Diagnosis Banding Sindrom Guillain Barre
-
Upload
tya-mardiyah- -
Category
Documents
-
view
420 -
download
13
Transcript of Diagnosis Banding Sindrom Guillain Barre
DIAGNOSIS BANDING SINDROM GUILLAIN BARRE
Gejala klinis SGB biasanya jelas dan mudah dikenal sesuai dengan criteria diagnostik dari
NINCDS, tetapi pada stadium awal kadang-kadang harus dibedakan dengan keadaan lain,
seperti:
Mielitis akuta
Poliomyelitis anterior akuta
Porphyria intermitten akuta
Miastenia gravis
1. Miastenia gravis
Miastenia gravis adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan autoimun.
Imunoglobulin G antibody berikatan dengan reseptor asetilkolin. Otot skeletal mudah
mengalami kelemahan. Dijumpai pada anak, dewasa dan orang tua, terbanyak pada usia
10-30 tahun. Umur dibawah 40 tahun banyak pada wanita, umur lebih dari 40 tahun
banyak pada pria. Gejala khas dari penyakit ini adalah kelemahan otot skelet membaik
setelah istirahat.
Kriteria diagnosis dari Miatenia gravis adalah:
1. Klinis : bangun tidur penderita merasa segar setelah beraktifitas penderita merasa
lemah, pandangan ganda,suara makin lemah dan kesulitan menelan
2. Pemeriksaan antibodi anti reseptor asetilkolin : titer antibodi ini meninggi pada 90%
penderita MG golongan IIa dan IIb. Titer antibodi ini berkorelasi dengan beratnya
penyakit
3. Pemeriksaan antibodi anti oto skelet : ditemukan 90% pada penderita dengan timoma
4. Tes tensilon : positif apabila ada perbaikan kekuatan otot yang jelas
5. Foto dada : untuk melihat adanya timus persisten atau timoma
6. Wartenberg test
7. Tes prostigmin
SINDROM GUILLAN BARRE MIASTENIA GRAVIS
Klinis
Semua usia, >> umur muda, pria = perempuan
Umur dibawah 40 thn perempuan >> laki2
Kesemutan pada tangan dan kaki (fenomena gloves and stocks)
bangun tidur penderita merasa segar setelah beraktifitas penderita merasa lemah
Lemah bersifat acenden
Kelemahan otot terutama yang sering digunakan seperti otot bola mata, otot-otot untuk menelan dan untuk bicara, tidak ada keluhan sensorik.
Pemeriksaan Penunjang
LP : sel normal, protein tinggi (disosiasi sitoalbuminik)
Pemeriksaan antibodi anti reseptor asetilkolin : titer antibodi ini meninggi pada 90% penderita MG.
2. Mielitis transversa
Mielitis transversa adalah radang medulla spinalis yang mengenai segmen medulla
spinalis (substansia alba & grisea). Penyebab dari penyakit ini bisa karena proses
infeksius atau noninfeksius.
Gambaran klinis:
• Pasca infeksi / pasca vaksinasi mulai timbul deficit neurology setelah 5 – 10 hari
• Perjalanan penyakit akut
– ±50% timbul dalam waktu 12 jam
– ±75% timbul dalam waktu 24 jam
• Mula mula berupa demam, malaise, mialgia.
• Deficit neurologik berupa:
– Kelemahan ekstremitas
– Gangguan sensibilitas
– Gangguan genitourinaria & defekasi
• Segmen medulla spinalis yang sering terkena antara segmen thoracal 2 – thorakal
6
• KHAS : Spinal Shock à semua fungsi di bawah lesi tersebut berhenti
Pada pemeriksaan laboratorium:
• Pleiositosis moderat 20 – 200 sel/mm3 . limfosit lebih banyak.
• Protein sedikit meningkat 50 – 120 mg/dl.
• Kadar glukosa normal.