Diajukan kepada Universitas Islam Indonesia unruk mcmcnuhi ...

87
TA/TL/2005/0015 TUGASAKHIR J-i TGL TERIMA HO. JUDUL NO. SNV. '! NO. 1NDUK. cZ^^ _.. PEN U RUN AN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) DAL AM LIMBAH CAIR LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MENGGUNAKAN FILTER KARBON AKTIF ARANG TEMPURUNG KELAPA Diajukan kepada Universitas Islam Indonesia unruk mcmcnuhi persyaratan guna memperoleh derajat sarjana Teknik Lingkungan Disusun Oleh : Nama : Titin Sukma No. Mahasiswa : 00513010 JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 •^v{

Transcript of Diajukan kepada Universitas Islam Indonesia unruk mcmcnuhi ...

TA/TL/2005/0015

TUGASAKHIR

J-i

TGL TERIMA

HO. JUDUL

NO. SNV.

'! NO. 1NDUK.

cZ^^ _..

PENURUNAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) DALAMLIMBAH CAIR LABORATORIUM TERPADU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

MENGGUNAKAN FILTER KARBON AKTIF ARANG

TEMPURUNG KELAPA

Diajukan kepada Universitas Islam Indonesia unruk mcmcnuhi persyaratanguna memperoleh derajat sarjana Teknik Lingkungan

Disusun Oleh :

Nama : Titin Sukma

No. Mahasiswa : 00513010

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2005

•^v{

TUGAS AKHIR

PENURUNAN KADAR COD ( Chemical Oxygen Demand) DALAMLIMBAH CAIR LABORATORIUM TERPADU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

MENGGUNAKAN FILTER KARBON AKTIF

ARANG TEMPURUNG KELAPA

Mama : Titin Sukma

No. Mhs. : 00513010

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Ir. H. Kasam, MTDosen Pembimbing I TanggaK: q, _ r*_ Oa^, £

Andik Yulianto, ST 'Dosen Pembimbing II Tanggal

ABSTRAKSI

Laboratorium sebagai salah satu sarana penunjang kegiatan akademikmenghasilkan limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan apabila tidak diolahterlebih dahulu. Limbah laboratorium yang dihasilkan terdiri dari bahan-bahanorganik maupun anorganik yang jika dibuang ke badan air maupun lingkungan disekitarnya akan menjadi kontaminan yang dapat menurunkan kualitas air danlingkungan. Salah satu parameter indikator pencemar di dalam air yang disebabkanoleh limbah organik adalah COD.

Penelitian ini mencoba menerapkan teknologi sederhana yaitu memanfaatkanarang aktif tempurung kelapa sebagai media untuk menurunkan kandungan CODpada air limbah laboratorium. Pengamatan dilakukan di laboratorium UI1menggunakan sistem batch dengan variasi pH : 7, 8, 9 dan 10, konsentrasi awal CODpada: pH 7 = 85.8 mg/l, pH 8 = 81,3 mg/l, pH 9 = 61,2 mg/1 dan pH 10 = 53,8 mg/lserta variasi dosis karbon aktif: 1, 2, 3 dan 4 gram yang diaduk selama 2 jam dengankecepatan 150 RPM dan volume air limbah 200 ml. Kemudian penelitian dilanjutkandengan menggunakan reaktor sistem kontinyu yang disusun secara seri dengan duatitik pengambilan sampel pada tiap kolom. Pada sistem ini, digunakan limbah dengankonsentrasi COD awal 97,68 mg/l, pH 8 dan variasi waktu pengambilan setiap 1jamselama pengoperasian reaktor sistem kontinyu yaitu 9 jam.

Hasil pengamatan menunjukkan karbon aktif tempurung kelapa dapatmenurunkan kandungan COD dalam limbah. Efisiensi removal tertinggi terjadi padapH 8 dengan dosis karbon aktif 4 gram yaitu sebesar 68 %. Model sorpsi denganpendekatan persamaan isotherm Freundlich diperoleh model persamaan x/m =0,0009*C<U281. Pada sistem kontinyu terlihat bahwa semakin lama waktu operasi.efisiensi removal semakin rendah. Efisiensi removal tertinggi pada kolom ke 1 terjadipada jam pertama yaitu 61,90 %, breakthrough terjadi pada jam ke 5 dan exhaustpoint dicapai pada jam ke 8. Sedangkan pada kolom ke 2, efisiensi removal tertinggiterjadi pada jam I yaitu 75%, breaktrhough terjadi pada jam ke 5 dan belummencapai exhaust point. Untuk aplikasi pengolahan limbah laboratorium terpaduUniversitas Islam Indonesia digunakan sistem kontinyu karena memberikan hasilyang lebih efektif dan efisien.

Kata kunci : arang aktif tempurung kelapa, COD, sistem batch, sistem kontinyu,breaktrhough, exhaust point

in

HALAMAN PERSEMBAHAN

VntukjYang Tersayang:

J! Bad oSL9/Lama, yang setaCu memberi du^ungan, kgsabaran, kasih sayang

dan do 'a yang tiada pernah ftenti

%akakzkakak&u, MBa^Iwin dan MBakjEya. Terimakasih untuf^

dufiungan dan do'anya.

JAthuur, yang tetah memBeri dufiiingan, perhatian dan pengertiannya selama ini.

IV

MOTTO

Allah tidak pernah janjikan langit senantiasa biru, kebahagiaan tanpa kesedihan,

damai tanpa penderitaan, keberhasilan tanpa kegagalan... Tapi Allah janjikan

kekuatan; cahaya yang menerangi hidup

Sungguh, bersama kesukaran pasti ada kemudahan (QS. As Syarh : 5)

Allah sama sekali tidak akan menyiksamu, kalau sekiranya kamu bersyukur dan

beriman. Allah Maha Berterimakasih lagi Maha Tahu (QS. An Nisaa' : 147)

Whatever is worth doingat all is worth doing well ( The Erl of Chesterfield)

KATA PENGANTAR

*&f$ •u«x

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kami. sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas akhir

yang berjudul "PENURUNAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand)

DALAM LIMBAH CAIR LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS

ISLAM INDONESIA MENGGUNAKAN FILTER KARBON AKTIF ARANG

TEMPURUNG KELAPA".

Penyusunan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknik Jenjang Strata I Jurusan Teknik Lingkungan di

Universitas Islam Indonesia.

Terlepas dari ketidak sengajaan. penyusun sadar bahwa penulisan laporan ini

masih jauh dari sempurna oieh karena itu kritik dan saran yang konstruktif diperlukan

guna menyempurnakan penyusunan laporan ini.

vi

Dalam penulisan laporan ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Ir. Widodo. MSCE, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk menyusun tugas akhir ini.

2. Bapak Ir. Kasam, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Universitas

Islam Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan petunjuk dalam pelaksanaan penyusunan laporan tugas akhir

ini.

3. Bapak Andik Yulianto, ST selaku Koordinator tugas akhir Jurusan Teknik

Lingkungan Universitas Islam Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing II

yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam pelaksanaan

penyusunan laporan tugas akhir ini.

4. Abah, Mama, mba' Iwin, mba1 Eya, kak Agus, kak Ozan dan Arul kecil

yang telah memberikan do'a, perhatian dan support yang tiada pernah henti.

5. Athur. terimakasih untuk support, do'a, pengertian, perhatian dan kesabaran

yang sudah diberikan selama ini. Juni dah jadi Muhammad Athuur. SIP

yak

6. Mila "karung", thanx for your support, advice (ga semua manjur loh....),

kebersamaan, do'a dan pengertiannya selama ini. Thanx for being my best

friend. Skripsinya digarap oiiii Tuatau !!!

vn

7. Tifa, terimakasih untuk kerjasamanya. Inget.kalo nikah. aku diundang yak.

Siap-siap buat bongkar reaktor. Semangat !!!!

8. Pak Svamsudin. Pak Tasyono. Pak Wahyu. Pak Widodo dan Mas Agus yang

telah membantu melancarkan penyusunan TA ini.

9. Tina. Irma. Sulis. Ika, Parmintoel. Devi " bonding" . terimakasih buat

dukungan dan kebersamaannya. Hidup Widhoro Kandhang!!!!!

10. Luwis, Jumi. Endah, Santi, Tini, Hari. Ervan "item". Pai. Sari dan seluruh

teman-teman TL '00 UI1 yang telah membantu sehingga laporan ini dapat

terselesaikan.

11. Semua pihak yang telah membantu. yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan. dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Allah S.W.T. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat

berguna bagi kita semua. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Jogjakarta, Mei 2005

Penvusun

vni

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA 5

2.1 COD 5

2.2 Karbon Aktif (Arang Aktit) 7

2.2.1 Syarat Mutu Arang Aktif 8

2.2.2 Proses Pembuatan 9

2.2.3 Karakteristik Karbon Aktif 11

2.3 Adsorpsi '5

2.3.1 Mekanisme Adsorpsi 15

2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Adsorpsi 16

.4 Isotherm Adsorpsi • '9

1.5 Regenerasi Karbon 21

2.6 Hipotesa —

BABII1 METODE PENELITIAN 23

3.1 Lokasi Penelitian 23

3.2 Objek Penelitian 23

3.3 Waktu Penelitian 23

3.4 Kerangka Penelitian 23

3.5 Parameter dan Variabel Penelitian 25

3.5.1 Parameter Penelitian 25

3.5.2 Variabel Penelitian 25

3.6 Metode Pelaksanaan Penelitian 25

3.6.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 26

1

-)

3.6.1.1 Proses Batch 26

3.6.1.2 Proses Kontinyu 27

3.6.2 Pemeriksaan Hasil Penelitian 28

3.7 Analisa Data 30

BAB IV HASIL. DAN PEMBAHASAN 31

4.1 Proses Batch 31

4.1.1 Hasil Pengujian Awal Kadar COD dan pH Sebelum

Proses Adsorpsi 31

4.1.2 Hasil Pengujian Pengaruh pH dan Berat karbon Aktif

Terhadap Efisiensi Penyerapan Kadar COD 31

4.2 Proses Kontinyu 37

4.2.1 Hasil Pengujian Awal Kadar COD dan pH Sebelum

Proses Adsorpsi 37

4.2.2 Hasil Pengujian Pengaruh Waktu Pengambilan Sampel

terhadap Efisiensi Penyerapan Kadar COD Pada Proses

Kontinyu 37

4.3 Analisa Hasil Proses Batch dan Kontinyu Untuk Aplikasi

Pengolahan Limbah Laboratorium Terpadu Universitas Islam

Indonesia 44

XI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1 Kesimpulan 46

5.2 Saran 47

DA FTA R PUSTAKA

LAMPIRAN

XII

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kotaminan organik yang sangat mudah diadsorpsi oleh karbon aktif .... 7

Tabel 2.2 Manfaat Arang AktifUntuk Zat Cair 8

Tabel 2.3 Syarat Mutu Arang Aktif 9

label 2.4 Karakteristik Dari Beberapa Karbon Aktif Granular Komersil 11

Tabel 3.1 Parameter Penelitian 25

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Awal Kadar COD dan Pengukuran pH sebelum

Proses Adsorpsi 31

Tabel 4.2. Hasil pengujian pengaruh pH dan berat karbon aktif terhadap efisiensi

penurunan COD dalam limbah cair 32

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Awal KadarCOD dan Pengukuran pH sebelum

Proses Adsorpsi 36

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Pengaruh Waktu Pengambilan Sampel Terhadap Efisiensi

Penurunan COD 38

XI n

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Adsorpsi Pada Permukaan Pori Karbon Aktif 13

Gambar 2.2 Konsep Periyaringan Molekul Pada Pori-pori Karbon Aktif 18

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 24

Gambar 3.2 Reaktor Sistem Kontinyu 29

Gambar 4.1 Grafik hubungan antara pH dengan konsentrasi COD 33

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara pH dengan efisiensi penurunan konsentrasi

COD 34

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara berat karbon aktif dengan efisiensi penurunan

konsentrasi COD 34

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara waktu dengan efisiensi removal COD

pada kolom 1 39

Gambar 4.5 Grafik hubungan antara waktu dengan efisiensi removal COD

pada kolom 2 40

Gambar 4.6 Grafik hubungan antara waktu dengan konsentrasi COD

pada kolom 1 40

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara waktu dengan konsentrasi COD

pada kolom 2 41

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Isotherm Freundlich

Lampiran 2. Perhituhgan Debit Aliran Yang Digunakan Pada Sistem Kontinyu

Lampiran 3. Perhitungan Run Time

Lampiran 4. Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2001 lentang Pengelolaan Kualitas

Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Lampiran 5. Hasil Analisa Air Dari BATAN

Lampiran 6. Hasil Analisa Air Dari BPKL

Lampiran 7. SK SN1 M-70-1990-03

Lampiran 8. Dokumentasi Proses Penelitian

xv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah salah satu sarana penunjang kegiatan akademik yang

digunakan untuk kegiatan praktikum dan menunjang teori yang telah diberikan pada

saat perkuliahan. Untuk lebih meningkatkan kualitas mahasiswanya, Universitas

Islam Indonesia mendirikan laboratorium terpadu yang digunakan oleh mahasiswa

dari Fakultas MIPA dan Kedokteran. Kegiatan praktikum yang dilakukan sebagian

besar menggunakan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi lingkungan apabila

limbah yang dihasilkan tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.

Selama ini Universitas Islam Indonesia sudah melakukan penanganan limbah,

yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut, oleh karena itu perlu adanya

alternatif lain untuk pengelolaan dan pengolahan limbah. Universitas Islam Indonesia

telah melakukan pengujian untuk mengetahui konsentrasi bahan-bahan kimia yang

terkandung di dalam limbah laboratorium. Pengujian tersebut dilakukan di Pusat

Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Maju-BATAN (P3TM-BATAN), Jogjakarta.

Limbah laboratorium yang dihasilkan terdiri dari bahan-bahan organik maupun

anorganik. Bahan-bahan tersebut jika dibuang ke badan air maupun lingkungan di

sekitarnya akan menjadi kontaminan yang dapat menurunkan kualitas air dan

lingkungandisekitar tempat limbah laboratorium tersebut dibuang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari P3TM-BATAN, konsentrasi untuk

parameter COD 45,00 ± 1,124 mg/l. Konsentrasi tersebut melebihi persyaratan

ambang batas menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk parameter CUD kelas 11 sebesar

25 mg/l.

Beberapa bahan organik tertentu yang terdapat pada air limbah "kebal"

terhadap degradasi biologis dan ada beberapa diantaranya yang beracun meskipun

pada konsentrasi yang rendali. Bahan yang tidak dapat didegradasi secara biologis

tersebut akan didegradasi secara kimiawi melalui proses oksidasi, jumlah oksigen

yang dibutuhkan untuk mengoksidasi tersebut dikenal dengan nama COD {Chemical

Oxygen Demand) (Cheremisionoff and Ellerbusch.,1978).

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang

secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan

berkurangnya oksigen terlarut didalam air (Alaerts dan Sumestri, 1984) oleh karena

itu konsentrasi COD dalam air harus memenuhi ambang batas yang ditentukan.

Konsentrasi bahan organik yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan

metode pengolahan konvensional. Karbon aktif mempunyai suatu gaya gabung

dengan bahan organik, hal tersebut dapat digunakan untuk meremoval bahan

kontaminan organik dari air limbah. Kadar COD dalam air limbah akan berkurang

2.

1.5

jangka

diguna

1.

2.

seiring dengan berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air

limbah.

1.2 Rumusan Masalah

Menurut latar belakang masalah yang ada, maka dapat disusun rumusan

masalah yaitu:

1. Berapakah tingkat efisiensi penggunaan karbon aktif (arang tempurung

kelapa) sebagai salah satu media yang dapat digunakan untuk menurunkan

kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dalam limbah cair laboratorium.

2. Berapa lama waktuoperasi reaktor sampai karbon aktif jenuh.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi arang aktif tempurung kelapa

sebagai adsorben dalam menurunkan limbah cair laboratorium yang

mengandung COD .

2. Mengetahui seberapa lama waktu operasi reaktor sampai karbon aktifnya

4 jenuh.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang ingin diperoleh dari

penelitian ini adalah :

2.1 COD

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada

dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara

biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organik tersebut akan

dioksidasi oleh dikromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent)

menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut

(Metcalf dan Eddy, 1991):

CaHbOc + Cr2072" + H+ -> C02 + H20 + Cr3+ (Pers. 1)

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik

yang secara alamiah dapat maupun tidak dapat dioksidasikan melalui proses

mikrobiologis , dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Alaerts

and Sumestri, 1984).

Perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan

perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya

kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L

dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L.

Nilai COD merupakan satu bilangan yang dapat menunjukkan banyaknya

oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik menjadi C02 dan air

dengan perantara oksidan kuat dalam suasana asam.

Beberapa bahan organik tertentu yang terdapat pada air limbah "kebal"

terhadap degradasi biologis dan ada beberapa diantaranya yang beracun meskipun

pada konsentrasi yang rendah. Bahan yang tidak dapat didegradasi secara biologis

tersebut akan didegradasi secara kimiawi melalui proses oksidasi, jumlah oksigen

yang dibutulikan untuk mengoksidasi tersebut dikenal dengan nama COD (Chemical

Oxygen Demand) (Cheremisionoff,1978).

COD merupakan salah satu parameter indikator pencemar di dalam air yang

disebabkan oleh limbah organik. Keberadaan COD di dalam lingkungan sangat

ditentukan oleh limbah organik, baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun

industri. Secara umum, konsentrasi COD yang tinggi dalam air menunjukkan adanya

bahan pencemar organik dalam jumlah banyak.

Kadar COD dalam air limbah akan berkurang seiring dengan berkurangnya

konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air limbah. Konsentrasi bahan

organik yang rendah tidak selalu dapat di reduksi dengan metode pengolahan yang

konvensional. Karbon aktif mempunyai suatu gaya gabung dengan bahan organik, hal

tersebut dapat digunakan untuk meremoval bahan kontaminan organik dari air limbah

(Cheremisionoff,1978).

Efektifitas karbon aktif untuk meremoval bahan organik dari air limbah

dengan cara adsorpsi tergantung dari luas permukaan karbon aktif itu sendiri. Luas

permukaan karbon aktif bisa berkisar antara 500-1400 m2/g (Cheremisionoff and

Ellerbusch,1978).

Tabel 2.1 Kontaminan organik yang sangat mudah diadsorpsi oleh karbon aktif

Dyes Pestisida

Xylene Aromatik Nitrat

Resorcinol Polyols

C'hlorophenols Warna

Cresols BOD, COD, TOC

Sumber: ('arbon Adsorption Handbook

2.2 Karbon Aktif (Arang Aktif)

Karbon aktif digunakan pertama kali pada pengolahan air dan air limbah

untuk mengurangi material organik, rasa, bau dan warna (Culp, RL dan Culp, GL,

1986). Karbon aktif juga sering digunakan untuk mengurangi kontaminan organik,

partikel kimia organik sintetis (SOCs), tapi karbon aktif juga efektif untuk

mengurangi kontaminan inorganik seperti radon-222, merkuri, dan logam beracun

lainnya (Ronald L, 1997).

Karbon aktif terdiri dari berbagai mineral yang dibedakan berdasarkan

kemampuan adsorpsi (daya serap) dan karakteristiknya. Sumber bahan baku dan

proses yang berbeda akan menghasilkan kualitas karbon aktif yang berbeda. Sumber

bahan baku karbon aktif berasal dari kayu, batu bara, arang tempurung kelapa, lignite.

(Ronald, 1997).

Saat ini, arang aktif telah digunakan secara luas dalam industri kimia,

makanan/minuman dan farmasi. Pada umumnya arang aktif digunakan sebagai bahan

penyerap, dan penjernih. Dalamjumlah kecil digunakanjuga sebagai katalisator (lihat

tabel 2.2).

Tabel 2.2 Manfaat arang aktif untuk zat cair

Maksud/Tujuan Pemakaian1. Industri obat dan makanan Menyaring dan menghilangkan warna, bau, rasa yang

tidak enak pada makanan

2. Minuman ringan, minuman Menghilangkan warna, bau pada arak/ minuman keraskeras dan minuman ringan

3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah, zat perantara4. Pembersih air Menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar

dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resindalam alat/penyulingan air

5. Pembarsih air buangan Mengatur dan membersihkan air buangan danpencemar, warna, bau, dan logam berat

6. Penambakan udang dan Pemurnian, menghilangkan bau dan warnabenur

7. Pelarut yang digunakan Penarikan kembali berbagai pelarut, sisa metanol, etil,kembali asetat dan Iain-lain

Sumber: ii11 p:,vYv\v\v.\\ annlek.net

2.2.1 Syarat Mutu Arang Aktif

Menurut Standard Industri Indonesia (S1I No. 0258-79) persyaratan arang

aktif adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Syarat Mutu Arang Aktif

Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Bagian yang hilang pada%

Maksimum

pemanasan 950°C/O

15

2. Air %Maksimum

10

3. Abu %Maksimum

2,5

4. Bagian yang tidak%

Tidak

mengarang ternyata

5. Daya serap terhadap%

Maksimum

larutan 12 20

Sumber: hup: v\ww warmsd;

Tempurung kelapa merupakan bahan yang baik sekali untuk dibuat arang

aktif yang dapat digunakan sebagai balian penyerap (adsorbant). Selain karena

kekerasamiya juga karena bentuknya yang tidak terlalu tebal sehingga memungkinkan

proses penyerapan berlangsung secara merata.

2.2.2 Proses Pembuatan

Pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa terdiri dari 2 tahapan, yaitu :

1. Proses pembuatan arang dari tempurung kelapa

2. Proses pembuatan arang aktif dari arang

Rendemen arang aktif dari tempurung kelapa sekitar 25% dan tar 6%

1. Pembuatan arang dari tempurung kelapa bahan baku:

Kebutuhan tempurung kelapa 1 ton/hari. Tempurung kelapa harus yang sudah tua,

kayunya keras, kadar air rendah, sehingga dalam proses pengarangan,

10

pematangannya akan berlangsung baik dan merata. Jika kadar air tinggi berarti

kelapa belum cukup tua, proses pengarangan akan berlangsung lebih lama.

2. Proses pembuatan arang aktif dari arang. Proses pembuatan arang aktif dilakukan

dengan cara "destilasi kering" yaitu pembakaran tanpa adanya oksigen pada

temperatur tinggi. Untuk kegiatan ini dibutuhkan prototype tungku aktivasi (alat

destilasi) yang merupakan kisi-kisi tempat arang yang diaktifkan dengan kapasitas

250 kg arang. Proses aktivasi dilakukan hanya dengan mengontrol temperatur

selama waktu tertentu (hup ;.;vvu\\ vwinmeLm.'0

Material karbon diaktifkan melalui beberapa proses antara lain :

1. Menghilangkan kadar air (dehidrasi)

2. Mengubah bahan-bahan organik menjadi karbon dasar ; menghilangkan bagian-

bagian nonkarbon (carbonization)

3. Pembakaran arang dan pembesaran pori (aktifasi)

Untuk menghilangkan kadar air material dipanaskan pada suhu 170°C

kemudian temperatur dinaikkan di atas 170°C untuk menghilangkan bagian-bagian

non karbon dalam keadaan hampa udara.

Aktivasi material diikuti oleh penggunaan uap panas atau karbondioksida

sebagai pengaktif, karbon dibakar pada suhu 750-950°C guna memperbesar jaringan

pori (Cheremisinoff, 1978).

2.2.3 Karakteristik Karbon Aktif

Ada beberapa karakteristik yang penting di dalam pengolahan air limbah

diantaranya luas permukaan, kerapatan partikel, densitas unggun (bulk density),

ukuran efektif, volume pori, analisa ayakan, kadar abu, angka iodium, kadar air dan

distribusi ukuran pori (Culp, RL dan Culp, GL, 1986).

Tabel 2.4 Karakteristik dari beberapa karbon aktif granular komersil

Karakteristik Fisik IC1 Calgon Westvaco Witco

American Filtrasorb Nuchar 517

Hydrodargo 300 WV-L (12x30)3000 (8x30) (8x30)

Luas permukaan total, m"7g 600-650 950-1500 1000 1050

Densitas unggun (bulk density), lb/ft" 22 26 26 30

Densitas partikel (kondisi basah), g/cm' 1,4-1,5 1,3-1,4 1,4 0,92

Ukuran efektif, mm 0,8-0,9 0,8-0,9 0,85-1,05 0,89

Koefisien keseragaman 1,7 11,9 £1,8 1,44

Ukuran ayak (US standar)>No. 8 maks. 8 % maks. 8 % maks. 8 % c

<No. 30 maks. 5 % maks. 5 % maks. 5 % maks. 5 %

Diameter partikel rata-rata, mm 1,6 1,5-1,7 1,5-1,7 1,2

Angka iodium min. 650 min. 900 min. 950 min. 1000

Angka abrasi b min. 70 min. 70 min. 85

Kadar abu b maks. 8 % maks. 7,5 % maks. 0,5 %

Kadar air b maks. 2 % maks. 2 % maks. 1 %

Keterangan :

b : tidak ada data dan pabrikc : tidak dapat diaplikasikan untuk ukuran karbon ini

Sumber : (Culp, RL dan Culp, GL, 1986)

Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan hal yang penting dalam

karbon aktif. Ukuran partikel karbon aktif mempengaruhi kecepatan adsorpsi, tetapi

tidak mempengaruhi kapasitas adsorpsi yang berhubungan dengan luas pennukaan

karbon (Cheremismoff, 1978). Jadi kecepatan adsorpsi yang menggunakan karbon

aktif serbuk (powder) lebih besar daripada karbon aktif butiran (granular). Luas

12

pennukaan total mempengaruhi kapasitas adsorpsi total sehingga meningkatkan

efektifitas karbon aktif dalam penyisihan senyawa organik dalam air buangan.

Ukuran partikel tidak terlalu mempengaruhi luas permukaan total sebagian

besar meliputi pori-pori partikel karbon. Struktur pori-pori karbon aktif

mempengaruhi perbandingan antara luas permukaan dan ukuran partikel.

Struktur pori adalah faktor utama dalam proses adsorpsi. Distnbusi ukuran

pori menentukan distribusi molekul yang masuk dalam partikel karbon untuk di

adsorp. Molekul yang berukuran besar dapat menutup jalan masuk ke dalam

micropore sehingga membuat area permukaan yang tersedia untuk mengadsorp

menjadi sia-sia. Karena bentuk molekul yang tidak beraturan dan pergerakan

molekul yang konstan, pada umumnya molekul yang lebih kecil dapat menembus

kapiler yang ukurannya lebih kecil juga.

Karena adsorpsi merupakan proses masuknya molekul ke dalam pori-pori,

menyebabkan proses adsorpsi karbon bergantung pada karakteristik fisik karbon

aktif dan ukuran molekul adsorbat (Cheremisinoff, 1978).

Ada dua macam pori dalam partikel karbon aktif yaitu micropore dan

macropore.

Diameter pori-pori tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pori-pori makrodengan diameter >1000A

2. Pori-pori mikro dengan diameter 10-1000 A .

(Cheremisinoff, 1978)

Gambar 2.1 Konsep Adsorpsi pada Permukaan Pori Karbon Aktif

(Cheremisinoff, 1978)

13

Setelah aktifasi karbon, karbon aktif bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis

yang mempunyai ukuran partikel yang berbeda dengan kapasitas adsorpsi yang

barbeda pula, yakni powder, jika ukuran diameter karbon aktif lebih kecil dari 200

mesh dan granular jika diameter karbon aktif berukuran lebih besar dari 0,1mm

(Metcalf dan Eddy, 1991). Dalam pengolahan air minum atau air limbah karbon aktif

bubuk dan karbon aktif granular mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-

masing(Supranto, 1988)

Penggunaan bubuk karbon aktif mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Sangat ekonomis karena ukuran butir yang kecil dan luas permukaan kontak

persatuan berat sangat besar.

2. Kontak menjadi sangat baik dengan mengadakan pengadukan cepat dan merata.

14

3. Tidak memerlukan tambahan alat lagi karena karbon akan mengendap bersama

lumpur yang terbentuk.

4. Kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme sangat kecil.

Adapun kerugiannya ialah:

1. Penanganan karbon aktif, karena berbentuk bubuk yang sangat halus.

Kemungkinan mudah terbang terbawa angm, sulit tercampur dengan air dan

mudah terbakar.

2. Karena tercampur dengan lumpur, maka sulit diregenerasi dan biaya operasinya

mahal.

3. Kemungkinan terjadi penyumbatan lebih besar, karena karbon aktif bercampur

dengan lumpur.

Kelebihan dari pemakaian karbon aktifgranular.

1. Pengoperasian mudah karena air mengalir dalam media karbon.

2. Proses berjalan cepat karena ukuran butiran karbonnya lebih besar.

3. Karbon aktif tidak bercampur dengan lumpur sehingga dapat diregenerasi.

Kerugiannya:

1. Perlu tambahan unit pengolah lagi, yaitu filter.

2. Luas permukaan kontak persatuan berat lebih kecil karena ukuran butiran karbon

besar.

15

2.3 Adsorpsi

Adsorpsi adalah proses yang terjadi pada permukaan suatu zat padat yang

berkontak dengan suatu larutan dimana terjadi akumulasi molekul-molekul larutan

pada permukaan zat padat tersebut.

Makin rendah kelarutan suatu zat organik di dalam air, makin mudah

diadsorpsi dari larutannya. Hal yang sama, makin kurang polar suatu senyawa

organik makin baik teradsorpsi dari larutan yang bersifat polar ke permukaan yang

non polar.

Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat

adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya,

sedangkan adsorban adalah merupakan media penyerap dalam hal ini berupa senyawa

karbon.

2.3.1 Mekanisme Adsorpsi

Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut

(soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana

terjadi suatu ikatan kimia-fisika antara substansi dengan penyerapanya. Proses

perlekatan dapat saja terjadi antara cairan dan gas, padatan, atau cairan lain.

Adsorpsi fisik terjadi karena adanya ikatan Van der waals, dan bila ikatan

tarik antar molekul zat terlarut dengan zat penyerapnya lebih besar dari ikatan antara

molekul zat terlarut dengan pelarutnya maka zat terlarut akan dapat diadsorpsi

(Reynold, 1982). Sedangkan adsorpsi kimia merupakan hasil dari reaksi kimia antara

molekul adsorbat dan adsorban dimana terjadi pertukaran elektron (Benefield, 1982).

16

Pada air buangan proses adsorbsi adalah merupakan gabungan antara adsorpsi

secara fisika dan kimia yang sulit untuk dibedakan, namun demikian tidak akan

mempengaruhi analisa pada proses adsorpsi. Adsorpsi terhadap air buangan

mempunyai tahapan proses seperti berikut (Benefield, 1982):

1. Transfer molekul-molekul adsorbat menuju lapisan film yang mengelilingi

adsorban.

~T. Ditusi adsorbat melalui lapisan tiim {film diffusion).

3. Difusi adsorbat melalui kapiler atau pori-pori dalam adsorban (proses pore

diffusion)

4. Adsorbsi adsorbat pada permukaan adsorban.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme adsorpsi adalah agitasi,

karakteristik karbon akitif, ukuran molekul adsorbat, pH larutan, temperatur dan

waktu kontak (Benefield, 1982).

1. Agitasi

Tingkat adsorpsi dipengaruhi oleh difusi film atau difusi pori yang bergantung

pada jumlah agitasi dalam sistem. Jika agitasi yang terjadi antara partikel karbon

dengan cairan relatif kecil, permukaan film dari liquid sekitar partikel akan menjadi

tebal dan difusi film akan terbatas.

17

2. Karakteristik karbon Aktif

Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik terpenting dari

karbon aktif sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon mempengaruhi tingkat

adsorpsi yang terjadi ; tingkat adsorpsi meningkat seiring mengecilnya ukuran

partikel. Tingkat adsorpsi untuk karbon aktif powder lebih cepat dari padagranular.

Total kapasitas adsorpsi tergantung pada total luas pennukaan dimana ukuran

partikel karbon tidak berpengaruh besar pada total luas permukaan karbon.

3. Ukuran molekul Adsorbat

Ukuran molekul merupakan bagian yang penting dalam adsorpsi karena

molekul harus memasuki micropore dari partikel karbon untuk diadsorpsi. Tingkat

adsorpsi biasanya meningkat seiring dengan semakin besarnya ukuran molekul dari

adsorbat.

Kebanyakan limbah terdiri dari bahan-bahan campuran sehingga ukuran

molekulnya berbeda-beda. Pada situasi ini akan memperburuk penyaringan molekul

karena molekul yang lebih besar akan menutup pori sehingga mencegah jalan

masuknya molekul yang lebih kecil. Posisi dari variasi ukuran molekul selama

terjadinya adsorpsi dapat dilihat pada gambar 2.2.

, :- J cm- -r

Gambar 2.2 Konsep penyaringan molekul pada pori-pori karbon aktif

(Cheremisinoff, 1978)

4. pH

pH mempunyai pengaruh yang sangat besar pada proses adsorpsi, karena pH

menentukan tingkat ionisasi larutan. Asam organik dapat diadsorpsi dengan mudah

pada pH rendah, sebaliknya basa organik dapat diadsorpsi pada pH tinggi. Pada

umumnya, adsorpsi bahan organik dari air limbah meningkat seiring dengan

menurunnya pH (Culp,RL dan Culp, GL, 1986). Pada pH rendah, jumlah ion H+

lebih besar; dimana ion H+ tersebut akan menetralisasi pennukaan karbon aktif yang

bermuatan negatif, sehingga dapat mengurangi halangan untuk terjadinya difusi

organik pada pH yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada pH tinggi, jumlah ion OH"

19

berlimpah, sehingga menyebabkan proses difusi bahan-bahan organik menjadi

terhalang (Rani Sahu,www.GISdevelopment.net). pH optimum untuk proses adsorpsi

harus didapat dari tes laboratorium.

5. Suhu

Tingkat adsorpsi akan meningkat dengan memngkatnya suhu dan akan

menurun dengan menurunnya suhu. Karena adsorpsi merupakan proses eksoterm,

maka dari itu tingkat adsorpsi umumnya meningkat sejalan dengan menurunya suhu

dan menurun pada suhu yang tinggi.

6. Waktu Kontak

Waktu kontak merupakan hal yang sangat menentukandalam proses adsorpsi.

Gaya adsorpsi molekul dari suatu zat terlarut akan meningkat apabila waktu

kontaknya dengan karbon aktif makin lama. Waktu kontak yang lama memungkinkan

proses difusi dan penempelan molekul zat terlarut yang teradsorpsi berlangsung lebih

baik.

2.4 Isotherm Adsorpsi

Data yang dikumpulkan selama pengujian adsorpsi akan menunjukkan

kemampuan karbon dan akan memberi informasi yang berharga jika dapat

diterangkan dengan baik. Beberapa persamaan matematika telahdikembangkan untuk

menguraikan distribusi equilibrium keseimbangan antara fase cair dan padat dan

tujuannya untuk menjelaskan data adsorpsi. Persamaan ini diterapkan ketika tes

adsorpsi dilakukan pada suhu yang konstan yang kemudian dikenal sebagai isotherm

20

adsorpsi. Ada tiga macam persaman isotherm adsorpsi yang biasa digunakan yaitu

isotherm Langmuir, isotherm Freundlich dan isotherm Brunaur-Emmett-Teller (BET)

(Benefield, 1982).

1. Isotherm Langmuir

x abc

m 1 + ac(pers.2)

dimana:

x = jumlah material adsorbat (mg atau g)

m = berat adsorban (mg atau g)

C = konsentrasi larutan setelah proses adsorpsi

a dan b = konstanta

2. Isotherm Freundlich yang merupakan suatu rumus empiris yang mewakili

equilibrium adsorpsi untuk konsentrasi zat terlarut tertentu :

—=KCl" (pers.3)m

dimana:

x = jumlah zat terlarut yang teradsorpsi (mg, g)

m = berat adsorban

C = konsentrasi larutan (mg/l)

Kdann = konstanta eksperimen

3. Isotherm Brunaur-Emmett-Teller (BET)

-x- ACx„

m(Cs-C) l+(A-l)(

( s

Dimana :

x = jumlah zat terlarut yang teradsorpsi (mg atau mol)

21

(Pers.4)

m = berat adsorban (mg atau g)

xm = jumlah zat terlarut yang teradsorpsi dalam bentuk monolayer yang

komplit (mg/g, mol/g)

Cs = konsentrasi jenuh larutan (mg/l, mol/1)

C = konsentrasi kesetimbangan larutan ( mg/l, mol/1)

A = konstanta dari energi interaksi antara larutan dan permukaan adsorbent

2.5 Regenerasi Karbon

Peremajaan karbon adalah suatu sistem dimana karbon yang telah jenuh

dengan bahan-bahan organik terserap dan tidak dapat lagi dilepas oleh sistem

pencucian, akan dilepas dengan memberi uap panas.

Uap panas yang diperlukan untuk melepaskan senyawa-senyawa organik

terserap adalah sama dengan besarnya panas yang dibutulikan untuk menguapkan

senyawa organik dalam proses penguapan senyawa organik suatu substansi, yaitu

sebesar 1600 sampai 1800°F (Cheremisinoff, 1978).

22

2.6 Hipotesa

Berdasarkan tinjauan pustaka, karbon aktif dapat mengadsorb COD dalam air

limbah, sehingga kadar COD dalam air limbah menjadi lebih kecil.

Hipotesa penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karbon aktif dari arang tempurung kelapa dapat digunakan sebagai adsorben

untuk menurunkan konsentrasi COD dalam limbah. Efisiensi penurunan COD

dengan menggunakan karbon aktif akan meningkat seiring dengan menurunnya

pH.

2. Semakin lama waktu operasi reaktor maka karbon aktif tempurung kelapa

semakin jenuh.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah limbah cair yang berasal dari laboratorium terpadu

Universitas Islam Indonesia.

3.3 Waktu Penelitian

Pada proses batch, penelitian dilakukan pada tanggal 24-25 Sepetember 2004

dan sampel diperiksa pada tanggal 27 September 2004. Untuk proses kontinyu,

penelitian dilakukan pada tanggal 13 Januari 2005 dan sampel diperiksa tanggal 17-

19 Januari 2005.

3.4 Kerangka Penelitian

Adapun kerangka penelitian untuk tugas akhir ini dapat dilihat pada diagram

penelitian, yaitu pada gambar 3.1.

23

Persiapan ReaktorBatch

Ide Penelitian

Studi Literatur

Pengujian awalpHCOD

Pelaksanaan

Proses Batch

Hasil Proses

Batch

Pelaksanaan

Proses Kontinvu

Hasil Proses

Kontinyu

Analisa dan

Pembahasan

Kesimpulan

Persiapan ReaktorKontinyu

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

24

25

3.5 Parameter dan Variabel Penelitian

3.5.1 Parameter Penelitian

Pada penelitian ini ditekankan pada data parameter-parameter mencakup

sebagai berikut:

No. Parameter

COD

2. J>H_

Tabel 3.1 Parameter Penelitian

Satuan

mg/l

Standar Kualitas Air

PP No. 82 th 2001*

?5

6-9

Metode Uji

Titrimetri (SK SN1M-70-1990-03)

pH stick

* Lampiran 4

3.5.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel pengaruh yaitu dosis karbon aktif , variasi kadar pH, dan waktu

pengambilan sampel.

2. Variabel terpengaruh yaitu kualitas parameter COD dalam air limbah

laboratorium Universitas Islam Indonesia.

3.6 Metode Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian proses adsorpsi dilakukan dengan dua cara yaitu secara

batch dan kontinyu dengan aliran ke bawah (secara gravitasi).

Dari proses ini dihasilkan nilai perbandingan besar COD yang terserap untuk

tiap karbon pada saat C-C* yang ditampilkan dalam grafik isotherm Freundlich.

26

3.6.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

3.6.1.1 Proses Batch

Proses batch dilakukan dengan dua macam variasi yaitu pH dan dosis karbon

aktif, dengan rician masing-masing:

- Variasi pH: 7, 8, 9, dan 10

- Variasi dosis karbon aktif: 1000 mg, 2000 mg, 3000 mg dan 4000 mg.

Pada proses batch ini menggunakan jar test yang dilakukan dengan cara :

- Lakukan pemeriksaan air sampel terlebih dahulu untuk parameter COD

nya.

- Siapkan 4 buah gelas beker ukuran 1 liter masing-masing diisi 200 ml

sampel air dengan kadar pH masing-masing 7, 8,9 dan 10.

- Untuk variasi pHdengan mengatur penambahan kapur sehingga diperoleh

pH sesuai dengan yang diinginkan.

- Kemudian diletakkan pada jar test.

- Tambahkan karbon aktif dengan dosis 1000 mg.

- Kocok dengan kecepatan 150 RPM selama 2 jam.

- Analisa hasil percobaan

- Ulangi dengan carayang sama dengan variasi dosis karbon aktif.

27

3.6.1.2 Proses Kontinyu

a. Persiapan Alat dan Bahan

Peralatan yang berupa kolom, stop kran, reservoar serta peralatan

pendukung lainnya dirangkai dan dipasang.

Menyiapkan sampel yang akan digunakan.

Memasukkan sampel ke dalam reservoar dan stop kran untuk pengatur

debit ditutup rapat.

Kolom diisi karbon aktif dengan ketinggian 40 cm.

b. Menjalankan Alat

Proses kontinyu dilakukan dengan menggunakan pH 8 karena hasil pada

proses batch pH 8 merupakan pH yang paling bagus menyerap COD.

Pengoperasian reaktor karbon aktif kontinyu dilakukan dengan cara :

Lakukan pemeriksaan air sampel terlebih dahulu untuk parameter COD

nya.

Sampel yang telah dimasukkan ke dalam reservoar dialirkan secara

gravitasi. Debit pengaliran ditentukan sesuai dengan perhitungan yaitu

sebesar 0,187 liter/menit. Pengaturan debit dilakukan dengan mengatur

bukaan stop kran dan menjaga tinggi muka air dalam reservoar.

Air sampel dialirkan ke filter karbon aktif reaktor 1 kemudian ambil

sampel air melalui titik sampling 1.

Dari filter karbon aktif reaktor 1, air dialirkan ke filter karbon aktif reaktor

2.

28

Dari reaktor karbon aktif 2, air dialirkan ke bak penampung kemudian

ambil sampel air di titik sampling 2.

Air hasil pengolahan selanjutnya diperiksa ke laboratorium untuk

diperiksa kualitasnya.

3.6.2 Pemeriksaan Hasil Penelitian

Seperti yang dijelaskan pada bagan pelaksanaan penelitian, sampel-sampel

yang telah selesai mengalami proses (baik batch maupun kontinyu) akan dianalisa di

Laboratorium Kualitas Air Universitas Islam Indonesia menggunakan metode

Titrimetri (SK SNI M-70-1990-03).

Keterangan :1. bak penampung air limbah2. kran pengatur debit3. kolom 1

4. titik sampling I5. kolom 2

6. bak penampung air bersih7. pompa8. bak penamgung air limbah

Gambar 3.2 Reaktor Sistem Kontinyu

29

30

3.7 Analisa Data

Analisa data untuk penentuan kualitas air dengan membandingkan antara

konsentrasi COD pada limbah awal dengan konsentarsi COD setelah menjalankan

reaktor batch dan kontinyu dengan menggunakan persamaan overall efficiency yaitu :

n=C'Q~Cgxl00%Co ^^

dimana, rj = Overall Efficiency (%)

Co = Konsentrasi Awal (mg/l)

Ce = Konsentrasi Akhir (mg/l)

Pada penelitian ini digunakan model isotherm Freundlich karena persamaan

ini sudahdigunakan secara luas (Masschelein,1992) dan lebih memberikan hasil yang

memuaskan (Wesley, 1989).

Setelah diperoleh persamaan isotherm Freundlich kemudian dapat dihitung

waktu operasi reaktor dengan menggunakan model matematika berdasarkan mass

transfer model. Digunakannya persamaan ini karena dapat memudahkan untuk

membuat sebuah kurva theortical breakthrough dan menentukan karakteristik operasi

yang akan digunakan untuk mendisain sebuah kolom adsorpsi (Benefield, 1982).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Batch

4.1.1 Hasil Pengujian Awal Kadar COD dan pH Sebelum Proses Adsorpsi

Hasil awal pengujian pH dan kadar COD dalam limbah laboratorium terpadu

Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil pengujian awal kadarCODdanpH sebelum prosesadsorpsi

No. Parameter Satuan Hasil Analisis

1. COD Mg/l 81,3

2. pH 8

4.1.2 Hasil Pengujian Pengaruh pH dan Berat karbon Aktif Terhadap

Efisiensi Penyerapan Kadar COD pada Proses Batch

Percobaan pada metode ini dilakukan pada kondisi:

• Konsentrasi COD (awal):

o pH7 =85,8 mg/l

o pH8 =81,3 mg/l

o pH9 =61,2 mg/l

31

o pH 10 = 53,8 mg/l

Volume limbah cair

Berat adsorbant (karbon aktif)

Kecepatan pengadukan

Waktu pengadukan

200 ml

1 gr, 2 gr, 3 gr dan 4 gr.

150 RPM

2 jam

32

Untuk mengetahui pengaruh pH dan berat karbon aktif terhadap efisiensi

penurunan COD dalam limbah cair laboratorium dapatdilihat pada tabel 4.2, gambar

4.1 , gambar 4.2 dan gambar 4.3.

Tabel 4.2. Hasil pengujian pengaruh pH dan berat karbon aktif terhadap efisiensi

penurunan COD dalam limbah cair

Berat Karbon Aktif Efisiensi

pH (gr) C removal

(mg/l) (%)7 0 85,8

1 56,1 35

2 46 46

3 39,9 53

4 34 60

8 0 81,31 62,4 23

2 50 38

3 38,9 52

4 25,8 68

pH Berat Karbon Aktif Efisiensi

(gr) C

(mg/l)removal

(%)9 0 61,2

1 45.2 26

2 36,1 41

3 29,8 51

4 26.9 56

10 0 53,8

1 44.6 17

2 35,7 34-> 26,8 50

4 18 67

Dari tabel dibuat grafik hubungan antara pH (sumbu x) dengan konsentrasi

COD (sumbu y), hubungan pH (sumbu x) dengan efisiensi removal (sumbu y). selain

itu dibuat juga grafik antara hubungan berat karbon yang digunakan (sumbu x)

dengan efisiensi removal (sumbu y).

100

10

pi I

-C Awal U 1 gram 2 gram X 3 gram X 4 gram

Gambar 4.1. Grafik hubungan antara pH dengan konsentrasi COD

34

"1 gr" "2 gr" "3gr" "4 gr"

Gambar 4.2. Grafik hubungan antara pH dengan efisiensi penurunan konsentrasi

COD

-pll 7

2 3

Berat Karbon Aktif (gram)

»—pH8 pH9 -pH 10

Gambar 4.3. Grafik hubungan antara berat karbon aktif dengan efisiensi penurunan

konsentrasi COD

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa karbon aktif dapat menurunkan

kandungan COD dalam sampel air limbah. Untuk meminimalkan konsentrasi COD

tersebut parameter yang berpengaruh pada proses adsorpsi yaitu banyaknya dosis

15

karbon aktifyang digunakan dan pH dan limbah tersebut. Pada percobaan mi variasi

dosis karbon aktif yang digunakan yaitu 1000 mg, 2000 mg, 3000 mg dan 4000 mg.

Sedangkan untuk variasi pH nya 7, 8,9 dan 10.

Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa efisiensi penurunan COD dengan

menggunakan karbon aktif akan meningkat seiring dengan menurunnya pH. Seperti

yang dijelaskan pada sub bab 2.3.2 , hal ini disebabkan karena pada pH rendah,

jumlah ion H+ lebih besar; dimana ion H+ tersebut akan menetralisasi permukaan

karbon aktif yang bermuatan negatif, sehingga dapat mengurangi halangan untuk

terjadinya difusi organik pada pH yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada pH tinggi,

jumlah ion OH" berlimpah, sehingga menyebabkan proses difusi bahan-bahan organik

menjadi terhalang.

Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa semakin banyak karbon aktif yang

digunakan dalam proses batch, efisiensi penurunan konsentrasi COD semakin besar.

Hal ini disebabkan karena luas pennukaan karbon aktif untuk mengadsorb bahan

organik lebih besar. Efisiensi removal pada pH 7 (untuk berat karbon 1-3 gr) lebih

baik daripada pH 8. Tetapi kondisi ini tidak terjadi pada saat berat karbon yang

digunakan sebesar 4 gr. Efisiensi removal pada saat pH 8 lebih besar danpada pH 7.

Dari beberapa literatur (Culp,RL dan Culp, GL, 1986; Masschelein,1992; www. eco-

web.hmtl; Rani Sahu, •. •• ' - : .'- • •-;) tidak didapatkan penjelasan

mengenai fenomena ini, kondisi yang ada pada penehtian-penehtian sebelumnya

(Rani Sahu meneliti efisiensi karbon aktif dalam proses adsorpsi bahan organik

36

menggunakan limbah dengan range pH antara 1-12; Anonim menggunakan range pH

antara 5-8,7) menunjukkan bahwa efisiensi penurunan COD akan meningkat seiring

dengan menurunnya pH. Apakah ini suatu kejadian khusiis atau kejadian umum,

untuk mengetahuinya perlu penelitian lebih lanjut.

Karena persentase removal terbesar untuk menurunkan konsentrtasi COD

dalam air limbah terjadi pada pH 8 dimana konsentrasi awal 81,3 mg/l dapat

diturunkan menjadi 25,8 mg/l, efisiensi penurunannya mencapai 68%, maka pada

proses kontinyu reaktor dioperasikan dengan menggunakan limbah dengan pH 8 (pH

awal air limbah laboratorium).

Dan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat dicari model sorpsinya. Model

sorpsi COD oleh karbon aktif dalam sistem batch dapat ditentukan dengan

pendekatan persamaan sorpsi pada kesetimbangan yang disebut isotherm adsorpsi.

Pada pengamatan ini menggunakan model persamaan isotherm Freundlich pada

kesetimbangan adsorpsi.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran 2, diperoleh harga k = 0,0009 dan n

= 3,04785 sehingga besarnya penyerapan COD menggunakan karbon aktif adalah:

x/m = 0,0009 * C0-3281

Nilai persamaan di atas memberikan infonnasi untuk memperkirakan operasi dari

adsorpsi karbon aktif.

37

4.2 Proses Kontinyu

4.2.1 Hasil Pengujian Awal Kadar COD dan pH Sebelum Proses Adsorpsi

Hasil pengujian awal pH dan kadar COD dalam limbah laboratorium terpadu

Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.3.

isil pengujian awal kadar COD dan pH sebelum proses adsorpsi

"No. Parameter I Satuan Hasil Analisis |f

1. COD i mg/l 97.68 |i

2. pHi

8

4.2.2 Hasil Pengujian Pengaruh Waktu Pengambilan Sampel Terhadap

Efisiensi Penyerapan Kadar COD pada Proses Kontinyu

Proses kontinyu yang dilakukan dalam percobaan adalah tipe fixed bed

column dimana media adsorben dalam keadaan terendam. Kolom yang digunakan

dalam proses kontinyu ini sebanyak 2 buah kolom yang disusun secara sen dan air

limbah dialirkan secara gravitasi.

Adapun kondisi pengoperasian adalah :

• Konsentrasi COD awal = 97,68 mg/l

• pH =8

• Tinggi media adsorben = 40 cm

- Debit =0,187 1/m

• Jumlah kolom = 2 buah

38

Dari proses batch diperoleh lamanya waktu pengoperasian yang dibutuhkan

untuk mencapai titik jenuh dalam kolom (lampiran 3). Waktu pengoperasian (run

time) yang di dapatkan adalah 8 jam 51 menit. Tetapi dalam pelaksanaan penelitian,

reaktor dioperasikan selama 9 jam. Dan sampel diambil setiap 1jam pada setiap titik

sampling.

Hasil pengujian pengaruh waktu pengambilan sampel dan kadar COD dalam

limbah laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.4 ,

gambar 4.4 , 4.5 , 4.6 dan 4.7.

Tabel 4.4. Hasil pengujian pengaruh waktu pengambilan sampel terhadap efisiensi

penurunan COD dalam limbah cair

No. Titik Waktu Konsentrasi Konsentrasi Efisiensi

Pengambilan Kumulatif Awal (mg/l) Akhir Penurunan

Sampling (jam) (mg/l) (%)

1i. I I 97,86 37,28 61,90

2 97,86 41,94 57,143 97,86 46,6 52,38

4 97,86 46,6 52,38

5 97,86 51,26 47.62

6 97,86 79,22 19,057 97,86 83,88 14,29

8 97,86 88,54 9,529 97,86 88,54 9,52

2. 2 l 37,28 9,32 75,002 41,94 18,64 55,56

3 46.6 18,64 60,00

4 46,6 18,64 60,00

5 51,26 27,96 45,45

6 79,22 46,6 41,18i 7 83,88 51,26 38,89

8 88,54 65,24 26,32

i 9 88,54 74,56 15,79

39

Dari tabel dibuat grafik hubungan antara Efisiensi removal (sumbu y) dan

waktu operasi (sumbu x) yang ditunjukkan pada gambar 4.4 dan 4.5. Selain itu

dibuat juga grafik hubungan antara hubungan antara C (sumbu y) dan waktu operasi

(sumbu x). Grafik yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi dan waktu operasi

dalam proseskontinyu disebut sebagai breakthrough curve (gambar 4.6dan 4.7).

70

60

? 40o

I 30

5= 20LU

10

t(jam)

10

Gambar 4.4. Grafik hubungan antara waktu dengan efisiensi removal COD

pada kolom 1.

40

Gambar 4.5. Grafik hubungan antara waktu dengan efisiensi removal COD

pada kolom 2.

20

10

Ujam)

10

Gambar 4.6. Grafik hubungan antara waktu dengan konsentrasi COD pada

kolom 1.

41

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara waktu dengan konsentrasi COD pada

kolom 2.

Dari gambar 4.4 dan 4.5 menunjukkan bahwa efisiensi karbon aktif dalam

meremoval COD semakin menurun seiring dengan bertambahnya waktu operasi. Hal

mi terjadi karena kemampuan karbon aktif dalam mengadsorb COD berkurang.

Berkurangnya kemampuan karbon aktifdisebabkan karena pon-pon pada pennukaan

karbon tertutup oleh molekul yang telah diserapnya.

Dari proses kontinyu pada kolom 1 diperoleh (gambar 4.6):

• Breakthrough point dicapai pada saat t = 5 jam.

• Volume breakthrough = 5 * 60 menit * 0,187 1/menit

= 56,1 L.

Exhaustpoint dicapai pada saat t 8 jam

42

Dari proses kontinyu pada kolom 2 diperoleh (gambar 4.7):

• Breakthrough point dicapai pada saat t =5 jam.

• Volume breakthrough = 5 * 60 menit * 0,187 1/menit

= 56,1 L.

• Exhaust point pada kolom 2 belum dicapai. Hal ini bisa disebabkan karena

konsentrasi air limbah yang masuk pada kolom 2 merupakan output dan

kolom 1. Dimana konsentrasi yang masuk lebih kecil dan kandungan limbah

ada yang sudah teradsorp terlebih dahulu pada kolom 1.

Breakthrough point ditentukan berdasarkan nilai dari effluent limbah yang keluar dari

kolom dengan tetap memperhatikan safety factor (faktor keamanan) (Ronald L,

1997). Breakthrough point menunjukkan volume air yang melintas (melewati) kolom

karbon aktif sebelmn konsentrasi maksimum dari effluent dicapai

(Eckenfelder,1989). Pada kolom 1 dan kolom 2 diperoleh waktu breakthrough yang

sama. Hal ini disebabkan karena pada saat 5 jam pengoperasian, kemampuan karbon

aktif pada kolom 1 untuk menyerap bahan organik sudah mulai berkurang, sehingga

konsentrasi limbah yang masuk ke dalam kolom 2 juga semakin besar. Pada sistem

kontinyu, konsentrasi larutan berpengaruh besar pada kemampuan karbon aktif untuk

mengadsorp bahan organik. Konsumsi karbon aktif akan meningkat seiring dengan

meningkatnya konsentrasi larutan. Selain itu, waktu breakthrough point yang sama

antara kolom 1 dan kolom 2 dimungkinkan karena debit air limbah yang dialirkan

melalui kolom sangat kecil sehingga jatuhnya air yang masuk ke dalam kolom tidak

43

merata (tidak merendam karbon aktif secara menyeluruh) dan menyebabkan proses

adsorpsi hanya terjadi padasebagian karbon aktif.

Kemungkinan lain yang menyebabkan waktu breakthrough point yang sama

antara kolom 1 dan kolom 2 adalali karena pengaruh faktor-faktor yang

mempengaruhi proses adsorpsi dari kabon aktif seperti kompetisi dari molekul larutan

dan kompetisi ion (sub bab 2.3.2)

Limbah laboratorium Universitas Islam Indonesia merupakan limbah

campuran yang terdiri dari berbagai bahan, sehingga ukuran molekulnya berbeda-

beda. Pada situasi ini akan memperburuk penyaringan molekul karena molekul yang

lebih besar akan menutup pori sehingga mencegah jalan masuknya molekul yang

lebih kecil (seperti yang dijelaskan pada sub bab 2.2.3). Selain itu, dalam proses

adsorpsi balian organik perlu diperhatikan komposisi ion dan pengaruh elektrolit lain

yang terdapat dalam air limbah. Kehadiran logam pada limbah juga mempunyai

pengaruh besar terhadap adsorpsi bahan organik, karena ion logam bermuatan positif

pada permukaan karbon akan meningkatkan energi atraksi (Cheremisinoff,1978).

Exhausted point diperoleh ketika karbon aktif tidak mampu lagi meremoval

bahan organik. Hal ini ditunjukkan oleh garis yang mendatar pada gambar 4.6 dimana

karbon aktif mulai jenuh pada jam ke 8. Konsentrasi air pada saat exhaust (Ce)

adalah 0,90-0,99 dan konsentrasi awal (Co) (Ronald L, 1997).

44

4.3 Analisa Hasil Proses Batch dan Kontinyu Untuk Aplikasi Pengolahan

Limbah Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia

Dari hasil proses batch, efisiensi removal tertinggi sebesar 68 % dengan

konsentrasi limbah awal sebesar 81,3 mg/l dan konsentrasi akhir limbah sebesar 25,8

mg/l. Sedangkan pada proses kontinyu, konsentrasi limbah awal 97,68 mg/l dan

konsentrasi limbah akhir setelah melewati kolom I pada jam pertama konsentrasi

limbah menjadi 37,28 mg/l. Hal ini menunjukkan pada proses kontinyu efisiensi

removal yang diperoleh sebesar 61,90 %.

Pada sistem batch, waktu kontak antara adsorbat dengan adsorban lebih lama

daripada proses kontinyu, tetapi dapat dilihat bahwa efisiensi removal pada sistem

batch tidak jauh berbeda dengan sistem kontinyu yang waktu kontaknya lebih kecil.

Hal ini dimungkinkan karena waktu kontak yang lama dan kondisi air yang turbulen

memungkinkan molekul-molekul yang sudah terserap lepas dari permukaan ataupun

pori-pori adsorban.

Ketika karbon aktif di dalam kolom 1 pada sistem kontinyu diregenerasi,

kolom 2 melanjutkan proses adsorpsi untuk meremoval zat pencemar guna

memelihara mutu air. Setelah kolom 1 diisi kembali dengan karbon baru, dan ketika

karbon aktif dalam kolom 2 sudah jenuh, proses adsorpsi akan tetap dilanjutkan oleh

kolom 1. Hal ini yang menyebabkan sistem kontinyu menjadi lebih efisien

(Cheremisinoff,1978). Metode ini dapat juga diterapkan pada sistem batch, dimana

dalam proses pengolahan limbah digunakan dua atau lebih reaktor. Apabila reaktor

45

pertama mengalami proses pengendapan maupun regenerasi karbon, reaktor lain

tetap dapat dioperasikan untuk meremoval zat pencemar yang ada dalam limbah.

Proses hatch hanya mampu mengolah limbah dengan volume yang kecil,

sedangkan proses kontinyu mampu mengolah limbah yang volumenya besar. Pada

sistem fixed bed kolom, adsorbat mengalami kontak dengan adsorban secara terus

menerus (kontinyu) (K. Vasanth Kumar dkk, 2004).

Biaya konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta biaya-biaya regenerasi dan

adsorpsi karbon tergantung pada karakteristik dan air limbah yang akan diolah,

kapasitas dan rancang bangun unit pengolahan (plant), dan lokasi dari plant. Biaya

konstrtuksi meliputi reaktor karbon, sistem pengangkutan karbon, regenerasi karbon,

sistem pemompaan influent dan sistem backwash pada reaktor (jika diaphkasikan).

Biaya operasi dan pemeliharaan meliputi pembelian karbon, regenerasi karbon, daya

listrtik yang digunakan untuk pemompaan dan kontrol dan penggantian komponen

reaktor yang rusak (Anonim, EPA 832-F-00-017, 2000).

Dari analisa diatas, untuk alternatif pengolahan limbah laboratorium terpadu

Universitas Islam Indonesia, proses kontinyu memberikan hasil yang lebih efektif dan

efisien sehingga dapat diaphkasikan sebagai unit pengolahan limbah.

v^„

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan, dapat diambil beberapa

kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian sebagai berikut:

1. Pada proses batch, efisiensi removal dari COD dalam air limbah meningkat

seiring dengan semakin banyaknya dosis karbon aktif yang digunakan.

Prosentase removal COD paling tinggi terjadi pada saat pH 8 sebesar 68%

dengan dosis karbon aktif sebanyak 4 gram.

2. Pada proses kontinyu, kolom ke 1 mencapai breakthrough setelah 5 jam

pengoperasian dengan konsentrasi limbah sebesar 51,26 mg/l dan mencapai

exhaust point setelah 8 jam pengoperasian, konsentrasi pada saat exhaust point

dicapai sebesar 88,54 mg/l. Sedangkan pada kolom ke 2, breakthrough terjadi

setelah 5 jam pengoperasian dengan konsentrasi limbah sebesar 27,96 mg/l dan

setelah 9 jam pengoperasian karbon aktif beium mencapai exhaustpoint.

3. Untuk aplikasi pengolahan limbah laboratorium terpadu Universitas Islam

Indonesia digunakan sistem kontinyu karena memberikan hasil yang lebih efektif

dan efisien.

46

47

5.2 Saran

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternant'

pengolahan limbah laboratorium terpadu UII.

2. Penelitian dengan metode adsorpsi ini perlu dilanjutkan lagi dengan variabel

penelitian yang berbeda, misalnya variasi bahan karbon aktif, variasi waktu

pengadukan, ketinggian kolom, diameter partikel, media bed, temperatur, debit

dan Iain-Iain, sehingga diharapkan dapat melengkapi penelitian yang sudah

dilakukan.

3. Memperhatikan faktor mteraksi dengan parameter lain (pengaruh berbagai unsur

lain dalam limbah).

4. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengamh pH terhadap efisiensi removal

COD pada sistem batch.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Wastewater Technology Fact Sheet: Granular Activated CarbonAdsorption and Regeneration, EPA 832-F-00-017, US EnvironmentalProtection Agency, Office of Water, Washington, D.C.

Anonim, 2001, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,www.ri.go.id

Anonim, 1998. Arang Aktif Dari Tempurung Kelapa, Pusat Dokumentasi danInformasi Ilmu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,http://\\w\\.\\arintek.nct/arang aktif.htm

Anonim, 1991, Kumpulan SNI Bidang PU Mengenai Kualitas Air, YayasanBadan Penerbit PU, Jakarta

Anonim, Activated Carbon and Membrane Processes for Disinfection Byproduct (DBP) and Microbial Control, www.epa.gov

Benefield, L.D., Judkins Jr., J.F., Weand, B.L., 1982. Process Chemistry For WaterAnd Wastewater Treatment, Prentice-Hall, Inc, Ney Jersey

Cheremisinoff, 1978, Carbon Adsorption Hand Book, Ann Orbon Science

Culp, R.L., dan Culp, G.L., 1986, Hand Book of Public Water System. Mc Graw-Hill, New York

Eckenfelder , W. Wesley, Jr.. 1989. Industrial Water Pollution Control 2ndEdition, Mc Graw-Hill Book Company, Singapore

Kumar K. Vasanth, K Subanandam, V. Ramamurthi dan S. Sivanesan , 2004, SolidLiquid Adsorption for Wastewater Treatment:Principle Design andOperation, \w\w.eco-ueb.html

Metcalf and Eddy, 1991, Wastewater Engineering Treatment, Disposal and Reuse3rd Edition, Mc Graw. Inc., New York. USA

Rani Sahu, 2005, Fly Ash Based Low Cost Method For COD Removal FromDomestic Wastewater, in www.CilSdevelopment.net

Reynold, T. D, 1982, Unit Operations and Process in Environmental Engineering.Brooks/Cole Engineering Division Monterey, California

Ronald L, Droste, 1997, Theory and Practice of Water and WastewaterTreatment, John Wiley and Sons. Inc, New York

Santika Simestri Sri dan Alaerts, G,1984, Metoda Penelitian Air, Usaha Nasional,Surabaya, Indonesia

Supranto, 1996, Pemakaian Karbon Aktif Dalam Penyediaan Air Minum, JurnalIlmiah STTL, Jogjakarta

Willy J. Masscheilein.. 1992, Unit Process in Drinking Water Treatment, MarcelDekker, Inc, New York

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN ISOTERM FREUNDLICH

r- Konsentrasi limbah COD

V Konsentrasi COD yang diinginkan

81.3 mg/l

26 mg/l

m Volume C x/m

No (mg) (ml) (mg/l) x(mg) (mg/mg)

1 0 200 81,3

2 1000 200 62,4 3.78 0,00378

3 2000 200 50 6,26 0,00313

4 3000 200 38.9 8,48 0,00283

5 4000 200 25.8 11.1 0,00278

Keterangan :

m = berat karbon aktif (mg)

V = volume sampel (ml)

C = konsentrasi COD akhir (mg/l)

x = konsentrasi COD yang teradsorpsi (mg)

x/m = kapasitas adsorpsi per satuan carbon (mg/mg)

x=(81,3 mg/l-62A mg/l): 2°° ml

= 18,9 mg/1x0,2 / = 3.78 mg

x 3.78 mg

1000 milliter

m 1000 mg karbon= 0,00378 mg/mg

Persamaan Isotherm Freundlich adalah:

log — = log K + —log Cm n

0,01000

10 11)0

- 0,00100 p

.0,3281y « 0.0009X

0,00010

Dari grafik Isoterm Freundlich di atas didapatkan nilai K = 0,0009 sedangkan n

3,04785.

LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN DEBIT YANG DIGUNAKAN PADA SISTEM KONTINYU

Perhitungan debit untuk proses kontinyu

> Diameter dalam kolom = 10,3 cm

> Ketinggian karbon aktif dalam kolom = 40 cm

> Luas Penampang (A) = —7r(\0,3)cm~4

y Waktu rencana (t)

> Debit (Q)

> Kecepatan (v)

> Debit (Q)

= 83,323 crrT

= 0,089655 ft2

= 17,78 menit

= Kecepatan linier (v) x luas permukaan kolom bagian

dalam (A)

= tinggi kolom / waktu rencana

= 40 cm/ 17,78 menit

= 2,2497 cm/menit

= 0.073808 ft/menit

= 2,2497 cm/menit x 83,323 cm2

= 187.45 cnvVmenit

= 0,0495 gpm

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN RUN TIME

> Dari hasil batch adsorpsi untuk meremoval COD dalam air limbah menggunakan

karbon aktif diperoleh persamaan Ereundlich Isotherm yang kemudian diplotkan

sebagai garis equilibrium. Persamaan tersebut yaitu

0,0045

0,0040

0,0035

E

0,0030

0,0025

F0.0020

E0,0015

1* 0,0010

0,0005

0,0000

0,3281= 0.0009.C'"-'

m

30 40 50

C (mg/l)

60

-♦—operating line —»—equilibrium lineLinear (operating line) Power (equilibrium line)

Gambar I Garis Equilibrium dan Operating

70

Untuk garis operating diperoleh dengan mengikuti koordinat :

Co = 81,3 mg/l

x

m

=0,00381 mgCODmg karbon

80 90

Menentukan nilai C-C* dari gambar 1 dengan nilai x/m yang bervariasi dan

kemudian hitung nilai (C-C*)"1. Hasil perhitungan dapat dilihat dari tabel 1.

Tabel

X/m C C* C-C* (C-C*)"1(\c-cyyldc

(Vk-Vh)0,001219 h 26 2,521 23,490 0,043 0 0

0,001399 30 3,836 26,015 0,038 0,155 0,07

0,001579 34 5,548 28,145 0,036 0,297 0,14

0,001759 38 7,709 29,824 0,034 0,430 0,20

0,001939 41 10,374 31,000 0,032 0,556 0,26

0,002119 45 13,598 31,617 0,032 0,678 0,32

0,002299 49 17,433 31,622 0,032 0,800 0,37

0,002479 53 21,936 30,960 0,032 0,923 0,43

0,002659 57 27,161 29,576 0,034 1,050 0,49

0,002839 61 33,162 27,416 0,036 1,184 0,55

0,003019 64 39,996 24,423 0,041 1,333 0,62

0,003199

0,003379

68

72

47,717

56,381

20,543

15,719

0,049

0,064

1,503

1,715

0,70

0,80

0,003559 76 66,043 9,898 0,101 2,015 0,94

0,00361 77 68,970 8,059 0,124 2,136 1,00

0,140

0,120

0.100

6 0,080

~ 0,060

0,040

0,020

0,000

20 40 60

Gambar 2 Kurva evaluasi. fz dC1

*«C-C

80 100

Plotkan nilai (C-C*)"1 vs C dan hitung luas area di bagian bawah kurva

dengan cara integrasi.

•k d('(' M =2,136

r Kedalaman zona adsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di

bawah ini:

r (-}t-w = —

A

0,04952 \gpm

' 0,089655/r

0,552 gpm/ft2

_ Ew ft dCKaiB>(C-C*)

(0,552 gpm/ft2 x(S,34 lb Igal)= x 2,136

1100 Ih Imm-fC

= 0,0089395 ft

Menentukan kapasitas fraksional (F) dari zona adsorpsi pada saat

breakthrough. Hal ini dapat ditentukan dengan integrasi grafikal dengan

memplotkan nilai (V-VB)/(VE-VB) vs C/C0

0.20

0,00

(V-VB)/(VE-VB)

Gambar 3

Hitung persen kejenuhan (percent saturation) pada saat breakthrough.

0,. . , 1,31232ft + (0,3001-1)0,0089395% keienuhan = : x 100

1,31232//

= 99,52 %

Hitung kapasitas kolom untuk meremoval COD.

a. Menghitung berat karbon dalam kolom

berat karbon =1,31232 // x(0,338) nx39,965 lb! ft34

= 4,7021 lb

= 2133,066 gram

b. Pada saat jenuh, nilai x/m (gambar 1) adalah 0,00381 (mg COD/mg).

Jumlah COD yang diserap pada saai jenuh, berdasarkan pada 99,52%

kejenuhan adalah.

karbon lb COD adsorbat = 4,7021 lb carbon x 0,00381 mg COD/mg

Cx 0,9952

LAMPIRANPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001

TANGGAL 14 DESEMBER 2001

TENTANG

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas

PARAME

TER

SATU

AN

KELAS KETE

RANGk X T

/\1N

I 11 III IV

FIS1KA

Temperatur °c Deviasi

3

Deviasi

3

Deviasi

3Deviasi

s

Deviasi

Temperturdari

keadaan

alamiah

Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000

Bagipengolahan

Residu mg/L 50 50 400 400 air minum

Tersuspcnsi

iII

secara

konvension

al. residu

Icrsuspcnsi

< 5000

mg/L

KIMIA ANORGAMK.

ph 6-9 6-9 6-9 5-9

Apabilasecara

alamiah di

luar rentangtersebut.

maka

ditentukan

berdasarkan.

kondisi

alamiah

BOD mg/L "> 3 6 12

COD mg/L 10 25 50 100

DO mg/L 6 4 3 0Angkabatas

minimum

Total Fosfat sbgP

mg/L 0,2 0,2 1 5

NO 3 sebagai N mg/L 10 10 20 20

NIB-N mg/L 0.5 (-) (-) (.-)

Bagiperikanan.kandunganamonia

bebas untuk

ikan yang

pcka < 0.02mg/LsebagaiMI3

Arsenmg/L 0.05 1 1 1

Kobaltmg/L 0.2 0.2 0.2 0.2

Bariummg/L 1 (-) (-) (-)

Boronmg/L 1 1 1 1

Seleniummg/L 0.01 0.05 0.05 0.05

(Cadmiummg/L 0.01 0.01 0,01 0.01

Khrom(VI) mg/L 0.05 0.05 0,05 0.01

Tembaga mg/L 0.02 0.02 0,02 0.2

Bagipengolahanair minum

secara

konvension

al.Cu^lmg'L

Besi mg/L 0.3 (-) (-) (-)

Bagipengolahanair minum

secara

koncension

al. Fc < 5

mg/L

Titnbalmg/L 0.03 0,03 0.03 1 Bagi

pengolahanair mmum

secara

konvension

al. Pb<0.l

mg/L

Mangan mg/L 1 (-) (-) (-)

Air Raksa mg/L 0.001 0.002 0.002 0.005

Seng mg/L 0.05 0.05 0.05 2 Bagipengolahanair mmum

secara

konvension

al. Zn < 5

mg/L

Khloridamg/L

1 (-) S-) (-)

Sianida mg/L 0.02 0.02 0,02 (-)

Fluorida mg/L 0.5 1.5 1.5 (-)

Nitrit sebagai N mg/L 0.06 0.06 0.06 l.-l

Bagipengolahanair minum

secara

konvension

al. N02 N

JLl mg/L

Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)

Khlonn bebas mg/L 0.03 0.03 0.03 (-)

BagiAB^AMtidak

dipersyaratkan

Belerangsebagai 1[2S

mg'L0.002 0.002 0,002 (-)

MlKROBIOLOGl

Fecal colifonn jml' 100ml

100 1000

!

2000

I

2000

Bagipengolahanair minum

secara

konvension

al, fecal

colifonn <

2000 jml/100 ml dan

total

coliform <

10000

j ml, 100ml

Total colifonn jml/I 00ml

1000 5000 10000 10000

RADIOAKT1VTTAS

Gross - A bg/L 0.1 0,1 0,1 0.1

Gross - B bg/L1 1 1 1

KIMIA ORGANIK

Minyak danLemak

ug/L 1000 1000 1000 (-)

Detergensebagai MBAS

ug'L200 200 200 l->

Senyawa Fenol ug/L1 1 1 (-)

Sebagai Fenol ug/L

BIIC ug'L 210 210 210 (->

Aldriii'Dieldrin ug/L17 (-) (-) (-)

ChJordane ug/L3 (-) (-) (-)

DDT ug'L 2 2 ? 2

Heptachlor dan

Heptachlorepoxide

ug'L18 (-) (-) (-)

ug/L

Lindane ug'L56 (-) (-) (-)

Methoxyctor ug/L 35 (-) (-) (-)

tndnn ug/L1 4 4 (-)

Toxaphan ug/L 5 (-) (-) (-)

Keterangan :mg = miligramug = mikrogramml = militer

L = liter

Bq = BequerelMBAS = Methylene Blue Active SubstanceABAM = Air Baku untuk Air Minum

Logam berat merupakan logam terlarutNilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidakboleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum.Nilai DO merupakan batas minimum.Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut tidak

dipersyaratkanTanda £ adalah lebih kecil atau sama denganTanda < adalah lebih kecil

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

•yQ\ r^yVi cWJj £XV> tvN£> cyvj tv^vj tyv> <•>!!"" SyvP ^VV? ^Vv ^y^P ^V$^ ^x*^ ^x^ ~0(5

LABORATORIUM KIMIA ANALITIKpusat pknulitian dan pknckmbancan tkknoloci majubatan

Tcrakreditasi sebagai Laboratoiiuin Penguji (LP-119-IDN).11. Habaisan Kolak l\>s I0OX. Yogyakana, Indonesia Tel. (62) (0274) 515435, l:ax (0274) 561824

Form-29/Sert/Uji

Dibuat untuk

Certifiedfor

Jenis/Nama Contoh

Type/Name ofsample

Asal contoh

Origin ofsample

Jumlah Contoh

Amount ofsample

Kode Contoh

Sample Code

Parameter

Parameters

Tanggal Pengambilan Contoh

Sample taken on

Tanggal Penerimaan Contoh

Sample received on

Tanggal Pengujian Contoh

Sample tested on

mmQQi

Nomor : 002/KA/II/04Number

Ha lam an : 1 dari 3

Page

in

Rudy.Syahputra, M.Si., FMIPA - UII Yogyakarta.

Larutan limbah cair Lab. terpadu FMTPA-Kedokteran UII

Rudy Syahputra, M.Si., FMIPA - UII YogyakarU

(em pat)

'"H i~\ "<• ! r~\ ! t /• \

Pb, Na, Hg, K, Fe, Cu, Ca, Al, Ag, Amomak, COD, BOD danO- terlarut

Januari 2004 (oleh UII)

12 Januan 2004

7 Januari 2004 dan 4 Februari 2004

PcXyo

Wo

\Cf)tf

ift

c\yo^"*X*"-

^#tyVVJ

vftv

i'C'J'5

p

unfix!

r\w^*X*^~c«r+VJ

VWrV/5

TOi-29/Sert/Uji

LABORATORIUM KIMIA ANALITIKPUSAI' PENELITIAN DAN PENCiEiMBANCAN TKKNOLOC.'l MAJU-BAIAN

Terakreilitasi sebagai Laboratorium Penguji (LP-119-1DN). Babarsaii Kolak I'os 1008. Yogsakaita, Indonesia lei. (62) (0274) 515435, tax (0274) 5ol824

Hasil PenflMjii»• 1

Nomor

Number

Halaman : 2 dari 3

Page

ama Contoh Kode Label Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji

r. limbah cair 293/C/KA A Fe 1 ug/mL 0,140 ±0,010 022/MU/F-AAS/00b. Terpadu Cu ug/mL 0,021 ±0,001 021/MU/F-AAS/00HPAKedok- Ca 1 ug/mL 64,500 ±3,030 029/MU/F-AAS/00an UII Na 1 Ug/mL 11,260 ±0,240 F-AAS

K ug/'mL 22,540 ±1,080 F-AAS

Pb 1 ug'mL <0,180 024/MU/F-AAS/00|

r i

A a : Lia-'mL < 0,045 F-AAS

Al uimL 1,811 :r 0.020 AAN

Hg ng.'mL 15,680 ±0,220 007/MU/CV-AAS/00COD i m.g-'L 45,000^ 1,124BOD i mg/L 3,900 ±0,078 Titrimetri

I i Amoniak i mg/'L JV3£%± 0,006 Spektrometri Nesler 1ii 0; iedarui •j /

mg-'L ( ' 14,400> 0,288 'i -T-, • , • !i unmetn ;

B i fe i ug/'mL v—±Vr90± 0,010 022/MU/F-AAS/00

i

Cu ! ug/mL 0,040 ±0,001 1 021/MU/F-AAS/00r-> ug mL 76,880 ±0,500 029/MU/F-AAS/00

J Na ! ug/'mL 13,450 ±0,260 F-AAS

K ! ug/mL 27,700 ± 1,270 F-AAS

Pb ug/'mL < 0,180 024/MU/F-AAS/00 '

Ag ug/'mL < 0,045 F-AAS

}5,

2

Al ug/'mL 2,716 ±0,031 AAN

He ng/'mL 15,230 ±0.310 007/MU/CV-AAS/00

COD mg/'L 39,000 ± 1.170 SpektrometriBOD mg/L 12.000 ±0,243 Titrimetri

Amoniak mg/'L 0J2CL± 0,002 Spektrometri NeslerO; terlarut mg/L ("17,200^0,643 Titrimetri /

C - Fe ug/'mL ^±Vr9tf± 0,005 022/MU/F-AAS/00

Cu ug/'mLi v

0,042 ±0,001 021/MU/F-AAS/00

Ca Ug/mL 85,130 ±0,940 029/MU/F-AAS/00

Na ug/mL 13,680 ±0,060 F-AAS

K ug/mL 28,600 ±0,520 F-AAS

Pb ug/mL <0,180 024/MU/F-AAS/00

Ag ug/mL < 0,045 F-AAS

Al ug/mL 0,724 ± 0,008 AAN

Hg ng/mL 27,170 ±0,220 007/MU/CV-AAS/00COD mg/L 36,000 ± 1,080 Spektrometri

- Xi ' 1 I BOD mg''L 2 1,600 ±0,648 Titrimetri j

CV/)

4%M

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1) I N A S P E R M U K I M A N 1) A N P R A S A R A N A W I L A Y A II

BALAI PENGUJIAN KONSTRUKSl DAN LINGKUNGAN ( B P K L ),IL. Aitcii W,\r.\ Miiymvoliiirjo Dcpok Slciiiiin Y<)»yiikart;i , Tel p. (0274) 489622

HASIL ANALISA AIR .

Asal Contoh t Kampuo UII Terpadu T^l.terima : 25-9-2004.

Jl.Kal iurang, Yogyakart ?.f

Pengirim. : Titin Sukraa

Mhs.T«Lin£kun£?ji UII Yogyrkarta.

CBsneccEcnEntCBEnseniIBSBB BCKBSEVKBIBBtB«t SB t=«E CtBBl ISCC

j NO. S a m p • 1 Satuan Kbnsentrfisij

! 1. pH 7 Awal 1 mg/L 1 85,8 !

1 gram H I 56,1 !

2 gram » 46,0 t

3 gram W 39,9 J

4 gram M 34,0 !

1 2. 1 pH 8 Awal Klg/L I 81,3 !

1 gram H 62,4 !

2 gram n 50,0 !

3 gram 38,9 I

4 gram | M 25,8 l

J 3. I pH 9 Awal I mg/L 61,2 !

1 gram H 45,2 !

2 gram M 36,1 I

3 gram M 29,8 !

4 gram H 26,9 !

! 4. ! pH 10 Awal mg/L 53,8 l

1 gram « 44,6 l

2 gram w 35,7 !

I 3 gram » 26,8 !

4 gram It 18,0 i

J 1 l

K'^S^m^^^•""-ly.ir^:

Soptember 2004.

an tfcitu Air.

•"-'

\^

V-/

-AA

.

'(

'NV

//A

\\

\/l

VM

C;|

A AP

- v>

,'l

I.D

ES

K/R

IPS

I

'•1M

aksu

dda

nTu

juan

1.1.

1M

aksu

d

M^d

epe

nman

inidim

abud

kans

ebagai

r^ar

^ndal

amPel

aksana

anP-

.gujia

nKe

cum

han

Oksig

enKi

miaw

i(KO

K)dJ

amair

.'

1.1.

-Tu

j-aan

.--i

=.j

ian

-mjh

uin

mem

perc

ieh

kada

rKO

Kca

lam

air.

2—R

"ang

Lin

gkup

•L'".

gkup

penj

ijiia

nm

elin

uti'

1)ca

rape

nguj

ianKO

Kda

lamair

van"

-em

g'L

KO

K;

'D

"-)

^"ccn

jna'i

iil

^-"n

A>

^.'

,,'.

r,,

,.

0=ji,

c„„

..._

oc.

,.,,

1^

ier:

-:up

car.

cara

:j;n,

-ne!

nk.

''ent

jert

ian

Beber

apape

ngert

ianyan

gberk

aitan

dengan

metod

epeng

ujian

mi:1)

kebu

tuhan

oksig

enkim

iawia

dalah

jumlah

mgok

sigen

van.

diljut

uh-

•^nun

tu*

men

goks

idas

iza

tor

gani

kda

lam1

Lair

deng

anm

engg

unak

anok

sida

tork

aliu

mdi

fcro

ma:

-<•)

laruta

nba

kuad

alah

laruta

nya

ngme

ns'an

dune

kada

ryang

sudah

ci.^ta

huis

ecara

pasti

danla

ngsu

ngdig

unak

anse

baga

ipem

band

in*ca

ian

peng

ujia

n;

3)^^

oada

iahsu

atume

diumy

angti

dakm

en.an

dung

unsu

ryang

diuji

dan

aigun

akan

seba

gaik

adar

stand

arter

enda

h.

r.va

ik

ad

ar

an

tara

5-5C

•Vi

—rr

uL.la

ru

tan

oa:<

uic

;uan

iui.

iu.i

.j""-,

Ni

=ke

norm

alan

laru

tan

baku

kaliu

rndi

krom

at;

N2=

keno

rmala

nlar

utan

baku

fero

amon

iumsu

lfaty

ang

ditet

apka

n.

Pin

1li

i

II.

CA

RA

PE

LA

KS

AN

AA

N

Pera

lata

nda

nB

ahan

Penu

njan

gU

ji

1P

era

lata

n

Pera

lata

nya

ngdi

guna

kan

terd

iria

tas:

!)knn

nnS°T/

nonr?^

^{^

^pen

gatur

suhu,d

antela

hdipa

nas-

kan

pada

150

Cpa

dasa

atdi

guna

kan;

2)tab

ung

KOKy

ang

memp

unya

iting

gi15

0mm

dana

arist

en^h

25mm

terbu

atda

rige

lasbo

ro-si

likat,

memp

unva

itutu

oLa

hda

nunn

pene

'am

antu

rup;

'^j

jcng

-

3)bu

retoto

mati

sden

gan

ketel

itian

+.0,0

5mL

aPu

bu-t

"^-r

•A

labu

ukur

100

dan

1000

mL;

A~~

'"'

5)ge

lasu

kur1

00m

L;6)

pipe

tseu

kura

n10

mL;

7)la

bue.

rlenm

eyer

100

mL;

S)ge

lasp

iala

ICO

niL.

Baha

nPe

nunj

ang

Uji

Baha

nkim

iayan

gbe

rkuali

tasp.a

danba

han

lainva

n,di

^ak-

nJal

ampe

nguj

ian

init

erdi

riat

as:

'~

°am

nlar

utanc

ampu

ranka

liurn

dikrom

ai-me

rkuri

sulfat

K^Cn

07-H

,S0r

-lar

utan

cam

pura

nas

amsu

lfat-p

erak

sulfa

t,LA

SO^-

A^S

Or

='

Ala

ruta

nin

dika

tor

fero

in;

"="

•i)ser

buk

fero

arnon

uinas

ulfat,

Fe(N

H4)2(

S04A

6H-0-

---

Cv

oTA

Alar

utan

baku

kaliu

rn"d

ikrom

at,K-

Cr-0

70f

P\V

'6)

asam

sulfa

tpek

at,H

:S0.

4;""

A'"

"','

'

7)'̂mh

ol'cm;

ataUair

^''"

"^i

>™S~m

empuny

aiDHL

0,5-2

S)se

rbuk

asam

sulfa

mat

,NH

:SO

-,H.

Pers

iapa

nB

enda

Uji

Siap

kan

bend

auji

deng

antah

apan

seba

gaib

eriku

t:

1)sed

iakan

conto

huji

yang

telah

diamb

i!ses

uaid

em-an

M-o

d-P-

,-am

bilan

Conto

hUj

iKua

litasA

ir,SK

SNIM

-02-19

SO.F-

'̂"

"

»-»

fWi

un

a*

lirfi

uh

'-"

H-i.-'

-a

ti

^_.

,rJ 1

'im

*

t_

a;a

..n

-.iii^

iii-^

,a..:h

(

2.6

Lap

ora

n

2)ko

cok

cont

ohuji

dan

ukur

100

mL

seca

radu

pic,

mas

ukka

nke

dala

mge

las

pial

a!0

0m

L;

3)ap

abila

cont

ohuj

im

enga

ndun

gio

nni

trit,

laku

kan

lanA

ahse

ba°a

ib

eri

ku

t:

(1)

tam

bahk

an10

mg

asam

sulfa

mat

untu

kse

tiap

1nu

NO

:';(2

)ko

cok

cam

pura

nse

lam

ai

men

it'

{f>)

)pi

pet1

0mL

dan

mas

ukka

nke

dalam

tabun

sKOK

;if

bend

auji

siap

diuji.

23P

ersi

apan

Pen

guji

an

2.3.

1P

embu

atan

Lar

utan

Bak

uFe

roA

mon

ium

Sulf

at

Bua

tlar

utan

baku

fero

amon

ium

sulfa

tki

ra-k

ira0,0

25N

'den

aan

ta'r.

acan

seba

gai

beri

kut:

-—

----

-

1)tim

bang

9,Sg

Fe(N

Tu)

;(S0

4);.6

H:0

;2)

laru

tkan

deng

an50

0m

Lai

rsui

ins

dida

lam

labu

ukur

1000

mL-

5)ta

mba

hkan

20m

Las

amsu

lfat

peka

t;4)

tam

bahk

anai

rsul

ing

sam

pai

tepa

tpad

ata

nda

tera

.

2.3.

2Pe

neta

pan

Ken

orm

alan

Lar

utan

Bak

uFe

roA

mon

ium

Suifa

t

Tetap

kan

keno

rmala

nlar

utan

baku

fero

amom

'umsu

ifatd

enga

ntah

anan

seba

gai

berik

ut:

=

1)pi

pet2

5m

Lla

ruta

nba

kuka

iium

dikr

omat

0.02

5Nda

nm

asuk

kan

keda

lam

labu

erle

nmey

er10

0m

L;

2)ta

mba

hkan

3m

Las

amsu

lfatp

ekat

;3)

tam

bahk

an3

tere

sla

ruta

nin

dika

tor

fe-o

in;

4)titr

asid

enga

nlar

atan

fero

amm

onium

sulfa

tyan

gak

andit

etapk

anke

norm

aian

nya;

5)ca

tatm

Lpe

mak

aian

laru

tan

baku

fero

amon

ium

sulfa

t;6)

apab

ilape

rbed

aan

pem

akai

anla

ruta

nba

kufe

roam

oniu

msu

lfa:

seca

radu

pio

lebi

hda

ri0,

10m

Lula

ngip

enet

apan

,apa

bila

kura

ngat

ausa

ma

deng

an0,

10n

iLra

ta-r

a:ak

anha

silr

,vm

alan

laru

tan

baku

fero

amon

ium

sulf

at;

7)hi

tung

keno

rmal

anla

ruta

nba

kufe

roam

oniu

msu

lfat

dens

anm

engg

unak

anra

mus

:

Vix

N:

=V

;xN

;

au

ntu

ko

erh

ltu

ng

anke

no

DOKUMENTASI

Gambar 1. Karbon Aktif dan Neraca Tnnbang

Gambar 2. Magnet Stierer dan pH Meter

Gambar 3. Jar Test (Reaktor Batch)

Gambar 4. Vacuum Eilter

Gambar 5. Bak Penampung Air Limbah

Gambar 6. Pompa

Gambar 7. Bak Penampung Air Limbah (Reservoar)

Gambar 8. Kolom 1 dan Kolom 2

-^

Gambar 9. Reaktor Sistem Kontinyu

Gambar 10. Thermoreaktor

KARTU PESERTA TUGAS AKHIR

mo NAMA PRODI

Titin Sukma

NO MHS

"00513010" I'eknik Lingkungan

fUDUL TUGAS AKHIR : Penuainan Kadar COD Dalam Limbah Cair Laboratorium Terpadu|.j)|njversitas Islam Indonesia Menggunakan Filter Karbon Aktif dengan Variasi PN pada Kondisi

•1

PERIODE: IVTAHUN: 2004/2005

9g •)

f kegiatanBulanKe;

StfliQr Juni Juli Agust Sept Okt Nov

i^HEuc ilendaftaran ?•

IBTfenentuan Dosen^pembimbing

m "Pembuatan Proposal IP*: sSA

— •—

im 'Seminar proposal—

^5 Konsultasi Penyusunan TA V

—.

••:6 Sidang -sidang'1 7 Pendadaran

*% .JJOSENPEMBIMBIGI.? DOSEN PEMBIMBING II.*& DOSEN PEMBIMBING II!

Catatan

., \> A Seminar

SidangPendadaran

: Ir. Kasam, MT: Andik Yulianto, ST

Yogyakarta, 13 Agustus 2004Koordinator TA

\

(AndiPUYu'ianto, ST)

•«*-^

^v^^s^s^r'*

*^^^

-t1*;t-j5'i*4!«Se."

>..«

v.„

-.-•*-:•*--•.^v

-

V

^?

•O

?*

v^

„^i»A

.J£iS

.SJi^-il^

lg?

£&

i$$

^