Diet untuk penyakit diabetes melitus

18
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005). Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005). Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002). Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005) Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care in Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75

Transcript of Diet untuk penyakit diabetes melitus

Page 1: Diet untuk penyakit diabetes melitus

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang

merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut

atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005).

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk

heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson,

2005).

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan

keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002).

Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai

penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan

sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005)

Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care

in Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L),

puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa

plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding

dengan 75 glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik

hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1

mmol/L).

Pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi:

a. Edukasi atau Penyuluhan,

b Terapi Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet,

c. Latihan Jasmani, dan

d. Intervensi Farmakologi atau obat yang bersifat hipoglikemik

Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Terapi Gizi Medis atau

Pengaturan makan/diet pada penderita Diabetes Mellitus.

Page 2: Diet untuk penyakit diabetes melitus

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dan Prinsip Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus

Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes

mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati, Lilis,

2011).

Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat

sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi

sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan

gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah.

Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes

Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang

untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama

dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang

beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya

adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang

sangat penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan,

Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan

sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

2. Tujuan Dan Syarat Diet

Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu

pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik

yang lebih baik. Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada

penderita diabetes mellitus ini adalah:

a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan

makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat

aktifitas.

b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan

yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal

pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan

laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai

Page 3: Diet untuk penyakit diabetes melitus

berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun

jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.

d.Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang

menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah

yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti :

penyakit ginjal, neuropati automik, hipertensi dan penyakit jantung.

e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi

syarat sebagai berikut:

a. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin,

tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.

b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi. Makanan/minuman yang

mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang

berserat.

c. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai

cernanya tinggi).

d. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.

e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus

adalah:

a. Sumber Karbohidrat kompleks

Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,

bihun, roti, dan biskuit.

b. Protein Hewani

Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.

c. Sayuran

Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti

bayam, kangkung, daun singkong, dll.

d. Buah

Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah

ditentukan.

Page 4: Diet untuk penyakit diabetes melitus

Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes

Mellitus adalah:

a. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula merah,

susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.

b. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).

c. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang

diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.

3. Pengaturan Diet Pada Diabetisi Secara Umum

Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar

sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat

meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan

berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang

moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu

250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.

Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:

1) Karbohidrat

Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat

daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti

mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan.

Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas

hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber

karbohidrat.

Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:

45-65% total asupan energi.

Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.

Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.

Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm).

Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam seh

Page 5: Diet untuk penyakit diabetes melitus

Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi

batas aman (Accepted Dialy Intake).

Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare

Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare

Manitol < 20 gr/hr

Aspartam 0 mg/ kg BB?hr

Sakarin 1 gr/hr

Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr

Siklamat 11 mg/kg BB/hr

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan

makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan

2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan

lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam

melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan

kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan,

seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.

Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan

karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan

sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20%

energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya

menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk

menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami

maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.

Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram

menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.

Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh

laksatif. Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai

pemanis pada semua penderita DM.

2) Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang

yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai

sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari

dengan mengutamakan serat larut air.

3) Protein

Page 6: Diet untuk penyakit diabetes melitus

Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein

untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat

badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang

dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik adalah

ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-

kacangan dan tahu-tempe.

4) Total lemak

Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7%

kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari="" dibatasi=""

energi="" hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol="" lebih="" lemak=""

makanan="" mg="" perhari.="" sedangkan="" selebihnya="" span="" tidak=""

tunggal.="">

Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet

disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan

kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

5) Garam

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak

lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang

menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau

sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,

vetsin dan soda.

6) Alkohol

Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat

umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan

alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat

meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau

sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan

diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau

neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan

kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai

penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).

4. Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.

Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari

Page 7: Diet untuk penyakit diabetes melitus

lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang

dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal

yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada

beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya

komplikasi dan berat badan.

Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:

BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg

Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus

modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg

BB Normal : bila BB ideal ± 10%

Kurus : < BBI - 10%

Gemuk : > BBI + 10%

Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:

a. Jenis kelamin

Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal

b. Umur

Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :

40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal

60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal

70 tahun dikurangi 20% dari energi basal

Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada

orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.

Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada

anak-anak lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap

tahunnya.

c. Aktifitas fisik atau pekerjaan

Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik

Penambahan kalori dari aktifitas fisik:

Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal

Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal

Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal

Page 8: Diet untuk penyakit diabetes melitus

Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari

kebutuhan basal

Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :

o Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.

o Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga

dan lain-lain

o Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak

perang, .

o Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.

o Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.

d. Berat badan

Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.

Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk

menambah berat badan.

Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit

1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.

Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan

pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ).

Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara

bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.

5. Pengaturan Makanan Pada Dm Tipe I

Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate

atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan

terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang

dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari

normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar,

gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri

kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-

kejang atau pingsan. Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah

insulin yang diberikan, maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari

normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat

mencegah problem-problem tersebut.

Page 9: Diet untuk penyakit diabetes melitus

Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita

diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh

lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak

jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari. Penderita DM

dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah

cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan kadar lipid

dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan. Selain

itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus dari

empedu.

6. pengaturan makanan pada dm tipe II

Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting.

Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-

obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Mayoritas penderita DM tipe II

mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah

menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah

kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan

hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan jumlah total energi

waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa. Penderita DM tipe II yang kurus tidak

memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes

tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak

jenuh dengan asam lemak jenuh.

Page 10: Diet untuk penyakit diabetes melitus

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang

merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut

atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005).

Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate

atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan

terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang

dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal).

Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting.

Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-

obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Mayoritas penderita DM tipe II

mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah

menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah

kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan

hiperglikemia dapat diperbaiki.

Page 11: Diet untuk penyakit diabetes melitus

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2008. Pentingnya Pengaturan Diet bagi Penderita Diabetes Mellitus.

http://4-healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html.

Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

2. Anonim. 2010. Pengaturan Makan bagi Diabetisi.

http://indodiabetes.com/pengaturan-makan-bagi-diabetisi.html. Diakses pada tanggal

30 Desember 2012.

3. Bimantaro, Yoga. 2011. Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Mellitus.

http://www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-diabetes-

mellitus.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

4. Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag.

1. http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-

penyandang-diabetes-mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

5. Munif. 2012. Diet pada Diabetes Mellitus.

6. http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/01/diet-pada-diabetes-

mellitus/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

7. Pramono. 2012. Diet pada Diabetes Mellitus. http://rsulin.com/berita-157-diet-pada-

diabetes-mellitus.html. Diakses tanggal 30 Desember 2012.

8. Putro, Prayugo, J.S. 2012. Pola Diit Tepat Jumlah, Jadwal, dan Jenis terhadap Kadar

Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Kediri: Jurnal STIKES Volume 5, No.

1.

9. Sulistyowati, Lilis. 2011. Diet Diabetes Mellitus.

http://oesasena.blogspot.com/2010/03/diet-diabetes-mellitus.html. Diakses tanggal 30

Desember 2012

Page 12: Diet untuk penyakit diabetes melitus

TUGAS

DIET PADA PENDERITA DIABETES MILITUS

OLEH

NAMA : DEDI TURMUZI

NIM : 1103MK258

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR

LOMBOK TIMUR - NUSA TENGGARA BARAT

2014/2015