Diagnosa Dan Rencana Intervensi

7
1. DIAGNOSA DAN RENCANA INTERVENSI a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung. Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi. Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB. Rencana intervensi dan rasional: TUJUAN INTERVENSI RASIONAL Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan penurunan cardiac output pada klien dapat diatasi, dengan kriteria hasil : 1. denyut nadi klien kembali normal, yaitu 90 – 140 x/mnt 2. Klien tidak terlihat pucat. 3. Klien tidak terlihat lemah dan mengalami sianosis pada tubuhnya. 1. Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam. 2. Catat bunyi jantung. 3. Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat. 1. Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin. 2. Mengetahui adanya perubahan irama jantung. 3. Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi

description

kmkm

Transcript of Diagnosa Dan Rencana Intervensi

Page 1: Diagnosa Dan Rencana Intervensi

1. DIAGNOSA DAN RENCANA INTERVENSI

a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.

Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.

Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung,

melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi

beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.

Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Setelah diberikan asuhan keperawatan

selama 3 x 24 jam, diharapkan

penurunan cardiac output pada klien

dapat diatasi, dengan kriteria hasil :

1. denyut nadi klien kembali normal,

yaitu 90 – 140 x/mnt

2. Klien tidak terlihat pucat.

3. Klien tidak terlihat lemah dan

mengalami sianosis pada

tubuhnya.

1. Kaji frekuensi

nadi, RR, TD

secara teratur

setiap 4 jam.

2. Catat bunyi

jantung.

3. Kaji perubahan

warna kulit

terhadap sianosis

dan pucat.

4. Pantau intake dan

output setiap 24

jam.

1. Memonitor adanya

perubahan sirkulasi

jantung sedini

mungkin.

2. Mengetahui adanya

perubahan irama

jantung.

3. Pucat menunjukkan

adanya penurunan

perfusi perifer

terhadap tidak

adekuatnya curah

jantung. Sianosis

terjadi sebagai akibat

adanya obstruksi

aliran darah pada

ventrikel.

4. Ginjal berespon

untuk menurunkna

curah jantung

dengan menahan

produksi cairan dan

natrium.

Page 2: Diagnosa Dan Rencana Intervensi

5. Batasi aktifitas

secara adekuat.

6. Berikan kondisi

psikologis

lingkungan yang

tenang.

5. Istirahat memadai

diperlukan untuk

memperbaiki

efisiensi kontraksi

jantung dan

menurunkan

komsumsi O2 dan

kerja berlebihan.

6. Stres emosi

menghasilkan

vasokontriksi

yangmeningkatkan

TD dan

meningkatkan kerja

jantung.

b. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan

tubuh.

Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.

Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur

tercukupi.

Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Setelah diberikan asuhan keperawatan

selama 3 x 24 jam, diharapkan

masalah intoleransi aktivitas dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

1. Pasien dapat melakukan

aktivitas sesuai dengan batas

kemampuan

2. Klien dapat tidur nyenyak

pada malam hari

1. Ikuti pola istirahat

pasien, hindari

pemberian

intervensi pada

saat istirahat.

2. Lakukan

perawatan dengan

1. Menghindari

gangguan pada

istirahat tidur pasien

sehingga kebutuhan

energi dapat dibatasi

untuk aktifitas lain

yang lebih penting.

2. Meningkatkan

kebutuhan istirahat

Page 3: Diagnosa Dan Rencana Intervensi

3. Klien terlihat lebih segar

ketika terbangun

cepat, hindari

pengeluaran energi

berlebih dari

pasien.

3. Bantu pasien

memilih kegiatan

yang tidak

melelahkan.

4. Hindari perubahan

suhu lingkungan

yang mendadak.

5. Kurangi

kecemasan pasien

dengan memberi

penjelasan yang

dibutuhkan pasien

dan keluarga.

6. Respon perubahan

keadaan psikologis

pasien (menangis,

murung dll)

dengan baik.

pasien dan

menghemat energi

pasien.

3. Menghindarkan

pasien dari kegiatan

yang melelahkan

dan meningkatkan

beban kerja jantung.

4. Perubahan suhu

lingkungan yang

mendadak

merangsang

kebutuhan akan

oksigen yang

meningkat.

5. Kecemasan

meningkatkan

respon psikologis

yang merangsang

peningkatan kortisol

dan meningkatkan

suplai O2.

6. Stres dan kecemasan

berpengaruh

terhadap kebutuhan

O2 jaringan.

c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan

nutrisi jaringan tubuh, isolasi social.

Tujuan: Pertumbuhan dan perkembangan dapat mengikuti kurva tumbuh kembang

sesuai dengan usia.

Page 4: Diagnosa Dan Rencana Intervensi

Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.:

Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Setelah diberikan asuhan keperawatan

selama 3 x 24 jam, diharapkan

pertumbuhan dan perkembangan klien

dapat mengikuti kurva tumbuh

kembang sesuai dengan usia

1. Sediakan

kebutuhan nutrisi

adekuat.

2. Monitor BB/TB,

buat catatan

khusus sebagai

monitor.

3. Kolaborasi intake

Fe dalam nutrisi.

1. Menunjang

kebutuhan nutrisi

pada masa

pertumbuhan dan

perkembangan serta

meningkatkan daya

tahan tubuh

2. Sebagai monitor

terhadap keadaan

pertumbuhan dan

keadaan gizi pasien

selama dirawat.

3. Mencegah terjadinya

anemia sedini

mungkin sebagi

akibat penurunan

kardiak output.

d. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.

Tujuan: Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.

Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Setelah diberikan asuhan keperawatan

selama 3 x 24 jam, diharapkan infeksi

pada klien tidak terjadi dengan kriteria

1. Kaji tanda vital

dan tanda – tanda

infeksi umum

1. Memonitor gejala

dan tanda infeksi

sedini mungkin.

Page 5: Diagnosa Dan Rencana Intervensi

hasil :

1. Terbebas dari tanda - tanda

infeksi

2. Menunjukkan hygiene pribadi

yang adekuat

lainnya.

2. Hindari kontak

dengan sumber

infeksi.

3.  Sediakan waktu

istirahat yang

adekuat.

4. Sediakan

kebutuhan nutrisi

yang adekuat

sesuai kebutuhan.

2. Menghindarkan

pasien dari

kemungkinan

terkena infeksi dari

sumber yang dapat

dihindari

3. Istirahat adekuat

membantu

meningkatkan

keadaan umum

pasien.

4. Nutrisi adekuat

menunjang daya

tahan tubuh pasien

yang optimal.