DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH...

75
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PANITIA KERJA II PEMBAHASAN 5 ROO BIDANG PERPAJAKAN Tahl1n Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Rapat Hari/ Tanggal Pl1k111 1996 - 1997 III 23 Panitia Kerja II ke 11 Tertl1tl1p Sabtl1, 5 April 1997 11.05 sid. 13.05 WIB. Tempat Ruang Java Ball Room, Hotel Horison Jakarta 709

Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

PANITIA KERJA II

PEMBAHASAN 5 ROO BIDANG PERPAJAKAN

Tahl1n Sidang

Masa Persidangan

Rapat ke

Jenis Rapat

Sifat Rapat

Hari/ Tanggal

Pl1k111

1996 - 1997

III

23

Panitia Kerja II ke 11

Tertl1tl1p

Sabtl1, 5 April 1997

11.05 sid. 13.05 WIB.

Tempat Ruang Java Ball Room, Hotel Horison Jakarta

709

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Ketua Rapat

Sekretaris

JusufTalib, SH.

Ny. Anita Soekardjo, SH

Acara Melanjutkan acara rapat tanggal 4 April 1997.

Hadir Anggota Panja : 32 orang dari 42 orang

Anggota

Pemerintah (Departemen Keuangan RI) :

15 orang.

I. PIMPINAN PANJA

1. mSUF TALIB, SH.

2. H. S.YAIFUL ANWAR HUSEIN

II. ANGGOTA PANJA :

1. ABDULLAH ZAINIE, SR.

2. HISOM PRASETYO, SH.

3. NY. HJ. OETARTI SOEWASONO

4. NY. HARTINI MOCHTAR KASRAN, SH.

5. MOR. SUPARNI, BA.

710

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

6. Dr. FATHI DAHLAN

7. DJIMANTO

8. IBNUSALEH

9. DRS. MADE SUDIARTHA

10. NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO

II. MOEHARSONO KARTODIRDJO

12. DRS. SIMON PATIUCE MORIN

13. DRS. USMAN ERMULAN

14. NY. SRI REDJEKI. SUMARYOTO" SH.

15. DRS. H. MASKA RIDWAN

16. H. NANANG SUDJAMA

17. G.B.P.H. JOYOKUSUMO

18. DRS. SARWOKO SOERJOHOEDOJO

19. ALI RASYIDI

20. DRS. BAMBANG WAHYUDI

21. FP.D. LENGKEY

22. R.M.PURBA

23. PUDJIARTO, SE.

711

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

24. DRA. PAULA B. RENYAAN

25. H .. OENG RUMADJI, SH.

26. I GDE ARTJANA, S.IP.

27. SUTRISNO R., SE.

28. L.J.ARIFIN

29. DRS. SUPRIADI

30. DRS. H. JUSUF SYAKIR

31. H. ZAIN BADJEBER

32. H. URAl FAISAL HAMID, SH.

33. IR. H.M. SALEH KHALID, MM.

34. H. ALIMARWAN HANAN, SH.

35. DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY

36. DJUPRI, SH.

37. HANDJOJO PUTRO, SH.

38. H. MARWAN ADAM

39. BUDI HARDJONO, SH.

40. DRS. IGNATIUS SUWARDI

712

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

III. PEMERINTAH :

I. FUAD BAWAZIER

2. ARIE SOELENDRO

3. DR. AGUS HARYANTO, SH,MA.

4. ABRON! NASUTION

5. DJAZOELI SADHANI

6. DJONIFARAF.

7. TJIP ISMAIL

8. BAMBANG H. ISMIARSO

9. SERIRAMA BUTARBUTAR

10. RUSLITAIB

1l. SUBAGIONO

12. ACHMAD SUHAR[

13. DADANG B. ARISMAN

14. MULIAKANTI

15. SUTARDI

713

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAP AT (JUSUF TALIB, SH) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wh ..

Skor kami cabut dan rapat kami buka kembali dan bersifat bertutup.

(SKORS DICABUT PUKUI. 11.05 WIB)

Ibu dan Bapak sekalian yang kami hormati.

Sesuai dengan kesepakatan pagi ini kita mencoba untuk terakhir kali

di hotel ini meneliti ulang hasil-hasil sisiran tadi malam, yang saya dengan

sampai 24.00 WIB dari dua RUU ini:

1. RUU tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

2. RUU tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.

Dari Sengketa Pajak baru ada rapat, BPSP.

Kami mulai dengan RUU tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa,

kami punyai keyakinan bahwa RUU ini baik tadi malam atau tadi pagi

pada saat disampaikan sudah dibaca oleh seluruh Anggota Panja ini, dari

ke empatFraksi.

Kalau itu benar maka kami tinggal menawarkan apakah masih ada

perbaikanperbaikan dari naskah ini sebelum pada waktunya nanti secara

resmi ini ditanda tangani oleh seluruh Pimpinan Pansus dari Fraksi-Fraksi

mewakali Fraksi-Fraksi dan Pemerintah yang direncanakan Insya Allah

pada tanggal 8 April 1997 yang akan datang, itu yang pertama

714

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Kemudian yang kedua, apakah kedua RUU ini dari sudut Pemerintah

apakah sudah disinkronkan antara RUU PPSP dengan RUU BPSP, kami

punya keyakinan mungkill sudah disinkronkan, bam nanti kita bicara

sinkronisasi dengan 3 RUU lainnya.

Untuk itu kami persilakan dengan hormat dari F-PDI.

Apakah masih ada, apakah itu redaksi, apakah kata substansial yang

hilang dan sebagainya dan sebagainya.

Kami persilakan dari F-PDI.

F-PDI (DJUPRI, SH)

Terima kasih Saudara Pimpinan atas waktu yang telah diberikan.

Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa ini baru kami terima sekarang ini, tapi materi yang beberapa waktu

yang lalu sebagian-sebagian sudah kami baca.. Kami melihat bahwa ada

hal-hal yang masih periu disinkronkan dan juga ada tanda-tanda baca dan

penulisan apakah itu pakai huruf kapital dan sebagainya, banyak yang

masih belum dibetulkan, tapi dari segi substansinya kami sudah membaca

tidak ada masalah, sehingga dipandang perlu itu satu sama lain disamping

disinkronkanjuga membetulkan, diseragamkan istilah-istilah atau kata-kata

mana yang harus pakai huruf kapitai dan juga tanda bacanya. Demikian

Saudara Pimpinan.

KETUARAPAT:

Baik, terima kasih dari F-PDI. - Selanjutnya kami persilakan dari F-KP

Mengenai PPSP ..

715

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

F-KP (NY. SIS HENDARWATI. HADIWITARTO) :

Terima kasih Pimpinan.

Pertama mengucapkan terima kasih atas hasil yang disampaikan pada

hari ini, namun secara singkat, jelas substansi tidak ada masalah hanya satu

sinkronisasi yang kami usulkan untuk diperhatikan masalah "sumpah".

Sumpah itu kalau disitu memang istilahnya untuk memperoleh, itu sama

memang, itu sesuai dengan TUN dan Mahkamah Agung sumpahnya.

Apakah kita memperbaiki dengan "memangku atau "mengemban" ini saya

usulkan sinkron, itu memang saya Iihat sudah sesuai dengan Mahkamah

Agung dan TUN.

Kemudian pada alinea terakhir Pimpinan, alinea terakhir itu kalau.

dibaca memang agak membingungkan, alinea terakhir darii sumpah, kalau

di F-KP pada halaman 7 PasaI 4, yang bunyinya :

Pasal4

Saya bersumpah dan berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan

jabatan saya ini denganjujur, seksama dan dengan tidak membeda-bedakan

orang dan dalam melaksanakan kewajiban saya akan lberlaku sebaik­

baiknya dan seadil-adilnya seperti Iayaknya ... dan seterusnya.

Jadi mengubah kata "akan berIaku" dipindah sebelum "sebaik-baiknya",

itu jadi lebih jelas, tapi apakah nanti kalau diirubah begitu ke 5 Undang­

undang apakahjuga begitu, ini hanya kami usulkan saja.

Namun lafal ini walaupun rasanya kaku, kalau andaikan tidak dirubah

namun Illi memang persIs, sesuai dengan apa yang ada di TUN dan

Mahkamah Agung. lni satu.

716

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Kemudian yang kedua, kata "ditetapkan" ini kami belum baca, ada yang

ditetapkan oleh menteri, ada yang di BPSP dengan Keputusan Menteri, ini

yang pas yang mana ?

KETUA RAPAT :

Pasal berapa persisnya Bu ?.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI. HADIWITARTO)

Jadi kalau di BPSP saya kira 412, halaman 24,37 menggunakan dengan

Keputusan Menteri, kalau di PPSP halaman 12 Pasal 15 ayat (2) dengan

halaman 21 Pasal 34 ayat (6) .

KETUA RAPAT :

Pasal15 ayat (2)

F-KP (NY. SIS HENDARWATI. HADIWITARTO) :

Iya, apakah masih, ini yang kemarin "oleh", apakah "dengan 1.

KETUARI\PAT:

Pasal15

(2) : perubahan besar nilai peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a, e ditetapkan oleh menteri.

F-KP (NY. SIS HENDARWATl HADIWITARTO) :

Kalau di BPSP kalau peiubahan-perubahan itu dengan keputusan

Menteri, itu hanya catatan supaya ini diperhatikan sinkron.

717

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Jadi di BPSP ada dua, di kitajuga ada dua itu di PPSP

KETUA RAPAT :

Di BPSP pasal berapa yang ditemukan ?

F'-KP (NY. SIS HENDARWATI. HADIWITARTO) :

Di Pasal41 ayat (2) dan Pasal 65 ayat (3) BPSP

KETUA RAPAT :

Kalau di Pasal 41 itu "diubah" ya, bukan "ditetapkan", "diubah"

istilahnya.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI. HADrn'ITARTO) :

Betul, diubah dengan Keputusan Menteri.

Apakah nanti disesuaikan atau tidak, kami hanya mengingatkan saja.

Kemudian yang terakhir itu BPSP Pasa! 44 halaman 25 kalau di PPSP

Pasal 83 ini dinamakan Undang-undang, kalau di kita Undang-undang

ini disebut "Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa" jadi

disebut, kemudian kalau yang di PPSP dinamakan, jadi apakah ini perIu

disinkronkan gitu, itu dua.

Kemudian Penjelasan, Penjelasan ke empat, Penjelasan sumpah, kalau

yang di BPSP ada "penjelasannya" yang di PPSP hanya "cukup jeJas", jadi

nanti yang mana kami hanya mengungkapkan saja.

718

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAPAT :

Penjelasan mengenai sumpah ?

F-KP (NY .. SIS HENDARWATI. HADIWITARTO) :

Iya, Penjelasan di BPSP itu ada Penjelasannya Pak. Penjelasan pada

halaman 8 Pasal II ayat (1) itu di BPSP dan di PPSP halaman 3 Pasal 4

ayat (1) penjelasannya, jadil nanti mana yang itu, saya kira itu yang mohon

pertimbangan supaya sinkron.

Saya kira itu saja dari kami, kalau substansi tidak ada masalah sama

sekali.

Terima kasih Pimpinan.

KETUARAPAT:

Terima kasih atas kecermatannya dan sudah mensikronkan

dengan BPSP.

Selanjutnya kami persilakan darl F-PP.

F -PP (H. ZAIN BADJEBER );

Surat Paksa nya ini baru diterima juga, hanya ada beberapa yang

sepintas terlihat sinkronnya misalnya didalam penulisan Ketentuan Umum

menyangkut apa itu pajak, pada yang satu menulis Pemerintah Pusat dengan

huruf besar, yang di BPSP dengan huruf kedl, jadi itu contoh sepintas.

Kemudian di BPSP, di BPSP sendiri pada, ada juga beberapa hal

yang perIu.

719

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

INTERUPSI KETUA RAPAT :

Pak Zain mohon maaf, BPSP dulu Pak, kalau dibandingkan its ok, kalau

banding boleh.

F -PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Surat Paksa baru itu yang diketemukan, karena baru dibagi, kami belum

memaksa disini.

KETUA RAPAT :

Terima kasih. Selanjutnya dari F-ABRI kami persilakan.

F -ABRI (pUDJlARTO, SE)

Terima kasih Pimpinan.

Dari F-ABRI substansi saya kira tidak ada permasalahan.

Tentang redaksioanl antara Batang Tubuh dengan penjelasan ini ada

perbedaan, penulisan ten tang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

KETUARAPAT:

Halaman berapa Pak, pasal berapa ?

F-ABRI (pUDJlARTO, SE) :

Pasal 42, ini "Dengannya" dengan huruf "D" nya besar, kemudian

Pasal 43 "Dengannya" ini huruf "D" nya besar, kemudian Pasal 44

"dengannya" "d" nya dengan huruf kecil.

720

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Kemudian dalam Penje:lasan Umum, yaitu penjelasan yang pertama, ini

Penagihan Pajak Negara dengan Surat Paksa huruf"d" nya kecil, kemudian

juga baris keempat dari terakhir itu Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

juga huruf "d" nya kecil, ini mungkin perlu penyesuaian.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik, terima kasih.

INTERUPSI F-ABRI (R.M. PURBA) :

Masih ada tambahan Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Silakan.

F-ABRI (R.M. PURBA) :

Akan disampaikan oleh Pak Oeng Rumadji.

F-ABRI (OENG RUMADJI, SH) :

Terima kasih.

Barangkali !kalau saya salah koreksi mungkin sudah wajarlah sebagai

manusia. Tetapli mohon coba dilihat pada Pasal 4 ayat (2), kalau kita

bandingkan dengan, kebetulan saya membaca BPSP tetapi setelah saya

mengsinkronkan dengan PPSP kok tidak ada persesuaiannya, mengenai

masalah sumpah Pasa14 ayat (2) itu kan dalam melaksanakan tugasnya, itu

721

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

kan bukan sumpah, di ayat (2), kalau di BPSP itu sebagai berikut, kemudian

ayat (2) nya diambil sumpah oleh Ketua begitu. Kalau di Pasal 4 ayat (2)

ini kan bukan sumpah, bukan pelaksanaan sumpah, kalau tidak salah ingat

memang ini F-ABRI yang mengajukan, jadi ayat (2) Pasal 4 sebenarnya

masuk Pasal 5 ayat (2), kemudian ayat (2) dengan surat ketentuan

menggesar ayat (3), (4) dan (5), coba nanti kita melihat. Saya kira tidak

ada kaitan dengan sumpah ayat (2) Pasal 4 itu, tempatnya saja, sehingga

Pasal4 ayat (1) yang lafal awalnya oleh pejabat itu bisa ditarik pada ayat

(2) seperti BPSP Pasal24, kalau toh memang mau disinkronkan Pasal24

itu disamakan dengan Pasa14 PPSP, sehingga ayat (2) nya itu menggeser

keatas kesemuanya itu, ini maTi kita sesuaikan.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

baik, terima kasID.

Jadi ada koreksi yang sifatnya redaksional dan koreksi atau pertanyaan

yang sifatnya sinkronisasi.

Barangkali Pemerintah sudah menangkapnya? Kami persilakan

Pemerintah.

PEMERINTAH (ARIE SOELENDRO) ::

Terima kasih Bapak Ketua.

Sebagaimana kesepakatan hasil daripada pertemuan yang tadi malam

telah kami rumuskan didalam konsep RUU yang telah disampaikan

kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu pada hari ini, mengenai masalah PPSP,

722

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

sedangkan mengenai RUU dalam kaitannya dengan BPSP disamping

masukan-masukan yang tdah disampaikan tadi malam dan hasilnya telah

disampaikan kepada bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian pada pagi hari

ini, masih ada lagi tambahan ralat yang menyangkut huruf-huruf besar,

tanda koma dan sebagai nya yang sebenarnya tidak substansial tetapi perlu

memang dibedkan suatu revisinya, jadi itu mengenai masalah yang ada

kaitannya dengan RUU BPSP.

Dan. untuk dimaklumi bahwasanya apa yang tadi dikemukakan oleh

Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian diantaranya juga menyangkut masalah

sinkronisasi, maka dalam kaitannya dengan hal-hal tersebut telah dilakukan

pertemuan dengan Tim Sinkronisasi yang juga dilakukan tadi malam. Hasil

daripada Tim Sinkronisasi tersebut terdapat adanya beberapa perubahan

yang menyangkut masalah pengertian daripada pajak didalam RUU BPSP,

dan juga pengertian pajak didalam RUU Penagihan Pajak, khususnya

disitu dihilangkan klausul yang menyangkut Undang-undang mengenai

Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan, karena untuk dimaklumi

bahwasanya RUU tersebut ada sesudah RUU-RUU ini. Jadi berdasarkan

Tim Sinkronisasi pengertian pajak di BPSP maupun di BPSP disamakan

dengan menghilangkan Undang-undang mengenai Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan.

Kemudian disamping hal-hal tersebut juga hasil daripada Tim

Sinkronisasi mengadakan perubahan terhadap pengertian gugatan,

sebagaimana yang telah Bapak peroleh. Hal ini perlu kami kemukakan

karena sebagian dari apa yang tadi telah disampaikan oleh Bapak-bapak,

Ibu-ibu telah tercover dalam masalah tersebut, sedangkan tambahan­

tambahan yang berikutnya, misalnya ada suatu uraian mengenai masalah

yang ada kaitannya dengan sinkronisasi terhadap kata "oleh" dan "benang",

telah diadakan sinkronisasi, ini menjawab pertanyaan dari F-KP, Ibu Sis,

bahwasanya kalau "oleh" pasti diikuti dengan person, jadi Menteri

723

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

misalnya disitu, tapi kalau berbieara "dengan" diikuti "dengan keputusan",

telah diadakan sinkronisasi dalam kaitannya dengan permasalahan ini.

Kemudian juga mengenai raasalah terse but sudah diganti dengan

"dimaksud ... dan seternsnya", hal ini sesuai dengan usulan-usulan yang

kami terima dari Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian. Sedangkan mengenai

tadi usulan dari F-ABRI yang menyangkut masalah Pasal4 ayat (2) yang

menyangkut ayat (2) yang tidak ada kaitannya dengan Pasal 4, kita akan

rnmuskan kembali sesuai dengan sinkronisasi dari Pasal 24 BPSP.

Kemudian yang menyangkut mengenai Pasal 42 yang menyangkut

mengenai aama Undang-undang mengenai Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa, mengapa ada hurnf "besar" dan kemudian ada huruf "kecil" yang

lama disini kami kutip dari UU No. 19 Tahun 1959, dimana dengan disini

adalah hurnf besar dan sekarang sebenamya itu kurang tepat, makanya

dirubah meI\iadi hurnf keeil.

Saya kira untuk sementara demikian penjelasan kami.

Terima kasih Bapak Ketua.

KETUA RAPAT :

Baik, terima kasih.

Jadi yang agak prinsip begitu ya, itu yang dikemukakan F-ABRI tadi

mengenai tata letak, yaitu Pasal 4 ayat (1) nya itu keseluruhan menyangkut

masalah lafal sumpah, ayat (2) nya berkaitan dengan tugas, tugas dari juru

sita, jadi disarankan ini pasal 4 itu tanpa ayat, seluruhnya lafal sumpah,

ayat (2) nya dipindah kePasal 5 menjadi ayat (2) begitu, sehingga Pasal 5

itu berisikan muatan 5 (lima) ayat, dan kayaknyajuga kena gitu ya, "jurusita

724

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

pajak bertugas"", itu ayat (1) nya, a, b, c, d, kalau ditetapkan ayat (2) : "juru

sita pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi", jadi lebih

nyambung daripada disambungkan dengan sumpah, lafal sumpah, kalau

di BPSP barangkali sudah kena juga karena diambil sumpah oleh ketua,

sekretaris, wakil sekretaris dan sekretaris pengganti, jadi barangkali ini

kami tawarkan apakah bisa disepakati barangkali ya, jadi hanya mengenai

tata letaknya s2da.

Jadi Pasal 4 penagihan pajak dengan surat paksa ayat (1) nya itu

muatannya lafal sumpah, ayat (2) nya itu berkaitan dengan pelaksanaan

tugas, padahal di Pasal 5 itu sepenuhnya menyangkut masalah pelaksanaan

tugas, jadi ayat (2) ini dipidahkan ke Pasal :; menjadi ayat (2) dari Pasal 5,

dengan demikian Pasal 4 itu tidak berayat lagi. Pemerintah tadi sudah

sepakat untuk merumuskan atau menempatkan kembali pada tata letak

yang lebih tepat.

Dari FPDJ kami persilakan.

F-PDI (DRS. H. MARWAN ADAM)

Sedikit Pak, mengenai ralat dari Pemerintah Pasal 44 ayat (1), itu 90

(sembilan puluh) hari.

INTERUPSI KETUA RAPAT ::

PPSP dulu Pak, Penagihan dulu Pak.

F-PDI (HANDJOJO PUTRO, SH) :

Mengenai tadi Pak, memang menurut versi F-PDI tepat dan berikut

penjelasannya sekaligus.

725

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAPAT :

Terima kasih, dari F-KP kami persilakan, mengenai pemindahan letak

dari ayat (2) tadi.

F-KP(NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO)

Terima kasih atas usulan yang sangat baik sekali dan setuju dipindah.

Terima kasih

KETUA RAPAT :

Terima kasih Bu. F-PP kami persilakan.

F-PP (II. ZAIN BADJEBER)

Setuju memang sudah pas.

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Tentunya F-ABRI sebagai pengusul maunya begitu memang. Jadi

kesepakatannya, Pemerintah kami persilakan, Pemerintah sepakat untuk itu.

PEMERINTAH (ARIE SOELENDRO) :

Terima kasih Bapak Ketua. Kami sepakat.

726

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUARAPAT:

Baik, jadi diputuskan bahwa Pasal4 ayat (2), ayat (2) nya dipindahkan

pada posisi Pasal 5 ayat (2), ayat (2) Pasal 5 menjadi ayat (3), ayat (3)

menjadi ayat (4), ayat (4) menjadi ayat (5).

Sehingga dengan demikian Pasa14 itu tanpa ayat.

Apakah setuju 7.

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih.

F-PDI

INTERUPSI F-PDI (HANDJOJO PUTRO, SH) :

Berikut peqjelasannya Pak ?

KETUARAPAT:

Berikut penjelasannya disesuaikan, betul, terima kasih Pak. Silakan

F-KP ada tambahan masalah.

F-KP(dr. H. FATHIDAHLAN)

Terima kasih Bapak Ketua.

lni ingin sinkronisasi juga Pak, mengenai Penjelasan Umum pada

halaman 6, Penjelasan. Umum halaman 6, disana yang No. 11, 12, 13,

disitu masih ada Undang-undang yang masih tidak punya nomor, tidak ada

727

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

tahun, apakah ini layak dicantumkan atau disesuaikan dengan Penjelasan

Umum BPSP, jadi yang ada saja sekarang ini yang dicantumkan sebagai

rujukan, atau memang bisa diberikan amanat kepada Pemerintah nantinya

mengisi lebih Ian jut.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi persoalannya No. 11, 12, 13 itu substansi daripada Undang­

undang itu nantinya punya kaitan tidak dengan PPSP, kalau punya kaitan

perlu dicantumkan dan soal nomor dengan sendirinya nanti akan diberikan

nomor oleh Pemerintah dalam hal ini.

Pencanturaan ini RUU, Undang-undang No .... tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah sebagai tambahan Penjelasan Umum yang dimasukkan

didalam nantinya Undang-undang tentang PPSP itu.

Kami persilakan Pemerintah untuk ini.

PEMERINTAH (DIRJEN PAJAKlFUAD BAWAZIER) :

Metnang ini perIu demikian nanti akan dinomorkan, hanya saja ini akan

kita ubah urutannya saja, yang pertama itujustru BPSP dan itu sudah sesuai

dengan di Panja I, karena nanti nomornya dari Sementara direncanakan itu

yang pertama itu BPSP dulu, jadi BPSP, kemudian Pajak Daerah dan Bea

Perolehan, jadi tetap masih perIu tiga-tiganya.

Terima kasih.

728

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAPAT :

Baik dengan demikian berarti bahwa nomor urnt disini di halaman 6, BPSP itu menjadi No.11, kemudian No. 11 itu menjadi No. 12, nom or 12 nya menjadi nomor l3. Kami ulang jadi halaman 6 nomor 12 adalah nomor l3 lama dalam Draft itu teltltang BPSP kemudian nomor 12 nya adalah nomor II lama tentang PDRD. Nomor l3 nya adalah tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Dan karen a Pemerintah sudah menyatakan bahwa BPSP itu adalah nomor awal nanti barn yang lainnya mengikuti urntan-urntan itu dari Sekneg, baik saya kira itu Silakan F-KP.

F-KP (dr.H. FATHI DAHLAN)

Terima kasih pak.

Penjelasan pemerintah kalau demikian nomor Penagihan dengan Surat Paksa inii harns lebih muda dari itu semuanya karena ada kalimat pendahuluan sebelum itu" Dalam pembentukkannya Undang-undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa diperhatikan, diatur dan dikaitkan dengan Undang Undang. lainnya, yaitu begitu ya.

KETUARAPAT:

Penjelasan Umum dihalaman 5 kan tinggal disinkronkan saja satu dengan lainnya kemudian yang barn. Silakan F-KP.

F-KP (DJIMANTO) :

Kami hanya bertanya kepada pemerintah apakah cukup dengan ini saja nomor sudah dijamin betul apakah perlu kekuatan lebih artinya nantinya laporan Ketua Pansus ke Paripurna itu memuat saran-saran seperti urnt­

urntan nomor ini.

Terima kasih.

729

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUARAPAT:

Baik itu saya kira saran yang baik, jadi mohon sekretariat mencatat

itu nanti di dalam mempersiapkan laporan Ketua Pansus pada Paripurna

Pembicaraan Tk.IV bisa disinggung tapi supaya persis urut-urutannya

nanti minta pemerintah. Tadikan BPSP lalu PDRD dan mungkin seterusnya

apa begitu barangkali sekedar sebagai saran saja barangkali. Saran tetapi

dengan pengertian bahwa itu memang benar urut-urutannya itu. Baik

terima kasih.

Kemudian tadi dari Ibu Sis itu bisa bersifat substansial kalau dirubah

kalimatnya begitu karena di sini dimaksudkan seksama dengan tidak

membcda-bedakan orang dalam melaksanakan kewajiban saya dan akan

berlaku sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi seorang

juru sita, jadi itu 2 substansi yang beda begitu. Jadi kalau dipotong itu

merubah pengertian karena ini sudah persis barangkali tidak ada raasalah

F-KP dan kira-kira bunyinyajuga begitu sepertinya.

Silakan F-KP.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI. HADI\VITARTO) :

Kalau tidak dirubah tidak semua begitu maksud kami.

KETUA RAPAT :

Ya tidak dirubah di BPSP bunyinya begini kan.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO)

Di BPSP seperti yang dalam TUN.

730

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAPAT :

Saya kira kalau dirubah itu substansinya jadi berubah begitu. Baik saya kira demikian yang lain-lainnya masalah huruf besar, huruf kecil itu baik di PPSP maupun BPSP mohon perhatian pemerintah. Ini pada waktu

Bapak Presiden menyampaikan dengan amanatnya atau surat kepada DPR­RI, yaitu BPSP misalnya itu kata-kata penggugat, banding itu huruf kecil semua di sini. Lalu masalah disebut itu di sini memang dipergunakan dimanfaatkan Undang-Undang ini dinamakan Undang-Undang ini. Jadi barangkali kan:na ini resmi dari Sekneg yang dilampirkan kepada DPR-RI ada baiknya kalau ini kita pergunakan sebagai salah satu rujukan termasuk kata-kata sengketa pajak itu di dalam tubuh tidak huruf besar tetapi huruf kecil begitu tapi di sini semuanya besar nantinya. Di dalam TUN di dalam 14 dan sebagainya itu sepertinya kecil semua begitu ya. Jadi perlu kita cemakan lagi masalahnyajuga tidak semata-mata dari segi bahasa tapijuga dari segi kelazi!man apa tepat itu dalam huruf besar mungkin di sini juga

ada di PPSP kalau nama diri jelas itu huruf besar, saya kira demikian.

Silakan F-KP.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO)

Masih berkaitan sumpah kemarin sumpah pada aline a pertama, saya bersumpah bahwa untuk memperoleh kalau aslinya untuk memperoleh kemudian Ketua Panja mengembang dalam hal ini kami ubah memangku dikaitkan deng:m di atas karena di atas memangku.

Kami mohan klarifikasi apakah kembali memperoleh atau bagaimana. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Mohon maaf saya kira rekan-rekan fraksi dan pemerintah dan k,esan

yang tidak enak memang kalau kata-kata saya bersumpah betjanji dengan

731

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

sungguh-sungguh bahwa saya untuk ... , lkalau di sini sudah memangku

tetapi di BPSP itu memperoleh, di TUN memang memperolah. Jadi

mengapajabatan diperoleh begitu ya?, jadi sepertinya ada pt:ngejaran untuk

mendapatkan jabatan itu.

Di sini di dalam Draft PPSP sudah nampaknya disarankan diganti

untuk memangku jabatan saya ini laltlgsung atau tidak langsung dengan

menggunakan nama atau cara apapun juga tidak memberikan atau

menjanjikan barang sesuatu kepada siapapun, sedangkan di BPSP itu

untuk memperoleh jabatan saya ini sepertinya dan memang di TUN itu

memperoleh tapi tidak merupakan kitab suci itu Kalan memang tidak benar

bisa diganti terserah kita.

Kami silakan dari F-PDI.

F-PDI (DJUPRI, SH) :

Saudara Pimpinan.

Jadi kami menangkap keterangan dari Pimpinan yang menyangkut

penulisan dengan huruf besar dan kecil dengan mengambil acuan surat

yang dari Presiden. Sebetulnya kalau tidak salah, baik tim pemeriltltah

tadi malam dan juga tim kami itu sudah mengikut sertakan ahli bahasa.

Memang dari sgi bahasa kadang-kadang istilah-istilah dengan huruf besar

yang dianggap sebagai istilah yang baku tidak sesuai dengan aturan bahasa.

Tetapi kemudian disepakati bahwa untuk misalnya saja istiilah-istilah yang

berkaitan dengan nama diri itu memang pakai huruf kapital, misalnya saja

terbanding, tergugat, penggugat tadi malam ini sudah diputuskan harus

pakai P besar.

Kalau pimpinan tadi menyampaikan kepada pemerintah, pemerintah

sendiri jadi bingung memilihnya. Sekarang sudah disesuaikan semua itu

732

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

sehingga kalau dipandang perlu yang mengenai hal-hal seperti itu dibuat

ralat lalu kita sepakati bersama sebaiknya bagaimana supaya tidak gonta

ganti begitu.

Tadi malam sudah diputuskan tergugat, penggugat, pembanding itu

menjadi menata diri disamping itu ada pengertian yang sudah dicantumkan

di dalam pengertian umum itu di dalamnya juga disebut dengan huruf

kapital. Ini yang belum ada karena belum ada sinkronisasi sehingga masih

satu sarna lain berbeda. Tapi dari Draft yang karni terima dua-duanya ini

pemerintah sendiri sudah menyesuaikan sesuai dengan kesepakatan tadi malam ..

meskipun memang seharusnya Tim Sinkronisasi itu dari Tim DPR­

RI ini, Tim I dan Tim II bersama-sarna dengan pemerintah sehingga bisa

berjalan bersama-sama ini tidak dilaksanakan kecuali kelompok-kelompok

kecil yang tadi malam ada dari segi bahasanya. Terima kasih Pimpinan.

KETUARAPAT:

Baik tadi saya cuma melemparkan saja dari sini tapi apakah kesepakatan

nantinya itu huruf besar semua tidak ada masalah itu kan haknya Panja ini

untuk menentukan cuma tentunya harus sinkron juga dengan 3 RUU yang

lain begitu jangan sampai ada perbedaan-perbedaan dalam segi ini.

Lalu kata-kata memperoleh tadi apakah sepakat untuk dijadikan

memangku bahwa saya untuk memangku bukan memperoleh jabatan saya

ini. Di PPSP memang memangku, pak cuma di BPSP nya itu memperoleh.

Jadi kalau disinkronkan mana yang dipakai memperoleh atau memangku.

F-PDI sHakan.

F-PDI (D. MARWAN ADAM) :

Kalau menurut pak Yusuf memangku dianya ke F-PP sependapat.

733

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

F-PP (DRS.H. JUSUF SYAKIR) :

Saya kira begini kalau saya bersumpah untuk memperoleh jabatan ini

saya begini, begini itu kan waktu untuk memperoleh dan memperoleh itu

kan merebut ada konotasi begitu. Jadi memang hams memangku pak bukan

memperoleh.

KETUA RAPAT :

Saya kira waktu di Pans us F-ABRI ada mengusulkan dalam timnya

kalau saya tidak lupa.

Silakan dari F-ABRI.

F-ABRI (pUDJIARTO, SE) :

Kalau saya tidak kelim pak usul dari F-ABRI ini.

KETUA RAPAT :

Baik. Silakan F-PDI.

F-PDI (DJUPRI, SH)

Justm kami menanyakan kepada pemerintah sebab penggantian ini

mengandung pengertian substansi yang berbeda kemungkinan maka

pemerintah yang hams menjelaskan. Kemungkinan pada waktu ini disusun

pada waktu ingin memperoleh itu, ini dikhawatirkan kalau dia dengan

cara membeda sesuatu. Jadi bagaimana pemerintah sebenarnya masalah

ini buktinya kami kedua-duanya setuju tapi apakah betul karena sifatnya

734

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

berubah. Pada waktu akan memperoleh itu mungkin ini, dia memberikan

sesuatu dan ini elia berjanji tidak apakah pada waktu memangku itu ini

pertanyaannya.

KETUA RAPAT :

Baik terima kasih kami s~:rahkan kepada pemerintah.

PEMERINTAH:

Ini memang mengambil dari TUN tetapi kalau kami ditanya itu memang

lebih etis memangku. Terima kasih.

KETUARAPAT:

Baik kalau begitu terima kasih pak Djupri. Silakan F-KP.

F-KP(DJIMANTO) :

Ini hanya mengingatkan saja kalau sumpah itu adakalanya menjadi

alat bukti. Ini cara mempero1eh sebelumnya ini nantinya kalau memang

ketahuan bahwa tidak fair,jadi ini nanti berangkat keperilaku yang disumpah

itu bahwa itu batal semua. Tapi kalau memangku itu sudah mengandung

bahwa cara memperolehnya jabatan itu ya sudah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi F-KP cenderung memangku.

735

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Baik dengan demikian bahwa kata-kata memperoleh yang di BPSP itu

disesuaikan dengan sumpah yang ada di PPSP, yaitu memangku jabatan

ini. Setuju ?

(RAPAT : SETUJfU)

Kcmudian yang lain-lain saya kira dari PPSP itu hanya titik singgung.

Silakan F-PP.

F -PP (H. ZAIN BADJEBER)

Mohon dipikirkan di Surat Paksa mengenai pengertian gugatan yang

sudah bembah itu berbeda dengan pasal3 7 dan 38 Surat Paksa ini. Mestinya

kalau menumt pasal37, 38 bunyinya adalah gugatan adalah upaya hukum

terhadap pelaksanaan surat paksa dan kepemilikan itu bam eaeak dengan

pasal37 dengan pasal38 dalam Batang Tubuh ini bam weak dengan pasal

23 KUP. Jadi terdiri dari, 2 bagian, pelaksanaan surat paksa dan kepemilikan

barang itu ada pada pasal37 dan pasal38. lni dulu yang kami kemukakan

disamping yang lain-Iainya nanti.

KETUA RAPAT :

Jadi pengertian umum dari gugatan dalarn halaman 5 butir 15 itu

bunyinya : Gugatan adalah upaya 1l1llkum terhadap pelaksanaan penagihan

pajak dan kepemilikan barang sebagaimana diatur dalam pemndang

undangan yang bersangkutan. Butir 20 nya menjelaskan tentang penagihan

pajak.

Penagihan pajak adaiah rangkaian tindakan agar penanggung pajak

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegar

atau memperingatkan melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus

memberitahukan surat paksa, mengusulkan peneegahan, melaksanakan

736

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang sudah

disita. Istilah penagihan ini digunakan di dalam merumuskan pengertian

gugatan.

Kemudian yang disinggung oleh pak Zain dari F-PP, pasa137 ayat (1)

yang bunyinya Gugatan penanggung pajak terhadap pelaksanaan surat

paksa, sita atau lelang dan seterusnya kemudian pasal3 8 nya gugatan pihak

ketiga terhadap kepemilikan. Jadi gugatan itu mengandung 2 sasaran, yaitu

sasaran pertama adalah pelaksanaan surat paksa, sita atau lelang yang kedua,

gugatan dari pihak ketiga mengenai kepemilikan barang dari 2 muatan itu.

Kalau tidak salah maksudnya pak Zain, apakah 2 itu sudah tercakup di

dalam rumusan butir 19 begitu kira-kira.

F-PP (H. ZAIN BADJEBER):

!tu kan beliau menghimpun pasa137 sarna pasa138.

KETUARAPAT:

Terima kasih. Kami silakan dari F-PDI.

F-PDI (DJUPRI, SH) :

Terima kasih saudara pimpinan.

Menanggapi masalah yang diajukan dari rekan F-KP kita coba melihat

rumusan pasal 19 dulu pak. Gugatan adalah upaya hukum terhadap

pelaksanaan penagihan pajak dan kepemilikan barang sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang undangan yang bersangkutan ini sudah

menyangkut kedua-duanya pak. Jadi terhadlap pelaksanaan penagihan

737

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

pajak, dan yang kedua kepemilikan barang. Kepemilikan barang mungkin

berkaitan dengan pihak ketiga yang diperiksa oleh pengadlilan negeri.

Kalau kita membaca di pasal 37 ayat (1) sudah mas uk kemudian yang

dipermasalahkan yang berkaitan dengan gugatan pihak ketiga juga sudah

masuk di pasal 38. Sehingga rumusan difinisi menurut pendapat kami

tidak bertentangan artinya, baik yang menyangkut masalah. keperailikan

maupun yang menyangkut masalah pelaksanaan tagihan sudah memenuhi

sebagaimana yang tertuang dalam pengertian umum butir 19 itu.

Demikian saudara pimpinan.

KETUARAPAT:

Baik, jadi berarti rumusan dalam butir 19 dari pasal 1 itu tetap seperti

yang ada sekarang. Baik, terima kasih. Dari F-KP kami persilakan.

F-KP (IBNU SALEH) :

Bapak Ketua yang terhormat.

Saudara-saudara sekalian.

Karena di dalam membicarakan RUU mengenai penagihan pajak dan

surat paksa ini prakteknya sudah mencari sinkronisasi dengan BPSP. Oleh

karena itu saya menyarankan pertimbangan huruf a dari PPSP ini apakah

tidak sekaligus disinkronkan dengan pertimbangan huruf a dari pada BPSP.

Konsideran Menimbang a itu sama sebenamya tapi ada uraian yang tidak

sama .. lni mungkin perlu disamakan.

Demikian bapak ketua.

738

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAPAT :

Baik terima kasih.

Jadi ada 2 masalah tadi masalah gugatan yang diajukan pak Ibnu dari F-KP masalah konsideran a. Saya baca di PPSP itu bunyi konsideran a, bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila dan UD 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan Negara dan bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tenteram dan tertib serta menjamin kesamaan kedudukan warga masyarakat dalam hukum.

Di dalam BPSP bunyinya bahwa Negara Repulik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, frase ini sarna kemudian bertujuan mewujudkan bertata kehidupan Negara dan bangsa yang sejahtera bertujuan mewujudkan tata kehidupan Negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram dan tertib serta menjamin kesamaan kedudukan warga masyarakat dalam Imkum itu di dalam PPSP. Di dalam BPSP yang sejahtera, aman, tenteram dan tertib serta menjamin kedudukan warga masyarakat. Di sini menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat sedangkan di PPSP menjamin kesamaan kedudukan warga masyarakat dalam hukum. Substansi sarna tapi cuma kalimatnya.

Silakan F-PP.

F-PP (H. ZAIN BADJEBER ) :

Bagaimana nasib usul karni pak ketua.

KETUA RAPAT :

Jadi ada 2, maksud kami supaya sekaligusdua-duanya itu ditanggapi

begitu. Jadi pertama mengenai gugatan, dan yang kedua mengenai

menimbang tadi.

739

Page 32: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Kami persilakan menanggapi kedua-duanya itu dari F-ABRI. Pertama

gugatan yang diajukan oleh F-PP, dan yang kedua masalah itu kalimat

dalam konsideran menimbang a.

Silakan.

F-ABRI (pUDJIARTO, SE) :

Sebenarnya dari F-ABRI tidak ada permasalahan karena dalam

pelllbahasan yang lalu di dalam Panja itu F-ABRI tetap berpegangan pada

apa yang tertera pada KUP. Jadi saya kim tidak ada permasalahan, jadi ini

sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam KUP delllikian.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Dari F-KP menanggapi masalah gugatan tadi.

Batik terima kasih. Dari F-KP menanggapi.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO) :

Terima kasih.

Karena pada waktu membahas juga memang sudah disesuaikan dengan

KUP tidak ada lllasalah karena tadi juga dari rekan sudah melihat dari

Batang Tubuh juga apa yang dilllaksud dalam ketentuan umum ini juga

sudah mencakup semuanya, kedua-duanya. Jadi sudah cukup memadai

menurut kami.

Terima kasih.

740

Page 33: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUARAPAT:

Baik terima kasih.

Pemerintah I.chusus gugatan dulu saran atau pandangan dari F-KP, tadi.

Silakan pemerintah.

PEMERINTAH :

Terima kasih bapak ketua.

Mengenai masalah gugatan sebagaimana telah kami rumus, dalam

pasal 1 angka 19, ini sudah menyangkut masalah pelaksanaan penagihan

pajak dan kepemilikan barang. Jadi kami sudah rumuskan sesuai dengan

apa yang tadi dikemukakan khususnya pasa137 dan pasa138.

Terima kasih bapak ketua.

KETUARAPAT:

Jadi pemerintah berpendapat bahwa rumusan isi sudah mengcover

materi muatan pasal 37 dan pasal 38. Baik saya kembalikan kepada

pengusul.

F-PP (D. ZAIN BADJElBER) :

Kalau klarifikasinya demikian memang maksud kami harus tekankan

ini mau menampung pasal 37 dan pasal 38. Apakah dengan kata-kata itu

pasal 37 sudah tertampung kalau menurut pemerintah sudah tertampung

ya demikian.

741

Page 34: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUARAPAT:

Pemerintah sudah menganggap tertampung dan Insya Allah sudah

haqulyaqin begitu bahwa itu tertampung di dalamnya. Baik dengan

demikian mengenai formulasi gugatan dalam butir 19 pasal 1 itu tetap.

Silakan F-ABRI.

F-ABRI (DRS. SUPRIADI) :

Bahwa gugatan yang diajukan ke BPSP adalah gugatan dalam rangka

penagihan dengan demikian itu perlu disinkronkan pengertian gugatan di

BPSP dengan PPSP karena tugas BPSP dalam. rangka gugatan itu hanya

penagihan tidak ada yang lain. Jadi nanti harus disamakan pak antara BPSP

dengan PPSP karena gugatannya adalah untuk menampung keberatan atau

tidak senangnya wajib pajak Cli dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang

Surat Paksa ini.

KETUA RAPAT :

Baik saya baca dulu ini perbandingan rumusan gugatan dan mohon

diperhatikan: di dalam PPSP, penagihan dengan surat paksa itu bunyi

gugatan adalah Gugatan adalah upaya-upaya hukum terhadap pelaksanaan

penagihan pajak dan kepemilikan barang sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang undangan yang bersangkutan Di BPSP iitu terdapatdalam

butir 7 pasal! bunyinya gugatan adalah upaya hukum terhadap pelaksanaan

penagihan pajak sebagaimana diatur dalam peraturan penmdang-undangan

perpajakan yang bersallgkutan. Jadi di BPSP mengenai kepemilikan tidak

tercover di dalamllya tapi di PPSP tercover di dalamnya karena kalau tidak

salah ada di pasal40 sekian begitu barangkali.

Silakan F-PP.

742

Page 35: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

F-PP (II. ZAIN BADJEBER) :

Karena memang konteksnya lain. BPSP berbicara tentang wewenang

dia menyangkut gugatan pasal 3 7 pada surat paksa. Surat Paksa scope nya

lebih luas mcnyangkut kepemilikan yang tidak masuk kepada BPSP, BPSP

hanya berbicara pasal 37 dari surat paksa.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Jadi dengan perkataan lain rumusan gugatan dalam PPSP dalam

butir 19 tetap seperti apa adanya sedangkan dalam BPSP dalam butir 7

juga tetap sepcrti apa adanya karena konteksnya itu beda begitu, dan saya

kira begitu pak Supriadi.

Terima kasih.

Saya kira itu yang sejauh yang saya tangkap dari pemikiran, saran,

pendapat mengenai PPSP dan mengenai menimbang a tadi.

Silakan menanggapi F-PDI.

F-PDI (D.nJPRI, SH) :

Saudara pimpinan dan sidang kami hormati.

Penyesuaian konsideran menimbang a antara PPSP dan BPSP karena pada dasarnya sumbernya sama, rumusannya sama sehingga penyesuaian

itu kami setuju. Oleh karena itu mana sekarang yang disesuaikan PPSP menyesuaikan BPSP atau sebaliknya bahkan kedua-duanya saling mengisi,

misalnya soal istilah adiI. Ini saya ingat persis yang usulkan itu F-ABRI,

743

Page 36: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

kita setuju masuk sehingga kalau dua-duanya disesuaikan adilnya masuk

di sana misalnya kalau belum ada. Lalu kata-kata yang- lain mengenai

"sejahtera" dsb, kami setuju prinsipnya untuk disesuaikan yang hanya

untuk yang "a" saja, yang lain-Iainnya tentu berbeda.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Baik.

Kami persilakan dari F-PP.

F-PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Saya kira ide. pokok ini kan sebenarnya dari seperti dalanl Pasal 27

Undang Undang Dasar 1945, cuma Undang-Undang Dasar kepada warga

Negara, pajak kan tidak semata-mata warga Negara, warga masyarakat.

Jadi kesanlaan hukum atau hukum yang sarna ini tidak diperlakukan

hanya kepada warga Negara untuk pajak tetapi kepada warga masyarakat

termasuk tentunya yang bukan warga Negara" Sehingga kita tidak identik

mengutip "berkesamaan hukum", misalnya dihadapan hukum, bersamaan

dihadapan hukum.

Jadi tergantung selera kita sajalah bagaimana baiknya "kedudukan

yang sarna", "kesamaan kedudukan", pokoknya karena "a" ini sarna pada

Surat Paksa dan pada BPSP (karni tidak sebut PPSP karena kadang-kadang

kurang jelas yang mana, lebih baik Surat Paksa). lni nanti disinkronkan

saja karena memang tujuannya sarna, tinggai memilih saja ke Surat Paksa

atau ke BPSP.

744

Page 37: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUARAPAT:

Baik terima kasih.

Dari Fraksi ABRI kami persilakan mengenai "a" dengan "a".

F-ABRI (pUDJIARTO, SE) :

Saya kira tidak ada permasalahan Pak.

KETUARAPAT:

Ditambah kata "adil" ya ?

F-ABRI (pUDJIARTO, SE):

Memang usnl "adil" ini dari Fraksi ABRI waktu itu, kan semuanya bisa

menerima, yaitu pada butir a 11 itu, tidak ada masalah saya kira.

KETUA RAPAT :

Jadi "adil" nya itu ada di Surat Paksa, di BPSP tidak ada kata "adil",

jadi kalau disinkronkan di BPSP, di insertkan kaca "adil" nya. Kemudian

rumusan "kesamaan kedudukan warga masyarakat dalam Imkum",

sedangkan di BPSP itu persis dari surat pengantar yang saya katakan tadi

Draft awal sekalli, bunyinya .: "dan menjamin kedudukan warga masyarakat

dalam hukum".

Jadi kalau satu-satu berarti "adil" nya PPSP itu masuk di BPSP, rumusan

mengenai "menjamin kedudukan warga masyarakat dalam hukum" di BPSP

dimasukan di Surat Paksa.

Selesai saya kira ya ?

745

Page 38: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

(RAPAT SETUJU)

Baik, terima kasih.

Ditambah "adil" tadi ya !

Jadi saya ulang sebentar.

Jadi rumusan di PPSP, "a" bunyinya :

Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum.

Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan

mewujudkan tata kchidupan Negara dan bangsa yang adil dan sejahtera,

amain, tentram dan tertib, serta menjamin kedudukan hukum yang sama

bagi warga masyarakat.

Setelah kita sesuaikan dengan yang di PPSP, BPSP bunyinya begitu

tinggal masukan kata "adil" saja. Silakan.

F-ABRI (I GDE ARTJANA, S.IP)

(tidak terekam)

Jadi BPSP, yang di BPSP tidak ada, ini mestinya saat konsekuensi

terhadap di dalam "menimbang a" ini disetujui. (tidak terekam)

KETUARAPAT:

Baik.

Saya kira "a" nya itu posisinya seperti tadi ya tidak ada masalah sudah

kita sepakati. Nah kalau Fraksi ABRI mangajukan "b" nya itu dengan kata­

kata "berkesinambungan dan berkelal1jutan". Di BPSP tidak ada kata-kata

746

Page 39: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

"berkelanjutan" itu, "dilaksanakan seeara berkesinambungan dan merata"

dan seterusnya. Apakah "berkelanjutan dan berkesinambungan" itu

saudara kern bar, beda atau bagaimana, barangkali ahli bahasa perlu nanti.

Barangkali ahli bahasa perlu, ada kan ahli bahasa ?

Saya kira kalau beda begini barangkali tidak terlalu menjadi masalah

barangkali ya, tidak apa-apalah nanti, ya euma nanti yang di Surat Paksa

ini harus bisa menjelaskan apa bedanya "berkesinambungan dengan

berkelanjutan" begitu ya! tadi barangkali bisa dijelaskan kalau nanti kita

ditanya apa kira-kira sebab di sini tidak ada.

Jadi kalau itu "b" nya di Badan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

tetap seperti ini ya, pakai "berkdanjutan", jadi sarna, tidak ada masalah ya ?

baik sudah.

Silakan Pak Zaino

F-PP (II. ZAIN. BADJEBER)

lni masih ada beberapa di Surat Paksa, halaman 5, butir 23 tulisan

"Pernerintah Daerah" (kapital).

Kemudian halaman 6, Pasal 3 ayat (2), "Syarat-syarat dan tataeara

pengangkatan dan pemberhtmtian" jadi ada dua "dan" di situ, biasanya satu

"dan" hilang, "Syarat-syarat, tataeara pengangkatan, dan pemberhentian

se bagai j uru sita".

Kemudian di halaman 9, Pasal 7 ayat (1), "Kedudukan hukum yang

sarna dengan putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap", dengan putusan hakim pada Pasal34 ayat (1) dan ayat (4), dikatakan

"putusan pengadilan", yang benar memang "putusan pengadilan". Jadi

disinkronkan ke Pasal34 ayat (1) "e" dan Pasa.l 34 ayat (4), yaitu "Putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap" .

747

Page 40: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Halaman 12, ayat (8) dari Pasal 10, saya baca yang terakhir, "Pejabat

yang menerbitkannya, mengumumkan. melalui media masa, atau cara lain

yang ditetapkan", di depan "atau" ada tanda baca koma (,).

Kemudian halaman 14, Pasal14 ayat (1) huruf"a" .. "Obligasi, saham,

atau surat berharga lainnya", itu yang tertulis pada Pasal 2 5 ayat (2),

antara "saham atau surat berharga lainnya" tidak pakai "koma (,)" karena

satu kesatuan. Pada Pasa125 ayat (2) itu ditulis "saham atau surat berharga"

jadi tanpa ada koma (,) diantara "saham dan atau" itu terdapat di

dalam Pasal 25 ayat (2). Sehingga kata "atau" di sini terletak diantara kata

"piutang dan penyertaan modal",jadi "Saham atau surat berharga lainnnya,

piutang, atau penyertaan modallainnya", karena semua yang di depannya

itu "atau, atau".

Kemudian pada Pasal 14 ayat (1) huruf "d", "Barang tidak bergerak

termasuk tanah, bangunan, dan kapal" karena tiga hal.

Pengecekan saya barn sampai di situ, terima kasih.

KETUARAPAT:

Va, bersyukur ahli bahasa sudah ditiadakan, Pak Zain dalam kaitan

ini cukup cermat di dalam segi-segi bahasa, sayang di sin.i tidak ada ahli

bahasa pengganti, begitu ya.

Jadi kalau saya tidak salah tangkap tadi, putusan di sini di dalam halaman

9, Pasal 7 ayat (1), " mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan

yang sarna dengan putusan hakim". Sedangkan di dalam batang tubuhnya

Pasal 34 itu, "putusan pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan

hukum tetap" .

748

Page 41: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Jadi kalau diadakan penyesuaian, berarti Pasal 7 ayat (1) kata-kata

"Putusan hakim" itu diganti dengan Pasal .34 ayat (I) huruf "e", yaitu

"putusan pengadilan", dan Pasal34 ayat (4) .

Jadi konkritnya Pasal 7 ayat (1), kata "putusan hakim" itu diganti

"putusan pengadilan", supaya konsisten dengan Pasal 3 4 ayat (I) huruf

"e" dan ayat (4), kira-kira begitu ya Pak Zein.

Apakah ini bisa disetujui? dan ini saya kira hal yang lazim ya.

Pemerintah ?

Baik, terima kasih.

Jadi bunyinya :

Surat Paksa berkepala kata-kata demi keadilan berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa mell1punyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukull1

yang sarna dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukull1 tetap.

(RAPAT : SETUJU)

Ya, terima kasih.

Kell1udian dihalaman 14, itu masalah koma-koma (,). Pasal 14 ayat

(1) huruf "a" sesudah kata,obligasi, saham, atau surat berharga lainnya,

piutang ... dst", sedangkan di Pasal 25 ayat (2) itu bunyinya, "Obligasi,

saham" tidak pakai koma (,).

F -PP (H. ZAIN BADJEBER ) :

Yang benar itu yang tidak pakai koma (,), karena itu termasuk surat berharga.

749

Page 42: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUARAPAT:

Yang benar tidak pakai koma (,).

Jadi berarti yang di Pasal 14 ayat (1) huruf "a", "saham" koma (,)

sesudah "saham" itu ditiadakan karena itu sinkron atau konsisten dengan

Pasal 25 ayat (2), ya.

Kemudian Pasal14 ayat (1) huruf"b", "Barang tidak bergerak termasuk

tanah, bangunan,", kalau Draft nya "kapal dengan isi kotor tertentu" karena

ini muatannya sudah fix, maka sesudah kata "bangunan," ditambah kata

"dan kapal dengan isi kotor tertentu".

Bisa disetujui ya ?

(RAPAT : SETUJU)

Jadi bunyi ayat (1) "b" :

Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi

kotor tertentu.

Saya kira itu Pak Zain, ya.

F-PP (IL ZAIN BADJEBER) :

Tolong dipikirkan juga Pak, di Pasal 14 huruf "a" tadi "Giro, atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan. itu", saya kira tidak pakai

"koma (,)" diantara giro dan atau Pak, sebab itu satu kesatuan, "Giro atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu", sarna dengan tadi "saham

atau surat berharga lainnya" dia satu konteks.

750

Page 43: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAPAT :

Ini barangkali perlu penjelasan Pemerintah ini. Ini kata-kata "atau" nya

di sini hanya terkait dengan "giro" saja atau terkait dengan keseluruhannya,

deposito berjangka, tabungan, saldo, rekening koran, giro atau bentuk,

"atau" nya itu mengcover "giro" saja atau mengcover yang sebelumnya.

Silakan Pemerintah.

PEMERINTAH:

Terima kasih Pak Ketua.

Jadi yang kami maksud itu, "atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu", itu maksudnya yang dipersamakan dengan giro, rekening

saldo, rekening koran, tabungan dan sebagainya.

KETUA RAPAT :

Ada mobil di situ Pak, uang tunai.

Ya kalau "kama C,)" nya hilang itu kaitannya cuma giro saja, begitu ya.

F-PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Kalau tidak hilang seluruhnya yang di depan hilang.

KETUA RAPAT :

Ya kena. Silakan.

F-KP (DJIMANTO) :

Ini sumbang saran, sumbang pikiran.

751

Page 44: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Sepertinya butir "a" ini rnengelompokkan "mobil, perhiasan, uang

tunai, deposito berjangka, tabungan, saldo fI~kening koran, giro atau

bentuk lainnya dipersamakan itu", satu, kemudian "obligasi, saham, atau

surat berharga Jainnya", itu satu, karena sepanjang sepengetahuan saya

"obligasi" itu juga surat berharga, garansi bank juga surat be:rharga, saham

juga surat berharga.

Jadi, atau surat berharga lainnya itu sama dengan obligasi dan saharn,

kalau saldo rekening bank tidak surat berharga tidak bisa dijual belikan Pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Permasalahan yang diangkat adalah kalau kata-kata "atau" itu

mengeover muatan sebelumnya, itu coverage nya juga Oleneakup mobil,

perhiasan, dan uang tunai, begitu ya! tapi kalau "koma (,)" nya hilang raaka

coverage nya euma giro saja, begitu ya.

F -PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Saya kira antara tunai dan deposito ada kata "dan" barangkali di situ.

"Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito

berjangka", sehingga kembalinya bentuk lainnya itu hanya terhadap

deposito berjangka dan tabungan, kalau itu yang dimaksud, kalau hanya

sampai di situ. Jadi harus ada satu kata pemisah dulu.

KETUARAPAT:

Pemerintah kami silakan.

752

Page 45: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

PEMERINTAH :

Terima kasih Pak Ketua.

Terima kasih Pak Zein.

Sebetulnya ada dua option Pak, itu ditambah dan atau mobil,

perhiasan dan uang tunai, dibawa kebelakang setelah bentuk lainnya

Pak. Jadi 'kalau boleh kaIl1i usulkan, "barang bergerak termasuk deposito

be~jangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu, mobil, perhiasan,. uang tunai ... dst".

KETUA RAPAT :

Jadi saran Pemerintah bunyinya sebagai berikut :

"a" itu : Barang bergerak termasuk deposito berjangka, tabungan, saldo

rekening koran, giro, atau bentuk lainnya dipersamakan dengan itu, mobil,

perhiasan, uang tunai, obligasi, saham atau surat berharga lainnya, piutang,

penyertaan modal pada perusahaan lain, dlan/atau barang tidak bergerak

termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kopor tertentu".

Kira-kira hegitu ?

F-PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Tapi obligasi kanjuga surat berharga juga Pak, harus pindah di belakang

surat berharga tainnya.

KETUA RAPAT :

Betu!.

753

Page 46: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

PEMERINTAH:

Bapak Pimpinan.

Saya rasa kaJau perubahannya itu, itu terlalu banyak, itu nanti

menyangkut perubahan di Penjelasan, nanti perubahan ke Pasal-pasal

yang berikut-berikutnya. Jadi lebih sederhana sebetulnya perubahan yang

pertama yang diusulkan oleh Pak Zein, itu l<ebih sederhana, tDh maksudnya

sudah terkoreksi tapi tidak banyak komplikasi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi "koma (,)" nya dihilangkan.

Jadi "barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan

deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi" dst, giro "koma (,)", tetap

"koma (,)" nya saya kira, karena berdiri sendiri dia.

Jadi saya ulang bunyinya :

Barang bcrgerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito

belljangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu, obligasi, saham atau surat berharga Jainnya, dan

piutang, penyeliaan modal pada perusahaan lain, dan/atau.

Oke ya?

(RAPAT: SETUJU)

754

Page 47: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Masih ada lagi mengenai Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, silakan

kalau masih ada. Silakan Ibu Sis.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI. HADIWITARTO) :

Mohon maafPimpinan.

lni masih masalah sumpah, itu yang alinea terakhir.

Jadi menurut kami mungkin.

KETUA RAPAT :

Pasal berapa Bu ?

Pasal 4 yang sudah tidak berayat lagi ya !

F-KP (NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO)

Ya Pasal4 yang sudah tidak berayat.

Memang yang diajukan di sini, yang diajukan di PPSP itu a mungkin

membawanya '''dan'' nya itu yang keliru. Jadi seharusnya kalau dibaca, "Saya

bersumpahlberjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankanjabatan saya

ini denganjujur, seksama dan dengan tidak membeda-bedakan orang dan",

seharusnya "dan dalam melaksanakan kewajiban saya akan berlaku sebaik­

baiknya dan seadil-adilnya'" dst. Jadi tetap dua Pak, bukan satu, dua maksud begitu Pak, tetap dan nya, yang dibawa pindah itu "hanya akan berlaku" itu

dibawa ke antara "saya dan sebaik-baiknya", begitu Bapak Ketua.

Kemarin itu dari juru bahasa juga kalau begitu itu mudah dimengerti, tadinya si juru bahasa tidak mengerti-mengerti dengan membaca ini

bagaimana maksudnya.

755

Page 48: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Jadi dengan memindahkan '''akan berlaku" diantara "saya dan sebaik­

baiknya", itu tetap dua maksudnya.

KETUA RAPAT :

Baik terima kasih.

Tampaknya koreksi Ibu Sis itu persis sumpah di TUN ya ?

Saya baca saja kalimat alinea terakhir di TUN : "Saya bersumpahl

berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan saya ini dengan

jujur, seksama dan dengan tidak membeda-bedakan orang dan akan berlaku

dalam", ini malahan aneh.

F-KP (NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO)

Maka "dan dalam melaksanakan kewajiban saya akan berlaku",

"akan berlakunya" dibawa sebelum sebaik-baiknya. Itu mungkin karena

kekeliruan sebelumnya terus begitu Pak. Itu saja Pak.

KETUA RAPAT :

Cuma ini memang bisa penafsirannya bisa macam-macam Bu !

F-KP (NY. SIS HENDARWATI HADI\VITARTO)

Tidak tetap itu, justru malah dimengerti Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Tidak membeda-bedakan orang.

756

Page 49: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

F-KP (NY., SIS HENDARWATI HADIWITARTO) :

Va, "tidak membeda-bedakan orang dan dalam melaksanakan kewajiban

saya akan berlaku sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi

seorang dst".

KETUARAPAT:

Tapi bisa dua arti itu, itu "tidak membeda-bedakan orang dalam

melaksanakan kewajiban saya", itu satu, kemudian "dan akan berlaku

sebaik-baiknya dst nya" itu satu yang lain, bisa berarti begitu. Tapi kalau

dikatakan "dengan tidak membeda-bedakan orang", dalam hal apa tidak

membeda-bedakan orang itu, "tidak membeda-bedakan orang dan dalam

melaksanakan kewajiban saya", putus itu.

Silakan Pemerintah.

Sepertinya sudah benar Ibu Sis ya.

Jadi "tidak membeda-bedakan orang itu" dalam melaksanakan

kewajibannya. Konsekuensi selanjutnya karena tidak membeda-bedakan

dalam melaksanakan kewajibannya dia akan berlaku sebaik-baiknya,

seadil-adilnya, dan seterusnya itu.

Pada umumnya yang baca sumpah itu, sesudah sumpah dia lupa apa

yang dia baca barangkali.

Saya kira posisinya tetap ya, setuju ?

F-KP (NY. SIS HENDARWATI HADIWITARTO) :

Semula semua, Terima kasih.

757

Page 50: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

KETUA RAPAT :

Seperti semula.

(RAPAT : SETUJU)

Terima kasih. Silakan.

F-PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Pak Ketua,

Pasal 25 ayat (2), to long dimintakan pada Pemerintah disinkronkan

dengan tadi, baik penulisan maupun hal-hal yang disebut di situ ada kurang

"mobil".

KETUA RAPAT :

Ayat (2) Pasal 25, bunyinya : Barang yang disita berupa uang tunai,

deposito, tabungan, saldo uang di bank atau saldo rekening koran, obligasi,

sahanl atau surat berharga lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada

perusahaan lain. Yang tidak masuk di dalam hanya masalah "mobil,

perhiasan dan sebagainya tadi".

F -PP (H. ZAIN BADJEBER ) :

Antara "saham" dengan "atau" itu ada "koma (,)" Pak, karena deposito,

obligasi kan surat berharga lainnya Pak.

KETUARAPAT:

PerJu hati-hati kita ini,jangan sampai keliru nanti sebab ada pengecualian

di situ. Silakan Pemerintah.

758

Page 51: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

PEMERINTAH :

lni memang untuk membantu kecepatannya saja, itu nanti Pasal 25

ayat (2) yang berkaitan deJ[lgan penulisan memang akan disesuaikan, tapi

memang kalau "mobil" memang sengaja dikeluarkan itu, karena ini yang

dikecualikan dari lelang, sedangkan "mobil" termasuk yang akan bisa

dilelang, tidak dikecualikan. Jadi memang tidak ketinggalan, tapi memang

hams demikian.

Jadi penyesuaiannya cukup kepada cara penulisan yang saham-saham

tadi itu Pak Zaino

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik, terima kasih.

Jadi ayat (2) ini, itu adalah yang dikecualikan dari pelelangan, kalau

mobil, perhiasan itu bisa dilelang, begitu ya.

Baik saya kira begitu Pak Zein dari F-PP.

Baik apakah dengan demikian mengenai RUU, silakan Pak Djupri.

F-PDI (DJUPRI, SH):

Saudara Pimpinan.

Tadi waktu permulaan kita akan membahas ini, kami mengatakan

memang kita ini kan belum mengadakan sinkronisasi. Oleh karenaini

759

Page 52: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

kalau cara sekarang ini dibahas seperti ini tidak akan selesaii. Oleh karena

itu kami ingin usulkan demikian pada saat rapat terakhir Pansus nanti

semuanya akan sudah beres, kemudian kami ingin usulkan dibentuk Tim

Sinkronsasi yang anggotanya terdiri dari Fraksi-fraksi plus Pemerintah,

tidak Pemetintah sendiri, tidak fraksi sendiri, karena Pemerintah

yang menyelesaikan seraua redaksinya, sehingga kita tahu persis,

dipercayakan saja kepada Tim ini karena rnengenai redaksinya, sistematika,

sebab kalau ini kita bahas ini baru satu RUU saja bagian rnuka, karena kita

barn terima, dengan demikian tidak akan selesai, satu hari sarnpai besok

pun tidak akan selesai dari 4 RUU ini.

Oleh karen a itu kami mengusulkan dibentuk saja Tim Sinkronisasi yang

anggotanya dari Fraksi-fraksi plus Pemerintah sekaligus, dipercayakanlah,

karena ini tanda baca, sehingga dernikian nantil pada wakti sidang Pleno

Pansus kita sudah siap seluruhnya, satu hari sebelumnya supaya diserahkan

nanti kalau mungkin disana sini masih ada satu dua baru nanti kita koreksi,

tapi kalau begini caranya cidak akan seJesai sampai besok, kita percayakan

saja pada tim itu, kami yakin kalau dari segi bahasa dan kesepakatan kita

yang selama ini berjalan banyak hal-hal yang bisa dilakukan.

Dernikian Saudara Pimpinan, itu yang pertama.

Jadi kita kalau ingin mengesahkan substansinya saya kira kamipun

tidak keberatan.

Yang kedua, ada dua masalah yang perIu kita perhatikan, dari

Pembahasan TIM I dan TIM II, ternyata ada muncul usulan substansi baru.

Hal seperti ini pasti kita bisa putus tapi nanti yang terakhir adalah Pansus,

bukan wewenang kita, maka itu kita sarankan kalau ini sudah dimasukkan

dimasukkan disitu, kita sampaikan cacatan untuk memperoleh pengesahan

sekaligus kepada Pansus, khusus untuk usulah ayat baru atau pasal baru,

760

Page 53: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

baik itu yang berada di RUU PPSP atau BPSP yang kedua-duanya mungkin

sarna, disana ada usul baru disini juga ada.

Kalau di BPSP, kalau tidak salah ada tiga usulan baru yang ini kita

boleh memutuskan tapi terakhir yang mengesahkan adalah Pansus bukan

Panja ini.

Demikian saudara pimpinan agar supaya kita hari ini bisa menyelesaikan

tugas kita ini sambil menunggu nanti Draft yang lengkap dan yang betul

pada saat kita menjelang rap at pleno Pansus.

Demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik, terima kasih.

Mengenai yang kedua, memang nantinya didalam rapat Pansus dengan

Menteri itu akan diangkat hal-hal yang sifatnya substansial baru, dan

hal-hal substansial yang didrop dan rancangan.

ltu sekretaris saya kira sudah mempersiapkan untuk itu, dimintakan

persetujuan Pansus.

Terima kasih Pak Djupri mengingatkan kembali, tapi Alhamdulillah

kita sudah menyiapkan untuk itu.

Kemudian masalah pembahasan kedua rancangan ini, memang hari ini

paling hanya mengsinkronkan keduanya saja, apakah mau diambil short cut,

tidak dibahas disini diberikan mandat penuh pada Tim Sinkronisasi, ya

monggo, tapi yang penting Tim Sinkronisasi itu diberikan mandat penuh,

761

Page 54: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

sehingga dianggap putusan Tim Sinkronisasi itu sudah merupakan putusan

Panja, hanya sinkronisasi dua ini saja, lain dengan yang tiga bagaimana,

sebab saya dengar Panja I itu mereka sudah menyerahkan sepenuhnya

bulat-bulat kepada Pemerintah untuk sinkronisasi, saya dengar begitu.

Kami silakan Pemerintah, apa betul Panja I menyerahkan sinkronisasi

bulat-bulat kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (DIRJEN PAJAKlFUAD BAWAZIER)

Kami mengerjakannya tapi secara internal, kemudian mereka juga membaca Pak Ben Messakh itu juga sebagai mewakili, jadi diikuti karena

memang masalahnya juga jauh lebih sederhana secara woording kalimat

dibandingkan disini.

Jadi kalau saya pikir tadi usulnya Pak Djupri, mengenai Undang-undang

Surat Paksa ini, kita habis ini juga Pemerintah segera yang hasil sekarang

itu kita selesaikan di komputer, kemudian nanti kita akan mengambil tempat

disana, bisa duduk disana,jadi orangnya tidak terlalu banyak, nanti masing­

masing dari Ketua timnya saja, satasatu bisa menyempurnakan sekali lagi,

toh ini sudah disempurnakan yang sekarang ini juga, barangkali sudah

masih ada atau tidak ada lagi tapi diberi kesempatan, nanti untuk BPSP

juga setelah kita ketemu melalui BPSP sarna saja demikian.

Demikian Bapak Pimpinan.

KETUARAPAT:

Baik, terima kasih.

Dan memang dalam pembahasan tadi itu sudah secara tidak langsung

atau langsung sudah kita coba sinkronkan dengan BPSP dalam beberapa

762

Page 55: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

substansi, namun demikian kalau usul dari F-PDI itu disetujui, berarti untuk

BPSP yang belum seeara khusus kita bahas seperti halnya kita membahas

Surat Paksa dimandat penuhkan kepada Tim Sinkronisasi yang terdiri dari

keempat Fraksi dari Pemerintah, begitu ?

Pak Purba" silakan.

F-ABRI (R.M. PURBA) :

Terima kasih, Bapak Ketua.

Ada baiknya juga memang demikian, tapi kemarinpun sebenamya ada

yang sudah diserahkan ke Tim Penyerasi,eontohnya saja hasil rumusan

Tim Kecil dari BPSP.

Kemudian hasil Tim Sinkronisasi ini, temyata menurut kami ada yang

tidak sesuai lagi. Contoh saja, judul dari Penjelasan Raneangan Undang­

undang, judulnya adalah "Raneangan Penjelasan Undang-undang Republik

Indonesia Nomor .... , Tahun .... tentang". Kemarin Tim Keeil sudah

membuat begitu, tapi oleh Tim Sinkronisasi itu dihapus lagi. Jadi hanya

menjadi "Rancangan Penjelasan Undang-undang Nomor Tahun".

Jadi ini sinkronisasinyakembali bolak-balik. Kami sependapat diserahkan

pada Tim Sinkronisasi, tetapi alangkah baiknya kalau fraksi-fraksi dari

pengamatan sekarang memberikan hal-hal yang perlu diperhatikan

misalnya, mungkin juga ada pasal-pasal supaya nanti Tim Sinkronisasi

memberikan perhatian yang lebih besar pada hal-hal yang disebutkan oleh

Fraksi terse but.

Antara lain tadi contoh dari Penjelasan itu, mungkin juga ada pasal, misalnya

sa ja Pasal 19, tadi saya sudah diskusi juga dengan Pak Zain Bad j eber, ini tidak

763

Page 56: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

termasuk Ketua dan Wakil Ketua hanya anggota saja padahal pasal-pasal semua menyebut Ketua dan "Wakil Ketua, misalnya begitu.

Jadi kita memberikan pointers, supaya itu mendapat perhatian yang lebih, selain itu semuanya memang disinkronkan, supaya tidak ada

ketinggaJan, sebab kalau dikatakan sudah wewenang penuh, nanti kern bali lagi seperti kemarin Tim Kecil juga sudah wewenang penuh tapi ternyata ada yang kurang setuju, dirubah lagi kan begitu.

Demikian Bapak Ketua, terima kasih ..

KETUA RAPAT :

Terima kasih ..

Tapi kalau dalih dari naskah ini sudah sarna, dari naskah yang dibuat diluar rumusan Tim Kecil, dengan PPSP. 'Rancangan Penjelasan Atas Undang-undang tentang", Republik Indonesia nya tidak ada disini.

F-ABRI (R.M. PURBA) :

Nah itu, artinya Tim Kecil sudah memasukkan itu, tidak mau memasukkan Republik Indonesia, itu kan contoh kelihatnnya kecil tapi itu

tidak sinkron dengan yang lain.

KETUA RAPAT :

Baik, terima kasih Bapak Purba.

Jadi sebelum Tim Sinkronisasi ini bekerja, apakah dalam forum ini atau

dititipkan kepada Anggota Fraksinya hal-hal ada saja yang perlu diangkat

dalam penyelesaian itu.

764

Page 57: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Saya kira demikian, jadi sepakat bahwa BPSP itu dalam kaitannya

dengan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dirampungkan sinkronisasinya .

oleh Tim Sinkronisasi terdiri dari 4 fraksi, wakil 4 fraksi dan pemerintah

dan mungkin sekaligus kalau sudah selesai disinkronkan dengan ketiga

RUU lainnya, dengan pengertian bahwa hari ini pukul 12.45 WIB hasil

kerja Panja secara keseluruhan telah disetujui oleh Panja II, jadi ini tidak

perlu diangkat lagi dalam rapat Panja.

Jadi Panja ini sudah mengesahkan termasuk hasil Tim Sinkronisasi

yang mandat penuh nanti itu. Jadi tidak perlu dibawa lagi dalam rapat

Panja, berarti rapat Panja sekarang ini adalah rapat Panja yang terakhir,

konsekuensinya itu.

Silakan Pak Zainie.

F-KP (H. ABDULLAH ZAINIE)

lni pemikiran saja Pak ya, saya kira masalahnya kita, masalah formalitas

tapijuga penting. Kalau tawaran pimpinan kita setujui bersama, ini seolah­

olah kita menyetujui sesuatu yang belum ada, itu kan faktanya begitu,

realitanya begitu, walaupun demikian itu bisa asal kita sepakat.

Mungkin masih ada satu jaian keluar, kita nanti rapat Pansus tanggal 8,

kita mulai pukul 09.00 WIB sampai 09.30 \vIB itu didalam bentuk Rapat­

rapat Panja umpama, ada 2 tempat mungkin disana. Jadi kita sahkan

masing-masing dulu dengan catatan bahwa betul-betul pada waktu itu kita

hanya mengesahkan saja, tidak ada diskusi, tidak ada komentar yang lain­

lainnya.

Jadi begitu pimpinan membuka, apakah saudara-saudara dari

fraksi-fraksi setuju dengan rapat Panja, setuju, selesai, pukul 09.30 WIB

765

Page 58: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

kita Rapat Pansus untuk melaksanakan tugas kita sebagaifiJllow up ataupun Ianjutan daripada Panja, itu alternatif kedua, kalau kami manut saja cuma

kira-kira alternatif kedua itu lebih legal, begitu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik.

U suI itu cukup baik dalam rangka kehati-hatian kita dan spresiasinya secara sempurna, "sempurna" dengan tanda kutip, "sempurnanya manusia"

dengan tanda kutip, namun kita terikat denganjadual yang sudah disepakati rapat Panja ini berakhir tanggaI berapa, nanti kita Iihat dijaduaI. Kalau

berakhir tanggaI 5 berarti tanggaI 7 itu sudah tidak ada rapat Panja Iagi atau tanggal 8, kita Iihat jadualnya ..

Kalau rap at Panja tanggal 5 berarti hari ini berakhirlah rap at Panja

menurut jaduaI yang sudah disepakati bersama.

Jadi saya cenderung begini, barangkali kita tidak perIu terIalu kaku

juga, andaikata dari hasil Tim Sinkronisasi itu yang diharapkan hari Senin

itu sudah bisa diterima oIeh seluruh fraksi altlggota Panja ini. Kemudian dibaca masing-masing ternyata ada titik koma apa-apa yang terIewati, saya kita tidak terIalu kaku bisa kita tanpa rapat Iagi barangkali bisa, yang tidak prinsipiaI barangkali, kalau tidak berarti kita. harus mengajukan rencana baru lagi mengenai jaduaI rapat Panjanya, diperpanjang bukan tanggaI 5,

kan begitu menurut tata aturannya.

Jadi kalau kami tawarkan tadi, dengan pengertian toh Fraksi -fraksi didalam menugaskan orangnya di Tim Sinkronisasi itu sudah dengan

penugasan, perhatikan ini-ini-ini dan seterusnya.

766

Page 59: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Dengan demikian pada waktu rap at Panja, semuanya rapat Tim

Sinkronisasi sudah siap dengan apa-apa kira-kira yang masih perlu diangkat

dalam kaitannya sinkronisasi itu, saya kira begitu.

Silakan Pak Djupri.

F-PDI (DJUPRI, SH)

Kami setuju, dengan catatan penyerahan bahan itu sedapat mungkin

kita masih ada kesempatan untuk mengoreksi terakhir ini, ini tidak seperti

hari ini kita bam terima, sehingga memang kita sadari bahwa banyak yang

harns disempurnakan mengenai tanda-tanda baca dan sebagainya itu tadi,

sehingga kita spontanitas itu saja sudah banyak masalah yang diajukan.

Kalau penyerahan bahan ini bisa dilakukan cukup waktu kita untuk

mengoreksi terakhir masing-masing, saya kira bisa, dan kami prinsipnya

setuju.

KETUA RAPAT :

Setuju, artinya bahwa inii rap at Panja terakhir.

F-PDI (DJUPRI, SH) :

Va, tapi dengan catatan penyerahan menjelang rapat tanggal 8 April 1997 ,

kita sudah bisa menerima dulu, mungkinjuga masih ada yang kelewat.

KETUA RAPAT :

Rapat Pansusnya tanggal 8 April 1997, berarti diharapkan Pemerintah

dari hasii sinkron isasi internal dan mungkin juga digabung dengan yang tiga

itu sudah bisa diserahkan bahan jadinya pada hari Senin, tanggal 7 April

767

Page 60: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

1997, dengan demikian kita punya waktu 1 hari untuk membaca kembali

sebelum tanggal8 April 1997 rapat Pansus yang sekaligus penandatanganan

atau paraf daripada naskah .. Silakan Pak Purba.

F-ABRI (R.M. PURBA) :

Terima kasih Bapak Ketua,

Pada prinsipnya memang kita tadi sepakat menyerahkan kepada Tim

Sinkronisasi.

Kembali kepada masalah jadual, sebenamya hari Senin itu, memang

Pansus oke, tapi acara Pans us: itu adalah laporan dua Panja kepada Pansus

tanggal 8 April 1997. Laporan dua Panja kepada Pansus, kemudian

penyampaian pendapat akhir mini, sambutan pemerintah, dan pengesahan,

saya kira itu. Sedangkanjadual tanggal8 April 1997 itu adalahjadual sesuai

dengan tata tertib mulai pukuljam 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00

WIB sekarang ini.

Kalau lihat acara Pansus itu, sebenarnya singkat, katakanlah laporan

masing-masing Ketua Panja paling banyak 1 jam, jadi kalau 2 Panja

berarti 2 jam, sambutan pemerintah katakanlah 1 jam, 3 jam, kemudian

pengesahan, pengesahan kemudian tanda tangan lembar per lembar tiap

RUU, itu saya kira bisa dilaksanakan di luar acara.

Jadi dengan demikian mungkin untuk Pansus itu cukup waktu sekitar

3 jam, paling banyak 4 jam. Lalu apakah tidak sebaiknya sebelum Pansus

ini waktunya diundur sedikit Pansusnya, jadi tidak pukul 09.00 WIB, tapi

diberikan dulu kesempatan kepada Panja kira-kira 1 jam untuk melihat

terakhir rumusan dari Tim Sinkronisasi.

768

Page 61: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Kalaupun kita katakan sekarang kita anggap sudah final tidak ada lagi

rapat Panja dan diberikan wewenang penuh kepada Tim Sinkronisasi, tapi

di Pansus musti bisa digugalt, ditingkat Pansus masih bisa digugat, sebelum

disahkan.

OIeh karena itu kalau ada gugat menggugat sebaiknya ditingkat Panja.

Oleh karena itu nanti kalau Tim Sinkronisasi selesai apa yang dipesan oleh

masing-masing fraksi untuk di fraksikan kemudian sudah okey, tinggal saya

kira 1 jam pun mungkin tidak akan lhabis, barangkali tidak sampai 1 jam.

Jadi kami sarankan tanggal 8 April 1997 itu diberi waktu 1 jam, untuk

Panja, kemudian setelah itu Pansus. Sebab kalau sekarang kita sudah

putuskan nanti dibongkar lagi disana keputusan Panja dibongkar di Pansus

itu juga tidak enak begitu, kbih baik diselesaikan ditiap Panjanya mas:ing­

masing kalau memang ada.

Demikian, jadi kami soal itu saya kira Ketua Panja bisa, tidak perlu ke

Bamus cukup kepada Ketua Pansus saja, agar jadual diundur 1 jam, 1 jam

diberikan kepada Panja untuk finalisasi dalam arti kata pengesahan itu,

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Berarti dengan demikian kalau usulnya F-ABRI, rapat Panja hari

Inl bukan rap at Panja terakhir" berarti menyimpang dan schedule dan

tentunya kesepakatan-kesepakatan ini kesepakatan Pansus, paling tidak

lima Pimpinan Pansus itu kalau kita menurut aturan, itu alternatifpertama,

bermii disediakan 1 jam untuk semacam rapat Panja terakhir dengan

harapan tidak berkembang lagi, tidak bisa dipredik itu berkembang lagi

atau tidak, kadang-kadang soal koma itu bisa 1 jam.

769

Page 62: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Tapi kalau yang alternatif kedua, ini dinyatakan rap at Panja terakhir

dan mandat penuh kepada Tim sinkronisasi dengan catatan tadi tidak ada

rapat formal panja tapi masih dimungkinkan barangkali sebelum itu kita

ada titik koma dan sebagainya. Kalau itu tidak merubah jadual kerja, saya

itu tidak tahu apakah Ketua Pansus punya otoritas untuk merubah itu saya

tidak tahu.

F-ABRI (R.M. PURBA) :

Dan itu kesepakatan di Pansus kemarin, diputuskan di Pansus. Jadi

sekarang kalau kita ajukan ke Ketua Pansus saya kira kita beri wewenang

kepada Pimpinan Pansus untuk memutuskan, jadi 5 orang saja, tidak usah

dibawa ke forum Pansus karena pada dasarnya ini tidak merubah jadual

secara keseluruhan hanya memperpanjang waktu bagi Panja 1 jam pada

tanggal 8 April itu.

Hanya itu saja Pak Ketua sebenarnya, terima kasih.

KETUARAPAT:

Bank, kami persilahkan dari fraksi-fraksi, apa setuju itu.

Silahkan Bapak Jusuf.

F-PP (DRS. H. JUSUF SYAKIR) :

Saya kira formalitas juga harus kita penuhi, tapi kita ini tidak usah

terlalu kaku. Jadi kalau Tim Sinkronisasi bekerja hari ini sampai besok

pagi, minggu kerja tidak apa-apa, namanya sinkronisasi harus sinkron,

minggu pun kerja tidak apa-apa. Tempi Tim Sinkronisasi ini juga harus

dihadiri oleh Pimpinan, Pak Ketua, karena mereka nanti akan tanda tangan

ini, jangan sampai yang akan tandatangan ini tidak tahu rumusannya.

770

Page 63: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Jadi Bapak Ketua dan Bapak Wakil Ketua juga hams nadir dalam tim

sinkronisasi itu, namanya Pemimpin itu, hari ini dan besok pagi kerja.

Kalau sudah selesai kemudian ini terus: diperbanyak, Senin pagi

diserahkan kepada kita di DPR, sudah di print out, sudah difoto copy

serahkan kepada kita.

Kemudian hari Selasa sebelum sidang Pansus untuk formalitasnyalah kita adakan sidang Panja terakhir, barang 1 jam juga cukup, tidak apa-apa

itu Bapak Ketua, ini tidak menyalahi tata tertib yang memutuskan juga Pansus. Di DPR kadang-kadang ada sidang yang Badan Musyawarah tidak sempat sidang, ini hanya ditentukan oleh Pimpinan Dewan, kadang-kadang

Dewan sendiri tidak kuasa apa-apa dan itu sudahjadi konvensi.

Kalau memang masih ada waktu, kadang-kadang Pimpinan Dewan dan

Pimpinan Fraksi untuk sarasehan istilahnya, dan itu dalam Tata Tertib tidak ada tapi kita laksanakan dan berjalan mulus.

Jadi sekarang, tadi itu Pimpinan Pansus minimal yang 2 orang itu kita

beri mandat untuk memutuskan yang sudah kita putuskan, jadi itu tidak

apa-apa. Jadi saya kira, ini kan bukan barang sulit, yang sulit malah niengsinkronkan ini. Jadi kalau formalitasnya itu tidak sulit, justm

singkronisasi ini yang sulit dan itu hams kerja Sabtu, Minggu. 1tu saja, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, dari F-PDI kami silakan.

F-PDI (DJUPRI, SH) :

Kami setuju saja, karena kalau formalitas memang hams dipenuhi, toh kita sepakat nanti hari Senin nanti untuk formal Panja terakhir itupun

setuju, pada akhirnya bahan itupun akan harus disahkan oleh Pansus juga.

771

Page 64: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Jadi sifat lebih hati-hati saya kira baik, kemungkinan yang kecil-kecil

masih bisa melihat tapi setidaknya yang penting bahan itu supaya diserahkan

pada masing-masing anggota ini sempat kita itu membaca kembali.

Demikian saudara pimpinan.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, dari Pemerintah kami silakan.

PEMERINTAH (DIRJEN PAJAK)

Terima kasih.

Meskipun kami melihat bahwa Insya Allah yang perlu disinkronkan

relatif tidak begitu banyak lagi tapi memang perlu dikerjakan sisa-sisa ini

dengan sungguh-sungguh. Dan seyogyanya memang segera dikerjakan

mulai dari sekarang dan setiap Fraksi mengirimkan 1 orangnya yang

cukup apiresiatif dalam arti diberi semua mandat oleh teman-teman

fraksinya, untuk mulai bekerja bersama den~~an pemerintah, dan dimana

perlu memang harus dikerjakan itu betul-betul sekarang itu sampai Minggu

besok, bahwa Minggu besok itu mestinya dirasakan perlu ketemu lagi,

kami siap-siap saja, tetapi hari Minggu besok itu dikerjakan seluruhnya

dihabiskan InsyaAllah sampai malam hari, besok misalnya mau digelar lagi

pagi, itu menurut kami lebih sesuai, dibandingkan dengan menggelar rapat

Panja, terus .terang saja menjelang Pansus. Pertama itu sudah ditetapkan

pukul 09.00 WIB, dan kedua memang kita tidak bisa tahu apa yang akan

terjadi, khususnya memprediksi itu terlalu mengambil resiko yang menurut

saya kurang pada tempatnya untuk membuka rapat Panja menjelang rapat

Pans us, saya kira itu agak kurang bisa dipahami terus te:rang saja, tetapi

772

Page 65: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

seyogyanya memang sekarang dikerjakan kalau besok perIu digelar, nanti

kalau, itu paling Senin pagi sudah bisa diterima yang terakhir versinya.

Demikian, terima kasih Saudara pimpinan.

KETUARAPAT:

Baik, terima kasih.

Nampaknya yang diajukan pemerintah itu sarna dengan bisikannya

Pak Syaiful disebelah saya" Tim Sinkronisasi yang ditugaskan ini dengan

madat penuh paling lambat malam ini rampung sudah. Jadi kita hanya

konsentrasikan pada 2 RUU ini saja. Sinkronisasi dengan 3 itu bukan

urusan Panja ini, itu urusan Pemerintah, itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, besok pagi, Panja, jadi tidak usah nunggu

Seiasa, besok, pagi kita kumpul bersama 1 jam untuk sekedar mengesahkan,

setuju.

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih.

Jam nya nanti diberitahu yang pasti sebelum chek out, chek out itu kan

jam 14.00 WIB.

Jadi yang tinggal tidak Iberarti tidak tinggallagi, hanya Ketua dan Wakil

Ketua dengan Tim Sinkronisasi tapi ...... .

Terima kasih.

Wassalamu 'alaikum w'r. Wh.

(RAPAT l)lSKORS PUKUL 33.05 WIB)

773

Page 66: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Jakarta, 5 April 1987

A.N. KETUA RAPAT

PANITIA KERJA II

SEKRETARIS RAPAT,

rn}!j-NY. ANITA SOEKARDJO, SH.

NIP. 210000974

774

Page 67: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang

Masa Persidangan

Rapatke

Jenis Rapat

Dengan

Sifat Rapat

Haril Tanggal

Pukul

LAPORAN SINGKAT

RAPAT PANITIA KERJA II

RUU BIDANG PERPAJAKAN

1996 - 1997

III

23

Rapat Panitia Kerja II ke II

Dirjen Pajak dan Dirjen Lemb. Keuangan

Tertutup

Jumat, 5 April 1997

09.00 sId 16.00 WIB

775

Page 68: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Tempat Java Ball room, Hotel Horison Jakarta

KetuaRapat Jusuf Talib, SH

Sekretaris Ny. Anita Soekardjo, SH.

Acara 1" Pembahasan RUU Penagihan Pajak

dengan Surat Paksa

2. RUU Badan Penyelesaian Pajak

Hadir Anggota Panja : 38 orang dari 42 orang

Anggota

Pemerintah : Dirjen Pajak dan Dirjen

Lem.Keuangan beserta Staf

KESIMPULANIKEPUTUSAN:

I. Skors dicabut dan rapat dibuka pukul 09.00 WIB, dinyatakan tertutup untukumum.

II. Rapat menyetujui beberapa materi muatan Ibatang tubuh dan penjelasan yang dihasilkan dalam forum Lobby, antara lain:

A. RUU Penagihan Pajak dengan Surat P'aksa

1. Pasal34 ayat (1) berbunyi, sbb:

Catatan:

Dirumuskan kembali oleh Tim Perumus atas mandat penuh dari Panja.

776

Page 69: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

2. Rumusan baru yang muatannya berkaitan dengan "ganti rugi"

(Pasal 34 ayat (5) berbunyi, sbb:

(5) Sesarnya ganti ruUi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

adalah RpIOO.OOO,OO (seratus ribu setiap ilari.

Catatan:

Penetapan besarnya niilai, baik yang menyangkut rehabilitasi nama

baik maupun nilai urutan yang ditetapkan terse but sudah dianggap cukur,

realistis. Namun untuk masa yang akan datang be saran nilai tersebut,

Menteri diberiJkan mandat penuh untuk melaku3can penyesuaian.

3. Pasa! 39 dihapus muatan pasal tersebut.

Ayat (l) huruf a didrop.

Ayat (1) hurufb dipindah ke Pasal34 ayat (7)

Ayat (2) dipindahkan Jke Pasal38 ayat (4)

B. RUU Badan Penyelesaian Sengketa Pajak

1. Rapat menyetujui tujuh rumusan butir, rumusan substansial

dimasukkan dalam Bab I tentang Ketentuan Umum berbunyi sbb:

a. Surat uraian banding (Pasal 1 angka 8) berbunyi, sbb:

Surat Uraian Banding adalah surat Terbanding kepada Badan

Penyelesaian Sengketa Pajak yang berisi jawaban atas alasan Banding yang

diajukan oleh Pemohon Banding.

b. Surat Tanggapan (Pasal 1 angka 9) berbunyi, sbb:

777

Page 70: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Surat Tanggapan adalah surat dari Tergugat kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak yang berisi jawaban atas alas an Gugatan yang diajukan oleh Penggugat.

c. Surat Bantahan (Pasall angka 10) berbunyi, sbb:

Surat Bantahan adalah surat dari Pemohon Banding atau Penggugat kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak yang berisi Bantahan atas Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan.

d. Anggota Tunggal (Pasall angka 14) berbunyi, sbb:

Anggota Tunggal adalah Anggota yang ditunjuk oleh Ketua untuk memeriksa dan memutus Sengketa Pajak dengan Acara Cepat.

e. Anggota Sidang (Pasal I angka 15) berbunyi, sbb:

Anggota Sidang adalah Anggota Tunggal atau Anggota dalam suatu Majelis termasuk Ketua Sidang.

f. Ketua Sidang (Pasall angka 16) berbunyi, sbb:

Ketua Sidang adalah Anggota Sidang yang ditunjuk oleh Ketua untuk memimpin Sidang.

g. Sekretaris Sidang (Pasall angka 18) berbunyi, sbb:

Sekretaris Sidang adalah Sekretaris, Wakil Sekretaris, atau Sekretaris Pengganti yang bertugas melaksanakan pelayanan di bidang administrasi penyelesaian sengketa pajak dalam suatu persidlangan.

778

2. Substansi bam yang dipendingyaitu yang menyangkutKompetensi

Badan Penyelesaian Sengketa Pajak telah dibahas oleh Tim

Page 71: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Perumus, kemudian diserahkan dan disetujui penempatannya pada Pasa12 8 yang tenEri dari dua ayat, sbb:

(l) Hadan Penyelesaian Sengketa Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus sengketa pajak.

(2) Tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di luar tugas dan wewenang Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Umum.

3. Materi rumusan Pasal 48(x) tentang pemeriksaan disetujui berbunyi, sbb:

Pasa! 48 (x) Pemeriksaan dengan acara biasa dilakukan oleh Majelis.

4. Rumusan Pasa! 49 semula terdiri dari tiga ayat ditambah satu ayat baru yaitu ayat (5) dan dise:rtai penjelasannya berbunyi, sbb:

Pasal49

(4) Dalam hal hubungan keluarga sedarah, semenda, atau hubungan suami atau isteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diketahui sebe!um melewati jangka waktu 1 (satu) talmn setelah sengketa diputus sebagaimana dimaksud pada ayat (3), se:ngketa dimaksud disidangkan kembali dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya hubungan dimaksud.

Penje!asannya:

Ayat (4)

Jangka waktu 3 (tiga) bulan dimaksud perlu untuk memberikan waktu

yang memadai bagi Badan Penyelesaian Pajak untuk mengambil putusan

779

Page 72: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

setelah diketahui adanya kekeliruan yangjangb waktunya itu 1 (satu) tahun

tetapi sebelum 1 (satu) tahun itu diketahui, maka diberikan jangka waktu

3 (tiga) bulan untuk menyidangkan kembali guna mengambil putusan.

5. Pasal50 ayat (5) baru disetujui baik muatan dalam diktum maupun

penjelasannya berbunyi sbb:

Pasal80

(5) Dalam hal kepentingan lang sung atau tidak langsung sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diketahui sebelum melewatijangka waktu 1 (satu)

tahun setelah sengketa diputus sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

sengketa dimaksud disidangkan kembali dalamjangka waktu 3 (tiga) bulan

terhitung sejak diketahuinya kepentingan dimaksud.

Penjelasannya:

Ayat (5)

langka waktu 3 (tiga) bulan dimaksud perIu untuk memberikan waktu

yang memadai bagi Badan Penyelesaian Sengkl~ta Pajak untuk mengambil

putusan.

6. Dnsetujui rumusan Pasal66 (x) baru, baik yang termuat dalam batang

tubuh dan penjelasan berbunyi, sbb:

Pasal-66 (x)

Semua ketentuan mengenai pemeriksaan dengan acara biasa, berlaku

juga lllntlllk pemeriksaan dengan acara cepat.

780

Page 73: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Penjelasannya:

Pasa166 (x)

Ketentuan pemeriksaan dengan acara biasa berlaku juga untuk pemeriksaan dengan acara cepat yaitu ketentuan mengenai membuka sidang, pengunduran diri dan penggantian Anggota Sidang dan Sekretaris Sidang, ketentuan yang berkaitan dengan Saksi, Kerahasiaan dan ahli-ahli bahasa sebagaimana dimaksud dalam Pasa149, Pasa150, Pasa151, Pasa152, Pasa153, Pasa154, Pasa155, Pasa156, Pasa157, Pasa158, Pasa159, Pasa160, Pasal61, Pasa162, dan Pasa163.

7. Disetujui rumusan penjelasan Pasal 74 berbunyi, sbb:

Pasa174

Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak merupakan putusan akhir yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Banding atau gugatan yang diajukan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak ini merupakan upaya hukum terakhir.

Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak buka merupakan

keputusan Tata Usaha Negara, karena itu terhadap putusan dimaksud tidak dapat diajukan gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara.

8. Penjelasan Pasal 87 disetujui rumusannya sbb:

Pasa187

Imbalan berupa bunga hanya diberikan terhadap permohonan banding

yang diajukan ke Badan Penyelesaian Sengketa Pajak sejak tanggal 1

lanuari 1998.

781

Page 74: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Pengajuan banding ke Baclan Penyelesaian Sengketa Pajak telah

disyaratkan lunas terlebih dahulu. Oleh karena itu terhadap banding ini

sudah selayaknya memperoleh imbalan bunga dalam hal putusan banding

menyebabkan kelebihan pembayaran paj ak.

9. Pasa! 83 ayat (3) dan Pasa! 84 disetujui didrop.

Materi Pasal 83 ayat (3) dimasukkan ke Pasal 6 3 ayat (1) huruf c, dan

Pasa! 79 ayat (2).

c. Rapat menyetujui untuk memberikan kesempatan kepada

Pemerintah merapikan hasil Tim Ked! dan Tim Perumus untuk dijadikan

Drqft RUU baik BPSP maupun RUU PPSP, dan akan disampaikan kepada

Anggota Panja sebelum pukul 20.00 WlB.

D. Rapat diskors pukull5.00 \VlB.

782

Page 75: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-030224-4892.pdf · Bahan yang mengenai RUU tentang Penagihan Pajak dengan

Jakatia, 4 April 1997

A.N. KETUARAPAT

PANSUS 5 RUU BIDANG PERPAJAKAN

SEKRETARIS PANSUS

NY. ANITA SOEKARDJO, SH NIP .. 2100-00974

783