DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB...

60
DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (Skripsi) Oleh FAQIH SEGARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

Transcript of DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN

BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI ASAM BASA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM SOLVING

(Skripsi)

Oleh

FAQIH SEGARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 2: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

ABSTRAK

DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN

BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI ASAM BASA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM SOLVING

Oleh

FAQIH SEGARA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap ilmiah dan peningkatan kete-

rampilan berpikir tingkat tinggi pada materi asam basa menggunakan model pem-

belajaran problem solving. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan

The Matching only pretest and posttest control group design. Populasi penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15 Bandarlampung tahun ajaran

2017/2018. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 3 sebanyak 32

siswa sebagai kelas eksperimen serta XI IPA 2 sebanyak 31 siswa sebagai kelas

kontrol yang ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Efektivitas model

pembelajaran problem solving dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi pada materi asam basa digunakan uji t dan sikap ilmiah dengan deskriptif

kualitatif.

Hasil uji perbedaan dua rata-rata menunjukkan rata-rata n-gain keterampilan ber-

pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajran

Page 3: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

Faqih Segara

problem solving lebih tinggi dibandingkan pembelajran konvensional. Pem-

belajaran yang menggunakan model problem solving pada persentase sikap ilmiah

kategori sedang dan tinggi mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Hal

ini menunjukkan bahwa model pembelajaran problem solving pada materi asam

basa efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi serta dapat

melatih sikap ilmiah siswa.

Kata Kunci: sikap ilmiah, model pembelajaran problem solving, keterampilan

berpikir tingkat tinggi

Page 4: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN

BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI ASAM BASA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM SOLVING

Oleh

Faqih Segara

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model
Page 6: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model
Page 7: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model
Page 8: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringkumpul Kabupaten Pringsewu pada tanggal 25 Agustus

1996, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ridwan,

dan Ibu Rofiah.

Penulis memulai pendidikan di TK Umi Bumirejo pada tahun 2002. Pada tahun

2003 melanjutkan pendidikan di SDN 3 Bumiratu pada tahun 2003-2006 dan

menamatkan pendidikan SD di SDN 178/IX Muara Jambi pada 2008. Pada tahun

2009 melanjutkan pendidikan di SMPN 13 Muara Jambi pada tahun 2009 dan

menamatkan pendidikan SMP di SMPN 1 Pagelaran pada tahun 2009-2011. Pada

tahun 2012 melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Pringsewu pada tahun 2012-

2014.

Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program studi Pendidikan kimia

Jurusan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui SBMPTN. Selama menjadi

mahasiswa, Pada Tahun 2014 penulis pernah terdaftar dalam lembaga internal

kampus yaitu menjadi Eksmud pada Divisi Kaderisasi, tahun 2015 menjadi

anggota bagian Divisi Litbang Himasakta FKIP Unila dan tahun 2016 menjadi

Kepala Divisi Sosial Masyarakat Himasakta FKIP Unila dan mengikuti Program

Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi di SMAN 1 Blambangan Umpu

dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Desa

Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.

Page 9: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

MOTTO

Jika kau ingin mengatur orang lain, atur dirimu sendiri dulu

(Abu Bakar)

Page 10: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur ku panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan telah

memberikan berkat dan anugerahNya kepadaku. Aku persembahkan skripsiku ini

untuk keluargaku tercinta, bapakku Ridwan yang telah mengusahakan

kesuksesanku, mamakku Rofiah yang doanya selalu menyertaiku, adikku Fara

Farista yang semangatnya selalu disekelilingku.

Almamaterku tercinta Program studi Pendidikan Kimia, Jurusan MIPA, FKIP

Universitas Lampung

Page 11: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

SANWACANA

Puji syukur selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan karunia-

Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

“Deskripsi Sikap Ilmiah Dan Peningkatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving”

sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana di Fakultas FKIP Universitas

Lampung.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si.,selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia atas bimbingan dan motivasi nya untuk menyelesaikan penyusunan

skripsi ini;

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati M.Si., Selaku pembimbing I atas bimbingan dan

memberikan motivasi untuk menyelesaikan penyusunan skripsi;

5. Ibu Dra. Nina Kadaritna M.Si.,. Selaku pembimbing II atas bimbingan dan

memberikan motivasi untuk menyelesaikan penyusunan skripsi;

Page 12: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

6. Ibu Dr. Chansyanah Diawati, M.Si., Selaku Pembahas atas kehadiran dan

memberikan saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi;

7. Dosen-dosen di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya di Program Studi

Pendidikan Kimia Unila, atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan;

8. Kepala SMA Negeri 15 Bandarlampung dan Ibu Anita Maryani S.Pd. selaku

guru kimia atas segala bimbingan dan diberikan izin untuk melaksanakan

penelitian di SMA Negeri 15 Bandarlampung.

9. Untuk Keluarga besar Kakek (Alm). Subandi dan Kakek Sutrisno Utomo

sekeluarga yang tak dapat kusebutkan satu persatu atas segala do’a serta telah

memberikan dukungan dan kasih sayang.

10. Untuk Siti Nurjanah, Monica, Hani, Nanda, Afifah, Hanisa, Indah, Adi, Ihsan,

Ade, Danang, Febri, Ferri, Silmi, Agus, Bayu, Nena, Mala, Maria, Anadia,

Tania, Pina, Regina, Desria, Anita, Selly, dan teman–teman pendidikan Kimia

angkatan 2014 yang tak dapat kusebutkan satu persatu terimakasih bantuan,

semangat, perhatian, informasi dan kebersamaannya selama ini.

11. Untuk teman-teman KKN-PPL, warga Lembasung dan Guru SMAN 1

Blambangan Umpu yang telah menerima serta memberi pelajaran hidup.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuan dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Juli 2018

Penulis,

Faqih Segara

Page 13: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

A. Model Pembelajaran Problem Solving ................................................. 8

B. Keterampilan berpikir tingkat tinggi .................................................... 9

C. Sikap Ilmiah ......................................................................................... 11

D. Analisis konsep ..................................................................................... 14

E. Penelitian yang relevan ......................................................................... 22

F. Kerangka Penelitian .............................................................................. 23

G. Anggapan Dasar ................................................................................... 25

H. Hipotesis Penelitian. ............................................................................. 25

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 26

A. Populasi dan Sampel ............................................................................ 26

Page 14: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

xvii

B. Variabel Penelitian ............................................................................... 27

C. Metode dan Desain Penelitian ............................................................. 27

D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 28

E. Prosedur Penelitian ............................................................................. 29

1. Observasi ......................................................................................... 29

2. Penelitian ........................................................................................ 29

a. Tahap persiapan ........................................................................ 29

b. Tahap pelaksanaan penelitian dan pelaporan ............................. 29

F. Analisis Data Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dan Sikap Ilmiah 31

1. Analisis Data Keterampilan berpikir tingkat tinggi ....................... 31

a. Perhitungan Skor siswa .............................................................. 31

b. Menghitung n-gain setiap siswa ................................................ 31

c. Menghitung rata-rata n-gain kelas .............................................. 32

d. Pengujian Prasyarat .................................................................... 32

1. Uji normalitas data pretes dan n-gain keterampilan

berpikir tingkat tinggi……………………………………….. 32

2. Uji homogenitas pretes dan n-gain keterampilan berpikir

tingkat tinggi………………………………………………… 33

e. Uji Kesamaan dua rata-rata …………………………………….. 33

f. Uji Perbedaaan dua rata-rata 35

2. Analisis Data Sikap Ilmiah Siswa ................................................... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 38

A. Hasil Penelitian ........................................................................................... …. 38

1. Hasil uji kesamaan dua rata-rata ........................................................... …. 38

2. Uji perbedaan dua rata-rata .................................................................... … 40

3. Sikap Ilmiah Siswa ............................................................................ 42

Page 15: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

xviii

B. Pembahasan ............................................................................................ 45

1. Efektivitas model pembelajaran problem solving pada materi asam basa untuk

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi . ................................. 45

2. Deskripsi sikap ilmiah .......................................................................... … 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 62

A. Kesimpulan ........................................................................................... 62

B. Saran ..................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64

LAMPIRAN

1. Analisis SKL-KI-KD ..................................................................................... 67

2. Silabus ............................................................................................................. 91

3. RPP .............................................................................................................. 131

4. LKS ............................................................................................................... 174

5. Kisi-Kisi Soal Postes dan Pretes ................................................................... 187

6. Soal Pretes .................................................................................................... 196

7. Soal Postes .................................................................................................... 200

8. Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes ......................................................... 204

9. Rubrik Soal Pretes dan Postes ....................................................................... 208

10. Rubrik Penilaian Sikap Ilmiah ..................................................................... 220

11. Perhitungan Skor Pretes, Postes dan n-gain keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi dan Deskripsi Sikap Ilmiah ............................................................... 223

12. Data sikap Ilmiah .......................................................................................... 242

13. Perhitungan Persentase Sikap Ilmiah ............................................................ 244

Page 16: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengelompokan sikap ilmiah menurut pendapat para ahli.......................... 12

2. Indikator pencapaian sikap ilmiah ............................................................. 13

3. Analisis konsep asam basa .......................................................................... 14

4. Desain penelitian ........................................................................................ 26

5. Kategori sikap ilmiah ................................................................................. 35

6. Data normalitas nilai rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas

kontrol dan eksperimen. ................................................................................. 38

7. Data homogenitas nilai rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas

kontrol dan eksperimen. ................................................................................. 38

8. Data kesamaan dua rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas kontrol

dan kelas ekspeimen ..................................................................................... 38

9. Data normalitas n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas eksperimen

dan kontrol. ................................................................................................... 40

10. Data homogenitas n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas kontrol

dan kelas ekspeimen. ..................................................................................... 40

11. Data perbedaan dua rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas kontrol

dan kelas ekspeimen. ..................................................................................... 41

Page 17: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir penelitian................................................................................ 30

2. Nilai rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas kontrol dan

kelas eksperimen. .......................................................................................... 38

3. Rata-rata n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas eksperimen dan

kontrol. ......................................................................................................... 41

4. Persentase sikap ingin tahu siswa pada setiap pertemuan .................................. 43

5. Persentase sikap teliti pada kelas ekspetrimen. .................................................... 44

6. Persentase kerja sama siswa pada kelas ekperimen ............................................. 44

7. Persentase sikap tanggung jawab siswa pada kelas eksperimen .......................... 45

8. Rumusan masalah siswa pada LKS 1 ................................................................... 47

9. Rumusan masalah siswa pada LKS 2 .................................................................... 49

10. Rumusan masalah pada LKS 3.............................................................................. 49

11. Informasi yang didapat siswa pada LKS 1 ............................................................ 50

12. Informasi yang didapat siswa pada LKS 2 ............................................................ 51

13. Hipotesis siswa pada LKS 3 .................................................................................. 51

14. Hipotesis siswa pada LKS 1 .................................................................................. 53

15. Hipotesis siswa pada LKS 2 .................................................................................. 53

16. Hipotesis siswa pada LKS 3 .................................................................................. 54

Page 18: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya manusia dalam mewariskan, mengembangkan serta

membangun budaya dan peradaban di masa depan. Peningkatan mutu pendidikan

guna menjawab tantangan perubahan kehidupan global terus dilakukan oleh pe-

merintah. Tantangan pendidikan yang dihadapi yaitu bagaimana pendidikan

menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan

sehingga mampu bersaing di pasar global (Tim Penyusun, 2013a). Dalam hal ini

pembaharuan pendidikan nasional perlu dilakukan guna mencapai sistem pen-

didikan yang terarah, terencana, dan berkesinambungan. Hal ini dikarenakan

sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan, pe-

ningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan dalam meng-

hadapi tantangan perubahan kehidupan baik lokal, nasional dan global (UU No.20

Tahun 2003 tentang SISDIKNAS).

Perubahan kehidupan yang sangat pesat pada bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi menuntut pendidikan menciptakan sumber daya yang mampu berpikir

kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan

masalah kompleks (Sucipto, 2017). Berdasarkan hal tersebut, pendidikan dituntut

dalam melakukan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan berpikir

Page 19: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

2

siswa. Keterampilan berpikir menurut taksonomi bloom yang telah direvisi dibagi

menjadi dua yaitu Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Lower Order

Thinking Skill (LOTS). LOTS meliputi kemampuan mengingat (C1), kemampuan

memahami (C2) dan menerapkan (C3) sedangkan HOTS meliputi menganalisis

dan mensintesis (C4), mengevaluasi (C5), serta mencipta atau kreativitas (C6)

(Krathworl dan Anderson, 2001). Dalam menjawab tantangan global siswa harus

mampu mengembangkan keterampilan kompetitif yang berfokus pada keterampil-

an berpikir tingkat tinggi (Basuki, 2014). Pembelajaran akan bermakna jika siswa

mampu berpikir tingkat tinggi karena siswa tidak hanya dapat menerapkan penge-

tahuan, tetapi juga mampu menganalisis suatu permasalahan kemudian meng-

evaluasi serta mampu mencipta gagasan baru (Layli, 2013).

Pembelajaran di Indonesia masih belum mengarah pada pengembangan keteram-

pilan berpikir tingkat tinggi siswa. Hal ini ditunjukkan pada hasil Programme for

International Student Assessement (PISA) keterampilan berpikir siswa Indonesia

pada level 5 dan 6 hanya 0,8% sedangkan rata-rata standar PISA 15.3 % . Pada

keterampilan berpikir pada level 2 Indonesia memiliki 42,3% sedangkan standar

rata-rata standard PISA 13% (OECD, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa kete-

rampilan berpikir siswa Indonesia masih didominasi pada keterampilan berpikir

tingkat rendah dan masih sangat kurang dalam meningkatkan keterampilan ber-

pikir tinggkat tinggi.

Tingkat pemahaman, pendalaman dan penguasaan materi siswa Indonesia masih

sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain di wilayah benua Asia. Hal

ini dikarenakan pembelajaran yang didasarkan pada peningatan kecerdasan saja

Page 20: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

3

dan kurang meningkatkan pembelajaran yang meningkatkan kreativitas, sehingga

siswa hanya dituntut mengetahui materi dan tidak dituntut dalam memahami, me-

nguasai dan menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam ke-

hidupan. Menurut Dyers J.H dalam Paparan Wamendik (2013) yaitu pembelajar-

an berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil signifikan dibandingkan

dengan berbasis kreativitas. Pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kete-

rampilan berpikir tingkat tinggi dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam

menyampaikan serta mempertahankan pendapat dan berpikir kritis (Barak, 2009).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajar-

an kimia kelas XI IPA SMA Negeri 15 Bandarlampung, pembelajaran kimia

masih menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini mengakibatkan pembel-

ajaran kurang mengarah pada pembelajaran berbasis peningkatan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa. Pembelajaran konvensional hanya meningkatkan

kecerdasaran siswa dan kurang dalam meningkatkan kreativitas siswa. Berdasar-

kan hal ini, pembelajaran konvensional tidak dapat meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa, sehingga perlu model pembelajaran yang sesuai

untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Salah satu model yang medapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa yaitu model problem solving (DeWitt, 2016). Model problem solving me-

rupakan pembelajaran yang didasarkan pada melatih siswa dalam menentukan

jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang dimiliki

sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan atas situasi yang ada (Santyasa,

2007). Pembelajaran dengan menggukan problem solving mendorong siswa ber-

Page 21: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

4

pikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga siswa dilatih dalam

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar

siswa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Priyatmoko

(2013) model pembelajaran problem solving berorientasi higher order thinking

(HOT) memberikan pengaruh 25,79% terhadap hasil belajar siswa, sehingga

pembelajaran problem solving berorientasi HOT berpengaruh positif terhadap

terhadap hasil belajar siswa.

Salah satu kompetensi dasar (KD) dalam kurikulum 2013 yang harus dikuasai

oleh siswa pada mata pelajarn kimia kelas XI IPA semester genap adalah KD 3.10

menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan peng-

ionannya dalam larutan dan KD 4.10 yaitu menganalisis trayek perubahan pH

beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan (Tim

penyusun, 2013b). Model problem solving dapat digunakan untuk mencapai KD

ini. Model pembelajran problem solving memiliki sintak yaitu mengamati, me-

nanya, mencari informasi, mengajukan hipotesis, menguji kebenaran hipotesis dan

menyimpulkan (Djamarah & Zain, 2002). Sintak problem solving menunjang

pembelajaran untuk mencapai KD ini.

Pembelajaran tidak hanya berfokus pada hasil belajar siswa, tetapi pembelajaran

memiliki peranan penting dalam memberikan pengalaman siswa ditinjau dari

dimensi sains sebagai pengetahuan, proses dan produk, penerapan atau aplikasi,

serta pengembangan sikap dan nilai-nilai ilmiah (Noviyanti, 2017). Sintak

problem solving dapat mengembangan sikap. Pada langkah mengamati, menanya

dan mencari informasi, siswa dilatih dalam mengembangkan sikap rasa ingin tahu.

Page 22: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

5

Sikap kerjasama, teliti dan kritis dapat dilatih pada langkah mengajukan hipotesis

dan menguji hipotesis. Pada langkah menarik kesimpulan siswa dilatih dalam

sikap jujur dan bertanggung jawab terhadap data yang telah diperoleh. Hal ini

sejalan dengan indikator dalam mengukur sikap ilmiah siswa yaitu rasa ingin tahu,

sikap kritis, kerjasama, jujur, dan teliti (Harlen, 1992).

Sikap ilmiah diartikan sebagai penilian seseorang terhadap suatu objek dengan

berlandaskan pada sains, selain itu sikap merupakan fasilitator sekaligus produk

dari proses pembelajaran kognitif (Mulyasa, 2007). Pembelajaran yang berproses

pada penanaman sikap ilmiah serta menunjang moralitas menjadikan siswa ter-

didik menjadi manusia yang objektif ilmiah baik dalam bertindak maupun dalam

memecahkan masalah, yaitu menjunjung tinggi kebenaran objektif ilmiah baik

dalam bertindak maupun berinteraksi (Sagala, 2013).

Hasil penelitian Purwanti (2015) model pembelajaran problem solving memberi-

kan pengalaman belajar yang lebih baik dalam meningkatan sikap ilmiah siswa

dibandingkan dengan pembelajaran direct instruction. Hasil penelitian Lestari

(2012) siswa dengan sikap ilmiah tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik di-

bandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Berdasarkan pe-

maparan di atas, sehingga perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Deskripsi

Sikap Ilmiah dan Peningkatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Materi

Asam Basa menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving”.’

Page 23: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

6

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas model pembelajaran problem solving dalam mening-

katkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi asam basa ?

2. Bagaimana sikap ilmiah siswa pada materi asam basa dengan model

pembelajaran problem solving ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran problem solving dalam

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi asam

basa.

2. Mendeskripsikan sikap ilmiah siswa pada materi asam basa dengan model

pembelajaran problem solving.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, yaitu:

1. Siswa

Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajran yang

dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

hari secara sistematis.

2. Guru

Model pembelajaran problem solving sebagai model pembelajaran yang

konstruktif, efektif dan efisien dalam pembelajaran untuk melatih siswa

bersikap ilmiah dan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Page 24: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

7

3. Sekolah

Model pembelajaran problem solving memberikan sumbanagan positif

mengenai salah satu cara dalam mengembangkan mutu pembelajaran kimia di

sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari penelitian yang berbeda-beda terhadap istilah yang digunakan,

maka perlu dikembangkan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran problem solving dikatakan efektif meningkatkan kete-

rampilan berpikir tingkat tinggi siswa apabila secara statistik keterampilan ber-

pikir tingkat tinggi siswa menunjukan perbedaan rata-rata n-gain yang signifi-

kan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Model pembelajaran problem solving menggunakan sintaks Djamarah dan Zain

(2010)

3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diteliti sesuai dengan taksonomi

Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001) meliputi meng-

analisis, mengevalusi, dan mencipta.

4. Sikap ilmiah siswa terdiri atas rasa ingin tahu, sikap kritis, kerjasama, jujur,

dan teliti (Harlen, 1992).

Page 25: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Problem Solving

Pemilihan model pembelajaran oleh guru merupakan hal penting, dengan menen-

tukan metode pembelajaran yang sesuai aka akan menimbulkan pembelajaran

yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Model problem solving merupa-

kan model yang mencakup aspek tersebut. Model problem solving adalah suatu

proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecah-

kannya berdasarkan data atau informasi yang akurat, sehingga dapat diambil

kesimpulan yang tepat dan cermat (Hidayati, 2006). Problem solving merupakan

suatu keterampilan yang meliputi keterampilan untuk mencari informasi, meng-

analisis situasi, dan mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan

alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai

sasaran (Shoimin, 2014).

Menurut Djamarah dan Zain (2010) langkah-langkah model pembelajaran

problem solving yaitu: (1) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan; (2) Mencari

data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut;

(3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut; (4) Menguji kebenaran

jawaban sementara tersebut; dan (5) Menarik kesimpulan

Page 26: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

9

Adapun kelebihan pembelajaran problem solving menurut Djamarah dan Zain

(2010) adalah sebagai berikut:

a) Membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.

b) Membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara

terampil.

c) Model pembelajaran ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir

siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa

banyak menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari

pemecahannya

Kekurangan pembelajaran problem solving menurut Djamarah dan Zain (2006),

yaitu:

a) Memerlukan keterampilan dan kemampuan guru. Hal ini sangat penting

karena tanpa keterampilan dan kemampuan guru dalam mengelola kelas

pada saat strategi ini digunakan maka tujuan pengajaran tidak akan

tercapai karena siswa menjadi tidak teratur dan melakukan hal-hal yang

tidak diinginkan dalam pembelajaran.

b) Memerlukan banyak waktu. Penggunaan model pembelajaran problem

solving untuk suatu topik permasalahan tidak akan maksimal jika

waktunya sedikit, karena bagaimanapun juga akan banyak langkah-

langkah yang harus diterapkan terlebih dahulu dimana masing-masing

langkah membutuhkan kecekatan siswa dalam berpikir untuk

menyelesaikan topik permasalahan yang diberikan dan semua itu

berhubungan dengan kemampuan kognitif dan daya nalar masing-masing

siswa.

c) Mengubah kebiasaan siswa belajar dari mendengarkan dan menerima

informasi yang disampaikan guru menjadi belajar dengan banyak berpikir

memecahkan masalah sendiri dan kelompok memerlukan banyak sumber

belajar sehingga menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa. Sumber-sumber

belajar ini bisa di dapat dari berbagai media dan buku-buku lain.

B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Keterampilan berpikir dibagi menurut Bloom yang telah direvisi dibagi menjadi

enam yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan mencipta. Ke-

terampilan ini dibagi menjadi dua yaitu keterampilan berpikir tingkat rendah atau

Lower Order Thinking (LOT) dan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau

Page 27: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

10

Higher Order Thinking (HOT). Keterampilan berpikir tingkat rendah meliputi

ranah kognitif ingatan, pemahaman dan aplikasi sedangkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi meliputi analisis, evaluasi, dan mencipta termasuk keterampilan

berpikir tingkat tinggi (Anderson dan Krathwohl, 2001). Berpikir tingkat tinggi

adalah keterampilan berpikir yang mengkombinasikan antara berpikir kritis dan

berpikir kreatif (Zaini, 2015).

Menurut Uno (2012), soal HOTS memiliki empat indikator, yaitu:

1. Problem solving atau proses dalam menemukan masalah serta cara memecah-

kan masalah berdasarkan informasi yang nyata, sehingga dapat ditarik ke-

simpulan.

2. Keterampilan pengambilan keputusan, yaitu ketrampilan seseorang dalam

memecahan masalah melalui pengumpulan informasi untuk kemudian me-

milih keputusan terbaik dalam memecahkan masalah.

3. Keterampilan berpikir kritis adalah usaha untuk mencari informasi yang

akurat yang digunakan sebagiamana mestinya pada suatu masalah.

4. Keterampilan berpikir kreatif, artinya menghasilkan banyak ide sehingga

menghasilkan inovasi baru untuk memecahkan masalah.

Menurut Krathwold dan Anderson (2001), ranah kognitif kemampuan berpikir

tingkat tinggi meliputi

(1) menganalisis adalah menguraikan bahan atau konsep ke dalam bagian,

menentukan hubungan antar bagian atau hubungan bagian terhadap struktur

atau tujuan secara keseluruhan,

(2) mengevaluasi adalah membuat penilaian berdasarkan kriteria-kriteria dan

standar-standar melalui pemeriksaan dan kritik, dan

(3) mencipta adalah memasukkan elemen untuk membentuk satu kesatuan

yang koheren atau fungsional atau melakukan reorganisasi elemen menjadi

Page 28: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

11

pola atau struktur baru melalui proses membangkitkan, merencanakan atau

menghasilkan.

C. Sikap Ilmiah

Sikap merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam melakukan

suatu tindakan. Sikap muncul karena adanya interaksi yang terjadi antara sese-

orang dengan orang lain atau dengan suatu benda. Selain itu sikap dapat muncul

melalui situasi tertentu. Pengertian sikap menurut Slameto (2010: 188) adalah:

Kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan. Dimana

tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan

untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan

yang dilakukannya.

Sikap dapat dibentuk melaulai interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya.

Pembelajaran merupakan salah satu proses pembentukan sikap. Hal ini meng-

akibatkan pembelajaran memiliki peranan penting dalam membangun sikap se-

seorang. Sikap ilmiah merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap

siswa. Saregar (2013) menjelaskan, sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan se-

seorang untuk berperilaku dan mengambil tindakan pemikiran ilmiah yang sesuai

dengan metode ilmiah. Sikap ilmiah penting dalam menunjang keberhasilan

siswa. Menurut Wahyudi (2011) sikap ilmiah mahasiswa mempengaruhi prestasi

belajar mahasiswa baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Mahasiswa dengan sikap ilmiah yang tinggi memiliki prestasi belajar yang baik

dari pada mahasiswa dengan sikap ilmiah rendah.

Pengelompokan sikap ilmiah oleh para ahli cukup bervariasi, meskipun jika dikaji

lebih jauh hampir tidak ada perbedaan. Variasi muncul hanya dalam penempatan

Page 29: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

12

dan penamaan sikap ilmiah yang ditonjolkan. Misalnya pengelompokkan oleh

Harlen (1992), secara ringkas disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Pengelompokan sikap ilmiah menurut pendapat para ahli.:

Harlen

Curiosity(sikap ingin tahu)

Respect for evidence(sikap respek terhadap data)

Critial reflection(sikap refleksikritis)

Perseverance(sikap ketekunan)

Cretivity and inventiveness(sikap kreatif dan penemuan)

Co-operation with others(sikap bekerjasama dengan orang lain)

Willingness to tolerate uncertainty(sikap keinginan menerima

ketidakpastian)

Sensitivity to environment(sikap sensitive terhadap lingkungan)

Pengukuran sikap ilmiah siswa, didasarkan pada pengelompokan sikap sebagai

dimensi, kemudian dikembangkan menjadi indikator-indikator sikap untuk setiap

dimensi sehingga memudahkan untuk menyusun butir instrument sikap ilmiah

siswa. Berdasarkan keterangan dari para ahli, maka dimensi sikap ilmiah yang

diukur dalam penelitian ini yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, sikap jujur, sikap

kritis, sikap kerjasama, dan teliti. Dimensi dan indikator pencapaiannya

ditunjukkan pada Tabel 2.

Page 30: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

13

Tabel 2. Indikator pencapaian sikap ilmiah

No Sikap Ilmiah Siswa Indikator

1. 1 Sikap Ingin Tahu a. siswa melakukan praktikum dan diskusi

secara aktif teribat

b. sikap berani siswa dalam bertanya

2. 2 Sikap Kerjasama

a. partisipasi siswa dalam melakukan

praktikum dan diskusi

b. sikap siswa dalam bekerja sama dengan

teman sekelompok

c. sikap siswa dalam mengkaji informasi

dan menerapkan dalam melakukan

percobaan dan diskusi

3. 3 Sikap kritis

a. siswa mendiskusikan hasil percobaan

dan jawaban pertanyaan yang ada dalam

LKS.

b. siswa mengisi LKS.

c. siswa mempresentasikan hasil percobaan

yang telah dilakukan di depan kelas.

4. 4 Sikap Jujur

a. siswa tidak memanipulasi data.

b. mencatat data yang sebenarnya sesuai

dengan hasil LKS kelompoknya

c. tidak mencontek hasil LKS kelompok

lain

5. 5 Ketelitian

a) siswa dapat menggunakan alat dengan

baik/siswa mengamati gambar dengan

benar.

b) siswa melakukan langkah-langkah

percobaan dengan benar/ siswa dapat

menjawab LKS dengan benar.

(Dimyati dan Mudjiono, 2004)

Page 31: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

14

D. Analisi Konsep Asam Basa

Tabel 3. Analisi konsep asam basa

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Larutan Larutan adalahh

campuran

homogen dua zat

atau lebih dan

masing-masing

zat tidak dapat

dibedakan lagi

secara fisik.

Berdasarkan

sifatnya larutan

dapat dibagi

menjadi larutan

asam, larutan

basa, dan netral.

Konsep

konkrit

Asam

Basa

Netral

Jenis zat Campuran Koloid

Suspensi

Asam

Basa

Netral

Larutan

HCl

Larutan

NaOH

Larutan

NaCl

Air susu

Asam Asam adalah

suatu zat yang

Konsep

abstrak

Kekuatn

asam

Konsentrasi

ion H+

Larutan Larutan basa

Larutan

Kekuatan

asam

Larutan

HCl

Larutan

NaCl

Page 32: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

15

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

bila diarutkan

dalam air dapat

melepaskan ion

H+ (menurut

teori Arrhenius),

dimana konsen-

trasi ion H+

men-

unjukan kekuat-

an asam suatu

larutan yang

dinyataka dengan

derajat keasaman

(pH), asam

merupakan spesi

yang mendonor-

kan proton me-

nurut teori

Bronsted-Lowry,

dan menerima

pasangan elek-

tron menurut

dengan

contoh

konkret

Derajat

keasaman

(pH)

netral

Larutan

elektrolit

Derajat

keasaman

(pH)

Larutan

CH3CO

OH

Page 33: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

16

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

teori Lewis.

Basa Basa adalah zat

yang melepaskan

ion –OH menun-

jukan kekuatan

basa yang dinya-

takan dengan

derajat pOH

yang berkaitan

dengan pKw atau

spesi yang mene-

rima proton me-

nurut Bronsted-

Lowry dan mele-

paskan pasangan

elektron menurut

Lewis.

Konsep

abstrak

dengan

contoh

konkret

pOH

pKw

Indikator

asam-

basa

Konsentrasi

ion -OH

Larutan Larutan

asam

Larutan

netral

Larutan

elektrolit

Basa kuat

Basa lemah

Larutan

NaOH

Larutan

NH4OH

Larutan

C6H12O6

Kekuatan

asam

Kemampuan

spesi asam atau

basa untuk

Konsep

abstrak

Asam

kuat

Asam

lemah

Konsentrasi

ion H+

Konsentrasi

ion -OH

Larutan asam

Larutan basa

Konsep pH,

pOH dan

pKw

Tetapan

kesetimban

gan air

(Kw)

Asam

kuat =

H2SO4

Basa

Asam

kuat =

CH3CO

OH

Page 34: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

17

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

basa menghasilkan

ion H+ atau ion

OH dalam air

yang bergantung

pada derajat ke-

asaman (pH),

derajat ionisasi,

besarnya tetapan

ionisasi asam

maupun tetapan

ionisasi basa,

dapat dibagi

menjadi asam

kuat, asam lem-

ah, basa kuat dan

basa lemah.

Basa kuat

Basa

lemah

Derajat

keasaman

Derajat

ionisasi

Ka

Kb

Derajat

ionisasi

Tetapan

ionisasi

asam (Ka)

Tetapan

ionisasi

basa (Kb)

kuat =

NaOH Basa

kuat =

NH4OH

pH Derajat keasam-

an suatu larutan

yang bergantung

pada konsentrasi

Konsep

abstrak

contoh

konkrit

Derajat

keasaman

(pH)

Konsentrasi

ion H+

Nilai pH

Asam basa

Arrhenius

pOH

pKw

- pH

CH3CO

OH

0,1M =

3

pH

CH3CO

OH

0,1M =

1

Page 35: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

18

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

ion H=.

pOH Parameter untuk

menyatakan

konsentrasi ion –

OH. pOH

berkaitan dengan

pH dan tetapan

kesetimbangan

air (Kw).

Konsep

abstrak

contoh

konkrit

pH

Kw

Konsentrasi

ion -OH

Nilai pOH

Asam basa

Arrhenius

pH

pKw

- pOH

NaOH

1 M

0,01 =

2

pOH

NaOH 1

M 0,01

= 3

Tetapan

kesetimb

angan air

Tetapan kesetim-

bangan untuk

kesetimbangan

air.

Konsep

abstrak

kesetimba

ngan air

konsentrasi

ion H+

konsentrasi

ion -OH

kesetimbangan

larutan

Ka

Kb

pKw Kw

pada

suhu

25°C =

1x10-14

Ka asam

asetat

1x10-5

pKw Besaran yang

menyatakan

hubungan pH

dan pOH larutan.

Konsep

abstrak

pKw pH

pOH

Tetapan

kesetimbangan

air (Kw)

pH

pOH

- pKw =

14

pH

CH3CO

OH 0,1

M = 3

Asam Asam yang dapat

terionisasi

Konsep Ionisasi

sempurna

Jenis

larutan

Kekuatan asam

basa

Asam lemah

Basa kuat

- HCl CH3CO

OH

Page 36: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

19

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

kuat sempurna dalam

larutannya.

abstrak asam Basa lemah

Asam

lemah

Asam yang

dalam larutannya

terionisasi

sebagian,

konsentrasi ion

H+

hanya dapat

ditentukan jika

tetapan ionisasi

asam (Ka) juga

diketahui.

Konsep

abstrak

Ka Jenis

larutan

asam

Kekuatan asam

basa

Asam lemah

Basa kuat

Basa lemah

- CH3CO

OH

HCL

Basa

kuat

Basa yang dapat

terionisasi

sempurna dalam

larutannya.

Konsep

abstrak

Ionisasi

sempurna

Jenis

larutan

asam

Kekuatan asam

basa

Asam lemah

Asam kuat

Basa lemah

- NaOH NH4OH

Basa

lemah

Basa yang dalam

larutannya

terionisasi

Konsep

abstrak

Kb Jenis

larutan

asam

Kekuatan asam

basa

Asam kuat

Asam lemah

Basa kuat

- NH4OH NaOH

Page 37: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

20

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

sebagian,

konsentrasi ion -OH hanya dapat

ditentukan jika

tetapan ionisasi

basa (Kb) juga

diketahui.

Derajat

ionisasi

Istilah yang

digunakan untuk

menyatakan

perbandingan

antara jumlah zat

yang mengion

dengan jumlah

zat mula-mula.

Konsep

abstrak

Ionisasi

larutan

Jumlah zat

yang

mengion

Jumlah zat

mula-mula

Larutan

elektrolit

Kekuatan asam

Tetapan

ionisasi

asam (Ka)

Tetapan

ionisasi basa

(Kb)

- Derajat

ionisasi

larutan

HCl

mendek

ati 1

Derajat

ionisasi

CH3CO

OH

mendeka

ti 1

Tetapan

ionisasi

asam

(Ka)

Tetapan

kesetimbangan

untuk ionisasi

asam lemah.

Konsep

abstrak

Ionisasi

asam

lemah

Nilai

tetapan

kesetimban

gan asam

lemah

Larutan

elektrolit

Kekuatan asam

Tetapan

ionisasi basa

(Kb)

Derajat

ionisasi

- Ka

asam

asetat

1,8x10-5

Kb

larutan

amonisa

1,8x10-5

Page 38: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

21

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Tetapan

ionisasi

basa (kb)

Tetapan

kesetimbangan

untuk ionisasi

basa lemah.

Konsep

abstrak

Ionisasi

basa

lemah

Nilai tetapa

kesetimban

gan basa

lemah

Larutan

elektrolit

Kekuatan asam

Tetapan

ionisasi

asam (Ka)

Derajat

ionisasi

- Kb

amonia

1,8x10-5

Ka

asam

asetat

1,8 x

10-5

Page 39: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

22

E. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan berkaitan dengan judul

yaitu:

1. DeWitt (2016) mengenai Strategi pembelajaran guru di Malaysia lebih

banyak menggunakan strategi instruksional yang tidak mengembangkan

Higher Order Thinking skill, Sedangan jika menggunakan strategi problem

solving memungkinkan guru lebih mudah dalam mengembangkan Higher

Order Thinking skill.

2. Barak (2009) mengenai siswa yang memiliki keterampilan berpikir tingkat

tinggi memiliki kemampuan dalam mengajukan pertanyaan yang kompleks,

mengajukan gagasan, mempertahankan pendapat dan menunjukkan berpikir

kritis.

3. Sucipto (2017) mengenai model pembelajaran problem solving dan model

problem based learning merupakan model pembelajaran yang didasarkan

pada masalah yang merangsang peserta didik berpikir secara kritis, logis,

reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

4. Purwanti dan Manurung (2015) menunjukkan hasil penelitian terdapat

perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran Problem

Solving dan model pembelajaran Direct Instruction serta terdapat interaksi

antara model pembelajaran Problem Solving dengan sikap ilmiah siswa dalam

mempengaruhi hasil belajar siswa

Page 40: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

23

F. Kerangka pemikiran

Pendidikan nasional menghadapi tantangan perubahan kehidupan baik internal

(peningkatan sumber daya manusia) maupun eksternal (permasalahan global).

Tantangan yang sedang dihadapi pendidikan nasional pada saat ini yaitu meng-

hasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing pada pasar global. Per-

tumbuhan usia produktif masyarakat Indonesia yang terus meningkat merupakan

potensi sekaligus tantangan dalam mengembangkan potensi yang ada.

Menghadapi tantangan tersebut, pendidikan harus mempersiapkan sumber daya

manusia yang mampu berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif

dalam menyelesaikan permasalahan kompleks. Mempersiapkan sumber daya

manusia yang mampu menyelesaikan permasalahn kompleks perlu dilakukan

pembelajaran yang mengacu pada pelatihan keterampilan berpikir. Keterampilan

berpikir dibagi menjadi dua yaitu keterampilan berpikir tingkat rendah dan kete-

rampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi diperlukan

dalam menjawab permasalahan kompleks yang dihadapi sehingga perlu dilakukan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran di Indoensia yang ada saat ini belum mengacu pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Hasil PISA menunjukkan bahwa rata-rata anak Indonesia

memiliki keterampilan berpikir tingkat rendah. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan, SMAN 15 Bandarlampung khususnya pembelajaran kimia masih

menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional sangat

kurang dalam melatihkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Pembelajar-

an konvensional hanya menuntut siswa pada materi yang disampaikan guru dan

Page 41: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

24

tidak mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam memperoleh suatu

materi.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa yaitu model pembelajran problem solving. Model pembel-

ajaran problem solving merupakan pembelajaran yang melatih siswa dalam

menentukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan

yang dimiliki sebelumnya dalam menjawab permasalahan kompleks.

Salah satu kompetensi dasar (KD) Salah satu kompetensi dasar (KD) dalam

kurikulum 2013 yang harus dikuasai oleh siswa pada mata pelajarn kimia kelas XI

IPA semester genap adalah KD 3.10 menjelaskan konsep asam dan basa serta ke-

kuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan dan KD 4.10 yaitu

menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan

alam melalui percobaan. Sintak problem solving menunjang pembelajaran untuk

mencapai KD ini.

Pembelajaran yang baik tidak hanya berfokus pada hasil belajar siswa, tetapi pem-

belajaran memiliki peranan penting dalam memberikan pengalaman siswa. Model

pembelajaran problem solving juga berpengaruh pada sikap ilmiah siswa. Sintak

model pembelajaran problem solving menuntun siswa bersikap ilmiah pada

keadaan yang ada. Sikap ilmiah juga dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa,

siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi mendapatkan hasil belajar yang

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

Page 42: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

25

G. Anggapan Dasar

Beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perbedaan rata-rata n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi dan sikap

ilmiah siswa semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan dalam pem-

belajaran.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikap ilmiah siswa dan peningkatan

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi pokok asam-basa kelas XI

IPA semester genap SMAN 15 Bandarlampung tahun ajaran 2017/2018

diabaikan.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah model pembelajaran problem solving

pada materi asam-basa efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Page 43: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuasi eksperimen dengan desain The

Matching only pretest and posttest control group design (Frankel, dkk. 2012).

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Postest

Kelas Kontrol M O1 C O2

Kelas Eksperimen M O1 X O2

Keterangan:

M = Matching, perlakuan berupa pencocokan pada masing–masing kelas

O1 = Pretes yang diberikan sebelum pembelajaran

C = Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem

solving

O2 = Postes yang diberikan sesudah pembelajaran

Menentukan sampel yang terdiri dari kelas kontrol dan eksperimen. Kedua sam-

pel dilakukan matching secara statistik kemudian diberikan soal pretes. Pada

kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional.

Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran problem solving.

Kedua sampel diberikan postes setelah pembelajaran

Page 44: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

27

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah siswa XI SMA Negeri 15 Bandarlampung tahun

pelajaran 2017/2018 sebanyak 114 siswa yang tersebar dalam empat kelas yaitu

XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Berdasarkan kelas yang ada, di-

ambil dua kelas sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan

pengetahuan sebelumnya tentang populasi dan tujuan khusus dari penelitian,

investigator menggunakan pertimbangan personal untuk menyeleksi suatu sampel

(Frankel, dkk., 2012).

Penggunaan teknik purposive sampling didasarkan pada hasil ujian harian pada

materi kesetimbangan kimia, didapatkan kelas XI IPA 3 dan XI IPA 2 sebagai

sample penelitian. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen di-

lakukan pembelajaran dengan model problem solving dan kelas XI IPA 2 sebagai

kelas kontrol dilakukan pembelajaran konvensional.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat.

Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu

pembelajaran model problem solving untuk kelas eksperimen dan model

konvensional untuk.kelas kontrol. Variabel kontrol dalam penelitian adalah

materi asam basa dan guru yang mengajarkan. Variabel terikat dalam penelitian

adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi serta sikap ilmiah siswa.

Page 45: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

28

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan ada tiga yaitu soal pretes dan postes, LKS

yang digunakan, serta lembar observasi sikap ilmiah

1. soal berupa pretes dan postes yang terdiri dari 6 soal uraian untuk mengukur

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi asam basa serta dengan

menggunakan rubrik dengan skor 0-4 disertai kriteria jawaban. Soal ini telah

dilakukan uji validitas isi. Adapun Pengujian validitas dilakukan dengan

menelaah kisi-kisi soal, terutama kesesuaian indikator, tujuan pembelajaran

dan butir-butir pertanyaannya.

2. LKS yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu LKS

berbasis problem solving dan LKS konvensional. LKS berbasis problem

solving berisi fenomena yang berkaitan dengan maeri asam basa kemudian

berisi langkah-langkah yaitu merumuskan masalah, mencari informasi,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data disertai dengan langkah-langkah

dalam melakukan percobaan, menganalisis data disertai dengan pertanyaan

yang membantu siswa dalam menganalisis dan menarik kesimpulan dimana

setiap langkah disertai kolom jawaban siswa. Sedangkan LKS konvnesional

hanya berisi rangkuman materi dan latihan soal yang tidak melatih

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kedua LKS ini telah dilakukan validasi

isi dengan menelaah kesesuaian indikator, tujuan pembelajaran, tahap-tahapan

model.

3. lembar observasi sikap ilmiah.

Lembar observasi sikap ilmiah yang dinilai meliputi empat aspek yaitu sikap

ingin tahu; sikap ketelitian,cermat dan hati-hati; sikap kerja sama; serta sikap

Page 46: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

29

tanggung jawab. Pada setiap aspek dinilai dengan menggunakan rubrik dengan

berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan. Lembar observasi ini dilakukan validasi isi dengan menelaah

kriteria pada setiap kategori.

Ketiga instrumen tersebut dilakukan pengujian validitas isi pada penelitian ini

dilakukan dengan cara judgement. Pengujian dilakukan oleh dosen pembimbing.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Observasi

Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 15 Bandarlampung.

Kemudian menemui guru mata pelajaran kimia untuk melakukan penelitian pen-

dahuluan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi pendukung penelitian.

Informasi ini berupa kurikulum yang digunakan, karakteristik siswa, metode pem-

belajaran, jadwal, hasil ujian harian siswa pada materi sebelumnya serta sarana

prasarana yang ada di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung

pelaksanaan penelitian. Berdasarkan pada data yang diperoleh, kemudian me-

nentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen

2. Penelitian

Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

a. Tahap pesiapan

Peneliti menyusun instrument penelitian yang meliputi instrumen penelitian me-

liputi RPP, LKS berbasis problem solving dan konvensional, soal keterampilan

berpikir tingkat tinggi, lembar observasi sikap ilmiah.

Page 47: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

30

b. Tahap pelaksanaan penelitian dan pelaporan

Pada tahap ini peneliti memberikan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi awal

(pretes), kemudian hasil pretes kedua kelas tersebut dicocokkan agar dapat

membuktikan bahwa kedua kelas tersebut memiliki karakteristik yang hampir

sama. Setelah itu memberikan perlakuan terhadap kedua kelas penelitian, dengan

kelas eksperimen diberikan LKS berbasis problem solving sedangkan kelas

kontrol diberikan LKS konvensional pada materi asam basa. Pada proses

pembelajaran melakukan penilaian terhadap sikap ilmiah siswa selama proses

pembelajaran di kedua kelas sampel, sehingga akan diperoleh data sikap ilmiah.

Proses pembelajaran dilaksanakan 4 kali pertemuan dengan menggunakan 6 LKS.

Setelah pembelajaran berakhir, diberikan soal postes sehingga diperoleh hasil

akhir keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Data yang telah diperoleh

dianalasis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Berikut merupakan diagram alir

penelitian.

Page 48: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

31

s

keterangan

= Hasil

= Proses penelitian

Gamabar 1. Diagram alir penelitian

F. Analisis Data Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Sikap ilmiah

Siswa

1. Analisis data keterampilan berpikir tingkat tinggi

Tujuan analisis data keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah untuk mem-

berikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang

1. Melakukan observasi

lapangan

2. Menyusun instrumen

penelitian

3. Melakukan validasi

instrumen

Persiapan

Hasil

1. Memperoleh

data mengenai

siswa, metode

yang digunakan

guru dan sarana

dan prasarana

sekolah

2. Instrumen

penelitian (RPP,

LKS, soal

HOTS, lembar

observasi sikap

ilmiah siswa)

Pretes Hasil awal

keterampil

an berpikir

tingkat

tinggi

Kelas ekserimen Kelas kontrol

Matching

nilai secara

statistik

terhadap

dua sampel

Penilaian sikap ilmiah siswa Hasil penilaian sikap ilmiah

Postes

Analisis data

Perlakuan

Hasil Akhir

Kesimpulan

Kelas ekserimen

(menggunakan

Model problem

solving)

Kelas kontrol

(menggunakan

Model

konvensional)

Page 49: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

32

berkaitan dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis mengenai keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa.

a. Perhitungan skor siswa

Nilai pretes dan postes pada penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi

dirumuskan sebagai berikut:

Skor siswa =

....................(1)

b. Menghitung n-gain setiap siswa

Cara untuk menghitung efektivitas model pembelajaran problem solving dalam

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dilakukan analisis nilai n-gain

siswa dari kedua kelas.

Menurut Hake (1998) rumus n-gain adalah sebagai berikut:

<g> =

…….......................(2)

Keterangan

<g> = n-gain

<Si> = nilai pretest

<Sf > = nilai postest

Dengan kriteria n-gain sebagai berikut:

1) n-gain kategori tinggi, jika ( <g> ) >0,7

2) n-gain kategori sedang, jika 0,7 > ( <g> ) >0,3

3) n-gain kategori rendah, jika ( <g> ) < 0,3

c. Menghitung rata-rata n-gain setiap kelas

Setelah didapatkan n-gain dari setiap siswa, kemudian dihitung rata-rata n-gain

tiap kelas sampel yang dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata n-gain kelas =

(3)

Page 50: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

33

d. Pengujian prasyarat

Uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas yang diperoleh

dari data pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa

1. Uji normalitas data pretes dan n-gain keterampilan berpikir tingkat

tinggi

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kelas sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, yang selanjutnya untuk menen-

tukan statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Untuk uji normalitas

dapat digunakan uji Chi-Kuadrat (Sudjana, 2005).

Hipotesis untuk uji normalitas:

H0 : kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : kedua sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Dengan rumus untuk uji normalitas sebagai berikut:

Keterangan:

ᵡ2 = uji chi-kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

Data berdistribusi normal jika < atau

Dengan taraf nyata 5%. Dalam hal lainnya H0 ditolak (Sudjana,2005).

2. Uji homogenitas pretes dan n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi

Uji homogenitas bertujuan untuk memperoleh informasi bahwa sampel penelitian

berasal dari populasi yang memiliki varians homogen atau tidak, yang selanjutnya

Page 51: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

34

untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis.

Menurut Sudjana (2005) untuk menguji homogenitas varians dapat menggunakan

uji F.

Hipotesis untuk uji homogenitas:

H0 = =

: kedua sampel penelitian memiliki varians yang homogen

H0 =

: kedua sampel penelitian memiliki varians yang tidak homogen

Uji homogenitas kedua varians kelas sampel menggunakan rumus:

F =

atau F =

.................. (5)

S = x

……..........................................................(6)

Keterangan:

S = simpangan baku

X = n-gain siswa

x = rata-rata n-gain

N = jumlah siswa

Dengan kriteria uji adalah terima H0 jika FHitung < FTabel pada taraf signifikan 5%

Dalam hal lainnya tolah H0.

e. Uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal

siswa dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas eksperimen sama

secara signifikan dengan kemampuan awal siswa dalam keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa di kelas kontrol.

Page 52: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

35

Rumusan hipotesis untuk uji kesamaan dua rata-rata adalah:

H0 : = : Rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di

kelas eksperimen sama dengan rata-rata pretes keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa di kelas kontrol pada materi

asam basa.

H0 :

: Rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi di kelas

eksperimen tidak sama dengan rata-rata pretes keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa di kelas kontrol pada materi

asam basa.

Berdasarkan uji prasyarat, data pretes yang diperoleh berdistribusi normal dan

homogen, maka uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji parametrik yaitu uji-t

(Sudjana, 2005).

Rumus uji kesamaan dua rata-rata adalah:

Thitung = x

x

dengan =

................. (7)

Keterangan:

thitung = Kesamaan dua rata-rata

X 1 = Rata-rata nilai pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan model

pembelajaran problem solving.

X 2 = Rata-rata nilai postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan model

pembelajaran problem solving.

Sg = Simpangan baku gabungan.

n1 = Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran

problem solving.

n2 = Jumlah siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

S1 = Simpangan baku siswa yang diterapkan model pembelajaran

problem solving.

Page 53: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

36

S2 = Simpangan baku siswa yang diterapkan pembelajaran

konvensional.

Dengan kriteria terima H0 jika thitung<ttabel dengan derajat kebebasan (k) = n1 – n2-2

dan tolak H0 untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan

peluang (1- ⁄ ) (Sudjana, 2005).

f. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui efektivitas model pem-

belajaran problem solving dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa pada materi asam basa.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H1: µ1x ≤ µ2x : Rata-rata n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas

eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-gain ke-

terampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas kontrol.

H1: µ1x > µ2x : Rata-rata n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas

eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata n-gain keterampilan ber-

pikir tingkat tinggi siswa di kelas kontrol.

Keterangan:

µ1 = rata-rata n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi asam

basa pada kelas eksperimen

µ2 = rata-rata n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi asam

basa pada kelas kontrol

x = kemampuan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

Berdasarkan uji prasyarat, n-gain yang diperoleh berdistribusi normal dan

homogen, maka uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji parametrik yaitu

uji-t (Sudjana, 2005).

Page 54: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

37

dengan

Keterangan:

= Perbedaan dua rata-rata

= Rata-rata n-gain kelas eksperimen

= Rata-rata n-gain kelas kontrol

= Varian kedua kelas

= Varian kelas eksperimen

= Varian kelas kontrol

= Jumlah sampel kelas eksperimen

= Jumlah sampel kelas kontrol

Kriteria uji: Terima H0 jika < dengan taraf signifikan 5% dan dk =

. Dalam hal lainnya H0 ditolak. (Sudjana, 2005).

2. Analisis data sikap ilmiah siswa

Data sikap ilmiah diperoleh dari hasil observasi yang memuat indikator-indikator

untuk setiap aspek yang diteliti. Rubrik penilaian dengan menggunakan skala

dengan rentang skor 3 sampai 1. Setiap skor menunjukkan kategori sikap seperti

pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori sikap ilmiah

Skor Kategori

3 Tinggi

2 Sedang

1 Rendah

(Nava, 2016)

Data sikap yang diperoleh dilakukan pehitungan dengan menggunakan perhitung-

an persentase pada setiap kategori sikap di setiap aspek sikap ilmiah. Menghitung

Page 55: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

38

persentase setiap kategori sikap di setiap aspek sikap ilmiah untuk setiap pertemu-

an menggunakan rumus sebagai berikut :

x 100%

Keterangan

X = persentase setiap kategori sikap di setiap aspek sikap ilmiah.

Page 56: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian mengenai deskripsi

sikap ilmiah dan peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan

menggunakan model pembelajaran problem solving pada materi asam basa, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Model pembelajaran problem solving pada materi asam basa efektif dalam

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2. Persentase sikap ilmiah pada kategori sedang dan tinggi mengalami

peningkatan pada setiap pertemuan.

3. Model pembelajaran problem solving pada materi asam basa dapat melatih

sikap ilmiah siswa.

B. Saran

berdasarkan penelitian yang dilakukan disarankan bahwa :

1. Model pembelajaran problem solving sebaiknya diterapkan dalam

pembelajaran kimia, terutama pada materi asam basa karena terbukti efektif

dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

Page 57: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

63

2. Bagi calon peneliti yang tertarik dalam melakukan penelitian hendaknya

memperhatikan waktu pelaksanaan karena model pembelajaran problem

solving memiliki tahapan-tahapan yang membutuhkan banyak waktu,

sehingga pembelajaran lebih maksimal

Page 58: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W dan Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning,

Teaching,and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational

Objectives.Allyn dan Bacon. Addison Wesley Longman. New York.

Barak, M., & Dori, Y. J. (2009). Enhancing Higher Order Thinking Skills Among

Inservice Science Teachers Via Embedded Assessment. J. Science Teacher

Education, 20:459–474.

Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

DeWitt, D, N., Siraj, S. & ., N. Alias. 2015. Problem Solving Strategies of

Malaysian Secondary School Teachers. Kuala Lumpur : Department of

Curriculum and Intsructional Technology Faculty of Education, University

of Malaya

Dimyati dan Moedjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S.B. dan Aswan Z. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

Jakarta.

Elliot, S.N., Kratochwill, T. R., Cook, J. L., & Travers, J. F. (2000). Educational

Psychology: Effective Teaching, Effective Learning (Third Edition). United

States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Frankel, J. R. 199. Analycing Change/Gain Score. American Educational

Research Association’s Division Measurement and Research Methodology.

Diakses dari http://Lists.Asu.Edu/Egi-Bin pada tanggal 26 Desember 2017

jam, 10.00 WIB.

Handayani, R dan S. Priatmoko. 2013. Pengaruh Pembelajaran Problem Solving

Berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills) terhadap Hasil Belajar

Kimia Siswa Kelas X. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 1052-1062.

Page 59: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

65

Harlen, W., 1992. Teaching of Science. London: David Fulton Publisher.

Hidayati. 2006. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta: DirektoratJenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Khofifatin dan Bertha, Y. 2013. Ketuntasan Belajar Siswa dalam Berpikir Tingkat

Tinggi pada Materi Pokok Larutan Asam Basa Kelas XI SMA Negeri 1

Gedangan Sidoarjo dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri.

UNESA Journal of Chemical Education, 51-56.

Lailly, Rochmah N, dan A.W. Wisudawati. 2015. Analisis Tipe Higher Order

Thinking Skill (HOTS) Dalam Soal UN Kimia SMA Rayon B Tahun

2012/2013. Kaunia Vol XI, 27-39.

Lestari, I.D. 2017. Pengaruh Literasi Sains Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa

pada Konsep Ekosistem. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP

UNTIRTA, 103-106.

Freedman, M.P., 1997. Relationship among Laboratory Instruction, Attitude

toward Science, and Achievement in Science Knowledge. Journal Of

Research In Science Teaching, 34 : 343–357

Nava, P., 2016. Instrumen Penilian Sikap Ilmiah berbasis Peer Assessment pada

Praktikum Kesetimbangan Kimia. Skripsi. Bandung ; Universitas

Pendidikan Indonesia.

Noviyanti, E. 2017. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Literasi Sains di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional, 43-54.

OECD. 2013. PISA 2012 Result: What Students Know and can Do-Student

Performance in Mathemathics, Reading and Science (Volume I). PISA:

OECD Publishing.

Purwanti, S. dan Manurung, S.2015.Analisis Pengaruh Model Pembelajaran

Problem Solving dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Relajar Fisika. Medan.

Jurnal Pendidikan Fisika.

Sadiman, A.S; Rahardjo, R; Haryono, Anung; dan Rahardjito. 2010.

MediaPendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 60: DESKRIPSI SIKAP ILMIAH DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/32285/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pikit tingkat tinggi pada pembelajaran yang menggunakan model

66

Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Santyasa, I. W.2007.Model-model Pembelajaran Inovatif. Universitas Pendidikan

Ganesha. Bandung

Shoimin, A. 2014. Model Pembelajaran Inofatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.PT Rineka

Cipta. Jakarta

Sucipto. 2017. Pengembangan Keterampilan Berpikirtingkat Tinggi dengan

menggunakan Strategi Metakognitif Model Pembelajaran Problem Based

Learning. Jurnal Pendidikan, 63-71.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. PT.Trasito. Bandung

Tim Penyusun. 2013a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65

Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kemendikbud.

. 2013b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

24 Tahun 2016 Tentang KI dan KD SMA/MA. Jakarta: Kemendikbud.

Uno, Hamzah. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyudi. 2011. Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Keterampilan

Proses dengan Metode Inkuiri dan Eksperimen ditinjau dari Sikap

Ilmiahdan Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Listrik. Tesis PPS UNS:

tidak diterbitkan.

Yohanes, R.S. 2010. Teori Vygotsky dan Implikasinya terhadap Pembelajaran

Matematika. Widya Warta No. 02 Tahun XXXIV, 127-135

Zaini, M. 2015. Hasil Belajar Dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

SMA Pada Pembelajaran Biologi Menggunakan Model pembelajaran

Berdasarkan Masalah. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 20 No 207. (online).

Tersedia di http://eprints.unlam.ac.id. Diakses pada 08 April 2018.