Diet Penderita Hipertensi

18
PENATALAKSANAAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI HIPERTENSI 1. DEFINISI Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga. Apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja sangat keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart Attack). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga

Transcript of Diet Penderita Hipertensi

Page 1: Diet Penderita Hipertensi

PENATALAKSANAAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI

HIPERTENSI

1. DEFINISI

Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan di

mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan

oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi

darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa

(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,

tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam

aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil.

Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan

meningkat saat beraktifitas atau berolahraga.

Apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan

pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si

penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan

darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja sangat keras,

akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal,

otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan

serangan jantung (Heart Attack).

Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya

penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan

darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena

dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi.

Penyakit darah tinggi atau hipertensi dikenal dengan 2 tipe klasifikasi,

diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :

a) Hipertensi Primary

Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi

sebagai akibat dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola

makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan

Page 2: Diet Penderita Hipertensi

obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu

pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stress tinggi sangat

mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang

olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

b) Hipertensi Secondary

Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan

tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang menderita penyakit lainnya seperti gagal

jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil,

tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama

pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk.

Pregnancy Induced Hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah

kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi

pada ibu hamil dapat tergolong sedang ataupun berbahaya. Seorang ibu hamil dengan

tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilan.

Preeclamsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi,

sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri

perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila

terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut eclamsia.

2. PENYEBAB

Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan

beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara

terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga

merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi

dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga

termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.

Penyebab tekanan darah yang paling sering adalah aterosklerosis atau

penebalan dinding arteri yang membuat hilangnya elastisitas pembuluh darah. Sebab

lainnya adalah faktor keturunan, bertambahnya jumlah darah yang dipompa jantung,

penyakit pada ginjal, kelenjar adrenal, dan sistem syaraf sipatis. Pada mereka yang

hamil, kelebihan berat badan, stres, dan tekanan mental, hipertensipun kerap

Page 3: Diet Penderita Hipertensi

menghinggapinya. Akibat dari hipertensi bisa beragam, seperti komplikasi pembesaran

jantung, penyakit jantung koroner, dan pecahnya pembuluh darah otak.

3. PENCEGAHAN

Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi

adalah aterosklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih. Oleh karena

untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang

berlebih dan pemberian obat-obatan apabila diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak

sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang

yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia lanjut.

Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam

mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”,

dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari kuantitas dan kualitas.

Selain itu, tindakan memeriksakan tekanan darah secara teratur sangat dianjurkan.

Selain dapat mencegah, tindakan tersebut juga dapat menghindari kenaikan tekanan

darah yang terlalu drastis.

4. PENANGANAN DAN PENGOBATAN HIPERTENSI

Pengobatan hipertensi dilakukan oleh penderita selama hidupnya sehingga

dituntut kerelaan dan kepatuhan penderita untuk menjalankan pengobatan dengan

benar dan tekun serta mematuhi nasehat dokter. Ada beberapa langkah untuk

menurunkan tekanan darah tinggi. Di antaranya, menurunkan nilai angka sistolik

maupun diastolik, dan pengobatan yang diarahkan untuk mengontrol tekanan darah

sehingga tercapai tekanan yang normal. Pada pertemuan Perkumpulan Hipertensi

Eropa pada Juni 2004 diumumkan hasil penelitian Novartis tentang VALUE (Valsartan

Antihypertensive Long-term Use Evaluation) atau evaluasi pemakaian Valsartan

antihipertensi dalam jangka panjang. Evaluasi ini dimuat dalam jurnal kedokteran

internasional The Lancet. Studi itu berkaitan dengan pemberian Valsartan dengan

unsur angiotensin reseptor blocker (ARB) bagi penderita hipertensi yang berisiko tinggi

mengidap penyakit kardiovaskular. Hasilnya, Valsartan dapat menurunkan risiko

timbulnya penyakit diabetes mellitus sebesar 23 persen.

Page 4: Diet Penderita Hipertensi

Pengobatan terhadap penderita hipertensi dapat dilakukan sebagai berikut:

Pengobatan tanpa obat, antara lain dengan diet rendah garam, kolesterol, dan lemak

jenuh; peredaan stres emosional; berhenti merokok dan alkohol; serta latihan fisik

secara teratur.

Pengobatan dengan menggunakan obat antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat

antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat antihipertensi yang tepat,

sebaiknya langsung menghubungi dokter.

Pengobatan pada golongan khusus.

a) Hipertensi pada Wanita Hamil

Pemakaian obat pada masa kehamilan harus hati-hati. Hal ini disebabkan bila

salah obat dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah yang diikuti

berkurangnya aliran darah plasenta sehingga kehidupan janin terganggu.

Obat antihipertensi diberikan pada ibu hamil bila tekanan diastolenya ≥ 90

mm Hg pada trimester pertama dan ≥ 100 mm Hg pada trimeseter ketiga.

Obat yang bisa diberikan pada ibu hamil sesuai dengan keadaan ibu hamil

dan kehamilannya serta derajat hipertensinya.

b) Hipertensi pada Hiperlipidemia

Hipertensi pada hiperlipidemia secara umum disebabkan karena kurang

sempurnanya komposisi kolesterol di dalam pembuluh darah arteri. Obat yang biasa

digunakan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah gemfibrozil. Obat ini dapat

menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan meningkatkan

kadar kolesterol HDL secara nyata.

Pencegahan dan pengobatan melalui makanan pada hipertensi jenis ini adalah

dengan cara diet tinggi lemak tidak jenuh. Dalam Pemilihan makanan sehari-hari

harus selalu membatasi makanan yang kandungan lemak jenuhnya tinggi, yakni

makanan yang berasal dari hewan. Hal ini disebabkan lemak jenuh cenderung

menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Sebaliknya, lemak tidak jenuh

dapat menurunkan kadar kolesterol darah.

c) Hipertensi pada Pembuluh Darah Otak

Page 5: Diet Penderita Hipertensi

Tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.

Apabila yang pecah adalah pembuluh darah otak, keadaan ini dikenal dengan

stroke.

d) Hipertensi pada Penyakit Jantung

Pada pengobatan hipertensi dengan kelainan jantung, harus diperhatikan

sebrapa jauh kelainan jantung yang dideritanya. Tekanan diastole maupun

systolenya perlu dikontrol. Tekanan systole berpengaruh pada beban jantung,

penampilan jantung, serta konsumsi oksigen otot jantung.

Pemberian obat pada hipertensi dengan kelainan jantung harus disesuaikan

dengan jenis gangguan pada jantung dan derajat hipertensinya. Pemeriksaan fungsi

jantung perlu dilakukan untuk menentukan pengobatannya.

e) Hipertensi pada Gagal Ginjal

Pengobatan hipertensi pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian

besar, yakni pengobatan pada nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna.

Pengobatan pada nefrosklerosis benigna dilakukan dengan cara menurunkan

tekanan darah secara perlahan-lahan. Pegobatan ini bertujuan untuk memperbaiki

fungsi ginjal karena terjadi perbaikan hyperplasia arterioli. Pada nefrosklerosis

maligna, penurunan tekanan darah harus dilakukan secepatnya hingga mendekati

normal. Penurunan tekanan darah yang cepat akan mengurangi kerusakan akibat

nekrosis arteroli sehingga dalam jangka panjang diharapkan terjadi perbaikan fungsi

ginjal.

Pengobatan dengan obat anti hipertensi lebih efektif untuk mencegah penyulit

penyakit akibat pengerasan pembuluh darah. Pengobatan antihipertensif dapat

memperbaiki gangguan ginjal pada nefrosklerosis benigna dan maligna.

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat :

Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan

golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi

karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan

konsumsi potasium harus dilakukan.

Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.

Page 6: Diet Penderita Hipertensi

Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui

proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh

darah.

Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme

(ACE)}.

Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau

Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar

pembuluh darah.

Valsartan vs Amlopidin

Hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes sangat erat kaitannya satu dengan

lainnya. Di Indonesia terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita

hipertensi maupun diabetes mellitus. Dengan menekan risiko timbulnya diabetes

mellitus pada hipertensi, maka jumlah penyakit kardiovaskular dapat ditekan.

Valsartan punya nilai proteksi atau mengontrol hipertensi agar tidak menimbulkan

komplikasi.

Valsartan bersifat protektif jangka panjang dan mencegah timbulnya kasus

diabetes baru. Penelitian VALUE (Valsartan Antihypertensive Long-term Use

Evaluation) membandingkan antara pemberian Valsartan dan Amlodipin, obat yang

biasa digunakan untuk penderita hipertensi. Ternyata, Valsartan mampu

menurunkan angka kejadian diabetes mellitus sebesar 23 persen, atau lebih tinggi

dari Amlopidin yang hanya 13,1 persen.

5. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI

a) Kandungan garam (Sodium atau Natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri dalam

mengkonsumsi garam. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium

yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan

tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur.

Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok

teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.

Page 7: Diet Penderita Hipertensi

Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau

air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Adapun syarat-syarat diet garam rendah adalah :

Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.

Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.

Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air

dan/atau hipertensi.

Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit

dapat diberikan berbagai tingkat Diet Garam Rendah.

Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi

berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur.

Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi

tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam

Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam

dapur (2 g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan.

Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada

pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 g).

b) Kandungan Potasium atau Kalium

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan

darah. Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan

sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi

penderita hipertensi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam,

bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih.

Page 8: Diet Penderita Hipertensi

Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega 3 sagat dikenal efektif dalam

membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg,

selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya

hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan

tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu,

diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang

berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus

diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti

jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

A. MENGATUR MENU MAKANAN

Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk

menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah

serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau

infark jantung.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers, keripik

dan makanan kering yang asin).

3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-

buahan dalam kaleng, soft drink).

4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin,

pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).

5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani

yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta

bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Page 9: Diet Penderita Hipertensi

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar

dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu

lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis

untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat

dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu

menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh

per hari.

Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat

memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium

juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada

umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250

mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg

kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk

mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram

keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan

kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.

Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium

yang dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun

pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin

(pre eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam

dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan).

B. SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN

Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih

lanjut, namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh

masyarakat. Sebagai tenaga medis harus berhati-hati memberikan anjuran minuman

suplemen agar tidak terjadi overdosis.

1. Vitamin dan Penurunan Homosistein

Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor

enzim yang essential untuk metabolisme homosistein. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan

risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan

peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang rendah juga berkaitan

Page 10: Diet Penderita Hipertensi

dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang

berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan

konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan

penyakit vaskuler.

2. Kacang Kedelai dan Isoflavon

Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki

aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan

bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total,

kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga

dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20 – 50 gram/hari) dengan modifikasi diet

pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil

pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik

dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh penderita hipertensi

sebagai sumber protein nabati.

3. Tempe

Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi

kapang Rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus.

Ada berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari

kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kapang

sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai berwarna

kuning pucat, diantara miselium. Fermentasi kapang menghasilkan perubahan pada

tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai.

Nilai Gizi Tempe :

Protein

Enzim-enzim yang dihasilkan kapang, menghasilkan asam amino bebas, sehingga

kadarnya meningkat sampai 85 kali kadar protein kedelai.

Karbohidrat

Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan rifinosa (dua

terakhir menyebabkan pembentukan gas dalam perut). Fermentasi kedelai menjadi

tempe menghasilkan karbohidrat.

Page 11: Diet Penderita Hipertensi

Lemak

Enzim dalam kapang dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2% menjadi 14,4%

dan meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5% menjadi 21%.

Mineral

Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa forfose, yang tidak dapat

dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi, kapang menghasilkan enzim fitase yang

menguraikan asam fitat, sehingga forfosenya dapat dimanfaatkan tubuh.

Vitamin

Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2 (Riboferum), Vitamin B6

(Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan asam nikotinat. Sedangkan kadar

vitamin B1 menurun karena untuk pertumbuhan kapang dan terbentuk pula vitamin B12

oleh bakteri yang tidak ada dalam produk nabati lainnya.

Manfaat Tempe :

Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita hiper

kolesterolemia. Dari berbagai penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar

kolesterol dalam darah serta mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah,

karena tempe mengandung asam lemak tidak jenuh ganda. Sehingga penderita

hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet rendah

lemak jenuh.

Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan

beberapa jenis bakteri gram positif serta penyebab diare (Salmonella sp dan Shigella

sp). Oleh karena itu, tempe juga dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang menderita

diare.

4. Asam Lemak Omega 3

Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari dapat

menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl, dan

dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung

koroner.

5. Serat

Page 12: Diet Penderita Hipertensi

Walaupun berbagi studi menunjukkan adanya hubungan antara beberapa jenis serat

dengan penurunan kolesterol LDL dan atau kolesterol total, namun belum ada bukti

langsung yang menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan penurunan

penyakit kardiovaskular.

C. TERAPI PENUNJANG

Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi,

diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi,

terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan

kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta

mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari atau dibatasi.

Daftar Pustaka

Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis, Maria C. Linder, Ph.D, Department of Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin Parakkasi; Penerbit UI Press, 1992

Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes RI, 1998

Page 13: Diet Penderita Hipertensi

Dr. Achmad Djaeni S. M.Sc, Ilmu Gizi, Jakarta, 1985

Makanan Formula Untuk Mengatasi Masalah Kurang Energi Protein (KEP), Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta, 1994

Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Depkes RI; Jakarta, 1995

Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia, PERKI Pusat dan Yayasan Jantung Indonesia; Jakarta, 2002

Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II, Mary Courtney Moore, diterjemahkan oleh Dr. Liniyanti D. Oswari M. N. S. MSc; Hipokrates Tahun I, 1992

Penuntun Diet, Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI; Jakarta, 1996

Riaz, K. Hypertension. 2012. http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, LIPI Jakarta 1998