Diag hipo

21
Sistem endokrin Segala aktivitas sel maupun jaringan dikordinasikan oleh beberapa messenger kimia : 1. Neurotransmitter, dilepaskan terminal axon dari sel saraf ke celah sinaps dan bekerja lokal mengontrol fungsi sel. 2. Endokrin, dilepaskan oleh kelenjar tertentu ke dalam sirkulasi darah dan mempengaruhi fungsi sel tubuh di tempat lain 3. Neuroendokrin, hormon yang disekresikan neuron. 4. Parakrin, disekresikan sel ke cairan ekstraselular dan mempengaruhi sel yang berdekatan dan berbeda jenis. 5. Autokrin, disekresikan sel ke cairan ekstraselular dan mempengaruhi sel yang sama dengan terikat pada reseptor. 6. Sitokin, dapat berintindak sebagai autokrin, parakrin, maupun endokrin.

description

medical

Transcript of Diag hipo

Page 1: Diag hipo

Sistem endokrin

Segala aktivitas sel maupun jaringan dikordinasikan oleh beberapa messenger kimia :

1. Neurotransmitter, dilepaskan terminal axon dari sel saraf ke celah sinaps dan bekerja

lokal mengontrol fungsi sel.

2. Endokrin, dilepaskan oleh kelenjar tertentu ke dalam sirkulasi darah dan mempengaruhi

fungsi sel tubuh di tempat lain

3. Neuroendokrin, hormon yang disekresikan neuron.

4. Parakrin, disekresikan sel ke cairan ekstraselular dan mempengaruhi sel yang berdekatan

dan berbeda jenis.

5. Autokrin, disekresikan sel ke cairan ekstraselular dan mempengaruhi sel yang sama

dengan terikat pada reseptor.

6. Sitokin, dapat berintindak sebagai autokrin, parakrin, maupun endokrin.

Page 2: Diag hipo

Gambar 1. Struktur Anatomi Endocrin system

Tabel 1. Hormon dan Fungsinya

Organ Hormon Fungsi

Hipotalamus TRH

CRH

GHRH

Somatostatin/GHIH

GnRH

PIF

TSH, Prolaktin

ACTH

Somatotropin/GH

Inhibitor Somatotropin

LH, FSH

Inhibitor Prolaktin

Hipofisis

Adenohipofisis

Intermedia

Neurohipofisis

TSH

ACTH

Somatotropin

Prolaktin

FSH

LH

MSH

ADH/Vasopresin

Oksitosin

Tiroid

Adrenokortikal

Pertumbuhan

Air susu

Folikel, Pematangan sperma

esterogen, progresteron, testosteron

Pigmen (rudimenter pada orang dewasa)

Reabsorbsi air di ginjal, vasokonstriksi

Kontraksi rahim

Pineal Melatonin Biological Clocks, aktivitas seks

Tiroid T4, T3

Kalsitonin

Meningkatkan metabolisme

(+) Kalsium di tulang

(–) Kalsium ekstraselular

Paratiroid PTH (+) absorbsi kalsium diusus, ren

(-) kalsium dari tulang

Page 3: Diag hipo

Thymus Thymosin Imunity

Lambung Gastrin Sekresi HCL oleh sel parietal

Usus Halus Sekretin

Kolesistokinin

Sekresi Asinus –> HCO3-, H2O

Kontraksi empedu, Sekresi enzim pankreas

Pankreas Insulin

Glukagon

Mengambil glukosa sel

Pelepasan glukosa di hati

Jantung ANP (Atrium

Natriuretik Peptida)

(-) tekanan darah

(+) ekskresi Na+ di ginjal

Korteks

Adrenal

Kortisol

Aldosteron

Metabolisme, Antiinflamasi

(+) reabsorbsi Na+ di ginjal

(+) sekresi K+, H+

Medula

Adrenal

Norepinefrin,epinefrin

(adrenalin)

Efek simpatis

Ginjal Renin

1,25-Dihidroksi-

kolekalsiferol

Eritopoietin

Katalis Angiotensinogen—> Angiotensin I

(+) absorbsi Ca2+ dan mineral tulang

(+) produksi eritrosit

Testis Testosteron Reproduksi sekunder

Ovarium Esterogen

Progresteron

Reproduksi sekunder

Sekresi getah uterus diendometrium

Plasenta hCG

Somatomamotropin

esterogen,

progresteron

(+)pertumbuhan korpus luteum

sekresi esterogen, progresteron

pertumbuhan janin, payudara

Adiposit Leptin Menghambat nafsu makan

Page 4: Diag hipo

Merangsang termogenesis

Struktur kimia hormon

1. Steroid, disintesis dari kolesterol dan tidak disimpan. Transportnya menggunakan ikatan

protein plasma. Ex: Kortisol, Aldosteron, Testosteron, Esteroges, Progresteron, dan 1,25-

Dihidroksikalsiferol

2. Amin, berasal dari tirosin dan disekresikan secara eksositosis dengan vesikel. Dalam

plasma dapat berikatan dengan protein ataupun bentuk bebas. Ex : PIF, T3, T4,

Norepinefrin dan epinefrin

3. Protein dan polipeptida, sebelum disekresikan disimpan dalam vesikel hingga dibutuhkan

dan larut dalam plasma darah. Ex : selain itu

Mekanisme kerja hormon

1. Reseptor Intrasel (didalam sel)

Bagi hormon steroid, maka akan sangat mudah melewati membran sel karena larut

lemak. Sehingga reseptornya terdapat dalam sitoplasma ataupun nukleus. Komplek

Hormon Reseptor akan berikatan dengan DNA melalui Hormone Response Element.

Sehingga menimbulkan sintesis protein dan efek fisiologis.

Page 5: Diag hipo

2. Reseptor Membran Sel

Hormon yang larut air (peptida), reseptornya terdapat di membran sel dan biasanya

menggunakan second messenger.

- Reseptor Hormon Terkait-Kanal Ion. Jika hormon melekat pada reseptornya dapat

membuka kanal ion sel. misalnya asetilkolin

- Reseptor menggunakan second messenger. Second messenger dapat berupa cAMP,

cGMP (mekanismenya sama dengan cAMP), Fosfatidilinositol dengan kalsium-

kalmodulin, rangkaian protein kinase atau lintasan fosfat. Baiklah akan kita bahas satu

persatu..!

cAMP-adenilil siklase

cAMP (AMP siklus) berasal dari ATP lewat kerja enzim adenilil siklase. Aktivasi adenilil siklase

diperantarai protein G-bergantung GTP : alpha, beta, gamma (gimana sih buat simbol ini klo

pake HTML).

Keti

ka hormon terikat pada reseptor, akan terjadi perubahan konfrontasi reseptor sehingga

mengaktifkan protein G untuk melekat pada adenilil siklase melaui energi GTP (lihat gambar).

Akibatnya terbentuk cAMP dan mengaktifkan protein kinase. Protein Kinase ini akan

mengkatalis reaksi Protein + ATP yang menyebabkan efek fisiologi.

Page 6: Diag hipo

 Kalsium, Fosfatidilinositol

Di

sini protein G mengaktifkan Fosfolipase C sehingga mengubah PIP2 (Fosfatidilinisitol bifosfat)

menjadi IP3 (inositol trifosfat) dan DAG (diasilgliserol). IP3 memobilisasi Ca2+ dari Retikulum

Sarkoplasma dan kemudian memiliki efek second messengernya sendiri untuk kontraksi otot

polos atau membantu mengaktifkan protein kinase. DAG berfungsi untuk mengaktifkan protein

kinase sehingga menimbulkan respon sel seperti pada cAMP-adenilil siklase.

Rangkaian Protein Kinase atau Lintasan Fosfat

Page 7: Diag hipo

Me

kanisme kali ini merupakan gabungan Reseptor Intrasel dengan Fosfatidilinositol. Reseptor akan

membuat fosforilasi JAK2 (tirosin kinase dari famili janus kinase). Kemudian JAK2 teraktivasi

dan menyebabkan aktifasi enzim dan menginduksi STAT(signal transducer and activator of

transcription). Aktifasi enzim terutama protein kinase dan fosfatidilinositol 3-kinase  yang

menyebabkan efek fisiologis.

Pengaturan gula darah dalam tubuh

Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran

kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang

peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak

dalam ligamentum lienorenalis.

Page 8: Diag hipo

 

Histologi pankreas

Insula pancreatica merupakan bangunan serupa sel endokrin (endocrinocytus) yang tersebar

di seluruh páncreas. Setiap insula mengandung 4 jenis sel penghasil hormon peptida yaitu :

Sel alpha,

Sel ini memproduksi hormon glukagon, berperan menaikkan kadar gula yang

rendah, dan kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin.

Sel Beta,

Page 9: Diag hipo

Sel ini terdapat dalam jumlah banyak dalam insula pancreatica dan memproduksi

insulin. Insulin ini bekerja pada kadar gula yang tinggi dan sifatnya meneruskan kadar

gula yang tinggi tersebut menjadi normal kembali. Insulin menaikkan pengambilan

glucosa darah oleh sebagian besar sel; menaikkan síntesis glikogen oleh hepatocytus dan

síntesis trigliserida oleh adipocytus. Malfungsi sel beta menyebabkan penyakit diabetes

melitus yang ditandai dengan hiperglikemia. Hiperplasia dan neoplasia sel beta

mengakibatkan sindrom hiperinsulinisme ditandai hipoglikemia

Sel Delta

Somastatin yang menekan prelepasan insulin, glukagon, dan hormon

pertumbuhan diproduksi oleh sel delta, selain itu sel ini menghasilkan gastrin yang

memacu sekresi kelenjar dalam mucosa saluran pencernaan.

Sel F

Sel ini mensekresi polipeptida pancreatica yang menghambat pars eksokrin

páncreas memproduksi enzim dan bikarbonat. Hormon ini menyebabkan relaksasi vesica

fellea dan mengurangi sekresi empedu

Fisiologi hormon kelenjar pancreas

Fungsi utama hormon-hormon pankreas adalah untuk:

meningkatkan penyimpanan selama individu istirahat, dalam bentuk glikogen dan lemak,

diambil dari substansi-substansi dalam makanan (insulin)

mobilisasi kembali cadangan energi  selama fase kelaparan atau pada waktu bekerja,

dalam keadaan stres, dst. (glukagon)

menjaga kadar gula darah mendekati konstan bila mungkin

meningkatkan pertumbuhan (insulin)

Efek dasar hormon insulin

Page 10: Diag hipo

Tiga efek dasar insulin pada metabolisme karbohidrat:

meningkatkan kecepatan metabolisme glukosa,

menurunkan konsentrasi gula darah (hormon hipoglikemik),

meningkatkan cadangan glikogen dalam jaringan

Efek insulin terhadap metabolisme lemak

Meningkatkan pemakaian glukosa, mengurangi pemakaian lemak

(penghemat lemak)

Meningkatkan pembentukan gliserol. Gliserol bersama asam lemak

membentuk trigliserida untuk disimpan.

Efek insulin terhadap metabolisme protein:

meningkatkan sintesa dan mencegah katabolisme protein

Pengaturan Sekresi Insulin

Pengaturan sekresi: diatur oleh kadar gula dalam darah melalui mekanisme umpan balik.

Page 11: Diag hipo

Efek Dasar Hormon Glukagon

1. Efek utama glukagon terhadap metabolisme glukosa:

Pemecahan glikogen hati (glikogenolisis),

meningkatkan glukosa darah (hormon hiperglikemik)

Meningkatkan proses glukoneogenesis dalam hati

2. Efek lain glukagon (bila meningkat di atas nilai normalnya):

Mengaktifkan lipase lemak,

meningkatkan persediaan asam lemak, sumber energi

Menghambat penyimpanan trigliserida dalam hati

\

3. Stimulus utama sekresi glukagon:

Page 12: Diag hipo

turunnya kadar gula darah pada waktu puasa,

asupan makanan kurang, dan antara 2 waktu makan

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan

keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila

konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh,

pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-

sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa

dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.

Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena

pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam

pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa

menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah.

Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin,

sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan

Page 13: Diag hipo

("resistensi insulin"). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang

terdapat di dalam darah.

DM Type II disebabkan karena ketidakseimbangan antara produksi insulin dan kemampuan sel

untuk menggunakan insulin.

Page 14: Diag hipo

Algoritma penatalaksanaan hipoglikemi

Page 15: Diag hipo

Diagnosis

Glukosa darah dapat dengan mudah diukur dengan tes gula darah. Tingkat gula rendah di

dalam darah yang ditemukan pada saat seseorang mengalami gejala-gejala khas dari

hipoglikemia dapat menegakkan diagnosis. jika kadar glukosa darah rendah dan dapat meningkat

Page 16: Diag hipo

dalam beberapa menit setelah pemberian glukosa oral hal ini dapat mendukung diagnosis. Pada

pasien yang tidak menderita diabetes, diagnosis memerlukan demonstrasi kadar glukosa darah

rendah disertai dengan gejala.hal ini Tergantung pada jenis hipoglikemia, glukosa darah diukur

baik selama tes toleransi glukosa atau sewaktu. tes lebih lanjut dapat dilihat dari rekam medis

pasien sebelumnya kemudian diperlukan untuk menentukan penyebab hipoglikemia. pasien

dengan diabetes dapat memverifikasi data sebelumnya pada saat pasien mengalami

hipoglikemia dengan pemantauan glukosa darah di rumah. apabila gejala hipoglikemia tidak

jelas dan sering tidak spesifik, Dalam menegakkan diagnosis hipoglikemia terdapat tiga criteria

yang harus dipenuhi. Kriteria diagnostik disebut sebagai "triad Whipple."

Kadar gula darah < 60 mg/dl

Adanya gejala-gejala hipoglikemia : fase peningkatan hormon epinefrin ( berkeringat

banyak, palpitasi, tremor, ketakutan, rasa lapar, mual). Fase selanjutnya (<20 mg/dl) bisa

didapatkan gejala neurologik yaitu pusing, pandangan kabur, ketajaman mental turun,

hilangnya keterampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejang klonus sampai

koma.

Gejala menghilang bila kada gula dinormalkan dengan cara pemberian glukosa oral

Hipoglikemia adalah gula darah kurang dari sekitar 70 mg / dl (3,9 mmol / L), tetapi

beberapa orang dapat merasakan gejala hipoglikemi saat gula darah lebih tinggi sedikit dari

>70mg/dl. gula darah rendah dapat terjadi jika ada terlalu banyak insulin dalam tubuh, belum

makan atau makan-makanan yang kurang cukup untuk dimakan, atau terlalu banyak melakukan

aktivitas tanpa karbohidrat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kegiatan tersebut.

Apabila pasien datang dengan hipoglikemik ,dapat dilakukan cara sebagai berikut:

Melakukan tes kadar gula darah untuk memastikan hipoglikemik.

Memberikan glukosa oral, seperti 3 tablet glukosa, atau pemebrian ½ cangkir jus

buah, 3-4 potong permen keras, ½ cangkir kismis atau soda biasa .

Apabila pasien merasa lebih baik dalam 10-15 menit, maka harus dilakukan tes

ulang.

Page 17: Diag hipo

Glukosa (15-20 g) merupakan obat pilihan untuk individu yang sadar dengan

hipoglikemia, walaupun segala bentuk karbohidrat yang mengandung glukosa dapat digunakan.

Jika gula darah dalam 15 menit setelah pemberian glukosa oral menunjukkan hipoglikemia

lanjutan,pengobatanha rus diulang. Setelah glukosa kembali normal, pasien harus

mengkonsumsi makanan atau snack untuk mencegah terjadinya hipoglikemia.

Page 18: Diag hipo