di Bali MENGENAL SATELIT...

24
VOLUME II NOMOR 9 SEPTEMBER 2018 ISSN 2548-9801 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR BMKG MENGENAL SATELIT CUACA Agustus 2018, Dingin Berbalut Hujan Dominasi Monsun Australia di Bali Hujan Di Bulan Agustus

Transcript of di Bali MENGENAL SATELIT...

VOLUME II NOMOR 9 SEPTEMBER 2018 ISSN 2548-9801

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

BMKG

MENGENAL SATELIT CUACA

Agustus 2018,Dingin Berbalut

HujanDominasi

Monsun Australia di Bali

Hujan Di Bulan Agustus

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

WEATHER SERVICES FOR FLIGHT SAFETY

3 Meteodrome, September 2018

Sapa EditorSelamat Datang Bulan September

Selamat datang bulan September!

Edisi Meteodrome bulan September kali ini mengangkat pembahasan khusus mengenai satelit cuaca, tak lupa disertai ringkasan cuaca yang telah kita lewati selama bulan Agustus kemarin.

Satelit cuaca merupakan satelit yang digunakan untuk mengamati keadaan atmosfer Bumi. Pengamatan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi iklim dan cuaca yang terjadi dan hasilnya nanti akan digunakan untuk melakukan analisis dan prakiraan kondisi iklim dan cuaca tersebut. Produk satelit adalah salah satu produk pendukung yang sangat sering digunakan BMKG untuk menganalisis suatu kejadian cuaca, khususnya cuaca ekstrim. Seiring dengan perkembangan teknologi, pengamatan satelit pun ikut berkembang baik resolusi spasialnya, maupun resolusi temporalnya. Nah, di edisi Meteodromo bulan ini, pembaca akan diajak mulai mengenal satelit agar lebih mengerti lagi tentang apa itu satelit, apa saja manfaatnya, dan bagaimana cara ia bekerja.

Sekian sapa editor kali ini. Selamat membaca, dan semoga bermanfaat.

Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665

[email protected]

Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/

DAFTAR ISI

04Suhu, Kelembaban, dan

Tekanan UdaraAgustus 2018, Dingin Berbalut

Hujan

03Sapa Editor

Menyambut Hari Jadi BMKG ke-71

7Analisis Angin

Dominasi Monsun Australia di Bali

10Analisa Kejadian Cuaca

BermaknaHujan di Bulan Agustus

16FOKUS:

Mengenal Satelit Cuaca

REDAKSI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Pande Putu Hadi WigunaWakil Pemred Gde Sudika Pratama Dewa Gede Agung MahendraSekretaris Apritarum FadianikaAnggota Redaksi Tanti Prasetya P.D. Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Rahma Fauzia Yushar Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno I Kadek Mas Satriyabawa Dewa Ayu Kade Wida Luh Novita Ari Wardani Aulia Siti SyahdianDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza Ni Made Dwijayanti I Putu Sumiana

4

Suhu, Kelembaban, dan Tekanan UdaraAgustus 2018

AGUSTUS 2018, DINGIN BERBALUT

HUJAN

Salah satu sudut di bandara Ngurah Rai

Oleh: Dewa Ayu Kade Wida

@pandephw

5 Meteodrome, September 2018

Bulan Agustus 2018 lalu, Bali khususnya wilayah sekitar Bandara I Gusti Ngurah Rai terasa dingin. Secara teori, kondisi ini normal dirasakan utamanya saat musim kemarau. Sedikitnya jumlah tutupan awan saat musim kemarau menyebabkan pelepasan panas dari bumi ke atmosfer

langsung tanpa penghalang. Oleh karena itu, suhu di permukaan bumi mengalami penurunan. Namun pada kenyataannya, bulan Agustus 2018 lalu terjadi 16 hari hujan yang menandakan jumlah tutupan awan banyak. Apa yang terjadi?

Berdasarkan data hasil observasi Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar, suhu rata-rata tertinggi pada bulan Agustus 2018 tercatat 26,7oC sedangkan suhu rata-rata terendahnya adalah 21,7oC. Suhu maksimum tertingginya yaitu 29,6oC, sedangkan suhu maksimum terendahnya yaitu 26,0oC. Suhu minimum tertingginya yaitu 25,2ᵒC sedangkan suhu minimum terendah yaitu 20,9ᵒC. Rata-rata klimatologis 30 tahun untuk suhu rata-rata adalah 26,0ᵒC , suhu maksimum 29,2ᵒC , dan suhu minimum yaitu 23,4ᵒC. Untuk tekanan udara rata-rata pada bulan Agustus 2018 tercatat 1012,2 mb dengan nilai tertinggi yaitu 1014,6 mb dan terendah yaitu 1010,6 mb. Kelembaban

Suhu udara harian Agustus 2018 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar

udara rata-rata tercatat 78% dengan nilai tertinggi yaitu 93% dan terendah yaitu 65%.

Suhu rata-rata dan suhu maksimum bulan Agustus 2018 lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata klimatologis 30 tahunnya (normal). Suhu rata-rata bulan Agustus mencapai 25,6ᵒC, lebih rendah 0,4ᵒC dari normalnya. Hal serupa juga terjadi pada suhu rata-rata maksimum dimana pada bulan Agustus mencapai angka 28,5ᵒC, 0,7ᵒC lebih rendah daripada normalnya. Namun berbeda dengan suhu minimum bulan Agustus 2018 yang justru mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 0,1ᵒC dari normalnya. Suhu rata-rata, suhu

6Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara

Tekanan udara harian bulan Agustus 2018 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai

maksimum dan suhu minimum juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi bulan September 2018 lalu.

Kondisi suhu rata-rata, suhu maksimum, suhu minimum, tekanan dan kelembaban udara pada bulan Agustus 2018 disajikan dalam bentuk grafik seperti berikut ini. Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa suhu rata-rata, suhu maksimum dan suhu minimum pada bulan Agustus 2018 cenderung berfluktuasi. Penurunan sangat signifikan terjadi pada tanggal 17-18 Agustus 2018, dimana suhu minimum saat itu bahkan mencapai 20,9ᵒC.

Grafik tekanan dan kelembaban udara menunjukkan kondisi yang berfluktuasi. Dimana pada awal bulan tekanan udara mencapai 1014,6mb, sedangkan kelembabannya sangat rendah yaitu hanya mencapai 65%. Kelembaban tertinggi terjadi pada tanggal 17 Agustus 2018 dimana mencapai 93%. Saat itu hari Kemerdekaan RI, Bali khususnya wilayah Kuta diguyur hujan dari pagi hingga siang hari.

Secara umum, pada musim kemarau udara terasa dingin karena sedikitnya jumlah tutupan awan sehingga menyebabkan panas dilepaskan langsung ke atmosfer tanpa penghalang. Namun pada bulan Agustus 2018 lalu tercatat 16 hari hujan dengan tutupan awan yang cukup banyak. Hal ini terjadi karena terdapat gangguan tropis di sekitar wilayah Indonesia. Adanya siklon tropis serta daerah tekanan rendah di Samudera Pasifik di atas Papua menyebabkan perubahan arah dan kecepatan angin di lapisan 3000feet. Selain itu pada tanggal 17 Agustus 2018 dan pada akhir Agustus 2018 terpantau adanya daerah tekanan rendah di Australia yang dapat mempengaruhi kondisi cuaca di Bali khususnya Bali Selatan.

7 Meteodrome, September 2018

Kondisi angin timuran menyebabkan pesawat melakukan takeoff dari RWY09 menuju RWY27

DOMINASI MONSUN AUSTRALIA DI BALI

Oleh:Apritarum Fadianika Ni Luh Putu Sri Ariastuti

Dinamika AnginAngin Agustus 2018

@pandephw

8Angin Agustus 2018

Dampak monsun terhadap arah angin di wilayah Bali khususnya di bandara Ngurah Rai memang sangat terasa. Secara normal angin timuran memang selalu mendominasi pada bulan Agustus sesuai yang tercatat pada data normal arah angin permukaan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai. Data normal selama 10 tahun yang

divisualisasikan dengan diagram windrose menunjukkan pengaruh Monsun Australia yang kuat terhadap arah angin di bulan Agustus paling tidak selama 10 tahun terakhir. Tahun 2018 ini juga masih menampakkan kondisi yang sama dimana arah dari timur sampai tenggara yang mendominasi. Dengan kecepatan rata-rata yang

Secara umum kondisi angin bulan Agustus 2018 dominan bertiup dari Tenggara. Hal tersebut menunjukkan hembusan angin masih didominasi dari angin yang bertiup dari benua Australia menuju ke Asia. Pergerakan ini menyebabkan daerah Asia mempunyai tekanan yang lebih rendah

daripada daratan Australia sehingga massa udarapun bergerak menuju Asia yang dikenal sebagai monsun Australia. Hal ini menggambarkan kondisi umum di Bali masih berada pada musim kemarau.

Mawar angin menunjukan dominasi arah dan kecepatan angin di bulan Agustus 2018

9 Meteodrome, September 2018

Grafik Wind Class Frequency Distribution bulan September 2018

disebabkan karena pada fase cruising, tailwind akan mendorong pesawat sehingga bergerak maju lebih cepat sehingga akan menghemat waktu dan bahan bakar. Crosswind adalah angin yang berhembus dari sisi samping pesawat. Perubahan kecepatan yang cukup besar pada crosswind ketika pesawat Analisis Komponen Angin Landas Pacu (Runway) dalam proses pendaratan dapat

menyebabkan pesawat melenceng dari arah landas pacu atau bahkan tergelincir.

Arah pergerakan angin ini sangat penting untuk menentukan runway in use. Pemilihan runway yang akan digunakan untuk take off dan landing yang didasarkan pada mencari headwind, menjadikan runway 09 masih sebagai opsi terbanyak yang digunakan selama bulan Agustus 2018. Gambaran headwind dan tailwind diterangkan lebih lengkap pada grafik di bawah ini. Sebanyak 88 % dominasi headwind dapat dimanfaatkan untuk proses take off dan landing. Persentase tersebut didapat dari kejadian headwind selama bulan Agustus yang

bersumber dari data METAR dan MET REPORT. Kecepatan headwind paling sering terjadi antara 09-12 knots yaitu sebanyak 434 kejadian. Tercatat kecepatan headwind terbesar selama bulan Agustus adalah 18 -20 knots yang terjadi sebanyak 13 kali. Sementara untuk tailwind terkencang pernah juga sekali terjadi sebesar 7-9 knots terjadi sebanyak 3 kali.

hanya 7-11 knots membuat kondisi ini masih masuk kedalam kriteria normal baik dari arah maupun kecepatannya.

Headwind adalah angin yang berhembus dari arah depan pesawat. Karena headwind dapat meningkatkan daya angkat pesawat, pilot akan memilih untuk pendaratan dan lepas landas pada headwind. Sedangkan tailwind berhembus dari arah belakang (ekor) pesawat dan akan mengurangi daya angkat. Kebanyakan pesawat akan menghindari lepas landas dan pendaratan jika terjadi tailwind. Namun, tailwind akan dipilih ketika pesawat sudah dalam kondisi jelajah (cruising). Hal ini

10Angin bulan Agustus 2018

HUJAN DI BULAN AGUSTUS

C r o s s w i n d j u g a merupakan salah satu parameter angin yang berpengaruh terhadap kegiatan take off dan landing selain headwind dan tailwind. Selama bulan Agustus crosswind dari arah kanan masih mendominasi, seperti Bulan Juli lalu. Kecepatan antara 2-4 knots yang paling banyak tercatat, yaitu sebanyak 601 k e j a d i a n . D e n g a n kecepatan tertingginya 14-16 knots yang terjadi sebanyak 1 kali. Sedangkan 1 kejadian crosswind kiri sebesar 8-10 knots menjadi yang paling tinggi tercatat. Namun secara keseluruhan crosswind kananlah yang paling sering terjadi selama 1 bulan sebesar 71%.

11 Meteodrome, September 2018

Oleh:Tanti Prasetya Prima Dewi

Bonggo Pribadi

Analisis Kejadian Cuaca Bermakna September 2018

HUJAN DI BULAN AGUSTUS

@pandephw

Sisa hujan semalam yang menggenangi salah satu sudut bandara Ngurah Rai

12Cuaca Bermakna Agustus 2018

BMKG memprakirakan awal musim hujan di Bali terjadi pada awal November 2018. Berdasarkan hasil analisis berbagai institusi, ENSO di bulan Agustus 2018 masih termasuk dalam kategori normal. Indeks NINO 3.4 periode Juni hingga Agustus 2018 juga berada pada kondisi

normal dengan kisaran antara 0°C s/d +0,5°C. Sementara nilai indeks SOI rata-rata selama 30 hari pada bulan Agustus 2018 mengalami fluktuasi yang signifikan antara +2,9 s/d -8,0. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode Agustus 2018 terindikasi di sekitar wilayah Samudra Pasifik berada dalam kondisi netral dan normal.

Berdasarkan indeks NINO 3.4 dan SOI tersebut dapat diketahui bahwa selama Agustus 2018 terindikasi adanya keadaan netral, serta tidak menunjukan adanya fenomena El Nino maupun La Nina. Akibatnya, wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah tidak mengalami dampak yang signifikan terhadap peluang curah hujan.

Meski dari kondisi indeks NINO 3.4 dan SOI menunjukkan bahwa peluang terjadinya hujan kecil, bukan berarti tidak terjadi hujan sama sekali selama bulan Agustus 2018. Di bulan Agustus 2018, wilayah Bali tetap mengalami hujan namun akumulasi curah hujan yang terjadi setiap dasariannya kurang dari 50 mm. Hal tersebut menunjukkan bahwa di wilayah Bali mengalami musim kemarau pada bulan Agustus 2018. Jumlah hari hujan di bulan Agustus 2018 relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan Juli 2018 yang

hanya 11 hari. Tercatat 16 hari hujan di bulan Agustus dengan total curah hujan sebesar 95,1 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 18 Agustus 2018 sebesar 21,1 mm. Hujan lebat yang terjadi pada tanggal 18 Agustus 2018 mengurangi jarak pandang mendatar hingga mencapai 500 meter pada jam 08.00 WITA dan 800 meter pada jam 08.34 WITA.

Indeks NINO Tahun 2017 – 2018(Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/

CWlink/MJO/enso.shtml

Indeks NINO Tahun 2017 – 2018(Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/enso.shtml

13 Meteodrome, September 2018

Curah hujan bulan Agustus 2018 di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Indeks NINO Tahun 2017 – 2018(Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/enso.shtml

METAR Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar tanggal 18 Agustus 2018

Meningkatnya jumlah hari dan curah hujan dapat disebabkan berbagai faktor. Pertama dapat disebabkan oleh kondisi suhu muka laut bulan Agustus 2018. Suhu muka laut di perairan Bali cenderung hangat yakni sebesar 25°C - 30°C, sehingga mendukung terbentuknya awan penghasil hujan. Hal ini diperkuat dengan kondisi anomali suhu muka laut di perairan Bali yang menunjukkan nilai negatif, sehingga potensi terbentuknya uap air semakin tinggi.

Kemudian kondisi Outgoing Longwave Radiation (OLR) lima harian dan Madden Jullian Oscilation (MJO) juga patut untuk diperhatikan. Nilai OLR Bali yang terletak di 114°25’53” BT - 115°42’40” BT berkisar antara 0 hingga -1 pada awal hingga akhir bulan Agustus 2018. Nilai negatif dari OLR ini memberi andil pada peningkatan jumlah tutupan awan di wilayah Bali.

14Cuaca Bermakna Agustus 2018

Suhu muka laut rata-rata dan Anomali suhu muka laut bulan Agustus 2018(Sumber : http://www.bom.gov.au/products/IDYOC048.shtml)

Diagram Hovmoller Nilai OLR Rata-Rata 5 Harian dan Diagram Fase MJO(Sumber :www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/)

Pergerakan MJO aktif di wilayah Indonesia pada pertengahan hingga akhir bulan Agustus. Aktifnya MJO di kuadran 4 dan 5 menunjukkan adanya potensi area konvektif yang kuat di wilayah perairan Indonesia.

Dari streamline bulan Agustus 2018 tampak bahwa aliran massa udara wilayah Bali didominasi dari arah Timur hingga Tenggara. Terdapat pola siklonik di perairan barat Sumatera dan belokan angin (shearline) yang terjadi di Bali. Hal ini mendukung terjadinya pembentukan awan

hujan. Belokan angin (shearline) juga tampak pada streamline tanggal 17 – 18 Agustus 2018 dimana pada tanggal tersebut terjadi hujan yang relatif lebat. Belokan angin itu muncul akibat adanya Typhoon Soulik.

Jadi faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan jumlah hari dan curah hujan yakni faktor global, regional maupun lokal yang mampu memicu proses pembentukan awan dan hujan di wilayah Bali.

15 Meteodrome, September 2018

Prakiraan untuk Bulan September 2018Diprakirakan pada bulan September 2018

curah hujan di wilayah Bali cenderung rendah. Potensi curah hujan untuk wilayah Kuta dan

sekitar Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai masuk dalam kategori rendah yaitu berkisar 0 – 20 mm dengan sifat hujan di bawah normal.

Prakiraan sifat hujan dan curah hujan bulan Desember 2018(sumber: Stasiun Klimatologi Jembrana)

16

MENGENAL SATELIT CUACA

Oleh:I Kadek Mas Satriyabawa Gede Sudika Pratama

FOKUS:Mengenal Satelit Cuaca

17 Meteodrome, September 2018

MENGENAL SATELIT CUACA

Oleh:I Kadek Mas Satriyabawa Gede Sudika Pratama

Aktivitas penerbangan sangat membutuhkan informasi cuaca melalui pantauan satelit cuaca

18Mengenal Satelit Cuaca

Pengamatan atmosfer dan fenomena cuaca dewasa ini menjadi semakin penting bagi semua aktivitas pembangunan. Kebutuhan informasi meteorologi yang makin berkembang menuntut tersedianya pengamatan cuaca yang akurat dan tepat waktu karena sangat

diperlukan sebagai input penting untuk pembuatan prediksi cuaca dan model prediksi cuaca numerik, analisis atau kajian iklim dan perubahan iklim dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan, sumber energi terbarukan, dan sebagainya.

Semua output data dan produk dari setiap sistem prediksi cuaca sangat tergantung pada masukan atau inputnya, sehingga faktor utama yang akan mempengaruhi akurasi, kehandalan dan efisiensi tiap produk layanan

Campbell–Stokes Alat Pengukur Durasi Penyinaran Matahari

memberikan peringatan dini kepada masyarakat tepat pada waktunya pula. Salah satu instrumen yang paling penting hasil pengembangan teknologi modern untuk mengamati cuaca adalah satelit

meteorologi adalah input awalnya, yaitu: data pengamatan.

Pengamatan cuaca dan prediksi cuaca yang tepat waktu terutama untuk kondisi cuaca ekstrim menjadi tugas BMKG untuk

cuaca. Pengamatan satelit meteorologi sangat penting untuk memonitor dinamika atmosfer dalam skala meso, sinoptik dan global dengan resolusi temporal yang tinggi sehingga bermanfaat untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca jangka pendek

19 Meteodrome, September 2018

(nowcasting dan short-range weather forecast). Sistem penerima data satelit BMKG merupakan salah satu unsur utama yang diperlukan dalam Meteorological Early Warning System (MEWS) BMKG, karena salah satu keuntungan teknologi penginderaan jauh ini adalah dapat mengidentifikasi kejadian meteorologi dan dampaknya pada daerah yang tidak teramati oleh pengamatan di stasiun pengamatan di permukaan. Selain itu dengan adanya pengumpulan data satelit yang berkelanjutan selama kurun waktu yang lama, dapat mendukung Climatological Early Warning System (CEWS). Metode statistik yang diterapkan pada data satelit dapat digunakan untuk prediksi klimatologi dan pembelajaran perubahan iklim dalam skala yang luas.

Satelit cuaca merupakan salah satu peralatan

observasi yang paling inovatif dan serbaguna serta dirancang untuk dapat beroperasi di ruang angkasa dalam waktu yang cukup lama, bahkan dapat bertahan selama bertahun-tahun. Dimana hasil pengamatan cuaca tersebut masih membutuhkan kemampuan interpretasi dari seorang prakirawan (forecaster) guna memperoleh informasi yang lebih tepat dan akurat. Dengan kata lain satelit cuaca memudahkan prakirawan untuk memprediksikan daerah-daerah mana yang terdapat awan, front, hujan, dan fenomena lain yang sangat berguna bagi kepentingan umum terutama dalam memberikan informasi cuaca yang tepat dan akurat bagi masyarakat luas.

Satelit cuaca adalah sejenis satelit buatan yang digunakan untuk mengawasi cuaca dan iklim bumi. Satelit meteorologi biasanya

Prinsip pengamatan atmosfer dan bumi dengan satelit

20Mengenal Satelit Cuaca

mengamati awan dan sistem awan. Sedangkan cahaya perkotaan, kebakaran, polusi, cahaya aurora, badai pasir dan debu, tumpukan salju, pemetaan es, gelombang samudra, pembuangan energi, juga merupakan informasi yang dikumpulkan oleh satelit cuaca. Dalam sumber yang lain disebutkan bahwa satelit meteorologi berfungsi pengindra jarak jauh (VIS & IR) untuk membantu pengamat cuaca memantau kondisi atmosfer seperti awan, badai, suhu dalam skala yang luas.

Secara singkat prinsip kerja satelit merupakan pengukuran permukaan bumi dan atmosfer dari angkasa dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik. Konsep dasar pengukuran dengan satelit cuaca merupakan sinergi antara sumber energi (matahari) sebagai transmitter atau pemancar, gelombang elektromagnetik sebagai media perantara dan sensor sebagai penerima sinyal elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik di atmosfer mengalami proses atenuasi berupa pantulan (reflection), bauran (scattering) dan serapan (absorption) sebelum diterima oleh sensor.

Jenis satelit cuaca

Jenis satelit cuaca dapat dibedakan berdasarkan orbitnya, yaitu Orbit Geostasioner, Orbit Polar dan Orbit Non-Sunsynchronous.

Satelit Geostasioner mempunyai orbit di equator (inklinasi 0°)dengan arah lintasan sesuai dengan arah dan kecepatan rotasi bumi. Sensor satelit menghadap permukaan obyek/bumi yang sama setiap saat dengan ketinggian 36.000 km dari nadir dan lebar cakupan 120° atau 1/3 luas bumi. Contoh satelit Geostasioner : MTSAT, Himawari-8/9, Fengyun-2, COMS, Insat, Meteosat, GOES.

Orbit Sunsynchronous menghasilkan pengamatan dengan pencahayaan matahari yang stabil karena bidang orbit satelit mempunyai sudut tetap terhadap matahari. Sudut inklinasi orbit Sunsynchronous

mendekati polar orbit yaitu sekitar 98°, data spasial yang dihasilkan mempunyai sudut kemiringan yang diperoleh sebagai fungsi dari sudut inklinasi. Satelit berada pada ketinggian (altitude) 600-1500 km di atas nadir dengan lebar cakupan hanya beberapa kilometer tergantung ketinggian satelit. Makin tinggi altitude maka daerah yang direkam makin luas, tetapi resolusi makin rendah. Satelit Sunsynchronous sering juga disamakan dengan satelit Polar karena sudut inklinasi satelit Sunsynchronous mendekati orbit Polar. Contoh satelit Sunsynchronous : NOAA, Terra, Aqua, MetOp, Suomi-NPP.

Satelit Non-Sunsynchronous adalah satelit dengan inklinasi rendah (kurang dari 60°), dengan cakupan daerah tropis dan lintang menengah. Contoh satelit Non- Sunsynchronous : TRMM, GPM, JASON.

Karakteristik Kanal pada Satelit Cuaca

Citra VIS menggambarkan intensitas cahaya matahari yang dipantulkan awan dan/atau permukaan bumi, dan memungkinkan kita untuk memonitor kondisi laut, daratan dan awan. Bagian dimana reflektansinya tinggi divisualisasikan terang dan reflektansi rendah terlihat gelap. Secara umum, permukaan salju dan awan terlihat terang karena mempunyai reflektansi tinggi, permukaan daratan lebih gelap dibanding awan-awan, dan permukaan laut terlihat paling gelap karena reflektansinya rendah. Perlu dicatat bahwa kenampakan obyek pada citra berbeda-beda tergantung sudut datang/elevasi sinar matahari pada posisi obyek tersebut. Pada waktu pagi dan sore hari di wilayah lintang tinggi, citra terlihat lebih gelap karena cahaya yang jatuh hanya sedikit akibat kemiringan sudut datang cahaya matahari dan cahaya yang dipantulkan hanya sedikit. Penggunaan citra VIS antara lain untuk : Membedakan awan-awan tebal dan awan-awan tipis, Membedakan antara awan-awan jenis konvektif dan stratiform dan Perbandingan tinggi puncak awan.

21 Meteodrome, September 2018

ARTIKEL:Jetsream dan Cuaca Ekstrem

Citra IR menggambarkan distribusi suhu dan dapat diamati tanpa ada perbedaan antara citra siang dan malam hari. Sehingga citra IR sangat berguna untuk mengamati suhu awan-awan dan permukaan bumi. Dalam citra IR, bagian yang suhunya rendah divisualisasikan terang dan bagian yang suhunya tinggi terlihat gelap. Penggunaan citra IR antara lain untuk : memonitor fenomena meteorologi, pengamatan tinggi puncak awan dan pengukuran suhu permukaan bumi.

Citra WV juga menggambarkan distribusi

suhu. Sebagaimana citra IR, bagian yang bersuhu rendah akan digambarkan lebih terang, sedangkan bagian yang suhuya lebih tinggi terlihat gelap. Untuk citra WV, absorpsi / penyerapan oleh uap air sangat dominan dan hal ini memberi ciri khusus bahwa tingkat kecerahan (brightness) pada citra WV berhubungan dengan kandungan uap air pada lapisan atmosfer tengah dan atas. Penggunaan citra WV untuk memahami aliran massa udara di lapisan atmosfer atas dan tengah, aliran massa udara lapisan atas dan tengah dapat divisualisasikan menggunakan citra WV meskipun dalam kondisi tidak berawan. Posisi trough, vortex dan jet-stream di lapisan atas dan tengah dapat diperkirakan dari distribusi wilayah terang dan gelap pada citra WV.

Contoh Produk Satelit

Pada produk Himawari-8 EH menunjukkan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10.4 mikro meter yang kemudian diklasifikasi dengan pewarnaan, dimana warna hitam atau biru menunjukkan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan semakin dingin suhu puncak awan, dimana warna mendekati jingga, menunjukan pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus.

Contoh produk citra satelit BMKG

22

@pandephw

Refleksi tower ATC lama di Bandara Ngurah Rai Denpasar

23 Meteodrome, September 2018

24 Meteodrome, September 2018

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR