DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN...

15
HUBUNGAN JENIS SUBSTRAT DENGAN KERAPATAN VEGETASI Rhizophora sp. DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA KOTA TANJUNGPINANG Dwi Nur Amin (1) , Henky Irawan (2) , Andi Zulfikar (3) (1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UMRAH (2) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UMRAH, (3) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UMRAH, Tanjungpinang Indonesia. Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2015 di hutan Mangrove Sungai Nyirih Kota Tanjungpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis substrat dengan kerapatan vegetasi Rhizophora sp. Metode yang digunakan untuk mencuplik pohon Rhizophora sp. adalah transek garis dimana pada masing-masing plot pengamatan diambil sampel substrat pada kedalaman 30 cm. Data yang terkumpul ditabulasikan dan dikelompokkan bedasarkan jenis variabel, data jenis substrat sebagai variabel bebas (X) dan kerapatan pohon Rhizophora sp. sebagai variabel terikat (Y). Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis substrat dengan kerapatan pohon Rhizophora sp. hal ini diketahui dari hasil perhitungan nilai Pearson Chi-Square. Nilai hitung Pearson Chi-Square adalah 77,877 sedangkan nilai Chi-Square tabel adalah 46,194. Jadi 77,877 (nilai hitung Chi-Square) > (nilai Chi-Square tabel) yaitu 46,194. Maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara jenis substrat dengan jumlah total pohon genus Rhizophora sp. Secara deskriptif jenis hubungan diketahui melalui bentuk garis linier dan distribusi data dalam diagram kartesius dengan menggunakan software microsoft excel 2010. Gambaran hubungan yang didapatkan secara deskriptif adalah hubungan negatif dengan distribusi data yang menyebar. Kata Kunci : Hubungan Jenis Substrat Dengan Kerapatan Vegetasi Rhizophora sp.

Transcript of DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN...

Page 1: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

HUBUNGAN JENIS SUBSTRAT DENGAN

KERAPATAN VEGETASI Rhizophora sp.

DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH

KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA KOTA TANJUNGPINANG

Dwi Nur Amin(1)

, Henky Irawan(2)

, Andi Zulfikar(3)

(1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UMRAH

(2) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UMRAH,

(3) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UMRAH,

Tanjungpinang Indonesia. Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2015 di hutan Mangrove Sungai

Nyirih Kota Tanjungpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis

substrat dengan kerapatan vegetasi Rhizophora sp. Metode yang digunakan untuk mencuplik

pohon Rhizophora sp. adalah transek garis dimana pada masing-masing plot pengamatan

diambil sampel substrat pada kedalaman 30 cm. Data yang terkumpul ditabulasikan dan

dikelompokkan bedasarkan jenis variabel, data jenis substrat sebagai variabel bebas (X) dan

kerapatan pohon Rhizophora sp. sebagai variabel terikat (Y). Dari analisis yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis substrat dengan kerapatan

pohon Rhizophora sp. hal ini diketahui dari hasil perhitungan nilai Pearson Chi-Square. Nilai

hitung Pearson Chi-Square adalah 77,877 sedangkan nilai Chi-Square tabel adalah 46,194.

Jadi 77,877 (nilai hitung Chi-Square) > (nilai Chi-Square tabel) yaitu 46,194. Maka

kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara jenis substrat dengan jumlah total pohon

genus Rhizophora sp. Secara deskriptif jenis hubungan diketahui melalui bentuk garis linier

dan distribusi data dalam diagram kartesius dengan menggunakan software microsoft excel

2010. Gambaran hubungan yang didapatkan secara deskriptif adalah hubungan negatif

dengan distribusi data yang menyebar.

Kata Kunci : Hubungan Jenis Substrat Dengan Kerapatan Vegetasi Rhizophora sp.

Page 2: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

ABSTRACT

The research had been conducted in July 2015 in Sungai Nyirih mangrove forest

Tanjungpinang City. The purpose of this research are to know the correlation between the

typical substrate and the density of Rhizophora sp. in Sungai Nyirih mangrove forest. The

methods used to take Rhizophora sp. tree density is line transect where in every observasion

plots were taken the sample of substrate in 30 cm deepness. All data are tabulation

appropriate based on the type of variable data. Data of the type substrate as independent

variable (X) and the density of Rhizophora sp. tree as dependent variable (Y). From the

analysis data calculation can conclude thats : the result of this analysis show the correlation

between the typical substrate and the density of Rhizophora sp. in Sungai Nyirih Mangrove

Forest. This correlation are know by the result of Pearson Chi-Square. The result of Pearson

Chi-Square calculated is 77,877 > Chi-Square table (46,194). So, that is indicated the

corelation between the typical substrate and the density of Rhizophora sp. The typical

corelation are know with descriptive linier line and data distribution in cartesius diagram by

microsoft excel 2010 analysis. The line linier in this analysis show the corelation between the

typical substrate and the density of Rhizophora sp. is negative corelation with spread data.

Keyword : The Correlation Between The Typical Substrate and The Density of Rhizophora

sp.

Page 3: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

I. PENDAHULUAN

Sungai Nyirih adalah salah satu kawasan

pesisir yang terletak di provinsi Kepulauan Riau

tepatnya di kota Tanjungpinang. Secara administratif,

Sungai Nyirih tergabung dalam Kelurahan Kampung

Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota. Pada

kawasan ini mengalir sungai dengan air yang

tergolong payau, vegetasi mangrove yang banyak

ditemukan pada kawasan ini mayoritas adalah jenis

dari family Rhizophoraceae yang memiliki tipikal

akar penyangga, lutut hingga papan (Amin, 2013).

Dari observasi yang telah dilakukan ditemukan

jenis-jenis substrat yang beragam yang berada pada

kawasan hutan mangrove ini. Secara visual dapat

terlihat pada masing-masing jenis substrat ditumbuhi

Rhizophora sp. dengan kerapatan yang berbeda-beda.

Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis

substrat yang berbeda-beda pula.

Menurut Nybakken dalam Darmadi (2012),

karakteristik substrat merupakan faktor pembatas

kehidupan mangrove. Jenis substrat sangat

mempengaruhi susunan jenis dan kerapatan vegetasi

mangrove yang hidup di atasnya. Semakin cocok

substrat untuk vegetasi mangrove jenis tertentu dapat

dilihat dari seberapa rapat vegetasi tersebut merapati

area hidupnya.

Fenomena yang tertangkap melalui observasi

ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan

penelitian untuk membuktikan apakah jenis substrat

yang berbeda dapat mempengaruhi kerapatan vegetasi

Rhizophora sp.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan antara jenis substrat terhadap

kerapatan pohon Rhizophora sp. di hutan mangrove

Sungai Nyirih dengan membandingkan jenis substrat

terhadap kerapatan spesies tersebut.

Manfaat dari penelitian ini adalah

didapatkannya gambaran umum mengenai jenis-jenis

substrat yang ada pada hutan mangrove Sungai Nyirih

serta pengaruhnya terhadap kerapatan vegetasi

Rhizophora sp. yang ada pada hutan mangrove

tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Indah (2008) menyatakan bahwa mangrove

adalah tumbuhan yang habitat hidupnya berada di

daerah pesisir pantai yang masih dipengaruhi pasang

surut air laut. Tumbuhan mangrove merupakan

tumbuhan yang hidup di bawah kondisi lingkungan

yang terkhususkan. Tumbuhan - tumbuhan ini

membentuk hutan pasang surut (pasut) yang terdapat

di mintakat antara paras laut rata-rata dan pasut

tertinggi pada saat air pasang, hal ini menjadikan

mangrove sebagai suatu ekosistem khas wilayah

pesisir.

1. Rhizophora Sp.

Rhizophora sp. adalah salah satu genus dari

family Rhizophoraceae, Genus ini terdiri dari

beberapa spesies (Noor, 1999). Berikut adalah

spesies-spesies yang tergabung dalam genus

Rhizophora sp. :

a) Rhizophora apiculata

Spesies ini umumnya tumbuh pada tanah

berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat

pasang normal. Rhizophora apiculata tidak menyukai

substrat yang keras (dengan komposisi pasir yang

tinggi). Tingkat dominasi jenis ini dapat mencapai

90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu lokasi.

Spesies ini tumbuh dengan baik pada perairan pasang

surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar

yang kuat secara permanen.

b) Rhizophora mucronata

Rhizophora mucronata tumbuh pada areal

yang sama dengan R.apiculata tetapi lebih toleran

terhadap substrat yang lebih keras dan pasir. Pada

umumnya tumbuh dalam kelompok, dekat atau pada

pematang sungai pasang surut dan di muara sungai,

Page 4: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

jarang sekali tumbuh pada daerah yang jauh dari air

pasang surut.

c) Rhizophora stylosa

Rhizophora stylosa tumbuh pada habitat

yang beragam di daerah pasang surut dengan substrat

lumpur, pasir dan batu. Tumbuh baik pada pematang

sungai pasang surut, spesies ini merupakan jenis

pionir di lingkungan pesisir atau pada bagian daratan

dari suatu ekosistem mangrove. Satu jenis relung khas

yang bisa ditempatinya adalah tepian mangrove pada

pulau dengan tipe substrat karang.

B. Sedimen

Menurut Asdak dalam Alimuddin (2012),

sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi

permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya.

Sedimen umumnya mengendap di bagian bawah kaki

bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air,

sungai, dan waduk. Hasil sedimen (sediment yield)

adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang

terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada

periode waktu dan tempat tertentu.

Wood dalam Rahman (2009) menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara kandungan bahan

organik dan ukuran partikel sedimen. Pada sedimen

yang halus, persentase bahan organik lebih tinggi dari

pada sedimen yang kasar. Hal ini juga berhubungan

dengan lingkungan yang tenang sehingga

memungkinkan pengendapan sedimen lumpur yang

diikuti oleh akumulasi bahan-bahan organik dasar

perairan.

1. Jenis-jenis Sedimen

Menurut Wibisono (2005), bedasarkan asal-

usulnya, sedimen dapat digolongkan menjadi :

a) Lithogenous

Jenis sedimen ini berasal dari pelapukan

(weathering) batuan dari daratan lempeng kontinen

termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik.

Sedimen ini memasuki kawasan laut melalui drainase

air sungai.

b) Biogenous

Sedimen ini berasal dari organisme yang

terdiri dari remah-remah tulang, gigi-geligi dan

cangkang-cangkang hewan mikro serta tanaman.

Komponen kimia yang sering ditemukan dalam

sedimen ini adalah CaCO3 dan SiO2. Partikel -

partikel yang sering ditemui dalam sedimen ini adalah

partikel-partikel yang terdiri dari cangkang -

cangkang Foraminifera, Coccolithophore, Pteropodi.

Cangkang Diatome dan Radiolaria merupakan

kontributor yang paling penting dari partikel

Siliceous.

c) Hydrogenous

Sedimen ini berasal dari komponen kimia yang

larut dalam air laut dengan kosentrasi yang kelewat

jenuh sehingga terjadi pengendapan (deposisi) di

dasar laut. Contohnya endapan Mangan (Mn) yang

berbentuk nodul, endapan fosforite (P2O5) dan

endapan Glauconite (Hidro silikat yang berwarna

kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion-ion

K, Mg, Fe, dan Si).

d) Cosmogenous

Sedimen ini berasal dari luar angkasa dimana

partikel dari benda-benda angkasa ditemukan di dasar

laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga

mempunyai respon magnetik dan berukuran antara

10-640 µm.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1

bulan, yaitu pada bulan Juli 2015 yang berlokasi di

kawasan Sungai Nyirih Kelurahan Kampung Bugis,

Page 5: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota

Tanjungpinang.

B. Alat dan Bahan

Untuk mengukur parameter lingkungan dan

mengetahui kerapatan pohon Rhizophora sp.

digunakan alat dan bahan sebagai berikut :

Tabel 1. Alat

NO ALAT KEGUNAAN

1 GPS Mengetahui Koordinat

Stasiun

2 Pancang Ukur (Skala

centimeter)

Mengukur Tinggi

Pasang-Surut

3 Salino Meter Digital Mengukur Salinitas

4 Multitester

Mengukur pH Perairan

dan

pH Tanah

5 Tali Rafia Pembuatan Transek

Mangrove

6 Meteran Gulung Mengukur Diameter

Vegetasi

7 Paralon Pengambilan Sampel

Subtrat

8 Wadah Sampel Tempat Koleksi Sampel

9 Buku Panduan Identifikasi

Mangrove

Noor dkk. (1999)

Identifikasi Jenis

Rhizophora sp.

10 Timbangan Digital Menimbang Sampel

Subtrat

11 Oven Listrik Mengeringkan Sampel

Subtrat

12 Ayakan Bertingkat Identifikasi Tipe Subtrat

13 Kamera Digital Dokumentasi Kegiatan

Sumber : Arsip Penulis

Tabel 2. Bahan

NO BAHAN KEGUNAAN

1 Aquades Mencuci Sampel Subtrat

Tahap Pertama

2 Hidrogen Peroksida Mencuci Sampel Subtrat

Tahap Kedua

3 Sampel Substrat Identifikasi Jenis Subtrat

4 Daun, Bunga dan Buah

Rhizophora sp.

Identifikasi Jenis Rhizophora

sp.

Sumber : Arsip Penulis

C. Metode Penentuan Stasiun Pengamatan

Pada setiap wilayah yang di kaji ditentukan

stasiun-stasiun pengamatan secara konseptual

bedasarkan keterwakilan lokasi (Bengen, 2002).

Metode penentuan stasiun pengamatan menggunakan

metode purposive sampling dan penetapannya

ditentukan bedasarkan perbedaan jenis subtrat yang

diketahui dari observasi subtrat yang telah dilakukan.

Adapun stasiun yang telah ditetapkan adalah :

Sumber : Google Earth (15 Juni 2007)

Gambar 1. Penetapan Stasiun Pengamatan dan

Transek Mangrove

Stasiun 1

Stasiun 1 terletak pada kordinat 0°58'31.11"U

104°28'50.71"T. Letak geografisnya berdekatan

dengan muara sungai. Dari observasi yang telah

dilakukan, stasiun ini memiliki beberapa jenis

substrat diantaranya adalah lumpur, lumpur berpasir

dan pasir berlumpur.

Stasiun 2

Stasiun 2 terletak pada kordinat 0°58'31.11"U

104°28'50.71"T. Letaknya berdekatan dengan

pemukiman penduduk dan aktivitas manusia. Dari

observasi yang telah dilakukan, stasiun ini memiliki

beberapa jenis substrat diantaranya adalah pasir, pasir

berlumpur dan pasir berbatu.

Stasiun 3

Stasiun 3 terletak pada kordinat 0°58'34.14"U

104°29'53.66"T. Letak stasiun ini berjauhan dengan

pemukiman penduduk dan aktivitas manusia. Stasiun

3 merupakan bagian yang berdekatan dengan sisi hulu

sungai Nyirih. Dari observasi yang telah dilakukan,

Page 6: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

stasiun ini memiliki beberapa jenis subtrat

diantaranya adalah pasir, pasir berlumpur, lumpur

berpasir, pasir berbatu.

1. Metode Pengumpulan Data.Vegetasi Rhizophora

sp

Pada setiap stasiun pengamatan akan didirikan

transek garis, dengan rincian : 6 transek pada stasiun

1, sementara untuk stasiun 2 dan 3 akan dibangun 5

transek. Transek akan dibangun dari arah pinggir

sungai ke arah daratan (tegak lurus dengan badan

sungai). Data vegetasi yang diambil adalah data

kerapatan pohon Rhizophora sp. Metode pengambilan

data struktur vegetasi jenis Rhizophora sp. merujuk

pada metode yang dirumuskan oleh Bengen (2002).

Pada setiap stasiun pengamatan tetapkan

transek-transek garis dari arah laut ke arah darat

(tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi hutan

mangrove). Pada setiap zona hutan mangrove

yang berada di sepanjang transek garis transek

letakkan petak-petak plot berbentuk bujur sangkar

dengan ukuran 10 m x 10 m untuk pengamatan

pohon.

Pada setiap plot yang ditentukan determinasi

jenis tumbuhan mangrove pohon Rhizophora sp. yang

ada, hitung jumlah individu jenis dan ukur lingkaran

dan diameter batang setiap pohon mangrove setinggi

dada (sekitar1,3 m). Diamater pohon > 10 cm.

Apabila belum diketahui nama jenis tumbuhan

mangrove yang ditentukan potong bagian ranting

lengkap dengan daunnya dan bila memungkinkan

ambil pula buah dan bunganya.

Bagian tumbuhan tersebut selanjutnya

dipisahkan bedasarkan jenisnya, serta berikan label

dengan keterangan yang sesuai dengan jenis pada

masing-masing koleksi (herbarium).

Pada setiap zona sepanjang transek garis, ukur

parameter lingkungan yang terdapat pada transek

tersebut. Pada setiap petak plot ambil sampel substrat

dengan ketebalan 30 cm (Indah, 2008).

Beri label sampel sesuai dengan transek dan

plot. Catat fauna terestial (serangga, burung, reptil,

dsb) dan faua akuatik (kepiting, kerang, dsb) yang

ditemukan di setiap plot.

2. Metode Pengambilan Data Subtrat

Pengambilan contoh substrat dilakukan dengan

membenamkan pipa paralon sedalam 30 cm dengan 3

kali pengulangan. Sampel subtrat yang diambil ±

200gr. (Indah, 2008). Masukkan sampel yang telah

diambil ke dalam wadah yang telah di beri label.

Label yang tertera mencakupi data lokasi

pengambilan sampel, jenis dan waktu pengambilan

sampel. Kelompokkan sampel masing-masing

perstasiun, hal ini bertujuan untuk mempermudah

mengenali sampel bedasarkan letak stasiun.

G. Pengolahan Data

1. Kerapatan Vegetasi Rhizophora sp.

Sebelum diolah lebih lanjut, data hasil

observasi terlebih dahulu ditabulasikan. Tabulasi ini

bertujuan untuk mempermudah proses identifikasi

jenis Rhizophora sp. Proses identifikasi jenis

Rhizophora sp menggunakan bahan-bahan berupa

koleksi herbarium yang diperoleh dari observasi yang

dilakukan.

2. Identifikasi Jenis Subtrat

Metode ayakan yang dipakai dalam analisis

ini adalah metode ayak kering (Dry Sieving) dengan

ayakan bertingkat. Siapkan dan timbang sampel

sedimen yang telah dicuci bersih seberat ±150-200

gram. Sebelum di keringkan, benda uji dicuci kembali

dengan hidrogen peroksida untuk mencegah sampel

lumpur membentuk agregat.

Benda uji dikeringkan dalam oven selama 12

sampai 16 jam hingga beratnya konstan. Kehilangan

berat akibat pengeringan merupakan berat air. Kadar

air dihitung dengan menggunakan berat air dan berat

benda uji kering (Revisi SNI 03-1965-1990).

Page 7: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

Setelah kering, timbang kembali sampel

seberat 100 gram, kemudian panaskan kembali untuk

mencapai berat konstan. Lakukan penimbangan dan

pemanasan berulang-ulang sampai mencapai berat

konstan, berat konstan adalah berat stabil dimana

tidak terjadi perubahan berat ketika di timbang

berulang-ulang. Setelah dipastikan kering dengan

berat yang konstan, masukkan sampel sedimen ke

dalam ayakan bertingkat. Ayakan bertingkat ini akan

memisahkan sedimen bedasarkan besar butir. Sampel

sedimen yang tertinggal pada setiap ukuran saringan

ditimbang masing-masing beratnya sehingga

diperoleh distribusi berat sedimen berdasarkan

rentang ukuran kerapatan jaring saringan

(Sheppard, 1954; Poerbandono dan Djunasjah,

2005 dalam Rifardi, 2008).

Untuk menentukan jenis sedimen yang

dianalisis digunakan segitiga Shepard (Rifardi, 2008)

berikut ini :

Sumber : Rifardi (2008)

Gambar 2. Segitiga Shepard

3. Pengolahan dan Penyajian Data Parameter

....Lingkungan

Data parameter lingkungan yang diukur akan

ditabulasikan dan disajikan juga secara deskriptif.

Data ini secara umum menggambarkan kondisi

hidrologi-oseanografi yang turut menununjang dan

mempengaruhi kehidupan Rhizophora sp. di hutan

mangrove Sungai Nyirih.

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian

ini adalah analisis Crosstab dan General Linear

Model (GLM multivariate) dengan menggunakan

SPSS versi 21. Analisis Crosstab (Chi-Square)

digunakan untuk analisis hubungan jenis substrat

dengan jumlah keseluruhan genus Rhizophora sp.

sedangkan analisis GLM digunakan untuk

menganalisa hubungan jenis substrat terhadap

kerapatan vegetasi Rhizophora apiculata, Rhizophora

mucronata dan Rhizophora stylosa.

Adanya pengaruh jenis substrat dengan

kerapatan genus Rhizophora sp. dapat terlihat dari

perbandingan hasil analisa antara nilai Chi Square

hitung dengan nilai Chi Square tabel dan

perbandingan besarnya nilai sig alpha (ɑ = 0,05),

berikut penjelesannya :

Jika nilai Chi Square hitung < Chi Square tabel maka

Ho diterima

Jika nilai Chi Square hitung > Chi Square tabel maka

Ho ditolak

Jika Asymp.Sig (2-sided) > ɑ maka Ho diterima

Jika Asymp.Sig (2-sided) < ɑ maka Ho ditolak

Adanya pengaruh jenis substrat dengan

kerapatan masing-masing spesies yang tergabung

dalam genus Rhizophora sp. dapat dilihat dari

besarnya nilai sig alpha (ɑ) pada hasil GLM, berikut

penjelasannya :

Jika nilai sig > ɑ (0,05) maka Ho diterima

Jika sig < ɑ (0,05) maka Ho ditolak

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada hubungan antara jenis substrat

dengan kerapatan Rhizophora sp.

Ha : Ada hubungan antara jenis subtrat dengan

kerapatan Rhizophora sp.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini telah dilakukan selama 1 bulan,

yaitu pada bulan Juli 2015 yang berlokasi di hutan

mangrove Sungai Nyirih, Kelurahan Kampung Bugis,

Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota

Tanjungpinang. Dari hasil yang didapatkan dibahas

dan dianalisa sebagai berikut :

Page 8: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

A. Analisis Data

Dari analisis yang telah dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 21 diperoleh hasil

analisis sebagai berikut :

1. Hubungan Jenis Substrat dengan Jumlah Total

Genus Rhizhophora sp.

Pada analisis ini variabel x yang merupakan

data jenis substrat dihubungkan dengan jumlah total

genus Rhizophora sp. yang ditemukan pada masing-

masing plot pengamatan. Berikut hasil analisisnya :

Tabel 3. Chi-Square Tests

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 77,877a 32 ,000

Likelihood Ratio 75,663 32 ,000

N of Valid Cases 58

Sumber : Data Primer

Sumber : Data Primer

Gambar 3. Kurva Chi-Square

Dari tabel diatas diperoleh nilai hitung Chi-

Square 77,877 sedangkan nilai Chi-Square tabel

adalah 46,194. Jadi 77,877 (nilai hitung Chi-Square)

> (nilai Chi-Square tabel) yaitu 46,194. Maka

kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara jenis

substrat dengan jumlah total pohon genus Rhizophora

sp. yang ditemui pada seluruh plot yang didirikan.

Hal ini diperkuat dari perolehan perhitungan nilai

Asymp. Sig. (2-sided) = 0,000 yang lebih kecil dari

sig ɑ (alpha) = 0,05.

Sumber : Data Primer

Gambar 4. Nilai Signifikansi (ɑ =0,05)

Nilai sig ɑ yang dipakai pada penelitian ini

adalah 0,05. Sedangkan hasil nilai sig ɑ yang

diperoleh melalui analisis data adalah 0,00. Nilai sig

ɑ = 0,00 adalah batas terjauh dari rentang adanya

pengaruh, nilai sig yang semakin mendekati batas

0,05 menyatakan hubungan yang semakin lemah. Jadi

kesimpulannya adalah terdapat hubungan pada kedua

variabel tersebut.

2. Hubungan Jenis Substrat dengan Jumlah

.Spesies Rhizhophora sp.

Pada analisis ini variabel x yang merupakan

data jenis substrat dihubungkan dengan jumlah

masing - masing spesies yang tergabung dalam genus

Rhizophora sp. (Rhizophora apiculata, Rhizophora

mucronata dan Rhizophora stylosa) yang ditemukan

pada seluruh plot pengamatan. Berikut hasil

analisisnya

a. Descriptive Statistics

Tabel 4. Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

Jenis_Substrat Mean Std. Deviation N

R.apiculata

Lumpur 6,00 1,581 5

Lumpur Berpasir 3,65 ,931 17

Pasir 1,00 ,840 18

Pasir Berbatu ,00 ,000 4

Pasir Berlumpur 1,36 ,842 14

Total 2,22 1,911 58

R.mucronata

Lumpur 1,80 1,304 5

Lumpur Berpasir 1,47 ,800 17

Pasir ,67 1,029 18

Pasir Berbatu ,50 ,577 4

Pasir Berlumpur 2,93 ,997 14

Total 1,53 1,287 58

R.stylosa

Lumpur ,00 ,000 5

Lumpur Berpasir ,06 ,243 17

Pasir ,39 ,850 18

Pasir Berbatu 1,75 1,500 4

Pasir Berlumpur ,00 ,000 14

Total ,26 ,739 58

Sumber : Data Primer

Page 9: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

1) Rhizophora apiculata

Nilai rata - rata kerapatan tertinggi Rhizophora

apiculata terletak pada plot dengan jenis substrat

lumpur. Pada transek yang telah didirikan terdapat 30

pohon Rhizophora apiculata dari 5 plot dengan

tipikal tersebut. Dari tabel Descriptive Statistics

diatas dapat terlihat bahwa nilai rata-rata Rhizophora

apiculata menurun jumlahnya pada substrat yang

komposisi lumpurnya rendah / berkarakter keras dan

cenderung kasar (pasir, pasir berlumpur dan pasir

berbatu). Spesies ini umumnya tumbuh pada tanah

berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat

pasang normal. Rhizophora apiculata tidak menyukai

substrat yang keras (Noor, 1999).

Sumber : Data Primer

Gambar 5. Grafik Jumlah Rata-Rata Rhizophora

apiculata Bedasarkan Jenis Substrat

2) Rhizophora mucronata

Sumber : Data Primer

Gambar 6. Grafik Jumlah Rata-Rata Rhizophora

..mucronata Bedasarkan Jenis Substrat

Rhizophora mucronata memiliki nilai rata -

rata lebih tinggi pada substrat pasir berlumpur yaitu

2,93 (41 pohon / 14 plot). Menurut Noor (1999),

Rhizophora mucronata tumbuh pada areal yang sama

dengan R.apiculata tetapi lebih toleran terhadap

substrat yang lebih keras dan pasir. Pada umumnya

tumbuh dalam kelompok, dekat atau pada pematang

sungai pasang surut dan di muara sungai, jarang

sekali tumbuh pada daerah yang jauh dari air pasang

surut.

3) Rhizophora stylosa

Sumber : Data Primer

Gambar 7. Grafik Jumlah Rata-Rata Rhizophora

stylosa Bedasarkan Jenis Substrat

Nilai rata - rata tertinggi kerapatan Rhizophora

stylosa terdapat pada substrat pasir berbatu (7 pohon /

4 plot), ditemukannya Rhizophora stylosa pada

substrat yang berkarakter keras ini diduga karena

jenis Rhizophora stylosa mempunyai kemampuan

hidup pada substrat yang berkarakter keras, meskipun

juga jenis ini ditemukan tumbuh pada substrat

berlumpur .

Menurut Noor (1999), Rhizophora stylosa

tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang

surut dengan substrat lumpur, pasir dan batu. Tumbuh

baik pada pematang sungai pasang surut, spesies ini

merupakan jenis pionir di lingkungan pesisir atau

pada bagian daratan dari suatu ekosistem mangrove.

0

5

10

Rata-Rata Jumlah Spesies Rhizophora apiculata

Rata-RataJumlahSpesiesRhizophoraapiculata

0

2

4

Rata-Rata Jumlah Spesies Rhizophora mucronata

Rata-RataJumlahSpesiesRhizophoraapiculata

00,5

11,5

2

Rata-Rata Jumlah Spesies Rhizophora stylosa

Rata-RataJumlahSpesiesRhizophorastylosa

Page 10: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

b. Multivariate Tests

Tabel 5. Multivariate Tests

Multivariate Testsa

Effect Partial Eta

Squared

Intercept

Pillai's Trace ,900

Wilks' Lambda ,900

Hotelling's Trace ,900

Roy's Largest Root ,900

Jenis_Substrat

Pillai's Trace ,493

Wilks' Lambda ,560

Hotelling's Trace ,624

Roy's Largest Root ,790

Sumber : Data Primer

Pada tabel Multivariate Tests terlihat bahwa

nilai Roy's Largest Root sebesar 0,790. Angka ini

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan secara

keseluruhan antara variabel x dengan y. Nilai ini

merupakan perbandingan dari 3 nilai yang berada

diatasnya, semakin besar nilainya maka hubungan

yang terjadi semakin signifikan.

c. Tests of Between-Subjects Effects

Tabel 6. Tests of Between-Subjects Effects II

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent Variable Sig. Partial Eta Squared

Corrected Model

R.apiculata ,000a ,783

R.mucronata ,000b ,481

R.stylosa ,000c ,358

Intercept

R.apiculata ,000 ,834

R.mucronata ,000 ,635

R.stylosa ,000 ,276

Jenis_Substrat

R.apiculata ,000 ,783

R.mucronata ,000 ,481

R.stylosa ,000 ,358

Sumber : Data Primer

Pada kolom sig terlihat bahwa keseluruhan

nilai sig = 0,00. Nilai sig 0,00 < ɑ 0,05 Nilai ini

merupakan nilai yang menunjukkan ada atau tidaknya

hubungan / pengaruh antara jenis substrat dengan

kerapatan masing-masing spesies. Nilai sig < 0,05

menandakan ada hubungan antara kedua jenis

variabel.

3. Bentuk Hubungan

Bentuk hubungan linear pada penelitian ini

disajikan secara deskriptif. Jenis hubungan linear

diketahui lewat garis grafik yang tertera dibawah ini :

Sumber : Supranto (1987)

Gambar 8. Jenis-Jenis Hubungan Linier

a. Bentuk Hubungan Jenis Substrat dengan

Jumlah Total Genus Rhizhophora sp.

Sumber : Data Primer

Gambar 9. Bentuk Hubungan Jenis Substrat

dengan Jumlah Total Genus

Rhizhophora sp.

Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa

hubungan jenis substrat dengan jumlah keseluruhan

genus Rhizophora sp yang ditemukan pada masing-

masing plot adalah hubungan linear negatif dengan

titik distribusi data yang menyebar.

Page 11: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

b. Bentuk Hubungan Jenis Substrat dengan Rata-

.Rata Jumlah Rhizhophora apiculata

Sumber : Data Primer

Gambar 10. Bentuk Hubungan Jenis Substrat

dengan Rata-Rata Jumlah

Rhizhophora apiculata

Dari bentuk grafik diatas dapat terlihat bahwa

terdapat hubungan negatif antara jenis substrat

dengan rata-rata Rhizophora apiculata yang

ditemukan pada masing-masing plot.

c. Bentuk Hubungan Jenis Substrat dengan Rata-

Rata Jumlah Rhizhophora mucronata

Sumber : Data Primer

Gambar 11. Bentuk Hubungan Jenis Substrat

dengan Rata-Rata Jumlah

Rhizhophora mucronata

Dari bentuk grafik diatas dapat terlihat bahwa

terdapat hubungan negatif antara jenis substrat

dengan rata-rata Rhizophora mucronata yang

ditemukan pada masing-masing plot.

d. Bentuk Hubungan Jenis Substrat dengan Rata-

.Rata Jumlah Rhizhophora stylosa

Sumber : Data Primer

Gambar 12. Bentuk Hubungan Jenis Substrat

dengan Rata-Rata Jumlah

Rhizhophora stylosa

Dari bentuk grafik diatas dapat terlihat bahwa

terdapat hubungan positif antara jenis substrat dengan

rata-rata Rhizophora mucronata yang ditemukan

pada masing-masing plot.

D. Parameter Lingkungan

1. Pasang Surut

Secara umum wilayah perairan ini tergenang

sepanjang hari, hal ini dapat terlihat dari panjangnya

periode pasang air. Akan tetapi karena terdapat

perbedaan topografi daratan yang terdapat pada

Sungai Nyirih menyebabkan 1 daratan yang didirikan

transek tidak terendam air secara keseluruhan pada

saat air pasang.

Transek yang tidak terendam air pada saat

pasang tertinggi adalah transek 6 (stasiun 1).

Pemantauan tinggi air pasang tertinggi dilakukan

pada tanggal 30 Juli 2015 pukul 19.00 WIB,

bedasarkan data pasang surut DISHIDROS Tahun

2015, tinggi air pada waktu ini sekitar 1,8 meter.

Pada ketinggian air tersebut transek ini

(Transek 6, Stasiun 1) tetap tidak terendam. Tinggi air

hanya menyentuh bagian terluar daratan yang

berdekatan dengan tali transek. Bedasarkan

pemantauan tersebut, diperkiran transek 6 (stasiun 1)

akan terendam jika air melebihi tinggi 1,8 meter.

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

0 2 4 6

Rata-RataJumlahSpesiesRhizophorastylosa

Linear (Rata-Rata JumlahSpesiesRhizophorastylosa)

Page 12: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa rata-

rata ketergenangan transek hanya terjadi antara 3 - 11

kali dalam 1 bulan dengan durasi ketergenangan

antara 1 - 3 jam. Dalam transek ini terdapat 2 plot

dengan jenis substrat pasir berbatu dan vegetasi

Rhizophora sp. yang tumbuh 1 individu pohon

Rhizophora stylosa pada plot 1 dan 1 individu pohon

Rhizophora mucronata pada plot 2.

Bengen dalam Suriani (2013) menyatakan

bahwa Rhizophora sp. dapat tumbuh dengan baik

pada substrat tanah berlumpur dan dapat mentoleransi

tanah lumpur-berpasir, serta dalam kondisi genangan

dengan frekuensi 20–40 kali/bulan. Maka

kesimpulannya pada transek ini tidak memenuhi baku

mutu frekuensi ketergenangan / bulan.

Daratan dimana didirikan transek ini

merupakan daratan yang kering dengan tipe substrat

yang berkarakter keras dengan kerapatan vegetasi

yang renggang. Spesies Rhizophora sp. yang

ditemukan pada transek ini hanya terdapat 1 individu

pertransek serta terdapat pula beberapa spesies lain

yang umumnya ditemui pada substrat keras seperti

Lumnitzera sp. dan beberapa anakan Pandanus sp.

2. Suhu

Suhu perairan diukur selama 3 hari berturut-

turut, yaitu mulai dari tanggal 15 - 17 Juli 2015.

Kisaran suhu rata - rata perairan Sungai Nyirih pada

saat pengukuran berlangsung adalah 28,7 - 32,3 ºC.

Hasil pengukuran suhu tertinggi terukur pada hari

pertama pengukuran dilakukan yaitu pada tanggal 16

Juli 2015. Hasil pengukuran suhu yang tinggi ini

diduga kuat dipengaruhi oleh panasnya suhu udara

yang diduga kuat turut mempengaruhi suhu air

permukaan perairan Sungai Nyirih.

Kisaran suhu yang terukur di perairan Sungai

Nyirih masih mendukung kehidupan Rhizophora sp.

Kisaran suhu yang masih mendukung kehidupan di

ekosistem mangrove berkisar antara 28 - 32 ºC

(KEPMEN LH No 51 Tahun 2004 Mengenai Baku

Mutu Air Laut)

3. Salinitas

Salinitas perairan diukur selama 3 hari

berturut-turut, yaitu mulai dari tanggal 15 - 17 Juli

2015. Salinitas rata - rata Sungai Nyirih berkisar

antara 24,33 - 29,66 ˚/˳˳. Bedasarkan nilai kisaran

tersebut, maka perairan Sungai Nyirih tergolong

kedalam kategori perairan payau.

Kisaran nilai salinitas perairan Sungai Nyirih

dinilai masih mendukung kehidupan vegetasi

mangrove yang ada pada wilayah tersebut. Menurut

Twiley dan Cha dalam Suriani (2013), mangrove

hidup pada kisaran salinitas 5 – 30 % .

4. pH Air

Suhu perairan diukur selama 3 hari berturut-

turut, yaitu mulai dari tanggal 15 - 17 Juli 2015.

Kisaran nilai pH air Sungai Nyirih terukur antara 6,1 -

7,9. Kisaran nilai pH yang terukur di perairan Sungai

Nyirih dinilai masih cocok untuk pertumbuhan

mangrove. Kisaran nilai pH yang sesuai dengan

pertumbuhan mangrove berkisar antara pH > 5,0 atau

pH < 9,00 (Matthijs dalam Maulana, 2014).

5. pH Tanah

Nilai pH tanah yang terukur di hutan

mangrove Sungai Nyirih (5,1-7,5) berada pada

kisaran yang masih mendukung kehidupan

Rhizophora sp. Nilai kisaran tersebut banyak ditemui

di hutan mangrove di Indonesia. Kebanyakan pH

tanah pada hutan mangrove di Indonesia berada pada

kisaran 6-7, meskipun ada beberapa yang nilai pH

tanahnya dibawah 5 (English dalam Suriani, 2013).

VI. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan

mengenai hubungan jenis substrat dengan kerapatan

Page 13: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

vegetasi Rhizophora sp. di hutan mangrove Sungai

Nyirih Kecamatan Tanjungpinang Kota kota

Tanjungpinang dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Di hutan mangrove Sungai Nyirih terdapat 5

jenis substrat yang tersebar di berbagai plot

pengamatan. Jenis tersebut antara lain :

lumpur, lumpur berpasir, pasir berlumpur,

pasir dan pasir berbatu.

2. Terdapat 3 jenis vegetasi Rhizophora sp. yang

terdapat pada hutan mangrove yaitu

Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata

dan Rhizophora stylosa.

3. Terdapat hubungan antara jenis substrat

dengan kerapatan vegetasi Rhizophora sp.

Jenis Hubungan antara jenis substrat dengan

total genus Rhizophora sp. adalah hubungan

negatif dengan distribusi data yang menyebar.

Hubungan negatif juga terjadi pada spesies

Rhizophora apiculata dimana terjadi

penurunan jumlah rata-rata pohon pada subtrat

yang berkarakter keras dan bertekstur kasar

dari pada lumpur, hal ini juga terjadi pada

Rhizophora mucronata. Sedangkan

Rhizophora stylosa cenderung memiliki

hubungan positif, dimana terjadi peningkatan

rata-rata pohon pada substrat yang berkarakter

keras dan bertekstur kasar.

B. Saran

Perlu diadakannya program terpadu mengenai

pengelolaan wilayah pesisir pada desa ini yang

merenacakan dan mengatur aktivitas manusia yang

berada disekitarnya, sehingga aktivitas - aktivitas

tersebut tidak memberikan dampak negatif pada

ekosistem mangrove yang bersinggungan dengan

aktivitas-aktivitas manusia yang dapat mengganggu

keseimbangan ekologis ekosistem mangrove Sungai

Nyirih, terutama pada interaksi alamiah tanah dengan

komponen biotik yang berinteraksi dengannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin L. A. 2012. Panduan Sedimentasi Pada

DAS Mamasa di Kab. Mamasa Provinsi

Sulawesi Barat. UNHAS, Makasar.

Amin, D, N. 2013. Kondisi Umum Ekosistem

Mangrove Sungai Nyirih Kelurahan

Kampung Bugis Kecamatan Tanjungpinang

Kota Kota Tanjungpinang. FIKP-UMRAH,

Tanjungpinang.

Bengen, D.G. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan

Ekosistem Mangrove. PKSPL-IPB, Bogor.

Darmadi. 2012. Struktur Komunitas Vegetasi

Mangrove Bedasarkan Karakteristik Subtrat

di Muara Harnim Desa Cangkring

Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu.

Jurnal Perikanan dan Kelautan ISSN 2088-

3137 Vol 3, No 3, September 2012 : 347-

358. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Padjadjaran.

Data Pasang Surut Selat Kijang Tahun 2015.

DISHIDROS TNI AL.Jakarta.

Indah, R. 2008. Perbedaan Subtrat dan Distribusi

Jenis Mangrove (Studi Kasus : Hutan

Mangrove di Kota Tarakan). FPIK

Universitas Borneo, Tarakan.

KEPMEN LH No. 51. Tahun 2004. Tentang Baku

Mutu Air Laut.

Maulana, F. dkk, 2014. Karakteristik Ukuran Tinggi

dan Diameter Batang Seedling Rhizophora

mucronata Pada Substrat Dengan

Kandungan Lumpur yang Berbeda di Pulau

Pahawang Kabupaten Pesawaran,

Lampung. UNDIP-Semarang.

Noor, Y.R.M. Khazali, I.N.N. Suryadiputra. 1999.

Panduan Pengenalan Mangrove di

Indonesia. PKA/WI-IP, Bogor.

Rahman, F. A. 2009. Struktur Komunitas

Makrozoobentos di Perairan Estuaria

Sungai Brantas (Sungai Porong dan

Wonokromo) Jawa Timur. Departemen

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.

Page 14: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode

Rifardi. 2008. Tekstur Sedimen Sampling dan

Analisis. Penerbit : UNRI Press, Pekanbaru.

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara Uji

Penentuan Kadar Air Untuk Tanah dan

Batuan revisi dari SNI 03 –1965 –1990

Metode Pengujian Kadar Air Tanah.

Badan Litbang Departemen Pekerjaan.

Suriani. M. 2013. Kualitas Lahan Dan Pertumbuhan

Rhizophora mucronata di Kawasan

Rehabilitasi Mangrove Aceh Besar dan

Banda Aceh. Jurusan Ilmu Kelautan,

Koordinatorat Kelautan dan Perikanan,

Universitas Syiah Kuala Darussalam

Darussalam-Banda Aceh.

Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Page 15: DI HUTAN MANGROVE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perbedaan kerapatan ini diduga disebabkan oleh jenis ... metode