Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation

8
TUGAS DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK Disusun untuk memenuhi mata kuliah Kebutuhan Dicintai dan Mencintai Oleh: Rudy Kurniawan 22020113183018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

dialog perawat klien

Transcript of Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation

Page 1: Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation

TUGAS

DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Disusun untuk memenuhi mata kuliah

Kebutuhan Dicintai dan Mencintai

Oleh:

Rudy Kurniawan 22020113183018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation

ACTIVE LISTENING

Perawat : “Selamat pagi Pak.”

Klien : “Selamat pagi”

Perawat : “Perkenalkan nama saya Rudy, saya perawat jaga pada pagi hari ini.

Bolehkah saya tahu nama bapak?”

Klien : ”Nama Saya pak Tri”

Perawat : “Baik pak Tri, bolehkah saya minta waktu sebentar untuk mengobrol dengan

Bapak?, mungkin kurang lebih sekitar 15 menit.”

Klien : “Ya boleh.”

Perawat : “Baiklah terimakasih.”

: “Bagaiman a kabar Bapak pagi hari ini?.”

Klien : ”Yah... masih seperti yang kemaren”

Perawat : ”Maaf, saya kurang mengerti maksud bapak?”

Klien : ”Mungkin secara fisik saya merasa lebih baik, tetapi sebetulnya banyak

sekali perasaan yang kurang nyaman berkaitan dengan penyakit saya.”

Perawat : ” Mmmm....”

: “ Perasaan kurang nyaman seperti apa yang bapak rasakan?”

Klien : “Saya tau dan tidak memungkiri bahwa penyakit saya ini akibat dari

kecerobohan dan kesalahan saya dimasa lalu.”

Perawat : ”Lalu..”

Klien : ”Semenjak divonis oleh dokter bahwa sada mengidap HIV, hidup ini seakan

hanya menghitung hari.”

:” Saya merasa tidak berarti dan gagal dalam hidup ini”

: “Harta dan kekuasaan seolah tidak berarti apapun jika sudah dihadapkan

dengan penyakit seperti ini.”

: “Semua keluarga menjauh, dan saya betul-betul tidak berguna.”

:” Apalagi dengan berbagai macam obat yang harus saya minum setiap hari”

Perawat :” Ya, saya mengerti perasaan bapak”

: ”Kemudian apakah ada hal lain yang masih mengganggu pikiran serta

perasaan bapak?”

Klien : ”Yah.. mungkin saat ini hanya itu yang menjadi beban pikiran saya saat ini.”

Page 3: Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation

EMPHATY

Perawat : “ Saya melihat bapak sangat sedih tentang penyakit ini.”

Klien : “ Betul sekali dan sebetulnya ini sangat menyiksa.”

: “ Saya tidak bisa membayangkan disaat saya membutuhkan dukungan dari

keluarga untuk selalu memberi semangat, dan sepertinya saya sendiri di

dunia ini.”

Perawat : ” Saya tau perasaan bapak.”

: “Memang... banyak persepsi yang keliru terhadap penyakit ini, terutama

orang awam.”

: “Banyak yang beranggapan penyakit ini mudah menular”

: “Tapi saya pastikan Dokter dan perawat sudah memberikan pengertian yang

benar tentang hal ini kepada keluarga“

Klien : “Lalu bagaimana dengan banyaknya obat yang harus saya minum?”

: “ jumlahnya sangat banyak, dan menimbulkan rasa yang kurang nyaman

pada perut.”

: “Terkadang selera makan juga hilang dan perut terasa mual.”

: “apalagi harus minum selama sisa hidup saya”

: “Saat seperti inilah saya membutuhkan keluarga”

Perawat :” Baik Bapak, saya tau hal ini sangat sulit bapak hadapi.”

“ Dan memang bukan suatu hal yang mudah untuk selalu minum obat secara

teratur dalam jangka waktu yang lama”

: “Saya berharap, seiring perbaikan kondisi bapak, obat-obatan yang sudah

tidak diperlukan lagi dapat dikurangi atau dihilangkan.”

Klien :”Terimakasih, tetapi apakah mungkin bisa seperti itu”

Perawat : “Memang tidak mungkin seperti membalikkan telapak tangan, tetapi bapak

harus berusaha dan tetap yakin”

: “Seperti yang telah direncanakan oleh kami sebagai petugas kesehatan

bahwa bapak mampu melampaui saat-saat seperti ini”

Klien : (diam sejenak dan seskali menghela nafas)

Perawat : (masih memandangi mata sayu klien yang masih putus asa)

(perawat duduk lebih dekat dan menepuk bahu klien)

Page 4: Dialog Terapeutik : active listening, empathy, confrontation

CONFRONTATION

Perawat : “Lalu bagaimana pandangan bapak terhadap masalah yang bapak alami?”

: “Apakah ada rencana-rencana terkait masalah bapak?”

Klien : (masih terdiam dan sesekali menghela nafas).

Perawat : “Bagaimana dengan pemahaman keluarga terhadap penyakit bapak?

Klien : “Sebetulnya sikap keluarga saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelum

mendapat banyak informasi tentang penyakit saya yang telah diberikan oleh dokter dan

perawat.”

Perawat : “Apakah bapak pernah membicarakan hal ini sebelumnya dengan keluarga,

terutama tentang sikap dan pandangan mereka tentang penyakit bapak?”

Klien : “Memang belum.” (sambil menundukkan kepala)

Perawat : “Jadi bagaimana sebaiknya menurut bapak?.”

Klien : “ Saya akan bicarakan dengan keluarga, karena mungkin juga hanya perasaan

saya yang terlalu berlebihan.”

Perawat : “Betul, dan saya yakin keluarga bapak sudah menerima tentang kondisi

bapak.”

: “Berpikir ke arah masa depan jauh lebih baik dari pada menyalahkan diri

atas kejadian masa lalu.”

: “Lalu bagaimana dengan obat-obat yang harus bapak minum.”

Klien : “Saya juga akan anggap bahwa obat-obat ini seperti vitamin yang saya akan

selalu membutuhkanya.”

Perawat : “Baiklah..., sekarang bagaimana perasaan bapak saat ini?.”

Klien : “Saya merasa jauh lebih baik.”

Perawat : “Apakah ada permasalahan lain yang ingin disampaikan lagi?.”

Klien : “Saya sudah lebih tenang dan saya kira cukup.”

: “Saya menjadi lebih siap dan lebih semangat untuk menjalani hidup ini.”

Perawat : “Baiklah bapak, saya kira cukup pembicaraan kita pagi ini.”

: “Senang bisa berdialog dengan bapak.”

Klien : “Terimakasih bantuannya.”

Perawat : “Sama-sama, selamat pagi pak.”

Klien : “Selamat pagi”