diare

18
Diare akut et causa Rotavirus Penyebab utama diare pada anak-anak terutama usia < 2 tahunm, Dipengaruhi musim, diduga faktor kelembaban yang rendah menaikkan survival virus.Klasifikasi : 5 spesies A-E 2 spesies sementara F & G Berdasarkan antigenic epitopes pada internal structural protein VP6. Dapat dideteksi menggunakan immunofluorenscence, Enzyme- Linked ImmunoSorbent Assay (ELISA), dan immune electron microscopy (IEM). Rotavirus grup A paling sering patogen pada manusia. Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Patogenesis Rotavirus menginfeksi sel pada villi intestinum tenue . Kemudian bermultiplikasi di enterosit sitoplasma dan merusak mekanisme transportasinya. Satu encoded protein rotavirus, NSP4, merupakan enterotoksin virus dan menginduksi sekresi lewat memicu signal transduction pathway. Sel yang rusak bisa mengelupas ke lumen intestinum dan melepaskan sejumlah besar virus, yang tampak pada feses (dapat mencapai 10 10 partikel per gram feses). Ekskresi virus terjadi pada hari ke 2-12 pada pasien yang sehat tapi dapat lebih pada penderita malnutrisi. Diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat mempengaruhi absorpsi sodium dan glukosa karena sel rusak pada vili digantikan oleh nonabsorbing immature crypt cell. Membutuhkan waktu 3-8 minggu sampai kembali ke fungsi normal. Diare disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan virus. Malabsorbsi terjadi oleh karena kerusakan sel usus (enterocyt). Racun yang diprosuksi

Transcript of diare

Page 1: diare

    Diare akut et causa RotavirusPenyebab utama diare pada anak-anak terutama usia < 2 tahunm, Dipengaruhi

musim, diduga faktor kelembaban yang rendah menaikkan  survival virus.Klasifikasi :    5 spesies A-E    2 spesies sementara F & G    Berdasarkan antigenic epitopes pada internal structural protein VP6.    Dapat dideteksi menggunakan immunofluorenscence, Enzyme-Linked ImmunoSorbent

Assay (ELISA), dan immune electron microscopy (IEM).    Rotavirus grup A paling sering patogen pada manusia.

Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus.

PatogenesisRotavirus menginfeksi sel pada villi intestinum tenue . Kemudian bermultiplikasi

di enterosit sitoplasma dan merusak mekanisme transportasinya. Satu encoded protein rotavirus, NSP4, merupakan enterotoksin virus dan menginduksi sekresi lewat memicu signal transduction pathway. Sel yang rusak bisa mengelupas ke lumen intestinum dan melepaskan sejumlah besar virus, yang tampak pada feses (dapat mencapai 1010partikel per gram feses). Ekskresi virus terjadi pada hari ke 2-12 pada pasien yang sehat tapi dapat lebih pada penderita malnutrisi. Diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat mempengaruhi absorpsi sodium dan glukosa karena sel rusak pada vili digantikan oleh nonabsorbing immature crypt cell. Membutuhkan waktu 3-8 minggu sampai kembali ke fungsi normal.

Diare disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan virus. Malabsorbsi terjadi oleh karena kerusakan sel usus (enterocyt). Racun yang diprosuksi Rotavirus  berupa  protein  NSP4 menyebabkan sekresi ion 

Page 2: diare

kalsium, mengganggu SGLT1 dalam  proses reabsorbsi air, menghambat aktivitas membran silia disakarida, dan kemungkinan mengganggu reflek  simpatis  parasimpatis usus. Enterocyt yang sehat 

Page 3: diare

mengsekresikan lactase ke usus kecil, intoleransi susu dapat terjadi oleh karena defisiensi lactase dan menjadi gejala khas dari infeksi rotavirus ini, dan 

Page 4: diare

kondisi ini dapat  berlangsung sampai satu minggu. Diare sedang yang  berulang oleh karena  pengenalan susu  buatan  pada anak  terjadi oleh karena fermentasi 

Page 5: diare

disakarida laktosa oleh  bakteri di usus. 

Penyakit diare pada anak biasanya sering disebabkan oleh rotavirus. Virus ini menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi dan anak. Potogenesis diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat diuraikan sebagai berikut:

a.       Virus masuk kedalam tubuh bersama makanan dan minumanb.      Virus sampai kedalam sel epitel usus halus dan menyebabkan infeksi serta jonjot-jonjot

(villi) usus halus.c.       Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru yang berbentuk

kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang. Sehingga fungsinya masih belum baik.

d.      Villi-villi mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik.

e.       Cairan makanan yang tidak terserap dan tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus.

f.       Terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak terserap terdorong keluar usus melalui anus, sehingga terjadi diare.

Pada infeksi virus Rota, sitoplasma enterosit kemasukan virus, sehingga terjadi kerusakan brush border yang menyebabkan turunnya aktivitas enzim laktase dan terjadinya intoleransi laktose sebagai diare osmotik.

Diare osmotik : disebabkan osmolalitas intralumen lbh tinggi dari dlm serum. Hal ini tjd pd intoleransi laktosa, obat laksatif, obat antasi

Rotavirus menyerang dan memasuki sel enterosit yang matang pada ujung vili usus kecil. Virus ini menyebabkan perubahan pada struktur dari mukosa usus kecil, berupa pemendekan villi dan terdapatnya infiltrat sel-sel radang mononuklear pada lamina propria. Kelainan morfologis ini dapat minimal, dan hasil penelitian baru menunjukan bahwa infeksi rotavirus tanpa kerusakan sel epitel dari usus halus. Rotavirus menempel dan masuk dalam sel epitel tanpa kematian sel yang dapat menimbulkan diare. Sel epitel yang dimasuki oleh virus mensintesis dan mensekresi sitokin dan kemokin, yang mana langsung menimbulkan respon imun dari penderita dalam bentuk perubahan morfologi dan fungsi sel epitel. Peneletian baru juga mengatakan diare terjadi pada infeksi rotavirus karena adanya protein nonstruktural

Page 6: diare

dari virus yang mirip dengan enterotoksin yang menyebabkan sekresi aktif dari klorida melalui peningkatan kosentrasi kalsium intra sel

Rotavirus adalah virus yang sulit dibiakkan. Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus. Virus-virus itu berkembang biak dalam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transportnya. Sel yang rusak dapat masuk ke dalam lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virus, yang kemudian terdapat dalam tinja. Diare yang disebabkan oleh rotavirus mungkin akibat gangguan penyerapan natrium dan absorpsi glukosa karena sel yang rusak pada vili digantikan oleh sel kriptus belum matang yang tidak meyerap. Dibutuhkan waktu 3-8 minggu untuk perbaikan fungsi normal.

Rotavirus adalah satu-satunya penyebab Gastroenteritis yang terpenting diseluruh dunia pada anak-anak. Gastroenteritis adalah masalah radang perut dan usus. Perkiraan berkisar antara 500 juta sampai 1 milyar selama episode tahunan diare, pada anak-anak dibawah 5 tahun di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, mengakibatkan 5 juta kematian.

Gambaran Klinis1.  Inkubasi: 1-4 hari.2. respon thd infeksi rotavirus bervariasi: mulai dari subklinis, diare ringan s/d berat bahkan

dpt mengakibatkan kematian.3. Gambaran utama:◦           Demam (>380C).◦           Konsistensi feses cair.◦           Dehidrasi.◦           Muntah.4. Biasanya: berat pd infant & anak balita, tetapi kurang berat pd neonatus dan dewasa.5. Lama gejala: 4-5 hari.6. Virus shedding: 6-10 hari.

Diagnosis   Melihat manifestasi klinis akibat infeksi rotavirus.   Deteksi virus atau antigennya atau respon antibodi.    Deteksi Virus:

◦            EM, highly specific (relatively less sensitive)◦            Dgn RT-PCR.

   Deteksi antigen pd feses: ELISA, highly specific.   Deteksi antibody (IgA and IgG): ELISA. 

2.            ETEC (Entero Toxigenic E. coli)

ETEC adalah E. coli patogen penyebab utama diare akut dengan dehidrasi pada anak-anak dan orang dewasa di negara-negara yang mempunyai 2 musim maupun 3 musim. ETEC menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan ter-jadinya ekskresi cairan elektrolit tubuh sehingga timbul diare dengan dehidrasi.  ETEC tidak menyebabkan atau sedikit mengubah struktur dalam mukosa usus

Manifestasi klinik:            Diare cair yang mendadak            Nyeri abdomen

Page 7: diare

            Nausea            Muntah            Sedikit atau tidak adanya demamPenyembuhan dapat terjadi dalam beberapa hari. Infeksi ini mempunyai pengaruh

yang tidak baik pada status nutrisi bayi. Komplikasi utama adalah komplikasi akibat dehidrasi dan kehilangan elektrolit:

            Renjatan hipovolemik            Hipokalemi            Hipoglikemi            Intoleransi laktosa sekunder            Kejang

Diare yang disebabkan oleh bakteri non invasif disebut juga diare sekretorik atau watery diarrhea.

Pada diare tipe ini disebabkan oleh bakteri yang memproduksi enterotoksin yang bersifat tidak

merusak mukosa. Bakteri non invasi misalnya V. cholera non 01, V. cholera 01 atau 0139,

Enterotoksigenik E. coli (ETEC), C. perfringens, Stap. aureus, B. cereus, Aeromonas spp., V. cholera

eltor mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi

dan enterotoksin ini mengakibatkan kegiatan yang berlebihan Nikotinamid Adenin Dinukleotid

pada dinding sel usus, sehingga meningkatkan kadar adenosin 3′,5′-siklik mono phospat (siklik

AMP) dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida kedalam lumen usus yang diikuti

oleh air, ion bikarbonat, kation natrium dan kalium.

Namun demikian mekanisme absorbsi ion Na melalui mekanisme pimpa Na tidak terganggi, karena

itu keluarnya ion Cl- (disertai ion HCO3-, H2O, Na+ dan K+) dapat dikompensasi oleh meningkatnya

absorbsi ion Na (diiringi oleh H2O, K+, HCO3-, dan Cl-). Kompensasi ini dapat dicapai dengan

pemberian larutan glukosa yang diabsorbsi secara aktif oleh dinding sel usus. Glukosa tersebut

diserap bersama air, sekaligus diiringi oleh ion Na+, K+, Cl- dan HCO3-. Inilah dasar terapi oralit per

oral pada kolera.

Secara klinis dapat ditemukan diare berupa air seperti cucian beras dan keluar secara deras dan

banyak (voluminous). Keadaan ini disebut sebagai diare sekretorik isotonik voluminial (watery

diarrhea).

ETEC mengeluarkan 2 macam enterotoksin ialah labile toxin (LT) dan stable toxin (ST). LT bekerja

secara cepat terhadap mukosa usus halus tetapi hanya memberikan stimulasi yang terbatas

terhadap enzim adenilat siklase. Dengan demikian jelas bahwa diare yang disebabkan E. coli lebih

ringan dibandingkan diare yang disebabkan V. cholerae.

Clostridium perfringens (tipe A) yang sering menyebabkan keracunan makanan menghasilkan

enterotoksin yang bekerja mirip enterotoksin kolera yang menyebabkan diare yang singkat dan

dahsyat.

Page 8: diare

Patogenesis dan patologi Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan.

Amebiasis dapat berlangsung tanpa gejala (asimptomatik). Penderita kronis mungkin memiliki toleransi terhadap penyakit, sehingga tidak menderita gejala lagi (symptomless carrier). Gejala dapat bervariasi, mulai rasa tidak enak di perut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah disertai tenesmus. Lesi yang tipikal terjadi di usus besar, yakni adanya ulkus karena kemampuan amoeba ini menginvasi dinding usus. Gambaran ulkusnya seperti gaung botol dengan hanya satu atau beberapa titik penetrasi di mukosa usus. Ulkus terjadi di submukosa hingga muskularis, ulkus yang lebih dalam dapat menyebabkan perforasi hingga rongga peritoneum (Yulfi, 2006). Dari ulkus di dalam dinding usus besar, amoeba dapat mengadakan metastasis ke hati lewat cabang vena porta dan menimbulkan abses hati. Embolisasi lewat pembuluh darah atau pembuluh getah bening dapat pula terjadi ke paru, otak, atau limpa, dan menimbulkan abses disana (Soewando, 2007). Diagnosis Selain menilai gejala dan tanda, diagnosis amebiasis yang akurat membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista. Metode yang paling disukai adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengan trichom stain. Untuk scrining cukup mengguanakan sediaan basah dengan bahan saline dan diwarnai lugol agar terlihat lebih jelas. Selain tinja, spesimen yang dapt diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi (Yulfi, 2006). Penatalaksanaan Hampir semua obat amebisid tidak dapat bekerja efektif di semua tempat usus, terutama bila diberikan obat tunggal. Oleh karena itu sering digunakan kombinasi obat untuk meningkatkan hasil pengobatan. Walaupun tanpa keluhan dan gejala klinis, sebaiknya diobati, karena amoeba yang hidup sebagai komensal di dalam lumen usus besar, sewaktu-waktu dapat menjadi patogen.

Bakteri masuk melalui makanan atau minumanà ke lambungà sebagian ada yang mati karena asam lambung dan sebagian lolosà bakteri yang lolos masuk ke duodenumà bakteri berkembang biak (di duodenum)à memproduksi enzim mucinase sehingga berhasil mencairkan lapisan lendir dengan menutupi permukaan sel epitel ususà bakteri masuk ke dalam membrane à bakteri mengeluarkan toksinà mengeluarkan CAMP (meningkatkannya), yang berfungsi untuk merangsang sekresi cairan usus dibagian kripta villi & menghambat cairan usus dibagian apikal villià terjadi rangsangan cairan yang berlebihan, volume cairan didalam lumen usus meningkatà dinding usus berkontraksià terjadi hiperperistaltikà cairan keluar (diare).

Untuk diare akut, patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dibedakan menjadi dua: bakteri non invasif, yaitu bakteri yang memproduksi toksin yang nantinya toksin tersebut hanya melekat pada mukosa usus halus & tidak merusak mukosa. Bakteri non invasif, memberikan keluhan diare seperti air cucian beras dan disebabkan oleh bakteri enteroinvasif, yaitu diare yang menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, secara klinis berupa diare bercampur lendir dan darah.

Page 9: diare

tanda dan gejala

Rotavirus

ETEC EIEC Salmonella ShhigellaV.Chole

ra

Mual,muntah

Dari permula

an- - + jarang jarang

Panas + - + + + -

SakitTenesm

usKdang kadang

Tenesmus, kolik

Tenesmus,kolik, pusing

Tenesmus,kolik,pusing

Kolik

Gejala lain

Sering distensi abdom

en

Hipotensi

Bakteremia / toksemia

Dapat kejang

Sifat tinja

Volume Sedang Banyak Sedikit Sedikit SedikitSangat banyak

FrekuensiSampai 10 X / lebih

Sering Sering Sering Sering sekaliHampir

terus menerus

Konsistensi

Berair Berair Kental Sering Kental Air

Mucus Jarang + +Berlend

irSering "flacks"

Darah - - +Kadang kadang

sering

Bau - Bau tinja

Tidak spesifik Bau telur

sering anyir

Page 10: diare

busuk

WarnaHijau, kuning

Tidak berwar

naHijau

Bau, hijau

Tidak berbau

Lecosit - - + + +

Sifat lain

Tinja seperti

air cucian

Read more: http://dokunimus.blogspot.com/2011/04/patogenesis-dan-pathofisiologi-diare.html#ixzz29YteKrNO

Page 11: diare

Rotavisrus1. A.    DEFINISI

Rotavirus adalah penyebab utama penyakit diare pada bayi dan hewan muda, termasuk anak sapi dan anak babi. Terkadang didapatkan infeksi virus tersebut pada manusia dewasa. Rotavirus adalah penyebab diare pada bayi dan anak-anak yang paling umum. Banyak anak-anak paling tidak mengalami diare akibat rotavirus pada usia 2 sampai 3 tahun.

1. B.     STRUKTURNama virus rota didasarkan pada gambaran mikroskop electron dari pinggir luar kapsid sebagai pinggiran suatu roda yang mengelilingi jari-jari yang memancar dari inti yang menyerupai pusat. Partikel-partikel mempunyai kapsid berkulit ganda dan garis tengah berkisar antara 60-75 nm. Partikel-partikel virus berkulit tunggal yang tidak mempunyai kapsid luar menunjukkan pinggir-pinggir luar yang kasar dan bergaris tengah 50-60 nm. Inti dalam dari parikel bergaris tengah 33-40 nm. Partikel virus mengandung 11 segmen ARN beruntai ganda ( BM total 10 x 106 ).Rotavirus adalah virus dengan ukuran 100 nanometer yang berbentuk roda yang termasuk dalam family Reoviridae. Virus ini terdiri dari grup A, B, C, D, E dan F. grup A sering menyerang bayi dan grup B jarang menyerang bayi. Terdapat empat serotipe major dan paling sedikit 10 serotipe minor dari rotavirus grup A pada manusia. Pembagian serotipe ini didasarkan pada perbedaan antigen pada protein virus 7 (VP7). Virus ini terdiri dari tiga lapisan yaitu kapsid luar, kapsid dalam dan inti. Rota virus terdiri dari 11 segmen, setiap segmen mengandung RNA rantai ganda, yang mana setiap kode untuk enam protein struktur ( VP1, VP2, VP3, VP4, VP6, VP7 ) dan lima protein nonstruktur (NSP1, NSP2, NSP3, NSP4, NSP 5). Dua struktur protein yaitu VP7 yang terdiri dari protein G dan glikoprotein dan VP4 yang terdiri dari protein P dan protease pembelahan protein, merupakan protein yang melapisi bagian luar dari virus dan merupakan pertimbangan yang penting untuk membuat vaksin dari rotavirus. Protein pembuat kapsid bagian dalam paling banyak adalah VP6, dan sangat mudah ditemukan dalam pemeriksaan antigen, sedangkan protein nonstruktur kapsid bagian dalam adalah NSP4 yang merupakan sebagai faktor virulensi dari rotavirus, meskipun protein lain juga terlibat dalam mempengaruhi virulensi dari rotavirus

1. C.    PATOGENESISRotavirus menyerang dan memasuki sel enterosit yang matang pada ujung vili usus kecil. Virus ini menyebabkan perubahan pada struktur dari mukosa usus kecil, berupa pemendekan villi dan terdapatnya infiltrat sel-sel radang mononuklear pada lamina propria. Kelainan morfologis ini dapat minimal, dan hasil penelitian baru menunjukan bahwa infeksi rotavirus tanpa kerusakan sel epitel dari usus halus. Rotavirus menempel dan masuk dalam sel epitel tanpa kematian sel yang dapat menimbulkan diare. Sel epitel yang dimasuki oleh virus mensintesis dan mensekresi sitokin dan kemokin, yang mana langsung menimbulkan respon imun dari penderita dalam bentuk perubahan morfologi dan fungsi sel epitel. Peneletian baru juga mengatakan diare terjadi pada infeksi rotavirus karena adanya protein nonstruktural dari virus yang mirip dengan enterotoksin yang menyebabkan sekresi aktif dari klorida melalui peningkatan kosentrasi kalsium intra sel

Rotavirus adalah virus yang sulit dibiakkan. Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus. Virus-virus itu berkembang biak dalam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transportnya. Sel yang rusak dapat masuk ke dalam lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virus, yang kemudian terdapat dalam tinja. Diare yang disebabkan oleh rotavirus mungkin akibat gangguan penyerapan natrium dan

Page 12: diare

absorpsi glukosa karena sel yang rusak pada vili digantikan oleh sel kriptus belum matang yang tidak meyerap. Dibutuhkan waktu 3-8 minggu untuk perbaikan fungsi normal.

Rotavirus adalah satu-satunya penyebab Gastroenteritis yang terpenting diseluruh dunia pada anak-anak. Gastroenteritis adalah masalah radang perut dan usus. Perkiraan berkisar antara 500 juta sampai 1 milyar selama episode tahunan diare, pada anak-anak dibawah 5 tahun di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, mengakibatkan 5 juta kematian.

1. D.    FAKTOR RISIKOInfeksi rotavirus paling umum terdapat pada anak usia 4 sampai 24 bulan, khususnya mereka yang menghabiskan waktu di tempat penampungan anak atau kelompok bermain. Pada orang dewasa dan orang dewasa yang merawat anak-anak, maka akan memiliki peningkatan risiko terinfeksi sama besarnya.

1. E.     GEJALAInfeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48 jam dengan demam ringan sampai sedang dan muntah yang disertai dengan mulainya tinja cair yang sering. Muntah dan demam khas mereda selama hari kedua sakit, tapi diare sering berlanjut selama 5-7 hari. Tinja tanpa sel darah merah atau darah putih yang nyata. Dehidrasi mungkin terjadi dan memburuk dengan cepat, terutama pada bayi. Walaupun kebanyakan neonatus yang terinfeksi dengan rotavirus tidak bergejala.

Infeksi Rotavirus biasanya banyak terdapat selama musim dingin, dengan masa inkubasi selama 1-4 hari. Rotavirus ada dimana-mana. Penularan Virus ini biasa melalui feses yang mengering dan disebarkan lewat udara.

Gejala yang timbul antara lain diare, demam, nyeri perut, dan muntah-muntah, sehingga terjadi dehidrasi. Pada bayi dan anak-anak, kehilangan banyak elektrolit dan cairan dapat mematikan kecuali kalau diobati.

Untuk mempermudah penanganan, sebaiknya kita tahu gejala dehidrasi yaitu anak rewel, kehausan, minta minum terus, sehingga makin muntah karena kebanyakan, mata cekung, kulit pada daerah perut dan dahi tidak kenyal.(jika dicubit tidak kembali lagi).

Dalam pandangan klinis infeksi rotavirus terus berkembang dari diare ringan sampai diare berat yang mengakibatkan dehidrasi, kekurangan elektrolit, shock dan kematian pada bayi dan anak-anak. Pada anak berumur diatas tiga bulan akan menimbulkan gastroenteritis, ketika terjadi reinfeksi akan gejalanya tidak muncul (asimptomatik). Masa inkubasi dari rotavirus adalah 1-3 hari. Dengan serangan tiba-tiba dan memberikan gejala demam, muntah dan diare berair (watery diarrhoea). Gejala gastrointestinal akan hilang setelah 3-7 hari, tetapi penyembuhan infeksi rotavirus mungkin bisa sampai 2-3 minggu.

1. F.     DIAGNOSISAnamnesis sangat penting untuk menegakkan diagnosis dari diare oleh karena infeksi virus khususnya rotavirus. Dari anamnesis dapat diketahui onset, frekuensi dari diare, durasi, volume, apakah diare berair (watery diarrhea), diare berdarah atau berlemak. Dalam melakukan anamnesis pada pasien diare harus lebih fokus pada beratnya diare dan dehidrasi. Intake sangat perlu ditanyakan, jumlah buang air kecil, kehilangan berat badan. riwayat makanan.Untuk menegakkan diagnosis dari diare akut karena infeksi rotavirus diperlukan pemeriksaan feses dengan metode rapid antigen tests, salah satunya dengan enzyme immunoassay (EIA) dengan sensitivitas dan spesifik lebih dari 98 % atau latex agglutination test yang kurang sensitif dibanding EIA. Antibodi anti rotavirus yaitu imunoglobulin A dan M diekresikan difeses setelah hari pertama terinfeksi rotavirus. Tes antibodi masih positif sampai 10 hari setelah infeksi pertama dan dapat lebih lama lagi jika terjadi infeksi berulang. Oleh karena itu pemeriksaan tes antibodi dapat digunakan untuk mendiagnosa rotavirus.

Page 13: diare

1. G.    PENGOBATAN dan PENANGANANAnak yang terinfeksi rotavirus biasanya mendapatkan terapi suportif untuk menghilangkan gejala dan komplikasi. Contoh, terjadinya dehidrasi yang merupakan komplikasi paling potensial dari infeksi rotavirus, keadaan ini sering ditangani dengan terapi redidrasi oral. Pada kasus-kasus berat yang diikuti oleh adanya muntah, terapi oral sulit dilakukan dan ini memberikan indikasi untuk dilakukan pemberian cairan intravena serta perawatan di rumah sakit Tujuan utama terapi adalah mencegah dehidrasi (rumatan), mengkoreksi kekurangan cairan elektrolit secara cepat dan mencegah gangguan nutrisi

Salah satu dari pengobatan suportif yang saat ini mulai banyak digunakan adalah penggunaan probiotik (Lactic acid bacteria) yaitu bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus sehingga kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi. Bakteri baik yang termasuk ke dalam kelompok ini sepertiBifidobacterium, Eubacterium, dan Lactobacillus. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai sebagai cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional (antibiotic associated diarrhea).Mikroekologi yang rusak oleh karena pemakaian antibotika dapat dinormalisir kembali dengan pemberian bakteri probiotik. Mekanisme kerja bakteri probiotik dalam meregulasi kekacauan atau gangguan keseimbangan mikrobiota komensal melalui 2 model kerja rekolonisasi bakteri probiotik dan peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin terutama sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi bakteri patogen yang berada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh secretory IgA (SIgA).

Mekanisme efek probiotik pada diare

1. Perubahan lingkungan mikro lumen usus (Ph, Oksigen)2. Produksi bahan antimikroba terhadap beberapa patogen3. Komposisi nutrien4. Mencegah adhesi patogen pada enterosit5. Modifikasi toksin atau reseptor toksin6. Efek tropik terhadap mukosa usus melalui penyediaan nutrient7. Imunomodulasi

Dalam hal jalur penularan yang melalui feses, upaya pengendalian yang penting adalah penanganan air limbah dan kebersihan. Penanganan bagi orang yang terjangkit virus ini adalah dengan penggantian cairan dan pemulihan keseimbangan elektrolit secara intravena atau secara oral. Bisa dilakukan dengan memberikan cairan oralit atau cairan pengganti oralit. Cairan pengganti oralit ini bisa berupa kuah sayur, air teh manis yang ditambahkan garam seujung sendok. Apabila anak muntah, ditunggu lebih dahulu 5-10 menit, agar anak tenang. Setelah itu, baru diberikan cairan pengganti dari sendok secara perlahan-lahan.

1. H.    PENCEGAHANMengingat penyakit diare rotavirus sangat mudah menular, maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya dengan merawat terpisah anak yang terinfeksi rotavirus dengan anak sehat lainnya. Untuk mengurangi penularan rotavirus, cuci tangan anda secara benar dan teratur –khususnya setelah menggunakan toilet, mengganti popok anak atau membantu anak menggunakan toilet. Tetapi bahkan mencuci tangan seksama tidak menjamin anda akan bebas dari infeksi virus.

Page 14: diare

Untuk pencegahan agar tidak mudah terinfeksi rotavirus, pemberian imunisasi bisa dilakukan. Apalagi, semua anak pasti pernah mengalami diare. Salah satu diare yang mengancam adalah karena rotavirus. Perkembangan terakhir dengan teknologi kedokteran saat ini telah ditemukan vaksin untuk rotavirus meskipun pemberian di Indonesia belum merata diberikan. Hal ini dikarenakan keterbatasan ketersediaan vaksin. di Indonesia vaksinasi rotavirus belum ada.

Ada dua vaksin yang dapat melawan rotavirus, antara lain:

1. RotaTeq. Merupakan vaksin yang diberikan lewat mulut dalam tiga dosis, seringkali pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Vaksin ini tidak digunakan untuk anak yang berusia lebih tua dan mereka yang telah dewasa. Jika setelah vaksinasi, perut anak anda terasa sakit, muntah, diare, darah pada kotorannya, atau kelainan pencernaan lainnya. Segera hubungi dokter.

2. Rotarix. Vaksin ini berbetuk cair dan diberikan dalam dua dosis kepada bayi pada usia 2 bulan dan 4 bulan.

Infeksi rotavirus bersifat self-limited disease yang terjadi setelah 3-9 hari gejala muncul. Namun pada kasus ini dapat terjadi dehidrasi berat yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Dengan rehidrasi yang tepat akan dapat mencegah komplikasi yang seriu