Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

42
Diare Akut Infeksius Pada Dewasa Umar Zein Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Unievrsitas Sumatera Utara Pendahuluan : Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila terjadi tanpa komplikasi, secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita. 1 Namun, bila terjadi komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan baik serta prosedur diagnostiknya juga semakin baik. Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh terhadap keadaan tidak normal, namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengekskresikan mikroorganisme keluar tubuh, tidak sepenuhnya benar. Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil yang baik terutama pada diare akut yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat. Acapkali juga diperlukan terapi simtomatik untuk menghentikan diare atau mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar merupakan suatu keadaan/kondisi yang menggganggu akitifitas sehari- hari. Definisi : Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2

Transcript of Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Page 1: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Umar Zein

Fakultas Kedokteran

Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Unievrsitas Sumatera Utara

Pendahuluan

Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila

terjadi tanpa komplikasi secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita1 Namun bila terjadi

komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan mortalitas meskipun penyebab

dan penanganannya telah diketahui dengan baik serta prosedur diagnostiknya juga semakin baik

Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh terhadap keadaan tidak normal

namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengekskresikan

mikroorganisme keluar tubuh tidak sepenuhnya benar Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare

akibat infeksi dan rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil

yang baik terutama pada diare akut yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat Acapkali juga

diperlukan terapi simtomatik untuk menghentikan diare atau mengurangi volume feses karena

berulang kali buang air besar merupakan suatu keadaankondisi yang menggganggu akitifitas sehari-

hari

Definisi

Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk

(unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam Bila diare berlangsung

kurang dari 2 minggu di sebut sebagai Diare Akut Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih

maka digolongkan pada Diare Kronik

Pada feses dapat dengan atau tanpa lendir darah atau pus Gejala ikutan dapat berupa mual muntah

nyeri abdominal mulas tenesmus demam dan tanda-tanda dehidrasi123

Klasifikasi amp Patofisiologi

Secara etiologi diare akut dapat disebabkan oleh infeksi intoksikasi (poisoning) alergi reaksi obat-

obatan dan juga faktor psikis4

Berikut ini akan diuraikan klasifikasi dan patofisologi diare akut yang disebabkan oleh proses infeksi

pada usus atau Enteric Infection

Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses

patofisiologi enteric infection yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflamatory Non

inflammatory dan Penetrating25 (Tabel 1)

Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma

Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) Biasanya gejala

klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual

muntah demam tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara

makroskopis ditemukan lendir danatau darah secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear

Mikroorganisme penyebab seperti Ehistolytica Shigella Entero Invasive Ecoli

(EIEC)Vparahaemolitycus Cdifficile dan Cjejuni

Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal Proses

diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar

tanpa lendir dan darah yang disebut dengan Watery diarrhea Keluhan abdominal biasanya minimal

atau tidak ada sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang

tidak segera mendapat cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mikroorganisme penyebab seperti Vcholerae Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Salmonella

Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus Penyakit ini disebut juga Enteric fever

Chronic Septicemia dengan gejala klinis demam disertai diare Pada pemeriksaan tinja secara rutin

didapati leukosit mononuclear Mikrooragnisme penyebab biasanya Sthypi Sparathypi AB

Senteritidis Scholerasuis Yenterocolitidea dan Cfetus

Tabel 1 Karakteristik

Pada 3 Tipe Diare Akut

Karakteristik

Non Inflamatory Inflamatory Penetrating

Gambaran Tinja Watery

Volume gtgt

Leukosit (-)

Bloody mukus

Volume sedang

Leukosit PMN

Mukus

Volume sedikit

Leukosit MN

Demam (-) (+) (+)

Nyeri Perut (-) (+) (+)(-)

Dehidrasi (+++) (+) (+)(-)

Tenesmus (-) (+) (-)

Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis

Epidemiologi

Lebih dari 2 juta kasus diare akut infeksius di Amerika setia tahunnya yang merupakan penyebab

kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia6

Gambaran klinis diare akut acapkali tidak spesifik Namun selalu behubungan dengan hal-hal berikut

adanya traveling (domestik atau internasional) kontak personal adanya sangkaan food-borne

transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses

mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini

karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme

(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7

Etiologi18910

1 Virus

Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare

akut 89

10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia

Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan

10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi

dan dapat juga terjadi penularan person to person

10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa

10487071048707Adenovirus (type 40 41)

10487071048707Small bowel structured virus

10487071048707Cytomegalovirus

2 Bakteri

10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang

menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)

dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery

diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa

10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses

perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan

mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase

10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan

menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum

jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan

10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella

EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon

10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga

Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut

menjadi hemolytic-uremic syndrome

10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel

mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk

smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu

proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik

dan mungkin menimbulkan watery diarrhea

10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan

(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang

terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak

langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus

dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin

Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis

10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan

menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan

berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare

Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya

enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin

(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam

lumen usus

10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan

menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody

diarrhea

3 Protozoa

10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi

dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route

Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah

dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan

atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari

setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia

Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung

10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh

dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira

90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang

simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant

10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak

Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa

Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada

penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis

merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis

antibiotik

10487071048707Microsporidium spp

10487071048707Isospora belli

10487071048707Cyclospora cayatanensis

4 Helminths

10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan

diare

10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal

dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus

10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi

dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen

10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat

menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen

Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang

Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen

Acute Watery Dysentry Persistent

Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)

(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)

Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus

(+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-)

Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (+) (-) (-) (-) (-)

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria

(-) (-) (+) (-)

(-) (+) (-) (+)

(+) (+) (+) (+)

Pengobatan

Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang

sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau

mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru

mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam

frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah

menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi

supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration

Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya

miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai

dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin

Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau

lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat

antibiotik13

Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara

empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3

Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian

Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri

Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari

Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon

selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile

dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 2: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses

patofisiologi enteric infection yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflamatory Non

inflammatory dan Penetrating25 (Tabel 1)

Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma

Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) Biasanya gejala

klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual

muntah demam tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara

makroskopis ditemukan lendir danatau darah secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear

Mikroorganisme penyebab seperti Ehistolytica Shigella Entero Invasive Ecoli

(EIEC)Vparahaemolitycus Cdifficile dan Cjejuni

Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal Proses

diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar

tanpa lendir dan darah yang disebut dengan Watery diarrhea Keluhan abdominal biasanya minimal

atau tidak ada sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang

tidak segera mendapat cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mikroorganisme penyebab seperti Vcholerae Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Salmonella

Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus Penyakit ini disebut juga Enteric fever

Chronic Septicemia dengan gejala klinis demam disertai diare Pada pemeriksaan tinja secara rutin

didapati leukosit mononuclear Mikrooragnisme penyebab biasanya Sthypi Sparathypi AB

Senteritidis Scholerasuis Yenterocolitidea dan Cfetus

Tabel 1 Karakteristik

Pada 3 Tipe Diare Akut

Karakteristik

Non Inflamatory Inflamatory Penetrating

Gambaran Tinja Watery

Volume gtgt

Leukosit (-)

Bloody mukus

Volume sedang

Leukosit PMN

Mukus

Volume sedikit

Leukosit MN

Demam (-) (+) (+)

Nyeri Perut (-) (+) (+)(-)

Dehidrasi (+++) (+) (+)(-)

Tenesmus (-) (+) (-)

Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis

Epidemiologi

Lebih dari 2 juta kasus diare akut infeksius di Amerika setia tahunnya yang merupakan penyebab

kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia6

Gambaran klinis diare akut acapkali tidak spesifik Namun selalu behubungan dengan hal-hal berikut

adanya traveling (domestik atau internasional) kontak personal adanya sangkaan food-borne

transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses

mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini

karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme

(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7

Etiologi18910

1 Virus

Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare

akut 89

10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia

Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan

10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi

dan dapat juga terjadi penularan person to person

10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa

10487071048707Adenovirus (type 40 41)

10487071048707Small bowel structured virus

10487071048707Cytomegalovirus

2 Bakteri

10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang

menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)

dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery

diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa

10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses

perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan

mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase

10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan

menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum

jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan

10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella

EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon

10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga

Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut

menjadi hemolytic-uremic syndrome

10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel

mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk

smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu

proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik

dan mungkin menimbulkan watery diarrhea

10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan

(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang

terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak

langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus

dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin

Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis

10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan

menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan

berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare

Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya

enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin

(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam

lumen usus

10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan

menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody

diarrhea

3 Protozoa

10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi

dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route

Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah

dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan

atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari

setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia

Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung

10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh

dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira

90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang

simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant

10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak

Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa

Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada

penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis

merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis

antibiotik

10487071048707Microsporidium spp

10487071048707Isospora belli

10487071048707Cyclospora cayatanensis

4 Helminths

10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan

diare

10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal

dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus

10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi

dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen

10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat

menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen

Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang

Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen

Acute Watery Dysentry Persistent

Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)

(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)

Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus

(+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-)

Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (+) (-) (-) (-) (-)

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria

(-) (-) (+) (-)

(-) (+) (-) (+)

(+) (+) (+) (+)

Pengobatan

Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang

sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau

mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru

mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam

frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah

menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi

supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration

Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya

miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai

dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin

Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau

lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat

antibiotik13

Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara

empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3

Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian

Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri

Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari

Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon

selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile

dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 3: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma

Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) Biasanya gejala

klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual

muntah demam tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara

makroskopis ditemukan lendir danatau darah secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear

Mikroorganisme penyebab seperti Ehistolytica Shigella Entero Invasive Ecoli

(EIEC)Vparahaemolitycus Cdifficile dan Cjejuni

Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal Proses

diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar

tanpa lendir dan darah yang disebut dengan Watery diarrhea Keluhan abdominal biasanya minimal

atau tidak ada sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang

tidak segera mendapat cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mikroorganisme penyebab seperti Vcholerae Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Salmonella

Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus Penyakit ini disebut juga Enteric fever

Chronic Septicemia dengan gejala klinis demam disertai diare Pada pemeriksaan tinja secara rutin

didapati leukosit mononuclear Mikrooragnisme penyebab biasanya Sthypi Sparathypi AB

Senteritidis Scholerasuis Yenterocolitidea dan Cfetus

Tabel 1 Karakteristik

Pada 3 Tipe Diare Akut

Karakteristik

Non Inflamatory Inflamatory Penetrating

Gambaran Tinja Watery

Volume gtgt

Leukosit (-)

Bloody mukus

Volume sedang

Leukosit PMN

Mukus

Volume sedikit

Leukosit MN

Demam (-) (+) (+)

Nyeri Perut (-) (+) (+)(-)

Dehidrasi (+++) (+) (+)(-)

Tenesmus (-) (+) (-)

Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis

Epidemiologi

Lebih dari 2 juta kasus diare akut infeksius di Amerika setia tahunnya yang merupakan penyebab

kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia6

Gambaran klinis diare akut acapkali tidak spesifik Namun selalu behubungan dengan hal-hal berikut

adanya traveling (domestik atau internasional) kontak personal adanya sangkaan food-borne

transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses

mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini

karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme

(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7

Etiologi18910

1 Virus

Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare

akut 89

10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia

Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan

10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi

dan dapat juga terjadi penularan person to person

10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa

10487071048707Adenovirus (type 40 41)

10487071048707Small bowel structured virus

10487071048707Cytomegalovirus

2 Bakteri

10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang

menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)

dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery

diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa

10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses

perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan

mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase

10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan

menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum

jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan

10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella

EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon

10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga

Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut

menjadi hemolytic-uremic syndrome

10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel

mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk

smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu

proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik

dan mungkin menimbulkan watery diarrhea

10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan

(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang

terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak

langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus

dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin

Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis

10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan

menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan

berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare

Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya

enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin

(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam

lumen usus

10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan

menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody

diarrhea

3 Protozoa

10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi

dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route

Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah

dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan

atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari

setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia

Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung

10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh

dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira

90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang

simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant

10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak

Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa

Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada

penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis

merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis

antibiotik

10487071048707Microsporidium spp

10487071048707Isospora belli

10487071048707Cyclospora cayatanensis

4 Helminths

10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan

diare

10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal

dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus

10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi

dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen

10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat

menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen

Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang

Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen

Acute Watery Dysentry Persistent

Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)

(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)

Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus

(+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-)

Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (+) (-) (-) (-) (-)

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria

(-) (-) (+) (-)

(-) (+) (-) (+)

(+) (+) (+) (+)

Pengobatan

Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang

sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau

mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru

mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam

frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah

menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi

supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration

Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya

miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai

dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin

Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau

lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat

antibiotik13

Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara

empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3

Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian

Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri

Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari

Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon

selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile

dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 4: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses

mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini

karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme

(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7

Etiologi18910

1 Virus

Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare

akut 89

10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia

Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan

10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi

dan dapat juga terjadi penularan person to person

10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa

10487071048707Adenovirus (type 40 41)

10487071048707Small bowel structured virus

10487071048707Cytomegalovirus

2 Bakteri

10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang

menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)

dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery

diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa

10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses

perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan

mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase

10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan

menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum

jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan

10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella

EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon

10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga

Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut

menjadi hemolytic-uremic syndrome

10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel

mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk

smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu

proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik

dan mungkin menimbulkan watery diarrhea

10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan

(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang

terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak

langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus

dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin

Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis

10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan

menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan

berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare

Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya

enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin

(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam

lumen usus

10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan

menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody

diarrhea

3 Protozoa

10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi

dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route

Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah

dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan

atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari

setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia

Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung

10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh

dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira

90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang

simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant

10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak

Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa

Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada

penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis

merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis

antibiotik

10487071048707Microsporidium spp

10487071048707Isospora belli

10487071048707Cyclospora cayatanensis

4 Helminths

10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan

diare

10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal

dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus

10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi

dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen

10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat

menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen

Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang

Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen

Acute Watery Dysentry Persistent

Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)

(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)

Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus

(+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-)

Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (+) (-) (-) (-) (-)

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria

(-) (-) (+) (-)

(-) (+) (-) (+)

(+) (+) (+) (+)

Pengobatan

Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang

sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau

mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru

mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam

frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah

menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi

supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration

Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya

miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai

dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin

Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau

lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat

antibiotik13

Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara

empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3

Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian

Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri

Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari

Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon

selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile

dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 5: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik

dan mungkin menimbulkan watery diarrhea

10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan

(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang

terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak

langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus

dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin

Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis

10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan

menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan

berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare

Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya

enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin

(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam

lumen usus

10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan

menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody

diarrhea

3 Protozoa

10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi

dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route

Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah

dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan

atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari

setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia

Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung

10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh

dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira

90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang

simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant

10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak

Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa

Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada

penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis

merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis

antibiotik

10487071048707Microsporidium spp

10487071048707Isospora belli

10487071048707Cyclospora cayatanensis

4 Helminths

10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan

diare

10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal

dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus

10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi

dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen

10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat

menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen

Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang

Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen

Acute Watery Dysentry Persistent

Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)

(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)

Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus

(+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-)

Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (+) (-) (-) (-) (-)

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria

(-) (-) (+) (-)

(-) (+) (-) (+)

(+) (+) (+) (+)

Pengobatan

Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang

sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau

mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru

mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam

frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah

menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi

supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration

Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya

miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai

dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin

Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau

lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat

antibiotik13

Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara

empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3

Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian

Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri

Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari

Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon

selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile

dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 6: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

10487071048707Isospora belli

10487071048707Cyclospora cayatanensis

4 Helminths

10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan

diare

10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal

dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus

10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi

dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen

10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat

menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen

Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang

Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen

Acute Watery Dysentry Persistent

Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)

(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)

Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus

(+) (+) (+) (+)

(-) (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-)

Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

(-) (+) (-) (-) (-) (-)

(+) (+) (+) (+) (+) (+)

Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria

(-) (-) (+) (-)

(-) (+) (-) (+)

(+) (+) (+) (+)

Pengobatan

Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang

sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau

mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru

mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam

frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah

menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi

supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration

Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya

miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai

dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin

Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau

lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat

antibiotik13

Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara

empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3

Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian

Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri

Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari

Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon

selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile

dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 7: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru

mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam

frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah

menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi

supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration

Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya

miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai

dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin

Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau

lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat

antibiotik13

Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara

empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3

Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian

Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri

Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari

Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon

selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile

dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 8: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari

Terapi SupportifSimtomatik

Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi

dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak

dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang

bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap

cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak

dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang

diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi

diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin

albuminat

Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12

Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi

diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat

merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus

Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya

Kesimpulan

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu

etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri

protozoa dan helminth

Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui

etiologi dan memberikan terapi yang sesuai

Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi

keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut

Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In

Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)

Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New

York 1987 177 ndash 80

2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult

Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 9: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology

Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001

4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000

5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH

Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice

June 2002

7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml

8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed

Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark

URL dasbookview245492689201htmltop

9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical

Medicine Mahidol University Bangkok Thailand

10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002

Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13

11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine

Mahidol University Bangkok Thailand

12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of

Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002

13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the

treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82

14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of

Gastroenterology Vol92 No11 November 1997

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 10: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein

Khalid Huda Sagala Josia Ginting

Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam

Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang

air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat

disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi

insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang

menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum

menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections

dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni

Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC)

Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap

tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6

Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari

beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang

dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 11: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-

01 dan Salmonella paratyphi A7

EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat

pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode

diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus

diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9

Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang

dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133

di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia

coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli

( EIEC)11

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang

disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik

HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi

untuk diare infeksi1312

PATOFISIOLOGI13910

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi

dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang

menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 12: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis

ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear

Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada

sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok

osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak

dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam

magnesium

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang

ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya

toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik

Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat

menyebabkan diare sekretorik

Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun

usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti

gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus

menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes

melitus

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua

mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri

menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri

yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan

bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi

enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut

untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili

dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis

disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada

enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 13: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan

gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan

arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat

pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin

Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman

enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi

multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi

intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat

dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella

juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan

menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain

bersifat invasif misalnya Salmonella

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang

bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli

(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik

kuman EPEC serta V Parahemolyticus

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat

aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit

B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler

sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan

HCO3 pada sel kripta mukosa usus

ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat

Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase

fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida

Peranan Enteric Nervous System (ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada

saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron

sekretori VIPergik

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 14: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural

ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus

mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai

sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan

obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit

DIAGNOSIS

Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan

cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien

riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat

pada gambar 1

Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1

Manifestasi Klinis81415

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus

hematochezia nyeri perut atau kejang perut

Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat

menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik

atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan

seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi

menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi

air yang isotonik

Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan

penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas

lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam

karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak

dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah

muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada

diare akut juga dapat timbul aritmia jantung

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria

Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 15: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam

sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang

menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Pemeriksaan Laboratorium

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya

leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda

inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus

diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella

Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95

tergantung dari jenis patogennya3

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah

glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan

inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin

feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas

83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau

Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi

berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien

dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71

Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia

darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah

lengkap581014

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6

Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516

a Infeksi non-invasif

Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin

stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin

stafilokokus stabil terhadap panas

Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75

pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 16: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada

pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam

Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari

kotoran dan muntahan pasien

Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi

stafilokokus dari makanan yang ditelan

Bacillus cereus

B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B

cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan

Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa

berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang

seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi

dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Clostridium perfringens

C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini

sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri

Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi

diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi

Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam

Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram

makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal

menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan

Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik

Vibrio cholerae

V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang

menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat

Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP

sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang

terkontaminasi

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare

seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi

Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai

Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus

diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae

Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat

diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 17: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali

sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan

Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )

Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral

Escherichia coli patogen

E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang

melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu

1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)

2 Enterophatogenic E coli (EPEC)

3 Enteroadherent E coli (EAEC)

4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)

5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)

Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri

dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB

lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada

kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah

putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited

dengan tidak ada gejala sisa

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui

kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan

pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157

Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang

parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan

selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare

EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC

2 Infeksi Invasif

Shigella

Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella

menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin

dan invasi bakteri

Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB

berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa

darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang

dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis

dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 18: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala

neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris

dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri

Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat

digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit

Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya

penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari

selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan

Salmonella nontyphoid

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat

Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan

gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood

jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari

Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip

pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV

Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan

antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan

jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi

tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-

sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama

5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi

oral

Salmonella typhi

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid

dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi

sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang

berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan

terkontaminasi

Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan

hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan

ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama

terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan

denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan

timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 19: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya

ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis

Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada

minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga

Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit

Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien

yang telah sembuh dari penyakit akut

Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi

penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan

flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan

harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14

hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)

dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik

Campylobakter

Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada

pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi

klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa

inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan

nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam

mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari

Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya

Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian

antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-

nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari

secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan

elektrolit merupakan terapi utama

Vibrio non-kolera

Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V

parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang

mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur

feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak

memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama

direkomendasikan menggunakan tetrasiklin

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 20: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Yersinia

Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen

somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan

enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon

dapat juga terinvasi

Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan

artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang

terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari

kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi

adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau

bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada

sepsis

Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan

yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air

terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat

dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control

(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS

EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis

mikroangiopatik dan kerusakan ginjal

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare

awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen

dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit

lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa

HUS

HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko

HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan

meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa

proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS

Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada

laboratorium khusus

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 21: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik

tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa

studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti

diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih

diperlukan

Aeromonas

Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan

beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin

Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh

sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran

Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau

pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole

Plesiomonas

Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus

berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik

Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh

sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses

Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim

sulfametoksazole

PENATALAKSANAAN

A Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus

dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang

memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per

liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan

dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash

4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti

kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama

kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 22: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi

harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan

penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan

cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8

BD plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis

- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB

- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB

- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB

Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)

Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8

- rasa hausmuntah 1

- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2

- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1

- kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2

- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1

- Facies cholerica 2

-Voxcholerica 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washerrsquos womanrsquos hand 1

- Ekstremitas dingin 1

-Sianosis 2

- Umur 50-60 tahun -1

- Umurgt 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter

15

Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18

Cara I

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 23: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan

kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu

- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu

- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti

bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada

orang dewasa dengan berat badan 50 Kg

Cara II

Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama

dengan defisit air sebanyak 4 liter

Cara III

Dengan menggunakan rumus

Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana

Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat

badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air

badan sekarang

B Anti biotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40

kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik

Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien

immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi

antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916

Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1

Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua

Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella

Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari

Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari

Campilobakterspp

Azithromycin 500 mg oral 2x sehari

Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr

Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin

oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 24: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral

Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari

Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari

Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari

4xsehari 7-14 hari 7-14 hari

oral atauIV

C Obat anti diare

Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang

bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja

kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga

keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama

hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman

pada anak14

Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin

sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan

lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi

diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi

defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan10

Kelompok absorbent

Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar

argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut

maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi

elektrolit

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 25: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk

kapsul atau tablet9

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii

bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena

berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan

anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock

hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan

asidosis metabolik18

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang

terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang

selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian

cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC

Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah

diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi

penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi

Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi

potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain

ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien

menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot

pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum

diketahui

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter

Shigella Salmonella atau Yersinia spp1

PROGNOSIS

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 26: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas

dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt

10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan

sindrom uremik hemolitik1

PENCEGAHAN131316

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan

menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan

khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman

dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian

khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk

memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak

dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum

dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan

saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut

harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC

terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel

terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan

demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk

digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin

tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin

parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek

samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua

hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya

KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 27: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara

maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan

dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi

antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan

hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan

sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas

yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare

infeksi bakteri

KEPUSTAKAAN

1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 225 - 68

2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious

Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51

3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current

Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books

2003 131 - 50

4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from

httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf

5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea

in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71

6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305

7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10

8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk

editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57

9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto

Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam

Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash

40

10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S

Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002

Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56

11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7

Page 28: Diare Akut Infeksius Pada Dewasa

12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47

13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA

Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70

14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I

Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta

Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56

15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al

Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical

Books 2003 603 - 13

16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species

In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in

Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66

17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed

New York McGraw-Hill 2003 371-79

18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy

LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003

Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79

19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7