Dewi Sri

2
DEWI SRI Raja Prabu Sri Mahapunggung mempunyai seorang putri bernama Dewi Sri. Ia adalah putri sulung sang Prabu yang diyakini sebagai titisan neneknya, Bathari Sri Widowati. Selain cantik dan rupawan, Dewi Sri adalah seorang putri yang cerdas, baik hati, lemah lembut, sabar, halus tutur katanya, luhur budi bahasanya, dan bijaksana. Dewi Sri mempunyai tiga adik kandung yaitu Sadana, Wandu, dan Oya. Ia bersama adiknya, Sadana, dikenal sebagai lambang kemakmuran hasil bumi. Dewi Sri sebagai dewi padi, sedangkan Sadana sebagai dewa hasil bumi lainnya seperti umbi- umbian, kentang, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sesudah ia dewasa Raden Sadana akan dikawinkan. Tetapi ia menolak dan pergi meninggalkan negaranya. Sesudah mendengar tentang kepergian saudaranya, Dewi Sri meninggalkan Medangkamulan pula untuk menyusul saudaranya. Perjalanan putri ini diikuti seorang raksasa yang terus menggodanya. Selama perjalanan, sang putri banyak mendapat pengalaman yang berhubungan dengan pertanian. Segala sesaji berkenaan dengan padi misalnya bersumber pada pesan-pesan Dewi Sri. Menurut kepercayaan suku Jawa, Dewi Sri adalah Dewi padi, hingga padi umum disebut juga Mbok Sri. Karena disumpahi oleh ramandanya, Dewi Sri menjadi seekor ular sawah, tetapi kemudian menjadi Dewi Sri lagi. Dewi Sri juga mengendalikan segala kebalikannya yaitu ; kemiskinan, bencana kelaparan, hama penyakit, dan hingga batas tertentu, memengaruhi kematian. Karena ia merupakan simbol bagi padi, ia juga dipandang sebagai ibu kehidupan. Seringkali ia dihubungkan dengan tanaman padi dan ular sawah. Di kalangan petani, kepercayaan pada Dewi Sri itu sangat mendalam dan tergambar pada perlakuan mereka terhadap padi. Cara mereka mengupas padi, mulai dari memotongnya sampai ke menyimpannya adalah selalu dengan rapi dan hati-hati. Segala perlakuan tak layak mengenai beras dan padi sangat menyentuh hati mereka. Maka banyaklah petuahpetuah wanita-wanita tua bagi pemudi-pemudi di desa perihal perilaku terhadap padi.

description

storytelling

Transcript of Dewi Sri

Page 1: Dewi Sri

DEWI SRI

Raja Prabu Sri Mahapunggung mempunyai seorang putri bernama Dewi Sri. Ia adalah putri sulung sang Prabu yang diyakini sebagai titisan neneknya, Bathari Sri Widowati. Selain cantik dan rupawan, Dewi Sri adalah seorang putri yang cerdas, baik hati, lemah lembut, sabar, halus tutur katanya, luhur budi bahasanya, dan bijaksana. Dewi Sri mempunyai tiga adik kandung yaitu Sadana, Wandu, dan Oya. Ia bersama adiknya, Sadana, dikenal sebagai lambang kemakmuran hasil bumi. Dewi Sri sebagai dewi padi, sedangkan Sadana sebagai dewa hasil bumi lainnya seperti umbi-umbian, kentang, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sesudah ia dewasa Raden Sadana akan dikawinkan. Tetapi ia menolak dan pergi meninggalkan negaranya. Sesudah mendengar tentang kepergian saudaranya, Dewi Sri meninggalkan Medangkamulan pula untuk menyusul saudaranya. Perjalanan putri ini diikuti seorang raksasa yang terus menggodanya. Selama perjalanan, sang putri banyak mendapat pengalaman yang berhubungan dengan pertanian. Segala sesaji berkenaan dengan padi misalnya bersumber pada pesan-pesan Dewi Sri. Menurut kepercayaan suku Jawa, Dewi Sri adalah Dewi padi, hingga padi umum disebut juga Mbok Sri. Karena disumpahi oleh ramandanya, Dewi Sri menjadi seekor ular sawah, tetapi kemudian menjadi Dewi Sri lagi.

Dewi Sri juga mengendalikan segala kebalikannya yaitu ; kemiskinan, bencana kelaparan, hama penyakit, dan hingga batas tertentu, memengaruhi kematian. Karena ia merupakan simbol bagi padi, ia juga dipandang sebagai ibu kehidupan. Seringkali ia dihubungkan dengan tanaman padi dan ular sawah.

Di kalangan petani, kepercayaan pada Dewi Sri itu sangat mendalam dan tergambar pada perlakuan mereka terhadap padi. Cara mereka mengupas padi, mulai dari memotongnya sampai ke menyimpannya adalah selalu dengan rapi dan hati-hati. Segala perlakuan tak layak mengenai beras dan padi sangat menyentuh hati mereka. Maka banyaklah petuahpetuah wanita-wanita tua bagi pemudi-pemudi di desa perihal perilaku terhadap padi.

FEBRYTA ALDILA SHINTA DEVI

XI IPA 4