adalah 58,16. Nilai tersebut masih di
bawah KKM yaitu 70. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 15
siswa (60%) dan 10 siswa (40%) mendapat nilai di atas 70. Kegiatan
pembelajaran yang diterapkan juga kurang inovatif dan kreatif hal ini terlihat dari
tingkat motivasi belajar siswa juga masih kurang, hal ini dapat terlihat sebelum
diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya, berdasarkan hasil angket
motivasi belajar yang dijawab oleh siswa dapat dilihat pada tebel di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 4. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum diterapkan model
pembelajaran tutor sebaya
No Aspek Rata-rata nilai motivasi belajar
1 Motivasi intrinsik 66,5
2 Motivasi ekstrinsik 63,56
Rata-rata 65,44
Dari hasil angket motivasi belajar siswa pra tindakan pada tabel 4 di atas
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata motivasi belajar siswa adalah 65,44. Jumlah
siswa yang mempunyai motivasi tinggi atau jumlah skor di atas 68 adalah 6 siswa
(24%), sedangkan jumlah siswa yang mempunyai jumlah skor di bawah 68 adalah
19 siswa (76%). Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas X Tata
Niaga 2 masih kurang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar
dalam mengikuti pembelajaran masih kurang.
Berbagai permasalahan yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan
peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa perlu diberikan solusi untuk
memperbaikinya. Peneliti menawarkan metode pembelajaran aktif yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan peningkatan prestasi yaitu dengan
penerapan model pembelajaran tutor sebaya. Model pembelajaran tutor sebaya
membantu siswa untuk dapat mengalami langsung situasi pembelajaran yang
terkait dengan materi. Cara ini diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar
siswa yang pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Penelitian siklus 1
a. Perencanaan tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28
April 2011 di ruang guru SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan atau 6 x 45 menit, yakni setiap hari Rabu
dan Sabtu mulai tanggal 4 Mei hingga 11 Mei 2011.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran kompetensi
kejuruan pemasaran kelas X, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikan bersama guru skenario pembelajaran
tutor sebaya. Pemilihan tutor sebaya, sebanyak 5 siswa yang memiliki
kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.
Siklus I direncanakan akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 x 45
menit). Skenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:
Pertemuan I (Rabu, 4 Mei 2011)
Alokasi waktu: 2 x 45 menit
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai pertemuan ini proses
belajar mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor
sebaya.
d) Penyajian materi secara garis besar sebagai pengantar materi.
e) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki
kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.
f) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing
kelompok.
g) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang
tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang
dipelajari.
h) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang
akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan II (Sabtu, 7 Mei 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Alokasi waktu: 2 x 45 menit
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah
dibagi pada pertemuan sebelumnya.
d) Masing-masing kelompok diberi waktu 15 menit untuk presentasi
e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.
f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara
kelompok.
g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes
tertulis.
Pertemuan III (Rabu, 11 Mei 2011)
Alokasi waktu: 2 x 45 menit
a) Pelaksanaan tes prestasi belajar untuk mengetahui tingkat kemampuan
berpikir kritis siswa.
b) Pengumuman dan pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik
berdasarkan penilaian pengamat.
2) Menyiapkan instrumen penelitian
Peneliti menyusun istrumen penelitian, yaitu berupa lembar angket
motivasi, pedoman wawancara dan lembar observasi tentang penerapan model
pembelajaran tutor sebaya
Tabel 5. Kriteria penilaian skor motivasi belajar
No Jumlah Skor Katagori
1 0 – 33 Rendah
2 34 – 67 Sedang
3 68 – 100 Tinggi
3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan metode pembelajaran
tutor sebaya pada siklus I adalah konfirmasi keputusan pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Standar Kompetensi : Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan
Kompetensi Dasar : Menindaklanjuti respon dan permintaan
konsumen, Mengorganisasikan dan mengelola
komunikasi pemasaran yang terintegrasi
4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat prestasi
belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran tutor sebaya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dan
masing-masing pertemuan selama 2 x 45 menit. Pelaksanaan Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 4, 7, dan 11 Mei 2011.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah konfirmasi keputusan
pelanggan. Pada awal pelaksanaan tindakan diberikan suatu pengarahan tentang
model pembelajaran tutor sebaya kepada siswa. Hal ini bertujuan agar
pelaksanaan model pembelajaran tersebut berjalan lancar. Pengarahan tersebut
berisi langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya, yang meliputi:
mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, diskusi kelompok tutor
sebaya, presentasi kelas dan yang terakhir post tes. Dengan adanya pengarahan
tersebut maka siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai model
pembelajaran tutor sebaya, sehingga siswa dapat melaksanakan dengan baik
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masing-masing tahapannya.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Pertemuan ke- 1 (siklus I)
Pertemuan ke-1 pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai hari ini proses belajar
mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor sebaya.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
e) Guru menyampaikan garis besar materi tentang konfirmasi keputusan
pelanggan untuk mendukung siswa dalam menyelesaikan soal dan materi
yang akan diberikan. Hampir semua siswa memperhatikan dan mencatat
materi yang disampaikan guru. Namun masih ada siswa yang kurang
memperhatikan dua siswa yang duduk paling belakang mereka terlihat
sibuk sendiri, suasana kelas tetap tenang dan kondusif.
f) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki
kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.
g) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing
kelompok. Pembagian materi yang akan dipelajari, yaitu :
(1) Kelompok 1 dengan materi Advertensi.
(2) Kelompok 2 dengan materi Menindaklanjuti respon dan
permintaan konsumen
(3) Kelompok 3 dengan materi Personal selling (Penjualan
Perseorangan).
(4) Kelompok 4 dengan materi Personal selling (Penjualan
Perseorangan)
(5) Kelompok 5 dengan materi Direct mail.
h) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang
tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang
dipelajari. Kegiatan diskusi kelompok ini berjalan cukup baik walaupun
ada 2 kelompok yaitu kelompok 3 dan 5 yang ramai sendiri.
i) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang
akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.
j) Salam penutup.
Pertemuan ke- 2 (siklus I)
Pertemuan ke-2 pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Mei 2011
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru meyampaikan rencana kegiatan hari ini yaitu diskusi kelas.
d) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah
dibagi pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi
waktu 15 menit untuk presentasi.
e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.
f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara
kelompok.
g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes
tertulis.
h) Salam penutup.
Pertemuan ke- 3 (siklus I)
Pertemuan ke-3 pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Mei 2011
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa dan kelas.
c) Guru memberikan petunjuk pengerjaan soal dalam tes uraian
d) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa mengerjakan
secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama
proses pembelajaran berlangsung.
e) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil belajar dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
f) Guru bersama peneliti meminta lembar jawaban siswa.
g) Guru mengumumkan dan memberikan penghargaan kelompok terbaik.
Kelompok terbaik pada siklus 1 adalah kelompok 2
Siswa terbaik adalah Arum Restriyani
h) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.
i) Salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah disusun. Peneliti mengamati proses pembelajaran
kompetensi kejuruan pemasaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang
telah disusun. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas
menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melakukan pengamatan terhadap
proses belajar pada tiap pertemuan. Guru melakukan penyajian kelas tentang
pelaksanaan model pembelajaran tutor sebaya dan penjelasan materi tentang
menindaklanjuti respon dan permintaan konsumen, mengorganisasikan dan
mengelola komunikasi pemasaran yang terintegrasi. Guru juga membagi kelas
menjadi kelompok yang masing-masing anggotanya terdiri dari 5 siswa dengan 1
orang siswa sebagai tutor atau ketua kelompoknya. Guru juga mempersiapkan
materi dan tugas untuk didiskusikan setiap kelompok dengan bantuan tutor
sebaya. Terakhir mengadakan post tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
Awal pembelajaran atau pertemuan pertama, pada saat guru menjelaskan,
sebagian besar siswa sudah fokus memperhatikan, hanya beberapa siswa terlihat
kurang memperhatikan. Mereka cenderung acuh pada penjelasan guru dan sibuk
mengobrol dengan teman sebelah. Kegiatan diskusi kelompok pada pertemuan
pertama ini berjalan cukup antusias dalam belajar, hal ini terlihat dari kerjasama
mereka di masing-masing kelompok dalam menyelesaikan tugas yang sudah
dibagikan oleh guru. Namun, masih ada pula dua kelompok yang kurang aktif
dalam diskusi. Hal ini terlihat dari tidak semua anggota kelompok turut
berpartisipasi dalam diskusi yang berlangsung. Pada pertemuan kedua, keaktifan
siswa semakin meningkat dalam diskusi kelas, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Meskipun dalam
diskusi kelas ini banyak siswa belum berani mengeluarkan pendapat dalam
mengikuti diskusi kelas ini. Pada pertemuan ketiga, semua siswa mengerjakan
soal tes dengan baik dan mandiri. Kegiatan observasi ini diperlukan untuk
mengetahui tindakan yang telah dilakukan untuk dapat dievaluasi keefektifannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d. Analisis dan Refleksi
Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan model
pembelajaran tutor sebaya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan model
pembelajaran tutor sebaya, rata-rata kelas adalah 58.16 namun setelah
diterapkannya model pembelajaran ini, rata-rata kelas menjadi 80.16. Jumlah
siswa yang mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 70 sebanyak 16 siswa dari
jumlah keseluruhan 25 siswa. Dengan kata lain, indikator ketercapaian pada siklus
I belum tercapai, yaitu 64% siswa memperoleh nilai di atas 70 dari 75% target
yang direncanakan. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada
siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yang
diterapkan oleh guru. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung
sebagian siswa ramai sendiri.
2) Kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan siswa lain masih belum
maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk bekarjasama
dalam kelompok agak sulit, khususnya dengan anggota kelompok yang
bukan dari siswa yang sudah dikenal akrab sebelumnya.
3) Masih ada siswa yang hasil belajarnya belum mencapai batas tuntas yang
ditetapkan oleh guru.
4) Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang
siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum optimal.
Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya
didominasi oleh beberapa siswa tertentu.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan adalah :
1) Guru menjelaskan lebih rinci lagi tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
model pembelajaran tutor sebaya agar siswa tidak kebingungan dalam
pembelajaran dan dapat lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa pada tugas kelompoknya dan
keseriusan dalam mengikuti kegiatan tutorial (bimbingan).
3) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya kepada guru
maupun tutor sebaya, dan memberi pengarahan supaya mau membuka diri,
terhadap kekurangan yang ia miliki.
4) Guru lebih teliti dalam mengorganisir kegiatan anggota kelompok dan
tutor sebaya, saat kegiatan tutorial berlangsung. Serta memberi motivasi
lebih pada siswa -siswa yang masih pasif saat kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, untuk memperbaiki kekurangan yang
terjadi dan lebih memantapkan hasil yang diperoleh pada siklus I maka
dilaksanakan siklus II.
3. Penelitian siklus II
a. Perencanaan tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 12
Mei 2011 di ruang guru SMK Bhineka Karya 1 Boyolali. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan atau 6 x 45 menit, yakni setiap hari Rabu
dan Sabtu mulai tanggal 14 Mei hingga 21 Mei 2011.
Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:
5) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran ekonomi kelas X,
kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
mendiskusikan bersama guru skenario pembelajaran tutor sebaya. Pemilihan tutor
sebaya, sebanyak 5 siswa yang memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata
siswa satu kelas. Tutor pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I karena
menurut pandangan guru tutor-tutor itu kinerjanya baik.
Siklus I direncanakan akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 x 45
menit). Skenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:
Pertemuan I (Sabtu, 14 Mei 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Alokasi waktu: 2 x 45 menit
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai pertemuan ini proses
belajar mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor
sebaya.
d) Penyajian materi secara garis besar sebagai pengantar materi.
e) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki
kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.
f) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing
kelompok.
g) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang
tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang
dipelajari.
h) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang
akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan II (Rabu, 18 Mei 2011)
Alokasi waktu: 2 x 45 menit
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah
dibagi pada pertemuan sebelumnya.
d) Masing-masing kelompok diberi waktu 15 menit untuk presentasi
e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.
f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara
kelompok.
g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes
tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pertemuan III (Sabtu, 21 Mei 2011)
Alokasi waktu: 2 x 45 menit
a) Pelaksanaan tes prestasi belajar untuk mengetahui tingkat kemampuan
berpikir kritis siswa.
b) Pengumuman dan pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik
berdasarkan penilaian pengamat.
6) Menyiapkan instrumen penelitian
Peneliti menyusun istrumen penelitian, yaitu berupa lembar angket
motivasi, pedoman wawancara dan lembar observasi tentang penerapan metode
pembelajaran tutor sebaya
7) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan metode pembelajaran
tutor sebaya pada siklus I adalah konfirmasi keputusan pelanggan
Standar Kompetensi : Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Standar Operating Procedure
perusahaan (SOP) untuk melakukan konfirmasi
keputusan pelanggan.
Mengidentifikasi produk yang dipesan dan dibeli
pelanggan.
8) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat prestasi
belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran tutor sebaya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dan
masing-masing pertemuan selama 2 x 45 menit. Pelaksanaan Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 14, 18, dan 21 Mei 2011.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah konfirmasi
keputusan pelanggan. Pada awal pelaksanaan tindakan diberikan suatu
pengarahan tentang model pembelajaran tutor sebaya kepada siswa. Hal ini
bertujuan agar pelaksanaan model pembelajaran tersebut berjalan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pengarahan tersebut berisi langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya,
yang meliputi: mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, diskusi
kelompok tutor sebaya, presentasi kelas dan yang terakhir post tes. Dengan
adanya pengarahan tersebut maka siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai model pembelajaran tutor sebaya, sehingga siswa dapat melaksanakan
dengan baik kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masing-masing
tahapannya.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Pertemuan ke- 1 (siklus II)
Pertemuan ke-1 pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei 2011
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mulai hari ini proses belajar
mengajar dilakukan dengan penerapan medel pembelajaran tutor sebaya.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
e) Guru menyampaikan garis besar materi tentang konfirmasi keputusan
pelanggan untuk mendukung siswa dalam menyelesaikan soal dan materi
yang akan diberikan. Hampir semua siswa memperhatikan dan mencatat
materi yang disampaikan guru.
f) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok yang memiliki
kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas.
g) Guru membagi materi/tugas-tugas pembelajaran kepada masing-masing
kelompok. Pembagian materi yang akan dipelajari, yaitu :
(1) Kelompok 1 dengan materi unit penerimaan dan pemeriksaan serta
yang digunakan.
(2) Kelompok 2 dengan materi mengidentifikasi produk yang dipesan
dan dibeli pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(3) Kelompok 3 dengan materi unit penerimaan dan pemeriksaan serta
yang digunakan.
(4) Kelompok 4 dengan materi cara penerimaan dan pemeriksaan
barang yang dibeli.
(5) Kelompok 5 dengan materi standar operating procedure perusahan
(SOP) untuk melakukan konfirmasi keputusan pelanggan.
h) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi dipimpin oleh seorang
tutor yang bertugas menjelaskan atau memberi uraian materi yang
dipelajari. Semua kelompok sudah menjalankan diskusi dengan baik.
i) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk menyiapkan materi yang
akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.
j) Salam penutup.
Pertemuan ke- 2 (siklus II)
Pertemuan ke-2 pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2011
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran, kondisi siswa dan kelas.
c) Guru meyampaikan rencana kegiatan hari ini yaitu diskusi kelas.
d) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan materi yang telah
dibagi pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi
waktu 15 menit untuk presentasi.
e) Guru melakukan klarifikasi dan refleksi secara keseluruhan.
f) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan yang telah disusun secara
kelompok.
g) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes
tertulis.
h) Salam penutup.
Pertemuan ke- 3 (siklus II)
Pertemuan ke-3 pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Mei 2011
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa dan kelas.
c) Guru memberikan petunjuk pengerjaan soal dalam tes uraian
d) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa
mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama proses pembelajaran berlangsung.
e) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil belajar dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
f) Guru bersama peneliti meminta lembar jawaban siswa.
g) Guru mengumumkan dan memberikan penghargaan kelompok terbaik.
Kelompok terbaik pada siklus II adalah kelompok 1.
Siswa terbaik adalah Shinta Khusnul Khotijah.
h) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.
i) Salam penutup
c. Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah disusun. Peneliti mengamati proses pembelajaran
kompetensi kejuruan pemasaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang
telah disusun. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas
menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melakukan pengamatan terhadap
proses belajar pada tiap pertemuan. Guru melakukan penyajian kelas tentang
pelaksanaan model pembelajaran tutor sebaya dan penjelasan materi tentang
Mendeskripsikan Standar Operating Procedure perusahaan (SOP) untuk
melakukan konfirmasi keputusan pelanggan dan mengidentifikasi produk yang
dipesan dan dibeli pelanggan. Guru juga membagi kelas menjadi kelompok yang
masing-masing anggotanya terdiri dari 5 siswa dengan 1 orang siswa sebagai
tutor atau ketua kelompoknya. Guru juga mempersiapkan materi dan tugas untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
didiskusikan setiap kelompok dengan bantuan tutor sebaya. Terakhir mengadakan
post tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
Pada siklus II ini peran serta siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat.
Siswa melaksanakan diskusi dengan bantuan tutor dalam kelompoknya masing-
masing dengan baik, sebagian besar siswa sudah dapat memberikan kontribusi
bagi kelompoknya masing-masing terhadap materi yang mereka diskusikan.
Kegiatan diskusi dalam kelompok didominasi dengan saling bertukar pendapat
antar anggota kelompok dan tutor, mereka bekerja sama dalam menyusun laporan
akhir tentang materi pelajaran yang telah dibagikan. Keaktifan siswa mengalami
peningkatan, terbukti dengan siswa yang semula tidak berani mengeluarkan
pendapat menjadi berani berpendapat, misalnya pada saat pelaksanaan presentasi
di depan kelas, siswa anggota kelompok lain ikut mengevaluasi dan bertanya
tentang penyajian materi yang belum dipahami.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan dapat dilihat bahwa
penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa antara sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran tutor
sebaya. Pada siklus II, dari 25 siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 sebesar
88% atau 22 siswa Dengan demikian pada siklus II telah tercapai indikator
kinerja ketercapaian tujuan tindakan yaitu 88% siswa telah memperoleh nilai di
atas 70 dari 75 % target yang direncanakan. Pada siklus II ini juga guru
membagikan lagi angket motivasi untuk mengetahui tingkat motivasi belajar
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya. Dari hasil angket
motivasi belajar siswa setelah dilaksanakannya model pembelajaran tutor sebaya
nilai rata-rata motivasi belajar siswa adalah 73,4. Jumlah siswa yang mempunyai
motivasi tinggi atau jumlah skor di atas 68 adalah 18 siswa (72%), sedangkan
jumlah siswa yang mempunyai jumlah skor di bawah 68 adalah 7 siswa (28%).
Hal ini berarti aspek terciptanya pembelajaran yang inovatif dan kreatif telah
mencapai indikator kinerja, ketercapaian tindakan yaitu jumlah siswa mempunyai
motivasi tinggi diatas 70%. Setelah menganalisis dan mengolah data hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
observasi serta refleksi siklus II diperoleh kesimpulan bahawa kedua indikator
kinerja ketercapaian tujuan penelitian, baik dilihat dari prestasi belajar maupun
motivasi belajar dapat terpenuhi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
tindakan kelas telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan
siklus berikutnya.
B. Pembahasan
Penerapan model pembelajaran tutor sebaya merupakan penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar kompetensi
kejuruan pemasaran siswa. Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan dua
siklus pembelajaran dengan model yang sama pada tiap siklusnya, yaitu model
pembelajaran tutor sebaya. Setiap siklus yang diterapkan pada proses
pembelajaran mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yaitu
meningkatnya motivasi belajar dan prestasi belajar kompetensi kejuruan
pemasaran siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
dilaksanakannya model pembelajaran tutor sebaya dapat dilihat pada grafik
berikut:
Gambar 3. Grafik nilai rata-rata motivasi belajar siswa
Grafik di atas memberikan informasi bahwa sebelum diterapkan model
pembelajaran tutor sebaya nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar 66,5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Motivasi intrinsik Motivasi ekstrinsik
Sebelum penerapan tindakan
Setelah penerapan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dan motivasi ekstrinsik sebesar 53,55. Setelah diterapkannya model pembelajaran
tutor sebaya nilai rata-rata motivasi intrinsik meningkat menjadi 74,68 dan
motivasi ekstrinsik meningkat menjadi 71,11.
Tabel 6. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan
model pembelajaran tutor sebaya
No Kriteria
Jumlah siswa Persentase
Sebelum
Penerapan
Setelah
Penerapan
Sebelum
Penerapan
Setelah
Penerapan
1 Rendah - - - -
2 Sedang 19 7 76% 28%
3 Tinggi 6 18 24% 72%
(Sumber: data primer yang diolah, 2011)
Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya
model pembelajaran tutor sebaya jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi
adalah 6 siswa (24%), sedangkan jumlah siswa yang mempunyai motivasi sedang
adalah 19 siswa (76%). Setelah diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya
jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi adalah 18 siswa (72%), sedangkan
jumlah siswa yang mempunyai sedang adalah 7 siswa (28%). Hal ini berarti
aspek motivasi belajar siswa telah mencapai indikator kinerja, ketercapaian
tindakan yaitu jumlah siswa mempunyai motivasi tinggi diatas 40%.
Selain peningkatan motivasi belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran tutor sebaya ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat terlihat pada grafik di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4. Grafik nilai rata
Grafik di atas memberikan informasi bahwa
pembelajaran tutor sebaya nilai rata
58,16. Setelah diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I nilai
rata-rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 80,16 dan pada siklus II
meningkat menjadi 82,64.
Tabel 7
Kriteria Jumlah Siswa
Sebelum
Penerapan
Tuntas 10
Tidak
Tuntas
15
(Sumbe
Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya
model pembelajaran tutor sebaya jumlah siswa
70 sebanyak 15 siswa (
Setelah penerapan model pembelajaran tuto
yang memperoleh nilai di
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sebelum
Penerapan
Tindakan
Siklus I
Gambar 4. Grafik nilai rata-rata prestasi belajar siswa
memberikan informasi bahwa sebelum diterapkan model
pembelajaran tutor sebaya nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah sebesar
h diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I nilai
rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 80,16 dan pada siklus II
meningkat menjadi 82,64.
Tabel 7. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Jumlah Siswa Persentase
Sebelum
Penerapan
Siklus I Siklus II Sebelum
Penerapan
Siklus I
16 22 40% 64%
9 3 60 % 36%
(Sumber: data primer yang diolah, 2011)
Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya
model pembelajaran tutor sebaya jumlah siswa yang memperoleh nilai di
siswa (60%) dan 10 siswa (40%) mendapat nilai di
Setelah penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada siklus 1 jumlah siswa
yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 9 siswa (36%) dan 16 siswa (
Siklus I Siklus II
Siklus II
Siklus I
Sebelum Penerapan
Tindakan
48
sebelum diterapkan model
rata prestasi belajar siswa adalah sebesar
h diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I nilai
rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 80,16 dan pada siklus II
Siklus II
88%
12%
Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebelum dilaksanakannya
yang memperoleh nilai di bawah
%) mendapat nilai di atas 70.
jumlah siswa
siswa (64%)
Sebelum Penerapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mendapat nilai di atas 70. Pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai di
bawah 70 sebanyak 3 siswa (12%) dan 22 siswa (88%) mendapat nilai di atas 70.
Hal ini berarti aspek prestasi belajar siswa telah mencapai indikator kinerja,
ketercapaian tujuan tindakan yaitu 88% siswa telah memperoleh nilai di atas 70
dari 75 % target yang direncanakan.
Adapun deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai
siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut, sebelum melaksanakan siklus I, peneliti
melakukan survey awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK Bhineka
Karya 1 Boyolali. Dari hasil survey, peneliti menemukan bahwa motivasi dan
prestasi belajar siswa kelas X Tata Niaga 2 pada mata pelajaran kompetensi
kejuruan pemasaran masih kurang optimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan
diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut,
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Pada siklus I, peneliti
dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran
untuk kelas X Tata Niaga 2, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang lengkap dengan skenario pembelajaran. Materi yang
dibahas adalah menindaklanjuti respon dan permintaan konsumen,
mengorganisasikan dan mengelola komunikasi pemasaran yang terintegrasi.
Setelah perangkat siap, peneliti mendiskusikannya dengan guru sebagai pelaksana
pembelajaran. Pada siklus I direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada siklus I berjalan
dengan lancar, siswa pun terlihat lebih aktif. Namun, dari hasil pengamatan
terhadap proses belajar mengajar mata pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran
pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa belum
terbiasa menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yang diterapkan oleh
guru. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa ramai
sendiri. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan siswa lain masih belum
maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk bekarjasama dalam
kelompok agak sulit, khususnya dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa
yang sudah dikenal akrab sebelumnya. Masih ada siswa yang hasil belajarnya
belum mencapai batas tuntas yang ditetapkan oleh guru. Kemampuan guru dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
mengelola kelas, khususnya dalam merangsang siswa untuk ikut aktif dalam
proses pembelajaran masih belum optimal. Selama proses pembelajaran dapat
dilihat siswa yang aktif biasanya didominasi oleh beberapa siswa tertentu.
Oleh karena itu, peneliti bersama guru mata diklat mencari solusi dan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II untuk mengatasi
kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran mata pelajaran kompetensi
kejuruan pemasaran pada siklus I. Materi pada siklus II adalah Mendeskripsikan
Standar Operating Procedure perusahaan (SOP) untuk melakukan konfirmasi
keputusan pelanggan dan mengidentifikasi produk yang dipesan dan dibeli
pelanggan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus
II siswa terlihat semakin aktif dan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh.
Kelemahan pada siklus I sudah teratasi pada siklus II. Kegiatan belajar mengajar
di kelas yang sebelumnya teacher center menjadi student center sehingga siswa
aktif dalam proses pembelajaran baik dalam diskusi kelompok, presentasi, tanya
jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam bekerja sama dan menumbuhkan
semangat kebersamaan di dalam kelompok belajar. Suasana pembelajaran santai,
menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan siswa sehingga membuat siswa
nyaman dalam belajar. Hal ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam
mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan.
Wawancara yang dilakukan terhadap siswa setelah siklus I dan siklus II
diperoleh hasil bahwa siswa merasa lebih senang dan cukup tertarik dengan
pembelajaran tutor sebaya, siswa juga mengungkapkan bahwa nilai ulangan mata
pelajaran kompetensi kejuruan pemasaran mengalami kenaikan, sedangkan hasil
wawancara yang dilakukan terhadap guru diperoleh keterangan bahwa motivasi
dan prestasi siswa mengalami peningkatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar. Model
pembelajaran tutor sebaya berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran
kompetensi kejuruan pemasaran . Hal ini terbukti pada terciptanya pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang inovatif dan kreatif dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Temuan yang muncul selama kegiatan belajar mengajar antara lain:
1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Karena dalam hal ini kegiatan belajar mengajar di kelas berpusat pada
siswa (student center) sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.
2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi
karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang
disampaikan oleh guru dapat menanyakan lebih lanjut dan leluasa baik
kepada guru secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya
yang berfungsi sebagai tutor.
3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok
untuk menyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam
mengikuti diskusi kelompok maupun diskusi kelas pada saat presentasi.
4) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa
sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena
sebelumnya sudah melihat secara langsung guru menjelaskan dan
memberikan contoh secara langsung mengenai materi yang sedang
dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dapat Menciptakan
Pembelajaran inovatif dan kreatif
Berdasarkan hasil observasi penelitian, maka dapat diambil simpulan
bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat menciptakan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif, terlihat dari meningkatnya motivasi
belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa dalam
pembelajaran, diantaranya adalah interaksi dan kerjasama antar siswa semakin
baik, siswa semakin mempunyai keberanian untuk mengemukakan ide dan
pendapat di depan kelas. Pusat pembelajaran tidak lagi pada guru, peran guru
hanya sebatas fasilitator dan evaluator. Siswa dituntut untuk aktif mencari
informasi serta harus dapat saling bertukar pikiran. Sebelum diterapkan model
pembelajaran tutor sebaya, motivasi belajar kompetensi kejuruan pemasaran siswa
masih kurang terlihat dari skor motivasi belajar siswa nilai rata-rata motivasi
intrinsik adalah sebesar 66,5 dan motivasi ekstrinsik sebesar 53,55 dengan jumlah
siswa yang mempunyai motivasi tinggi adalah 6 siswa (24%), sedangkan jumlah
siswa yang mempunyai motivasi sedang adalah 19 siswa (76%). Setelah
diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya skor motivasi belajar siswa
meningkat, nilai rata-rata motivasi intrinsik adalah sebesar 74,68 dan motivasi
ekstrinsik sebesar 71,11 jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi adalah 18
siswa (72%), sedangkan jumlah siswa yang mempunyai sedang adalah 7 siswa
(28%). Dengan demikian siklus II sudah tercapai 72% dari 70 % yang
direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2. Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dapat Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan data berupa nilai ulangan siswa sebelum dan sesudah
penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai awal siswa sebelum
penerapan model pembelajaran tutor sebaya sebesar 58,16. Pada siklus I, nilai
ulangan siswa nilai rata-rata adalah 80,68. Terjadi peningkatan nilai
dibandingkan dengan sebelum penerapan model pembelajaran tutor sebaya, yaitu
sebesar 22,52 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 82,64. Dalam hal ini
terjadi peningkatan nilai dibandingkan dengan siklus I, yaitu sebesar 1,96. Pada
pelaksanaa siklus II siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 ada 22 siswa (88%)
Dengan demikian siklus II sudah tercapi dari 75 % yang direncanakan.
Peningkatan ini disebabkan siswa mempunyai kesempatan untuk
mempelajari materi secara berulang-ulang dan kemudahan memahami materi
yang disampaikan oleh teman sebaya. Siswa juga dituntut untuk bertukar
informasi atau mengajarkan materi kepada temannya sehingga dapat
meningkatkan ingatan dan pemahaman siswa pada materi yang dipelajari serta
bertanggungjawab pada saat kuis karena nilai kuis merupakan acuan untuk
penilaian kelompok.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan
satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa.
Faktor dari pihak guru antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan
metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan semangat
dan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang
berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar.
Dalam pelaksanaannya interaksi dan kerjasama antar siswa semakin baik, siswa
semakin mempunyai keberanian untuk mengemukakan ide dan pendapat di depan
kelas. Melalui model ini siswa juga mendapat kemudahan memahami materi
yang disampaikan oleh teman sebaya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model
pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula
dengan materi pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan proses maupun hasil
dari pembelajaran kompetensi kejuruan pemasaran. Dalam meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan
metode pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu
siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Di samping itu dapat
menghapus pandangan siswa bahwa pembelajaran yang membosankan menjadi
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki
kemampuan dalam mengajak siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
sehingga siswa menjadi tidak malu bertanya atau maju di depan kelas
menyampaikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran peneliti untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas X Tata Niaga 2 SMK Bhineka Karya 1
Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Siswa tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya pusat informasi, siswa
dapat memperoleh informasi dari berbagai media dan sumber
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Siswa lebih terlatih untuk tampil di depan kelas sehingga tidak lagi merasa
takut dan cangung dalam mengemukakan pendapat dan idenya.
c. Siswa meningkatkan kerjasama dalam kelompok dan membiasakan diri
untuk berdiskusi bertukar pikiran dengan siswa lain.
2. Bagi Guru
a. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yang mendorong
siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran.
b. Guru yang belum menerapkan model pembelajaran tutor sebaya perlu
menerapkan model tersebut dalam pembelajaran kompetensi kejuruan
pemasaran dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk memahami materi yang disajikan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan
dan menyampaikan materi serta mengelola kelas dengan cara mengikuti
berbagai pelatihan, seminar pendidikan maupun diskusi dengan rekan
seprofesi sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus
meningkat.
3. Bagi Sekolah
a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar, seperti penyediaan buku-buku, LCD dan laptop sebagai
media pembelajaran dikelas.
b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha
mengembangkan model dan metode pembelajaran yang merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.