Diagnosa Keperawatan
-
Upload
tinok-ayu-irtup-inadraw -
Category
Documents
-
view
266 -
download
2
Transcript of Diagnosa Keperawatan
A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d penekanan pada kiasma optik
2. Gangguan eliminasi urine b.d hiposekresi ADH.
3. Devisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan dehidrasi
4. Gangguan pola tidur b.d perubahan pada pola aktifitas
5. Ansietas b.d stress psikologis internal
6. Kurang pengetahuan akan penyakit b.d kurang terpajan informasi
B. Intervensi dan Rasional
1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d penekanan pada kiasma optik
Tujuan : Penggunaan penglihatan yang optimal.
Kriteria hasil :
a. Pasien ikut berpartisipasi dalam program pengobatan.
b. Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa
kehilangan lebih lanjut.
Intervensi :
a. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan.
R/: mengetahui perubahan berkurangnya lapang pandang klien.
b. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan, contoh : kurangi kecemasan, atur perabot, ingatkan memutar
kepala ke subjek yang terlihat, perbaiki sinar suram dan masalah
penglihatan malam hari.
R/: Menurunkan bahaya keamanan b.d perubahan lapang pandang atau
kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan
c. Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi.
R/:Mempercepat penyembuhan pasien.
2. Gangguan eliminasi urine b.d hiposekresi ADH.
Tujuan : Pola eliminasi urin pasien kembali normal
Kriteria hasil :
a. pasien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
b. pasien mempertahankan keseimbangan masukan/haluaran urin
c. pasien mengungkapkan/mendemonstrasikan perilaku dan teknik untuk
mencegh retensi urin.
Intervensi:
a. Kaji pola berkemih seperti frekuensi dan jumlahnya. Bandingan keluaran urin
dan masukan cairan dan catat berat jenis urin
R/: mengidentifikasi fungsi kandung kemih (mis: pengosongan kandung
kemih, fungsi ginjal dan keseimbangan cairan.
b. Palpasi adanya distensi kandung kemih dan observasi pengeluaran cairan
R/: disfungsi kandung kemih bervariasi, ketidakmampuan berhubungan
dengan hilangnya kontraksi kandung kemih untuk merilekskan sfingter
urinarius
c. Anjurkan pasien untuk minum/masukan cairan (2-4 /hr)
R/: membantu mempertahan fungsi ginjal
d. Bersihkan daerah perineum dan jaga agar tetap kering lakukan perawatan
kateter bila perlu
R/: menurunkan resiko terjadinya iritasi kulit/kerusakan kulit
e. Pantau BUN, kretinin, SDP
R/: meggambarkan fungsi ginjal dan mengidentifikasi komplikasi
f. Berikan pengobatan sesuai indikasi seperti: vitamin dan atau antiseptik urinarius
R/: mempertahankan lingkungan asam dan menghambat pertumbunhan bakteri
(kuman)
3. Devisit volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
Tujuan : kebutuhan volume cairan kembali normal
Kriteia hasil :
a. intake dan output seimbang
b. Volume urine, berat badan dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi :
a) pantau masukan dan pengeluaran, catat warna dan volume cairan
R/: memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan penganti,fungsi ginjal,
dan keefektifan dari terapi yang di berikan.
b) Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500ml/hari dalam
batas yang dapat di toleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral
sudah dapat di berikan.
R/: mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi
c) Kaji nadi perifer,pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
R/: merupakan indikator dari tingkat dehidrasi / volume sirkulasi yang
adekuat.
d) Ukur berat badan setiap hari
R/: memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
e) Kaji tanda- tanda vital
R/: mengetahui keadaan umum pasien.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada pola aktivitas
Tujuan : pasien bisa tidur dan mampu menentukan kebutuhan atau waktu tidur
Kriteria Hasil :
a. pasien akan mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan
penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang
b. pasien akan melaporkan dapat beristirahat dengan cukup
Intervensi:
a. Berikan kesempatan untuk beristirahat/tidur sejenak, anjurkan latihan saat
siang hari, turunkan aktivitas mental/fisik pada sore hari
R/: karena aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan
yang dapat meningkatkan kebingungan, aktifitas yang terprogram tanpa
stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu tidur
c. Evaluasi tingkat stress/orientasi sesuai perkembangan hari demi hari
R/: peningkatan kebingungan, disorientasi da tingkah laku yang tidak
koopertif dapat malanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas
d. Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat mandi dan masase punggung
R/: meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk
e. Turunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur
R/: menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi ke
kamarmandi/berkemih selama malam hari
5. Ansietas b.d faktor internal stress psikologis
Tujuan : pasien tidak cemas dan mengungkapkan kemampuan untuk mengatasi
Kriteria Hasil :
a. pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat
diatasi
b. pasien mengidentifikasi ketidakefektifan pereilaku koping dan
konsekuensinya
Intervensi:
a. Kaji tingkat ansietas pasien tentukan bgaimana pasien menangani masalah
dimasa yang lalu dan bagaiman pasien malakukan koping dengan masalah
yang dihadapinya sekarang
R/: membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan ketrampilan yang
mungkin membantu pasien mengatasi keadaannya sekarang dan atau
kemungkinan lain untuk memberikan bantuan yang sesuai
b. Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur
R/: memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas
pengetahuannya.
c. Berikan kesempatan psien untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya
R/: kebanyakan pasien mengalami masalah yang perlu untuk diungkapkan dan
diberi respon dengan informasi yang akurat untuk meningkatkan koping
terhadap situasi yang sedang dihadapinya
d. Catat perilaku dari orang terdekat/keluarga yang meningkatkan peran sakit
pasien
R/: orang terdekat/keluarga mungkin secara tidak sadar memungkinkan pasien
untuk mempertahankan ketergantungan dengan melakukan sesuatu yang
pasien sendiri mampu melakukannya tanpa bentuan orang lain
7. Kurang pengetahuan akan penyakit b.d kurang terpajan informasi
Tujuan :
- Pasien dapat menerangkan hubungan antara proses penyakit dan terapi
- Menjelaskan secara verbal diet, pengobatan dan cara beraktivitas
- Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang membutuhkan
perhatian medis
- Memformulasikan rencana untuk follow –up
Kriteria Hasil:
Pasien menunjukkan:
a. Pemahaman terhadap penyakit yang diderita
b. Menjauhi pantangan penyakit dan menjalani pengobatan teratur untuk
kesembuhan
c. Mengetahui tanda dan gejala penting dari penyakit
Intervensi dan rasional :
a. Berikan pembelajaran yang dibutuhkan pasien. Berikan informasi dengan
jelas dan mudah dimengerti.
R/: Penyembuhan dari tumor mungkin memerlukan perhatian, konsentrasi,
dan energi untuk menerima informasi baru. Ini meliputi tentang proses
penyakit yang akan menjadi berat atau yang sedang mengalami
penyembuhan.
b. Sediakan informasi masalah dan penyebab dari penyakit yang sedang
dialami pasien
R/: Pasien sering bingung oleh perkembangan tumor, dalam kesehatan
sistem endokrin sebelumnya.
c. Instruksikan tindakan pencegahan, jika dibutuhkan.
R/: Infeksi yang mungkin terjadi untuk mencegah komplikasi dan
metastase berikutnya
d. Sediakan informasi baik secara verbal atau tulisan mengenai pengobatan
misalnya: tujuan, efek samping, cara pemberian , dosis, dan kapan
diberikan
R/: Merupakan instruksi bagi pasien untuk keamanan pengobatan dan
cara-cara pengobatan dapat diikutinya
e. Kaji rencana untuk mengunjungi pasien seperti kunjungan perawat atau
keluarga