Diagnosis & Klasifikasi Hipertensi

download Diagnosis & Klasifikasi Hipertensi

of 2

description

CCCccccccccccccccccccccccccccccccvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssttttttttttttttteeeeeeeeeeeeerrrrrrrrrrrrrrrrrrrraaaaaaaaaaaaaaaaaapeutik

Transcript of Diagnosis & Klasifikasi Hipertensi

Definisi HipertensiHipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal (Kabo,2010). Tekanan darah yang telah disepakati menurut JNC VIItahun 2003 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 2. 1 Klasifikasi tekanan darah JNC VII (2003)KLASIFIKASI TEKANAN DARAHTEKANAN DARAH SISTOL (mmHg)TEKANAN DARAH DIASTOL (mmHg)

Normal100

Cara mendiagnosis HipertensiMetode auskultasi pengukuran tekanan darah harus dilakukan dengan menggunakan alat yang memiliki kalibrasi dan validasi yang baik. Seseorang harus diperiksa dalam keadaan duduk tenang paling tidak selama 5 menit di kursi (lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan di meja), dengan kaki di atas lantai, dan lengan berada sejajar dengan jantung. Pemeriksaan tekanan darah dalam keadaan berdiri dapat dilakukan sewaktu-waktu, khususnya pada pasien dengan resiko hipotensi postural. Selain itu, juga membutuhkan ukuran manset yang sesuai (manset dilingkarkan paling tidak sebesar 80 % pada lengan) untuk memastikan keakuratan tekanan darah. Paling tidak dua kali pengukuran harus dapat dilakukan. TDS adalah nilai yang ditentukan berdasarkan bunyi pertama atau kedua yang terdengar (fase 1), dan TDD merupakan nilai dimana bunyi terakhir yang terdengar sebelum bunyi tersebut menghilang (fase 5). Dalam setiap pemeriksaan, dokter harus memberitahukan kepada pasien baik secara verbal maupun tulisan mengenai nilai tekanan darah yang didapatkan dan tekanan darah target yang harus dicapai.Metode pemeriksaan kedua adalah monitoring tekanan darah dengan menggunakan ambulatori yang menyediakan informasi mengenai pengukuran tekanan darah harian saat beraktivitas dan tidur. Pemeriksaan dengan metode ini, menjamin evaluasi sindrom hipertensi Jas-Putih tanpa adanya kerusakan target organ. Pemeriksaan ini juga membantu mengetahui pasien dengan resistensi obat, gejala hipotensi oleh karena pengobatan antihipertensi, hipertensi episodik, dan disfungsi autonom. Nilai dari pemeriksaan ambulatori biasanya lebih rendah dari pemeriksaan klinik. Pada saat bangun, seseorang akan memiliki tekanan darah rata-rata lebih dari 135/85 mmHg dan tekanan darah sewaktu tidur sebesar 120/75 mmHg. Kadar pengukuran tekanan darah yang menggunakan ambulatori lebih baik jika dibandingkan dengan pengukuran di klinik dengan kerusakan organ target. Pemeriksaan ini juga memperlihatkan persentase pembacaan tekanan darah yang meningkat, secara keseluruhan peningkatan tekanan darah dan secara luas penurunan tekanan darah selama tidur. Pada sebagian besar orang, tekanan darah menurun sebanyak 10-20% pada waktu malam, dimana tekanan darah yang menurun tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler yang tinggi.Metode pemeriksaan yang terakhir adalah dengan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri yang bermanfaat untuk mengetahui respon obat antihipertensi, meningkatkan kedisiplinan pasien dalam pengobatan, dan dapat menilai hipertensi oleh karena Jas-Putih. Seseorang dengan tingkat rata-rata tekanan darah sebesar lebih dari 135/85 mmHg yang diukur di rumah, secara umum dipertimbangkan masuk dalam kategori hipertensi. Alat pemeriksaan tekanan darah di rumah, harus dapat diperiksa keakuratannya secara teratur.