Diaper Rash1

download Diaper Rash1

of 22

Transcript of Diaper Rash1

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

    Ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi di daerah pantat. Ini bisaterjadi jika popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengantimbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yangmemiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilangdalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion ataucream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.

    Incidence rate (angka kejadian) RUAM POPOK berbeda-beda disetiap negara, bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh)tentang tata cara penggunaan popok. Kimberly A Horii, MD (asisten profesor spesialis anak Universitas Misouri) dan John Mersch, MD, FAAP menyebutkan

    bahwa 10-20 % Diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak diAmerika. Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angkaterbanyak pada usia 9-12 bulan. Sementara itu Rania Dib, MD menyebutkanruam popok berkisar 4-35 % pada usia 2 tahun pertama.

    Meskipun ruam popok menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi, namun biasanya tidak berbahaya. Ruam popok umumnya terjadi pada bayi dengan kulit yang lebih sensitive

    Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atauinfeksi jamur, maka hanya dengan melepas popok dan membiarkan kulitnyaterkena angin sudah mampu menyembuhkan. Pastikan untuk mengganti

    popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan mengeringkannya sebelummemakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk membantumelindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.

    1.2 Rumusan Masalah

    Apa definisi dari diaper rash?

    Bagaimana penyebab dan etiologi diaper rash?

    1

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    2/22

    Bagaimana tanda gejala manifestasi klinis dari diaper rash?

    Bagaimana patofisiologi dari diaper rash? Bagaimana penatalaksanaan diaper rash?

    Apa saja yang harus diperiksa untuk menentukan diaper rash?

    Bagaimana penegakan diagnosanya?

    Bagaimana asuhan kebidanan terhadap kasus diaper rash?

    1.3 Tujuan

    o Untuk mengetahui definisi dari diaper rash.

    o Untuk mengetahui penyebab dan etiologi diaper rash.

    o Untuk mengetahui tanda gejala manifestasi klinis dari diaper rash.

    o Untuk mengetahui patofisiologi dari diaper rash.

    o Untuk mengetahui penatalaksanaan diaper rash.

    o Untuk mengetahui yang harus diperiksa untuk menentukan diaper rash.

    o Untuk mengetahui penegakan diagnosanya.

    o Untuk mengetahui asuhan kebidanan terhadap kasus diaper rash.

    2

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    3/22

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    Diaper rash (Ruam popok )adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat .

    Ruam popok dapat berupa ruam yang terjadi di dalam area popok. Pada kasus

    ringan kulit menjadi merah. Pada kasus-kasus yang lebih berat mungkin terdapat

    rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada sekitar perut, kemaluan, dan di dalam

    lipatan kulit paha dan pantat. Kasus ringan menghilang dalam 3 sampai 4 hari

    tanpa pengobatan. Bila ruam menetap atau muncul lagi setelah pengobatan,

    berkonsultasilah dengan dokter.

    Diaper rash adalah istilah umum pada beberapa iritasi kulit yang berkembang

    pada daerah yang tertutup popok. Sinonim termasuk diaper dermatitis, napkin

    (atau nappy) dermatitis dan dermatitis ammonia. Penyakit-penyakit ini dapat

    dibagi secara konseptual ke dalam:

    1. Ruam yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh

    penggunaan popok. Kategori ini termasuk dermatosis, seperti

    dermatitis kontak iritan, miliaria, intertrigo, dermatitis diaper kandida

    dan granuloma gluteal infantum

    2. Ruam yang muncul ditempat lain tetapi dapat menyebar ke daerah

    paha yang teriritasi selama memakai popok. Kategori ini termasuk

    3

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    4/22

    dermatitis atopik, dermatitis seboroik dan psoriasis.

    3. Ruam yang muncul pada daerah popok yang tidak disebabkan oleh penggunaan popok. Kategori ini terdiri dari ruam yang berhubungan

    dari impetigo bullosa, sel histiosit Langerhans, acrodermatitis

    enteropathica (defisiensi zinc), sifilis kongenital, scabies dan HIV.

    Diaper rash paling banyak terjadi pada bayi. Prevalensi bervariasi

    dilaporkan dari 4-35% pada 2 tahun pertama kehidupan. Tidak ada perbedaan

    antara laki-laki dan perempuan. Diaper rash dapat bermula pada periode

    neonatus segera setelah anak memakai popok. Insiden tertinggi pada umur 7-12 bulan, menurun sesuai umur. Diaper rash berhenti setelah anak mendapatkan

    latihan toilet, biasanya sekitar umur 2 tahun.

    2.2 Etiologi

    Diaper rash dapat disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini:

    1. Gesekan, penggunaan popok atau pakaian yang ketat akan sering

    tergesek dengan kulit sehingga menyebabkan ruam.

    2. Iritasi dari feses dan urine. Paparan urin dan feses yang lama dapat

    mengiritasi kulit bayi yang sensitif. Bayi lebih cepat terkena diaper

    rash bila mengalami pergerakan usus yang sering, karena feses lebih

    mengiritasi daripada urine.

    3. Pengenalan makanan baru. Bayi mulai makan makanan padat atau

    diperkenalkan makanan baru,umumnya ketika berumur antara 4-12

    bulan, komposisi fesesnya berubah, kemungkinan meningkatkan

    resiko diaper rash.

    4. Infeksi bakteri atau jamur. Dimulai sebagai infeksi kulit yang bisa

    menyebar sampai ke daerah sekitarnya. Daerah yang tertutup seperti

    4

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    5/22

    pantat, paha, dan genital khususnya yang mudah terserang karena

    hangat dan lembab membuat bakteri dan jamur tumbuh subur.

    5. Kulit sensitif. Bayi-bayi dengan kondisi kulit seperti dermatitis atopik

    atau eksema, kemungkinan dapat berkembang menjadi diaper rash.

    Namun, iritasi kulit dari dermatitis atopik dan eksema biasanya tidak

    hanya mempengaruhi daerah tertutup popok.

    6. Penggunaan antibiotik. Antibiotik dapat membunuh bakteri, baik flora

    normal maupun bakteri patogen. Ketidakseimbangan kedua bakteri ini,

    dapat menyebabkan infeksi jamur. Ini dapat terjadi ketika bayimengkonsumsi.

    2.3 Tanda gejala manifestasi klinik

    Gejalanya antara lain ruam kemerahan atau lecet pada kulit di daerahyang ditutupi popok. Selain itu, bayi biasanya terlihat rewel, terutama saat

    penggantian popok. Bayi juga mungkin menangis saat kulit di daerah yangditutupi popok dicuci atau disentuh. Terdapat bercak-bercak kemerahan padadaerah pantat karena iritasi popok.

    2.4 Patofisiologi

    Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena pemakaian popok. Lokasi yang sering terkena adalah bagian pantat, sekitar kemaluan, maupun paha. Bahkan, jika bakteri yang terdapat dalam urine bayi Anda terurai menjadiamonia, ruam ini bisa bertambah parah. Tentu saja keadaan ini sangat tidak menyenangkan buat si kecil.

    Bayi yang senang tidur lama sebenarnya tidak ada masalah. Tetapimasalahnya bila popoknya basah berkali-kali dan membuatnya lembab. Karena

    penyebab ruam popok yang paling utama adalah popok yang lembab. Popok yanglama terkena air seni dan tinja bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Bila Bunda tak segera membersihkannya, bakteri dan jamur akan tumbuh. Selain karena lembab ada

    juga bayi yang memang alergi terhadap popok sekali pakai. Lebih baik gunakan popok tradisional dengan resiko Bunda harus lebih sering menggantinya bila bayi buang air kecil atau besar.

    5

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    6/22

    Penggunaan produk bayi yang mengandung parfum juga bisa meningkatkanresiko terkena ruam popok termasuk juga deterjen untuk mencuci pakaiannya.

    Disarankan menggunakan diapers tanpa pewangi. Tetapi alangkah baiknya bilamelakukan upaya pencegahan, seperti :

    Ganti popok sesering mungkin. Bila si kecil buang air besar, jangan menunda-nunda untuk segera menggantinya.

    Minimalisasikan penggunaan tissue basah untuk membersihkan area popoknya.Air bersih adalah pilihan terbaik.

    Hindari menggesek kulit bayi walau pun dengan handuk lembut. Sebaiknyatepuk-tepuk dan angin-anginkan saja pantat si kecil untuk mengeringkannya.

    Beri sirkulasi udara untuk area kulitnya yang terkena popok dengan caramenggunakan popok kain, khususnya pada waktu tidur.

    Jangan mengikat atau merekatkan popok terlalu kencang.

    Perhatian :

    Bila ruam tidak hilang lebih dari 3 hari konsultasikan segera ke dokter, terutama bila timbul demam dan tidak nafsu makan.

    Jangan mengolesi ruam (bintik-bintik merah) dengan lotion atau baby oil.Gunakan salep anti jamur yang mengandung Zinc di bawah pengawasan dokter.

    2.5 Penatalaksanaan

    1. Sering-seringlah mengganti popok. Jangan biarkan popok yang sudah basahkarena menampung banyak urin berlama-lama dipakai bayi. Kontak yanglama antara urin atau tinja dengan kulit bayi dapat menimbulkan ruam

    popok.

    2. Saat membersihkan bayi, tepuk daerah yang biasa ditutupi popok (bokong, paha, selangkangan, dan daerah genital bayi) secara perlahan dengan handuk bersih. Usahakan menghindari menggosok-gosok dengan keras daerahtersebut.

    3. Sesekali biarkan bokong bayi terbuka (tidak memasang popok) selama beberapa saat. Tindakan ini mungkin berguna menjaga daerah popok tetap

    6

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    7/22

    kering dan bersih.

    4. Hati-hati dalam memilih popok, karena beberapa jenis bahan popok dapatmerangsang ruam popok. Jika hal itu terjadi, gantilah popok merk lain yanglebih cocok.

    5. Jika bayi anda memakai popok kain yang digunakan berulang kali, cucilah popok kain tersebut dengan deterjen yang formulanya tidak terlalu keras.Hindari memakai pelembut, karena pewangi dalam pelembut tersebut dapatmengiritasi kulit bayi. Pastikan untuk membilas popok dengan baik agar deterjen tidak tertinggal di dalam popok.

    6. Hindari memasang popok terlalu kuat. Usahakan ada ruang antara popok dengan kulit bayi.

    2.6 Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik

    Kepala

    Ubun - ubun : tampak lebar

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Mata

    Kesimetrisan : tampak simetris

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Telinga

    Pengeluaran cairan : tidak tampak pengeluaran cairan

    MulutBibir : tidak tampak sumbing (Labiopalato)

    Lidah : tidak tampak mukosa

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    7

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    8/22

    Dada

    Bentuk : simetris antara payudara kanan dan kiri

    Tonjolan puting : tampak tonjolan puting susu

    Perut

    Pembesaran hepar : tidak tampak pembesaran atau pembengkakan

    Kelainan : tampak ruam kemerahan di daerah perut bagian bawah

    Punggung

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Ekstrimitas

    Kelainan : tampak ruam atau lecet di lipatan kulit paha

    Genetalia

    Laki-laki

    Testis : teraba testis belum turun

    Anus : positif, tidak ada pengeluaran (BAB)

    Kelainan : tampak ruam atau lecet di daerah skrotum dan pantat

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium

    Tes laboratorium sebaiknya dilakukan berdasarkan gambaran

    klinik dan frekuensi kejadian. Pemeriksaan darah lengkap dapat

    membantu, khususnya jika pasien demam dan dicurigai terjadi infeksi

    bakteri sekunder. Adanya anemia berhubungan dengan

    hepatosplenomegali dan sebaiknya didiagnosa sel histiosit Langerhans

    atau sifilis kongenital. Jika dicurigai dermatitis kontak, patch test dapat

    membantu. Pemeriksaan serologi seperti jumlah zinc, tes Veneral

    8

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    9/22

    Disease Research Laboratory (VDRL), jumlah sel darah, atau kimia

    darah yang berhubungan dengan penyakit dasarnya. Jumlah zinc

    serum yang kurang dari 50 mcg/dL dapat didiagnosa acrodermatitis

    enterohepatica.

    Pemeriksaan Histologi

    Biopsi untuk preparat histologi dapat memberikan informasi

    yang benar untuk diagnosis. Gambaran umum histologi pada

    dermatitis iritan primer dengan spongiosis epidermal dan inflamasi

    ringan berubah pada dermis.

    Pemeriksaan Lain

    Kerokan kalium hidroksida (KOH) dari lesi papul atau pustul

    bisa menunjukkan pseudohifa pada kasus yang dicurigai kandidiasis.

    Ditemukannya tungau, ova, atau feses pada preparat mineral oil dari

    liang kerokan dapat menegakkan diagnosis scabies.

    2.7 Penegakan Diagnosa

    Diagnosis diaper rash umumnya berdasarkan pada pemeriksaan klinis(temuan klinis). Anamnesis riwayat penyakit yang baik akan mempersempitdiagnosis banding penyakit. Informasi histopatologis sangat terbatas.

    Diagnosis dapat dilakukan dengan menilai adanya ruam yang terlihatmerah cerah pada daerah yang sering kontak dengan popok seperti bokong,kelamin, perut bagian bawah, daerah atas paha, area mons pubis, labia mayor danskrotum.

    Manifestasi awal dari diaper rash berupa eritem perianal ringan yangasimptomatis pada daerah kulit yang terbatas dengan maserasi dan gesekanyang minimal. Selama progress, maka timbul eritem sedang dengan maserasiyang luas. Pada kondisi ini bayi akan merasa tidak nyaman dan perih. Padadiaper rash berat (Jacquets dermatitis) terdapat punched-out lesions atau erosidengan batas yang luas.

    9

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    10/22

    2.8 Asuhan Kebidanan terhadap kasus Diaper RashLANGKAH I

    A. PENGKAJIAN

    1. Identitas

    Nama bayi : By. Ny. A

    Umur anak : 9 bulan

    Tanggal lahir : 3 januari 2013

    Jenis kelamin : laki - laki

    Berat badan lahir : 2.750 kg

    Panjang badan : 52 cm

    Nama ibu : Ny. A Nama ayah : Tn.B

    Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun

    Suku/bangsa : jawa suku/bangsa : jawa

    Agama : Islam Agama : islam

    Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK

    Pekerjaan : IRT Pekerjaan: Wiraswasta

    Alamat rumah : Jalan Margo Mulyo Rt. 023 No. 17

    2. Anamnesa

    A. Alasan periksa

    Keluhan :

    - adanya kemerahan pada kulit didaerah yang ditutupi popok.

    - bayi rewel saat popok nya diganti

    10

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    11/22

    B. Riwayat kehamilan

    G 2 P 1 A 0

    C. Kebiasaan waktu hamil

    - makanan : biasa

    - obat - obatan / jamu : tidak pernah

    - merokok : tidak pernah

    - lain-lain : tidak pernah

    Penyulit dalam kehamilan

    - pre eklampsi : tidak pernah

    - hipertensi : tidak pernah

    - lain-lain : tidak ada

    Riwayat persalinan sekarang

    a. Penolong oleh : bidan

    b. Usia kehamilan saat bersalin : 40 mingguc. Tempat persalinan : RSUD dr. Kanujoso

    Djatiwibowo

    d. Cara persalinan : spontan

    - BB lahir : 2750 gram

    - PB : 52 cm

    e.Keadaan bayi saat lahir

    - bayi : Segera Menangis

    3. Pemeriksaan

    Keadaan Umum : baik

    11

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    12/22

    TTV

    a. Suhu : 36,6 0 C

    b. Denyut jantung : 131 x / menit

    c. Pernafasan : 41 x / menit

    d. BB : 10 kg

    e. PB :

    Pemeriksaan fisik

    Kepala

    Ubun - ubun : tampak lebar

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Mata

    Kesimetrisan : tampak simetris

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Telinga

    Pengeluaran cairan : tidak tampak pengeluaran cairan

    Mulut

    Bibir : tidak tampak sumbing (Labiopalato)

    Lidah : tidak tampak mukosa

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Dada

    Bentuk : simetris antara payudara kanan dan kiriTonjolan puting : tampak tonjolan puting susu

    Perut

    Pembesaran hepar : tidak tampak pembesaran atau pembengkakan

    12

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    13/22

    Kelainan : tampak ruam kemerahan di daerah perut bagian bawah

    Punggung

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Ekstrimitas

    Kelainan : tampak ruam atau lecet di lipatan kulit paha

    Genetalia

    Laki-laki

    Testis : teraba testis belum turun

    Anus : positif, tidak ada pengeluaran (BAB)

    Kelainan : tampak ruam atau lecet di daerahskrotum dan pantat

    LANGKAH II

    INTERPRETASI DASAR

    DIAGNOSA DASAR

    By. Ny A Cukup bulan sesuai masakehamilan usia 9 bulan dengandiaper rash

    DS :

    Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 3 Februari 2013

    Bayi lahir dengan BB 2750 gram

    Bayi lahir dengan PB 52 cm

    Bayi lahir usia kehamilan ibu 40 minggu

    DO :

    KU : BAIK

    13

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    14/22

    TTV

    - suhu : 36,6 0 C

    - denyut jantung : 131x/m

    - pernafasan : 41 x /m

    - BB : 10 kg

    - PB :

    Pemeriksaan fisik

    Kepala

    Ubun - ubun : tampak lebar

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Mata

    Kesimetrisan : tampak simetris

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Telinga

    Pengeluaran cairan:tidak tampak pengeluaran cairan

    Mulut

    Bibir : tidak tampak sumbing (Labiopalato)

    Lidah : tidak tampak mukosa

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Dada

    Bentuk: simetris antara payudara kanan dan kiri

    Tonjolan puting: tampak tonjolan puting susu

    Perut

    Pembesaran hepar: tidak tampak pembesaran

    Kelainan: tampak ruam kemerahan di daerah perut

    14

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    15/22

    bagian bawah

    Punggung

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Ekstrimitas

    Kelainan:tampak ruam atau lecet di lipatan kulit paha

    Genetalia

    Laki-laki

    Testis : teraba testis belum turun

    Anus : positif, tidak ada pengeluaran (BAB)

    Kelainan: tampak ruam atau lecet di daerahskrotum dan pantat

    MASALAH DASAR

    tidak ada Tidak ada

    KEBUTUHAN DASAR

    KIE tentang :

    Pengertian diaper rash

    Penyebab terjadinya diaper rash

    Penanganan diaper rash di rumah

    Ibu tidak mengetahui penyebab terjadinya diaper rash dan penanganannya di rumah

    LANGKAH III

    MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DANMENGANTISIPASI PENANGANANNYA

    15

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    16/22

    Diagnosa potensial : Diaper Rash

    Dasar :

    - Adanya ruam atau lecet pada daerah ditutupi popok yaitu daerah perut bagian bawah, lipatan kulit paha, daerah skrotum dan daerah pantat bayi.

    - Bayi menangis saat daerah yang lecet di sentuh

    LANGKAH IV

    MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERAKolaborasi dengan dokter spesialis kulit untuk melakukan pengobatan lebih lanjut

    LANGKAH V

    MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH

    1. Lakukan pendekatan pada klien agar terjalin hubungan saling percaya antara bidan dan klien dengan cara memberitahu ibu untuk tidak takut dan khawatir

    2. Jelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu

    3. Berikan KIE tentang :

    Pengertian diaper rash

    Penyebab diaper rash

    Penanganan diaper rash di rumah4. Libatkan keluarga untuk membantu ibu dalam menangani bayinya di rumah

    5. Anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke dokter spesialis kulit apabilakeluhan bertambah parah

    16

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    17/22

    LANGKAH VI

    PELAKSANAAN ASUHAN LANGSUNG

    1. Melakukan pendekatan pada klien agar terjalin hubungan saling percayaantara bidan dan klien dengan cara memberitahu ibu untuk tidak takut ataukhawatir

    2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu

    KU : BAIK

    TTV

    - suhu : 36,6 0 C

    - denyut jantung : 131x/m

    - pernafasan : 41 x /m

    - BB : 10 kg

    - PB :

    3. Memberikan KIE tentang :

    Pengertian diaper rash

    Ruam popok dapat berupa ruam yang terjadi di dalam area popok. Padakasus ringan kulit menjadi merah. Pada kasus-kasus yang lebih berat mungkinterdapat rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada sekitar perut, kemaluan, dan didalam lipatan kulit paha dan pantat. Kasus ringan menghilang dalam 3 sampai 4hari tanpa pengobatan. Bila ruam menetap atau muncul lagi setelah pengobatan,

    berkonsultasilah dengan dokter.

    Penyebab terjadinya diaper rash

    a. Gesekan, penggunaan popok atau pakaian yang ketat akan seringtergesek dengan kulit sehingga menyebabkan ruam.

    b. Iritasi dari feses dan urine. Paparan urin dan feses yang lama dapatmengiritasi kulit bayi yang sensitif. Bayi lebih cepat terkena diaper rash

    bila mengalami pergerakan usus yang sering, karena feses lebihmengiritasi daripada urine.

    c. Pengenalan makanan baru. Bayi mulai makan makanan padat ataudiperkenalkan makanan baru,umumnya ketika berumur antara 4-12

    17

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    18/22

    bulan, komposisi fesesnya berubah, kemungkinan meningkatkan resikodiaper rash.

    d. Infeksi bakteri atau jamur. Dimulai sebagai infeksi kulit yang bisamenyebar sampai ke daerah sekitarnya. Daerah yang tertutup seperti

    pantat, paha, dan genital khususnya yang mudah terserang karena hangatdan lembab membuat bakteri dan jamur tumbuh subur.

    e. Kulit sensitif. Bayi-bayi dengan kondisi kulit seperti dermatitis atopik atau eksema, kemungkinan dapat berkembang menjadi diaper rash.

    Namun, iritasi kulit dari dermatitis atopik dan eksema biasanya tidak hanya mempengaruhi daerah tertutup popok.

    f. Penggunaan antibiotik. Antibiotik dapat membunuh bakteri, baik flora

    normal maupun bakteri patogen. Ketidakseimbangan kedua bakteri ini,dapat menyebabkan infeksi jamur. Ini dapat terjadi ketika bayimengkonsumsi.

    Penanganan diaper rash di rumah

    a. Sering-seringlah mengganti popok. Jangan biarkan popok yang sudah basah karena menampung banyak urin berlama-lama dipakai bayi.Kontak yang lama antara urin atau tinja dengan kulit bayi dapatmenimbulkan ruam popok.

    b. Saat membersihkan bayi, tepuk daerah yang biasa ditutupi popok

    (bokong, paha, selangkangan, dan daerah genital bayi) secara perlahandengan handuk bersih. Usahakan menghindari menggosok-gosok dengan keras daerah tersebut.

    c. Sesekali biarkan bokong bayi terbuka (tidak memasang popok) selama beberapa saat. Tindakan ini mungkin berguna menjaga daerah popok tetap kering dan bersih.

    d. Hati-hati dalam memilih popok, karena beberapa jenis bahan popok dapat merangsang ruam popok. Jika hal itu terjadi, gantilah popok merk lain yang lebih cocok.

    e. Jika bayi anda memakai popok kain yang digunakan berulang kali,cucilah popok kain tersebut dengan deterjen yang formulanya tidak terlalu keras. Hindari memakai pelembut, karena pewangi dalam

    pelembut tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Pastikan untuk membilas popok dengan baik agar deterjen tidak tertinggal di dalam popok.

    f. Hindari memasang popok terlalu kuat. Usahakan ada ruang antara popok

    18

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    19/22

    dengan kulit bayi.

    4. Melibatkan keluarga untuk membantu ibu dalam menangani bayinya dirumah

    5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya ke dokter spesialis kulit apabilakeluhan bertambah parah

    LANGKAH VII

    EVALUASI

    Tanggal : 3 oktober 2013Pukul : 10.45 WITA

    - Ibu bersedia bekerja sama dengan bidan

    - Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan oleh bidan

    - Ibu mengetahui pengertian seborrhea

    - Ibu mengetahui penyebab seborrhea

    - Ibu mengetahui cara penanganan seborrhea di rumah

    - Ibu mengatakan akan membawa bayinya ke dokter kulit apabila keluhan bertambah parah

    DOKUMENTASI KEBIDANAN

    Tanggal : 3 oktober 2013 Pukul : 10.45 WITA

    S :

    - Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 3 Februari 2013

    - Bayi lahir dengan BB 2750 gram

    - Bayi lahir dengan PB 52 cm

    19

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    20/22

    - Bayi lahir usia kehamilan ibu 40 minggu

    - ibu mengatakan danya ruam atau lecet pada daerah ditutupi popok yaitudaerah perut bagian bawah, lipatan kulit paha, daerah skrotum dan daerah

    pantat bayi.

    - ibu mengatakan bayi menangis saat daerah yang lecet di sentuh

    O :

    Keadaan Umum : baik

    TTV

    a. Suhu : 36,6 0 C

    b. Denyut jantung : 131 x / menit

    c. Pernafasan : 41 x / menit

    d. BB : 10 kg

    e. PB :

    Pemeriksaan fisik

    Kepala

    Ubun - ubun : tampak lebar

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Mata

    Kesimetrisan : tampak simetris

    Kelainan: tidak tampak kelainan

    TelingaPengeluaran cairan : tidak tampak pengeluaran cairan

    Mulut

    Bibir : tidak tampak sumbing (Labiopalato)

    20

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    21/22

    Lidah : tidak tampak mukosa

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Dada

    Bentuk : simetris antara payudara kanan dan kiri

    Tonjolan puting : tampak tonjolan puting susu

    Perut

    Pembesaran hepar :tidak tampak pembesaran atau pembengkakan

    Kelainan :tampak ruam kemerahan di daerah perut

    bagian bawah

    Punggung

    Kelainan : tidak tampak kelainan

    Ekstrimitas

    Kelainan : tampak ruam atau lecet di lipatan kulit paha

    Genetalia

    Laki-laki

    Testis : teraba testis belum turun

    Anus : positif, tidak ada pengeluaran (BAB)

    Kelainan : tampak ruam atau lecet di daerah skrotum dan pantat

    A : By. Ny A Cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 9 bulan dengandiaper rash

    Diagnosa potensial : Diaper Rash

    Dasar :

    - Adanya ruam atau lecet pada daerah ditutupi popok yaitu daerah perut bagian bawah, lipatan kulit paha, daerah skrotum dan daerah pantat bayi.

    21

  • 7/27/2019 Diaper Rash1

    22/22

    - Bayi menangis saat daerah yang lecet di sentuh

    Kebutuhan:

    KIE tentang:

    Pengertian diaper rash

    penyebab terjadinya diaper rash

    penanganan diaper rash di rumah

    Antisipasi :

    Kolaborasi dengan dokter spesialis kulit untuk melakukan pengobatan lebih lanjut

    P :

    1. Lakukan pendekatan pada klien agar terjalin hubungan saling percaya antara bidan dan klien dengan cara memberitahu ibu untuk tidak takut dan khawatir

    2. Jelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu

    3. Berikan KIE tentang :

    4. Pengertian diaper rash

    5. Penyebab diaper rash

    6. Penanganan diaper rash di rumah

    7. Libatkan keluarga untuk membantu ibu dalam menangani bayinya di rumah

    8. Anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke dokter spesialis kulit apabila keluhan bertambah parah