DHF
-
Upload
bebbysyafitrie -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
description
Transcript of DHF
CASE REPORT 4
Clinical Exposure 3
Bebby Syafitrie Kusuma Wardani/00000001638
IDENTITAS
Nama : An. K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 15 tahun
Alamat : Teluk Naga
Status pernikahan : Belum Menikah
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis, pada hari Selasa, 24 Maret 2015 bertempat di
Puskesmas Teluk Naga.
Keluhan Utama : Demam tinggi sejak 4 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang dengan keluhan demam tinggi
sejak 4 hari yang lalu, ketika itu diukur oleh ibu pasien mengukur suhu tubuh
pasien 38°C, demam dirasakan oleh pasien mendadak tinggi dan dirasakan terus
menerus sepanjang hari. Bersamaan dengan pasien demam, pasien juga
merasakan menggigil. Menggigil dirasakan pada kedua tangan dan kaki. Setelah
demam, pasien menyangkal adanya berkeringat banyak.
Pasien juga merasakan adanya rasa nyeri pada kedua mata. Nyeri
dirasakan saat pasien membuka kedua matanya. Pasien juga merasakan adanya
pusing, pusing dirasakan oleh pasien seperti berputar dan terdapat nyeri pada
sendi-sendi pada bagian tubuh, terutama sendi tungkai atas dan sendi tungkai
bawah. Menurut pengakuan ibu pasien, pasien cepat merasa lelah dan lemas.
Lalu keesokan harinya pasien dibawa berobat oleh ibu pasien ke puskesmas, dan
diberi obat untuk 3 hari pengobatan. Obat yang diberi oleh puskemas yaitu obat
penurun panas yang berupa sirup diberikan 3x1 sendok teh , antibiotik yang
diberikan secara oral yang berupa kapsul diberikan 3x1, dan obat pusing yang
diberikan 2x1, namun setelah mengkonsumsi obat dari puskesmas, pasien
belum merasa ada perbaikan.
Sejak 3 hari yang lalu, pasien belum buang air besar. BAB terakhir pasien
berampas, konsistensi lunak dan warnanya kuning kecoklatan, tidak ada lendir,
dan tidak ada darah. Pasien tidak mengeluh adanya gangguan dalam berkemih,
yaitu tidak adanya rasa nyeri dan rasa panas saat berkemih dan warna urin
seperti biasa yaitu kuning muda, tidak ada darah.
Sejak 2 hari sebelum masuk Rumah sakit, mual dan muntah dirasakan oleh
pasien. Terdapat nyeri ulu hati, setiap pasien makan dan minum, pasien
merasakan adanya mual. Sebelum muntah, pasien merasakan adanya mual
terlebih dahulu. Pasien muntah dengan muntahan berupa air, encer dan
warnanya bening. Setiap pasien muntah, kira-kira seperempat gelas aqua. Nafsu
makan pasien pun berkurang. Pasien mengaku tidak adanya mimisan,
perdarahan pada gusi.
Didapatkan keterangan bahwa Adik pasien mengalami sakit yang serupa.
Diketahui juga bahwa di sekitar rumah pasien, yaitu tetangga pasien kira-kira 2
rumah dari rumah pasien, juga terdapat pasien yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien. Riwayat bepergian ke luar pulau Jawa, seperti Irian, Nusa
Tenggara Timur, Sumatra disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Alergi : Tidak ada
Riwayat Pengobatan : Tidak ada
Riwayat Operasi : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Seminggu yang lalu adik pasien dirawat
dengan keluhan serupa
Riwayat Kelahiran
Ibu pasien menyatakan bahwa pasien lahir normal dalam minggu ke-36
dengan berat badan lahir 3,1 kg dan panjang 50 cm pada tanggal 21 Januari 2000.
Nilai APGAR 9/9. Perkembangan psikomotorik pasien selama ini baik. Ibu pasien
menyangkal adanya keterlambatan dalam perkembangan psikomotorik.
Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien telah diimunisasi BCG (bulan 1),
Hepatitis B (Bulan 0,1,6), Polio (bulan 0,2,4,6), DPT (bulan 2,4,6) dan campak
(bulan 9)
Riwayat Nutrisi
Pasien diberikan ASI sampai umur 1 tahun. Ibu pasien tidak memberikan
makanan padat selain ASI, hanya bubur biscuit bayi saat memasuki usia 9 bulan.
Memasuki usia 1 tahun 3 bulan, pasien diberikan makanan berupa nasi, buah-buahan,
dan makanan tambahan lainnya.
Riwayat Lingkungan dan Sosial
Lingkungan perumahan padat, rumah saling berdempetan, jarak dari satu
rumah ke rumah lain dibatasi oleh dinding, keadaan lingkungan tidak terlalu
bersih. Sampah di rumah dibuang 1 minggu sekali. Di depan rumah terdapat kali
dan mengalir dengan lancar, tidak ada sampah pada kali.
Reaksi Pasien
Feelings : Pasien khawatir terhadap demam yang dideritanya.
Insights : Pasien khawatir demam yang di deritanya akan bertambah parah.
Functions : Pasien menjelaskan bahwa hal ini mengganggu aktifitas pasien.
Expectations : Pasien mengharapkan dapat sembuh dan beraktifitas normal kembali.
Pemeriksaan Fisik
Status general : Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TB/BB : 160 cm / 45 kg
Status Gizi : Baik
Tanda – Tanda Vital : - Denyut Nadi : 107 kali/menit
- Pernafasan : 32 kali/menit
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Suhu : 37,5 oC
Inspeksi :
Wajah : Simetris
Kulit : kuning langsat, turgor kembali cepat, tidak ada lesi, tidak
sianosis.
Kepala : rambut hitam,tidak mudah rontok, normosefali, deformitas (-)
Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung dan tidak
langsung +/+, sklera ikterik -/-, conjunctiva pucat -/-, mata cekung -/-
Telinga : bentuk normal dan simetris, lubang lapang dan sekret atau
darah (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-), deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut :
Bibir : mukosa tidak tampak kering, sianosis (-)
Lidah : lidah tampak basah, tidak kotor
Leher : pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Thorax :
Paru-paru :
I : Dada statis dan dinamis simetris, lesi kulit -, otot bantu pernafasan -/-,
bentuk dada normal.
P : Pernapasan dada simetris. Tactile fremitus kanan=kiri
P : Perkusi bagian depan sonor pada kedua lapangan paru
A : Suara nafas vesikular +/+ , Ronkhi kasar -/-, Wheezing -/-
Cor :
I : Iktus kordis tidak tampak
P : Iktus kordis teraba lemah di ruang antar iga V pada garis aksilaris anterior
P : Batas kanan atas jantung ICS II linea parasternalis dekstra
Batas kanan bawah jantung ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri atas jantung ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah jantung di ICS V linea midklavikularis sinistra
A : S1,S2 (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : Rata, lesi (-), massa (-), striae (-)
P : nyeri tekan pada lapang perut (-), nyeri tekan pada ulu hati (+), massa (-),
undulasi (-), hepatosplenomegali (-), ballotement (-/-)
P : Timpani pada seluruh region abdomen, nyeri ketuk (-),shifting dullness (-)
A : Bising usus ± 6x/menit, kesan normal
Ekstremitas :
I : clubbing finger (-/-), deformitas (-/-), valgus, varus (-/-), edema (-/-),
torniquet(+)
P : krepitasi (-/-), edema (-/-), CRT < 2 detik, akral hangat
M : Nyeri gerak aktif (-), nyeri gerak pasif (-)
Resume
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi 4 hari yang lalu, demam dirasakan
oleh pasien mendadak tinggi dan dirasakan terus menerus sepanjang hari. Bersamaan
dengan pasien demam, dirasakan menggigil pada kedua tangan dan kaki. Setelah
demam, pasien menyangkal adanya berkeringat banyak. Adanya rasa nyeri pada
kedua mata, pusing, pusing dirasakan oleh pasien serasa berputar dan nyeri pada
sendi-sendi pada bagian tubuh, terutama sendi tungkai atas dan sendi tungkai bawah.
Pasien belum buang air besar sejak 3 hari yang lalu. BAB terakhir pasien berampas,
konsistensi lunak dan warnanya kuning kecoklatan, tidak ada lendir, dan tidak ada
darah. Pasien tidak mengeluh adanya gangguan dalam berkemih. Mual dan muntah
dirasakan oleh pasien 2 hari yang lalu. Setiap makan dan minum, pasien merasakan
adanya mual. Sebelum muntah, pasien merasakan adanya mual terlebih dahulu.
Pasien muntah dengan muntahan berupa air, encer dan warnanya bening. Nafsu
makan pasien pun berkurang. Adik dan tetangga sekitar 2 rumah dari rumah pasien
juga terdapat gejala yang sama serupa. Riwayat bepergian ke luar kota disangkal.
Diagnosis Kerja
Demam berdarah dengue
Diagnosis Banding
Demam thypoid
Diagnostic Reasoning
Diagnosis An. K adalah dengue hemorrhagic fever karena pasien mempunyai
keluhan yang sesuai dengan manifestasi klinis. Diagnosis ini dapat ditegakkan
melalui pemeriksaan fisik yakni ditemukan adanya test tourniquet yang positif dan di
perkuat dengan adik dan tetangga pasien yang mengalami sakit serupa dengan pasien.
Review of Disease
Demam dengue (DD) merupakan penyakit demam akut akibat infeksi virus
yang sering disertai gejala sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, kemerahan,
leukopenia. Demam berdarah dengue ditandai dengan 4 manifestasi klinis major,
yaitu: demam tinggi, tanda perdarahan, hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi.
Pada kasus yang disertai hipovolemik syok akibat kebocoran plasma disebut sebagai
sindroma syok dengue.
Infeksi virus dengue terjadi di negara-negara Asia Tenggara, Pasifik,
Amerika, daerah mediterania, dan sebagian kecil negara Eropa. Berdasarkan data
WHO angka kejadian DD dan DBD di Indonesia tahun 2007 sekitar 35% populasi
daerah urban, 150.000 kasus dengan 25.000 kasus dilaporkan terjadi di Jakarta dan
jawa barat.
Pada demam dengue, manifestasi klinis yang terjadi tergantung usia. Bayi dan
anak-anak yang terinfeksi virus dengue dapat ditemukan demam dan mukulopapular,
keluhan klinis biasanya tidak berbeda dengan pasien terinfeksi virus pada umumnya.
Sedangkan pada anak yang lebih besar dan dewasa mengalami demam secara
mendadak (terkadang bentuk kurva suhu menyerupai pelana kuda atau bifasik), sakit
kepala, nyeri retro-orbital, nyeri otot dan tulang.6
Pada demam dengue dapat dijumpai trias sindrom, yaitu: demam tinggi, nyeri
seluruh badan, dan timbulnya ruam (rash). Ruam timbul 6-12 jam sebelum suhu
tubuh meningkat untuk pertama kalinya. Ruam bersifat makulopapular yang
menghilang pada tekanan. Ruam dapat terdapat di dada, tubuh serta abdomen,
menyebar ke anggota gerak dan muka. Tanda petechiae atau uji tourniquet positif
dapat ditemukan pad pasien DD.
Gejala klinis lain yang dapat ditemukan adalah anoreksia, konstipasi, nyeri
kolik epigastrium, fotofobia, keringat bercucuran, suara serak dan batuk, epistaksis,
perdarahan gusi, disuria, hipermenoragi dan pembesaran kelenjar limfa servikal.
Kelainan sel darah tepi, seperti leukopenia dan trombositopenia dapat ditemukan.
Hitung jenis leukosit akan bergeser kearah kiri selama periode demam dan akan
kembali normal dalam waktu 1 minggu. Manifestasi klinis DD sangat bervariasi
sehingga sulit untuk meneggakan diagnosis dan dibutuhkan pemeriksaan penunjang.
Demam berdarah dengue ditandai dengan 4 manifestasi klinis, yaitu:
Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari
Nyeri kepala
Nyeri belakang mata
Nyeri otot
Nyeri sendi
Manifestasi perdarahan: petechiae, test torniquet positif, memar,
epistaksis, perdarahan gusi, dan perdarahan saluran cerna.
Hepatomegali
Tanda perembesan plasma: Efusi pleura, ascites, hiponatremia,
hipoalbuminemia
Trombositopenia (trombosit < 100.000 /mcL) dan hemokonsentrasi
(peningkatan Hematokrit > 20%) akibat adanya kebocoran plasma.
Pada DBD yang tidak mendapat pertolongan cepat dan tepat, maka dapat
ditemukan keadaan syok yang ditandai dengan manifestasi kegagalan sirkulasi,
seperti: nadi yang cepat dan lemah, selisih sistole dan diastole < 20 mmHg, hipotensi
(sesuai usia), akral dingin dan pasien cenderung gelisah.
Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan
cairan plasma sebagai akibat peningatan permeabilitas kapiler dan perdarahan. pada
pasien DD dapat berobat rawat jalan sedangkan pasien DBD atau DSS harus dirawat
inap untuk diterapi lebih lanjut. Diagnosis dini dan keterampilan mengatasi masa
masa peralihan dari fase demam ke fase fase kritis merupakan kunci keberhasilan
tatalaksana DBD/DSS.