Diaper Rash
-
Upload
maghfirahekasarilaitjinara -
Category
Documents
-
view
86 -
download
1
Transcript of Diaper Rash
![Page 1: Diaper Rash](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf9bbe550346d033a739a1/html5/thumbnails/1.jpg)
DIAPER RASH
1. DEFINISI
Diaper rash atau ruam popok merupakan peradangan kulit akut, pada daerah sekitar
popok dan merupakan gangguan dermatologi umum dari masa anak-anak. Diaper rash adalah
salah satu dermatitis yang umumnya terjadi pada bayi akibat dari pemakaian popok. Diaper
rash sering terjadi pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti sehingga
menimbulkan dermatitis iritan. Dermatitis kontak merupakan bentuk yang paling sering
terlihat pada ruam popok, tapi pada kasus lain mungkin merupakan hasil allergen dari popok.
Dermatitis popok merupakan bentuk dermatitis kontak yang dianggap sebagai reaksi
nonimmunologic terhadap iritasi di lingkungan popok, seperti gesekan, oklusi, kelembaban,
maserasi, urin, feses, atau bahan kimia.1 Gagguan ini dapat di katagorikan menjadi 3 katagori,
yaitu:
a. Ruam yang secara langsung atau tidak langsung yang disebabkan oleh penggunaan
popok. Katagori ini termasuk penyakit kulit seperti, dermatitis kontak iritan, miliaria,
intertrigo, dermatitis popok candida, dan infantum granuloma glutealis.
b. Ruam yang muncul di daerah lain tetapi lebih banyak pada daerah selangkangan
akibat penggunaan popok. Kategori ini termasuk dermatitis atopik, dermatitis
seboroik, dan psoriasis.
c. Ruam yang muncul di daerah popok terlepas dari penggunaan popok. Kategori ini
termasuk ruam terkait dengan bulosa impetigo, sel Langerhans histiocytosis (Letterer-
Siwe disease, gangguan langka dan fatal dari sistem retikuloendotelial);
acrodermatitis enteropathica (defisiensi zinc); congengital sifillis, kudis, dan HIV. 2,3
1
![Page 2: Diaper Rash](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf9bbe550346d033a739a1/html5/thumbnails/2.jpg)
2. ETIOLOGI
Diaper rash dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Diaper rash dapat disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini:
Gesekan, penggunaan popok atau pakaian yang ketat akan sering tergesek dengan
kulit sehingga menyebabkan ruam.
2. Iritasi dari feses dan urine. Paparan urin dan feses yang lama dapat mengiritasi kulit
bayi yang sensitif. Bayi lebih cepat terkena diaper rash bila mengalami pergerakan
usus yang sering, karena feses lebih mengiritasi daripada urine.
3. Pengenalan makanan baru. Bayi mulai makan makanan padat atau diperkenalkan
makanan baru,umumnya ketika berumur antara 4-12 bulan, komposisi fesesnya
berubah, kemungkinan meningkatkan resiko diaper rash.
4. Infeksi bakteri atau jamur. Dimulai sebagai infeksi kulit yang bisa menyebar sampai
ke daerah sekitarnya. Daerah yang tertutup seperti pantat, paha, dan genital khususnya
yang mudah terserang karena hangat dan lembab membuat bakteri dan jamur tumbuh
subur.
5. Kulit sensitif. Bayi-bayi dengan kondisi kulit seperti dermatitis atopik atau eksema,
kemungkinan dapat berkembang menjadi diaper rash. Namun, iritasi kulit dari
dermatitis atopik dan eksema biasanya tidak hanya mempengaruhi daerah tertutup
popok.
6. Penggunaan antibiotik. Antibiotik dapat membunuh bakteri, baik flora normal
maupun bakteri patogen. Ketidakseimbangan kedua bakteri ini, dapat menyebabkan
infeksi jamur. Ini dapat terjadi ketika bayi mengkonsumsi antibiotik atau pemberian
ASI oleh ibu yang mengkonsumsi antibiotik.4
3. PATHOGENESIS
Penyebab dari gangguan ini belum dapat di identifikasi dengan jelas. Penybabnya
dapat dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kelembaban, iritasi(gesekan), urine dan feses,
atau kehadiran mikroorganisme. Iritan utama dari kondisi ini adalah enzim protease dan
lipase pada feses yang aktivitasnya meningkat secara tajam oleh peningkatan pH. Keasaman
permukaan kulit juga penting untuk mempertahankan mikroflora normal yang memberi
proteksi antimicroba pertama dalam melawan invasi oleh bakteri dan jamur patogen.
Aktivitas protease dan lipase feses juga meningkat oleh percepatan melintasi gastrointestinal,
2
![Page 3: Diaper Rash](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf9bbe550346d033a739a1/html5/thumbnails/3.jpg)
ini alasan untuk tingginya insiden dermatitis diaper iritan pada bayi yang diare kurang dari 48
jam.2
Penggunaan popok menyebabkan peningkatan yang jelas pada kelembaban kulit dan
pH kulit. Kelembaban yang lama dapat menyebabkan maserasi stratum korneum, lapisan
luar, lapisan proteksi kulit, yang berhubungan dengan kerusakan yang luas pada lapisan lipid
intraseluler. Kelemahan integritas fisik membuat stratum korneum lebih mudah terkena
kerusakan oleh gesekan permukaan popok dan iritasi lokal. Kulit bayi merupakan barier
efektif penyakit dan sama halnya pada kulit dewasa dengan memperhatikan permeabilitas
kulit. Tetapi, kelembaban, kekurangan paparan udara, keasaman atau paparan iritan, dan
meningkatnya gesekan kulit merusak barrier kulit. Kulit mempunyai pH normal antara 4,5
sampai 5,5. Ketika urea dari urin dan feses bercampur, urease mengurai urin, menurunkan
konsentrasi ion hidrogen (meningkatkan pH). Peningkatan nilai pH meningkatkan hidrasi
kulit dan membuat kulit lebih permeabel. Sebelumnya, ammonia dipercaya sebagai penyebab
primer diaper dermatitis. Penelitian baru-baru ini menyangkal hal ini, menunjukkan bahwa
ketika ammonia atau urin ditempatkan pada kulit selama 24-48 jam, kerusakan kulit tidak
terjadi.2
Infeksi sekunder akibat dari mikroorganisme seperti candida albicans sering timbul 72
jam (3 hari) setelah terjadinya diaper rash. Candida albicans sering di jumapai pada daerah
bayi yang mengalami diaper rash (41-85%). Pada kebanyakan studi menunjukkan lebih dari
separuh bayi yang mengalami diaper rash mempunyai hasil kultur candida albicans dalam
jumlah yang banyak. infeksi mikroorganisme akan memperberat inflamsi, tetapi tidak
berperan langsung terhadap timbulnya lesi primer.3,4
4. DIAGNOSIS
Sebuah studi yang di lakukan di United Kingdom melaporkan bahwa irritant diaper
dermatitis tidak selalu muncul setelah kelahiran, umumnya onsetnya antara 2 minggu sampai
2 tahun, dengan prevalensi yang tinggi pada umur 9 dan 12 bulan. Diper rash pada anak dapat
timbul dengan tipe lesi psoriasis, atau diffuse erythematous eruption dan eksudative yang
lebih banyak.2
Point penting untuk mendapatkan riwayat penyakit, yaitu:
- Onset, durasi, dan perubahan alami dari ruam yang timbul
- Presentasi ruam yang timbul di luar area bekas popok
3
![Page 4: Diaper Rash](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf9bbe550346d033a739a1/html5/thumbnails/4.jpg)
- Kontak dengan bayi lain dengan gejala yang sama
- Riwayat penyakit sebelumnya, diare atau penggunaan antibiotik.2
Diagnosis diaper dermatitis didasar pada pemeriksaan fisik. Jika dilakukan dengan
teliti maka dapat membantu menemukan petunjuk dan menyempitkan diferensial
diagnosisnya. Diagnosis dapat di nilai dengan adanya ruam yang terlihat merah cerah pada
daerah yang sering kontak dengan popok, seperti bokong, kelamin, perut bagian bawah,
daerah atas paha, mons pubis, labia mayor dan skrotum. Manifestasi awal diaper rash dapat
berupa eritem perianal ringan yang asimptomatis pada daerah kulit yang terbatas dengan
maerasi dan gesekan yang minimal. 2,3,5
5. DIFFERENTIAL DIAGNOSA
a. Intertrigo
Intertrigo mengacu pada suatu peradangan pada lipatan tubuh. Hal ini biasanya
terletak di paha bagian dalam, ketiak, dan bagian bawah payudara atau perut. Lipatan
tersebut membuat kulit tampak merah, gatal dan menyebabkan rasa sakit bila terjadi
gesekan. Umumnya terjadi pada bayi yang gemuk.
Penyebabnya bisa terjadi karena lembab berlebihan pada
lipatan bayi, yang tidak pernah mendapatkan udara.
Yang harus dilakukan adalah Cuci bagian dalam lipatan kulit
bayi dengan air dan oleskan krim penghalang zinc-
oxide atau petroleum jelly untuk melindungi kulit bayi.4
b. Eksim
Eksim dapat muncul di manapun pada tubuh bayi mulai dari usia 3 sampai 4
bulan, meskipun sangat jarang ditemukan di daerah bekas pemakaian popok. Eksim atau
sering disebut eksema, atau dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan
pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan
4
![Page 5: Diaper Rash](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf9bbe550346d033a739a1/html5/thumbnails/5.jpg)
mengeluarkan cairan. Kondisi yang lebih parah, penyakit ini juga dapat menyebabkan
kulit berubah menjadi merah, mengeluarkan nanah, dan kerak.
Penyebabnya apa pun bisa menjadi pemicu bayi rentan terhadap eksim (dengan
predisposisi genetik atau riwayat alergi dalam keluarga). Setiap bayi mempunyai
pencetus eksim yang berbeda-beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau
deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau
alat rumah tangga yang lain.
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa
gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat
kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk
membuat kulit menjadi lebih lembab. Untuk kasus yang lebih parah,
konsultasikan dengan dokter soal penggunaan salep steroid, untuk
mengurangi peradangan.4
c. Candidal diaper dermatitis
Candidal diaper dermatitis yakni ruam popok yang disebabkan
oleh infeksi jamur Candida albicans. Sekitar 40-70% ruam popok yang
berlangsung lebih 3 hari dapat memicu terjadinya kolonisasi jamur
kandida.4
d. Bacterial diaper dermatitis
Bacterial diaper dermatitis yakni ruam popok yang
disebabkan oleh infeksi kuman (bakteri), terutama
Staphylococcus, Streptococcus dan Enterobacteriaceae.
Jenis ruam popok karena infeksi kuman yang kerap
dijumpai adalah impetigo dan selulitis serta folikulitis.4
e. Granuloma gluteal infantum
5
![Page 6: Diaper Rash](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf9bbe550346d033a739a1/html5/thumbnails/6.jpg)
Granuloma gluteal infantum merupakan gangguan kulit pada ruam popok yang
jarang terjadi. Biasanya timbul karena terlalu lama iritasi dan infeksi mikroorganisme
yang tidak diobati.4
6. PENATALAKSANAAN
Pengobatan terbaik untuk diaper rash adalah menghindari agen yang menyebabkan
iritasi kontak dan daerah menjadi sekunder terinfeksi oleh bakteri kulit atau jamur. Frekuensi
pergantian popok dapat membatasi paparan tinja dan urin ke daerah lain dan menjadi dasar
untuk pencegahan dan pengelolaan diaper rash.6 Pencegahan adalah pengobatan terbaik.
Popok yang mengandung jely superabsorbent merupakan pencegan yang baik untuk diaper
rash.7
Aplikasi dari pencampuran salep Nystatin and 1% salep hydrocortisone di stiap
pergantian popok dan dapat memproteksi dari urine dan feses.4,7
6
![Page 7: Diaper Rash](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf9bbe550346d033a739a1/html5/thumbnails/7.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Alberta Lauren, Sweeney Susan M., Wiss Karen. Diaper Dye Dermatits. Pediatrics
Official Journal Of The American Academy Of Pediatrics, 2006.
2. MedScape.(2013, 11 Februari).Diaper Rash.Diperoleh 11 Februari 2013, dari
http://emedicine.medscape.com/article/801222-overview
3. MedicineNet.com.(2013, 11 Februari).Diaper Rash(Diaper Dermatitis).Diperoleh 11
Februari 2013, dari http://www.medicinenet.com/diaper_rash/article.htm
4. Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff K, Freedberg IM, Austen KF, et al. Dermatology in
General Medicine Fourth Edition Volume II:Neonatal, Pediatric, & Adolescent
Dermatology:Chang Mary Wo, Orlow Seth J. New york. McGraw-Hill. hal: 980-983
5. Buxton Paul K. ABC of Dermatology fourth edition:Psoriasis. London. BMJ
Publishing Group. 2003. Hal: 19-20
6. Adhi Juanda. Prof. Dr. dr, Mochtar Hamzah. dr., Siti Aisah. Prof. Dr. dr.,editor. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. Balai Penerbit FK UI:Kadidiosis. 2000. hal : 108
7. James William D, Berger Timothy G, Elston Dirk M. Andrews’ Disease of The Skin:
Clinical Dermatology Tenth Edition:Atopic Dermatitis, Eczema dan Noninfectious
Immunodefeciency Disorders. Canada. Sanders Eleviers. 2006. hal : 91-92
7