DIAPER RUSH DI BPS SRI REJEKI DH PLUPUH SRAGEN...
Transcript of DIAPER RUSH DI BPS SRI REJEKI DH PLUPUH SRAGEN...
i
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. A UMUR 40 HARI DENGAN
DIAPER RUSH DI BPS SRI REJEKI DH
PLUPUH SRAGEN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
IKA WULANDARI
NIM B11143
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada By. A umur 40 hari dengan
Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014”. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa ada bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ambarsari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Sri Rejeki Dwi Hastuti Amd. Keb, selaku pemilik BPS, yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Ika Wulandari
B11143
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. A UMUR 40 HARI DENGAN
DIAPER RUSH DI BPS SRI REJEKI DH
PLUPUH SRAGEN
TAHUN 2014
X + 61 halaman + 12 lampiran + 1 tabel
INTISARI
Latar Belakang : Incidence rate (angka kejadian) ruam popok berbeda-beda di
setiap negara, bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh)
tentang tata cara penggunaan popok dan mungkin juga berhubungan dengan
faktor cuaca. Kimberly A. Horii dan John Mersch menyebutkan bahwa 10-20%
diapers dermatitis dijumpai pada praktik spesialis anak di Amerika. Sedangkan,
prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-
12 bulan. Sementara itu, Rania Dib, menyebutkan bahwa ruam popok berkisar 4-
35% pada usia 2 tahun pertama. Untuk mengatasi ruam popok, diperlukan
pengetahuan tentang tata cara merawat diaper rush dengan baik dan benar.
Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan diaper rush dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
Jenis : Merupakan studi kasus dengan menggunakan metode studi kasus. Lokasi
di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen. Subyek studi kasus adalah By. A umur 40
hari dengan diaper rush. Waktu studi kasus pada tanggal 5 – 10 April 2014.
Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, studi dokumentasi dan
studi pustaka.
Hasil : Hasil dari studi kasus ini adalah setelah 6 hari didapatkan hasil bahwa
bahwa bayinya sudah tidak rewel lagi, keadaan umum baik, muka tidak pucat,
pada daerah bokong bayi tidak terlihat lagi adanya bintik – bintik merah.
Kesimpulan : Asuhan kebidanan pada By. A umur 40 hari dengan diaper rush di
BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen terdapat kesenjangan antara teori dan praktek,
yaitu pada perencanaan.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi, Diaper Rush
Kepustakaan : 24 literatur (2004 – 2014)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
à Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal :
namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang diperhatikan
(Sir Winston Churchill)
à Tidak ada kata menyerah untuk sukses, selalu kerja keras dan belajarlah dari
kesalahan. Kegagalan terjadi apabila kita menyerah (penulis)
à Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya
didaptkan oleh mereka yang bersemangat mengerjakannya (Abraham
Limcoln)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis
persembahkan :
à Allah SWT yang telah memberikan kemudahan disetiap
kesulitan, sehingga penulis mampu menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik
à Papa dan mama tercinta yang selalu memberikan
do’anya, semangat dan juga dukungannya, terima kasih
atas semua kasih sayangnya selama ini, tanpa kalian
aku bukanlah apa – apa
à Adikku (Yudha) yang selalu memberikan support dan
menyuruhku untuk pulang disetiap kali telpon
à Pembimbingku tercinta ibu Ambarsari, SST
à Sahabat – sahabatku tercinta Sunyi, Dila, Ria dan Astri
yang selalu menemaniku dan menyayangiku di saat
suka dan duka terima kasih untuk kalian semua.
à Almamaterku tercinta
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Ika Wulandari
Tempat, tanggal lahir : Poso, 15 Februari 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Kauman RT. 2/ RW. 1 Kel. Kragan, Kec. Gondangrejo
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. SDN 17 Poso Lulus Tahun 2005
2. SMP N 2 Poso Lulus Tahun 2008
3. SMA N 1 Poso Lulus Tahun 2011
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan
2011/2012
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
INTISARI ................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
CURICULUM VITAE ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Studi Kasus .............................................................. 3
D. Manfaat Studi Kasus ............................................................ 4
E. Keaslian Studi Kasus ........................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .......................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis .......................................................................... 8
1. Bayi ................................................................................ 8
a. Pengertian Bayi ........................................................ 8
b. Pertumbuhan dan Perkembangan ............................. 8
c. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan .................. 8
2. Masalah Medis Yang Terjadi Pada Bayi......................... 11
a. Muntah ..................................................................... 11
b. Gumoh ...................................................................... 11
c. Oral Thrush ............................................................... 11
d. Diaper Rush ............................................................. 11
e. Sebhorrea ................................................................. 11
f. Furunkel ................................................................... 12
ix
g. Milliariasis ............................................................... 12
h. Diare ......................................................................... 12
i. Obstipasi .................................................................. 12
j. Bercak Mongol ......................................................... 12
3. Diaper Rush ................................................................... 12
a. Pengertian ................................................................ 13
b. Faktor Resiko ........................................................... 14
c. Etiologi ..................................................................... 14
d. Tanda dan Gejala ..................................................... 14
e. Pencegahan .............................................................. 15
f. Penatalaksanaan ....................................................... 16
B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................... 16
C. Landasan Hukum ................................................................. 32
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ................................................................. 33
B. Lokasi Studi Kasus .............................................................. 33
C. Subjek Studi Kasus .............................................................. 33
D. Waktu Studi Kasus ............................................................... 34
E. Instrumen Studi Kasus ......................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 34
G. Alat - alat yang Dibutuhkan ................................................. 38
H. Jadwal Penelitian ................................................................. 38
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ..................................................................... 59
B. Pembahasan .......................................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 58
B. Saran .................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI (dalam bentuk tabel)
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 8. Lembar Pedomam Wawancara (Format ASKEB)
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa masalah medis (kesehatan) yang umum terjadi pada
neonatus dan bayi. Masalah-masalah yang dimaksud adalah muntah, gumoh,
oral thrush, diapers rush, seborrhea, furunkel, milliariasis, diare, obstipasi
dan bercak mongol (Putra, 2012).
Diaper rush adalah kelainan kulit pada bayi dan balita yang terjadi
kerena pemakaian popok, kelainan kulit berupa kemerahan pada kulit daerah
popok. Pada kulit yang normal, terdapat jamur candida dalam jumlah yang
sedikit. Tetapi, saat kulit lembab maka jamur akan tumbuh lebih cepat
sehingga timbul peradangan yang mengakibatkan timbulnya diaper rush
(Putra, 2012).
Incidence rate (angka kejadian) ruam popok berbeda-beda di setiap
negara, bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang
tata cara penggunaan popok dan mungkin juga berhubungan dengan faktor
cuaca. Kimberly A. Horii dan John Mersch menyebutkan bahwa 10-20%
diapers dermatitis dijumpai pada praktik spesialis anak di Amerika.
Sedangkan, prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka
terbanyak pada usia 9-12 bulan. Sementara itu, Rania Dib, menyebutkan
bahwa ruam popok berkisar 4-35% pada usia 2 tahun pertama. Untuk
2
mengatasi ruam popok, diperlukan pengetahuan tentang tata cara merawat
diaper rush dengan baik dan benar (Putra, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di bidan Sri
Rejeki DH Plupuh Sragen pada tanggal 6 November 2013 didapatkan data dari
bulan Januari sampai Oktober 2013 ada sebanyak 102 bayi yang dibawa orang
tuanya untuk periksa. Dari 102 bayi tersebut bayi yang mengalami demam ada
46 bayi (45,09%), batuk pilek ada 18 bayi (17,65%), diare ada 17 bayi
(16,67%), gatel-gatel ada 7 bayi (6,86%), diaper rush ada 6 bayi (5,89%),
konjungtivitis 5 bayi (4,9%), miliariasis ada 3 bayi (2,94%).
Apabila bayi dengan diaper rush tidak segera mendapatkan
penanganan akan berlanjut menjadi infeksi, maka berdasarkan masalah kasus
diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan pada
Bayi dengan Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada By. A umur 40 hari dengan Diaper
Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014 dengan menggunakan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney?”.
3
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada By. A umur 40 hari dengan Diaper
Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014 sesuai dengan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian pada By. A umur 40 hari dengan Diaper
Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada By. A umur 40 hari dengan Diaper
Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014.
3) Menentukan diagnosa potensial pada By. A umur 40 hari dengan
Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014.
4) Mengantisipasi atau tindakan segera pada By. A umur 40 hari
dengan Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun
2014.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada By. A umur 40 hari
dengan Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun
2014.
4
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada By. A
umur 40 hari dengan Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh
Sragen Tahun 2014.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada By. A
umur 40 hari dengan Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH Plupuh
Sragen Tahun 2014.
b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan pada By. A umur 40 hari dengan Diaper Rush Di
BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014.
c. Mahasiswa mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada
By. A umur 40 hari dengan Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki DH
Plupuh Sragen Tahun 2014.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan diaper rush.
2. Bagi Profesi
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi profesi bidan
dalam upaya meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan kebidanan
pada bayi dengan diaper rush.
5
3. Bagi Institusi
a. BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan pada bayi dengan diaper rush.
b. Pendidikan
Digunakan sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga dapat
menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi dengan
diaper rush.
E. Keaslian Studi Kasus
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, tidak ditemukan adanya
penelitian mengenai Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Diaper Rush.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu antara lain
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan studi
kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori medis dan teori manajemen
kebidanan. Teori medis meliputi : pengertian, faktor resiko,
6
etiologi, tanda dan gejala, pencegahan dan penatalaksanaan. Teori
manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney meliputi :
pengkajian/ pengumpulan data, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi/ tindakan segera, rencana tindakan,
implementasi dan evaluasi, dan data perkembangan menggunakan
SOAP.
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek
studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik
pengumpulan data, alat-alat yang digunakan penulis untuk
pelaksanaan studi kasus.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang laporan kasus dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah
yaitu: mulai dari pengkajian data, interprestasi data, diagnosa
potensial, antisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan SOAP.
Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek
yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan
pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari
pembahasan kasus By. A umur 40 hari dengan diaper rush, sedang
7
saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Bayi
a. Pengertian Bayi
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), bayi adalah umur 0
sampai 11 bulan.
Menurut Putra (2012), bayi adalah masa tahapan pertama
kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu.
b. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terbatas pada pola
fisik yang dialami oleh individu. Perkembangan merupakan perubahan
individu baik fisik maupun psikis yang berlangsung sepanjang hayat
dan terjadi secara teratur dan terpola (Marmi dan Rahardjo, 2012).
c. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut Depkes RI (2006) dalam Marmi dan Rahardjo (2012),
tahap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi umur 0-12 bulan
yaitu :
1) Umur 0-3 bulan
a) Mengangkat kepala setinggi 450
b) Menggerakkan kepala dari kiri atau kanan ke tengah
c) Melihat dan menatap wajah anda
9
d) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
e) Suka tertawa keras
f) Bereaksi terkejut terhadap suara keras
g) Membalas senyum ketika diajak bicara atau tersenyum
h) Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran
dan kontak.
2) Umur 3-6 bulan
a) Berbalik dari telungkup dan telentang
b) Mengangkat kepala setinggi 900
c) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
d) Menggenggam pensil
e) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
f) Memegang tangannya sendiri
g) Berusaha memperluas pandangan
h) Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
i) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
j) Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang menarik
saat bermain sendiri.
3) Umur 6-9 bulan
a) Duduk (sikap tripoid – sendiri)
b) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat
badan
c) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
10
d) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
e) Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda
pada saat yang bersamaan
f) Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
g) Bersuara tanpa arti, ma-ma -ma, ba-ba-ba, da-da-da, ta-ta-ta
h) Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan
i) Bermain tepuk tangan atau ciluk ba
j) Bergembira dengan melempar benda
k) Makan kue sendiri.
4) Umur 9-12 bulan
a) Mengangkat badannya keposisi berdiri
b) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
c) Dapat berjalan dengan dituntun
d) Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang
diinginkan
e) Menggenggam erat pensil
f) Memasukkan benda ke mulut
g) Mengulang menirukan bunyi yang didengar
h) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
i) Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
j) Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
k) Senang diajak bermain “CILUK BA”
11
l) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum
dikenal.
2. Masalah Medis Yang Umum Terjadi Pada Bayi
Menurut Dewi (2010), ada beberapa masalah medis (kesehatan)
yang umum terjadi pada bayi, yaitu :
a. Muntah
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setekah agak lama makanan masuk ke lambung,
yang disertai kontraksi lambung dan abdomen.
b. Gumoh
Keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa
saat setelah makanan masuk ke dalam lambung.
c. Oral Thrush
Oral thrush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut bayi
oleh jamur candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak
keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di mulut, terjadi ulkus
dangkal.
d. Diaper Rush
Diaper rush adalah kemerahan pada kulit bayi akibat adanya
kontak yang terus-menerus dengan lingkungan yang tidak baik.
e. Sebhorrea
Sebhorrea adalah radang berupa sisik yang berlemak dan
memiliki banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
12
f. furunkel
furunkel (boil atau bisul) adalah peradangan pada folikel
rambut, kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah
bokong, kuduk, aksila, badan, dan tungkai.
g. Milliariasis
Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi
keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat.
h. Diare
Diare adalah buang air besar yang tidak normal dan berbentuk
cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare
bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar.
i. Obstipasi
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya
penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna.
j. Bercak Mongol
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya
terlihat di bagian sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh
yang lain.
3. Diaper Rush
a. Pengertian
Diaper rush adalah adanya keluhan bintik merah pada kelamin
dan bokong pada bayi dengan pampers diakibatkan oleh gesekan-
gesekan kulit dengan pampers (Marmi dan Rahardjo, 2012).
13
Diaper rush adalah kelainan kulit pada bayi yang terjadi karena
pemakaian popok dan diakibatkan dari kontak secara terus-menerus
dengan lingkungan yang tidak baik (Putra, 2012).
Diaper rush atau ruam popok adalah ruam merah terang
disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran yang
berlangsung lama di bagian mana saja di bawah popok anak.
(Muslihatun, 2010).
b. Faktor Resiko
Sejumlah penyebab yang sifatnya kompleks menjadi pemicu
timbulnya diaper rush. Beberapa faktor penyebab yang diidentifikasi
dan berperan menimbulkan diaper rush antara lain faktor fisik,
kimiawi, enzimnya dan mikroba. Faktor tersebut berasal dari sejumlah
hal yaitu :
1) Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak.
Kotoran pantat dan cairan yang bercampur menghasilkan zat yang
menyebabkan paningkatan PH (derajat keasaman) kulit dan enzim
dalam kotoran. Tingkat keasaman kulit yang tinggi ini membuat
kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya iritasi kulit.
2) Pemberian susu formula ternyata juga memungkinkan bayi anda
mengalami masalah diaper rush lebih besar dibandingkan dengan
ASI (air susu ibu) pada urin atau kotorannya bayi anda. Diaper
rush dapat disebabkan oleh adanya riwayat alergi karena keturunan
(Marmi dan Rahardjo, 2012).
14
c. Etiologi
1) Menurut Putra (2012), penyebab diaper rush adalah sebagai
berikut :
a) Pemakaian popok yang salah, yaitu tidak segara mengganti
popok setelah bayi/ balita buang air besar
b) Menggunakan popok sekali pakai melebihi daya tampung, kulit
menjadi lembab.
2) Menurut Marmi dan Rahordjo (2012), penyebab diaper rush
adalah sebagai berikut :
a) Kebersihan kulit yang tidak terjaga
b) Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab
c) Akibat diare
d) Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen
e) Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun
cuci tangan dan dibilas sampai bersih dan dikeringkan.
d. Tanda dan Gejala
Menurut Dewi (2010), adapun tanda dan gejala dari diaper
rush, yaitu :
1) Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai crytaema
2) Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat
kemaluan, perut bawah paha atas
3) Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritematosa,
vesikula dan uleerasi.
15
e. Pencegahan
Saat ini, sekitar 50% bayi dan balita yang menggunakan
popok sering mengalami diaper rush. Ada beberapa cara untuk
mencegah terjadinya diaper rush pada bayi, antara lain sebagai
berikut :
1) Menggunakan popok sekali pakai sesuai daya tampung.
2) Membersihkan kulit dengan air hangat setelah buang air besar.
Mengunakan sabun, kemudian membilas sampai bersih, lalu
keringkan. Mengangin-anginkan sebentar, kemudian dipakaikan
popok yang baru.
3) Agar kulit bayi atau balita tidak lembab, setiap hari paling sedikit
2-3 jam bayi atau balita tidak memakai popok.
4) Memilih popok yang sesuai ukurannya dan membuat bahan yang
menyerap air (Putra, 2012).
5) Mengganti popok segera setelah anak kencing atau berak. Hal ini
mencegah lembab pada kulit, jadi janganlah memakai popok
dengan ketat khususnya sepanjang malam hari. Gunakan popok
dengan longgar sehingga bagian yang basah dan terkena tinja
tidak menggesek kulit lebih luas.
6) Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat
menyebabkan pori-pori tertutup oleh bedak. Hindari terjadinya
kelembaban agar tidak menimbulkan ruam popok
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
16
f. Penatalaksanaan
Menurut Dewi (2010), adapun penatalaksanaan dari diaper
rush, yaitu :
1) Daerah yang terkena diaper rush, tidak boleh terkena air dan
harus dibiarkan terbuka dan tetap kering
2) Untuk membersihkan kulit yang iritasi gunakan kapas halus yang
mengandung minyak
3) Bersihkan dan keringkan bayi setelah BAK atau BAB
4) Mengatur posisi tidur anak agar tidak menekan kulit atau daerah
yang iritasi
5) Mengusahakan memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
(TKTP) dengan porsi cukup
6) Memperhatikan kebersihan kulit dan tubuh secara keseluruhan
7) Menjaga kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi
8) Merendam pakaian atau celana yang terkena urine dalam air yang
dicampur acidum borium, setelah itu bersihkan tetapi jangan
menggunakan sabun cuci, segera bilas dan keringkan.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
17
sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Mufdlilah dkk, 2012).
2. Langkah- Langkah Manajemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yaitu :
a. Langkah I (pertama) : Pengumpulan data dasar / pengkajian
Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang
klien atau orang yang meminta asuhan. Data yang tepat adalah data
yang relevan dengan situasi yang sedang ditinjau. Kegiatan
pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara
terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data
dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Pasien adalah sumber
informasi yang akurat dan ekonomis, disebut sumber data primer.
Sumber data alternatif atau sumber data sekunder adalah data yang
sudah ada, praktikan kesehatan lain, anggota keluarga
(Mufdlilah dkk, 2012).
1) Identitas pasien
Merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Identitas
ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-
benar anak yang dimaksud dan tidak keliru dengan anak yang lain.
Identitas tersebut meliputi :
a) Nama Bayi : Nama harus jelas dan lengkap, serta ditulis
juga nama panggilan akrabnya.
18
b) Umur : Perlu diketahui mengingat periode usia
anak mempunyai kekhasannya sendiri
dalam morbiditas dan mortalitas. Usia
anak juga diperlukan untuk
menginterpretasi apakah data pemeriksaan
klinis anak tersebut normal sesuai dengan
umurnya.
c) Jenis Kelamin : Jenis kelamin sangat diperlukan selain
untuk identitas juga untuk penilaian data
pemeriksaan klinis.
d) Nama Orang Tua : Harus dituliskan dengan jelas agar tidak
keliru dengan orang lain, mengingat
banyak sekali nama yang sama
(Matondang dkk, 2013).
e) Agama : Untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan klien dan
memudahkan bidan melakukan pendekatan
didalam melaksanakan asuhan kebidanan
(Estiwidani dkk, 2008).
f) Pendidikan : Selain sebagai tambahan identitas,
informasi tentang pendidikan orang tua,
baik ayah maupun ibu, dapat
menggambarkan keakuratan data yang
19
akan diperoleh serta dapat ditentukan pola
pendekatan dalam anamnesis
(Matondang dkk, 2013).
g) Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan klien.
h) Alamat : Untuk maksud mempermudah hubungan
bila diperlukan keadaan mendesak
(Estiwidani dkk, 2008).
2) Anamnesa (Data Subjektif)
Data subjektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa.
Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
pasien dengan cara mangajukan pertanyaan - pertanyaan, baik
secara langsung pada pasien maupun kepada keluarga pasien
(Tresnawati, 2012).
a) Alasan datang atau keluhan utama
Menurut Matondang dkk (2013), keluhan utama adalah keluhan
atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Pada
bayi dengan diaper rush ditandai dengan bayi gelisah dan
timbul bintik - bintik merah atau tampak kemerahan pada kulit
daerah popok (Putra, 2012).
20
b) Riwayat kesehatan
(1) Imunisai
Status imunisasi pasien, khususnya imunisasi BCG, DPT,
Polio, Campak dan Hepatitis B. Hal tersebut di samping
diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik
yang diperoleh, mungkin dapat membantu diagnosis pada
beberapa keadaan tertentu (Matondang dkk, 2013).
(2) Riwayat penyakit yang lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita,
mengetahui ada tidaknya penyakit menular, menahun dan
menurun.
(3) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini
(Tresnawati, 2013).
(4) Riwayat penyakit keluarga/ menurun
Menurut Matondang dkk (2013), perlu diketahui dengan
akurat untuk memperoleh gambaran keadaan social-
ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien. Untuk
mengetahui ada tidaknya keluarga yang menderita penyakit
menular, menahun dan menurun (Tresnawati, 2013).
c) Riwayat sosial
(1) Yang mengasuh
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan bayi.
21
(2) Hubungan dengan anggota keluarga
Dikaji untuk mengetahui hubungan bayi dengan anggota
keluarga.
(3) Hubungan dengan teman sebaya
Dikaji untuk mengetahui keharmonisan bayi dengan teman
sebayanya.
(4) Lingkungan rumah
Dikaji untuk mengetahui hubungan bayi dengan lingkungan
sekitar rumah (Nursalam, 2005).
d) Pola kebiasaan sehari-hari
(1) Nutrisi
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan : air susu
ibu (ASI) ataukah pengganti air susu ibu (PASI), atau
keduanya. Apabila diberikan ASI, apakah ASI diberikan
secara eksklusif (ASI saja sampai usia 4 bulan). Baik pada
ASI maupun PASI perlu ditanyakan cara pemberiannya,
apakah on demand atau ad libitum, ataukah dengan jadwal
tertentu. Untuk PASI perlu ditanyakan jenis dan mereknya,
takaran, frekuensi pemberian dan jumlah setiap kali
pemberian. Harus ditanyakan pemberian makanan
tambahan, umur berapa mulai diberikan, umur berapa mulai
diberikan, jenis dan jumlahnya, serta jadwal pemberian.
Dengan demikian maka dapat diperkirakan kuantitas dan
22
kualitas makanan yang diterima oleh bayi selama ini
(Matondang dkk, 2013).
(2) Istirahat/ tidur
Mengkaji waktu mulai tidur dan bangun, penyulit/
gangguan tidur (Evania, 2013).
(3) Mandi
Untuk mengkaji status kebersihan mulai rambut hingga
kaki dan frekuensi mandi (Evania, 2013).
(4) Aktifitas
Untuk mengetahui kegiatan anak sehari-hari.
(5) Eliminasi
Pengkajian tentang BAB dan BAK yang meliputi kondisi,
frekuensi dan warnanya (Nursalam, 2005).
3) Pemeriksaan fisik (Data Obyektif)
Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai
dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital dan
pemeriksaan penunjang (Tresnawati, 2013). Data objektif ini
meliputi :
a) Status generalis
(1) Keadaan umum
Keadaan umum untuk mengetahui keadaan secara
keseluruhan (Tresnawati, 2013).
23
(2) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai : komposmentis,
apatik, samnolen, spoor dan koma (Matondang dkk, 2013).
(3) Tanda-Tanda Vital, meliputi :
(a) Denyut nadi : untuk mengetahui jumlah denyut nadi
bayi dalam satu menit, sehingga dapat diketahui normal
atau tidaknya nadi bayi. Denyut nadi normal bayi
adalah 110-120 kali per menit (Putra, 2012).
(b) Pernafasan : menghitung jumlah pernafasan (inspirasi
yang diikuti ekspirasi) dalam 1 menit. Respirasi normal
bayi adalah 30-60 per menit (Putra, 2012).
(c) Suhu : untuk mengetahui suhu badan bayi sehingga
membantu dalam menentukan tindakan keperawatan
dan diagnosis (Putra, 2012). Dalam kondisi normal,
36,5-37,50C (Hidayat, 2008).
(4) Berat Badan/ Tinggi Badan
Menimbang berat badan bayi dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan bayi normal atau tidaknya pertumbuhannya.
Pengukuran tinggi badan dimaksudkan untuk menjadikan
sebagai bahan dalam menentukan status gizi (Putra, 2012).
24
(5) Lingkar Kepala/ Lingkar Lengan Atas
Pengukuran lingkar kepala untuk mengetahui pertumbuhan
otak. Pengukuran lingkar lengan atas dapat menunjukan
status gizi (Matondang dkk, 2013).
b) Pemeriksaan sistematis
Pemeriksaan sistematis meliputi antara lain :
(1) Kepala : Bentuk kepala simetris/ tidak, ubun-ubun
normal/ tidak (Tresnawati, 2013).
(a) Rambut : Bagaimanakah warna dan kelebatan
rambut kepala.
(b) Mata : Conjungtiva dari merah, merah muda
sampai pucat, sclera putih, kelopak mata
cekung.
(c) Telinga : Adakah kotoran atau cairan,
bagaimanakah tulang rawannya.
(d) Hidung : Adakah nafas, cuping hidung, kotoran
menyumbat jalan nafas.
(e) Mulut : Adakah warna bibir pucat, lidah basah
kering dan sangat kering.
(2) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid.
(3) Dada : Adakah retraksi, simetris atau tidak
(Matondang dkk, 2013).
25
(4) Perut : Mengalami disentri, kram dan bising
usus yang meningkat.
(5) Kulit : Untuk mengetahui turgor kulit. Pada
bayi dengan diaper rush kulit bayi
tampak adanya bintik-bintik merah atau
tampak kemerahan pada daerah popok
(Putra, 2012).
(6) Ekstermitas : Adakah oedema tanda sianosis, apakah
kuku sudah melebihi jari-jari
(Nursalam, 2005).
c) Pemeriksaan tingkat perkembangan
Untuk mengetahui kemampuan anak dalam melakukan aktifitas
dan untuk mengetahui pertumbuhan fisiologi sesuai dengan
usia (Tresnawati, 2013).
d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboraturium adalah
setiap pemeriksaan yang dilakukan di luar pemeriksaan fisik
(Matondang dkk, 2013).
b. Langkah II (kedua) : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data- data yang dikumpulkan. Berdasarkan tanda dan
26
gejala serta hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka dapat
ditentukan :
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidananan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan (Mufdlilah dkk, 2012).
Diagnosa kebidanan dalam kasus ini adalah Bayi X umur … bulan
dengan Diaper Rush.
Data Dasar :
a) Data Subjektif
Data yang diperoleh dari hasil wawancara atau anamnesa dari
keluarga pasien (Tresnawati, 2013). Data subjektif pada bayi
dengan diaper rush adalah ibu mengatakan bayinya gelisah dan
timbul bintik-bintik merah atau tampak kemerahan pada kulit
daerah popok (Putra, 2012).
b) Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan oleh petugas
kesehatan (Tresnawati, 2013). Data objektif yang didapatkan
pada bayi dengan diaper rush adalah pemeriksaan fisik
meliputi :
(1) Keadaan umum : Baik
(2) Kesadaran : Composmentis
(3) TTV : Denyut nadi : 110 – 120 x/menit
27
Respirasi : 30 – 60 x/menit
Suhu : 36,50C – 37,5
0C
(Putra, 2012).
2) Masalah
Masalah adalah suatu pernyataan dari masalah/ klien yang nyata
atau potensial dan membutuhkan tindakan (Mufdlilah dkk, 2012).
Pada kasus bayi dengan diaper rush ibu mengatakan bahwa
bayinya gelisah dan timbul bintik-bintik merah pada kulit daerah
popok (Putra, 2012).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dapat dikenali dari masaalah atau
diagnosis atau salah satu dari keduanya yang digunakan untuk
menangani masalah pasien (Varney, 2007). Berdasarkan masalah
yang didapat kebutuhan pada bayi dengan diaper rush adalah
menenangkan bayi, memantau keadaaan bayi dan berikan salep
untuk menyembuhkan diaper rush (Putra, 2012).
c. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan
diharapakan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini
28
benar-benar terjadi (Mufdlilah dkk, 2012). Pada kasus bayi dengan
diaper rush diagnosa atau masalah potensial yaitu potensial terjadi
infeksi (Putra, 2012).
d. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi
dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosa dan masalah
ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi,
kolaborasi, dan melakukan rujukan (Wildan dan Hidayat, 2008). Pada
kasus bayi dengan diaper rush yaitu berkolaborasi dengan dokter
(Putra, 2012).
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan asuhan yang komprehensif/
menyeluruh
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosa yang
ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga
dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar
pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil
(Wildan dan Hidayat, 2008). Perencanaan supaya terarah, dibuat pola
pikir dengan langkah sebagai berikut : Tentukan tujuan tindakan yang
dilakukan yang berisi tentang sasaran atau target dan hasil yang akan
dicapai, selanjutnya ditentukan rencana tindakan sesuai dengan
29
masalah atau diagnosa dan tujuan yang akan dicapai
(Mufdlilah dkk, 2012).
Perencanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi X dengan Diaper
Rush adalah sebagai berikut :
1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya.
2) Beritahu ibu untuk mengganti popok bayi setiap kali basah, setiap
hari paling sedikit 2-3 jam agar kulit bayi tidak lembab.
3) Bersihkan kulit dengan air hangat setelah buang air besar. Gunakan
sabun, kemudian membilas sampai bersih, lalu keringkan.
Mengangin-anginkan sebentar, kemudian dipakaikan popok yang
baru (Putra, 2012).
4) Usahakan berikan makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
dengan porsi cukup (Dewi, 2012).
5) Berikan salep untuk mengobati diaper rush
6) Pantau kondisi luka yang terjadi akibat diaper rush
f. Langkah VI (keenam) : Melaksanakan perencanaan dan
penatalaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana
sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosa yang
ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri
maupun berkolaborasi denga tim kesehatan lainnya.
30
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi X dengan Diaper
Rush sudah dilaksanakan. Dan pelaksanaan sudah sesuai dengan
perencanaan menurut Putra (2012) dan Dewi (2012).
g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni
dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan
yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang
dilakukan secara terus - menerus untuk meningkatkan pelyanan secara
komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien (Wildan dan Hidayat, 2008).
Evaluasi dari Asuhan Kebidanan pada Bayi X dengan Diaper
Rush yaitu sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan
pelaksanaan dan masalah pada bayi dengan diaper rush dapat teratasi
dan mencapai penyembuhan atau menghilang dalam 3 samapi 4 hari
(Rukiyah dan Yulianti 2010).
3. Data Perkembangan
Sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan
SOAP yaitu :
a. S : Subjektif
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney, langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh dari anamnesis.
31
b. O : Objektif
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik lainnya.
c. A : Assessment
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
d. P : Planning
Adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data (Muslihatun, 2010).
C. Landasan Hukum
Sesuai dengan keputusan Permenkes No. 1464/ Menkes/ Per/ X/ 2010
tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, pada pasal 11 yaitu :
1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :
a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari) dan
perawatan tali pusat;
32
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
f. Pemberian konseling dan penyuluhan;
g. Pemberian surat keterangan kelahiran; dan
h. Pemberian surat keterangan kematian (Depkes RI, 2010).
33
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus dengan
metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Studi kasus adalah kegiatan yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi (Sumantri, 2011).
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat yang akan dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Lokasi
Pengambilan studi kasus ini telah dilakukan di BPS Sri Rejeki DH Plupuh
Sragen.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek adalah orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus
(Arikunto, 2006). Subyek yang telah dikenai pada kasus ini adalah By. A
umur 40 hari dengan Diaper Rush.
34
D. Waktu Studi Kasus
Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Waktu pelaksanaan studi kasus ini dilakukan
pada tanggal 5-10 April 2014.
.
E. Instrument Studi Kasus
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah
diolah (Saryono, 2011). Instrumen yang digunakan selama melakukan studi
kasus ini adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi
sakit dan lembar dokumentasi pasien atau data perkembangan dengan
menggunakan format SOAP.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan studi ini digunakan berbagai pengumpulan data
antara lain data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/ objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2011).
Sumber primer terdiri dari :
35
a. Pemeriksaan fisik
Menurut Evania (2013), pemeriksaan fisik adalah metode
pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indra penglihatan,
pendengaran, penciuman dan rasa untuk mendeteksi masalah
kesehatan, dengan menggunakan tehnik :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Inspeksi
dilakukan secara berurutan dari mulai kepala sampai ke kaki.
Misalnya pada pemeriksaan fisik dalam menentukan data objektif
(Evania, 2013). Pada kasus ini bayi yang mengalami diaper rush
terdapat adanya bintik merah pada kelamin dan bokong bayi dan
pada kasus yang lebih berat terlihat pada sekitar perut, kemaluan
dan didalam lipatan kulit pada paha dan pantat
(Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada kasus bayi dengan diaper rush
saat di lakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi yaitu
terlihat bintik-bintik merah atau tampak kemerahan pada kulit
daerah popok (Putra, 2012).
2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya
mendeteksi nadi, kehangatan, tekstur.
36
3) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mengetuk bagian tubuh yang dilakukan dengan cara menggunakan
ujung-ujung jari tangan atau menggunakan alat seperti reflek
hammer pada pemeriksaan reflek. Dalam hal ini perkusi digunakan
untuk mengetahui reflek patella.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
pendengaran dan dibantu stetoskop untuk mendengar suara tubuh.
Misalnya mendeteksi frekuensi jantung dan bising usus
(Evania, 2013).
b. Wawancara
Menurut Potter dan Perry (1997) dalam Evania (2013), wawancara
adalah suatu pola dalam memulai komunikasi dengan tujuan yang
spesifik dan terarah dalam area tertentu. Pada studi kasus ini
wawancara dilakukan keluarga klien.
c. Observasi
Observasi adalah salah satu pengumpulan data di mana peneliti
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus
diadakan (laboratorium) maupun dalam situasi alamiah maupun
sebenarnya (lapangan) (Abdurahman dkk, 2011). Pelaksanaan
37
observasi ini meliputi : Keadaan Umum, Vital Sign dan Pemantauan
Kondisi Luka pada Bayi yang Mengalami Diaper Rush (Putra, 2012).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwiddikdo, 2011).
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variable dari sumber
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen
rapat, agenda dan sebagainya (Saryono, 2011). Dalam pengmbilan
kasus ini dokumen diambil di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen.
b. Kepustakaan
Kepustakaan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian,
sehingga penelitian yang dilakukan bukan sekedar bersifat trial dan
error, akan tetapi kegiatan tersebut benar - benar untuk mencari dasar -
dasar teoritis yang ada. Sumber kepustakaan yaitu jurnal penelitian/
jurnal ilmiah, buku, indeks, encyclopedia, dan lain – lain
(Hidayat, 2010). Studi kepustakaan yang digunakan dalam pembuatan
studi kasus ini diambil dari referensi tahun 2004 - 2013.
38
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan
1. Alat yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
a. Format asuhan kebidanan
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat- alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan dan observasi :
a. Alat pengukur tinggi badan
b. Timbangan berat badan
c. Pita LILA
d. Stetoskop
e. Termometer
f. Kapas halus dan minyak
g. Jam tangan (detik)
H. Jadwal Studi Kasus
Jadwal yang akan dilakukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya. Jadwal penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan
penyusunan laporan penelitian (Hidayat, 2011). Jadwal penelitian ini
terlampir. Jadwal pelaksanaan studi kasus ini dilakukan pada tanggal 5-10
April 2014.
39
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. A UMUR 40 HARI DENGAN DIAPER
RUSH DI BPS SRI REJEKI DH PLUPUH SRAGEN
A. TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 5 April 2014 Pukul : 14.00 WIB
A. IDENTITAS
1. IDENTITAS ANAK
a. Nama Bayi : By.A
b. Umur : 40 hari (lahir:24 Februari 2014 pukul : 08.00 WIB)
c. Jenis Kelamin: Laki - Laki
2. IDENTITAS IBU IDENTITAS AYAH
a. Nama : Ny. N Nama : Tn. R
b. Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
c. Agama : Islam Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
f. Alamat : Pengkol Gedungan Rt 02/ Rw 02 Plupuh Sragen
40
B. ANAMNESA ( DATA SUBYEKTIF )
1. Keluhan : Ibu mengatakan sudah 2 hari ini anaknya tampak gelisah
dan ada bintik – bintik merah pada daerah bokong.
2. Riwayat Kesehatan
a. Imunisasi
1) BCG : Tanggal 20 Maret 2014
2) Polio 1 : Tanggal 20 Maret 2014
3) Hepatitis HB 0: Tangal 24 Februari 2014
b. Riwayat penyakit yang lalu : Ibu mengatakan anaknya tidak
pernah sakit berat, operasi dan tidak pernah cidera.
c. Riwayat penyakit sekarang : ibu mengatakan anaknya tampak
gelisah dan ada bintik – bintik merah pada daerah bokong.
d. Riwayat penyakit keluarga : ibu mengatakan dari keluarganya
maupun dari keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit
menular ( TBC, hepatitis ) ataupun penyakit menurun ( hipertensi,
asma, DM ).
3. Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh : ibu mengatakan mengasuh anaknya sendiri.
b. Hubungan dengan anggota keluarga : ibu mengatakan hubungan
dengan anggota keluarga baik/ harmonis.
c. Hubungan dengan teman sebaya : ibu mengatakan hubungan
bayinya dengan teman sebayanya baik.
41
d. Lingkungan rumah : ibu mengatakan lingkungan rumahnya aman,
bersih dan nyaman.
4. Pola Kebiasaan Sehari - hari (sebelum sakit dan selama sakit)
a. Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya hanya diberikan ASI saja
b. Istirahat / Tidur
Ibu mengatakan bayinya tidur ± 18-20 jam / hari
c. Mandi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya mandi pagi pukul
07.00 WIB, mandi sore pukul 16.00 WIB
Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit bayinya hanya
dibasuh waslap basah pukul 07.00 WIB
d. Aktifitas
Ibu mengatakan bayinya bisa melihat dan menatap wajah ibu dan
menggerakkan kepala dari kiri atau kanan ke tengah
e. Eliminasi
Sebelum sakit
1) BAK : Ibu mengatakan banyinya BAK ± 3 kali sehari,
konsisten warna kuning jernih, bau khas urine
2) BAB : Ibu mengatakan bayinya BAB 3 kali sehari, konsisten
warna kuning, bau khas feses dan tidak lembek
42
Selama sakit
1) BAK : Ibu mengatakan banyinya BAK ± 4 kali sehari,
konsisten warna kuning jernih, bau khas urine.
2) BAB : Ibu mengatakan bayinya BAB ± 5 - 6 kali sehari
dengan konsisten cair.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : Nadi : 112 x/menit
Respirasi : 58 x/menit
Suhu : 36,3 0C
d. BB / TB : 3700 gram / 48cm
e. LK / LLA : 32 cm / 11 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala : ubun – ubun berdenyut, kepala bersih, rambut
tidak mudah rontok
b. Rambut : bersih, hitam tidak mudah rontok
c. Mata : muka tampak kemerahan dan tidak pucat,
konjungtiva merah, sklera putih
d. Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen
e. Hidung : bersih, simetris, tidak terdapat secret
43
f. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada labioskisis, dan
labiopalatoskisis, tidak stomatitis
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Dada : tampak simetris, tidak ada retraksi dada
i. Perut : tidak kembung
j. Kulit : turgor kulit baik, tampak bintik – bintik
kemerahan di sekitar bokong
k. Ekstermitas : dapat bergerak bebas, jari kaki dan tangan
lengkap
3. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 5 April 2014 Pukul : 14.20 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
By. A umur 40 hari dengan diaper rush
Data Dasar :
DS :
1. Ibu mengatakan bayinya bernama By. A
2. Ibu mengatakan bayinya berumur 40 hari
3. Ibu mengatakan bayinya sudah 2 hari rewel
4. Ibu mengatakan pada daerah bokong bayinya tampak bintik – bintik
merah
44
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : Nadi : 112 x/menit
Respirasi : 58 x/menit
Suhu : 36,3 0C
4. BB / TB : 3700 gram / 48cm
5. LK / LLA : 32 cm / 11 cm
6. Kulit : Pada daerah bokong tampak bintik-bintik merah
B. MASALAH
Ibu mengatakan bayinya gelisah
C. KEBUTUHAN
Menganjukan ibu untuk menenangkan bayinya
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Terjadi infeksi
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak muncul
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 5 April 2014 Pukul : 14.30 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya.
45
2. Beritahu ibu untuk mengganti popok bayi setiap kali basah.
3. Bersihkan kulit dengan air hangat setelah buang air besar.
4. Berikan salep mommilen 2 x sehari pada pagi dan sore hari
5. Beritahu ibu untuk mengedong bayinya
VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal : 5 April 2014
1. Pukul : 14.35 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya
sedang mengalami diaper rush atau ruam popok, yaitu bintik merah
pada daerah bokong disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau
kotoran yang berlangsung lama dibagian popok.
2. Pukul : 14.37 WIB Memberitahu ibu untuk mengganti popok bayi
setiap kali basah, setiap hari paling sedikit 2 – 3 jam agar kulit bayi
tidak lembab.
3. Pukul : 14.39 WIB Membersihkan kulit dengan air hangat setelah bayi
buang air besar. Menggunakan sabun, kemudian membilas sampai
bersih, lalu keringkan. Mengangin – anginkan sebentar, kemudian
dipakaikan popok yang baru.
4. Pukul : 14.42 WIB Memberikan terapi salep mommilen dan
memberitahu ibu untuk mengoleskan 2 x sehari pagi dan sore hari
setelah bayi dimandikan pada daerah bokong yang terdapat bintik –
bintik merah.
46
5. Pukul : 14.46 WIB Memeberitahu ibu untuk menggedong bayinya agar
bayinya tidak kedinginan, karena suhu badan bayi dibawah suhu
normal.
VII. EVALUASI
Tanggal : 5 April 2014 Pukul : 14.48 WIB
1. Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya
2. Ibu bersedia untuk mengganti popok bayinya setiap kali basah
3. Ibu bersedia untuk membersihkan kulit bayinya dengan air hangat
setelah buang air besar dengan menggunakan sabun
4. Ibu bersedia untuk mengoleskan salep 2 x sehari pagi dan sore hari
setelah bayi dimandikan pada daerah bokong bayi yang terdapat
bintik–bintik merah
5. Ibu bersedia untuk menggedong bayinya
47
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 6 April 2014 Pukul : 14.50 WIB
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan terkadang bayinya masih rewel
2. Ibu mengatakan pada daerah bokong bayinya masih tampak bintik – bintik
merah
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : Nadi : 105 x/menit
Respirasi : 54 x/menit
Suhu : 36,5 0C
4. BB / TB : 3700 gram / 11 cm
5. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih
6. Pada daerah bokong tampak bintik-bintik merah
A: Assasment
By. A umur 41 hari dengan diaper rush perawatan hari kedua
48
P: Planning
Tanggal : 6 April 2014
1. Pukul : 15.05 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
bayinya sekarang dalam keadaan sehat
2. Pukul : 15.07 WIB Memberitahu ibu untuk tetap mengganti popok bayi
setiap kali basah, setiap hari paling sedikit 2 – 3 jam agar kulit bayi tidak
lembab.
3. Pukul : 15.09 WIB Memberitahu ibu untuk tetap membersihkan kulit
dengan air hangat setelah bayi buang air besar dengan menggunakan
sabun.
4. Pukul : 15.11 WIB Memberitahu ibu untuk tetap mengoleskan salep
mommilen, dioleskan 2 x sehari pagi dan sore hari sehabis mandi pada
daerah bokong yang terdapat bintik – bintik merah.
Evaluasi :
Tanggal : 6 April 2014 Pukul : 15.13.WIB
1. Ibu sudah tau hasil pemeriksaan bayinya
2. Ibu bersedia untuk tetap mengganti popok bayinya setiap kali basah
3. Ibu bersedia untuk tetap membersihkan kulit bayi setelah buang air besar
4. Ibu bersedia untuk tetap mengoleskan salep 2 x sehari pagi dan sore hari
sehabis mandi pada daerah bokong bayinya
49
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 8 April 2014 Pukul : 13.40 WIB
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya sudah tidak rewel lagi
2. Ibu mengatakan bintik – bintik merah pada daerah bokong bayinya
berkurang
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : Nadi : 112 x/menit
Respirasi : 54 x/menit
Suhu : 36,2 0C
4. BB / TB : 3700 gram / 11 cm
5. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih
6. Pada daerah bokong bayi bintik – bintik merah sudah berkurang
A: Assasment
By. A umur 43 hari dengan diaper rush perawatan hari keempat
50
P: Planning
Tanggal : 8 April 2014
1. Pukul : 13.55 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
bayinya sekarang dalam keadaan sehat
2. Pukul : 13.57 WIB Memberitahu ibu untuk tetap mengganti popok bayi
setiap kali basah, setiap hari paling sedikit 2 – 3 jam agar kulit bayi tidak
lembab.
3. Pukul : 13.59 WIB Memberitahu ibu untuk tetap membersihkan kulit
dengan air hangat setelah bayi buang air besar dengan menggunakan
sabun.
4. Pukul : 14.01 WIB Memberitahu ibu untuk tetap mengoleskan salep
mommilen, dioleskan 2 x sehari pagi dan sore hari sehabis mandi pada
daerah bokong yang terdapat bintik – bintik merah.
Evaluasi :
Tanggal : 8 April 2014 Pukul : 14.03WIB
1. Ibu sudah tau hasil pemeriksaan bayinya
2. Ibu bersedia untuk tetap mengganti popok bayinya setiap kali basah
3. Ibu bersedia untuk tetap membersihkan kulit bayi setelah buang air besar
4. Ibu bersedia untuk tetap mengoleskan salep 2 x sehari pagi dan sore hari
sehabis mandi pada daerah bokong bayinya
51
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 10 April 2014 Pukul : 14.25 WIB
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya sudah tidak rewel lagi
2. Ibu mengatakan bintik – bintik merah pada daerah bokong bayinya sudah
hilang
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : Nadi : 116 x/menit
Respirasi : 52 x/menit
Suhu : 36,4 0C
4. BB / TB : 3700 gram / 11 cm
5. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih
6. Pada daerah bokong bayi tidak terlihat lagi adanya bintik – bintik merah
A: Assasment
By. A umur 43 hari dengan diaper rush perawatan hari keenam
52
P: Planning
Tanggal : 10 April 2014
1. Pukul : 14.40 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
bayinya sekarang dalam keadaan sehat
2. Pukul : 14.42 WIB Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan
bayinya terutama pada daerah popok.
3. Pukul : 14.44 WIB Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan kulit bayi
setiap kali habis BAK dan BAB agar kulit bayi tidak lembab.
4. Pukul : 14.46 WIB Menganjurkan ibu menyusui banyinya sesuai
keinginan bayi dan tanpa dijadwal, tanpa diberi tambahan makanan
apapun sampai usia bayi 6 bulan.
5. Pukul : 14.48 WIB Memberitahu ibu untuk merawat kebersihan bayinya
setiap hari
Evaluasi :
Tanggal : 10 April 2014 Pukul : 14.50 WIB
1. Ibu sudah tau hasil pemeriksaan bayinya
2. Ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan bayinya
3. Ibu bersedia untuk selalu membersihkan kulit bayi setiap kali habis BAK
dan BAB
4. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya tanpa dijadwal dan ibu bersedia
memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan apapun
5. Ibu bersedia untuk merawat kebersihan bayinya setiap hari
53
B. PEMBAHASAN KASUS
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan
praktek tentang asuhan kebidanan bayi dengan diaper rush pada By.A umur
40 hari di Bps Sri Rejeki Dh Plupuh Sragen dengan menggunakan manajemen
asuahan kebidanan menurut Varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu :
pengkajian, interprestasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pada langkah ini melakukan pengkajian dengan mengumpulkan
data dasar, subjektif dan objektif. Data subjektik pada teori adalalah Pada
bayi dengan diaper rush ditandai dengan bayi gelisah dan timbul bintik -
bintik merah atau tampak kemerahan pada kulit daerah popok (Putra,
2012). Dan data objektif Kesadaran : komposmentis, apatik, samnolen,
spoor dan koma (Matondang dkk, 2013). Tanda-Tanda Vital, adalah 110-
120 kali per menit, Pernafasan : 30-60 per menit (Putra, 2012). Suhu :
Dalam kondisi normal, 36,5-37,50C (Hidayat, 2008).
Pada kasus didapatkan data subjektif bayi sudah 2 hari rewel dan
pada daerah bokong bayi tampak bintik – bintik merah. Sedangkan data
objektif didapatkan KU : baik, kesadaran : komposmentis, TTV : N : 100
x/menit, R : 58 x/menit, S : 36,3 0C, BB / TB : 3700 gram/ 48cm, LK / LL
: 32 cm / 11 cm.
Pada kasus ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yaitu pada kasus suhu badan bayi dibawah suhu normal.
54
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data – data yang dikumpulkan (Mufdlilah dkk, 2012). Masalah
pada kasus bayi dengan diaper rush ibu mengatakan bahwa bayinya
gelisah dan timbul bintik-bintik merah pada kulit daerah popok (Putra,
2012). Berdasarkan masalah yang didapat kebutuhan pada bayi dengan
diaper rush adalah menenangkan bayi, memantau keadaaan bayi dan
berikan salep untuk menyembuhkan diaper rush (Putra, 2012).
Dalam kasus ini diperoleh diagnosa kebidanan yaitu By. A umur
40 hari dengan diaper rush. Masalah yang muncul dalam kasus ini adalah
yang muncul pada bayi dengan diaper rush adalah Ibu mengatakan bayi
gelisah dan timbul bintik-bintik merah pada kulit daerah bokong.
Kebutuhan yang diberikan pada By. A umur 40 hari yaitu pemberian salep
mommilen.
Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan praktek.
3. Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa potensial berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi (Mufdlilah dkk, 2012).
Pada kasus bayi dengan diaper rush diagnosa atau masalah potensial yaitu
potensial terjadi infeksi (Putra, 2012).
55
Pada kasus ini diagnosa potensial yang ditentukan adalah terjadi
infeksi.
Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada dilapangan.
4. Tindakan Segera / Antisipasi
Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi dan
melakukan rujukan (Wildan dan Hidayat, 2008). Tindakan antisipasi pada
By. A dengan diaper rush adalah berkolaborasi dengan dokter umum.
Pada bayi dengan diaper rush yaitu berkolaborasi dengan dokter
(Putra, 2012).
Pada kasus ini tindakan segera untuk bayi dengan diaper rush yaitu
tidak ada.
Pada kasus ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yaitu pada kasus tindakan segeranya tidak ada.
5. Perencanaan
Menurut Putra (2012) dan Dewi (2012), perencanaan pada bayi
dengan diaper rush meliputi beritahu hasil pemeriksaan bayinya, beritahu
untuk mengganti popok bayi setiap kali basah, bersihkan kulit dengan air
hangat setelah buang air besar, pemberian makanan tinggi kalori tinggi
protein, pemberian salep diaper rush dan pantau kondisi luka.
Pada By. A dengan diaper rush perencanaan berupa beritahu hasil
pemeriksaan bayinya, beritahu untuk mengganti popok bayi setiap kali
56
basah, bersihkan kulit dengan air hangat setelah buang air besar,
pemberikan salep, pantau kondisi luka yang terjadi akibat diaper rush.
Pada kasus ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yaitu pada kasus tidak diberikan makanan tinggi kalori tinggi
protein (TKTP).
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi dengan Diaper Rush
sudah dilaksanakan. Dan pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan
menurut Putra (2012) dan Dewi (2012).
Pada kasus pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada By. A umur 40
hari di BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen Tahun 2014 sudah dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan.
Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada dilapangan.
7. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan
melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
bidan (Wildan dan Hidayat, 2008). Evaluasi dari Asuhan Kebidanan pada
Bayi X dengan Diaper Rush yaitu sudah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan pelaksanaan dan masalah pada bayi dengan diaper rush
dapat teratasi dan mencapai penyembuhan atau menghilang dalam 3
sampai 4 hari (Rukiyah dan Yulianti 2010).
57
Pada kasus ini sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan
pelaksanaan dan masalah pada bayi dengan diaper rush dapat teratasi dan
mencapai penyembuhan dalam waktu 6 hari. Sehingga tidak terjadi infeksi
dan prognosisnya baik.
Pada kasus ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yaitu pada kasus waktu penyembuahn lebih lama yaitu selama 6
hari.
58
BAB V
PENUTUP
Setalah melaksanakan asuhan kebidanan pada By. A umur 40 hari dengan
diaper rush, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pengkajian data yang diperoleh dari By. A umur 40 hari
didapatkan hasil yaitu Data Subyektif : ibu mengatakan sudah 2 hari ini
bayinya tampak gelisah dan ada bintik-bintik merah pada daerah bokong
sedangkan Data Obyektif : keadaan umum : baik, kesadaran :
composmentis, TTV : nadi : 100 x/menit, respirasi : 58 x/menit, suhu :
36,3 0C, BB / TB : 3700 gram / 48 cm, LK / LLA : 32 cm / 11 cm. Pada
daerah bokong tampak bintik – bintik merah.
2. Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan yaitu By. A umur 40
hari dengan diaper rush terdapat masalah yaitu ibu mengatakan bayinya
gelisah dan kebutuhan yang diberikan menganjurkan ibu untuk
menenangkan bayinya.
3. Diagnosa potensial pada kasus By. A dengan diaper rush yaitu terjadi
infeksi.
4. Antisipasi atau tindakan segera pada kasus By. A dengan diaper rush yaitu
ini tidak muncul.
59
5. Perencanaan tindakan pada By. A dengan diaper rush yaitu : beritahu ibu
untuk mengganti popok bayi setiap kali basah, bersihkan kulit dengan air
hangat setelah buang air besar, berikan salep, beritahu ibu untuk
mengedong bayinya.
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada By. A umur 40 hari sesuai dengan
perencanaan.
7. Evaluasi pada kasus ini adalah setelah dilakukan asuhan kebidanan pada
By. A umur 40 hari dengan diaper rush selama 6 hari, didapatkan hasil
bahwa bayi sudah tidak rewel lagi dan bintik – bintik merah pada daerah
bokong bayi sudah hilang.
8. Hasil dari asuhan kebidanan pada By. A umur 40 hari dengan diaper rush
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, yaitu pada langkah
pengkajian, tindakan segera, perencanaan dan evaluasi.
9. Alternatif pemecahan masalah untuk pengkajian adalah mengajurkan ibu
untuk menggedong bayi agar suhu tubuh bayi dalam batas normal dan
tidak kedinginan. Alternatif pemecahan masalah untuk tindakan segera
adalah bidan harus selalu memantau keadaan diaper rush bayi, apabila
diper rush mengalami infeksi bidan harus berkolaborasi dengan dokter
dalam memberikan terapi obat. Alternatif pemecahan masalah untuk
perencanaan adalah memberitahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayi untuk mengganti pemberian makanan tinggi kalori tinggi protein
(TKTP). Atternatif pemecahan masalah untuk evaluasi adalah
memberitahukan ibu untuk lebih menjaga kebersihan bayinya agar kuman
60
– kuman tidak berkembang biak dan sering mengganti popok bayi setelah
bayi BAK dan BAK agar proses penyembuhan diaper rush dapat
berlangsung cepat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa
saran yang bermanfaat :
1. Bagi penulis
Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan, wawasan dan
pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi
dengan diaper rush.
2. Bagi profesi
Diharapkan dapat meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi dengan diaper rush, sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
3. Untuk institusi
c. Bagi BPS Sri Rejeki DH Plupuh Sragen
Diharapkan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi dengan diaper rush secara
optimal melalui penanganan yang cepat dan tepat.
61
d. Stikes Kusuma Husada Surakarta
Diharapakan dapat sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga
dapat menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi
dengan diaper rush.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, dkk. 2011. Dasar-Dasar Metodologi statistika Untuk Penelitian.
Jogjakarta : CV Pustaka Setia
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
V. Jakarta : Rineka Cipta.
Depkes RI. 2010. Permenkes 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010
Dewi, V.N.L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Tramaya.
Evania, N. 2013. Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Jogyakarta : D-
Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika.
______, A.A, Hidayat, M. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidana, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Marmi, Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta : CV Sagung Seto.
Mufdlilah, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Muslihatun, W. N. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta :
PT Rineka Cipta.
Nursalam. 2005. Proses dan Dokumentasi Perawat Konsep dan Praktik. Jakarta :
Salemba Medika.
Putra, S.R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jogjakarta : D-Medika.
Riwidikdo, Handoko. 2013. Statistika Kesehatan.Yogyakarta : Rohima Press.
Rukiyah, A.Y, Yulianti, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta
: CV. Trans Info Medika
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia.
Sudarti, Fauziah, A. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Mediaka.
Sumantri, H. Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup.
Tresnawati, F. 2013. Asuhan Kebidanan. Jilid 2. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka
Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 1. Jakarta :
EGC.
Wildan, M, Hidayat A.A.A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.