Diare Akut Pada Anak_Sken6_Blok16

17
Diare Akut pada Anak Vincent Stephen M 10.2013.263 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara berkembang. Dalam berbagai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain pegeluaran toksin yang dapt menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan eletrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan kesimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldigens dan malabsoprsi. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) Isi Definisi Diare dapat didefinisikan sebagai perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 ml/kg/hari), yang menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari. Sementara menurut definisi WHO, diare adalah frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam periode 24 jam. Anamnesis 1. Identitas

description

mn,

Transcript of Diare Akut Pada Anak_Sken6_Blok16

Diare Akut pada Anak Vincent Stephen M10.2013.263Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510Email: [email protected]

PendahuluanDiare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara berkembang. Dalam berbagai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia.Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain pegeluaran toksin yang dapt menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan eletrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan kesimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldigens dan malabsoprsi.Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)

Isi

DefinisiDiare dapat didefinisikan sebagai perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 ml/kg/hari), yang menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari. Sementara menurut definisi WHO, diare adalah frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam periode 24 jam.

Anamnesis1.Identitas2.Keluhan Utama diare:Apa yang menjadi keluhan utamanya atau apa yang menyebabkan pasien untuk datang berobat. Tentu pada diare biasanya adalah: Buang air besar (BAB) cairTanyakan berat ringannya keluhan yaitu berapa kali BAB diare dan voleme dalam sehariTanyakan berapa lama keluhan ini telah di deita, sejak kapan?Bagaimana sifat keluhan tersebut, misalnya diare apakah cair, ada darh/tidak, apakan sakit perut atau tidakMencari informasi mengenai kemungkinan penyebab keluhan utama tersebut, misalnya: kesalahan makanan yang dapat menyebabkan diare seperti makanan terlalu pedas, makanan basi. Di cari informasi apakah hanya penderita yang mengalami gejala diare atau ada orang lain yang mengalami gejala serupa, untuk mengetahui kemungkinan adanyafood poisoning.

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)Yang perlu ditanyakan kepada pasien, perjalanan penyakit diare da keluha-keluhan lain yang menyertainya:Sejak kapan diareSudah berapa kali diare dalam hitungan jam atau per hariFeces cair/lembekApa warna fesesAda lendir/darah atau tidakApa bau atau tidakDiuresisApakah disertai muntahApakah ada demamApakah ada kembungApakah juga disertai nyeri uluh hati, mules-mules, rasa perih di lambung dan lain.Pada skenario didapatkan, Anak berusia 4 tahun sejak 3 hari yang lalu, sejak pagi anaknya sudah BAB > 10 hari, BAB cair tanpa ampas.

Pemeriksaan1.Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik: anak tampak sakit sedang, mata cekung dan turgor kulit kembali lambat.2.Pemeriksaan Penunjang1.Pemeriksaan tinja: Mikroskopis dan makroskopis, pH, biakan kuman dan tes resistensi.2.Pemeriksaan darah: darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit.3.Pemeriksaan faal ginjal dengan pemeriksaan urium dan kreatinin

Different DiagnosisDiare akutmerupakan diferensiasi dari diare kronis dengan catatan, diare berlangsung selama 7 hari atu kurang dari 14 hari dengan gejala-gejala: Tinja bersifat lunak atau cair, tanpa disertai darah. Diare akut merupakan salah satu masalah yang terjadi pada anak-anak kurang dari 5 tahun dan penyebab utama di negara-negara berkembang.Diare persistenadalah sedangkan diare yang berlangsung terus hingga lebih dari 14 hari, dikatakan sebagi diare kronik (persisten).Diare infeksius adalah suatu episode diare yang disebabkan oleh suatu agen yang bersifat infeksius (virus, bakteri, parasit). Diare yang disebabkan oleh virus biasanya dapat sembuh sendiri (self limiting disease).1Disentriadalah radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja berlendir bercampur darah. Gejala-gejala disentri antara lain: buang air besar dengan tinja berdarah, tinja bersifat encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus), dan nyeri saat buang air besar (tenesmus).

Working DiagnosisDiare AkutEpidemiologiDiare akut merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Di negara maju seperti seperti Amerika serikat, rata-rata tiap anak mengalami 1-2 episode diare per tahun, dengan total 21-37 juta episode. Dari jumlah ini sekitar 200.000 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan diperkirakan kurang lebih 100 anak usia dibawah 5 tahun meninggal akibat diare akut. Di negara-negara berkembang, rata-rata tiap anak mengalami 6-12 episode diare per tahun. Kematian akibat diare pada anak usia di bawah 5 tahun diperkirakan mencapai jumlah hingga 2,4-3,3 juta per tahun. Data yang diperoleh dari rekam medis Rumah Sakit Cipto Mangun-kusumo, jumlah pasien rawat jalan akibat diare akut selama 3 tahun (2005-2007) meliputi 14,3% dari seluruh pasien rawat jalan yang berobat di Poliklinik Anak RSCM.2

Etiologi Penyebab diare akut pada anak-anak, biasanya diakibatkan karena infeksius usus merupakan penyakit tersering diare akut.Rotavirusmerupakan patogen penyebab tersering di seluruh dunia. Virus patogen penting lainnya ialahadenovirusdanenterovirus. Sementara bakteri patogen penting yang sering menyebakan diare adalahEscherichia Coli, Salmonela, Shigella, Yersinia, CampylobacterdanVibrio Cholera(bersifat enterotoksigenik). Selain itu terdapat parasit utama yang menyebabkan diare sepertiCryptosporodiumdanGiardia.2,5,6 Studi yang dilakukan Huilan (1991) dibeberapa rumah sakit Cina, India, Meksiko, Myamar dan Pakistan menunjukkan bahwa rotavirus,Escherichia coli, danshigella spp. Merupakan bakteri paling umum yang menyebabkan diare. Studi lain yang dilakukan Hegar dkk di Poliklinik Rawat Jalan Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta (2004) menunjukkan penyebab utama kasus diare akut pada anak adalah rotavirus (60%),Salmonella, sertaE. Coli. Selain itu dikatakan bahwa perbedaan penyebab diare di tiap tempat juga sangat tergantung dari ketersediaan air bersih dan sanitasi di masing-masing tempat.1,6Tabel 1. Penyebab Diare AkutInfeksiInfeksi UsusInfeksi ekstra usus (OMA, ISK)

Obat-obatanAntibiotik

Alergi makananSusu sapi, protein kedelai

Kelainan proses cernaDefisiensi enzim pencernaan

Defisiensi vitaminDefisensi niasin

Logam beratCo, Zn

Infeksi diluar usus yang sering disertai diare adalah otitis media akut (OMA), infeksi saluran kemih (ISK)., serta penyakit paru yang biasanya menyebabkan diare ringan dan dapat sembuh sendiri dengan penyembuhan penyakit dasarnya. Selain itu penggunaan obat-obatan, terutama antibiotik, sering dihubungkan denganClostridium difficile.alergi terhadap protein susu sapi merupakan salah satu diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan selain sindrom malabsoprsi jika diare tidak sembuh dalam10-14 hari.

PatofisiologiDaya tahan tubuh pejamu dan intesitas paparan mikroorganisme patogen merupakan dua faktor utama penyebab penyakit diare. Patofisiologi diare akut dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu noninflamasi dan inflamasi. Enterpatogen menyebabkan diare noninflamasi melalui produksi enterotoksin oleh beberapa bakteri, penghancuran vili usus halus oleh virus, perlekatan (adhesi) oleh parasit serta adhesi atau translokasi oleh bakteri. Sebalinya diare inflamasi biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus halus secara langsung serta dengan memproduksi sitotoksin. Beberapa agen entero-patogen yang dapat menyebabkan diare dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Agen Penyebab Diare1BakteriVirusParasit

AeromonasAstrovirusBalatidium coli

Bacillus cereusCalicivirusBlastocystis hominis

Campylobacter jejuniNorovirusCryptosporodium parvum

Clostridium perfringersEnteric adenovirusCylospora cayetanensis

Clostridium difficileRotavirusEncephalitozoon intestinalis

Escherichia ColiCytomegalovirusEntamoeba histolytica

Plesiomonas ShgelloidesHerpes simpleks virusEnterocytozoon bieneusi

SalmonellaGiardia lamblia

ShigellaIsospora belli

Staphylococcus aureusStrongyloides stercoralis

Vibrio choleraTrichuris trichiura

Vibrio parahaemolyticus

Yersinia enterocolitica

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:5,61.Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pengenceran air dan elektrolit dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.2.Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.3.Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang terjadi, sesuai penyebab diare. Virus dapat secara langsung merusak vili usus halus sehingga mengurangi luas permukaan usus halus dan mempengaruhi mekanisme enzimatik yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan normal vili enterocytis dari usus kecil dan perubahan dalam struktur dan fungsi epitel. Perubahan ini menyebabkan malabsorpsi dan motilitas abnormal dari usus selama infeksi rotavirus. Bakteri mengakibatkan diare melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Bakteri non invasive (Vibrio cholera, E. Coli patogen) masuk dan dapat melekat pada usus, berkembang baik disitu, dan kemudian akan mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lapisan lendir), kemudian bakteri akan masuk ke membran, dan mengeluarkan sub unit A dan B, lalu mengeluarkan cAMP yang akan merangsang sekresi cairan usus dan menghambat absorpsi tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel. Tekanan usus akan meningkat, dinding usus terengang, kemudian terjadilah diare.Bakteri invasive (salmonella spp, shigella sp, E.coli invasive, campylobacter) mengakibatkan ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh respon inflamasi. Toksin bakteri dapat mempengaruhi proses selular baik di dalam usus maupun di luar usus. Enterotoksin Escherichia coli yang tahan panas akan mengaktifkan adenilat siklase, sedangkan toksin yang tidak tahan panas mengaktifkan guanilat siklase. E.coli enterohemoragik dan shigella menghasilkan verotoksin yang menyebabkan kelainan sistemik seperti kejang dan sindrom hemolitik uremik.Sebagai akibat diare akut maupun kronik akan terjadi:1.Kehilangan air ( Dehidrasi) Dehidrasi terjadi kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan (input).

2.Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis) Terjadi karena:a.Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinjab.Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.c.Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.d.Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria)e.Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan, pernafasan bersifat cepat, teratur dan dalam (pernafasan Kussmaul)

3.HipoglikemiaHal ini terjadi karena :a.Penyimpanan/ persediaan glikogen dalam hati terganggub.Adanya gangguan absoprsi glukosa (walaupun jarang)Gejala hipoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg % pada bayi dan 50 mg % pada anak-anak. Gejala hipoglikemi tersebut dapat berupa: lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringkat, pucat, syok, kejang sampai koma.

4.Gangguan GiziHal ini disebabkan:a.Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan atau muntahnya akan bertambah hebat.b.Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.c.Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5.Gangguan sirkulasiSebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah,dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak, kesadaran menurun (soporokomatosa) dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal.10Semua akibat diare cair diakibatkan karena kehilangan air dan elektrolit tubuh melalui tinja. Dehidrasi adalah keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan volume darah (hipovolemia), kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Ada tiga macam dehidrasi:1.Dehidrasi IsotonikIni adalah dehidrasi yang sering terjadi karena diare. Hal ini terjadi bila kehilangan air dan natrium dalam proporsi yang sama dengan keadaan normal dan ditemani dalam cairan ekstraseluler.2.Dehidrasi HipertonikBeberapa anak yang diare, terutama bayi sering menderita dehidrasi hipematremik. Pada keadaaan ini didapatkan kekurangan cairan dan kelebihan natrium. Bila dibandingkan dengan proporsi yang biasanya ditemukan dalam cairan ekstraseluler dan darah. Ini biasanya akibat dari pemasukan cairan hipertonik pada saat diare yang tidak di absorpsi secara efisien dan pemasukan air yang tidak cukup.3.Dehidrasi HipotonikAnak dengan diare yang minum air dalam jumlah besar atau yang mendapat infus 5% glukosa dalam air, mungkin bisa menderita hiponatremik. Hal ini terjadi karena air diabsoprsi dari usus sementara kehilangan garam (NaCl) tetap berlangsung dan menyebabkan kekurangan natrium dan kelebihan air..Gejala KlinisMula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun cekung, tonus dan turgor kulit berkurang selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering. Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:a.Kehilangan berat badan1.Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2 %2.Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2 -5 %3.Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat badan 5-10 %4.Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan 10%b.SkorMaurice king10Tabel 3 . Penentuan derajat dehidrasi berdasarkan sistemMaurice kingBagian tubuh yang diperiksaNilai untuk gejala yang ditemukan

012

Keadaan umumSehatGelisah, cengeng, apatis, ngantuk.Mengigau, koma atau syok.

Kekenyalan kulitNormalSedikit kurangSangat kurang

MataNormalSedikit cekungSangat cekung

Ubun-ubun besarNormalSedikit cekungSangat cekung

MulutNormalKeringKering dan sianosis

Denyut nadi/menitKuat < 120Sedang (120-140)Lemah > 140

Keterangan tabel: Nilai 0-2 = Dehidrasi ringan, nilai 3-6 = dehidrasi sedang, nilai 7-12 = dehidrasi berat.

Tabel 4. Penilaian klinis beratnya Dehirasi Menurut WHO1,2Tanda dan gejalaDehidrasi ringanDehidrasi sedangDehidrasi berat

Kehilangan berat badan (%)3-56-910 atau lebih

Kesan dan kondisi umum,bayi dan anak kecilHaus, sadar dan gelisahHaus, gelisah atau letargis tetapi iritabel bila dipegang atau mengantuk.Mengantuk, ekstremitas lemas, dingin, sianotik, lembab, bisa koma.

Anak besar dan dewasaHaus, sadar dan gelisahHaus, sadar dan hipotensi postural.Bisanya sadar, kuatir, ekstremitas dingin, lembab, sianotik, kulit jari tangan dan kai berkerut; kejang otot.

Nadi RadialKecepatan dan tekana normalCepat dan lemahCepat, sangat lemah, kadang tidakteraba

RespirasiNormalDalam, mungkin cepatDalam dan cepat

Fontanella anteriorNormalCekungSangat cekung

Tekanan darah sistolikNormalNormal atau rendah, hipotensi ortostatikRendah, mungkin tidak teratur

Elastisitas kulitCubitan segera kembaliCubitan kembali perlahanCubitan tidak segera kembali

MataNormalCekungSangat cekung

Air mataAdaTidak ada atau berkurangTidak ada

Membrana mukosaLembabKeringSangat kering

Keluaran KencingNormalJumlah berkurang dan pekatAnuria/oliguria berat

Pengisian kembali kapilerNormal2 detik3detik

Perkiraan defisit cairan (mL/kg)30-50%60-90100 atau lebih

PenatalaksanaanEvaluasi diare akut pada anak memerlukan pendekatan tata laksana yang cermat, meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diteliti. Pemeriksaan laboratorium diperlukan pada keadaan tertentu, sedangkan terapi lebih bersifat suportif untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi, selain itu juga mempersingkat lamanya sakit serta mengurangi periode infeksius penderita.Tatalaksana terpenting pada diare akut tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan-sedang adalah pemberian rehidrasi oral (Oral Rehydration Solution, ORS).1,2Terdapat lima lintas tatalaksana,yaitu:8,9,10,111.Rehidrasi2.Dukungan nutrisi3.Suplementasi Zinc4.Antibiotik selektif5.Edukasi orang tua

1.Rehidrasia). Rencana terapi A: Diare tanpa dehidrasiTerapi dilakukan di rumah. Menerangkan 4 cara terapi diare di rumah:a.Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasib.Berikan tablet Zinc. Dosis yang digunakan untuk anak-anak:-Anak dibawah usia 6 bulan : 10 mg (1/2tablet) per hari-Anak diatas usia 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hariZinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, walaupun anak sudah sembuh. Cara pemberian zinc pada bayi, dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk anak-anak yang lebih besa, zinc dapat dikunyahatau dilarutkan dalam air matang atau oralit.c.Berikan anak makanan untuk mencegah kurang gizi-Teruskan ASI/PASI-Bila anak diatas 6 bula, atau telah mendapatkan makanan padat:Berikan bubur, bilamungkin campur dengan kcang-kacanga, sayur, daging/ikan. Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur sop tiap porsiBerikan sari buah/pisang halus untuk menambah kaliumBerikan makanan segar, masak dan haluskan / tumbuk dengan baik.Bujukla anak untuk makanBerikan anak makanan yang sama setelah daire berhenti dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.d.Bawah anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut:Buang air besar cair lebih seringMuntah terus menerusRasa haus yang nyataMakan atau minum sedikitDemamTinja berdarah

Anak harus diberi oralit dirumah apabila:-Setelah mendapat rencana terapi B atau C-Tidak dapat kembali ke petugas kesehatan bila diare memburuk-Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan merupakan kebijakan pemerintah.Berikan oralit baru sesuai dengan ketentuan yang benar:Formula oralit baru yang berasal dari WHO dengan komposisi sebagai berikut:Natrium : 75 mmol/LKlorida : 65 mmol/LGlukosa, anhidrosus :75 mmol/LKalium :20 mmol/LSitrat :10 mmol/LTotal osmolaritas :245 mmol/LKetentuan pemberian oralit formula baru:Beri ibu 2 bungkus oralit formula baruLarutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 L air matang. Untuk persediaan 24 jamBeriakn larutan oralit pada anak setiap kali BAB, dengan ketentuan sebagai berikut:-Untuk anak usia < 2 tahun : berikan 50-100 mL tiap kali buang air besar-Untuk anak usia > 2tahun : berikan 100 200 mL tiap kali buang air besarJika dalam waktu 24 jam prsediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa lautan itu harus dibuang.b). Rencana terapi B: Diare dengan dehidrasi tidak beratPada dehidrasi tidak berat, cairan rehidrasi oral diberikan dengan pemantauan yang dilakukan Upaya Rehidrasi Orala selama 4-6 jam. Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam pertama.Pada anak usia 2-4 tahun , berat badan 11-15 kg sehingga jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan yaitu 800-1200 ml.-Berikan minum sedikit demi sedikit,- Jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali rehidrasi oral perlahan- Setelah 4 jam, nilai ulang derajat dehidrasi anak dan mulai memberikan makanan sedikit demi sedikit.- Pemberian oralit untuk rehidrasi selama 2 hari, seperti dijelaskan pada rencana terapi A.c). Rencana terapi C: diare dengan dehidrasi beratPenggunaan cairan intravena segera.

2.Dukungan nutrisiMakanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu yang sama pada anak sehat sebagai pengganti nutrisi yang hilang, serta mencegah tidak terjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan pada diare cair akut (maupun pada diare akut berdarah) dan berikan dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.

3.Suplementasi ZincPemakaian zinc sebagai obat pada diare didasarkan pada alasan ilmiah bahwa zinc mempunyai efek pada fungsi kekebalan saluran cerna dan berpengaruh pada fungsi dan struktur saluran cerna serta mempercepat proses penyembuhan epitel selama diare.

4.Antibiotik selektifPada diare akut, pemberian antiemetik (metoklopramid), antimotilitas (loperamid), antidiare (atapulgit, pektin), pada umumnya kurang bermanfaat karena obat-obatan tersebut tidak mngurangi volume tinja ataupun mempersingkat lama sakit. Pemberian antibiotik hanya diindikasikan pada keadaan tertentu seperti adanya patogen yang telah diidentifikasikan, bayi, anak dengan defek imun (immunocompromised).Terapi Kolera, dan bayi kurang dari 3 bulan dengan biakakn tinja positif (karena mudah terjadi septikemia).

5.Edukasi orang tuaNasihat orang tua, khususnya pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika ada demam, muntah berulang, makan / minum sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau belum membaik dalam tiga hari. Indikasi rawat inap pada penderita diare akut berdarah adalah malnutrisi, usia kurang dari 1 tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri datang sudah dengan komplikasi.

ProbiotikBeberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian probiotik sepertiLactobacillus rhamnosus strain GG,terbukti efektif dalam terapi diare akut dalam hal mempersingkat masa sakit.1,2,3Probiotik adalah mikroorganisme hidup, yang jika diberikan dalam jumlah yang adekuat akan memberikan keuntungan menyehatkan pada individu.Pemberian makanan disertai susu fermentasi yang mengandung lactobacillus casei dan lactobacillus acidophilus dapat memproduksi imunostimulasi pada host dengan mengaktivasi makrofag dan limfosit. Hal ini berhubungan dengan bahan yang diproduksi oleh organisme-organisme ini selama proses fermentasi yaitu beberapa bahan metabolit, peptride dan enzim. Pada anak dengan malnutrisi, daire kaut menyebabkan perubahan keseimbangan mikroflora secara drastis, pada kasus ini pemberian produk yang difermentasi dapat membantu rekolonisasi.Pada saluran cerna manusia, probiotik menginduksi kolonisasi dan dapat tumbuh secara in situ di lambung, duodenum, dan ileum. Pada epitel ileum manusia, mikroorganisme ini dapat menginduksi aktivitas immunomodulary, termasuk pengambilan CD+ T Helper cells. Produksi menginduksi sistem imun, prosuksi musin, down regulation dari respon inflamasi, sekresi bahan antimikroba, pengaturan permeabilitas usus, mencegah perlekatan bakteri patogen pada mukosa, stimulasi produksi immunoglobulin dan mekanisme probiotik.Dosis probiotik yang dianjurkan adalah 10 pangkat 7 hingga 10 pangkat 9. Rekomendasi Mitsuoka untuk bakteri Lactobacillus memang sekitar 10 pangkat 6. Jika kita memberikan kurang dari itu,maka proses keseimbangan tidak tercapai yang berarti tidak bisa disebut probiotik. Oleh karena itu, preparat probiotik Lactobacillus umumnya diberikan pada dosis 10 pangkat 7 hingga pangkat 9.Komplikasi Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai komplikasi seperti:10,111.Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)2.Renjatan hipovolemik3.Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram)4.Hipoglikemi5.Intoleransi laktosa sekunder, sabagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus.6.Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.7.Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

PrognosisBaik, jika penanganan dilakukan secara cepat dan tepat terutama penangan pada pasien yang mengalami dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan rejatan (shock) hipovolemik.

Pencegahan1.Pemberian ASI sejak anak dilahirkan dan minimal selama 6 bulan. Karena terbukti,dengan peningkatan penggunaan ASI selama 6 bulan pertama, dapat menurunkan angkat morbiditas dan mortalitas pada anak dan bayi.2.Perbaikan pola penyapihanHal ini disebabkan karena (1) tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri, (2) rendahnya kalori dan protein, (3) tidak tepatnya pemberian makanan, (4) kurang sabarnya ibu memberikan makanan secara sedikit-sedikit tetapi sering.3.Imunisasi CampakProgram imunisasi campak mencakup 60% bayi berumur 9-11 bulan,dengan efektivitas sebesar 85 %, dapat menurun morbiditas diare sebesar 1,8 % dan mortalitas diare sebesar 13 % pada bayi dan anak balita.4.Perbaikan higiene peroranganKebisaan mencunci tangan sebelum makan, dan mencuci sebelum masak dan setelah buang air kecil atau buang air besar dapat menurunkan morbiditas diare .8,9

PenutupKesimpulanDiare akut adalah buang air besar setengah cair atau bahkan dapat berupa cair saja, dengan atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam, dan berlangsung kurang dari 14 hari.Sehingga kesimpulan yang dapat diambilkan berdasarkan skenario yaitu anak berusia 4 tahun yang mengalami diare sejak 3 hari yang lalu, dengan frekuensi BAB > 10 kali, cair tanpa ampas, dan pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, mata cekun dan turgor kulit mengalami diare akut dengan dehidrasi ringan sampai sedang. Anak dengan diare akut yang mengalami dehidrasi ringan sampai sedang terapi yang dapat diberikan yaitu pemberian rehidrasi oral dengan pemberian banyak cairan yang lebih dari biasanya dan pemberian larutan oralit untuk mencegah dehidrasi.

Daftar Pustaka1.Pickering LK, Snyder JD,. Gastroenteritis. In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB.Nelson textbook of pediatrics, 17thed. Philadelphia: Sauders, 2004.Hlm 1272-62.Gunawan S. Peran probiotik pada diare akut anak. Ebers papyrus. Vol 3 No 3. 2007. hlm 113-73.Cornelius W, Van Niel MD. Probiotics: Not just fot treatment anymore, Pediatrics Vol. 115 No. 1 january 2005, pp. 174-74.Kandum, NI. Upaya pencegahan diare ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat dalam kumpulan makalah kongres nasional II BKGAI juli 2003 hal 395.Field, M. Intestinal ion transport and the pathophysiology of diarrhea.2003. hlm 931-436.Latief, Abdul et al. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Jilid I. Cetakan X. FKUI . Jakarta : 2002. Hlm 283-947.Surendan S, Rotavirus infection: molecular changes and pathophysiology EXCLI journal 2008;7:154-628.Juffire M, Mulyani NS. Modul pelatihan diare. UKK gastro-hepatology.20099.Anonymous. Paduan pelayanan medis departemen ilmu kesehatan anak. RSUP nasional Dr. Cipto mangunkusomu. 200710.Suharyono, Aswitha, B.H. Halimun, EM.Dalam gastroenterologi anak praktis. Balai penerbit FKUI. Cetakan 211.Behram, Kliegman, Arvin. Dalam nelson ilmu kesehatan anak.vol 2. Ed . EGC Jakarta 2000. Hlm 889-93