DETERMINAN XXXIII

46
Matriks dan Determinan

Transcript of DETERMINAN XXXIII

Page 1: DETERMINAN XXXIII

Matriks dan Determinan

Page 2: DETERMINAN XXXIII

Sistem Persamaan Linear

Secara umum, sistem persamaan linear (SPL) dengan m persamaan dan n variable yang tidak diketahui dapat dituliskan dalam bentuk:

11 1 12 2 1 1

21 1 22 2 2 2

1 1 2 2

n n

n n

m m mn n m

a x a x a x ba x a x a x b

a x a x a x b

Page 3: DETERMINAN XXXIII

Atau bentuk matriks:

atauAx = b

Dimana A adalah matriks ukuran m n, x vektor ukuran n 1 dan b vektor ukuran m 1.

Jika b = 0, SPL di atas disebut SPL homogendan jika b 0, disebut SPL Nonhomogen

11 12 1 1 1

21 22 2 2 2

1 2

n

n

m m mn n m

a a a x ba a a x b

a a a x b

Page 4: DETERMINAN XXXIII

SPL Nonhomogen dengan Dua Persamaan Dua Variabel

11 12 1

21 22 2

a x a y ba x a y b

Tepat satu penyelesaian Tidak terdapat penyelesaian Banyak penyelesaian

Page 5: DETERMINAN XXXIII

Kemungkinan penyelesaian SPL Nonhomogen Ax=b

• Tepat satu penyelesaian• Banyak penyelesaian• Tidak mempunyai penyelesaian

SPL Nonhomogen disebut konsisten jika mempunyai paling sedikit satu penyelesaian, jika tidak disebut inkonsisten

Page 6: DETERMINAN XXXIII

Metode Penyelesaian SPL Ax = b

• Eliminasi Gauss • Eliminasi Gauss-Jordan• Dengan mencari invers dari A, yaitu A–1 dan x = A–1b• Aturan Cramer

Page 7: DETERMINAN XXXIII

Eliminasi Gauss – Jordan

Matriks diperbesar (Augmented Matrix)

Operasi Baris Elementer:• Mengalikan suatu baris dengan konstanta yang tidak

nol• Menukar dua baris• Menambah suatu baris dengan kelipatan baris lain.

11 12 1 1

21 22 2 2

1 2

n

n

m m mn m

a a a ba a a b

a a a b

Page 8: DETERMINAN XXXIII

Contoh:

Selesaikan SPL

Jawab:Matriks yang diperbesar

1 2 3

1 2 3

1 2 3

2 82 3 1

3 7 4 10

x x xx x xx x x

1 1 2 81 2 3 1

3 7 4 10

Page 9: DETERMINAN XXXIII

1 1 2 81 2 3 1

3 7 4 10

1 1 2 80 1 5 93 7 4 10

1 1 2 80 1 5 90 10 2 14

1 1 2 80 1 5 90 10 2 14

1 1 2 80 1 5 90 0 52 104

152

1 1 2 80 1 5 90 0 1 2

B2 + B1

B3 – 3B1

B2(–1 )

B3+10 B2

B3( )

Matriks yang terakhir bersesuaian dengan SPL

1 2 3

2 3

3

2 85 9

2

x x xx x

x

Dengan melakukan substitusi balik akan diperoleh

Sampai langkah ini, matriksnya kita sebut matriks eselon baris (metode Eliminasi Gauss).

1 2 33, 1, 2x x x

Page 10: DETERMINAN XXXIII

Jika dilanjutkan…

1 1 2 80 1 5 90 0 1 2

1 0 7 170 1 5 90 0 1 2

1 0 0 30 1 5 90 0 1 2

1 0 0 30 1 0 10 0 1 2

B1 – B2 B1 – 7B3 B2+5B3

.

1 2 33, 1, 2x x x Diperoleh hasil yang sama,

Matriks tersebut dinamakan matriks eselon baris tereduksi dan metodenya disebut eliminasi Gauss-Jordan.

Page 11: DETERMINAN XXXIII

Matriks dan Operasi Matriks

Definisi :Matriks adalah kelompok bilangan yang disusun dalamsuatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang yangterdiri atas baris-baris atau kolom-kolom.

Bilangan-bilangan tersebut disebut entri/elemen dari matriks

Ukuran/ordo matriks m n menyatakan bahwa matriks tersebut mempunyai m baris dan n kolomJika m= n, maka disebut matriks bujursangkar/persegi

Page 12: DETERMINAN XXXIII

Penjumlahan Dua Matriks

Definisi :

Misalkan A dan B adalah matriks-matriks berukuran m x ndengan entri aij dan bij. Jika matriks C adalah jumlah matriks A dengan matriks B atau C = A+B, maka matriks C juga berukuran m x n dengan

cij = aij+bij ,untuk semua i dan j.

Page 13: DETERMINAN XXXIII

Sifat-Sifat Penjumlahan Matriks

Misalkan A,B,C dan 0 adalah matriks-matriks yang berukuran sama, maka dalam penjumlahan matriks :

• Komutatif : A + B = B + A• Asosiatif : (A + B) + C = A + (B + C)• Terdapat sebuah matriks identitas, yaitu matriks 0

bersifat A + 0 = 0 + A = A

• Semua matriks A mempunyai lawan atau negatif –A bersifat

A + (-A) = 0

Page 14: DETERMINAN XXXIII

Perkalian skalar

Definisi :Misalkan A adalah suatu matriks berukuran m x n dengan entri aij dan k adalah suatu bilangan real. Jikamatriks C adalah hasil perkalian bilangan real k terhadapmatriks A, ditulis C = kA, maka matriks C berukuran m x n dengan entrinya adalah

cij = kaij ,untuk semua i dan j

Page 15: DETERMINAN XXXIII

Sifat-Sifat Perkalian Skalar

Misalkan p dan q adalah bilangan-bilangan real, A dan Badalah matriks-matriks berukuran m x n, maka perkalianbilangan real dengan matriks memenuhi sifat-sifat :(p + q)A = pA + qAp(A + B) = pA + pBp(qA) = (pq)A1A = A(-1)A = -A

Page 16: DETERMINAN XXXIII

Perkalian Dua Matriks

Definisi :Misalkan A adalah matriks berukuran m x n denganentri aij dan B adalah matriks berukuran n x p denganentri bij. Jika matriks C adalah hasil perkalian matriks A terhadapmatriks B,atau C = AB, maka matriks C berukuran m x pdan entri matriks C pada baris ke-i dan kolom ke-j (cij) diperoleh dengan cara mengalikan elemen-elemen baris ke-i dari matriks A terhadap elemen-elemen kolom ke-j dari matriks B, kemudian masing-masing dijumlahkan. atau ditulis

1

n

ij ik kjk

c a b

Page 17: DETERMINAN XXXIII

Catatan :Jika banyak kolom matriks A sama banyak dengan banyak barismatriks B, maka matriks A dan B dikatakan dua matriks yang sepadan untuk dikalikan.

Sifat-Sifat Perkalian Dua Matriks atau lebih yang sepadan• Pada umumnya tidak komutatif• Bersifat asosiatif• Bersifat distributif• Dalam perkalian matriks yang hanya memuat matriks-matriks

persegi dengan ukuran yang sama, terdapat sebuah matriks identitas I yang bersifat IA =AI = A

• Jika AB = 0, belum tentu A = 0 atau B = 0• Jika AB = AC, belum tentu B = C• Jika p dan q adalah bilangan-bilangan real serta A dan B

adalah matriks-matriks, maka berlaku (pA)(qB)=(pq)(AB)• Jika AT dan BT berturut-turut adalah transpos dari matriks A

dan B, maka berlaku (AB)T =BTAT.

Page 18: DETERMINAN XXXIII

Invers Matriks

DefinisiMisalkan A dan B masing-masing adalah matriks persegi berukuran n n danberlaku

AB = BA = IMaka A adalah invers dari B atau B adalah invers A atau A dan B merupakan dua matriks yang saling invers.

Page 19: DETERMINAN XXXIII

Invers matriks bujursangkar berukuran 2 2

Jika matriks , maka

invers matriks A adalah

dengan syarat ad – bc ≠ 0

Sifat Invers dari perkalian dua matriks Misalkan matriks A dan B merupakan matriks-matriks bujursangkaryang tak singular, A-1 dan B-1 berturut-turut adalah invers dari matriksA dan B, maka berlaku :• (AB)-1= B-1A-1

• (BA)-1= A-1B-1

a bA

c d

1 1 d bA

c aad bc

Page 20: DETERMINAN XXXIII

3 45 6

2 5 51 1 0

2 4 3

-2

- 1

1 3 1 12 5 2 21 3 8 91 3 2 2

?

Determinan

Page 21: DETERMINAN XXXIII

Fungsi DeterminanDefinisiSuatu permutasi dari bilangan-bilangan bulat {1, 2, 3, …, n} adalah penyusunan bilangan-bilangan tersebut dengan urutan tanpa pengulangan

Contoh:Permutasi dari {1, 2, 3} adalah

(1, 2, 3) (2, 1, 3) (3, 1, 2)(1, 3, 2) (2, 3, 1) (3, 2, 1)

Secara umum, bilangan-bilangan pada {1, 2, …, n} akan mempunyai n! permutasi

Page 22: DETERMINAN XXXIII

Suatu permutasi (j1, j2, …, jn) dikatakan mempunyai 1 inversi jika terdapat satu bilangan yang lebih besar mendahului suatu bilangan yang lebih kecil.

Contoh: (6, 1, 3, 4, 5, 2) • 6 mendahului 1, 3, 4, 5, 2 = 5 inversi• 3 mendahului 2 = 1 inversi• 4 mendahului 2 = 1 inversi• 5 mendahului 2 = 1 inversi

Jadi terdapat 8 inversi dalam permutasi di atas

(1, 2, 3, 4) : tidak terdapat inversi

Page 23: DETERMINAN XXXIII

Definisi• Suatu permutasi dikatakan permutasi genap jika

banyaknya inversinya sejumlah genap dan dikatakan permutasi ganjil jika banyak inversinya sejumlah ganjil

• Perkalian elementer dari matriks A ukuran nn adalah perkalian dari n entri dari A dimana tidak ada yang datang dari baris atau kolom yang sama

Contoh:

maka a11a22 dan a12a21 merupakan perkalian elementer

11 12

21 22

a aa a

Page 24: DETERMINAN XXXIII

Perkalian elementer dari matriks A adalah dalam bentuk a1_a2_a3_

dimana bilangan pada kolom diisi dengan permutasi dari {1, 2, 3}

Jadi perkalian elementer dari A adalah:a11a22a33 a12a21a33 a13a21a32

a11a23a32 a12a23a31 a13a22a31

11 12 13

21 22 23

31 32 33

a a aA a a a

a a a

Page 25: DETERMINAN XXXIII

Jika A adalah matriks berukuran nn maka terdapat n! perkalian elementer dengan bentuk dimana adalah permutasi dari {1, 2, ..., n}

Perkalian elementer bertanda dari A adalah perkalian elementer dikali +1 jika merupakan permutasi genap dan dikali 1 jika merupakan permutasi ganjil.

Pada Contoh 2 bagian b di atas perkalian bertanda dari Aadalah a11a22a33 a12a21a33 a13a21a32

a11a23a32 a12a23a31 a13a22a31

Page 26: DETERMINAN XXXIII

DefinisiJika A adalah matriks bujursangkar. Fungsi determinan dari A, det(A) didefinisikan sebagai jumlah semua perkalian elementer bertanda dari A.

det(A) = a11a22a33 + a13a21a32 + a12a23a31 a12a21a31 a11a23a32 a13a22a31

Page 27: DETERMINAN XXXIII

Reduksi Baris untuk mencari determinan

TeoremaMisalkan A adalah matriks bujursangkarJika A memiliki satu baris nol atau kolom nol,maka • det(A) = 0• det(A) = det (AT)

TeoremaJika A adalah matriks segitiga nn (segitiga atas, segitiga bawah atau diagonal), maka det(A) adalah perkalian entri-entri pada diagonal utamanya

det(A) = a11a22...ann

Page 28: DETERMINAN XXXIII

Teorema 2.2.3Misalkan A adalah matriks bujursangkar

• Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari perkalian suatu baris atau kolom dengan skalar k ≠ 0 maka det(B) = k det(A)

• Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari pertukaran dua baris atau kolom dari A maka det(B) = –det(A)

• Jika B adalah matriks yang dihasilkan ketika suatu baris ditambahkan dengan kelipatan baris lain atau suatu kolom ditambahkan dengan kelipatan kolom lain dari A, maka det(B) = det(A).

Page 29: DETERMINAN XXXIII

Contoh:

11 12 13 11 12 13

21 22 23 21 22 23

31 32 33 31 32 33

ka ka ka a a aa a a k a a aa a a a a a

11 12 13 11 12 13

31 32 33 21 22 23

21 22 23 31 32 33

a a a a a aa a a a a aa a a a a a

11 31 12 32 13 33 11 12 13

21 22 23 21 22 23

31 32 33 31 32 33

a ka a ka a ka a a aa a a a a aa a a a a a

Page 30: DETERMINAN XXXIII

Teorema

Misal E adalah matriks elementer berukuran n n,• Jika E dihasilkan dari suatu baris In dikali k, maka

det(E) = k

• Jika E dihasilkan dari pertukaran dua baris pada In, maka det(E) = 1

• Jika E dihasilkan dari suatu baris ditambah kelipatan baris lain di In, maka det(E) = 1

Page 31: DETERMINAN XXXIII

1 0 00 1 0 20 0 2

1 0 00 0 1 10 1 0

1 2 00 1 0 10 0 1

Contoh:

Page 32: DETERMINAN XXXIII

TeoremaJika A adalah matriks bujursangkar dimana terdapat dua baris atau dua kolom yang saling berkelipatan, maka det(A) = 0

Page 33: DETERMINAN XXXIII

1 3 02 4 1

5 2 2A

1 3 02 4 1

5 2 2

2 12B B

1 3 00 2 15 2 2

3 15B B

1 3 00 2 10 13 2

12

1 3 02 0 1

0 13 2

3 213B B

17( 2)(1)(1) 172

Contoh:

=

12

172

1 3 02 0 1

0 0

Page 34: DETERMINAN XXXIII

1 0 0 32 7 0 60 6 3 07 3 1 5

A

1 0 0 32 7 0 60 6 3 07 3 1 5

4 13C C

1 0 0 02 7 0 0

(1)(7)(3)( 26) 5460 6 3 07 3 1 26

Page 35: DETERMINAN XXXIII

TeoremaSuatu matriks bujursangkar A invertible jika dan hanya jika det (A) ≠ 0

TeoremaJika A dan B adalah matriks bujursangkar dengan ukuran sama, maka

det(AB) = det (A) det(B)

TeoremaJika A invertible, maka

1 1det( )det( )

AA

Page 36: DETERMINAN XXXIII

Ekspansi Kofaktor dan Aturan Cramer

DefinisiJika A matriks bujursangkar, maka minor dari entri aij,

dinotasikan dengan Mij adalah determinan dari submatriks

setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan dari A.

Kofaktor dari entri aij adalah bilangan , dinotasikandengan Cij.

( 1)i jijM

Page 37: DETERMINAN XXXIII

3 1 42 5 61 4 8

A

11

3 1 45 6

2 5 6 164 8

1 4 8M

Contoh:

C11 = (-1)1+1M11 = M11 = 16

Page 38: DETERMINAN XXXIII

Tanda untuk cij dapat digambarkan dari posisinya pada matriks berikut

Page 39: DETERMINAN XXXIII

Ekspansi Kofaktor

11 12 13

21 22 23

31 32 33

a a aA a a a

a a a

det(A) = a11a22a33 + a13a21a32 + a12a23a31

a12a21a33 a11a23a32 a13a22a31

det(A) = a11 (a22a33 a23a32) a12 (a21a33 a23a31) + a13 (a21a32 a22a31)

= a11M11 – a12M12 + a13M13

= a11c11 + a12c12 + a13c13

Formula ini menyatakan determinan matriks A ekspansi kofaktor

berdasarkan baris pertama dari A

Page 40: DETERMINAN XXXIII

TeoremaDeterminan dari matriks A n n dengan cara ekspansi kofaktor• , i = 1, 2, ..., n : Ekspansi menurut baris i • , j = 1, 2, ..., n : Ekspansi berdasarkan kolom j

1det( )

n

ij ijj

A a c

1det( )

n

ij iji

A a c

Page 41: DETERMINAN XXXIII

3 1 02 4 3

5 4 2A

3 1 04 3 1 0 1 0

2 4 3 3 2 54 2 4 2 4 3

5 4 2A

Contoh:Hitung determinan

Ekspansi berdasarkan kolom 1

= 3(4) + 2(2) + 5(3) = 1

Page 42: DETERMINAN XXXIII

Atau berdasarkan baris pertama

3 1 04 3 2 3

2 4 3 3 14 2 5 2

5 4 2A

= 3(4) (11) = 1

Page 43: DETERMINAN XXXIII

3 5 2 61 2 1 12 4 1 53 7 5 3

3 7 4 60 0 0 13 6 6 5

0 1 8 3

3 7 43 6 6

0 1 8

3 7 603 6 54

0 1 0

3 6018

3 54

Page 44: DETERMINAN XXXIII

DefinisiJika A adalah matriks nn, Cij kofaktor dari aij, maka

11 12 1

21 22

1 2

n

n n nn

C C CC C

C C C

disebut matriks kofaktor dari A.

Transposenya disebut matriks Adjoin dari A, ditulis Adj(A)

Page 45: DETERMINAN XXXIII

3 2 11 6 32 4 0

A

12 6 164 2 16

12 10 16

12 4 12Adj( ) 6 2 -10

-16 16 16A

Contoh:

Kofaktor dari AC11 = 12, C12 = 6, C13 = 16, C21= 4, C22 = 2, C23 = 16, C31 = 12, C32 = 10, C33 = 16

Maka matriks kofaktor dari A adalah

Matriks adjoin dari A adalah

Page 46: DETERMINAN XXXIII

TeoremaJika A adalah matriks invertible, maka

1 1 Adj( )det( )

A AA

Teorema (Aturan Cramer)Jika Ax = b adalah spl dengan n peubah, det (A) ≠ 0 maka spl mempunyai solusi tunggal

det( )det( )

ii

AxA

dimana Ai adalah matriks A dengan kolom ke-i diganti dengan b