diare 2

26
STATUS PASIEN DIARE 1. Identitas Pasien Nama anak : An. K Umur : 11 bulan Jenis kelamin : perempuan Nama ayah/ibu : Tn. A Pekerjaan ayah/ibu : Swasta Alamat : Jln. Simpang tiga Agama : Islam Pendidikan ayah/ibu : - 2. Anamnesis a. Keluhan utama Mencret 3 hari sebelum masuk rumah sakit b. Riwayat penyakit sekarang Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit anak mencret. Mencret lebih dari 10x sehari, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kekuningan. Berapa banyak fesesnya bu? Ada muntah tidak? Berapa banyak muntahannya? Berapa kali dalam sehari? Sejak kapan mulai muntahnya? BAB nya ada darah tidak bu? Ada demam? Sejak pukul berapa? Ada kejang tidak bu? Ada mimisan? Ada gusi berdarah? Anak ibu rewel dan malas menetek atau tidak sejak sakit ini? 1

description

diare pada anak

Transcript of diare 2

Page 1: diare 2

STATUS PASIEN DIARE

1. Identitas Pasien

Nama anak : An. K

Umur : 11 bulan

Jenis kelamin : perempuan

Nama ayah/ibu : Tn. A

Pekerjaan ayah/ibu : Swasta

Alamat : Jln. Simpang tiga

Agama : Islam

Pendidikan ayah/ibu : -

2. Anamnesis

a. Keluhan utama

Mencret 3 hari sebelum masuk rumah sakit

b. Riwayat penyakit sekarang

Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit anak mencret. Mencret

lebih dari 10x sehari, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna

kekuningan. Berapa banyak fesesnya bu? Ada muntah tidak? Berapa banyak

muntahannya? Berapa kali dalam sehari? Sejak kapan mulai muntahnya?

BAB nya ada darah tidak bu? Ada demam? Sejak pukul berapa? Ada kejang

tidak bu? Ada mimisan? Ada gusi berdarah? Anak ibu rewel dan malas

menetek atau tidak sejak sakit ini?

c. Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya sudah pernah mencret seperti ini? jika sudah

pernah di beri obat?

d. Riwayat penyakit keluarga

Apakah dikeluarga atau tetangganya ada yang demam berdarah?

e. Riwayat kehamilan

1

Page 2: diare 2

ANCnya teratur tidak? Selama hamil ibu ada mengkonsumsi alkohol?

f. Riwayat persalinan

Persalinan pervaginam / sc? lahir spontan /tidak? kemudian

menangis atau tidak? Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai

dengan masa kehamilan, kurang atau besar)?

g. Riwayat alergi

Apakah ada alergi makanan atau obat?

h. Riwayat makanan dan minum

anak ibu mau makan? Atau cuma minum susu saja? Anak ibu ASI ekslusif

atau tidak? Ada minum susu formula? Berapa kali sehari? Minum susunya

dari botol susu atau gelas? Sebelum digunakan botol susunya dicuci bersih

atau tidak? Sumber minumnya dari air sumur dan dimasak sendri atau tidak?

i. Riwayat tumbuh kembang anak : Berapa berat badannya, tinggi badan, dan

lingkar kepala?

j. Riwayat Imunisasi : Imunisasi lengkap atau tidak?

Imunisasi wajib (vaksinasi BCG, hepatitis B, DPT, Polio dan Campak)

k. Lingkungan

Lingkungannya bersih atau tidak buk? Tempat tinggal ibu dekat dengan

pembungan sampah?

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : tampak lemah

b. Vital Sign

Tekanan darah : tidak diperiksa

Frekuensi nafas : 52x/menit

Frekuensi nadi : 156 x/menit

Suhu : 37,6oC

c. Status gizi

2

Page 3: diare 2

BB : 8 kg

TB : -

Lingkar kepala: -

LILA : -

d. Status Generalisata

1. Kepala

Ubun-ubun cekung (+)?

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak

ikterik, air mata masih keluar (+)?, mata tampak cekung?

Hidung : tidak ada sekret

Telinga : tidak diperiksa

Mulut : mukosa mulut kering?

2. Leher : tidak diperiksa

3. Thoraks : dalam batas normal

4. Abdomen : turgor kulit menurun?

5. Ekstremitas : akral dingin?

4. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

o Leukosit : 8,1 . 103 µ/L

o Hemoglobin : 11,5 gr/dl

o Hematokrit : 24,7 gr%

o MCV : 72,7 fl

o MCH : 24,1 pg

o MCHC : 33.1 g/dl

o Trombosit : 266 ribu

5. Diagnosis Kerja : Diare akut dengan dehidrasi berat

3

Page 4: diare 2

6. Diagnosis Banding : diare akut dengan dehidrasi sedang

7. Penatalaksanaan

Infus RL@30cc/kgBB dalam 1 jam (240 x 15) /60= 60 tetes/menit

a. Dilanjutkan Infus RL 70cc/kgbb dalam 5 jam (560 x 15)/300 = 28

tetes/menit

b. Dilanjutkan Infus RL (8x(120+30)) / 96 = 12 tetes/menit

Propyretic supp 80mg 3 x 1

Ondansetron 2 x 1.2 mg

Zinc syrup 1 x 1 cth

Diet bubur saring

8. Prognosis

Quo ad vitam : Ad bonam

Quo ad sanam : Ad bonam

Quo ad funsionam : Ad bonam

BAB II

4

Page 5: diare 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi1,2

Diare akut adalah buang air besar lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang

frekuensinya lebih sering biasanya (biasanya dalam sehari 3 kali atau lebih) dan

berlangsung kurang dari 7 hari.

2.2 Epidemiologi1

Di Amerika Serikat, 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahunnya. Di dunia

sebesar 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare, di mana sebagian kematian

tersebut terjadi di negara berkembang. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama

morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliar kejadian

sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya.

2.3 Etiologi3,4,5

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab

utama diare)

Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmondla, shigella, campylo bacter,yersinia,

aeromonas, dan sebagainya

Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, daii lain-lain

Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica,giardia

lamblia, tricomonas hominis dan jamur (candida albicans)

b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti: OMA (Otitis Media

Akut), tonsilitis, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya

(sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)

2. Faktor Malabsorpsi

a. Malabsorbsi karbohidrat

Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa

5

Page 6: diare 2

Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan

Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Lain-lain

a. Imunodefisiensi

b. Gangguan psikologis (cemas dan takut)

c. Faktor-faktor langsung:

KKP (Kurang Kalori Protein)

Kesehatan pribadi dan lingkungan

Sosioekonomi

2.4 Patofisiologi1,4

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare

osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus.

- Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi

oleh usus akan difermentasi oleh bakteri usus sehingga tekanan osmotik di

lumen usus meningkat yang akan menarik cairan.

- Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi cAMP dan

cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit.

- Diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada

kontrol otonomik, misal pada diabetik neuropati, postvagotomi, post reseksi

usus serta hipertiroid.

Mekanisme primer yang menyebabkan diare akut adalah:

1. Rusaknya vili-vili di sekitar daerah brush boarder usus halus, yang menyebabkan

malabsorbsi yang menyebabkan diare karena gangguan osmotik.

6

Page 7: diare 2

2. Kuman yang melepaskan toxin yang berikatan dengan enterosit reseptor yg spesifik

yang menyebabkan terlepasnya ion klorida kedalam membran intestinal sehingga

menyebabkan gangguan absorbsi sehingga menyebabkan diare.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui

makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi

usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang,

villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan

meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul

diare.

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan

dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen.

Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan

patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat

menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi

sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga

menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam

tinja yang disebut disentri.

2.5 Manifestasi kinis4,6

Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang

kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama

berubah kehijauan karena bercampur dengan, daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet

karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama

diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena

lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala

dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun

cekung (bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila keadaan ini terus

7

Page 8: diare 2

berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut jantung

menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak lemah dan

kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi

asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam (pernafasan kusmaul).

2.6. Komplikasi Diare2,3,4,5,6,7,8

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan cairan (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena output air lebih banyak dari pada input air. Klasifikasi

tingkat dehidrasi anak dengan diare yaitu :

Penilaian Dehidrasi Menurut MTBS

Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:

Letargis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas

minum

DEHIDRASI BERAT

8

Page 9: diare 2

Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:

Gelisah, rewel/mudah masalah Mata cekung Cubitan kulit perut kembalinya

lambat

DEHIDRASIRINGAN/SEDANG

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang

TANPA DEHIDRASI

Kriteria Dehidrasi menurut WHO 2000

2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolik asidosis)

Metabolik asidosis terjadi karena :

a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama feses

b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak yang tidak sempurna sehingga

benda keton tertimbun dalam tubuh.

c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.

d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dikeluarkan oleh ginjal.

9

Page 10: diare 2

e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraselular ke dalam cairan intraselular.

Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan,

pernapasan bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernapasan kuszmaull.

Pernapasan ini merupakan homeostasis respiratorik yaitu usaha dari tubuh untuk

mempertahankan pH darah.

3. Hipoglikemia

Pada anak-anak dengan gizi baik/cukup, hipoglikemia ini jarang terjadi, lebih sering

terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KEP. Hal ini terjadi karena :

a. Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu

b. Adanya gangguan absorbsi glukosa.

Gejala hipoglikemia dapat muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg

% pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak. Gejala hipoglikemia tersebut berupa: lemas,

apatis, peka rangsang, tremor, pucat, berkeringat, syok, kejang sampai koma.

4. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya

penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena :

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan/atau muntahnya

akan bertambah berat.

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran.

c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik

karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi

darah berupa rejatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi

hipoksia dan asidosis bertambah berat. Kemudian dapat mengakibatkan perdarahan di otak

10

Page 11: diare 2

yang menimbulkan turunnya kesadaran (soporokomatusa) dan bila tidak segera ditangani

penderita dapat meninggal.

2.7. Kriteria Diagnosis8

a. Anamnesis

Lama diare berlangsung, frekuensi diare dalam sehari, warna dan konsistensi

tinja, lendir dan atau darah dalam tinja

Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil

terakhir, demam, sesak, kejang, kembung

Jumlah cairan yang masuk selama diare

Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi

makanan yang tidak biasa

Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum

b. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital

Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa

haus, turgor kulit abdomen menurun

Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulu,

dan lidah

Berat badan

Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas cepat

dan dalam (asidosos metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau

hipernatremia)

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria berikut:

Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% berat badan)

Tidak ditemukan tanda utama dan tandda tambahan

Keadaan umum baik, sadar

11

Page 12: diare 2

Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa

mulut dan bibir basah

Turgor abdomen baik, bising usus normal

Akral hangat

Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)

Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan

Keadaan umum gelisah atau cengeng

Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,

mukosa mulut dan bibir sedikit kering

Turgor kurang, akral hangat

Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau lebih tanda

tambahan

Keadaan umum lemah, letargi, atau koma

Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada,

mukosa mulut dan bibir sangat kering

Turgor sangat kurang dan akral dingin

c. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak

diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab

dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada

penderita dengan dehidrasi berat. Contoh : pemeriksaan darah lengkap, kultur urine

dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang

kadang-kadang diperlukan pada saat diare akut :

Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan

kepekaan terhadap antibiotika

12

Page 13: diare 2

Feses :

PH asam diare osmotic

Leukosit > 5 / LPB disentri

Hal yang dinilai pada pemeriksaan feses:

- Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau

- Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri

2.8. Pengobatan Diare2,3,5,8

Prinsip penatalaksanaan penderita diare adalah:

a. Mencegah terjadinya dehidrasi

Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi adalah dehidrasi. Mencegah

terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minum

lebih banyak dengan rumah tangga yang dianjurkan, seperti air tajun, kuah sayur, air

sup, air teh. Bila tidak memberikan cairan rumah tangga yang dianjurkan, berikan air

matang. Jangan diberikan cairan yang osmolaritasnya tinggi, yaitu yang terlalu manis

sepeti soft drink.

b. Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi terutama pada anak balita, penderit harus segera dibawa ke

petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat

dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera

diberikan cairan intravena dengan Ringer Laktat sebelum dilanjutkan terapi oral.

c. Pemberian ASI / makanan

Pemberian ASI / makanan selama serangan diare bertujuan untuk memberikan gizi

pada penderita terutama bertujuan agar anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah

berkurangnya berat badan.

d. Pemberian Zinc

13

Page 14: diare 2

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Lebih dari 90

macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai kofaktornya, termasuk enzim

superoksida dismutase. Enzim ini berfungsi untuk metabolisme radikal bebas

superoksida sehingga kadar radikal bebas ini dalam tubuh berkurang. Pada proses

inflamasi, kadar radikal bebas superoksida meningkat, sehingga dapat merusak

berbagai jenis jaringan termasuk jaringan epitel dalam usus.

Zinc  yang ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah besar pada saat seorang anak

menderita diare. Dengan demikian sangat diperlukan pengganti zinc yang hilang dalam

proses kesembuhan seorang anak dan untuk menjaga kesehatannya di bulan-bulan

mendatang.

WHO-UNICEF merekomendasikan suplemen Zinc untuk terapi diare karena

suplementasi zinc telah terbukti menurunkan jumlah hari lamanya seorang anak

menderita sakit, menurunkan tingkat keparahan penyakit tersebut, serta menurunkan

kemungkinan anak kembali mengalami diare 2-3 bulan berikutnya.

Banyak uji klinik yang melaporkan bahwa suplemen Zinc sangat bermanfaat untuk

membantu penyembuhan diare. Zinc sebaiknya diberikan sampai 10-14 hari, walaupun

diarenya sudah sembuh. 11 Sayangnya suplemen Zinc ini belum banyak beredar di

apotek di Indonesia. Di beberapa RS besar di Indonesia telah menggunakan suplemen

Zinc dalam bentuk suspensi untuk penatalaksanaan diare akut.

Adapun cara pemberian Tablet Zinc yaitu :

Untuk bayi usia di bawah 6 bulan berikan setengah tablet zinc (10mg) sekali sehari

selama sepuluh hari berturut-turut.

Untuk anak usia 6 bulan ke atas berikan satu tablet zinc (20 mg) sekali sehari

selama sepuluh hari berturut-turut.

Larutkan tablet tersebut dengan sedikit (beberapa tetes)air matang atau ASI dalam

sendok teh.

Jangan mencampur tablet zinc dengan oralit

Tablet harus diberikan selama sepuluh hari penuh (walaupun diare telah berhenti

sebelum 10 hari)

14

Page 15: diare 2

Apabila anak muntah sekitar setelah jam setelah pemberian tablet zinc, berikan lagi

tablet zinc dengan cara memberikan potongan lebih kecil dan berikan beberapa kali

hingga satu dosis penuh.

Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus,tetap berikan

tablet zinc segera setelah anak dapat minum atau makan.

e. Pemberian Probiotik

Probiotik adalah suatu suplemen makanan, yang mengandung bakteri atau jamur

yang tumbuh sebagai flora normal dalam saluran pencernaan manusia, yang bila

diberikan sesuai indikasi dan dalam jumlah adekuat diharapkan dapat memberikan

keuntungan bagi kesehatan dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik

didalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh

bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus. Dengan mencermati penomena

tersebut bakteri probiotik dapat dipakai dengan cara untuk pencegahan dan pengobatan

diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain,

speudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian

antibiotika yang tidak rasional (antibiotik asociated diarrhea ) dan travellers’s diarrhea.

Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare akut

pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk menyatakan lactobacillus aman dan

efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare

kira-kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua

pemberian sebanyak 1-2 kali. Kemungkinan mekanisme efekprobiotik dalam

pengobatan diare adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan

anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen

pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan

imunno modulasi.

Terdapat berbagai macam jenis probiotik yang hingga saat ini sering digunakan

sebagai suplemen. Golongan yang paling banyak digunakan adalah Lactic Acid

Bacteria (LAB). Golongan LAB dapat mengubah gula dan karbohidrat menjadi asam

laktat, yang berfungsi menurunkan kadar pH saluran gastrointestinal, sehingga

15

Page 16: diare 2

menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Contoh strain golongan LAB adalah

Lactobacillus dan Bifidobacterium.

Sejak dipublikasikan pertama kali oleh seorang peneliti Rusia, Eli Metchnikoff, pada

awal abad 20, penelitian tentang probiotik hingga saat ini banyak dilakukan untuk

menguji kemanfaatannya pada populasi anak. Produk komersial yang mengandung

probiotik sebagai suplemen banyak tersedia di pasaran. Kemanfaatan probiotik

terutama banyak dilihat dari aspek pencegahan dan terapi penyakit, terutama penyakit

alergi dan infeksi.

Penggunaan probiotik untuk diare pada anak merupakan fokus studi yang paling

banyak dilakukan dalam penilaian kemanfaatan probiotik. Secara teoritis, probiotik

dapat mengurangi keparahan diare melalui efek kompetisi dengan patogen,

imunomodulator, meningkatkan sekresi IgA mukosa usus, dan mengurangi kejadian

intoleransi laktosa.

Pemberian probiotik terlihat bermanfaat dalam tatalaksana diare akut. Meta-analisis

yang dilakukan oleh Szajewska et al menunjukkan bahwa pemberian suplemen

Lactobacillus mengurangi durasi diare akut sehari lebih cepat dibandingkan plasebo

(95% CI) dengan level of evidence 1a. Efektivitasnya terutama lebih baik pada mereka

dengan etiologi rotavirus, yang merupakan penyebab terbanyak diare akut pada anak.

f. Pemberian Antibiotik

Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh

karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotik hanya diperlukan pada

sebagian kecil penderita diare misalnya kholera shigella, karena penyebab terbesar dari

diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan

karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi

kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis gajala yang

berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas

atau segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat menimbulkan

paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi dan

sirkulasi.

16

Page 17: diare 2

Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain:

Kolera : Tetrasiklin 12,5mg/kgBB/ dibagi 3 dosis (3 hari) atau Erytromycin 12,5

mg/kgBB 4x sehari selama 3 hari

Shigella : Ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama 3 hari atau Ceftriaxone 50-

100 mg/kgBB 1x sehari IM selama 2-5 hari.

Amebiasis : Metronidasol 10mg/kg/ 3x sehari selama 5 hari (10 hari pada kasus

berat), Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)

(im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur)

Giardiasis : Metronidazole 5mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari.

g. Mengobati masalah lain

Obat-obatan “anti diare” dan anti muntah tidak boleh diberikan pada anak dengan diare.

Anti diare tidak dianjurkan karena belum adanya bukti mengenai diare yang berdaya

guna, sehingga penggunaan anti diare hanya menimbulkan beban biaya.

h. Pemberian nasehat

Pemberian nasehat kepada orang tua anak (pengasuh) untuk segera membawa anaknya

kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai

berikut:

Buang air besar cair lebih sering, tinja berdarah, demam

Muntah berulang-ulang

Rasa haus yang nyata

Makan atau minum sedikit

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, R.E et.all. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition. International

Edition. Saunders 2004. p 1239-1241

2. Budiarso, Aswita.dkk. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare . Jakarta:

Departement Kesehatan R.I PPM & PLP. 2009

17

Page 18: diare 2

3. Depatemen Kesehatan. Diare Pada Anak . www.depkes.go.id

4. Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan

Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005

5. Santoso, N. Budi, Diare Pada Bayi Dan Anak, Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK.

Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar Malang. 2001

6. Pusponegoro. H, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Ikatan

Dokter Anak Indonesia. 2004

7. Rasad S., 2005, Radiologi Diagnostik (2nd edition), Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

8. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.

Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

18