Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation
-
Upload
rudy-kurniawan -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation
TUGAS
DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Disusun untuk memenuhi mata kuliah
Kebutuhan Dicintai dan Mencintai
Oleh:
Rudy Kurniawan 22020113183018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
ACTIVE LISTENING
Perawat : “Selamat pagi Pak.”
Klien : “Selamat pagi”
Perawat : “Perkenalkan nama saya Rudy, saya perawat jaga pada pagi hari ini.
Bolehkah saya tahu nama bapak?”
Klien : ”Nama Saya pak Tri”
Perawat : “Baik pak Tri, bolehkah saya minta waktu sebentar untuk mengobrol dengan
Bapak?, mungkin kurang lebih sekitar 15 menit.”
Klien : “Ya boleh.”
Perawat : “Baiklah terimakasih.”
: “Bagaiman a kabar Bapak pagi hari ini?.”
Klien : ”Yah... masih seperti yang kemaren”
Perawat : ”Maaf, saya kurang mengerti maksud bapak?”
Klien : ”Mungkin secara fisik saya merasa lebih baik, tetapi sebetulnya banyak
sekali perasaan yang kurang nyaman berkaitan dengan penyakit saya.”
Perawat : ” Mmmm....”
: “ Perasaan kurang nyaman seperti apa yang bapak rasakan?”
Klien : “Saya tau dan tidak memungkiri bahwa penyakit saya ini akibat dari
kecerobohan dan kesalahan saya dimasa lalu.”
Perawat : ”Lalu..”
Klien : ”Semenjak divonis oleh dokter bahwa sada mengidap HIV, hidup ini seakan
hanya menghitung hari.”
:” Saya merasa tidak berarti dan gagal dalam hidup ini”
: “Harta dan kekuasaan seolah tidak berarti apapun jika sudah dihadapkan
dengan penyakit seperti ini.”
: “Semua keluarga menjauh, dan saya betul-betul tidak berguna.”
:” Apalagi dengan berbagai macam obat yang harus saya minum setiap hari”
Perawat :” Ya, saya mengerti perasaan bapak”
: ”Kemudian apakah ada hal lain yang masih mengganggu pikiran serta
perasaan bapak?”
Klien : ”Yah.. mungkin saat ini hanya itu yang menjadi beban pikiran saya saat ini.”
EMPHATY
Perawat : “ Saya melihat bapak sangat sedih tentang penyakit ini.”
Klien : “ Betul sekali dan sebetulnya ini sangat menyiksa.”
: “ Saya tidak bisa membayangkan disaat saya membutuhkan dukungan dari
keluarga untuk selalu memberi semangat, dan sepertinya saya sendiri di
dunia ini.”
Perawat : ” Saya tau perasaan bapak.”
: “Memang... banyak persepsi yang keliru terhadap penyakit ini, terutama
orang awam.”
: “Banyak yang beranggapan penyakit ini mudah menular”
: “Tapi saya pastikan Dokter dan perawat sudah memberikan pengertian yang
benar tentang hal ini kepada keluarga“
Klien : “Lalu bagaimana dengan banyaknya obat yang harus saya minum?”
: “ jumlahnya sangat banyak, dan menimbulkan rasa yang kurang nyaman
pada perut.”
: “Terkadang selera makan juga hilang dan perut terasa mual.”
: “apalagi harus minum selama sisa hidup saya”
: “Saat seperti inilah saya membutuhkan keluarga”
Perawat :” Baik Bapak, saya tau hal ini sangat sulit bapak hadapi.”
“ Dan memang bukan suatu hal yang mudah untuk selalu minum obat secara
teratur dalam jangka waktu yang lama”
: “Saya berharap, seiring perbaikan kondisi bapak, obat-obatan yang sudah
tidak diperlukan lagi dapat dikurangi atau dihilangkan.”
Klien :”Terimakasih, tetapi apakah mungkin bisa seperti itu”
Perawat : “Memang tidak mungkin seperti membalikkan telapak tangan, tetapi bapak
harus berusaha dan tetap yakin”
: “Seperti yang telah direncanakan oleh kami sebagai petugas kesehatan
bahwa bapak mampu melampaui saat-saat seperti ini”
Klien : (diam sejenak dan seskali menghela nafas)
Perawat : (masih memandangi mata sayu klien yang masih putus asa)
(perawat duduk lebih dekat dan menepuk bahu klien)
CONFRONTATION
Perawat : “Lalu bagaimana pandangan bapak terhadap masalah yang bapak alami?”
: “Apakah ada rencana-rencana terkait masalah bapak?”
Klien : (masih terdiam dan sesekali menghela nafas).
Perawat : “Bagaimana dengan pemahaman keluarga terhadap penyakit bapak?
Klien : “Sebetulnya sikap keluarga saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelum
mendapat banyak informasi tentang penyakit saya yang telah diberikan oleh dokter dan
perawat.”
Perawat : “Apakah bapak pernah membicarakan hal ini sebelumnya dengan keluarga,
terutama tentang sikap dan pandangan mereka tentang penyakit bapak?”
Klien : “Memang belum.” (sambil menundukkan kepala)
Perawat : “Jadi bagaimana sebaiknya menurut bapak?.”
Klien : “ Saya akan bicarakan dengan keluarga, karena mungkin juga hanya perasaan
saya yang terlalu berlebihan.”
Perawat : “Betul, dan saya yakin keluarga bapak sudah menerima tentang kondisi
bapak.”
: “Berpikir ke arah masa depan jauh lebih baik dari pada menyalahkan diri
atas kejadian masa lalu.”
: “Lalu bagaimana dengan obat-obat yang harus bapak minum.”
Klien : “Saya juga akan anggap bahwa obat-obat ini seperti vitamin yang saya akan
selalu membutuhkanya.”
Perawat : “Baiklah..., sekarang bagaimana perasaan bapak saat ini?.”
Klien : “Saya merasa jauh lebih baik.”
Perawat : “Apakah ada permasalahan lain yang ingin disampaikan lagi?.”
Klien : “Saya sudah lebih tenang dan saya kira cukup.”
: “Saya menjadi lebih siap dan lebih semangat untuk menjalani hidup ini.”
Perawat : “Baiklah bapak, saya kira cukup pembicaraan kita pagi ini.”
: “Senang bisa berdialog dengan bapak.”
Klien : “Terimakasih bantuannya.”
Perawat : “Sama-sama, selamat pagi pak.”
Klien : “Selamat pagi”