DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan...

27
Nomor: RISALAHDPD/KMT.III-RDPU/I/2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMITE III DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017 I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal : 30 Januari 2018 3. Waktu : 10.30 WIB s.d. 12.40 WIB 4. Tempat : R. Sidang Komite III 5. Pimpinan Rapat : 1. Fahira Idris, SE. (Ketua Komite III DPD RI) 2. Abdul Aziz, SH. (Wakil Ketua Komite III DPD RI) 3. Dr. Delis Julkarson Hehi (Wakil Ketua Komite III DPD RI) 6. Sekretaris Rapat : 7. Acara : RDP membahas inventarisasi materi pengawasan atas pelaksanaan UU No. 3 Tahun 2005 tentang sistem pengolahragaan nasional dengan menghadirkan: 1. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia. 2. Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia. 3. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora. 8. Hadir : Orang 9. Tidak hadir : Orang

Transcript of DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

Nomor: RISALAHDPD/KMT.III-RDPU/I/2018

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMITE III

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 30 Januari 2018

3. Waktu : 10.30 WIB s.d. 12.40 WIB

4. Tempat : R. Sidang Komite III

5. Pimpinan Rapat :

1. Fahira Idris, SE. (Ketua Komite III DPD RI)

2. Abdul Aziz, SH. (Wakil Ketua Komite III DPD RI)

3. Dr. Delis Julkarson Hehi (Wakil Ketua Komite III DPD

RI)

6. Sekretaris Rapat :

7. Acara : RDP membahas inventarisasi materi pengawasan atas

pelaksanaan UU No. 3 Tahun 2005 tentang sistem

pengolahragaan nasional dengan menghadirkan:

1. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia.

2. Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia.

3. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga

Kemenpora.

8. Hadir : Orang

9. Tidak hadir : Orang

Page 2: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 1

II. JALANNYA RAPAT:

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang kami hormati Bapak/Ibu Anggota Komite III DPD RI.

Yang kami hormati Ibu Hellen Sarita dari Komite Olimpade Indonesia, kemudian

nanti akan menyusul Bapak Mulyana Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga dari

Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Mengawali Rapat Dengar Pendapat Komite III DPD RI pada pagi hari ini marilah kita

panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena atas rahmat dan

berkenannya kita semua dapat hadir di ruang sidang yang mulia ini dalam keadaan sehat

walafiat dan tanpa kurang apapun. Sebelum kami membuka RDP Komite III DPD RI terlebih

dahulu marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan Bapak/Ibu sekalian agar

kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, serta memberikan hasil yang bermanfaat bagi kita

semua dalam menjalankan tugas-tugas konstitusional kita.

Berdoa dimulai. Berdoa selesai.

Yang terhormat Bapak/Ibu Anggota Komite III DPD RI, para narasumber, dan

hadirin yang kami hormati dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim pada pagi hari ini

Selasa 30 Januari 2018 Rapat Dengar Pendapat Komite III DPD RI dalam rangka membahas

inventarisasi materi pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005

tentang sistem keolahragaan nasional saya buka, dan terbuka untuk umum.

KETOK 1X

Perlu kami sampaikan kepada Bapak/Ibu Anggota Komite III DPD RI bahwa untuk

memperoleh materi, serta informasi yang berkaitan dengan sistem keolahragaan nasional

telah hadir ditengah-tengah kita semua Bapak Mulyana Deputi Bidang Peningkatan Prestasi

Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan yang cantik Ibu Hellen Sarita Plt.

Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia, dan kami sampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas kehadiran para narasumber pada pagi hari ini.

Yang terhormat Bapak/Ibu Anggota Komite III DPD RI, para narasumber, hadirin

yang kami hormati. Salah satu yang berkontribusi dalam pembangunan kualitas manusia

adalah bidang keolahragaan sebab melalui olahraga diharapkan terdapat peningkatan kulaitas

hidup manusia khususnya manusia Indonesia baik jasmania, maupun rohania sehingga dapat

menjadi modal sosial yang besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Hal

ini sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005

tentang sistem keolahragaan nasional yang menyebutkan bahwa keolahragaan nasional

bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia,

dan juga menanamkan nilai moral, dan ahlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat, serta

membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta

mengangkat harkat martabat, dan kehormatan bangsa.

RAPAT DIBUKA PUKUL 10.30 WIB

Page 3: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 2

Salah satu langka dalam mewujudkan tujuan keolahragaan nasional ialah melalui

peningkatan olahraga prestasi dengan tanpa mengabaikan jenis-jenis olahraga lainnya.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 telah mendefinisikan apa yang dimaksud dengan

olahraga prestasi itu sendiri, dimana olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan

mengembangkan olahragawan, serta terencana berjenjang dan berkelanjutan melalui

kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi

keolahragaan. Dari definisi tersebut sangat jelaslah bahwa keterlibatan pemerintah dan

lembaga keolahragaan sangat penting dalam mewujudkan prestasi olahraga negara kita.

Yang terhormat Bapak/Ibu Anggota Komite III DPD RI, para narasumber, dan

hadirin yang kami hormati. Salah satu sarana yang penting dalam mewujudkan prestasi

olahraga ialah melalui terlenggaranya kompetisi olahraga yang memenuhi standar baik

tingkat nasional, maupun internasional. Dengan terselenggaranya kompetisi olahraga selain

mengasah kompetisi dan mental para atlet olahraga penyelenggaraan kompetisi olahraga juga

dapat memberikan dampak positif yang lebih besar salah satunya ialah memberikan dampak

ekonomi bagi masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa penyelenggaraan

kompetisi olahraga selalu menyedot perhatian masyarakat luas. Hal ini dapat dilihat dari

bergairahnya berbagai aktivitas ekonomi mulai dari penjualan tiket pertandingan, kebutuhan

akomodasi, dan transportasi, sehingga kegiatan terkait sponsorship, pembuatan merchandise,

hingga souvenir yang dipastikan melibatkan masyarakat. Berbagai dampak positif di atas

memang belum termaksud berbagai kompetisi tingkat internasional yang kita selenggarakan.

Salah satunya yang sedang jadi agenda besar kita tahun adalah penyelenggaraan Asian

Games pada bulan agustus nanti melalui penyelenggaraan event-event keolahragaan baik

nasional maupun internasional berdampak pada peningkatan marwah negara sekaligus citra

positif di dunia global dan tentunya yang paling terpenting bagi semua ialah meningkatnya

rasa nasionalisme seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita lihat bagaimana besarnya

antusias masyarakat dalam mendukung tim-tim Indonesia ketika bertanding baik menjadi

tuan rumah maupun bertanding dinegara lain, dan kita semua tentu sepakat bahwa modal ini

harus kita pupuk secara terus menerus demi terwujudnya pertahanan nasional yang kuat, dan

melalui RDP pada pagi hari ini kami ingin sekali mengetahui lebih dalam sistem

keolahragaan nasional dari para narasumber sehingga dapat menjadi modal kami dalam

menyusun pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

sistem keolahragaan nasional.

Yang terhormat Bapak/Ibu Anggota Komite III DPD RI, para narasumber, dan

hadirin yang kami hormati. Demikianlah pengantar singkat kami untuk mempersingkat

waktu kami persilakan kepada para narasumber untuk menyampaikan pandangannya masing-

masing 20 menit. Untuk waktu dan tempat kami persilakan. Boleh, terserah saja, dari

Kemenpora boleh.

PEMBICARA: MULYANA (DEPUTI BIDANG PRESTASI OLAHRAGA

KEMENPORA)

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati Ketua Pimpinan Sidang Ibu Fahira, saya ingat

betul dulu ketemu di Beijing Bu, kemudian para anggota sekalian Komite III, Bapak dan Ibu

yang kami hormati Ketua sorry, Plt. Sekjen KOI, dan anggota eksekutif Pak Bambang.

Pertama saya ucapkan terima kasih atas undangan yang disampaikan kepada kami

terkait dengan masalah penjelasan mengenai Undang-Undang sistem keolahragaan nasional

yang dijadikan bahan landasan kami dalam melakukan pekerjaan.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 3

Yang kedua salam dari Pak Menteri, Ibu Pimpinan bahwa beliau tidak bisa hadir

tetapi kami mewakilkan kepada saya untuk menjelaskan terkait dengan masalah apa yang

sudah di isukan di dalam TOR ini.

Kami ingin menyampaikan secara global terkait dengan masalah Undang-Undang

sistem keolahragaan nasional. Memang beberapa poin yang kemarin dijelaskan ada beberapa

yang harus diperhatikan terkait dengan masalah olahraga pendidikan mohon Mas, olahraga

pendidikan ini memang di dalam Pasal 17 Undang-Undang sistem keolahragaan itu ada

lingkup olahraga mulai dari olahraga pendidikan, rekreasi, dan prestasi olahraga nah ini

menjadikan sebagai bagian dari landasan kami menuju sebuah prestasi internasional sebagai

kebanggaan bangsa ini, tetapi memang landasan ini harus kuat. Kuatnya apa, bahwa olahraga

pendidikan menjadi pondasi bagi pengembangan olahraga prestasi di masa depan yang saat

ini sedang berjalan adalah memang bukan berbenturan, tetapi mungkin barangkali nanti harus

ada semacam sinergi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kemenpora

terkait dengan olahraga pendidikan sebab di Kementerian Pendidikan itu ada namanya O2SN

kemudian juga di kami juga ada namanya Popnas inikan sama-sama objeknya adalah siswa,

itu yang pertama.

Yang kedua dari sisi budgeting pun sama itu berbeda anggaran, tetapi tujuannya

mungkin sama nah ini barangkali perlu ada semacam sinkronisasi dengan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan khususnya pada pembinaan atlet-atlet usia muda. Nah

Kementerian Olahraga dan Pendidikan itu sedang menjalin kerjasama dengan kesepahaman

itu adalah terkait dengan membangun SKO (Sekolah Keberbakatan Olahraga) dimana, apa

pembagiannya secara kelembagaan antar Kemenpora dengan pendidikan itu jelas disitu

misalnya ada sembilan poin mungkin saya lupa bawa, ada yang yang disebut dengan, kalau

misalnya pendidikan itu membangun infrastrukturnya, sekolahnya nah sementara melalui

Kemenpora dan Dinas Olahraga setempat itu menyediakan untuk honorarium dan

sebagainya. Itu pembagian itu sudah ada di dalam tuangan kesepahaman dan ini akan kami

lakukan, dan sekarang ini teman-teman di pendidikan, Kementerian Pendidikan itu sudah

berjalan, SKO sekarang sudah ada 13 SKO. Tujuannya adalah supaya atlet PPLP yang dibina

oleh kami adalah bisa sekolah di SKO nah ini adalah integritas antara dua kepentingan

sekaligus juga pembinaan di masa yang akan datang. Kemudian secara khusus memang,

secara khusus jujur kalau kita bicara tentang infrastruktur memang yang punya anggaran

banyak itu adalah Dinas Pendidikan dalam hal ini Kementerian Pendidikan sementara kami

itu lebih kepada infrastruktur yang disebut dengan penyelenggaraan tentang katakanlah

misalnya lapangan sepak bola, lapangan yang tidak memenuhi persyaratan di dalam dunia

pendidikan nah ini barangkali yang harus kita lakukan secara bersama mungkin ada

pembagian tugas dan Tusinya kira-kira akan fokus kemana pendidikan, kami akan fokus

kemana secara olahraga pendidikan. Berikut Mas mohon, kemudian terkait masalah potensi

saat ini barangkali ini menjadi potensi paling besar bahwa ada, ini potensi yang sekarang ada.

Hampir semua masyarakat Indonesia ini mulai dari yang disebut dengan Sekolah Dasar,

Menengah, dan Tinggi ini adalah potensi kami kedepan hampir sekitar, ini adalah menjadi

bagian yang harus kita bina antara pembagiannya, antara Dinas Pendidikan khususnya

Kementerian Pendidikan dan Kementerian Olahraga. Saat ini kami sudah melakukan

beberapa cara supaya apa yang potensi ini kita bisa kembangkan menjadi sesuatu yang

berharga nanti dikemudian hari, ini potensi. Berikut Mas, nah ini langkah yang paling kita

lakukan adalah strategis pemerintah adalah yang disebut dengan sporting pictures for all.

Jadi berdasarkan lingkup itu sebetulnya pondasi yang utama, budaya masyarakat untuk

berolahraga itu ada tiga yaitu pendidikan, komunitas, dan orang tua itu menjadi bagian yang

sangat penting dalam rangka menciptakan tadi yang disebut dengan Pimpinan adalah

kebugaran, kesehatan, kemudian juga membangun produktifitas dan sebagainya. Ini menjadi

sporting pictures for all ini menjadi pondasi kami di dalam rangka melaksanaka lingkup

Page 5: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 4

dalam Undang-Undang Pasal 17 tadi, dan hasilnya memang kita belum lihat. Dulu pada

tahun sekitar 2007 kami melakukan yang namanya penelitian SDI (Sport Development

Index) itu adalah dengan 4 dimensi dimulai dari SDM, infrastruktur dalam hal ini ruang

terbuka, kemudian kebugaran, satu lagi sosial, dan ini jujur memang masih rendah artinya

masyarakat kita terkait dengan kebugaran jasmaninya masih di bawah 50% nah ini menjadi

harus dijadikan sebagai salah satu isu nasional supaya kedepan masyarakat Indonesia itu

memiliki kebugaran yang, sehingga kalau punya bugar maka produktivitasnya akan

meningkat pada sisi yang disebut dengan pekerjaan seperti itu, ini adalah strategi kami dalam

melakukan proyeksi kedepan. Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di

usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas, ada

kementerian, ada Kementerian Menpora dan semua termaksud orang tua, termaksud peran

sekolah dan termaksud peran guru di dalam pembelajaran di sekolah. Ini kami sudah

melakukan berbagai upaya seperti ini memang sejujurnya Pimpinan mohon maaf ini perlu

ada semacam pengkajian supaya fokus-fokus dilakukan ini bisa sesuai dengan satu arah, satu

tujuan. Kami punya program ini mungkin Kementerian Pendidikan juga tidak sampai larinya

kesana sementara kami ingin sesuatu budaya masyarakat untuk melakukan olahraga sebagai

salah satu pencitraan, kebugaran, dan perioritas itu menjadi sasaran kami disamping prestasi,

tapi saya belum tahu bagaimana Kementerian Pendidikan seperti itu. Ini adalah yang jadi alur

bagaimana altet disekolah bisa menjadi atlet berprestasi internasional event seperti itu, ini

yang belum barangkali belum di jadikan sebagai landasan bersama bersinergi, berkoordinasi

sehingga bisa menghasilkan suatu yang berguna dimasa depan. Berikutnya Mas, nah ini

contoh adalah sport development programs yang dijadikan sebagai landasan mulai dari orang

tua disini pondasinya kemudian ini adalah menjadi poin penting karena bagaimanapun orang

tua itu bisa menjadikan sebuah anak itu bisa jadi atlet, bisa jadi penyanyi, bisa jadi apapun

karena lingkungan bisa memberikan pengaruh, dan saat ini pondasi itu baru sebatas sabtu-

minggu yaitu kalau jalan-jalan habis itu makan bubur, sabtu-minggu kemudian car free day

itu banyak tapi dalam olahraga minimal 48 jam bisa mempengaruhi terhadap jatung dan

organ itu adalah 48 jam jadi kalau latihan seminggu dengan tingkat tinggi pun tidak ada

manfaat kalau hanya satu kali nah ini yang masih kesadaran budaya masyarakat ini masih

kurang nah disini adalah sekolah sebetulnya in proses dan in proses ini adalah sebagai

jalannya nah kalau sudah sekolah baik maka sebetulnya adalah performance sama partisipan

ini bagus maka kita bisa menghasilkan atlet yang barangkali kita harapkan di masa depan,

tapi mohon jujur ini kami saat ini sedang memperbaiki blueprint tentang pembinaan olahraga

secara keseluruhan dimana lingkup olahraga pendidikan, rekreasi, dan prestasi menjadi

landasan kami di dalam rangka menghasilkan solusi kedepan bagaimana bangsa ini, atlet ini

bisa memberikan sebuah kebanggan bagi bangsa, ini proses yang tidak mudah proses yang

barangkali perlu berbagi stakeholder itu ikut sama-sama terkait. Berikut Mas, nah ini

pembinaan atlet dan pelatih ada pertanyaan di dalam TOR itu apakah kita boleh merekrut

pelatih asing dan atlet-atlet asing. Secara prinsip tidak masalah kalau itu bisa dijadikan

sebagai rule model bagi pembinaan atlet tentu ada batasan-batasan tapi kalau naturalistik

kami tidak akan menerima sebab bangsa ini punya potensi besar tinggal bagaimana membina

atletnya antar kementerian atau stakeholder terkait itu sama-sama membangun, tapi kalau

naturalistik atlet atau pelatik kami tidak begitu setuju. Potensi kami sekarang ada program di

kami adalah menciptakan sejuta pelatih di dalam tahun 2018 kemudian kami juga kemarin

tahun 2017-2018 itu ingin menciptakan seribu lapangan desa itu adalah dalam rangka

pembinaan potensi atlet di desa karena kami pun yang hadir disini adalah dari desa sekarang

berada di Jakarta. Desa itu menjadi poin penting, dan menjadi potensi besar maka kami

punya program menciptakan 1.000 pelatih khususnya di kabupaten/kota dan kecamatan.

Yang kedua adalah sering disebut sejuta bola itu juga kami akan sampaikan ke teman-teman

di provinsi dalam kabupaten/kota termaksud juga adalah infrasruktur dan lain sebagainya.

Page 6: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 5

Nah kemudian terkait dengan masalah disable nah memang jujur saat ini malah disable

sudah hampir sama.

Pimpinan yang kami hormati, dan para anggota baru minggu lalu kami bersama

Menpan itu melakukan kerjasama dan menghasilkan yang namanya atlet berprestasi baik itu

normal maupun disable itu adalah diangkat menjadi CPNS 137 tahun ini, termaksud atlet

paragim, termaksud atlet yang kemarin Kevin pun dapat semua itu jadi 137 itu semua

kriterianya adalah atlet berprestasi pre medali dan itu dilaksanakan oleh Menpan, kami

tinggal menerima paketnya seperti itu. kami tinggal menyiapkan kriteria sementara Menpan

menentukan dan sebagainya, itu CPNS 137. Pada tahun depan itu ada 300 akan direkuit juga

sama, itu adalah bagian daripada bonus, atau untuk peningkatan kesejahteraan pelaku

olahraga disamping ada CPNS kami juga akan menyediakan rumah bagi para peraih medali

emas tentu bonus cast money yang tahun lalu di Incheon Asean Games itu hanya 400, tahun

ini sekitar 1 sampai 2 M jadi ini sudah meningkat, itu yang dilakukan oleh pemerintah dalam

rangka memberikan pengembangan khususnya para kesejahteraan dan pelaku atlet olahraga

di masa depan, maupun yang akan datang. Memang kemarin ada kesalahan terutama atlet

olahraga olimpian itu kemarin ada perubahan, kami sedang menyusun perubahannya kemarin

itu diputus dulu gajinya olimpian itu, tapi karena ada kesalahan dalam aturan nah sekarang

nanti akan di perbaiki di tahun ini mudah-mudahan olimpian pun akan dapat hak yang sama

seperti itu. Berikut Mas masih ada lagi terus.

Nah Ibu dan Bapak sekalian terkait dengan masalah standarisasi keolahragaan itu ada

pertanyaan disana bahwa pemerintah melalui Undang-Undang SKN Pasal 81 itu sudah

menghasilkan standar mulai dari standar kopetensi tenaga keolahragaan misalnya adalah para

instruktur, para pelatih, kemudian isi program penataran pelatih tenaga keolahragaan. Ada 6

standar, 6 standar ini dijadikan sebagai salah satu Permen bagi cabang olahraga kalau ingin

naikkan great yang menjadi pelatih yang bagus maka harus melakukan yang namanya

memiliki kopetensi tenaga keolahragaan sesuai dengan induk organisasi cabang olahraga

misalnya disebelah saya ini Pak Bambang sebagai Manager Silat itu punya level. Kalau level

elit dengan elit atlet, maupun elit atlet itu harus punya jam terbangnya berapa, berapa lama

dia harus berkinerja, berapa lama dia harus memiliki pengalaman dan waktu maka itu bisa

dikatakan sebagai salah satu elit internasional pelatih nah itu adalah sebagai salah satu

kopetensi tenaga keolahragaan disamping itu juga ada yang namanya kurikulum. Nah terkait

dengan kurikulum mohon maaf Pimpinan sebagainya ada perbedaan meet antara olahraga

pendidikan dengan kurikulum untuk prestasi seperti di PPLP dan lain sebagainya. Kami

bekerjasama dengan SKO dalam hal ini menyusun kurikulum bersama supaya atlet itu dalam

bahasa kami disebut dengan to model one goal atlet bisa belajar, bisa akademiknya jalan,

prestasinya juga jalan maka goalnya adalah atlet itu bisa kedepan itu tidak bermasalah

dengan pendidikan maupun di prestasi dan ini sekarang sudah menjadikan sebuah trend

sehingga ini dijadikan sebagai landasan kami untuk melakukan yang disebut dengan to model

one goal tadi seperti itu kemudian ini adalah standar yang sudah dibuat dan ini sudah ada

Permennya sementara kami juga sudah menyusun, sudah membentuk yang namanya Besang

Bu, Badan Standarisasi Akreditasi Keluarga Nasional yang barangkali di bawah Kementerian

Menpan pada saat ini dan itu adalah SK Presiden yang sudah dibentuk dan sampai saat ini

sudah bekerja sudah menghasilkan beberapa poin. Berikut Mas, nah ini barangkali pekerjaan

yang harus dilakukan dalam rangka penerapan standarisasi dimulai dari akreditasi, sertifikasi,

dan disusun oleh pembelajaran. Ini yang melakukan akreditasi adalah Besang yang disebut

dengan Badan Standarisasi tadi seperti kalau di perguruan tinggi namanya BAN PT nah ini

kami disini melakukan akreditasi terhadap cabang olahraga. Kemudian mengsertifikasi, apa

di sertifikasi adalah tenaga SDM-nya. Kemudian sarana prasarana apakah layak, apakah

internasional rule ataukah hanya ya dikatakan untuk semacam ramai-ramai supaya dibangun

karena 1.000 lapangan desa itu kami tidak melakukan sesuai dengan Olympic Charter, sesuai

Page 7: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 6

dengan IOC tetapi kami yang penting ada lapangan, masyarakat bisa bergerak, masyarakat

bisa bugar, produktivitas meningkat sehingga itu bisa menjadi bagian dari permasalahan

olahraga dikemudian hari.

Berikut Mas, nah ini barangkali kedudukan yang disebut dengan tadi ada sarananya.

Jadi yang mengajukan sarana tadi adalah lembaga sertifikasi khususnya sarana infrastruktur

dan sebagainya, ini yang Besang punya. Besang punya itu nanti memiliki satu yang disebut

dengan akreditasi kemudian ada yang namanya LSTK Lembaga Sertifikasi Tenaga

Keolahragaan plus sarana prasarana itu yang akan melakukan kelayakan dari semua sarana

infrasturktur adalah Besang bersama dengan teman-teman cabang olahraga tentunya akan

melakukan itu semua. Terus Mas berikut, nah ini penghargaan Ibu/Bapak sekalian bahwa

kami disamping PNS juga bonus dan lain sebagainya sudah menjadi kewajiban kami. Jadi

kami tahun ini di 2018 ini kami sudah memperkirakan bahwa berdasarkan tatas kami dengan

Pak Presiden bahwa bonus harus disampaikan dari awal cuma besarnya ini di atas 1 M kalau

tahun lalu Incheon itu hanya 400, emas kalau sekarang diatas 1 M. Kami sedang menggodok

anggarannya supaya sesuai dengan kebutuhan karena jujur Asean Games ini menjadi harga

mati harus berprestasi karena bangsa ini sudah dari dulu Asean Games itu 62 sekarang sudah

sekitar 50 tahun lebih bahwa ini menjadikan momentum bagi kebangkitan olahraga di

Indonesia dengan Asean Games sebagai tuan rumah jadi seluruh stakeholder olahraga

masyarakat itu semua menjadi satu kesatuan termaksud kami menjadi konsentrasi adalah di

prestasi menjadi bagian yang sangat penting untuk menghasilkan prestasi target sesuai

dengan anjuran pemerintah yaitu 10 besar sebab tahun lalu di Incheon kita 17 rankingnya

hanya 4 medali emas nah tahun ini kami targetkan 10 medali emas sorry targetnya 10 besar

jadi kalau kami ngomong 10 besar paling tidak minimal 15 medali emas harus kita raih. Dari

cabangnya kita sudah tahu nanti mungkin barangkali KOI akan menjelaskan secara rinci

cabang-cabang dan kami sudah punya analisis seperti itu dan sekarang ini menjadi gejolak

mungkin Ibu Pimpinan dan teman-teman lain kan selalu membaca koran itu antara Cabor

dengan kami itu tarik ulur mengenai masalah pemangkasan anggaran. Sebetulnya bukan

pemangkasan memang anggaran kami hanya 735 M bagi 40 cabang olahraga jadi kami harus

mengatur bagaimana caranya dengan indikator poinnya adalah number of event sebagai

medali emas termaksud juga barangkali Ibu Fahira menembak pun kami tidak memberikan

maksimal karena tidak ada potensi untuk meraih medali. Melawan di Asia itu lebih

kompetiter lah seperti, berikut Mas. Nah ini mengenai pendanaan jujur kami saat ini yang ada

khusus mengenai kementerian itu memang sangat dibutuhkan disamping pendanaan internal

APBD juga mungkin juga sponsor. Dulu pada saat 2000 kebelakang 15 itu ada istilah Bapak

angkat atau BUMN dijadikan sebagai sponsor untuk pembinaan altet, tapi kemudian

sekarang ini sudah melempem lagi. Nah kemarin kami melakukan semacam koordinasi

dengan induk Cabor bahwa kalau terus mengandalkan kepada beban pemerintah dalam hal

ini APBN itu sangat berat karena dengan dana terbatas bagaimana caranya Cabor itu juga

berusaha untuk mencari sponsor, mencari Bapak angkat sebagai bagian daripada Pimpinan

jangka panjang, dan ini beberapa Cabor angkat besi ini dari kereta api, kemudian basket itu

dari BRI, kemudian layar dari Ancol kebetulan orang layar sebelah saya. Kalau silat jangan

diragukan dari Pak Prabowo jadi pas itu, itu Pak Bambang ya, tidak akan kuranglah masalah

seperti itu nah itu adalah upaya kami di dalam rangka pendanaan disamping itu juga jujur di

daerah ini berdasarkan Pasal 13, 14, 15 dalam Undang-Undang olahragaan Pemerintah Pusat

berkewajiban juga membina. Provinsi juga ada berkewajiban nah ini barangkali yang perlu

diberi semacam suntikan kepada provinsi bagaimana bukan hanya PON saja begitu ramainya,

kalau menjelang PON ramai anggaran banyak, tapi dibuat dalam bentuk Perda atau Perbup

supaya setiap tahun itu menjadi bagian dari pembinaan jangka panjang. Kami berharap

kepada beberapa Cabor itu khususnya di provinsi itu yang sudah maju seperti di Jawa Barat,

DKI, Jawa Timur itu memang di Jawa khususnya tidak diragukan tetapi di luar Jawa ini yang

Page 8: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 7

barangkali kekuatiran cukup tinggi. Muncul dulu kan, terkait dengan masalah Pasal 40

dimana pejabat publik tidak boleh menjadi Ketua Umum KONI. Sekarang pun sudah hilang

tapi banyak kalau tidak, olahraga tidak akan maju di daerah. Itu konsekuensi dari sebuah

Pasal 40 zamannya 2013 itukan ramai, kemudian hilang nah sekarang khusus di wilayah

timur itu hampir Ketua KONI adalah para gubernur, bupati karena memang sokongan

anggarannya dari sana. Dari sponsor memang kalau yang punya uang itu, di olahraga itu

harusnya tidak berseri. Kalau berseri tidak ada habis seketika seperti itu. Itu barangkali. Nah

terkait dengan regulasi ya tentu adalah diharapkan adanya regulasi dari Pemerintah kami

sudah melakukan realokasi kepada dinas-dinas olahraga sebetulnya bantuan dalam bentuk

apapun supaya bisa menjadikan bagian dari pembinaan olahraga usia dini sampai ke atas nah

terus Mas ada lagi, mohon maaf nah ini peran industri barangkali kami sudah melakukan

berbagai upaya sekarang kami sedang melakukan yang namanya Succes Story Olympian jadi

seperti mohon maaf Taufik Hidayat itu bisa menjadi legend, dan itu bisa dijadikan sebagai

industri bagi sponsor nah kemudian juga altet Susi Susanti bulutangkis itu bisa menjadi

legend kemudian kita bisa jual melalui sponsor. Kalau di negara tetangga seperti Thailand itu

altet bagus kemudian sponsornya bisa jalan nah ini kami sedang berusaha di industri itu,

industri itu bukan menciptakan produk, tapi produk yang lama itu bisa dijadikan sebagai

income generating bagi pengembangan olahraga dikemudian hari. Berikut Mas, nah ini yang

paling penting Ibu Pimpinan, Bapak sangat diaturnya adanya Perda dan Perbup supaya

bagian daripada, ingat bahwa kita semua lahir di desa jadi kalau bisa masyarakat desa itu

tidak perlu ke Jakarta tapi membangun desanya baik itu dengan olahraga nah diperlukannya

adanya infrastruktur, adanya media, adanya kamis sekarang sudah melakukan yang namanya

langsung terjun ke desa-desa nah ini adalah upaya kami supaya satu budaya olahraga menjadi

kebutuhan. Kalau budaya olahraga maka akan muncul bugar, kalau sudah bugar maka akan

meningkat produktivitas kerja, dan kalau sudah produktivitas maka bangsa ini akan lebih

sehat, lebih makmur sehingga mungkin rumah sakit itu tidak perlu lagi nanti kemudian hari

kalau itu sudah bugar sebab kalau bugar itu pasti bugar, tapi kan kalau sehat belum tentu

bugar nah ini barangkali itu salah satu pandangan kami terkait dengan masalah Undang-

Undang sistem kelolahragaan baik dari sisi lingkup 17, baik dari pendanaan, bagi dari sistem

13, 14, 16 mengenai peran Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/kota termaksud

infrastruktur dan sertifikasi, dan lain sebagainya. Barangkali itu dari kami mudah-mudahan

ini memberikan inspirasi bagi kami dikemudian hari sehingga olahraga itu menjadikan

sebagai pijakan hidup seperti di negara lain.

Terima kasih.

Mohon maaf kalau ada kata yang tidak berkenan.

Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Kita beri applause dulu. Luar biasa paparannya Pak Mulyana. Selanjutnya yang

terhormat Ibu Hellen Sarita.

Kami persilakan.

Page 9: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 8

PEMBICARA: HELLEN SARITA DE LIMA, S.H. (Plt. SEKRETARIS JENDERAL

KOMITE OLIMPIADE INDONESIA)

Terima kasih Ibu Fahira sebagai Pimpinan.

Bapak-bapak, dan Ibu-ibu Anggota Komite III DPD RI yang saya hormati.

Saya disini sebagai Plt. Sekjen Komite Olimpiade Indonesia didampingi oleh

eksekutif Komite Bapak Bambang Efendi. Kami berdua ditugaskan oleh Ketua Umum untuk

bisa menghadiri acara di pagi hari ini. Tadi yang sudah disampaikan oleh Pak Deputi, Pak

Mulyana itu adalah dari sisi pemerintah dengan apa yang sudah diprogramkan. Nah kalau

kami mungkin lebih sempit dari itu Pak, kita lebih terkait dengan TOR yang disampaikan

bagaimana kita melihat dari sisi implementasi Undang-Undang Nomor 3 tentang sistem

keolahragaan Indonesia yang terkait dengan tugas daripada Komite Olimpiade Indonesia.

Untuk itu mungkin saya mulai saja paparan kami. Kami masuk didalam implementasi

Undang-Undang Nomor 3.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu Anggota Komite III yang saya hormati. Terkait dengan

tugas dan fungsi KOI dari Undang-Undang Nomor 3 itu dia diatur hanya dalam dua pasal,

Pasal 44 dan Pasal 50. Pasal 44 itu adalah menyangkut yang pertama adalah berkat

keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional sebagai mana dimaksud pada

Pasal 43 Butir (d) bertujuan untuk mewujudkan persahabatan dan perdamaian dunia, serta

untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui pencapaian prestasi. Kedua

keikutsertaan Indonesia sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1) dilaksanakan oleh KOI

atau NOCs sebagaimana telah diakui oleh International Olympic Committee. Mungkin

Bapak/Ibu sedikit saya menjelaskan. Jadi Komite Olimpiade Indonesia ini berafiliasi kepada

International Olympic Committee. Oleh karena itu International Olympic Committee itu dia

di Indonesia adalah yang disebut dengan National Olympic Committee yang kita sebut

dengan KOI. Kemudian yang nomor tiga, KOI meningkatkan dan melihara kepentingan

Indonesia serta memperoleh dukungan masyarakat untuk mengikuti Olympic Games, South

Asian Games, dan Pekan Olahraga Internasional lainnya. Nah poin yang nomor tiga ini sudah

mencangkup dengan apa yang disampaikan oleh Pak Mulyana secara luas. Yang keempat,

KOI bekerja sesuai dengan peraturan International Olympic Council of Asia, South East Asia

Federation and Organization, olahraga internasional lainnya yang menjadi afiliasi KOI

dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undangnya.

Jadi Bapak/Ibu sekalian Undang-Undang Nomor 3 itu sendiri juga apa, memberikan

ruang kepada Komite Olimpiade Indonesia sebagai NOCs untuk juga menjalankan segala

sesuatu yang merupakan tugas daripada NOCs itu di dalam Olympic Charter. Mungkin

Olympic Charter Bapak/Ibu belum tahu, tapi kami akan menyampaikan copy-nya yang

khusus terkait dengan tugas dan fungsi NOCs itu sebagai, seperti apa. Berikut, nah untuk

mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 ini maka oleh pemerintah

dikeluarkan yang disebut Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 16

tentang penyelenggaraan keolahragaan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 tentang

penyelenggaraan pekan dan kejuaraan keolahragaan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 18

tentang pendanaan keolahragaan. Nah untuk yang nomor 16 mungkin kami tidak

menjelaskan terlalu panjang, tetapi kalau untuk yang Peraturan Pemerintah Nomor 17 yang

dia merupakan Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan untuk mengimplementasikan Nomor

3 itu secara ANSI keseluruhan itu dia itu mengadop daripada Undang-Undang Nomor 3. Jadi

secara detailnya sebenarnya belum mencangkup apa yang disebut dengan tugas dan fungsi

daripada Komite Olimpiade Indonesia yang juga adalah National Olympic Committee.

Kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 18 tentang pendanaan keolahragaan. Memang untuk

pendanaan kepada KOI selama ini kepada pemerintah dia berjalan baik ya untuk persiapan-

persiapan kontingen ada yang berupa swakelola, ada yang juga berupa fasilitas. Nah ini yang

Page 10: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 9

sementara kita selalu berproses dengan Kemenpora. Mungkin sebelum Pak Mulyana ada di

Deputi IV itu kita memang waktu itu ada kesulitan Pak karena memang dalam rangka untuk

persiapan kontingen kalau kita lihat dari Undang-Undang Nomor 3 kita kan harus dilibatkan

dari perencanaan Pak, tetapi kenyataanya itu tidak terjadi sehingga kita hanya mengajukan di

ujung pada saat kita mau mempersiapkan kontingen, nah ini yang menjadi masalah.

Kemudiankan juga Komite Olimpiade Indonesia sebagai mitra itu belum dia mendapat

nomenklatur khusus sebagai apa, sumber dana. Dia masih belum berbentuk global Pak, ini

yang mungkin perlu nanti menjadi usulan kami untuk bisa dipikirkan bagaimana kira-kira

jalan keluarnya. Kemudian nah selain implementasi Peraturan Pemerintah yang diterbitkan

ada juga Peraturan Menteri Olahraga yaitu Nomor 006 Tahun 2014 tentang petunjuk

pelaksanaan tugas dan kewenangan KON, KON itu adalah Komite Olahraga Nasional serta

tugas dan kewajiban KOI. Nah kemudian dia di, ada juncto Nomor 100 Tahun 2015 sama

persis hanya perbedaannya terdapat di, kalau di Tahun 2015 ini dia timbul setelah ada

keputusan daripada Mahkamah Yudisial terkait dengan gugatan yang diajukan oleh KONI

pada saat itu terkait dengan penerbitan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005. Oleh karena

itu dia menerbitkan lagi Peraturan Menteri Olahraga nah peraturan ini dia timbul justru dia

tidak menjawab implementasi Undang-Undang Nomor 3 sebagaimana yang sudah di

undangkan yang kemudian untuk diatur di dalam peraturan pemerintah sebagai petunjuk

pelaksanaan Nomor 17 itu nah karena apa, di dalam Pasal, kalau kita lihat di dalam Undang-

Undang, di dalam Peraturan Menteri Olahraga Nomor 6 maupun Nomor 100 itu ada pasal

yang menyatakan bahwa didalam mempersiapkan kontingen itu KOI harus berkoordinasi

dengan KONI ya kan begitu. Nah kemudian juga dalam menunjuk CdM, KOI juga harus

berkoordinasi dengan KONI. Nah ini sebenarnya bertentangan dengan Undang-Undang

Nomor 3 yang mengakui tugas KOI juga di anut didalam Olympic Charter. Di dalam

Olympic Charter artikel 27-28 itu dia mengatur jelas tentang tugas dan fungsi NOCs yang

diakui oleh Undang-Undang Nomor 3. CdM itu atau Chef de Mission atau Pimpinan

kontingen itu merupakan right daripada KOI kemudian kita melihat masalah apa, persiapan

atlet. Dalam mempersiapkan atlet yang Koi itu oleh Olympic Charter diakui Undang-Undang

Nomor 3 menyeleksi atlet yang diajukan oleh Cabornya untuk ke multi event internasional.

Di dalam petunjuk oleh Olympic Charter itu sendiri seleksi tidak hanya dilihat dari sisi high

performance tapi juga dari sisi ability-nya, berbicara tentang ability berarti ada kaitan dengan

prestasi.

NOCs memiliki program yang dibantu dari Olympic Solidarity yaitu yang disebut

dengan sport science dan juga high performance. Nah ini yang selama ini memang belum

secara menyeluruh atau secara komprehensif kita bersama-sama dengan pemerintah

membahas kenapa, kita sadari KOI baru aktif lagi Tahun 2007 setelah ada Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 lalu 2 tahun dia sosialisasi kemudian Tahun 2007 KOI kembali apa,

mengambil posisi sebagai NOCs yang tadinya jadi satu dengan KONI dia terpisah menjadi

NOCs nah kemudian kan baru satu periode berjalan, ya satu periode lebih berjalan Ibu Rita

Subowo pada saat itu sekarang kami dengan term yang sekarang, yang di bawah pimpinan

Pak Erik Thohir, dan cuma memang karena kita dalam fokus untuk bagaimana organisasi ini

bisa kita majukan kita diperhadapkan dengan persiapan Asean Games jadi ini kita secara

bersama-sama sementara running. Nah kita berharap nanti kita bersama-sama dengan

pemerintah kita akan duduk bersama-sama untuk berbicara ini. Kenapa, nanti kita akan

membentuk tim seleksi yang terdiri dari KOI, Cabor dan juga dari pihak Pemerintah. Kita

harus bersama-sama karena KOI juga tidak punya right untuk menetapkan apa, standarisasi

untuk bisa menyeleksi itu seperti apa, tentunya kita harus apa mensinergikan kita punya

kepentingan masing-masing sehingga apa yang kita hasilkan itu bukan dari hasil daripada

KOI itu sendiri atau pemerintah sendiri atau Cabor sendiri tetapi ini dalam rangka untuk

memajukan olahraga demi kepentingan bangsa. Oleh karena itu inilah sementara di gagas

Page 11: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 10

oleh KOI untuk bisa bagaimana menerapkan apa, fungsi dan tugas KOI sesuai dengan

Olympic Charter yang diakui oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 itu. Terus lanjut,

jadi Bapak/Ibu sekalian terkait dengan masalah elementasi Undang-Undang Nomor 3 ini

memang kita juga sadari bahwa Undang-Undang Nomor 3 ini sudah berusia lebih dari 10

tahun sekarang sudah 12 tahun untuk itu kalau memang waktunya kita harus melakukan

evaluasi memang sudah tepat dan kami apa, ingin memberikan sedikit masukan kalau

memang dari pihak DPD juga mau membantu untuk bisa bagaimana ini menjadi rumusan ya

kalau bisa Undang-Undang Nomor 3 ini dapat ditinjau dengan usianya yang sudah lebih dari

10 tahun bagaimana bisa memperjelas kita punya struktur legislasi tentang olahraga apa,

sistem keolahragaan Indonesia itu seperti apa, karena apa, KOI mempunyai anggota yaitu

yang terdiri dari Olympic Sports dan juga non olympic sport yang diakui oleh OCE dan juga

oleh SIGAF. Apa artinya itu, jadi ada olympic games sudah ada terdiri dari kurang lebih 33

cabang olahraga kemudian yang diluar daripada olympic games itu adalah cabang-cabang

olahraga yang diakui dan menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan misalnya di Asean

Games nah kalau sekarang sudah 40 karena kan kalau di Indonesia kan 40 jadi sudah 40 nah

kemudian ada cabang-cabang olahraga dia tidak di Asean Games tapi dia ikut di Sea Games

itu juga menjadi Anggota KOI nanti di dalam suara, hak suaranya akan dihitung mana hak

suara, dua suara, mana yang satu suara itu seperti itu Pak nah inilah yang harus diperjelas.

Nah kemudian KONI juga punya anggota, KONI itu punya anggota dia tidak

mengenal Olympic Games atau non Olympic Games tapi dia punya anggota secara

keseluruhan nah dalam hal ini berartikan ada dua, ada dua bodies ya, ada dua stakeholder

yang menyelenggarakan kegiatan untuk olahraga di Indonesia nah KONI itu dia lebih kepada

nasional seperti Pekan Olahraga Nasional, KOI lebih kepada multi event internasional nah

inilah yang apa, selalu menjadi apa, multitafsir di dalam menjalankan tugas dan fungsi

masing-masing apalagi dengan adanya Peraturan Menteri Olahraga Nomor 006 dan juga

juncto 0100 nah inilah yang harus kita apa, memberikan masukan kepada pemerintah agar

sekiranya dalam rangka untuk persiapan perubahan atau usulan penyempurnaan Undang-

Undang Nomor 3 ini perlu dipikirkan untuk bisa memperjelas struktur daripada legilasi untuk

sistem keolahragaan Indonesia itu yang lebih baik kemudian kita lihat juga, kemudian kita

lihat juga karena KOI itu juga sebagai NOCs Indonesia fungsinya adalah mengembangkan

dan mempromosikan Olympic Movement maka diharapkan juga nanti di dalam Undang-

Undang yang disempurnakan atau yang akan dirubah seperti apa, perlu juga diberikan ruang

kepada KOI juga untuk bisa membantu Pemerintah dalam rangka mensinergikan kita punya

program yang namanya Sport Science dan juga hyper performance supaya kita tidak apa,

hanya dipikirkan sebagai yang seakan-akan hanya mengirim kontingen keluar padahal

persepsi mengirim itu tidak hanya datang-kirim nah ada dia punya step-stepnya seperti itu

nah bahkan terus terang saja Bapak/Ibu sekalian KOI itu dibilang tidak punyak hak untuk

membina. Siapa bilang KOI tidak punya hak untuk membina. Bagaimana saya bisa, kita bisa

menerapkan penyeleksian itu yang baik kalau pembinaan saja kita tidak touch begitu ya

mungkin secara keseluruhan itu adalah merupakan right daripada cabang olahraga itu sendiri

tetapi untuk kepentingan kualitas, kepentingan peningkatan prestasi kita perlu dilibatkan

seperti itu nah cuma memang kembali lagi inikan masa kami apakah nanti, inikan proses ini

kita kan tahun depan selesai 2019 apakah nanti komite eksekutif yang akan datang itu punya

kapasitas atau tidak untuk mengelolah itu anyway yang penting secara hirais saya harus

berbicara itu karena memang ini ada. Kita, ini berdampak pada kita, pada saat kita mengikuti

rapat di internasional seperti contoh kita inikan anggota daripada Association National

Olympic Committees (ANOC) namanya. Nah kalau kita hadiri Rapat ANOC itu kita itu kecil

kenapa, karena kita ini tidak merupakan NOCs yang seutuhnya. Kita ini dianggap sebagai

sebuah agent yang mengirim orang keluar begitu. Jadi belum secara komprehensif kita itu

memiliki kita punya esensial tentang siapa, apa itu KOI, iya seperti itu. Nah cuma tiketnya

Page 12: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 11

ambil lagi debt travel begitu, nah sedangkan kita punya apa, tur operaternya itu CDN nah itu.

Nah jadi kita berbicaranya agak sulit kita melihat mereka pelaporan Komisi Atlet, kita kan

punya Komisi Atlet. Komisi Atlet punya program ini hyper performance, ini mempunyai apa,

Sport Science ini. KOI tidak ada punya itu begitu ya kan seperti itu kenapa, kita dibatasi oleh

aturan begitu. Padahal kalau kita difungsikan juga sebenarnya ada nilai plusnya. Plusnya apa,

kita kan mempunyai sumber bantuan internasional yang namanya Solim (Olympic

Solidarity). Negara-negara lain semua menggunakan itu nah KOI baru menggunakan itu

hanya untuk olympic day yang selalu menjadi koordinator adalah Pak Bambang sebagai

Komite Eksekutif Sport Of All kemudian saya, selain saya sebenarnya adalah sport and low

yang juga mendapat bantuan dari Seoul Olympic Solidarity untuk kegiatan sosialisasi tentang

five rings. Mungkin Bapak/Ibu pernah mendengar bahwa perselisihan antara KOI dan KONI

tentang penggunakan logo lima ring itu nah itu properti daripada KOI yang tidak bisa

digunakan oleh orang lain. Kita punya right itu ya IOC tidak bisa.

Kemudian Bapak/Ibu sekalian seperti women and sport itu dinegara luar kegiatannya

banyak sekali dan kita sama sekali tidak punya nah ini. Kami nanti tahun 2018 ini kami akan

mungkin ke, arahkan punya kegiatan yang namanya peningkatan kapasitas administrasi

untuk pengurus cabang olahraga, tapi orientasi kita adalah untuk perempuan. Supaya

bagaimana perempuan-perempuan juga yang ikut menjadi pengurus atau menjadi apa,

volunteer di organisasi olahraga itu juga dia mempunyai kapasitas jadi tidak hanya ambil

tarik begitu saja. Nah kemudian kami juga mempunyai apa, program khusus yang namanya

Memos, Memos itu adalah sebuah apa, program eksekutif master untuk sport manajemen

yang sekarang saya lagi ikut itu gratis. Semua dibiayai oleh IOC dan memberikan wawasan

luar biasa nah ini juga belum terjamah karena memang aturan yang membatasi kita untuk

menyelenggarakan itu semua nah tetapi ini tidak, belum terlambat kan tadi saya bilang inikan

baru apa, second step nah kemudian kita juga minta kalau bisa nanti dari pihak DPD kalau

memang juga bisa membantu untuk mengusulkan sehingga draf daripada perubahan itu kalau

bisa dia disosialisasikan kepada, kita secara bersama sehingga jangan terkesan menerima

masukan, menggodok sendiri lalu menerbitkan tanpa kita tidak tahu lagi. Begitu muncul kita

tidak tahu apa yang muncul nah akan ada masalah lagi. Yang menjadi persoalan apakah ini

mau menyelesaikan masalah atau menimbulkan masalah nah jadi mungkin itu saja hal-hal

yang, sebenarnya yang Komite Olimpiade Indonesia itu ingin mengusulkan kalau bisa apa

hal-hal yang memang terkait dengan masalah, nah ini satu juga mungkin Pak Mulyono juga

sudah tahu. Terkait dengan masalah uang saku daripada atlet Pak ya nah kami selama ini

uang saku atlet yang kita dapat dengan program dari pemerintah itu dia masih dihitung sama

seperti seorang Pegawai Negeri yang pergi bertugas keluar. Nah ini mungkin coba kita minta

kalau bisa dikhususkan karena apa, bayangkan saja seorang atlet itu kalau yang sudah

berumah tangga ya dia pergi meninggalkan istri dan anak dan dia mempertaruhkan nyawa.

Bayangkan kalau dia hanya dianggap sebagai seorang pegawai negeri yang pergi bertugas

keluar negeri itu rasanya kasihan juga. Tadi Pak Mulyana sudah bercerita bahwa bonus

pertama itu, aduh saya sudah senang sekali ya, buat mereka oke banget itu. Nah kemudian

kita juga minta sudah usulkan juga dengan Pak Mulyana untuk bisa juga izin keberangkatan

itu Pak ya yang setiap saat kita harus menunggu persetujuan dari Sekneg. Kayak kemarin kita

waktu Sea Games itu sekitar 700-an waduh bolak-balik, bolak-balik akhirnya dari pihak

Kemenpora dari pihak Kemenpora mengambil kebijakan melalui Ibu Menko baru bisa selesai

nah ini syukur alhamdulillah tahun ini kita Asean Games di Indonesia jadi kita tidak perlu

mengurus apa-apa ya kan begitu, tapi kita akan mengurus 1.500 orang ya Pak. Jadi mudah-

mudahan tidak ada masalah yang kita inginkan bagaimana prestasilah seperti tadi Pak

Mulyana bilang harga mati kita harus menunjukkan prestasi kan kita sudah dapat arahan juga

dari Wapres ya jangan sampai nanti rakyat menjadi kecewa dengan kita karena uang yang

sudah di keluarkan untuk persiapan ini bukan uang kecil, sudah besar nah bagaimana kita

Page 13: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 12

bisa menghargai spend money yang besar ini dengan sebuah prestasi untuk kepentingan

bangsa dan saya rasa mungkin hal-hal yang di usulkan KOI hanya itu terkait tugas dan fungsi

KOI tapi saya mau minta mungkin Pak Bambang juga adalah senior saya mungkin juga

memberikan sedikit masukan.

Silakan Pak Bambang, saya mempersilakan.

PEMBICARA: BAMBANG RUS EFFENDI (KOMISI SPORT FOR ALL)

Terima kasih Ibu Hellen.

Yang saya hormati Ibu Ketua, Ibu Fahira Idris dan Bapak-bapak, serta Ibu dari

Komite III DPD RI yang terhormat.

Tadi sudah dijelaskan panjang lebar dengan Pak Mulyana selaku induk dari olahraga

di Indonesia ini dan tentunya apa yang di paparkan tadi sudah betul-betul merupakan satu

rencana kerja yang bagus karena Pak Mulyana ini pengalamannya cukup banyak beliau

seorang olahragawan kita pernah di KONI, pernah di UNJ juga Pak, yang luar biasa dan saya

bersama beliau sejak lama bersama-sama dan tentunya kita inginkan olahraga kedepan ini

dengan adanya Pak Mulyana mungkin baru seumur jagung baru 2 bulan Pak, menjabat ini

kita punya harapan yang besar dan tadi dijelaskan juga oleh Ibu Hellen peranan KOI Bu,

karena memang pada jaman lalu itu kenapa prestasi bagus, sekarang menurun karena KOI

dengan PORI bersama didalam satu KONI sehingga mungkin manajemen dan pengelolaanya

lebih mudah namun mulai dari tadi dijelaskan oleh Ibu Hellen Tahun 2007 terpisahlah KOI

berdiri sendiri sebagai NOCs penuh, dan KONI sebagai pembina dari olahraga nasional. Nah

tentunya ini harus ada sinkronisasi yang baik dengan Tupoksi yang sudah dituangkan di

dalam Undang-Undang Nomor 3 olahraga Nomor 25 ini namun 12 tahun sudah berlalu

ternyata nah pandangan kita semua prestasi ini menurun tapi oke lah what ever apapun

bahwa KONI dan KOI harus bersama dengan Kemenpora. Kemenpora sudah bagus sekali

menata tata kerja dan tata olahraga di Indonesia ini berkaitan dengan tingkat pendidikan dan

lain sebagainya. Sementara kami di KOI ini sendiri juga punya komite-komite Bu, seperti

saya ini Sport For All membidangi tadi masalah keolahragaan masyarakat. Tadi disampaikan

oleh Pak Mulyana Sporting Picture For All hampir mirip Pak. Jadi rasanya berkaitan dengan

kinerja dari Komite Sport For All ini yaitu membina masyarakat untuk segar bugar kemudian

dari usia dini sampai usia senja ya orang tua dan lain sebagainya karena dari dasar inilah

akan merucut menjadi seorang atlet atau seorang profesional. Nah mungkin kami di

kesempatan ini tadi sudah banyak di jelaskan oleh Bu Hellen maupun oleh Pak Mulyana saya

ingin menghadapkan bahwa di dalam pertemuan atau RDPU kita ini mendapatkan atau

mencetuskan suatu ide yang baik bagi keolahragaan kita di masa yang akan datang mungkin

itu saya terima kasih Ibu.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Page 14: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 13

PEMBICARA: HELLEN SARITA DE LIMA, S.H. (Plt. SEKRETARIS JENDERAL

KOMITE OLIMPIADE INDONESIA)

Apa yang disampaikan oleh Pak Bambang tadi betul kami juga beringinan kalau bisa

ada pemikiran bagaimana bisa KOI dan KONI ini jangan lagi berselisih lah dalam

bersinggungan nah tapi seadainya ada pemikiran, seadainya ada pemikiran mau misalnya di

satukan ataukah seperti apa kami hanya memberikan masukan Pak. Ada sebagian pemikiran

bagaimana mungkin KONI jadinya Sport Conseil misalnya begitu ya dibawah pemerintah

langsung yang KOI tetap sebagai NOCs begitu kan nah kemudian, tapi kalau ada pemikiran

yang mempersatukan saya ingatkan Bapak/Ibu sekalian harus mempelajari keputusan

daripada Mahkamah Yudisial tentang apa, keputusannya karena disitu dia telah menyatakan

bahwa KONI adalah beda dari KOI dan karena waktu itu KONI mengatakan KOI adalah Ad

Hoc dan bilang keputusan, KOI bukan Ad Hoc adalah lembaga yang juga mempunyai sama

fungsinya sehingga jangan sampai nanti begitu Bapak-bapak dan Ibu-ibu membuat draft

untuk misalnya harus dipersatukan sewaktu-waktu adalah lagi gugatan karena ada putusan

Inkrah kan begitu Pak ya, nah ini hanya sebagai data referensi saja. Saya rasa itu Bapak/Ibu

Komite III DPD RI dan saya kembalikan kepada Ibu Fahira sebagai Pimpinan.

Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kita beri applause dulu buat Bu Hellen dan Pak Bambang. Luar biasa pemaparannya,

terima kasih banyak Bapak/Ibu narasumber.

Selanjutnya kami akan mempersilakan kepada para anggota untuk mengekspor atau

untuk menanyakan kepada para narasumber. Kami persilakan dari kiri, sisi kiri ya Ibu Novita

kemudian lanjut Pak Abdul Jabbar Toba, kemudian Ibu Suryati.

Kami persilakan Ibu Novita Anakotta Senator dari Maluku.

PEMBICARA: NOVITA ANAKOTTA, S.H., M.H. (PROV. MALUKU)

Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Bapak Mulyana dari Kemenpora, kemudian Ibu Hellen yang saya

selalu apresiasi ini, seorang dari Maluku, Bapak/Ibu. Kemudian Pak Bambang, iya jadi

memang Ibu Hellen ngotot terus tentang KOI dan KONI jadi ya intinya kembali lagi ke

regulasi, tapi itu akan menjadi perhatian dari Komite III.

Yang pertama saya ingin menanyakan Pak Mulyana selaku perwakilan dari

Kemenpora. Yang ingin saya tanyakan adakah kendala dari sisi regulasi terkait dengan

sinergitasan sinkronisasi yang perlu Kementerian Pendidikan maupun Kemenpora lakukan

selama ini. Kemudian apa indikator yang ditetapkan untuk memperoleh ada program 1.000

lapangan, kemudian sejuta bola, 1.000 pelatih karena kalau mau dibilang kami Maluku pun

sangat membutuhkan itu. Kemudian kepada Ibu Hellen yang ingin saya sampaikan tadi ada

masukan dari Ibu supaya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 ini kalau bisa di tinjau

kembali. Yang ingin kami dapat masukan adalah kira-kira selain terkait dengan KOI hal-hal

yang cukup esensi apakah yang perlu ditinjau untuk menjadi perhatian sehingga memang

kami kali ini tidak mendapatkan, tidak menjadikan inisiasi yaitu revisi terkait dengan

Undang-Undang ini yang kami inisiasikan ini adalah revisi Undang-Undang Guru dan Dosen

tetapi kami masih era tahun depan juga dan mungkin kalau memang ini urgent itu akan

Page 15: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 14

menjadi perhatian bagi kami. Untuk itu kami butuh masukan-masukan terkait hal-hal yang

esensi yang memang perlu mendapat perhatian di dalam revisi kalau memang di inginkan itu

terjadi revisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Terima kasih Ibu Novita.

Selanjutnya yang terhormat Bapak Ir. H. Abdul Jabbar Toba Senator dari Sultra.

PEMBICARA: Ir. H. ABDUL JABBAR TOBA (PROV. SULTRA)

Terima kasih Ibu Ketua.

Bapak-bapak dan Ibu Anggota DPD RI Komite III, Bapak narasumber.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jadi kalau saya dengarkan tadi penjelasan saya mulai dari Pak Mulyana saya sangat-

sangat tertarik Pak. Kalau kita lihat sebuah rencana ini di desa itu pasti ada lapangan sepak

bola pasti ada, ternyata tidak dilapangan Pak. Bola voli saja tidak ada, bola kaki tidak ada

berarti ada terputus barangkali ya, kebijakan pusat dengan daerah ini yang perlu di lihat

kembali, ditinjau karena saya dilapangan ini terus terang setiap saya reses minimal 20 Pak

apa, bola voli saya beli karena kaitannya apa, karena tidak ada bantuan Pak dari Pemda.

Dinas Pemuda Olahraganya tidak pernah bergerak nah ini jadi saya tertarik memang ada

bantuan sekaligus saya minta di bantu Pak supaya saya tidak beli lagi bola voli nanti saya

reses ini tanggal 16 jadi nanti berikutnya saya tidak beli lagi bola voli sebanyak 30 biji per

satu reses. Harga bola volinya tidak mahal hanya 400 per 1001 dengan net-nya 250 lantas

150 Pak ini baru bola voli kenapa saya tekankan banyak bola voli karena bukan saja laki-laki,

yang perempuan, Ibu-ibu pun main ya main itu Ibu-ibu ramai-ramai juga saya bilang jadi

saya hanya main-main. Jangan sampai Ibu-ibu main voli, Bapaknya dia lupa nah ini. Katanya

tidak, tetap jalan seperti biasa nah oleh karena itu saya sarankan kalau bisa Pak, saya

bermohon 100 biji bola voli supaya bawa nanti tanggal 16 Februari ini supaya saya tidak beli

lagi bola voli, bola kaki jadi di mobil saya itu ada 6 bola kaki dan masih ada 4 bola voli dan

net-nya 4 itu masih ada di mobil saya jadi alhamdulillah jadi itu permintaan saya. Kemudian

memang di desa sangat potensial pembinaan olahraga dan sekaligus mencegah kenakalan

anak-anak remaja kita olehraga oleh karena itu saya mencoba membuat satu kegiatan, satu

kecamatan itu hanya baru contoh, tapi saya melihat aslinya tidak terlalu signifikan karena

pelatihnya bukan pelatih ahli, pelatih sepak bolanya padahal waktu itu saya sudah bentuk 3

kelompok. Kelompok 15, kelompok 18, dan kelompok 21 keatas nah untuk main bola

disiapkan bajunya, bola kakinya ya yang saya tidak siapkan itu hanya sepatunya Pak, karena

terlalu mahal, kalau kita reses berapa sih uangnya kita pakai. Jadi saya sangat tertarik sekali

ya barangkali juga perlu disampaikan ke Dinas Pemuda Olahraga itu sebenarnya secara tidak

anu, terputus itu. Saya pernah konsultasi dengan Dinas Pemuda Olahraga katanya

anggaranya hampir tidak ada jadi sangat kecil itu barangkali perlu juga di sampaikan ke

bawah supaya ini betul-betul Pemuda Olahraga ini memanfaatkan anak-anak dimana, di

tingkat desa karena tingkat desa daripada nganggur lebih baik di apa namanya, dicapekan

pada waktu sore malamnya tidur, tidak perlu lagi pergi jalan-jalan malam itu anunya.

Yang kedua mengenai lapangan sepak bola Pak, lapangan sepak bola keluhannya

Kepala Desa tidak ada uangnya ya saya bilang kenapa tidak di pakai dana desa itu.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 disitukan boleh dipakai, disitu hanya

dikatakan hanya dua yang tidak boleh di pakai dalam Undang-Undang Dana Desa itu yang

pertama tidak boleh membangun sarana ibadah. Yang kedua tidak boleh dipakai untuk kantor

Page 16: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 15

desa, yang lain boleh silakan tapi sampai pada hari ini baru satu desa yang berani Pak, yang

lainnya tidak berani takut karena masih ada di atas tingkat kabupaten ini. Yang mengarahkan

anggaran itu selalu yang dia pakai adalah bagaimana membuat sarana jalanan, sarana

olahraga apa namanya, sarana pengairan dan sebagainya ada benar juga tapi jangan

semuanya di full-kan ke sana karena itu 200 juta masa tidak bisa diatur 700 juta per tahun itu

di desa saya disana 700 juta dia dapat. Disamping itu dia dapat juga dana apa, Anggaran

Dana Desa (ADD) jadi kependekannya DD dengan ADD (Anggaran Dana Desa) itu sekitar

250 juta jadi hampir 1 miliar Pak. Jadi saya minta waktu itu Pak Camat sama Turu, tolong

Pak Camat instruksikan kepada desanya supaya membuat lapangan sepak bola. Baru satu

desa yang saya tahu terakhir ini pada satu tahun yang lalu saya sudah sampaikan nah itu Pak

sekali lagi Dinas Pemuda Olahraga tolong Pak di anukan kembali, bank kalau perlu dibantu

dengan apa namanya, anggaranya lah begitu sehingga dengan demikian dia bisa, minimal

membantu dalam satu tahun, satu kecamatan kira-kira. Saya kira itu yang saya sampaikan

mudah-mudahan karena saya tertarik tadi ada disediakan bola volly, bola dan sebagainya.

Saya kira Pak Agus lewat DPD RI saja Pak, lewat itu sekaligus merupakan tanah kampanye

itu apalagi menghadapi Tahun 2018 Pak kalau Anggota DPD menyerahkan bola volly 100

satu kabupaten, sudah minimal 100 kali 11 berarti ada 1.100 yang mendukung ini, ini anu

Pak supaya kedepan, kalau saya terus terang tidak mau maju lagi, tapi saya tetap Insya Allah

akan tetap membantu masyarakat tentang apa namanya, olahraga ini. saya kira demikian

terima kasih.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Luar biasa Pak Abdul Jabbar Toba.

Selanjutnya yang terhormat Ibu Hj. Suriati Armaiyn Senator dari Maluku Utara.

PEMBICARA: Hj. SURIATI ARMAIYN (MALUT)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi para Pimpinan Komite III, Anggota DPD RI, narasumber yang saya

hormati.

Apa yang disampaikan Pak Jabbar, saya Maluku Utara juga minta kalau dibagi bola

kaki dan bola volly. Terima kasih sebelumnya Pak. Penjelasan Bapak sangat membahagiakan

kita pagi hari ini tapi hasilnya masih kurang. Mudah-mudahan kedepan kita bisa melihat

prestasi-prestasi yang ini meningkat. Kita Indonesia ini dalam bidang prestasi rasanya belum

maksimal dibandingkan dengan negara-negara lain maaf ya Pak, dimana letaknya,

kekurangan, kesalahan Pimpinan KONI selama ini sehingga belum menghasilkan prestasi-

prestasi yang kita inginkan selama ini. Kemudian kedua Ibu Hellen, Ibu sampaikan bahwa

selama ini KOI di anggap sebagai agent saja karena dibatasi dengan aturan-aturan. Saya

ingin tahu apa selama ini sudah ada pendekatan atau koordinasi dengan pemerintah

khususnya dengan Kemenpora.

Terima kasih.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 17: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 16

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Untuk selanjutnya yang terhormat Ibu Hj. GKR. Ayu Koes Indriyah Senator dari

Jawa Tengah.

PEMBICARA: Hj. GKR AYU KOES INDRIYAH (JATENG)

Terima kasih Ibu Ketua.

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Para Anggota yang saya muliakan dan Ketua narasumber dari Kemenpora maupun

dari KOI, kayak rumah makan Ibu ya, KOI ada di Blok M itu rumah makan KOI, juga ikan.

Tadi penjelasan Bapak dari Kemenpora tentang usaha Pemerintah dalam memajukan

olahraga nasional apakah di dalamnya itu termaksud kemajuan pendidikannya Pak, karena

saya lihat di sekolah itu pemberian pendidikan olahraga itu hanya seperti pelengkap dari

sebuah keharusan itu harus diberikan sehingga anak-anak itu tidak terpacu untuk mengetahui

dengan pasti perlunya pendidikan itu, ataupun punya keinginan untuk menjadi olahragawan

jadi saya kira hal ini penting dilakukan oleh Pemerintah untuk menumbuhkan semangat dan

keinginan masyarakat kita untuk ikut memajukan olahraga nasional di mulai dari segi

pendidikan dari yang paling rendah. Jadi di Indonesia ini sepertinya semangat nonton seperti

kemarin sepakbola itu U berapa, U berapa, kita menang dulu begitu kalah di caci-maki

setelah itu dan orang tidak ingin melihat lagi itu nah bagaimana ini sikap Pemerintah melihat

semangatnya anak-anaknya yang U berapa, U berapa itu kemudian hak apa yang dilakukan

karena ada beberapa klub olahraga sepakbola yang mengambil pelatih dari luar negeri.

Apakah juga sangat diperlukan bahwa negara ini untuk memajukan PPSI diharuskan untuk

membiayai terhadap pelatih luar negeri sehingga kita ini jumlahnya 200 berapa, 50 juta masa

tidak bisa ketemu 12 atau 24 orang saja untuk bisa bermain sepakbola secara benar mendapat

fasilitas yang benar dari Pemerintah mendapat penjaminan kehidupan yang jelas sehingga dia

konsentrasi dengan olahraga, apa tidak bisa dilakukan itu oleh Kemenpora saya heran sekali

kenapa tidak pernah bisa, kenapa kita dengan negara-negara tetangga saja pecundangi terus

apalagi tingkat yang lebih tinggi ini misalnya di Eropa, bisa 0-30 kalau kita main bola ini.

Nah kenapa tidak ada semangat dari Pemerintah untuk fokus mencari bibit dan itu di gaji

Pemerintah lah,bagaimanalah sehingga saya berfikir bahwa saya lihat dari struktur

pendanaan atau APBN-nya Pemerintah kepada Kemenpora itu sangat kecil. Kenapa Bapak

tidak bisa bikin usulan begini, supaya ditingkatkan itu pendanaan untuk Kemenpora.

Program yang di bikin oleh Kemenpora seperti ini loh Kementerian Pendidikan akhirnya

mendapatkan 20% untuk guru karena membuat program kenaikan ini untuk ini kenapa tidak

dilakukan itu. Kalaupun tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah melalui APBN-nya apa yang

akan dilakukan oleh Kemenpora misalnya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang

ada di tingkat paling atas, yang menjadikan orang-orang itu menjadikan orang paling kaya di

Indonesia kenapa tidak bisa untuk bekerjasama, kenapa yang namanya Corporate Social

Responsibility-nya mereka, CSR-nya itu mereka sendiri yang harus memutuskan untuk apa,

dan untuk kemana, dan jumlahnya sekian apa, terhitung benar dari keuntungan mereka sekian

persen. Kenapa, apa tidak bisa di ikat oleh Kementerian Kemenpora misalnya untuk

mengambil lebih dari itu jadi mereka tidak seperti maunya sendiri, memberikan bantuan,

memilih sendiri, dan kemudian habis untuk buat umbul-umbul. Saya sering bekerjasama

dengan Djarum Foundation Pak, untuk bidang seni saya. Mereka bisa membiayai semua ini

dan tidak kecil 1 miliar, 2 miliar bisa, tapi mereka harus muncul nah munculnya itu sudah

menghabiskan berapa ratus juta dulu, nah kenapa Kemenpora tidak melakukan ini, saya tidak

Page 18: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 17

pernah melihat itu ada padahal mereka mau kalau itu jelas termunculkan ininya Djarum

memang tidak boleh dalam olahraga, tapi tidak apa-apa kan, dikerjasamakan. Jadi saya pikir

harus ada inovasi dan sikap-sikap strategis yang dilakukan Kemenpora supaya olahraga

Indonesia ini maju di luar dari apakah ada perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2005 yang kami juga minta masukan dari Bapak supaya ini bisa sinergi. Apakah harus

di haruskan oleh Pemerintah begini, begini itu silakan Bapak masukan ke sini kita akan

memperjuangkan untuk Komite III, untuk itu.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Terima kasih banyak Ibu GKR Ayu.

Silakan Pak Stefa. Selanjutnya Pak Ir. Stefanus B.A.N Liow dari Sulawesi Utara.

PEMBICARA: Ir. STEFANUS B.A.N. LIOW (SULUT)

Terima kasih Pak Mulyana, Ibu Hellen, Pak Bambang dari Kemenpora, dan KOI.

Rasanya Ibu Ketua kalau bisa kita sepakati perlu adanya revisi Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2005 tentang sistem keorganisasional sampai ke PPUU dan PPUU bisa berapat

dengan Pemerintah dan Baleg DPR RI supaya masuk dalam ke Prolegnas 2019 maupun

2019-2024 karena banyak hal yang mendesak dalam rangka pembinaan dan pengembangan

olahraga baik apresiasi dan penghargaan kepada atlet kepada pelatih prasarana dan prasarana

dan sampai sekarang ini masih bergelut dengan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 3 karena di

provinsi saya saja sendiri Gubernur Sulawesi Utara ini adalah Ketua Umum KONI mohon

maaf juga, istri saya juga Ketua KONI di satu kota, kalau saya salah satu Ketua Pengurus

Cabang Olahraga kalau dalam Undang-Undang inikan hanya dibatasi, pejabat publik, pejabat

struktural tidak boleh masuk pada pengurus KONI kalau cabang bisa, tidak bisa dipungkiri

dalam pembinaan olahraga ini Pemerintah dan DPRD itu memasukan Dana Hibah. Ada

kebijakan yang baru-baru ini karena gubernurnya Ketua Umum Pimpinan Anggota DPRD di

sejumlah kabupaten/kota di Sulawesi Utara juga adalah Ketua KONI maka Inspektorat dan

BPK sarankan untuk pengelolaan ini di tunjuk POH ketua, itu kebijakan yang saya pantau di

daerah karena dalam Undang-Undang ini kan memang tidak memungkinkan karena

Kementerian pejabat Struktural dan Pejabat Publik tetapi sesungguhnya tidak ada sanksi

tetapi kalau ini dibiarkan terus bukan tidak mungkin akan berdampak kepada efek terjerat

hukum, pejabat-pejabat publik dan struktural menjadi pengurus KONI.

Kalau tadi Ibu Hellen menyarankan perlu ada perubahan dan revisi kami ingin

mendengarkan langsung dari Pak Bambang, dari pihak kemenpora. Ada hal juga Pak, bukan

rahasia lagi menjadi isu nasional sekarang sebenarnya kan upaya bagus dalam rangka

pimpinan dan pengembangan olahraga. Proyek triliun rupiah Hambalang sampai saat inikan

berhenti gimana kira-kira jadi perkumpulan menjadi kendala pertahanan pihak Kemenpora

ini padahal itu kalau mungkin itu tidak ada kendala dan itu jalan dengan baik Indonesia

bukan rangking 5 di Korea Selatan bisa saja rangking 2, 1 dan seterusnya karena terhambat

demikian. Belum lagi ada berapa pejabat di sejumlah daerah termaksud di Sulawesi Utara

masuk penjara karena adanya prasarana GOR yang dibiayai APBN Kementerian Pemuda dan

Olahraga itu banyak sehingga berapa bupati, walikota tidak mau untuk ngotot mendapatkan

anggaran karena belajar dari kabupaten kota lain sehingga pasti dia menghambat dalam

pembinaan dan pengembangan olahraga yang ada di daerah. Kendala juga yang kami pantau

apakah ini juga seiring dengan KOI, apakah juga dengan Kemenpora dengan moratorium

penerimaan CPNS, kalau inikan CPNS yang terima ini 100 lebih itukan karena kebijakan,

penghargaan bagi yang berprestasi, tetapi dengan moratorium ini pelatih-pelatih, guru

Page 19: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 18

olahraga, dosen olahraga semakin lama semakin tua dan pensiun sehingga yang ada sekarang

ini latarbelakang pelatih kebanyakan hanya karena atlet karena prestasinya mungkin saja

mereka tidak dilatih bagaimana sebenarnya teknik prosedural dan seterusnya berbeda dengan

guru atau dosen itu hanya catatan dari kami dan terima kasih Ibu Ketua.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Terima kasih banyak Pak Stefa.

Apakah ada tambahan pertanyaan lagi, selamatan datang Pak Waka.

Mungkin dari saya ada sedikit tambahan pertanyaan saja. Untuk Pak Mulyana saya,

mungkin kita juga ingin penjelasan mengenai teknis bagaimana mengenai orang tua angkat

katakanlah seperti contohnya Cabor menembak di DKI itu sangat sulit mendapatkan orang

tua angkat sementara Jawa Barat dengan mudahnya mendapatkan orang tua angkat dari

Korea Selatan misalnya, mungkin kami juga perlu informasi Pak ya, kemudian mengenai

sponsor tadi Pak apakah ada batasannya karena setahu saya dulu memang waktu, mungkin

tahun sekitar 2007, 2005 mungkin ya itu iklan rokok itu masih bisa mensponsori olahraga,

tetapi informasinya kemudian kalau yang menyangkut rokok dan minuman beralkohol tidak

bisa begitu sehingga kita memang agak kesulitan mencari sponsor, tetapi kenapa tiba-tiba

kadang-kadang justru minuman beralkohol muncul di iklan salah satu klub olahraga dan

sampai hari ini juga itu masih terus ada di kaosnya sedangkan kalau menurut saya sendiri

sepertinya kurang elok juga kalau seandainya minuman beralkohol menjadi sponsor sebuah

event olahraga. Kemudian juga untuk Sport Science dulu saya pernah dapat cerita, tapi ini

terjadinya mungkin sekitar tahun 1900 sekian kalau untuk olahraga menembak itu Pak,

mereka pernah mendatangkan seorang ahli dari Cina yang dia bisa hanya melihat struktur

tangan, panjang tangannya, kemudian bentuk tubuh dia sudah bilang bahwa ini penembak

atau ini bukan. Nah menurut saya juga sebetulnya agak lebih memudahkan untuk mencari

apa, atlet-atlet yang potensial lain memang juga yang ke sekolah-sekolah juga sangat

diperlukan.

Kemudian selanjutnya Pak untuk, tadikan Bapak mengatakan bahwa ada regulasi, ada

Permen, ada 7 Permen yang tadi saya baca di layar. Saya mau nanya, bagaimana update

seluruh rancangan regulasi tersebut mana yang sudah terbit, mana yang belum. Kalau

misalnya sudah Pak bila berkenan kita minta e-mailnya, minta di email begitu karena kita

butuh sekali informasi itu nanti untuk kita sebarkan kepada anggota. Kemudian juga terkait

perda dan Pergub itu kira-kira daerah mana sih yang sudah berhasil punya Perda atau Pergub

yang memang betul-betul mempuni untuk di daerahnya karena kalau DKI sendiri juga

rasanya belum terlalu baik terus kemudian juga untuk Ibu Hellen, untuk KOI temuan dari

Komite III ini Bu memang ada disharmonisasi satu pasal yang dengan pasal lain dalam

Undang-Undang Nomor 3 terkait dengan kedudukan KONI dan KOI yang menjadi akar

permasalahan konflik atau persinggungan diantara kedua lembaga ini. Keberadaan KONI

sebenarnya menurut Pasal 36 berkaitan dengan pengelolaan keolahragaan ada di Bab 8

tentang pengelolaan. Sedangkan keberadaan KOI berkaitan dengan penyelenggaraan

kejuaraan itu ada di Bab 9 tentang penyelenggaraan kegiatan olahraga tetapi ketentuan ini

menjadi disharmoni dan in sinkronisasi dengan adanya ketentuan Pasal 46. Pasal 46 yang

tiba-tiba menyebut tugas KONI untuk menyelenggarakan kejuaraan di tingkat nasional dan

daerah. Pasal 46 inilah mungkin yang menjadi sumber permasalahan kemungkinan, artinya

definisi pengelolaan berbeda dengan definisi penyelenggaraan. Selain itu dari sisi

pembentukan KONI dibentuk oleh masyarakat dalam hal ini oleh induk-induk Cabor secara

mandiri adapun keberadaan KOI tegas disebut oleh Undang-Undang. Atas dasar itu

seharusnya kedudukan KOI juga lebih kuat termaksud dalam hal anggaran dari APBN itu

mungkin sedikit dari saya, kita minta komentarnya.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 19

Terima kasih.

Mungkin dari Pak, untuk itu kami persilakan kepada para narasumber untuk

menjawab beberapa pertanyaan dari para anggota. Kami persilakan.

PEMBICARA: MULYANA (DEPUTI BIDANG PRESTASI OLAHRAGA

KEMENPORA)

Mohon maaf ini susah benar pertanyaan ini. saya biasa nguji doktor lebih susah

pertanyaan pada saat menguji ini, baik.

Bismillahirahmanirrahim.

Pimpinan, para anggota sekalian saya ingin mencoba menjawab satu persatu supaya

lebih jelas dari Ibu Novita Senator dari Maluku. Terima kasih Ibu ini sudah memberikan

masukan kepada kami dengan masalah kendala regulasi terkait dengan Menpora dan

Kementerian Pendidikan. Sebenarnya kami sudah melakukan MoU dengan Pendidikan

terkait dengan masalah SKO (Sekolah Keterbakatan Olahraga) disitu sudah jelas posisi

Kementerian Pendidikan itu misalnya tadi disebutkan membangun infrastruktur sekolahnya,

peralatannya, termaksud pendidikannya sementara kalau Menpora itu lebih kepada

standarisasi atlet mau masuk sekolah itu mau apa, uang sakunya termaksud juga makannya

nah ini sudah jelas, dan ini memang sudah di implementasikan dalm sebuah kegiatan yang

namanya SKO ini sudah tidak ada kendala Bu, yang mungkin yang kendala itu belum

seluruhnya provinsi memiliki SKO nah jadi aturannya SKO itu kalau di bangun dari provinsi

melalui Pak Gubernur mengajukan kepada Menteri Pendidikan kemudian dari situ akan

divisitasi, di verifikasi kemudian bangun, dibangunlah oleh Menteri Pendidikan dari

Pendidikan kemudian isi dari siswanya itu adalah dari kami, dari Kemenpora. Itu sudah ada

rampung dan itu sudah ada MoU-nya. Saya mohon maaf tidak di bawa Bu.

Nah yang kedua mengenai masalah indikator 1.000 lapangan desa sejuta bola.

Memang ini adalah kalau saya bilang tadi Pak Abdul memang dalam rangka Pilkada ini,

dalam rangka Dapil sebetulnya sudah di gagas oleh Komisi X jadi terkait dengan itu memang

kaitannya dengan masalah itu memang nanti kami merancangnya, indikatornya sebetulnya

gampang mengusulkan kepada kami nanti dalam situ Ibu Novita Dapilnya mana, munculkan

fotonya ini loh sumbangan dari Pak Abdul Jabbar supaya, tujuannya supaya kepilih lagi kan

begitu jadi seperti itu. Itu dirancangan seperti itu jadi mohon maaf saya buka, memang ini

poinnya adalah pesanlah kasarnya karena bagaimanapun kalau kita bicara mengenai masalah

objektivitas tentang lapangan desa itu memang harus mengajukan proposal. Nanti ada pihak-

pihak yang mengajukan proposal kepada kami kemudian kami nanti itu biasanya sudah ada

pesanannya begitu daerah ini, daerah ini, daerah ini seperti itu. Ini biasa tahun Dapil lah,

tahun politik ini seperti itu jadi artinya kami memang begitu. Bagaimana pun adalah seperti

yang sekarang DPD RI itu adalah mitra juga harus tetap menjadi eksis di kemudian hari di

masyarakat dan lain sebagainya.

Jadi indikatornya Ibu Novi mungkin bisa mengajukan proposal kepada kami nanti Ibu

sebutkan saja Dapilnya di mana, nanti ada orang kontak person seperti itu. Biasanya begitu

Bu, biasanya tapi kalau misalnya normal kalau ada budgeting kami akan bantu termaksud

sejuta bola Pak, jadi kami bukan yang harga 100-200 Pak harga bolanya yang sejutaan Pak,

yang kualitas karena itu request Pak. Jadi kalau bolanya cuma sekali pakai terus habis nah itu

disalahkan Pak, wah Pak Abdul Jabbar kasih bola kok sekali bola langsung habis. Nanti

Bapak bahaya begitu, ini request-request ini barangkali ini mohon maaf ini hanya saya

sampaikan seperti itu karena bagian daripada ya kami juga memahami secara utuh tetapi

tahun politik ini seperti itu. Jadi indikatornya Ibu, kalau Ibu punya lapangan, lapangan itu

bebas maka ajukan proposal nanti ada legalitas dari desa, dari lurah bahwa ini bisa

digunakan. Kami hanya memberikan bantuan lapangan ini loh, silakan anda kelolah uangnya

Page 21: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 20

sendiri dan sebagainya, seperti itu. Termaksud juga GOR Pak, Pak Abdul Jabbar juga sama.

Tahun ini kami memang hampir banyak GOR tapi banyak juga yang gagal, tapi karena

waktunya cukup sempit semua itu jadi tahun ini akan dilanjutkan dengan sejuta bola dan

lapangan desa seperti itu. Mohon kalau Pak Abdul Jabbar pulang, mohon proposalnya Pak

ajukan kepada kami ke Menpora itu nanti kementerian Pak, Menteri Menpora kemudian pasti

nanti ditembusnya kepada, cheque kepada Deputi IV nanti kami akan masukan ada namanya

Asdep standarisasi dan infrastruktur, ada juga kalau Bapak dan Ibu butuh yang namanya

Tenaga SDM perlu pelatihan dan lain sebagainya, ada juga Asdep mengenai ketenagaan dan

organisasi olahraga, itu semua ada. Jadi nanti kami tinggal sebar saja seperti itu, itu Ibu

Novita barangkali. Nah mengenai revisi jujur Bu, memang sudah 10 tahun lebih Undang-

Undang ini sudah berjalan. Apakah sesuai dengan harapan masayarakat dan tidak, itu

memang tergantung pada pihak masyarakat khususnya para stakeholder untuk menilai

keberadaan pasal demi pasal seperti mohon maaf saya menyinggung mengenai masalah

KONI dan KOI. Sebetulnya Tusinya itu berbeda-beda tinggal nanti memang itu kalau kita

bicara tentang organisasi kelembagaan itu memang semua bisa jalan. Fungsi KOI itu akan

lebih kepada Internasional Federasi karena itu adalah IOC Nasional Olympic Komite,

kemudian kalau KONI itu lebih kepada internal di nasional nah ini tugasnya sebenarnya

KONI itu adalah membina atlet di provinsi sebab anggotanya adalah para KONI-KONI

provinsi dan kabupaten/kota seperti itu sebetulnya, tetapi mungkin orang melihatnya dari sisi

paling tinggi tidak dibawah nah itu juga pertanyaanya Ibu dari Maluku Utara Bu, mengapa

permasalahan olahraga tidak pernah maju karena konfliknya off internalnya itu. kalau kita

bicara tentang prestasi sebagai bagian daripada yang paling tinggi elit atlet itu dimulai dari

bawah, yang di bawah ini tidak pernah disentuh itu membuat, jadi kalau kita bicara tentang

atlet, atlet ke Sea Games itu jadi bahasa kami selalu mengatakan 4L lo lagi, lo lagi, lo lagi, lo

lagi ya Sea Games dia, Asean Games dia, olympic Games dia tidak ada lagi. Nah kami

sekarang sedang mencari kami punya program yang namanya 16.000 pembibitan. Bu tadi

kami ada namanya Asdep pembibitan melakukan yang namanya pemaduan bakat di seluruh

Indonesia tahun ini target kami 16.000 hari ini berada di Samarinda terkait dengan ada atlet

anak sekolahan di talent id oleh kami. Mana yang, anggap tadi Bu Fahira bilang adalah

antropometri. Kalau tanganya panjang suka ambil barang karena tanganya panjangnya seperti

itu, kalau tanganya panjang itu jadi atlet apa ya kalau lututnya rendah maka dia akan jadi

atlet apa ya, kemudian kalau badannya tinggi jadi, itu namanya antropometri Pak, dilihat dari

antropometri itu hanya satu bagian saja tapi yang paling penting disebut dengan sport skill

jadi kalau orang menembak itu fokusnya harus nol, tapi kalau dia kesana-kemari jangan

menembak mungkin jadi tukang parkir karena misalnya seperti itu, contoh seperti itu. Ini

adalah kaitan dengan masalah itu.

Nah kemudian Pak Abdul Jabbar jadi kebijakan sejuta bola itu sudah saya sampaikan

mudah-mudahan Bapak juga nanti bisa memasukan proposal Pak. Kemudian Ibu Hj. Suriati

tadi request sama Bu tadi poinnya seperti itu. Kami punya teman disana Anggota Dewan

namanya, Pak Djafar itu dulu mantan Kepala Dinas itu patner kami di daerah. Nah mengenai

masalah tadi Bu prestasi kenapa kita selalu tidak menciptakan atlet ini susah seperti Ibu dari

Ibu Ayu sesuai dengan namanya Ayu juga jadi seperti itu nah itu jujur Bu kalau kita bicara

mengenai prestasi pembinaan olahraga bukan di kami Pemerintah bukan, pembinaan

olahraga ada di induk organisasi cabang olahraga seperti Pak Bambang ini silat, mereka yang

membina atlet adalah pancat silat. Kami sesuai dengan fungsinya adalah memberikan

regulasi, fasilitator termaksud kebijakan termaksud yang sekarang berada di Asean Games.

Kami memberikan bantuan kepada induk Cabor jadi per X rupiah seperti itu. Kami hanya

bisa membantu tapi tidak boleh mengintervensi contoh kalau kita Pemerintah mengintervensi

PSSI di bann oleh FIFA itu tidak boleh begitu. Jadi yang paling penting bagaimana sponsor

itu bisa masuk, bisa menghire sponsor atlet itu harus berprestasi Bu, seperti di bulutangkis itu

Page 22: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 21

tidak diragukan lagi atletnya sudah kena sponsor semua karena memang memiliki prestasi,

tapi kalau di sepak bola berat paling hanya satu, dua saja seperti sekarang sedang pergi ke

Malaysia nah itu hanya satu, dua saja tapi secara keseluruhan memang sulit karena bicaranya

adalah bicara tentang bagaimana SDM-nya sudah mempeni Bu, tapi kalau sudah tingkat di

atas 23U itu melempem Bu nah ini ada apa, pelatih dari luar bayar mahal tapi tetap saja

susah. Ini kalau kita mau cerita tentang olahraga mohon maaf ya Bu, struktur body Indonesia

sama luar itu sangat berbeda terutama kekentalan otot Bu, mohon maaf. Di luar ini saya

bandingkan, luar itu tidak pernah mengenal nasi yang ada roti, keju maka ototnya lebih kuat.

Kita ini kalau tidak makan nasi tidak bisa itu yang bahaya. Pada saat tertentu otot ini akan

memiliki peran penting. Dilatih apapun kalau memang tetap asupan gizinya seperti itu tidak

bisa meningkat yang ada adalah jadi sakit kuning kalau disana Bu, di bentuk oleh, bukan nasi

nah itu bedanya. Beda ini jadi ada sesuatu yang barangkali berbeda karena kita memang agak

culture ya kita juga saya tidak makan nasi juga tidak bisa Bu tapi ya itu barangkali itu adalah

mengenai masalah culture dan value seperti itu.

Kemudian mengenai masalah tadi Bu, kami tahun ini di pembibitan itu ada 16.000

mencari atlet berbakat cabangnya adalah atlet angkat besi sama voli pasir nah ini kenapa,

kalau atletik itu kan mother of sport jadi Ibunya olahraga itu adalah atletik itu harus diberikan

karena daerah itu pasti banyak namanya lari itu sudah biasa. Di Afrika itu mengapa dia selalu

juara di olympic atletnya 10 di kirim ke olimpiade dapat 10 medalinya Bu, kalau kita atlet di

kirim 200 hanya 2 dapat medali nah itu bedanya. Kalau disana latihan dengan alam karena

Afrika itu hampir di atletik nomor jarak jauh itu pasti dapat emas di olimpiade nah kita di

bulutangkis lagi, di bulutangkis lagi begitu tapi nanti di Asean Games tidak Pak, pencak silat

akan dapat emas prestasi karena itu olahraga kita Pak, kalau silat tidak dapat emas kita

sunatin Pak Bambang, bergurau bercanda Pak mohon maaf biar tidak tegang saja. Nah

kemudian masalah sponsor jujur Ibu kami bukan tidak ingin pendekatan sponsor, sponsor itu

adanya tanggung jawab di induk organisasi olahraga. Pemerintah tidak boleh mengikut

campurkan masalah sponsor paling kami hanya memberi silakan pergi kesini, cari sponsor

dan lain sebagainya dan satu hal sponsor itu akan mendekat bila cabang olahraga itu

profesional seperti bulutangkis. Atletnya memang punya legend Bu, tapi kalau belum, dulu

zamannya Bu Fahira di menembak itu sponsor tidak usah di panggil Bu, datang sendiri

zaman dulu Bu, zaman menembak dulu tapikan sekarang sudah lain Bu, Ibu Fahira sudah

disini ini lain lagi begitu maka kami sebetulnya butuh figure Ibu Fahira untuk membina

dicabang menembak kalau perlu cabang lain begitu Bu, itu karena figure-figure seperti itu

dibutuhkan. Saat ini memang orang yang memiliki kapabilitas seperti Ibu Fahira dibutuhkan

karena memang tidak bicara mengenai masalah tapi pengorbanan waktu dan lain sebagainya

itu yang kami butuhkan. Komitmen itu yang sekarang kita berikan, ngejarnya bukan uang

tapi adalah komitmen kita untuk membangun olahraga sehingga bangsa ini jadi hormat

begitu kemudian mengenai masalah Pak Stefanus, terima kasih Pak memang jujur ini kami

bukan ingin tidak melanjutkan Hambalang Pak jadi kalau kami akan masuk ke Hambalang

sebetulnya kasus hukumnya kasus yang lama, yang baru ini tapikan kalau saat kami akan

bicara tentang Hambalang Pak JK itu, sorry Pak JK dan Pak Presiden itu sudah lihat kesana

Pak, memang struktur tanahnya kalau dibangun akan bahaya Pak, jadi itu kemiringan dan

kalau dibangun akan hancur dan lain sebagainya maka dibiarkan seperti itu nah saya

sebetulnya kemarin baru saja ketemu dengan Presiden dari Jababeka yang ada di Cikarang

dia punya lahan, dia punya peralatan seperti ada Stadion Gio Mukti dan sebagainya, kolam

renang disana. Kami akan bekerjasama dengan Pemda dan jajaran Jababeka untuk

membangun asrama khususnya bagi PPLM, PPLP bagi para mahasiswa dan atlet, dan kami

sudah merancang itu semua dan Jababeka akan menyediakan lahan kemudian Pemda

membangun, kami yang menggunakan bagi kepentingan atlet di jangka panjang sedang kami

rancang Pak dan itu memang idenya Pak menteri untuk bisa lari kesana sebab kalau di

Page 23: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 22

Jakarta susah lagi. Kami dulu mau membangun namanya Olympic Center di Cibubur terus

tidak jadi alasannya karena takut seperti Hambalang nah sekarang kalau maksain bangun

tinggal pakai kan lebih mudah seperti itu dan yang paling penting barangkali mungkin jadi

masukan di dalam rapat ini adalah saya memimpikan yang namanya Sports Saint Center Bu

Fahira, Sports Saint Center itu seperti di Ais Australia dia itu membina atlet dengan

saintifiknya, teknologinya. Di Indonesia ini belum ada, dulu kita mau membangun di

Senayan terus tidak jadi memang kemarin arahan Pak JK itu Sports Saint itu memang

menjadi seperti gudangnya pembinaan atlet. Tadi saya mungkin KOI lah yang bisa

menggagas sebab KOI itu punya aplikasi dengan internasional, bisa dengan IOC dan bisa

dengan OCA, minta bantuan hibah kesana mungkin bisa tapi kepentingan itu nasional jadi

Sports Saint bisa di bangun di Jakarta, itu sebetulnya impian, impian kami sebab kami punya

yang namanya PPIKON tetapi terbatas tapi kalau ada semua lengkap seperti di Australia, ICE

itu Australian Sport Sains Internasional kemudian di Jepang wah barangkali itu mimpi yang

paling indah kalau itu bisa dilaksanakan itu yang barangkali perlu di inikan Bu.

Mengenai masalah monotorium Pak memang jujur Pak kami saat ini banyak, pada

saat zamannya Pak Adhyaksa jadi menteri itu 1.000 PNS diangkat dari daerah juga masuk

sama nah tahun ini kemudian dibatasi oleh Menpan. Nah Menpan sekarang memberikan

jatah Pak 137 atlet berprestasi langsung mendapat CPNS nah ini kami manfaatkan betul. Nah

tahun depan akan ada 300 artinya bahwa peluang atlet berprestasi itu memang tidak perlu tes

bisa jadi tetapi kalau yang normal harus tes dan lain sebagainya nah ini yang barangkali dan

usia pun tidak dibatasi Pak, padahal di PNS itu kan maksimal 30. Ada atlet yang lebih di

pendidikan itu kebijakan Menpan yang begitu sangat bekerjasama dengan kami sehingga

banyak atlet khususnya para atlet paragim Pak, paragim yang normal itu, yang cacat itu

banyak Pak, kemarin itu paling banyak ada sekitar 70 orang mendapat CPNS sisanya adalah

atlet biasa seperti itu.

Kemudian mengenai masalah Ibu Fahira tadi penjelasan tentang orang tua angkat ya

dulu Bu memang KONI itu ingat betul dulu ada yang namanya kerjasama dengan BUMN

zamannya Ibu Rita, saya ingat betul kalau Ibu Fahira masih ingat zaman Ibu Rita Subowo itu

kebetulan Ketua KONI dan Ketua KOI itu satu jadi tidak ada berantem itu karena satu figure

begitu selepas itu mulai lah Pak Tono bicara, KONI loh Ketua NOC. Kemudian Ibu Rita,

kami lah NOC-nya sampai di London, di Incheon ramai begitu seperti itu jadi ini saya ingat

betul karena saya dulu saya bagian dari anak buahnya Ibu Rita, sejarah itu Ibu sejarah tapi

mengenai masalah Bapak angkat itu memang yang sudah dilaksanakan itu perkereta apian itu

ke angkat besi, ke angkat besi, kemudian basket itu BRI, Pertamina itu juga BRI sama Bu,

kemudian atletik itu bank apa saya lupa, ini memang tergantung kebetulan kan kalau atlet itu

kan Pak Bob Hasan itu tergantung pendekatan Ketua Umumnya jadi kalau mengandalkan

kepada prestasi atlet berat, tetapi bagaimana link and match-nya antar Ketua Umum dengan

stakeholder yang lain itu akan membantu Cabor, saya membantu Cabor dan contoh sekarang

banyak Ketua Umum Cabor itu dari Polisi maka mudah itu, mudah dapat sesuatunya mudah

artinya memang itulah kalau silat apalagi silat itu tidak usah dibantu sudah pergi sendiri

begitu apalagi Pak Edi-nya kan Anggota Dewan kan, nah jadi. Sebetulnya memang Ibu

Fahira saya ingin kembali lah Bu, kembali lah tetap Ibu jadi Pimpinan di DPD tapi juga

kembali ke Cabor jangan di silat lagi Bu, dicabang lain.

Kemudian mengenai masalah apa, bantuan olahraga nah ini memang banyak. Saya

tidak bisa mengindentifikasi sponsor itu dari rokok maupun dari minuman begitu tetapi kami

sudah membuat regulasi itu dan biasa lah Bu kadangkala curi-curi tempat seperti itukan,

terima kasih Ibu masukannya kami akan lakukan itu semua. Nah mengenai masalah

kerjasama dengan Jabar, dengan Korea itu istilahnya G to G Bu, nah jadi G to G itu memang

kepandaian teman-teman induk organisasi dan KONI. Itu Jawa Barat itu bukan hanya dengan

Korea, dengan Jepang juga banyak Bu karena ada JICA nah begitu. Cabor lain dulu saya

Page 24: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 23

ingat betul menembak dengan Cina dulu di kasih kesempatan sama Ukraina, kemudian

angkat besi itu dengan Amerika tapi terus tidak mau akhirnya dengan Cina. Jadi memang

kepawaian Ketua Organisasi ini juga memberikan warna terhadap Cabor dan dibutuhkan

memang yang seperti itu, figure seperti itu.

Barangkali itu saja Bu mengenai masalah penjelasan dari kami, dan mudah-mudahan

sudah bisa mengakomodir keinginan teman-teman dari Anggota Dewan yang sudah mau

tanya, dan kalau tidak terjawab mudah-mudahan bisa tanya kembali begitu.

Terima kasih, mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan.

Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Kita beri applause dulu ke Pak Mulyana, terima kasih.

Selanjutnya untuk Ibu Hellen, silakan.

PEMBICARA: HELLEN SARITA DE LIMA, S.H. (Plt. SEKRETARIS JENDERAL

KOMITE OLIMPIADE INDONESIA)

Terima kasih Ibu Pimpinan, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Komite III DPD RI yang saya

hormati.

Saya mencoba untuk memberikan sedikit komentar terkait dengan pertanyaan dari Ibu

Novi yang mana terkait dengan Undang-Undang Nomor 3 yang tadi saya sudah paparkan

terkait tugas dan fungsi KOI Ibu Novi mempertanyakan kira-kira ada selain daripada KOI

apakah ada hal-hal yang menjadi perhatian untuk nanti kita evaluasi. Nah menurut hemat

kami yang menjadi perhatian yang memang juga butuh kalau bisa nanti dalam

penyempurnaan supaya lebih, dan memperjelas itu seperti contoh artinya Undang-Undang

Nomor 3 inikan kita buat dengan PP-nya inikan bukan hanya kepentingannya dipusat inikan

harus disosialisasikan sampai ke pelosok. Nah bentuk daripada sosialisasi itu perlu ada

sebuah mekanisme yang jelas apakah dia hanya satu kali kah, ataukah dia hanya dua kali saja

kah, atau seperti apa. Kalau saya melihat contoh artinya saya juga dari Maluku saya juga

hanya mencontohkan Maluku story. Kita melihat ya di Maluku itu Undang-Undang Nomor 3

ini kalau menurut saya tidak tersentuh karena tidak tahu, ketidaktahuan. Saya ini pengurus

KONI di Maluku itu dari zaman tahun, zaman Pak Wismoyo kemudian berganti Pak Agung

Gumelar dan Ibu Rita, itu saya pengurus KONI. Yang kita cuma merasakan adalah kucuran

dana dari Pemda itupun kita tidak diberikan, katanya hibah kan tapi kita tidak diberikan

untuk mengelolah karena bendahara itu adalah bendahara Pemerintah Daerah nah kalau

menurut hemat saya memang tidak boleh itu apa publik, jabatan publik itu menjadi Ketua

KONI di daerah kenapa itu menghalangi leadership daripada anak daerah itu sendiri. Kalau

sampai misalnya ada alasan bahwa kalau tidak melibatkan Pemerintah Daerah nanti tidak ada

uangnya, loh kalau ada seperti itu ini statemen yang perlu harus dihilangkan kenapa, jadi apa

sih tugas dan fungsi daripada Pemerintah Daerah, apakah dia harus jadi Ketua dulu baru ada

uangnya, ya kalau memang seperti itu ya sudah mati suri kan. Nah seperti contoh tadi pagi

kan ada wawancara ini soal pariwisata. Berbicara soal pariwisata mempertanyakan masalah

situasi dan pengembangan pariwisata. Kembali saya mempertanyakan, tanyakan kepada

daerah pariwisata itu bagi dia adalah sebuah yang prioritas atau tidak, kalau ini bukan

merupakan sesuatu yang prioritas ya tidak usah bicara ya kan begitu. Nah ini kembali kepada

olahraga sama, nah kita sebagai anak daerah kalau terlalu banyak bicara, maksud lo apa ini,

apa yang lagi di inikan begitukan, ya saya dengan Ibu Novi sama kita tahu lah ya, cuma kita

ya namanya seperti itu nah kalau misalnya nantinya kemudian perlu ada sebuah pemetaan

Page 25: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 24

dan kemudian terkait dengan mekanisme untuk sosialisasi karena setiap 5 tahun itu ada

pergantian Kepala Daerah itu berarti perlu juga ada penyegaran karena kalau tidak ada itu

maka dia akan mati suri. Staf atau pegawai-pegawai di daerah itu di Pemerintah Daerah

mereka itu tidak pernah berinovasi, selalu dia menunggu perintah atasan itu yang terjadi

sehingga dengan demikian waktu kita nanti melakukan sebuah sosialisasi setelah ada

penyempurnaan ini betul-betul harus dibuat dengan jelas ya apa, karena daerah-daerah

potensi seperti Maluku itu kalau sepakbola, renang, atletik, tinju itu bukan baru sudah dari

zaman dulu tapi sekarang mana, tadi seperti Pak Mulyana bilang sudah tidak ada bibit yang

apa, lo lagi, lo lagi, lo lagi, lo lagi ya seperti itu. Kita sudah tidak ada lo lagi loh, sudah

selesai sudah tidak ada apa-apanya. Nah ini mungkin sebuah apa, story yang memang kita,

saya rasa di daerah-daerah pasti sama tapi apakah ada yang tahu, ada yang tidak tahu seperti

itu. Saya rasa seperti itu Ibu Novi terkait dengan masalah itu.

Kemudian saya juga mau katakan tadi seperti yang Pak Mulyana bilang dari

Kemenpora dengan ... (kurang jelas, red.) sudah ada perjanjian tentang apa, untuk bakat

itukan nah itu. Nah KOI ini yang tadi saya bilang adalah yang mempunyai salah satu tugas

untuk mempromosikan oleh big movement di dalam itu adalah kita mempromosikan Olympic

Value, Olympic Value itu adalah sebuah filosofi. Dia mengajak orang sama dengan unsur

yang terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 nah ini kita menghendaki kalau bisa kita

bersinergi dengan P dan K untuk bisa dijadikan, masukan di dalam program. Kalau ini

dimasukan dalam program dia akan menjadi sebuah embrio untuk mensupport, incorrect

student untuk bisa mensukseskan programnya Pak Mulyana tadi karena apa, dia di anggap

untuk bagaimana apa, membuat sesuatu untuk mencapai tingkat yang disebut dengan

excellent. Pada saat dia mencapai sesuatu yang di tingkat excellent dia juga bagaimana

mewujudkan rasa respek satu dengan yang lain lalu terhadap respek itu, dia tidak hanya

respek pada temannya dia di dalam kelas atau dia punya orang tua di rumah tapi dia respect

terhadap semua orang yang ada disekitar dia. Itulah filosofi yang ada di dalam Olympic

Value excellent, respect, friendship. Ini filosofi ini selalu didegung-degungkan kepada

seluruh atlet karena apa, di dalam sebuah kompetisi kita akan datang dari semua

latarbelakang yang berbeda. Kita harus menunjukkan kemampuan kapasitas kita dalam

mencapai sebuah keunggulan, sebuah prestasi, meraih sebuah prestasi itulah yang disebut

dengan excellent. Nah kita kalah, menang kita harus saling respect nah kita berbaur di dalam

suatu pertandingan kita menciptakan friendship nah itu yang dibutuhkan supaya jangan

terjadi seperti pertikaian yang terjadi di Bandung Pak waktu PON. Bapak dan Ibu mungkin

masih ingat, kemarin juga kan di stadiun yang baru ada terjadi pertikaian juga yang naik-naik

di atas kursi sampai rusak itu Pak, ini perlu nah ini mungkin kalau bisa ini juga menjadi salah

satu fokus bagaimana ini bisa menjadi link. Jadi pendidikan benar-benar juga menjadi motor

untuk bisa kita menggodok itu para calon-calon atau kandidat-kandidat atlet muda supaya

mereka itu tumbuh dengan sehat, cara berfikirnya juga sehat dan ini kalau kita mau apa,

menyelesaikan program Pemerintah dengan namanya apa, itu apa Pak Bambang yang PMK

lagi buat revolusi mental, ini benar tepat itu nah saya rasa seperti itu dari saya. Terima kasih.

Itu yang pertama untuk Ibu Novi kemudian Ibu Suryati terkait dengan yang tadi saya

memaparkan bahwa KOI tidak bisa menjalankan seluruh tugas dan fungsinya secara baik

karena kita dibentuk dengan aturan-aturan yang ada. Soal koordinasi dengan Kemenpora kita

koordinasi tetapikan kalau regulasi yang dikeluarkan bukan lagi dengan Kemenpora karena

itukan sudah di godok melalui legislator ya kan seperti itu. Nah oleh karena itu dengan

melalui media inilah kita ingin supaya bagaimana ini bersama-sama kita share supaya bisa

memberikan solusi-solusi yang terbaik untuk bisa menciptakan sistem keolahragaan

Indonesia itu yang lebih baik nah kemudian apa, tadi Ibu Fahira. Saya rasa Ibu Fahira sudah

mengatakan itu sudah benar Ibu, dan tadi juga sudah ditanggapi dengan Pak Mulyana itu

sudah tepat cuma itulah didalam kenyataanya itu tidak berjalan sesuai dengan apa yang

Page 26: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 25

seharusnya dan saya yakin bahwa yang tadi Pak Mulyana sampaikan tentang tugas dan

fungsi KONI itu pasti mereka juga tidak ngerti Pak, ini tidak semuanya begitu. Semuanya

belum mengerti karena dia lebih konotasi melihat cabang induk, cabang-cabang olahraga

yang ada di Pusat padahal fungsinya yaitu lebih membina kepada KONI-KONI Provinsi

dimana KONI-KONI Provinsi itu mempunyai anggota, cabang-cabang olahraga ya begitu

Pak, anyway saya tidak ikut campur sampai disitu nanti jadi masalah yang pasti kita tidak

mau ada apa, perselisihan antara KONI dan KOI kita mau maju sama-sama. Secara pribadi

kita dan KONI baik kok, kita mempunyai hubungan yang baik sekali bahkan di KOI juga ada

pengurus yang juga pengurus KONI begitu tapi it’s oke itu yang terjadi dan saya rasa dengan

melalui media ini mungkin bisalah menjebatani untuk bisa bagaimana draft bagaimana ini

bisa kita secara bersama-sama pikirkan.

Saya rasa seperti itu kalau mungkin Pak Mulyana mau tambah silakan Bapak terima

kasih.

PEMBICARA: MULYANA (DEPUTI BIDANG PRESTASI OLAHRAGA

KEMENPORA)

Ini ada tambahan dari Ibu Ayu terkait dengan masalah budget Pemerintah Bu ya, saat

ini memang sedang ada Asean Games maka nilainya menjadi 5T Bu, tapi itu turun lagi Bu.

Jadi memang kalau di hitung dengan dana pendidikan itu hanya nol koma sekian persen saja

olahraga itu yakni mungkin saya terima kasih Ibu Ayu, mudah-mudahan Ibu Ayu bisa

berjuang untuk Menpora dan bisa jadi Menteri nanti kalau Ibu berjuang, iya Ibu soalnya kami

memang kalau dibanding dengan Dinas, sorry Kementerian Pendidikan kita hanya nol koma

sekian persen saja begitu. Ini padahal olahraga itu bisa membangun bangsa loh Bu, di

internasional dan sebagainya nah ini yang harus kita pikirkan bersama kedepan sehingga

olahraga itu ya sejalan dengan, kalau kita banding dengan negara lain ya kita tidak enak

kalau membanding Bu, kita hanya berapa persen saja nah itulah juga salah satu indikator Bu

Hajja terkait dengan masalah tidak maksimalnya prestasi olahraganya barangkali itu.

Terkait juga kedua dengan masalah honor dan uang saku. Jangan disamakan seperti

PNS memang itu sudah standar seperti sekarang Bu, honor atlet itu, itu adalah yang

keluarkan SBML-nya adalah Menteri Keuangan. Kami tidak tidak bisa mengeluarkan, tapi

Menteri Keuangan dengan indikator apa, misalnya begini elit atlet internasional di jaman

dulu Bu Fahira itu tidak menggunakan istilah itu kalau sekarang 15 juta sebulan, pelatih itu

15 juta juga elit internasional, paling rendah itu 8 juta sebulan. Zamannya Ibu Fahira jadi

atlet kan tidak ada begitu kan ya sekarang atlet memang sudah hargai seperti itu. Nah kalau

memang perjalanan dinas kan kita menggunakan aturan dari Menteri Keuangan sama seperti

PNS 150 kalau tidak salah US dolar sehari perjalanan dinas ini, sama Bu begitu. Kami jangan

melebihi para PNS Bu nanti bahaya, itu Bu barangkali itu menjelasan mengenai masalah

perjalanan dinas dan sebagainya.

Yang kami sekarang sedang kerjakan harapannya adalah pertama kami sedang

bagaimana gaji atau honor atlet itu sama seperti PNS dibayar satu tanggal sebelum bekerja

itu yang kami sedang berusaha kepada KPPN jadi kalau PNS kan dibayar sebelum bekerja

atlet ini biasanya dibayar akhir bulan nah sekarang bisa kan sama-sama begitu. Nah itu

sedang berjuang untuk Dirjen Anggaran dan Menteri Keuangan supaya bisa sama seperti itu.

Barangkali itu saja kedepannya Ibu Pimpinan.

Terima kasih.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Berikut Mas, nah ini contoh adalah alur pembinaan atlet di usia sekolah dimana ada pembagian disana, ada dinas pendidikan, ada dinas,

RDP KOMITE III DPD RI MS III TS 2016-2017

SELASA, 30 JANUARI 2018 (PAGI) 26

PIMPINAN RAPAT: FAHIRA IDRIS, S.E. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Terima kasih.

Beri applause dulu untuk Ibu Hellen dan Pak Mulyana atas paparannya yang luar

biasa.

Jadi memang kesimpulannya Pak, menanggapi berbagai permasalahan dalam

penyelenggaraan pembangunan olahraga nasional maka dapat disimpulkan diperlukan

sinkronisasi dan penyelerasan substansi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

sistem keolahragaan nasional dan juga PP Nomor 17 Tahun 2007, Permenpora Nomor 6

Tahun 2014 juncto Nomor 100 Tahun 2015 dengan Olympic Characters agar dapat

menyesuaikan tuntutan perkembangan zaman. Yang kedua strategis Pemerintah dalam

pengembangan olahraga memang harus menekankan kepada satu kemitraan antar lembaga

dalam peningkatan kualitas atlet dan SDM ketenaga kerjaan dibidang olahraga, infrastruktur,

sponsorship dan olahraga kemudian yang kedua juga harus menekankan kesejahteraan

ekonomi dan sosial atlet. Ketiga, menekankan juga setiap Pemda harus memiliki regulasi

dalam rangka pembidangan olahraga dan terakhir juga mengenai anggaran tadi, dan tentu

saja kami selaku Komite III Pak, akan nanti pada saat kita akan memanggil menterinya

urusan Bapak terakhir terakhir anggaranya itu akan kami suarakan. Jadi dengan demikian

kita telah menyelesaikan agenda Rapat Dengar Pendapat Umum hari ini maka dengan

mengucapkan hamdalah kita akhiri RDPU ini semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.

Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETOK 3X

RAPAT DITUTUP PUKUL 12.40 WIB