DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame
-
Upload
galangrangga -
Category
Documents
-
view
72 -
download
3
description
Transcript of DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame
DIAGNOSA KOMUNITASKELURAHAN SUKORAME
KOTA KEDIRI
Singgih Adi Saputra 201020401011118Ni Komang Sri Wersita Dewi 201020401011185Ginanjar Prawira Utama 201120401011083
BAB 1PENDAHULUAN
Diagnosa komunitas
• proses mengidentifikasi permasalahan, faktor penyebab masalah dan sumber daya terkait secara sistematis dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
Sebagai dasar dalam menetapkan permasalahan dan strategi pemecahan secara adekuat yang dapat diterapkan dalam berbagai disiplin dan ruang lingkup.
Millenium Development Goals (MDG’s)
----------------------------------------
Tujuan Pembangunan Millennium
Upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan
manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara
anggota PBB
8 (delapan) tujuan pembangunan
8 (delapan) tujuan pembangunan
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Me ↓ angka kematian anak
Me ↑ kesehatan ibu
Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
Kelestarian lingkungan hidup
Serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.
• Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara
• Terpadu dan saling mendukung • perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945
Sistem Kesehatan Nasional
Terselenggaranya pembangunan kesehatan
Untuk Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Puskesmas
Unit pelaksana pembangunan kesehatan yang mandiri
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kota yang menyelenggarakan upaya kesehatan
wilayah kerja satu kecamatan
Program wajib puskesmas
Promosi Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
KIA- Keluarga Berencana
Perbaikan Gizi Masyarakat
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pengobatan.
Pengamatan serta evaluasi setiap tahunnya.
Kelurahan Sukoramedi kecamatan Mojoroto Kediri
Termasuk wilayah kerja Puskemas Sukorame
Pelayanan yang prima
Bermutu &Memuaskan
BAB 2DATA PEMANTAUAN WILAYAH
Data Geografi
• Kelurahan Sukorame dibawahi oleh kecamatan Mojoroto. • Termasuk wilayah Puskesmas Sukorame. • 1 km dari ibu kota kecamatan dan +2 km dari pusat kota Kediri. • Luas wilayah kelurahan Sukorame 430 Ha.
Batas Kelurahan Sukorame
• Sebelah Utara : Kelurahan Bujel• Sebelah Timur : Kelurahan Mojoroto • Sebelah Selatan : Kelurahan Pojok• Sebelah Barat : Kelurahan Pojok
Demografi/Kependudukan Usia LAKI - LAKI PEREMPUAN
0 - 1 tahun 30 Orang 39 Orang
1 - 5 tahun 153 Orang 154 Orang
5 - 7 tahun 255 Orang 342 Orang
7 - 18 tahun 551 Orang 551 Orang
18 - 56 tahun 2.178 Orang 2.500 Orang
> 56 tahun 500 Orang 305 Orang
JUMLAH 3.586 Orang 3.588 Orang
0 - 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 7 tahun 7 - 18 tahun 18 - 56 tahun
> 56 tahun0
500
1000
1500
2000
2500
3000
30153
255
551
2178
500
39154
342
551
2500
305
Laki-laki
Perempuan
Uraian Jumlah
Jumlah Laki-laki 3.586
Jumlah Perempuan 3.588
Jumlah Penduduk 7.174
Jumlah Kepala Keluarga 2.316
Keadaan daerah Kelurahan Sukorame
• PemerintahanNo. Jabatan Jumlah
1. Kepala Lurah 1
2. Sekretaris Lurah 1
3. Kepala Seksi Pemerintahan 1
4. Kepala Seksi Pembangunan 1
5. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat -
6. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat 1
7. Kepala Seksi Umum -
8. Kepala Seksi Keuangan -
9. Jumlah staf pemerintahan Desa/Kelurahan 6
10. Jumlah RT 3611. Jumlah RW 10
JUMLAH 57
SEKERTARIS KELURAHAN
SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT
SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
LURAH
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No. Agama Jumlah (orang)
1. Islam 51742. Kristen Protestan 10003. Kristen Katolik 9854. Hindu 155. Budha -6. Lain-lain -
72%
14%14%
Prosentase Penduduk berdasarkan Agama
IslamKristen ProtestanKristen KatolikHinduBudha
Distribusi Penduduk Kelurahan Sukorame Berdasarkan Pendidikan
1%
3%
15%
3%
3%
52%
1%1%1%
16%
4% Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
Tamatan SD sederajat
Tamatan SLTP sederajat
Tamatan SLTA sederajat
Tamatan D1
Tamatan D2
Tamatan D3
Tamatan S1
Tamatan S2
Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Sukorame
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah1. Petani 962. Pegawai negeri sipil 17853. pengrajin industri rumah tangga 1784. Pedagang keliling 545. Montir 206. Dokter swasta 47. Bidan swasta 68. Perawat swasta 29. TNI 33610. POLRI 33511. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 28212. Pengusaha kecil menengah 5013. Notaris 414. Jasa pengobatan alternatif 1 15 Dosen swasta 4 16. Karyawan perusahaan swasta 168217. Karyawan perusahaan pemerintahan 2718. Sopir 2 19. Tukang becak 20 20. Tukang cukur 6 21. Tukang batu/kayu 30
Jumlah mata pencaharian pokok 2.845
Fasilitas dan tenaga kerja yang terdapat di Kelurahan Sukorame
No Fasilitas Kesehatan Jumlah (Buah)
1. Rumah Sakit Umum Daerah 0
2. Rumah Sakit Swasta 0
3. Rumah Sakit TNI dan Polri 0
4. Rumah Bersalin / Balai Pengobatan 0
5. Puskesmas 1
6. Puskesmas Pembantu 0
7. Puskesmas Keliling 0
8. Polindes 0
9. Poskeskel 0
10. Posyandu 10
11. Apotik 0
12. Tempat Praktek Dokter 0
13. Poliklinik / balai pengobatan 0
14. Klinik IMS 0
No Tenaga Kesehatan Jumlah (Orang)
1. Dokter Umum 3
2. Dokter Gigi 0
3. Dokter Spesialis 2
4. Paramedis 0
5. Dukun terlatih 1
6. Bidan Kelurahan 3
7. Kader kesehatan yang aktif 0
10 penyakit terbanyakNO. Daftar penyakit ICD JUMLAH %
ISPA J.06.9 13390 39,4Rheumatoid Arthritis yang lain M.06 6835 20,2Hipertensi I.10 4557 13,5Gastritis K.29.7 2323 6,9Pulpitis K.04.0 1813 5,3Diabetes Mellitus E.14 1679 5,0Dermatitis Kontak Alergi L.23 1005 3,0Hipotensi I.95.9 918 2,7Gangren Pulpa K.04.1 720 2,1Sakit kepala lainnya G.44 627 1,9
39.40%
20.20%
13.50%
6.90%
5.30%5.00%
3.00% 2.70% 2.10% 1.90%
J.06.9M.06I.10K.29.7K.04.0E.14L.23I.95.9
28,8%
15,2%
14,6%
Gambaran hasil pemantauan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukorame
Target Pencapaian Kesenjangan
K/S
D/S
N/D
N/S
BGM
100
85
85
85
< 4
100 %
33 %
18%
47%
0,45%
-
-12
-67
- 38
+3,55
K/S = cakupan kegiatanN/D = keberhasilan penimbanganN/S = kenaikan berat badanD/S = partisipasi masyarakat
S : Jumlah semua balita di Kelurahan sukorameK: Balita yang memiliki KMSD: Balita yang datang ke PosyanduN: Balita yang datang ke Posyandu dan BB meningkatBGM: Bawah Garis Merah
Prasarana Air minumNo. Uraian Jumlah
1 Sumur gali 38
2 Sumur pompa 30
3 PAM 1000
4 Hidran Umum 0
5 Depot isi ulang 500
6 Pipa 1700
1%
36%
1%
61%
Penggunaan Air Bersih
Sumur galiPDAM/PAMSumur pompaPipa
Kepemilikan Jamban
Kepemilikan Jamban Jumlah KK Persentase
Menggunakan jamban 2.216 100%
Tidak memiliki jamban 0 0%
Menggunakan MCK umum 0 0%
PRASARANA DAN SARANA KEBERSIHANUraian-4.13 Keterangan (Ada/Tidak) Keterangan (%)
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Tidak 0 0%
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tidak 0 0%
Alat Penghancur Sampah Tidak 0 0%
Jumlah Gerobak Sampah Ada 10 4,5%
Jumlah Tong Sampah Ada 200 93%Jumlah Truk Pengangkut Sampah Tidak 0 0%
Jumlah Satgas Kebersihan Ada 1 0,5%
Jumlah anggota Satgas Kebersihan Ada 5 2,3%
Jumlah Pemulung Tidak 0 0%Tempat Pengelolaan Sampah Tidak 0 0%
Pengelolaan Sampah Lingkungan/RT Tidak 0 0%
Pengelola Sampah Lainnya Tidak 0 0%
Jumlah 216 100%
Sanitasi Penduduk Kelurahan Sukorame
No Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan
N % N % - +
1. Cakupan air bersih 2214 80 2768 100% - 20
2. Cakupan penggunaan
jamban
1489 70 2216 96% - 26
3. Jumlah TPS - 80 0 0% 80% -
BAB III
ANALISA DATA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN
LEMBAR KERJA I
ANALISA DATAINDIKATOR DERAJAT KESEHATAN
LEMBAR KERJA I
NO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan
N % N % - +
I IMR 0 0 1 0 - -
II MMR 0 0 0 0 - -
III ISPA
a. ISPA Pneumonia 17 70% 31 127% - 57%
a. ISPA Bukan Pneumonia - - 9639 - - -
1. Kesehatan IbuNO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan
a. Bumil N % N % - +
1. K1 113 96% 108 95,98% 0,02% -
1. K4 113 96% 107 94,69% 1,31% -
1. Resti ditemukan Nakes 22 20% 30 26.55% - 6,55%
1. Resti ditemukan masy. 22 20% 18 15,93% 4,07% -
1. Bumil resti dirujuk - - - - - -
6. Tablet Fe 113 100% 113 100% - -
b. Ibu bersalin
1. Ditolong NaKes 113 96% 104 92% 4%
c. Bufas
1. Bufas yang mendapat
pelayanan nifas
108 95% 113 97% - 2%
2. Kesehatan AnakNO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan
N % N % - +
- KN2 102 97% 91 89,22
%
7,78% -
- Kunjungan bayi 102 90% 85 83,3% 6,7% -
- ASI eksklusif 57 80% 25 35% 45% -
- BBLR - - - - - -
- Neonatus resti 3 15% 18 120% - 102%
- Rujukan neonatus
resti
- - - - - -
3. ImunisasiNO
.
Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan
N % N % - +
- BCG 102 95% 97 90.3% 4.7% -
- Polio 1 102 95% 103 95.9% - 0.9%
- Polio 2 102 90% 106 93.5% - 3.5%
- Polio 3 102 90% 109 96.1% - 6.1%
- Polio 4 102 90% 109 96.1% - 6.1%
- DPT-HB combo1 102 90% 109 96.1% - 6.1%
- DPT-HB combo2 102 95% 108 100.5% - 5.5%
- DPT-HB combo3 102 95% 108 100.5% - 5.5%
- Campak 102 90% 103 90.8% - 0.8%
4. Keluarga Berencana
NO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan
N % N % - +
- Cakupan peserta KB aktif774 70% 776 70,4%
- 0,4%
- Cakupan peserta KB Baru- - 166 100%
- -
5. GIZI
NO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan
N % N % - +
- K/S 6923 100% 6923 100% - -
- D/S 5831 85% 2287 33% 52% -
- N/S 5525 85% 3222 47% 38% -
- N/D 5236 85% 1232 18% 67% -
- BGM - < 4% 32 0,45% - 3,55%
BAB 4
PERMASALAHAN KESEHATAN KOMUNITAS
LEMBAR KERJA 2RESUME PERMASALAHAN
No PERMASALAHAN KOMENTAR
KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA)
1. Bumil K1 terdapat 95,98% dari
target 96% (kesenjangan -0,02%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya kesadaran dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan.
2) Faktor perilaku / Life styles
Terlalu sibuk dengan pekerjaan dirumah sehingga tidak bisa meluangkan waktu untuk
berkunjung ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan ANC.
Banyak yang tidak sadar kalau sedang hamil.
Kurangnya pengetahuan bumil tentang jadwal ANC
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan karena kurang
tercukupinya SDM dan wilayah yang luas.
Kurang Tersedianya sarana & prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas
4) Psicobiology
Berkurangnya minat pada ibu hamil yang cenderung lebih memilih untuk berdiam diri
di rumah atau melakukan pekerjaan rumahnya dan merasa tidak perlu memeriksakan
kehamilan karena tidak merasa ada yang perlu dkhwatirkan
2. Bumil K4 terdapat
94,69% dari target
96% (kesenjangan -
1,31%%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya memenuhi minimal kunjungan ANC
sebanyak 4x selama kehamilan.
1) Faktor perilaku / Life styles
Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu-
ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan secara
rutin, dimana sebagian besar dikarenakan oleh
waktu serta pekerjaan.
1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam
melakukan upaya penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan ibu dan janin selama
kehamilan karena kurang tercukupinya SDM dan
wilayah yang luas.
3. Bumil resti ditemukan
masyarakat terdapat
15,93% dari target 20%
(kesenjangan -4,07%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang resiko tinggi
pada bumil
1) Faktor perilaku / Life styles
Kurangnya perhatian masyarakat pada bumil risiko tinggi.
Kurangnya perhatian bumil pada resiko tinggi dalam
kehamilannya, dalam hal pemeriksaan kehamilannya secara
berkala.
1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya
penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini pada bumil risiko
tinggi.
1) Psicobiologi
Berkurangnya minat pada ibu hamil yang cenderung lebih
memilih untuk berdiam diri di rumah atau melakukan pekerjaan
rumahnya dan merasa tidak perlu memeriksakan kehamilan
karena tidak merasa ada yang perlu dkhwatirkan.
4. Ibu bersalin ditolong
tenaga kesehatan
terdapat 92% dari
target 96%
( kesenjangan -4%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya Kesadaran warga duntuk melakukan
persalinan secara aman.
Akses yang kurang memadai untuk menjangkau
tenaga kesehatan
1) Perilaku / Lifestyle
Kurangnya kesadaran bumil untuk melakukan
persalinan di tenaga kesehatan
Kepercayaan turun-temurun dari keluarga untuk
melakukan persalinan di dukun bayi
Anggapan bahwa biaya persalinan di Pelayanan
Kesehatan mahal
1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang tersedianya tenaga kesehatan pada di
kelurahan setempat, sehingga tidak semua ibu
hamil melakukan persalinan di tenaga kesehatan.
KESEHATAN ANAK
1. KN2 sebesar
89,22% dari
target 97%
(kesenjangan -
7,78%)
1) Faktor Perilaku
Kurangnya Kesadaran warga untuk
melakukan kunjungan bayi
Anggapan bahwa biaya persalinan di
Pelayanan Kesehatan mahal.
1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical
care services
Kurangnya promosi mengenai layanan
Jampersal ke masyarakat.
Makin banyaknya pusat pelayanan
swasta.
2. Kunjungan bayi
sebesar 83,3% dari
target 90%
(kesenjangan -6,7%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Kebiasaan warga yang memeriksakan bayinya ke
tenaga kesehatan setempat.
Kurangnya perhatian orang tua pada kesehatan
bayinya.
Anggapan bahwa biaya persalinan di Pelayanan
Kesehatan mahal.
2) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya promosi mengenai jaminan kesehatan
ke masyarakat.
Makin banyaknya pusat pelayanan swasta.
Tidak semua warga memiliki jaminan kesehatan
sehingga tidak semua warga memeriksakan
kesehatan bayinya ke pelayanan kesehatan.
3. ASI ekslusif sebesar 35%
dari target 80%
( kesenjangan -45%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Pengetahuan yang kurang tentang pentingnya ASI pada bayi.
Kurangnya keterampilan ibu-ibu dalam menyusui bayinya
sehingga ibu-ibu cenderung lebih suka memberikan susu
formula.
Bayi yang tidak mau diberi ASI sehingga ibu bayi memilih untuk
memberikan susu formula.
1) Psicobiologi
Ibu yang tidak dapat memberikan ASInya karena produksi ASI
yang kurang
Ibu yang mempunyai kepercayaan jika menyusui dapat merubah
bentuk tubuh sehingga si ibu cenderung takut untuk menyusui.
3) Health service
Kurangnya penyuluhan tentang pentingnya ASI bagi
pertumbuhan bayi.
Kurangnya penyuluhan tentang cara menyusui yang benar dan
cara perawatan payudara.
IMUNISASI
BCG sebesar 90.3%
dengan target 95%
(kesenjangan -4,7%)
1) Faktor Perilaku
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai jadwal imunisasi
sehingga cenderung anak dibawa untuk imunisasi tidak sesuai
jadwal dan akhirnya tidak mendapat imunisasi yang semestinya.
Kurangnya waktu orang tua yang tersedia untuk membawa anaknya
ke posyandu untuk imunisasi.
1) Faktor Lingkungan
Adanya suatu kepercayaan yang menganggap bahwa imunisasi itu
haram.
Anggapan bahwa biaya imunisasi di Pelayanan Kesehatan mahal.
1) Psicobiology
Ketakutan masyarakan akan adanya kejadian pasca imunisasi.
1) Health Service
Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang pentingnya
imunisasi untuk anak.
GIZI
D/S (partisipasi
masyarakat)
sebesar 33% dari
target 85%
(kesenjangan -52%)
1) Faktor Lingkungan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kegiatan Posyandu bagi anak
Kurangnya minat warga akan adanya kegiatan Posyandu
anak.
Kurangnya pengetahuan warga tentang jadwal
penyelenggaraan Posyandu.
Anggapan bahwa biaya di Pelayanan Kesehatan mahal.
1) Factor Perilaku/Lifestyle
Kurangnya waktu orang tua yang tersedia untuk membawa
anaknya ke Posyandu.
1) Health Service / Pelayanan Kesehatan
Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang
pentingnya mengikuti kegiatan Posyandu.
2. N/S (kenaikan berat
badan) sebesar 47%
dengan target 85%
(kesenjangan -38%)
1) Faktor Lingkungan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya asupan
gizi bagi anak.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pola makan yang
baik bagi anak.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke
Posyandu untuk dilakukan penimbangan rutin.
Keadaan ekonomi keluarga yang tidak mendukung terhadap gizi
anak.
1) Faktor Perilaku/Lifestyle
Kurangnya waktu orangtua untuk memperhatikan asupan gizi
anak
Kebiasan masyarakat untuk memberikan PASI sebelum
waktunya, misalnya pisang
1) Faktor Health Service / Pelayanan Kesehatan
Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang pentingnya gizi
dan penimbangan rutin di Posyandu.
Kurangnya survey lapangan secara langsung dan berkala dalam
upaya peningkatan gizi anak.
3. N/D ( keberhasilan
penimbangan) sebesar
18% dari target 85%
(kesenjangan -67%)
1) Faktor lingkungan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
penimbangan secara rutin bagi anak.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai status gizi anak.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pola makan yang
baik bagi anak.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke
Posyandu untuk dilakukan penimbangan rutin.
Keadaan ekonomi keluarga yang tidak mendukung terhadap gizi
anak.
1) Faktor Perilaku/Lifestyle
Kebiasan masyarakat untuk memberikan PASI sebelum waktunya,
misalnya pisang
1) Faktor Health Service / Pelayanan Kesehatan
Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang pentingnya gizi
dan penimbangan rutin di Posyandu.
Kurangnya survey lapangan secara langsung dan berkala dalam
upaya peningkatan gizi anak.
No PERMASALAHAN KOMENTAR
1. Penyakit ISPA sebagai salah
satu penyakit terbanyak di
Kelurahan Sukorame
1) Faktor lingkungan/Environment
Hal ini terkait dengan lingkungan yaitu
Lingkungan makro: berupa lingkungan yang bersinggungan dengan
akses jalan raya padat kendaraan.
Lingkungan meso: Lingkungan Perumahan yang padat penduduk,
sehingga ventilasi udara kurang baik akibatnya memudahkan penularan
penyakit.
Lingkungan mikro: satu rumah dihuni oleh banyak orang serta ventilasi
yang kurang memudahkan penularan penyakit dalam keluarga.
Hal ini juga terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat,
sehingga kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) masih kurang.
1) Faktor perilaku / Life styles
Kebiasaan masyarakat yang cenderung suka merokok. Membuang ludah
di sembarang tempat. Batuk dan bersin tidak ditutup. Kebiasaan cuci
tangan dan higine diri sendiri kurang diperhatikan.
1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas mengenai pentingnya menjaga
kebersihan untuk mencegah terjadinya penyakit, terutama penyakit
ISPA.
No PERMASALAHAN KOMENTAR
SANITASI LINGKUNGAN
1 Sarana TPS didapatkan 0%
dari target 80% dengan
kesenjangan -80%
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan serta penyakit yang dapat ditimbulkan.
Hal ini juga terkait dengan lingkungan perumahan penduduk yang
terlalu padat dan daerah pemukiman yang dekat dengan sungai.
Minimnya kepemilikan tempat pembuangan sampah dikarenakan
sosial ekonomi yang rendah.
Kurangnya pengetahuan tentang pemisahan antara sampah kering dan
sampah basah.
1) Faktor perilaku / Life styles
Kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan di
sekitar rumah ataupun di sungai.
1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya keaktifan tenaga dan kader kesehatan dalam melakukan
upaya penyuluhan tentang kebersihan lingkungan bagi masyarakat.
Kurangnya keatifan tenaga dan kader kesehatan untuk memberikan
pelatihan membuat tempat sampah dari barang bekas.
LEMBAR KERJA 3RESUME FAKTOR PENDUKUNG
NO FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
ISPA Pneumonia
1.
2.
3.
Jumlah dokter umum 3, bidan
Kelurahan 3 orang
Jumlah Posyandu 10 buah di
kelurahan Sukorame.
Banyaknya kegiatan organisasi
sosial yang dilakukan di kelurahan
Sukorame.
Jumlah tenaga kesehatan sudah
mencukupi dan cukup terlatih.
Kegiatan organisasi sosial dapat
digunakan sebagai media promotif
untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang ISPA.
Dengan adanya posyandu bisa
menjadi sarana deteksi dini kasus
ISPA.
K I A
1. Jumlah dokter umum 3, bidan
Kelurahan 3 orang
Tenaga kesehatan yang cukup mampu
mendukung dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan dibidang KIA.
Lokasi Puskesmas induk dekat sehingga
ikut mendukung pencapaian program
KIA di Kelurahan Sukorame.
Masyarakat ikut berperan aktif dalam
mensukseskan program KIA di
Kelurahan Sukorame yang dilaksanakan
oleh puskesmas
Sarana-sarana yang ada dan tersedia bisa
digunakan sebagai metode penyuluhan
yang cukup efektif.
2. Jumlah Posyandu 10 buah dan di
kelurahan Sukorame.
3. Sarana transportasi yang baik.
IMUNISASI
1.
2.
3.
Jumlah dokter umum 3, bidan
Kelurahan 3 orang.
Jumlah Posyandu 10 buah di
Kelurahan Sukorame.
Sarana pendidikan yang cukup
Tenaga kesehatan sudah mencukupi
dan cukup terlatih
Kegiatan organisasi sosial dan
keagamaan dapat digunakan
sebagai media promotif untuk
program kesehatan contoh:
imunisasi
Makin meningkatnya pengetahuan
masyarakat Tentang imunisasi
untuk mencegah penyakit di
kemudian hari.
Dapat digunakan sebagai sarana
imunisasi anak sekolah
ISPA Bukan Pneumonia
1.
2.
3.
5.
Sarana pendidikan yang cukup
Adanya kegiatan keagamaan dan organisasi sosial
seperti pengajian, PKK, dll
Petugas puskesmas yang terlatih dan berpengalaman
dalam kesehatan lingkungan
Cakupan penggunaan air besih yang cukup tinggi.
Dengan cukupnya sarana pendidikan tentunya anak akan
diajarkan perilaku hidup sehat dan bersih, beberapa
pengetahuan tentang penyakit, pengobatan serta cara
pencegahan penularannya terutama penyakit diare.
Kegiatan organisasi sosial dan keagamaan dapat digunakan
sebagai media promotif untuk program pemberantasan
penyakit menular. Hal ini memberikan kemudahan dalam
pemberian penyuluhan maupun follow up dari kegiatan
yang akan dilakukan.
Adanya sarana - sarana dari Puskesmas yang bisa
digunakan sebagai media untuk memberikan penyuluhan
tentang P2P sehingga bisa lebih efektif.
Dengan transportasi yang memadai mempermudah
mencapai sarana kesehatan (puskesmas) dengan cepat dan
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tingginya penggunaan air bersih mendukung pelaksanaan
PHBS.
SANITASI DAN PERUMAHAN
1.
2.
3
4
Banyaknya kegiatan keagamaan dan
organisasi yang dilakukan di
kelurahan Sukorame
Jumlah dokter umum 3, bidan
Kelurahan 3 orang.
Realisasi cakupan penggunaan air
bersih yang melebihi target.
Mayoritas rumah warga sudah
permanen.
Kegiatan keagamaan dan organisasi
sosial dapat digunakan sebagai
media promotif untuk pengenalan
program SToP dan penggunaan air
bersih
Dokter umum, bidan Kelurahan,
kader dan tokoh masyarakat bisa
memberikan contoh kepada
masyarakat terlebih dahulu.
Dengan banyaknya warga yang
memiliki rumah permanen, kualitas
kesehatan dapat semakin meningkat.
LEMBAR KERJA 4PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN
• Permasalahan / health issue: KIA– KIA: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja K1, K4,
bumil risti ditemukan masyarakat dan ibu bersalin ditolong tenaga kesehatan.
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 5
Keseriusan 6
Feasibility 5
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 16
Permasalahan / health issue: Kesehatan anakKesehatan Anak: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja KN2, kunjungan bayi, dan ASI ekslusif.
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 5
Keseriusan 5
Feasibility 5
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 15
Permasalahan / health issue: ImunisasiImunisasi: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja imunisasi BCG
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 4
Keseriusan 5
Feasibility 5
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14
Permasalahan / health issue: GiziGizi: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja D/S (partisipasi masyarakat), N/S (kenaikan berat badan), dan N/D ( keberhasilan penimbangan).
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 6
Keseriusan 6
Feasibility 5
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 17
Permasalahan / helath issue ISPA bukan Pneumonia sebagai penyakit infeksi terbanyak
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 6
Keseriusan 6
Feasibility 5 5
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 17
DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN KELURAHAN SUKORAME
NO PERMASALAHAN INDEKS PRIORITAS
1 ISPA BUKAN PNEUMONIA 17
2 GIZI 17
3 KIA 16
4 Kesehatan Anak 15
5 Imunisasi 14
LEMBAR KERJA 4PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER DAYA
ISPA BUKAN PNEUMONIA
1. Tingginya penyakit
(ISPA Bukan
Pneumonia) di
Kelurahan Sukorame
Hal ini terkait dengan lingkungan di Kelurahan
Sukorame yang berupa lingkungan yang
bersinggungan dengan akses jalan raya padat
kendaraan.
Lingkungan Perumahan yang padat penduduk,
sehingga ventilasi udara kurang baik akibatnya
memudahkan penularan penyakit.
satu rumah dihuni oleh banyak orang serta ventilasi
yang kurang memudahkan penularan penyakit dalam
keluarga.
Hal ini juga terkait dengan rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat, sehingga kesadaran akan
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
masih kurang.
Kurangnya penyuluhan kepada masyarakan mengenai
pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah
terjadinya penyakit, terutama penyakit ISPA
Pneumonia.
1) Tenaga kesehatan cukup
2) Penyuluhan PHBS sudah
berjalan dengan baik
KIA
2. Pencapaian program kerja
K1, K4, ditemukan Nakes,
Bufas yang mendapat
pelayanan nifas, ASI
eksklusif di Kelurahan
Sukorame
o Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat
terutama ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil dengan
resiko tinggi mengenai pentingnya
o kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan
o minimal kunjungan ANC sebanyak 4x selama
kehamilan
o pemeriksaan ANC rutin
o resiko komplikasi bagi bumil resti
o pemeriksaan bayi setelah lahir
o perawatan setalah nifas
o Kurang aktifnya nakes (karena faktor kurangnya SDM
dan luasnya wilayah) dalam melakukan upaya
penyuluhan tentang pentingnya
o kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan
o minimal kunjungan ANC sebanyak 4x selama
kehamilan
o pemeriksaan ANC rutin
o resiko komplikasi bagi bumil resti
o pemeriksaan bayi setelah lahir
o perawatan nifas
1. tenaga kesehatan yang
cukup
2. penyuluhan sudah
dilakukan secara berkala di
posyandu
GIZI
3. D/S (partisipasi
masyarakat) sebesar
33% dari target 85%
(kesenjangan -52%)
N/S (kenaikan berat
badan) sebesar 47%
dengan target 85%
(kesenjangan -38%)
N/D ( keberhasilan
penimbangan) sebesar
18% dari target 85%
(kesenjangan -67%)
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kegiatan Posyandu bagi anak
Kurangnya minat warga akan adanya kegiatan
Posyandu anak.
Kurangnya pengetahuan warga tentang jadwal
penyelenggaraan Posyandu.
Anggapan bahwa biaya di Pelayanan
Kesehatan mahal.
Kurangnya waktu orangtua untuk
memperhatikan asupan gizi anak
Kebiasan masyarakat untuk memberikan PASI
sebelum waktunya, misalnya pisang
Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan
tentang pentingnya gizi dan penimbangan
rutin di Posyandu.
Kurangnya survey lapangan secara langsung
dan berkala dalam upaya peningkatan gizi
anak.
1. Petugas kesehatan
yang sdah cukup dan
telah aktif memberikan
penyuluhan
ASI
ASI ekslusif
sebesar 35%
dari target 80%
( kesenjangan -
45%)
Pengetahuan yang kurang
tentang pentingnya ASI pada
bayi.
Kurangnya keterampilan ibu-
ibu dalam menyusui bayinya
sehingga ibu-ibu cenderung
lebih suka memberikan susu
formula.
Bayi yang tidak mau diberi ASI
sehingga ibu bayi memilih
untuk memberikan susu
formula.
1. tenaga kesehatan
yang cukup
2. penyuluhan
dilakukan secara
berkala di
posyandu.
3. Kegiatan organisasi
sosial dan
keagamaan dapat
digunakan sebagai
media promotif
IMUNISASI
BCG sebesar 90.3%
dengan target 95%
(kesenjangan -4,7%)
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
imunisasi bagi anak.
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai
jadwal imunisasi sehingga cenderung anak
dibawa untuk imunisasi tidak sesuai jadwal
dan akhirnya tidak mendapat imunisasi yang
semestinya.
Kurangnya waktu orang tua yang tersedia
untuk membawa anaknya ke posyandu untuk
imunisasi.
Adanya suatu kepercayaan yang menganggap
bahwa imunisasi itu haram.
Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan
tentang pentingnya imunisasi untuk anak.
Ketakutan masyarakan akan adanya kejadian
pasca imunisasi.
Anggapan bahwa biaya imunisasi di Pelayanan
Kesehatan mahal.
Jumlah nakes mencukupi dan
cukup terlatih
Kegiatan organisasi sosial
dan keagamaan dapat
digunakan sebagai media
promotif untuk program
kesehatan contoh: imunisasi
LEMBAR KERJA 5PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI
• Permasalahan / health issue– ISPA Bukan PneumoniaNO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan pada masyarakat tentang
pentingnya kebersihan/ Higiene personal dan
lingkungan serta pentingnya rutin untuk
berobat dan pemeriksaan kesehatan
Y N Y Y Y
2 Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan
rutin melaksanakan kegiatan kader yang telah
ada
Y N Y N Y
KIA : Kesenjangan pada program KIANO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil
dengan resiko tinggi mengenai pentingnya
o kunjungan ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC rutin, resiko komplikasi
bagi bumil resti dan pemeriksaan bayi setelah lahir
Y N Y Y Y
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara memotivasi agar lebih
aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam segala kesempatan
serta mengadakan pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian penghargaan
untuk kader
Y N Y Y Y
3 Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar memotivasi masyarakat
terutama ibu-ibu agar mau melakukan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan
bayi di dalam kandungan dan melakukan kunjungan bayi
Y N Y Y Y
4 Meningkatkan kunjungan Nakes ke rumah ibu hamil yang belum mengikuti
ANC
Y N Y Y Y
GIZI : Kesenjangan pada program giziNO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama tentang
pentingnya gizi untuk anak terutama untuk tumbuh
kembang anak
Y N Y Y Y
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan
cara memotivasi agar lebih aktif memberikan
penyuluhan kepada masyarakat dalam segala
kesempatan serta mengadakan pelatihan, penyuluhan
rutin dan pemberian penghargaan untuk kader
Y N Y Y Y
3 Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar
memotivasi masyarakat agar mau melakukan
pemeriksaan gizi agar gizi anak lebih termonitor
Y N Y Y Y
IMUNISASI: Kesenjangan pada program imunisasi
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama
tentang imunisasi untuk melindungi anak dari
penyakit
Y N Y Y Y
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada
dengan cara memotivasi agar lebih aktif
memberikan penyuluhan kepada masyarakat
dalam segala kesempatan serta mengadakan
pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian
penghargaan untuk kader
Y N Y Y Y
ASI: Kesenjangan pada program ASINO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama
terhadap ibu menyusui tentang pentingnya
inisiasi asi sejak dini
Y N Y Y Y
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada
dengan cara memotivasi agar lebih aktif
memberikan penyuluhan kepada masyarakat
dalam segala kesempatan serta mengadakan
pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian
penghargaan untuk kader
Y N Y Y Y
Lembar Kerja 6RENCANA KERJA DAN RENCANA EVALUASI
• Permasalahan : Kesenjangan pada ISPA Non Pneumonia di Kelurahan Sukorame• Tujuan Jangka panjang : Menurunnya angka kesakitan pada pasien ISPA Non Pneumoni• Tujuan Jangka Pendek: Terlaksananya program kesehatan di Kelurahan Sukorame
No Strategi Intervensi Setting dan metode Target
Populasi
Peran dan tanggung
jawabSumber daya Evaluasi
1. Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya kebersihan/ Higiene personal dan lingkungan
Setting PKM/ polindes/ posyandumelakukan penyuluhan terhadap Masyarakat Kelurahan Sukorame
Semua Masyarakat
Nakes: penyuluhan
PuskesmasNakes
Menurunnya angka kesakitan akibat ISPA Non Pneumonia
2. Perekrutan kader Setting : tempat kerjaMetode : pembinaan kader
Organisasi Kemasyarakatan ibu-ibu PKK
Kader : pro aktif dalam mengatasi dan mencegah penyakit ISPADi kelurahan
puskesmasNakes
Menurunnya angka kesakitan akibat ISPA
3. Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum
Setting : tempat umum, pusat keramaian Metode : poster dan pamflet
Masyarakat umum
Nakes : menyusun dan menyebarkan Kader : menyebarkan
Nakes Kader SaranaDana
Permasalahan : kesenjangan pada Cakupan KIA di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang : Meningkatnya Cakupan KIA sesuai targetTujuan Jangka Pendek :Terlaksananya program Cakupan KIA di Kelurahan Sukorame
No Strategi intervensi Setting dan Metode Target populasi Peran dan tanggung jawab
Sumber daya Evaluasi
1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai pentingnya kunjungan ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC rutin, resiko komplikasi bagi bumil resti dan pemeriksaan bayi setelah lahir
Setting : PKM//posyandumelakukan penyuluhan terhadap semua ibu hamil
Semua ibu yang hamil dan wanita yang baru menikah
Nakes : penyuluhan PuskesmasNakesPosyandu
Tercapainya semua progam K1, K4, Resti ditemukan nakes, Resti ditemukan masyarakat, Ibu bersalin di tolong nakes, Bufas yang mendapat pelayanan nifas, KN2 dan Kunjungan bayi
2 Perekrutan kader Setting : tempat kerja/posyanduMetode : pembinaan kader
Organisasi masyarakat ibu-ibu PKK
- Nakes: pembinaan kader- PKM menyiapkan sarana prasarana pemeriksaan
PKM Nakes
Tercapainya semua progam K1, K4, Resti ditemukan nakes, Resti ditemukan masyarakat, Ibu bersalin di tolong nakes, Bufas yang mendapat pelayanan nifas, KN2 dan Kunjungan bayi
3 Peran aktif tokoh
masyarakat
Setting : pertemuan
warga
Metode : memberikan
pesan khusus
Masyarakat umum Nakes : menciptakan
hubungan yang baik
dengan tokoh
masyarakat
Tokoh masyarakat :
memberikan pesan pada
anggota masyarakat
Nakes
Tokoh masyarakat
Peningkatan
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya KIA
melalui peningkatan
jumlah kunjungan ke
posyandu
4 Meningkatkan
kunjungan Nakes ke
rumah ibu hamil yang
belum mengikuti ANC
Setting: rumah ibu hamil
Metode : me-ngerahkan
kader kesehatan yang
sudah di rekrut di
Kelurahan untuk
mendata ibu-ibu hamil
di tiap Kelurahan yang
belum mengikuti ANC
serta melakukan
kunjungan rumah untuk
memberikan pengertian
agar ibu tersebut mau
memeriksakan
kehamilannya di
Puskesmas.
Ibu hamil di
kelurahan
Sukorame yang
belum mengikuti
ANC (>50%)
Puskesmas :
Penanggung jawab
progam Bidan
Kelurahan :
Penanggung-jawab
di tingkat Kelurahan.
Kader
kesehatan :
Pelaksana kunjungan
rumah
Bidan Kelurahan
Kader yang sudah
ikut pembinaan
Kelurahan
Anggaran dana
> 50% ibu
hamil yang
belum ANC
telah
dikunjungi
(Data
kunjungan
rumah)
> 90% ibu
hamil yang
termasuk
kunjungan
rumah
melakukan
ANC di
Puskesmas
5 Penyuluhan
tentang
pentingnya
persalinan di
nakes
Setting :
PKM//posyandu
melakukan
penyuluhan
terhadap semua
ibu ibu terutama
ibu hamil
PKM :Semu
a ibu-ibu
yang datang
untuk
mendapatka
n pelayanan
ANC
Posyandu :
Ibu-ibu yang
mengantar
anaknya
untuk
kegiatan
posyandu
Nakes :
Penyuluhan
Puskesmas
Nakes
Posyandu
Tercapainya
jumlah ibu-
ibu hamil
yang
melakukan
persalinan di
Nakes sesuai
target
Permasalahan: kesenjangan pada Cakupan ASI Eksklusif di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang: Meningkatnya Cakupan ASI Eksklusif sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya program Cakupan ASI Eksklusif di Kelurahan Sukorame
No Strategi
intervensi
Setting dan
Metode
Target
populasi
Peran dan
tanggung jawab
Sumber daya Evaluasi
1 Penyuluhan
terhadap
masyarakat
terutama ibu-
ibu sedang
menyusui,
masa nifas dan
ibu-ibu yang
sudah
menikah.
Setting :
PKM//posyand
u
melakukan
penyuluhan
terhadap semua
masyarakat
yang
berkunjung
untuk
mendapatkan
pelayanan
Semua ibu
yang hamil
dan wanita
yang baru
menikah
Nakes :
penyuluhan
Puskesmas
Nakes
Posyandu
Tercapainya
semua
progam ASI
Eksklusif
sesuai target
Permasalahan: kesenjangan pada Cakupan Imunisasi di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang: Meningkatnya Cakupan Imunisasi sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya Peningkatan cakupan Imunisasi di Kelurahan Sukorame
No Strategi
intervensi
Setting dan
Metode
Target
populasi
Peran dan
tanggung jawab
Sumber daya Evaluasi
1 Penyuluhan
terhadap
masyarakat
terutama ibu-
ibu.
Setting :
PKM//posyand
u melakukan
penyuluhan
terhadap semua
pengunjung
yang dating
untuk
mendapatkan
pelayanan
Semua
anak-anak
dan balita
Nakes :
penyuluhan
Pelayanan
Imunisasi
Pendataan
imunisasi
Puskesmas
Nakes
Posyandu
Jumlah
balita atau
anak yang
mendapatka
n imunisasi
sesuai target
Menurunny
a jumlah
morbiditas
pada anak
dan balita
Permasalahan: kesenjangan pada Cakupan GIZI di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang: Meningkatnya Cakupan GIZI sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya Peningkatan cakupan GIZI di Kelurahan Sukorame
No Strategi intervensi Setting dan Metode Target
populasi
Peran dan
tanggung jawab
Sumber daya Evaluasi
1 Penyuluhan
terhadap
masyarakat
terutama ibu-ibu.
Setting :
PKM//posyandu
melakukan
penyuluhan
terhadap semua
pengunjung yang
dating untuk
mendapatkan
pelayanan
Semua
masyarakat
kelurahan
sukorame
terutama ibu-
ibu
Nakes :
penyuluhan
Puskesmas
Nakes
Posyandu
Jumlah balita
atau anak yang
ditimbang ke
Posyandu sesuai
target
Tercapainya
peningkatan
berat badan
anak sesuai
target.
Jumlah anak
atau balita yang
termasuk BGM
No Strategi
intervensi
Setting dan
Metode
Target
populasi
Peran dan
tanggung jawab
Sumber daya Evaluasi
1 Penyuluhan
terhadap
masyarakat
terutama
kepala keluarga
dan tokoh
masyarakat
Setting :
pertemuan
warga
Metode :
memberikan
pesan khusus
Seluruh
warga
kelurahan
sukorame
terutama
kepala
keluarga
dan Tokoh
masyarakat
Nakes :
penyuluhan dan
menciptakan
hubungan yang
baik dengan
tokoh
masyarakat
Tokoh
masyarakat :
memberikan
pesan pada
anggota
masyarakat
Nakes
Tokoh
masyarakat
Tercapainya
sarana dan
prasarana
sanitasi
sesuai target
Permasalahan: kesenjangan pada Sarana dan Prasarana SanitasiTujuan jangka panjang: Meningkatnya Sarana dan Prasarana Sanirasi sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya program Cakupan sarana dan prasarana sanitasi di Kelurahan Sukorame
BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN
• 6.1 Kesimpulan• Berdasarkan laporan diagnosa komunitas Kelurahan Sukoame yang mengacu
pada profil Kelurahan Sukorame tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa prioritas permasalahan Kelurahan Sukorame yang paling utama adalah masalah ISPA bukan pneumonia, gizi, KIA, dan kesehatan anak, dan imunisasi.
• Tingginya angka kejadian ISPA Pneumonia dan bukan pnemonia berhubungan dengan SDM yang kurang, perilaku hidup yang kurang sehat, dan sanitasi di Kelurahan Sukorame yang masih kurang.
• Tingginya permasalahan pada gizi berhubungan dengan Sumber Daya Manusia, kurangnya wawasan masyarakat tentang pentingnya gizi, dan pembinaan nakes pada kelurahan Sukorame.
• Tingginya permasalahan pada KIA, kesehatan anak, dan imunisasi berhubungan dengan SDM, dan kurangnya promosi kesehatan di Kelurahan Sukorame.
Saran
• Pencatatan tentang data penduduk desa secara rutin dan menyeluruh sehingga didadapatkan data yang akurat untuk intervensi permasalahan yang tepat sasaran.
• Adanya koordinasi dan pelaporan data dari pihak desa ke pihak kecamatan sehingga tidak ada perbedaan antara data yang didapatkan dari Kelurahan dan Kecamatan.
• Nakes/kader aktif dalam melakukan penyuluhan sehingga bisa mengurangi masalah kesehatan yang ada.
• Diperlukan peran aktif tokoh masyarakat sehingga bisa mempengaruhi warga untuk menciptakan perilaku hidup sehat.