Diabetic Ketoasidosis

7
Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan ketidakseimbangan antara tuntunan dan suplai insulin. Sindrom ditandai oleh hiperglikemi dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abnormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, okular, neurologik dan kardiovaskuler. Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes melitus yang serius, suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. KAD memerlukan pengelolaan yang cepat dan tepat, mengingat angka kematiannya yang tinggi. Pencegahan merupakan upaya penting untuk menghindari terjadinya KAD. Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. Ketoasidosis Diabetikum terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe II) Sedangkan non insulin dependen diabetik melitus (NIDDM) atau diabetes melitus tidak tergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin. Resistensu insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel B tidak mampu mengimbangi resistensi

description

DK

Transcript of Diabetic Ketoasidosis

Page 1: Diabetic Ketoasidosis

Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan ketidakseimbangan antara tuntunan

dan suplai insulin. Sindrom ditandai oleh hiperglikemi dan berkaitan dengan abnormalitas

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abnormalitas metabolik ini mengarah pada

perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, okular, neurologik dan kardiovaskuler.

Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes melitus yang serius,

suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. KAD memerlukan pengelolaan yang cepat

dan tepat, mengingat angka kematiannya yang tinggi. Pencegahan merupakan upaya penting

untuk menghindari terjadinya KAD.

Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai

gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut

“akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes

ketergantungan insulin.

Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang disebabkan

oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. Ketoasidosis Diabetikum terjadi pada penderita

IDDM (atau DM tipe II)

Sedangkan non insulin dependen diabetik melitus (NIDDM) atau diabetes melitus tidak

tergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin. Resistensu insulin

adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan

perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel B tidak mampu mengimbangi

resistensi insulin ini sepenuhnya. Artinya terjadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan

ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada perangsangan sekresi insulin, berarti sel B

pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.

Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat hiperglikemia dan

akibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor-faktor :

1. Infeksi.

2. Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong peningkatan

proses katabolik .

3. Menolak terapi insulin.

Page 2: Diabetic Ketoasidosis

Prognosis

Pada DM yang tidak terkendali dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi dan kadar

hormon insulin yang rendah, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

Sebagai gantinya tubuh akan memecah lemak untuk sumber energi.

Pemecahan lemak tersebut akan menghasilkan benda-benda keton dalam darah

(ketosis). Ketosis menyebabkan derajat keasaman (pH) darah menurun atau disebut sebagai

asidosis. Keduanya disebut sebagai ketoasidosis.

Pasien dengan KAD biasanya memiliki riwayat masukan kalori (makanan) yang berlebihan

atau penghentian obat diabetes/insulin

Gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemukan pada pasien KAD adalah:

1. Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)

2. Terdapat keton di urin

3. Banyak buang air kecil sehingga dapat dehidrasi

4. Sesak nafas (nafas cepat dan dalam)

5. Nafas berbau aseton

6. Badan lemas

7. Kesadaran menurun sampai koma

8. KU lemah, bisa penurunan kesadaran

9. Polidipsi, poliuria

10.Anoreksia, mual, muntah, nyeri perut

11.Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+ karena diuresis osmotik

12.Kulit kering

13.Keringat <<<

14.Kussmaul ( cepat, dalam ) karena asidosis metabolik

Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya KAD adalah:

1. Infeksi, stres akut atau trauma

2. Penghentian pemakaian insulin atau obat diabetes

3. Dosis insulin yang kurang

Page 3: Diabetic Ketoasidosis

Pemeriksaan Diagnostik meliputi :

1. Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg/dl atau lebih

2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkaat

4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l

Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]

5. Elektrolit : Natrium : mungkin normal , meningkat atau menurun

Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya akan menurun.

6. Fosfor : lebih sering menurun.

7. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang

mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir

8. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis

metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik

9. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi), leukositosis,

hemokonsentrasi sebagai respons terhadap stress atau infeksi

10. Ureum/kreatinin: Mungkn meningkaatt atau normal(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)

11. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut

sebagai penyebab DKA

12. Urin : gula dan aseton positif , berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat

Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, pernafasan dan pada

luka.

Komplikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian akibat KAD adalah:

1. Terlambat didiagnosis karena biasanya penyandang DM dibawa setelah koma.

2. Pasien belum tahu bahwa ia menyandang DM.

3. Sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat, seperti: renjatan

(syok), stroke, dll.

4. Kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya penatalaksanaan KAD.

Page 4: Diabetic Ketoasidosis

Penatalaksanaan

Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia, dan

ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada.

Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU

Fase I/Gawat :

1. Rehidrasi

NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm selama 4 jam, lalu 30-

50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam)

2. Insulin

4-8 U/jam sampai GDR 250 mg/dl atau reduksi minimal

3. Infus K (tidak boleh bolus)

o Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L

o Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L

o Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L

o Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam

4. Infus Bicarbonat

o Bila pH<7,0 atau bicarbonat < 12mEq/L

o Berikan 44-132 mEq dalam 500cc NaCl 0.9%, 30-80 tpm

Pemberian Bicnat = [ 25 - HCO3 TERUKUR ] x BB x 0.4

5. Antibiotik dosis tinggi

Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi

Fase II/maintenance:

1. Cairan maintenance

o Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian

o Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U

2. Kalium

o Perenteral bila K+ <4mEq

o Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam

3. Insulin reguler 4-6U/4-6jam

4. Makanan lunak karbohidrat komplek

Page 5: Diabetic Ketoasidosis

Preventif

1. Jangan menghentikan suntikan insulin atau obat diabetes walaupun sedang sakit dan tidak

nafsu makan.

2. Periksa kadar gula darah sekali sehari dan catat hasil pemeriksaan tersebut.

3. Periksa keton urin bila gula darah > 240 mg/dL atau badan terasa tidak enak.

4. Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya. Bila tidak nafsu makan, boleh

makan bubur atau minuman berkalori lain.

5. Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi.