Diare Akut Infeksius Pada Dewasa
-
Upload
kristina-lim -
Category
Documents
-
view
680 -
download
8
Transcript of Diare Akut Infeksius Pada Dewasa
Diare Akut Infeksius Pada Dewasa
Umar Zein
Fakultas Kedokteran
Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Unievrsitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila
terjadi tanpa komplikasi secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita1 Namun bila terjadi
komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan mortalitas meskipun penyebab
dan penanganannya telah diketahui dengan baik serta prosedur diagnostiknya juga semakin baik
Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh terhadap keadaan tidak normal
namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengekskresikan
mikroorganisme keluar tubuh tidak sepenuhnya benar Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare
akibat infeksi dan rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil
yang baik terutama pada diare akut yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat Acapkali juga
diperlukan terapi simtomatik untuk menghentikan diare atau mengurangi volume feses karena
berulang kali buang air besar merupakan suatu keadaankondisi yang menggganggu akitifitas sehari-
hari
Definisi
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk
(unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam Bila diare berlangsung
kurang dari 2 minggu di sebut sebagai Diare Akut Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih
maka digolongkan pada Diare Kronik
Pada feses dapat dengan atau tanpa lendir darah atau pus Gejala ikutan dapat berupa mual muntah
nyeri abdominal mulas tenesmus demam dan tanda-tanda dehidrasi123
Klasifikasi amp Patofisiologi
Secara etiologi diare akut dapat disebabkan oleh infeksi intoksikasi (poisoning) alergi reaksi obat-
obatan dan juga faktor psikis4
Berikut ini akan diuraikan klasifikasi dan patofisologi diare akut yang disebabkan oleh proses infeksi
pada usus atau Enteric Infection
Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses
patofisiologi enteric infection yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflamatory Non
inflammatory dan Penetrating25 (Tabel 1)
Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma
Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) Biasanya gejala
klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual
muntah demam tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara
makroskopis ditemukan lendir danatau darah secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear
Mikroorganisme penyebab seperti Ehistolytica Shigella Entero Invasive Ecoli
(EIEC)Vparahaemolitycus Cdifficile dan Cjejuni
Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal Proses
diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar
tanpa lendir dan darah yang disebut dengan Watery diarrhea Keluhan abdominal biasanya minimal
atau tidak ada sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang
tidak segera mendapat cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mikroorganisme penyebab seperti Vcholerae Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Salmonella
Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus Penyakit ini disebut juga Enteric fever
Chronic Septicemia dengan gejala klinis demam disertai diare Pada pemeriksaan tinja secara rutin
didapati leukosit mononuclear Mikrooragnisme penyebab biasanya Sthypi Sparathypi AB
Senteritidis Scholerasuis Yenterocolitidea dan Cfetus
Tabel 1 Karakteristik
Pada 3 Tipe Diare Akut
Karakteristik
Non Inflamatory Inflamatory Penetrating
Gambaran Tinja Watery
Volume gtgt
Leukosit (-)
Bloody mukus
Volume sedang
Leukosit PMN
Mukus
Volume sedikit
Leukosit MN
Demam (-) (+) (+)
Nyeri Perut (-) (+) (+)(-)
Dehidrasi (+++) (+) (+)(-)
Tenesmus (-) (+) (-)
Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis
Epidemiologi
Lebih dari 2 juta kasus diare akut infeksius di Amerika setia tahunnya yang merupakan penyebab
kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia6
Gambaran klinis diare akut acapkali tidak spesifik Namun selalu behubungan dengan hal-hal berikut
adanya traveling (domestik atau internasional) kontak personal adanya sangkaan food-borne
transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses
mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini
karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7
Etiologi18910
1 Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare
akut 89
10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia
Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan
10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi
dan dapat juga terjadi penularan person to person
10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa
10487071048707Adenovirus (type 40 41)
10487071048707Small bowel structured virus
10487071048707Cytomegalovirus
2 Bakteri
10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang
menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)
dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery
diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa
10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses
perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan
mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase
10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan
menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum
jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan
10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella
EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon
10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga
Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut
menjadi hemolytic-uremic syndrome
10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel
mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk
smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu
proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik
dan mungkin menimbulkan watery diarrhea
10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan
(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang
terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak
langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus
dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin
Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis
10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan
menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare
Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin
(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam
lumen usus
10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan
menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody
diarrhea
3 Protozoa
10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi
dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route
Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah
dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan
atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari
setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia
Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung
10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh
dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira
90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang
simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant
10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak
Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa
Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada
penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis
merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis
antibiotik
10487071048707Microsporidium spp
10487071048707Isospora belli
10487071048707Cyclospora cayatanensis
4 Helminths
10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan
diare
10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal
dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus
10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi
dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen
10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat
menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen
Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang
Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen
Acute Watery Dysentry Persistent
Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus
(+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (-)
(-) (-) (-) (-)
Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (+) (-) (-) (-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria
(-) (-) (+) (-)
(-) (+) (-) (+)
(+) (+) (+) (+)
Pengobatan
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang
sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau
mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam
frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah
menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration
Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya
miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai
dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau
lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat
antibiotik13
Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara
empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3
Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri
Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari
Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon
selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses
patofisiologi enteric infection yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflamatory Non
inflammatory dan Penetrating25 (Tabel 1)
Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma
Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) Biasanya gejala
klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual
muntah demam tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara
makroskopis ditemukan lendir danatau darah secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear
Mikroorganisme penyebab seperti Ehistolytica Shigella Entero Invasive Ecoli
(EIEC)Vparahaemolitycus Cdifficile dan Cjejuni
Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal Proses
diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar
tanpa lendir dan darah yang disebut dengan Watery diarrhea Keluhan abdominal biasanya minimal
atau tidak ada sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang
tidak segera mendapat cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mikroorganisme penyebab seperti Vcholerae Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Salmonella
Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus Penyakit ini disebut juga Enteric fever
Chronic Septicemia dengan gejala klinis demam disertai diare Pada pemeriksaan tinja secara rutin
didapati leukosit mononuclear Mikrooragnisme penyebab biasanya Sthypi Sparathypi AB
Senteritidis Scholerasuis Yenterocolitidea dan Cfetus
Tabel 1 Karakteristik
Pada 3 Tipe Diare Akut
Karakteristik
Non Inflamatory Inflamatory Penetrating
Gambaran Tinja Watery
Volume gtgt
Leukosit (-)
Bloody mukus
Volume sedang
Leukosit PMN
Mukus
Volume sedikit
Leukosit MN
Demam (-) (+) (+)
Nyeri Perut (-) (+) (+)(-)
Dehidrasi (+++) (+) (+)(-)
Tenesmus (-) (+) (-)
Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis
Epidemiologi
Lebih dari 2 juta kasus diare akut infeksius di Amerika setia tahunnya yang merupakan penyebab
kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia6
Gambaran klinis diare akut acapkali tidak spesifik Namun selalu behubungan dengan hal-hal berikut
adanya traveling (domestik atau internasional) kontak personal adanya sangkaan food-borne
transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses
mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini
karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7
Etiologi18910
1 Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare
akut 89
10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia
Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan
10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi
dan dapat juga terjadi penularan person to person
10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa
10487071048707Adenovirus (type 40 41)
10487071048707Small bowel structured virus
10487071048707Cytomegalovirus
2 Bakteri
10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang
menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)
dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery
diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa
10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses
perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan
mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase
10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan
menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum
jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan
10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella
EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon
10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga
Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut
menjadi hemolytic-uremic syndrome
10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel
mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk
smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu
proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik
dan mungkin menimbulkan watery diarrhea
10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan
(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang
terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak
langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus
dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin
Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis
10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan
menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare
Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin
(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam
lumen usus
10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan
menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody
diarrhea
3 Protozoa
10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi
dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route
Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah
dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan
atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari
setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia
Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung
10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh
dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira
90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang
simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant
10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak
Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa
Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada
penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis
merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis
antibiotik
10487071048707Microsporidium spp
10487071048707Isospora belli
10487071048707Cyclospora cayatanensis
4 Helminths
10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan
diare
10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal
dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus
10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi
dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen
10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat
menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen
Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang
Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen
Acute Watery Dysentry Persistent
Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus
(+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (-)
(-) (-) (-) (-)
Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (+) (-) (-) (-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria
(-) (-) (+) (-)
(-) (+) (-) (+)
(+) (+) (+) (+)
Pengobatan
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang
sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau
mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam
frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah
menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration
Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya
miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai
dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau
lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat
antibiotik13
Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara
empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3
Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri
Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari
Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon
selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma
Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) Biasanya gejala
klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual
muntah demam tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara
makroskopis ditemukan lendir danatau darah secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear
Mikroorganisme penyebab seperti Ehistolytica Shigella Entero Invasive Ecoli
(EIEC)Vparahaemolitycus Cdifficile dan Cjejuni
Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal Proses
diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar
tanpa lendir dan darah yang disebut dengan Watery diarrhea Keluhan abdominal biasanya minimal
atau tidak ada sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang
tidak segera mendapat cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mikroorganisme penyebab seperti Vcholerae Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Salmonella
Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus Penyakit ini disebut juga Enteric fever
Chronic Septicemia dengan gejala klinis demam disertai diare Pada pemeriksaan tinja secara rutin
didapati leukosit mononuclear Mikrooragnisme penyebab biasanya Sthypi Sparathypi AB
Senteritidis Scholerasuis Yenterocolitidea dan Cfetus
Tabel 1 Karakteristik
Pada 3 Tipe Diare Akut
Karakteristik
Non Inflamatory Inflamatory Penetrating
Gambaran Tinja Watery
Volume gtgt
Leukosit (-)
Bloody mukus
Volume sedang
Leukosit PMN
Mukus
Volume sedikit
Leukosit MN
Demam (-) (+) (+)
Nyeri Perut (-) (+) (+)(-)
Dehidrasi (+++) (+) (+)(-)
Tenesmus (-) (+) (-)
Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis
Epidemiologi
Lebih dari 2 juta kasus diare akut infeksius di Amerika setia tahunnya yang merupakan penyebab
kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia6
Gambaran klinis diare akut acapkali tidak spesifik Namun selalu behubungan dengan hal-hal berikut
adanya traveling (domestik atau internasional) kontak personal adanya sangkaan food-borne
transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses
mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini
karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7
Etiologi18910
1 Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare
akut 89
10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia
Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan
10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi
dan dapat juga terjadi penularan person to person
10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa
10487071048707Adenovirus (type 40 41)
10487071048707Small bowel structured virus
10487071048707Cytomegalovirus
2 Bakteri
10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang
menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)
dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery
diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa
10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses
perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan
mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase
10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan
menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum
jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan
10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella
EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon
10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga
Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut
menjadi hemolytic-uremic syndrome
10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel
mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk
smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu
proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik
dan mungkin menimbulkan watery diarrhea
10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan
(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang
terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak
langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus
dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin
Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis
10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan
menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare
Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin
(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam
lumen usus
10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan
menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody
diarrhea
3 Protozoa
10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi
dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route
Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah
dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan
atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari
setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia
Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung
10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh
dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira
90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang
simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant
10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak
Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa
Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada
penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis
merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis
antibiotik
10487071048707Microsporidium spp
10487071048707Isospora belli
10487071048707Cyclospora cayatanensis
4 Helminths
10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan
diare
10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal
dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus
10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi
dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen
10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat
menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen
Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang
Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen
Acute Watery Dysentry Persistent
Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus
(+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (-)
(-) (-) (-) (-)
Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (+) (-) (-) (-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria
(-) (-) (+) (-)
(-) (+) (-) (+)
(+) (+) (+) (+)
Pengobatan
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang
sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau
mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam
frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah
menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration
Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya
miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai
dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau
lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat
antibiotik13
Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara
empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3
Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri
Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari
Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon
selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
transmisi dengan masa inkubasi yang pendek Jika tidak ada demam menunjukkan adanya proses
mekanisme enterotoksisn Sebaliknya bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang ini
karakteristik suatu etiologi infeksi Beberapa jenis toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
(seperti Ecoli 0157H7) membutuhkan beberapa hari masa inkubasi7
Etiologi18910
1 Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 ndash 80) Beberapa jenis virus penyebab diare
akut 89
10487071048707Rotavirus serotype 128dan 9 pada manusia Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia
Dan serotype 56 dan 7 didapati hanya pada hewan
10487071048707Norwalk virus terdapat pada semua usia umumnya akibat food borne atau water borne transmisi
dan dapat juga terjadi penularan person to person
10487071048707Astrovirus didapati pada anak dan dewasa
10487071048707Adenovirus (type 40 41)
10487071048707Small bowel structured virus
10487071048707Cytomegalovirus
2 Bakteri
10487071048707Enterotoxigenic Ecoli (ETEC) Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang
menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL)
dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery
diarrhea ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa
10487071048707Enterophatogenic Ecoli (EPEC) Mekanisme terjadinya diare belum jelas Didapatinya proses
perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan
mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase
10487071048707Enteroaggregative Ecoli (EAggEC) Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan
menyebabkan perubahan morfologi yang khas Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum
jelas tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan
10487071048707Enteroinvasive Ecoli (EIEC) Secara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella Seperti Shigella
EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon
10487071048707Enterohemorrhagic Ecoli (EHEC) EHEC memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga
Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon Pada anak sering berlanjut
menjadi hemolytic-uremic syndrome
10487071048707Shigella spp Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon menyebabkan kematian sel
mukosa dan timbulnya ulkus Shigella jarang masuk kedalam alian darah Faktor virulensi termasuk
smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu
proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik
dan mungkin menimbulkan watery diarrhea
10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan
(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang
terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak
langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus
dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin
Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis
10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan
menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare
Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin
(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam
lumen usus
10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan
menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody
diarrhea
3 Protozoa
10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi
dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route
Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah
dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan
atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari
setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia
Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung
10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh
dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira
90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang
simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant
10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak
Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa
Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada
penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis
merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis
antibiotik
10487071048707Microsporidium spp
10487071048707Isospora belli
10487071048707Cyclospora cayatanensis
4 Helminths
10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan
diare
10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal
dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus
10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi
dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen
10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat
menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen
Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang
Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen
Acute Watery Dysentry Persistent
Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus
(+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (-)
(-) (-) (-) (-)
Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (+) (-) (-) (-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria
(-) (-) (+) (-)
(-) (+) (-) (+)
(+) (+) (+) (+)
Pengobatan
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang
sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau
mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam
frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah
menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration
Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya
miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai
dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau
lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat
antibiotik13
Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara
empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3
Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri
Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari
Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon
selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik
dan mungkin menimbulkan watery diarrhea
10487071048707Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan
(unggas anjing kucing domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang
terkontaminasi seperti daging ayam dan air Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak
langsung person to person Cjejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus
dan usus besarAda 2 tipe toksin yang dihasilkan yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin
Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis
10487071048707Vibrio cholerae 01 dan Vcholeare 0139 Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan
menularkan kolera Penularan melalui person to person jarang terjadi Vcholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare
Toksin kolera ini sangat mirip dengan heat-labile toxin (LT) dari ETEC Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti accessory cholera enterotoxin
(ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT) Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam
lumen usus
10487071048707Salmonella (non thypoid) Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus Enterotoksin yang dihasilkan
menyebabkan diare Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus akan terjadi bloody
diarrhea
3 Protozoa
10487071048707Giardia lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus Mekanisme patogensis masih belum jelas tapi
dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu Transmisi melalui fecal-oral route
Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur status nutrisiendemisitas dan status imun Didaerah
dengan endemisitas yang tinggi giardiasis dapat berupa asimtomatis kronik diare persisten dengan
atau tanpa malabsorbsi Di daerah dengan endemisitas rendah dapat terjadi wabah dalam 5 ndash 8 hari
setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual nyeri epigastrik dan anoreksia
Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stoolsnyeri perut dan gembung
10487071048707Entamoeba histolytica Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasinamun penyebarannya di seluruh
dunia Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umurdan teranak pada laki-laki dewasa Kira-kira
90 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Ehistolytica non patogenik (Edispar) Amebiasis yang
simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant
10487071048707Cryptosporidium Dinegara yang berkembang cryptosporidiosis 5 ndash 15 dari kasus diare pada anak
Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa
Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea ringan dan biasanya self-limited Pada
penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS cryptosporidiosis
merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis
antibiotik
10487071048707Microsporidium spp
10487071048707Isospora belli
10487071048707Cyclospora cayatanensis
4 Helminths
10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan
diare
10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal
dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus
10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi
dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen
10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat
menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen
Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang
Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen
Acute Watery Dysentry Persistent
Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus
(+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (-)
(-) (-) (-) (-)
Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (+) (-) (-) (-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria
(-) (-) (+) (-)
(-) (+) (-) (+)
(+) (+) (+) (+)
Pengobatan
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang
sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau
mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam
frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah
menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration
Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya
miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai
dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau
lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat
antibiotik13
Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara
empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3
Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri
Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari
Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon
selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
10487071048707Isospora belli
10487071048707Cyclospora cayatanensis
4 Helminths
10487071048707Strongyloides stercoralis Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva menimbulkan
diare
10487071048707Schistosoma spp Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal
dengan berbagai manifestasi termasuk diare dan perdarahan usus
10487071048707Capilaria philippinensis Cacing ini ditemukan di usus halus terutama jejunu menyebabkan inflamasi
dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen
10487071048707Trichuris trichuria Cacing dewasa hidup di kolon caecum dan appendix Infeksi berat dapat
menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen
Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme penyebab infeksi Tabel 2 Tipe Diare Yang
Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Modifikasi dari 9) Enteropatogen
Acute Watery Dysentry Persistent
Bakteri Vcholerae ETEC EPEC EIEC EHEC ShigellaSalmonella CjejuniYenteroclitica Cdefficile Mtuberculosa Aeromonas
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
Virus Rotavirus Adenovirus (type 4041) Smaal Bowel Structured virus Cytomegalovirus
(+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (-)
(-) (-) (-) (-)
Protozoa Glamblia Ehistolytica Cparvum Microsporidium spp Isospora belli Cyclospora cayatenensis
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (+) (-) (-) (-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Cacing Strongyloides stercoralis Schistosoma spp Capilaria philippinensis Trichuris trichuria
(-) (-) (+) (-)
(-) (+) (-) (+)
(+) (+) (+) (+)
Pengobatan
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi dan kadang-kadang
sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau
mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam
frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah
menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration
Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya
miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai
dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau
lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat
antibiotik13
Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara
empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3
Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri
Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari
Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon
selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas212 Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam
frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkanPrinsip pengobatan adalah
menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration
Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi frekwensi diare Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya
miroorganisme atau ova maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai
dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain diare berat suhu tubuh gt 3850C adanya darah danatau
lender pada feses ditemukan leukosit pada feses laktoferin dan diare persisten yang belum mendapat
antibiotik13
Dalam praktek sehari-hari acapkali dokter langsung memberikan antibiotikantimikroba secara
empiris Pedoman sederhana pemberian antibiotik pada diare akut dewasa seperti terlihat pada table 3
Tabel 3 Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral gt3850C) bloody stoolsleukosit laktoferin hemoccult sindroma disentri
Kuinolon 3 ndash 5 hari Kotrimoksazole 3 ndash 5 hari
Travelerrsquos diarrhea Kuinolon 1 ndash 5 hari Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari Intestinal Salmonellosis KloramfenikolKotrimoksazoleKuinolon
selama 7 hari Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry ETEC Terapi sebagai Travelerrsquos diarrhea EIEC Terapi sebagai Shigellosis EHEC Peranan antibiotik belum jelas Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentriPada kasus berat Ceftriaxon IV 1 g6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 ndash 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160800 7 hari
Terapi SupportifSimtomatik
Selama periode diare dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit yang rusak13Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam Beberapa golongan obat yang
bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap
cost-effective Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada meskipun uji klinis telah banyak
dilakukan dengan hasil yang beragam pula tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang
diberikan Pada prinsipnya obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi
diare ataupun menyerap air Beberapa obat seperti Loperamid Difenoksilat Kaolin Pektin Tannin
albuminat
Aluminium silikat Attapulgite dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas12
Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat
merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum Probiotik meliputi Laktobasilus
Bifidobakterium Streptokokus spp yeast (Saccaromyces boulardi)dan lainnya
Kesimpulan
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-hari Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus bakteri
protozoa dan helminth
Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang sesuai
Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut
Kepustakaan 1 Goldfinger SE Constipation Diarrhea and Disturbances of Anorectal Function In
Braunwald E Isselbacher KJ Petersdorf RG Wilson JD Martin JB Fauci AS (Eds)
Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 11th Ed McGraw-Hill Book Company New
York 1987 177 ndash 80
2 Ilnyckyj A Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult
Gastroenterology Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
3 Turgeon DK Fritsche TR Laboratory Approachs to Infectious Diarrhea Gastroenterology
Clinics Volume 30 No3 WB Saunders Company September 2001
4 Schiller LR Diarrhea Medical Clinics of North America Vol84 No5 September 2000
5 Suthisarnsuntorn U Bacteria Causing Diarrheal Diseases amp Food Poisoning DTMampH
Course 2002 Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
6 Montgomery L What is the best way to evaluate acute diarrhea Journal of Family Practice
June 2002
7 From httpwwwcebmjr2oxacukdocslevelshtml
8 Goroll AH Mulley AG Acute and Travelerrsquos Diarrheas In Primary Care Medicine 4th ed
Lippincort Eilliams amp Wilkin A Walter Kluwer Company Philadepihia 2000 Bookmark
URL dasbookview245492689201htmltop
9 Tantivanich S Viruses Causing Diarrhea DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical
Medicine Mahidol University Bangkok Thailand
10 Sirivichayakul C Acute Diarrhea in Children In Tropical Pediatrics for DTMampH 2002
Faculty of Tropical Medicine Mahidol Univesity Bangkok Thailand1-13
11 Pitisuttithum P Acute Dysentry DTMampH Course 2002 Faculty of Tropical Medicine
Mahidol University Bangkok Thailand
12 Waikagul J Thairungroj M Nontasut PA et al Medical Helminthology Department of
Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University Bangkok Thailand 2002
13 Wingate D Phillips SP Lewis SJ et al Guidelines for adults on self-medication for the
treatment of acute diarrhoea Aliment Pharmacol Ther 2001 15771-82
14 DuPont HL Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults American Journal of
Gastroenterology Vol92 No11 November 1997
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Diare Akut Disebabkan Bakteri Umar Zein
Khalid Huda Sagala Josia Ginting
Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml24 jam
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah 12
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi Diare infeksi dapat
disebabkan Virus Bakteri dan Parasit3
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat45
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections
dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp Campylobacter jejuni
Stafilococcus aureus Bacillus cereus Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC)
Di negara berkembang diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun6
Di Indonesia dari 2812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta Padang Medan Denpasar Pontianak Makasar dan Batam yang
dianalisa dari 1995 sd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01 diikuti dengan Shigella
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
spp Salmonella spp V Parahaemoliticus Salmonella typhi Campylobacter Jejuni V Cholera non-
01 dan Salmonella paratyphi A7
EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama sd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakitdikutip dari 8
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 05-2 episodeorangtahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode
diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya5 WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun9
Bila angka itu diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa per tahun10 Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 133
di Puskesmas di rumah sakit didapat 045 pada penderita rawat inap dan 005 pasien rawat jalan
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella Salmonela Campylobacter jejuni Escherichia
coli dan Entamoeba histolytica Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery kadang-
kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri Salmonella dan Enteroinvasive Ecoli
( EIEC)11
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang
disebabkan oleh infeksi Makanan atau minuman terkontaminasi berpergian penggunaan antibiotik
HIV positif atau AIDS merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
untuk diare infeksi1312
PATOFISIOLOGI13910
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi
dan Diare inflamasi Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan
manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah Gejala klinis yang
menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik mual muntah demam
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir danatau darah serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear
Pada diare non inflamasi diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada
sama sekali namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutama pada kasus yang tidak mendapat
cairan pengganti Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik sekretorik eksudatif dan gangguan motilitas Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak
dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi
diare Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam
magnesium
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin kolera atau pengaruh garam empedu asam lemak rantai pendek atau laksantif non osmotik
Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik
Diare eksudatif inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitive enteropathy inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi
Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua
mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare Infeksi bakteri
yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa invasi mukosa dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut
untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer fimbria atau pili
dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis
disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada
enteropatogen seperti Enterotoxic E Coli (ETEC)
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi Enteropatogenic Ecoli (EPEC) yang melibatkan
gen EPEC adherence factor (EAF) menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada jenis kuman
enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya Invasi dan multiplikasi
intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel Reaksi inflamasi terjadi akibat
dilepaskannya mediator seperti leukotrien interleukin kinin dan zat vasoaktif lain Kuman Shigella
juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti demam nyeri perut rasa lemah dan gejala disentri Bakteri lain
bersifat invasif misalnya Salmonella
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh Shigella dysentrie yang
bersifat sitotoksik Kuman lain yang menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E Coli
(EHEC) serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik
kuman EPEC serta V Parahemolyticus
Enterotoksin
Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera toxin (CT) yang secara biologis sangat
aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit
B Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi klorida dan
HCO3 pada sel kripta mukosa usus
ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme kerjanya sama dengan CT serta heat
Stabile toxin (ST)ST akan meningkatkan kadar cGMP selular mengaktifkan protein kinase
fosforilasi protein membran mikrovili membuka kanal dan mengaktifkan sekresi klorida
Peranan Enteric Nervous System (ENS)
Berbagai penelitian menunjukkan peranan refleks neural yang melibatkan reseptor neural 5-HT pada
saraf sensorik aferen interneuron kolinergik di pleksus mienterikus neuron nitrergik serta neuron
sekretori VIPergik
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Efek sekretorik toksin enterik CT LT ST paling tidak sebagian melibatkan refleks neural
ENS Penelitian menunjukkan keterlibatan neuron sensorik aferen kolinergik interneuron pleksus
mienterikus dan neuron sekretorik tipe 1 VIPergik CT juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT neurotensin dan prostaglandin Hal ini membuka kemungkinan penggunaan
obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat antisekretorik pada enterosit
DIAGNOSIS
Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan
cermat Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit latar belakang dan lingkungan pasien
riwayat pemakaian obat terutama antibiotik riwayat perjalanan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang1313 Pendekatan umum Diare akut infeksi bakteri baik diagnosis dan terapeutik terlihat
pada gambar 1
Gambar1 Pendekatan umum Diare infeksi Bakteri Dikutip dari 1
Manifestasi Klinis81415
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah danatau demam tenesmus
hematochezia nyeri perut atau kejang perut
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus berat badan berkurang mata menjadi cekung lidah kering tulang pipi
menonjol turgor kulit menurun serta suara menjadi serak Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik
Karena kehilangan bikarbonas perbandingan bikarbonas berkurang yang mengakibatkan
penurunan pH darah Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas
lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul) Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonas agar pH dapat naik kembali normal Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak
dikompensasi bikarbonat standard juga rendah pCO2 normal dan base excess sangat negatif
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-
tanda denyut nadi yang cepat tekanan darah menurun sampai tidak terukur Pasien mulai gelisah
muka pucat ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis Karena kehilangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang
berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut Bila keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
lebih berat akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam
sirkulasi paru-paru Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi Karena netrofil akan berubah sampel harus
diperiksa sesegera mungkin Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella
Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45 - 95
tergantung dari jenis patogennya3
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI Pada suatu studi laktoferin
feses dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial sensitifitas
83 ndash 93 dan spesifisitas 61 ndash 100 terhadap pasien dengan SalmonellaCampilobakter atau
Shigella spp yang dideteksi dengan biakan kotoran
Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis test lekosit feses atau latoferin positip atau keduanya Pasien
dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 H71
Pasien dengan diare berat demam nyeri abdomen atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia
darah natrium kalium klorida ureum kreatinin analisa gas darah dan pemeriksaan darah
lengkap581014
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi6
Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi Bakteri131516
a Infeksi non-invasif
Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara pengawetannya Enterotoksin
stafilokokus stabil terhadap panas
Gejala terjadi dalam waktu 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi Sekitar 75
pasien mengalami mual muntah dan nyeri abdomen yang kemudian diikuti diare sebanyak 68
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Demam sangat jarang terjadi Lekositosis perifer jarang terjadi dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam
Diagnosis ditegakkan dengan biakan S aureus dari makanan yang terkontaminasi atau dari
kotoran dan muntahan pasien
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik Tidak ada peranan antibiotik dalam mengeradikasi
stafilokokus dari makanan yang ditelan
Bacillus cereus
B cereus adalah bakteri batang gram positip aerobik membentuk spora Enterotoksin dari B
cereus menyebabkan gejala muntah dan diare dengan gejala muntah lebih dominan
Gejala dapat ditemukan pada 1 ndash 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam Gejala akut mual muntah dan nyeri abdomen yang
seringkali berakhir setelah 10 jam Gejala diare terjadi pada 8 ndash 16 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi dengan gejala diare cair dan kejang abdomen Mual dan muntah jarang terjadi Terapi
dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip anaerob membentuk spora Bakteri ini
sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya sembuh sendiri
Gejala berlangsung setelah 8 ndash 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi
diare cair dan nyeri epigastrium kemudian diikuti dengan mual dan muntah Demam jarang terjadi
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 105 organisma per gram
makanan menegakkan diagnosa keracunan makanan C perfringens Pulasan cairan fekal
menunjukkan tidak adanya sel polimorfonuklear pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik
Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif berbentuk koma dan menyebabkan diare yang
menimbulkan dehidrasi berat kematian dapat terjadi setelah 3 ndash 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
Toksin kolera dapat mempengaruhi transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP
sekresi dan menghambat absorpsi cairan Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat diare
seperti air cucian beras Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah Demam ringan dapat terjadi
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera digantikan yang sesuai
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan dan penggantian yang tepat harus
diperhatikan Biakan feses dapat ditemukan Vcholerae
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif Kebanyakan kasus dapat
diterapi dengan cairan oral Kasus yang parah memerlukan cairan intravena
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis tunggal merupakan pilihan pengobatan
Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya lt 1 )
Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral
Escherichia coli patogen
E coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong Mekanisme patogen yang
melalui enterotoksin dan invasi mukosa Ada beberapa agen penting yaitu
1 Enterotoxigenic E coli (ETEC)
2 Enterophatogenic E coli (EPEC)
3 Enteroadherent E coli (EAEC)
4 Enterohemorrhagic E coli (EHEC)
5 Enteroinvasive E Coli (EIHEC)
Kebanyakan pasien dengan ETEC EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri
dari diare cair mual dan kejang abdomen Diare berat jarang terjadi dimana pasien melakukan BAB
lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari Demam timbul pada
kurang dari 13 pasien Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah
putih Lekositosis sangat jarang terjadi ETEC EAEC dan EPEC merupakan penyakit self limited
dengan tidak ada gejala sisa
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli lekosit feses jarang ditemui
kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis EPEC dan EHEC dapat diisolasi dari kultur dan
pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat Antidiare dihindari pada penyakit yang
parah ETEC berespon baik terhadap trimetoprim-sulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan
selama 3 hari Pemberian antimikroba belum diketahui akan mempersingkat penyakit pada diare
EPEC dan diare EAEC Antibiotik harus dihindari pada diare yang berhubungan dengan EHEC
2 Infeksi Invasif
Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Organisme Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin
dan invasi bakteri
Secara klasik Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen demam BAB
berdarah dan feses berlendir Gejala awal terdiri dari demam nyeri abdomen dan diare cair tanpa
darah kemudian feses berdarah setelah 3 ndash 5 hari kemudian Lamanya gejala rata-rata pada orang
dewasa adalah 7 hari pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 ndash 4 minggu Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif dan status karier kronis dapat terjadi
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi termasuk gejala pernapasan gejala
neurologis seperti meningismus dan Hemolytic Uremic Syndrome Artritis oligoartikular asimetris
dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah Kultur feses dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena tergantung dari keparahan penyakit
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya
penyakit dan penyebaran bakteri Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan
Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat
Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab Awal penyakit dengan
gejala demam menggigil dan diare diikuti dengan mual muntah dan kejang abdomen Occult blood
jarang terjadi Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se Kultur darah positip
pada 5 ndash 10 pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi HIV
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat Penggunaan
antibiotik rutin tidak disarankan karena dapat meningkatan resistensi bakteri Antibiotik diberikan
jika terjadi komplikasi salmonellosis usia ekstrem ( bayi dan berusia gt 50 tahun) immunodefisiensi
tanda atau gejala sepsis atau infeksi fokal (osteomilitis abses) Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-
sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama
5 ndash 7 hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi
oral
Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang splenomegali delirium nyeri abdomen dan manifestasi
sistemik lainnya Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang
berhubungan dengan traktus gastrointestinal Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi
Setelah bakterimia organisma ini bersarang pada sistem retikuloendotelial menyebabkan
hiperplasia pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus Pembesaran yang progresif dan
ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau perdarahan gastrointestinal
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu Masa inkubasi 7-14 hari Minggu pertama
terjadi demam tinggi sakit kepala nyeri abdomen dan perbedaan peningkatan temperatur dengan
denyut nadi 50 pasien dengan defekasi normal Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan
timbul rash Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia keterlibatan
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya
ferforasi Pada minggu ke empat terjadi perbaikan klinis
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme Kultur darah positif pada 90 pasien pada
minggu pertama timbulnya gejala klinis Kultur feses positif pada minggu kedua dan ketiga
Perforasi dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama jangka waktu penyakit
Kolesistitis jarang terjadi namun infeksi kronis kandung empedu dapat menjadi karier dari pasien
yang telah sembuh dari penyakit akut
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu Jika terjadi resistensi
penekanan sumsum tulang sering kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga dan
flourokinolon Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik melawan S Thypi dan
harus diberikan IV selama 7-10 hari Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah Vaksin thipoid oral (ty21a)
dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik
Campylobakter
Spesies Campylobakter ditemukan pada manusia C Jejuni dan C Fetus sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa Manifestasi
klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sindroma disentri Masa
inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk Diare dan demam timbul pada 90 pasien dan
nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70 Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam
mual muntah dan malaise Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah Kultur feses dapat ditemukan adanya
Kampilobakter Kampilobakter sensitif terhadap eritromisin dan quinolon namun pemakaian
antibiotik masih kontroversi Antibiotik diindikasikan untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-
nyata terkena sindroma disentri Jika terapi antibiotik diberikan eritromisin 500 mg 2 kali sehari
secara oral selama 5 hari cukup efektif Seperti penyakit diare lainnya penggantian cairan dan
elektrolit merupakan terapi utama
Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya gastroenteritis V
parahemolitikus non-01 V kolera dan V mimikus telah dihubungkan dengan konsumsi kerang
mentah Diare terjadi individual berakhir kurang 5 hari Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur
feses yang memerlukan media khusus Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan Antibiotik tidak
memperpendek berlangsungnya penyakit Namun pasien dengan diare parah atau diare lama
direkomendasikan menggunakan tetrasiklin
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Yersinia
Spesies Yersinia adalah kokobasil gram-negatif Diklasifikasikan sesuai dengan antigen
somatik (O) dan flagellar (H) Organisme tersebut menginvasi epitel usus Yersinia menghasilkan
enterotoksin labil Terminal ileum merupakan daerah yang paling sering terlibat walaupun kolon
dapat juga terinvasi
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen yang dapat diikuti dengan
artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme) Feses berdarah dan demam jarang
terjadi Pasien terjadi adenitis mual muntah dan ulserasi pada mulut Diagnosis ditegakkan dari
kultur feses Penyakit biasanya sembuh sendiri berakhir dalam 1-3 minggu Terapi dengan hidrasi
adekuat Antibiotik tidak diperlukan namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau
bekterimia Kombinasi Aminoglikosid dan Kuinolon nampaknya dapat menjadi terapi empirik pada
sepsis
Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik Wabah ini terjadi akibat makanan
yang terkontaminasi Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air
terkontaminasi EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius Subtipe 0157 H7 dapat
dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) Centers for Disease Control
(CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS
EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga yang menyebabkan kerusakan endotel hemolisis
mikroangiopatik dan kerusakan ginjal
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari) Diare
awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi mual dan muntah timbul pada 23 pasien Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen
dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah Demam terjadi pada 13 pasien Hingga 13 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit Lekositosis sering terjadi Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit
lt 30) trombositopenia (lt150 x 109L) dan insufiensi renal (BUN gt20 mgdL) adalah diagnosa
HUS
HUS terjadi pada 5-10 pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare Faktor resiko
HUS usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diarePenggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko Hampir 60 pasien dengan HUS akan sembuh 3-5 akan
meninggal 5 akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30 akan mengalami gejala sisa
proteinuria Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS
Jika tersangka EHEC harus dilakukan kultur feses E coli Serotipe biasanya dilakukan pada
laboratorium khusus
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler Antibiotik
tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi infeksi EHEC Nyatanya pada beberapa
studi yang menggunakan antibiotik dapat meningkatkan resiko HUS Pengobatan antibiotik dan anti
diare harus dihindari Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis namun studi lanjutan masih
diperlukan
Aeromonas
Spesies Aeromonas adalah gram negatif anaerobik fakultatif Aeromonas menghasilkan
beberapa toksin termasuk hemosilin enterotoksin dan sitotoksin
Gejala diare cair muntah dan demam ringan Kadang-kadang feses berdarah Penyakit sembuh
sendiri dalam 7 hari Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran
Antibiotik direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia termasuk malignansi penyakit hepatobiliar atau
pasien immunocompromised Pilihan antibiotik adalah trimetroprim sulfametoksazole
Plesiomonas
Plesiomanas shigelloides adalah gram negatif anaerobik fakultatif Kebanyakan kasus
berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah dan perjalanan ke daerah tropik
Gejala paling sering adalah nyeri abdomen demam muntah dan diare berdarah Penyakit sembuh
sendiri kurang dari 14 hari Diagnosa ditegakkan dari kultur feses
Antibiotik dapat memperpendek lamanya diare Pilihan antibiotik adalah tritoprim
sulfametoksazole
PENATALAKSANAAN
A Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut Ini dilakukan dengan rehidrasi oral dimana harus
dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang
memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa17 Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri
dari 35 g Natrium klorida dan 25 g Natrium bikarbonat 15 g kalium klorida dan 20 g glukosa per
liter air24 Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan
dengan mencampurkan dengan air Jika sediaan secara komersial tidak ada cairan rehidrasi oral
pengganti dapat dibuat dengan menambahkan frac12 sendok teh garam frac12 sendok teh baking soda dan 2 ndash
4 sendok makan gula per liter air Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
kalinya3 Jika terapi intra vena diperlukan cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah Status hidrasi
harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital pernapasan dan urin dan
penyesuaian infus jika diperlukan Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan Kehilangan
cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara dikutip dari 8
BD plasma dengan memakai rumus
Kebutuhan cairan = BD Plasma ndash 1025 X Berat badan (Kg) X 4 ml
0001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis
- Dehidrasi ringan kebutuhan cairan 5 X KgBB
- Dehidrasi sedang kebutuhan cairan 8 X KgBB
- Dehidrasi berat kebutuhan cairan 10 X KgBB
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaianskor (tabel 1)
Tabel 1 Skor Daldiyono dikutip dari 8
- rasa hausmuntah 1
- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
- Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
- Frekwensi Nadigt 120 xmenit 1
- kesadaran apatis 1
- Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
- Frekwensi nafas gt 30 xmenit 1
- Facies cholerica 2
-Voxcholerica 2
- Turgor kulit menurun 1
- Washerrsquos womanrsquos hand 1
- Ekstremitas dingin 1
-Sianosis 2
- Umur 50-60 tahun -1
- Umurgt 60 tahun -2
Kebutuhan cairan = Skor X 10 X KgBB X 1 liter
15
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dikutip dari 18
Cara I
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya maka kehilangan cairan
kira-kira 2 dari berat badan pada waktu itu
- Bila disertai mulut kering oliguri maka defisit cairan sekitar 6 dari berat badan saat itu
- Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas perubahan mental seperti
bingung atau delirium maka defisit cairan sekitar 7 -14 atau sekitar 35 ndash 7 liter pada
orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
Cara II
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase akut sama
dengan defisit air sebanyak 4 liter
Cara III
Dengan menggunakan rumus
Na2 X BW2 = Na1 X BW1 dimana
Na1 = Kadar Natrium plasma normal BW1 = Volume air badan normal biasanya 60 dari berat
badan untuk pria dan 50 untuk wanita Na2 = Kadar natrium plasma sekarang BW2 = volume air
badan sekarang
B Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi karena 40
kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam feses berdarah leukosit pada feses mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan (tabel 2) tetapi terapi
antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman15916
Tabel 2 Antibiotik empiris untuk Diare infeksi Bakteri dikutip dari 1
Organisme Pilihan pertama Pilihan kedua
Campylobacter Ciprofloksasin 500mg oral SalmonellaShigella
Shigella atau 2x sehari 3 ndash 5 hari Ceftriaxon 1gr IMIV sehari
Salmonella spp TMP-SMX DS oral 2x sehari3 hari
Campilobakterspp
Azithromycin 500 mg oral 2x sehari
Eritromisin 500 mg oral 2x sehari 5hr
Vibrio Cholera Tetrasiklin 500 mg Resisten Tetrasiklin
oral 4x sehari 3 hari Ciprofloksacin 1gr oral 1x
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral
Oral dosis tunggal 4xsehari3 hari
Traveler diarrhea Ciprofloksacin 500mg TMP-SMX DS oral 2x sehari 3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg oral 4x sehari
4xsehari 7-14 hari 7-14 hari
oral atauIV
C Obat anti diare
Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang
bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama
hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak14
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil) Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari loperamid 2 ndash 4 mg 3 ndash 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 ndash 4 x sehari Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diareBila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80 Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan10
Kelompok absorbent
Arang aktif attapulgit aktif bismut subsalisilat pektin kaolin atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta Psyllium Karaya (Strerculia) Ispraghulla Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit Pemakaiannya adalah 5-10 cc 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk
kapsul atau tablet9
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii
bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena
berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangimenghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat3719
KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama terutama pada usia lanjut dan
anak-anak Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock
hipovolemik yang cepat Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik18
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga syok hipovolemik yang
terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang
selanjutnya terjadi gagal multi organ Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal91214
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC
Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal anemia hemolisis dan trombositopeni 12-14 hari setelah
diare Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare tetapi
penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi
Sindrom Guillain ndash Barre suatu demielinasi polineuropati akut adalah merupakan komplikasi
potensial lainnya dari infeksi enterik khususnya setelah infeksi C jejuni Dari pasien dengan Guillain
ndash Barre 20 ndash 40 nya menderita infeksi C jejuni beberapa minggu sebelumnya Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain ndash Barre tetap belum
diketahui
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter
Shigella Salmonella atau Yersinia spp1
PROGNOSIS
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Dengan penggantian Cairan yang adekuat perawatan yang mendukung dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal Seperti kebanyakan penyakit morbiditas dan mortalitas ditujukan pada
anak-anak dan pada lanjut usia Di Amerika Serikat mortalits berhubungan dengan diare infeksius lt
10 Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 12 yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik1
PENCEGAHAN131316
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral penularannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah makanan Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman
dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama ini harus diberikan perhatian
khusus Minum air air yang digunakan untuk membersihkan makanan atau air yang digunakan untuk
memasak harus disaring dan diklorinasi Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak
dimurnikan yang diambil dari danau atau air harus direbus dahulu beberapa menit sebelum
dikonsumsi Ketika berenang di danau atau sungai harus diperingatkan untuk tidak menelan air
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan
saringan atau olahan) sebelum dikonsumsi Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran Semua daging dan makanan laut
harus dimasak Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi Wabah EHEC
terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi setelah jatuh dan terkena kotoran ternak
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas Pada saat ini vaksin yang tersedia adalah untuk V colera dan
demam tipoid Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif dan durasi imunitasnya lebih panjang Vaksin
tipoid parenteral yang lama hanya 70 efektif dan sering memberikan efek samping Vaksin
parenteral terbaru juga melindungi 70 tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek
samping yang lebih sedikit Vaksin tipoid oral telah tersedia hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua
hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya
KESIMPULAN
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan
dan elektrolit Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi
antimikrobial secara empirik yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan
hasil kultur Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan Prognosis diare akut infeksi bakteri baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri
KEPUSTAKAAN
1 Ciesla WP Guerrant RL Infectious Diarrhea In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 225 - 68
2 Guerrant RL Gilder TV Steiner TS et al Practice Guidelines for the Management of Infectious
Diarrhea Clinical Infectious Diseases 200132331-51
3 Lung E Acute Diarrheal Disease In Friedman SL McQuaid KR Grendell JH editors Current
Diagnosis and Treatment in Gastroenterology 2nd edition New York Lange Medical Books
2003 131 - 50
4 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Mentri Kesehatan Republik Indonesia Available from
httpwwwdepkesgoiddownloadsSK1216-01pdf
5 Manatsathit S Dupont HL Farthing MJG et al Guideline for the Management of acute diarrhea
in adults Journal of Gastroenterology and Hepatology 200217 S54-S71
6 Jones ACC Farthing MJG Management of infectious diarrhoea Gut 2004 53296-305
7 Tjaniadi P Lesmana M Subekti D et al Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens
Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia Am J Trop Med Hyg 2003 68(6) 666-10
8 Hendarwanto Diare akut Karena Infeksi Dalam Waspadji S Rachman AM Lesmana LA dkk
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga Jakarta Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996 451-57
9 Soewondo ES Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea) Dalam Suharto
Hadi U Nasronudin editor Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi Surabaya Airlangga University Press 2002 34 ndash
40
10 Rani HAA Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa Dalam Setiati S
Alwi I Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002
Jakarta Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2002 49-56
11 Tatalaksana Penderita Diare Available from httpwwwdepkesgoiddownloadsdiarepdf
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7
12 Thielman NM Guerrant RL Acute Infectious Diarrhea N Engl J Med 20043501 38-47
13 Kolopaking MS Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut Dalam Alwi I Bawazier LA
Kolopaking MS Syam AF Gustaviani editor Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II Jakarta Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2002 52-70
14 Nelwan RHH Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru Dalam Setiati S Alwi I
Kasjmir YI dkk Editor Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001 Jakarta
Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI 2001 49-56
15 Procop GW Cockerill F Vibrio amp Campylobacter In Wilson WR Drew WL Henry NK et al
Editors Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease New York Lange Medical
Books 2003 603 - 13
16 Procop GW Cockerill F Enteritis Caused by Escherichia coli amp Shigella amp Salmonella Species
In Wilson WR Drew WL Henry NKet al Editors Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease New York Lange Medical Books 2003 584 - 66
17 Wells BG DiPiro JT Schwinghammer TL Hamilton CW Pharmacotherapy Handbook 5th ed
New York McGraw-Hill 2003 371-79
18 ZeinU Gastroenteritis Akut pada Dewasa Dalam Tarigan P Sihombing M Marpaung B Dairy
LB Siregar GA Editor Buku Naskah Lengkap Gastroenterologi-Hepatologi Update 2003
Medan Divisi Gastroentero-hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU 2003 67-79
19 Isaulauri E Probiotics for Infectious Diarrhoea Gut 2003 52 436-7