Deskripsi Filsafat

45
A. Pengertian Filsafat, Ilmu dan Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Deskripsi Filsafat Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Secara etimologi Filsafat tersusun dari kata Philein = mencintai; sophos = kearifan/kebijaksanaan. Maka, arti dari filsafat adalah usaha untuk mencintai kearifan. Menurut Aristoteles ( (384 – 322 SM) filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. Sedangkan menurut Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan. 1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika ) 2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika ) 3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama ) 4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi ) Tidak hanya itu, masih banyak pendapat para ahli yang menjelaskan tentang deskripsi filsafat itu sendiri:

description

deskripsi filsafat

Transcript of Deskripsi Filsafat

A.Pengertian Filsafat, Ilmu dan Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Deskripsi Filsafat

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Secara etimologi Filsafat tersusun dari kata Philein = mencintai; sophos = kearifan/kebijaksanaan. Maka, arti dari filsafat adalah usaha untuk mencintai kearifan.

Menurut Aristoteles ( (384 – 322 SM) filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

Sedangkan menurut Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.

1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )Tidak hanya itu, masih banyak pendapat para ahli yang menjelaskan tentang

deskripsi filsafat itu sendiri:

Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.

Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )

Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .

Harold H. Titus (1979 ) : (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat

adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

Hasbullah Bakry : Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.

Prof. Mr.Mumahamd Yamin : Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.

2. Deskripsi Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab "ilm" yang artinya mengerti, paham, serta mengetahui. Ilmu biasanya disandingkan dengan kata Pengetahuan. Ilmu Pengetahuan dapat diartikan memahami suatu pengetahuan, ilmu hukum artinya mengetahui tentang hukum, ilmu ekonomi artinya memahami persoalan ekonomi, dan sebagainya.

Menurut CHARLES SINGER ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the process which makes knowledge). Sedangkan menurut FRANCIS BACON ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan

Dan menurut MINTO RAHAYU ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji

Syarat-syarat ilmu

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

1.     Objektif.  Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

2.  Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3.    Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4.      Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

3. Deskripsi Ilmu Pengetahuan Sosial

Paul Mathias dalam buku The Teacher’s Handbook for Social Studies memberikan penjelasan bahwa Studi Sosial merupakan pelajaran tentang manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari manusia, meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan lingkungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, dan memerlukan penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu dengan lainnya.

Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) menjelaskan hakikat pendidikan IPS adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan di berbagai jenjang pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik.

Kita harus mengakui bahwa manusia merupakan mahluk sosial karena manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain bahkan untuk urusan sekecil apapun kita tetap membutuhkan orang lain untuk membantu kita.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi sosial menurut beberapa ahli:

# LEWIS

Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya

# KEITH JACOBS

Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas

# RUTH AYLETT

Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi

# PAUL ERNEST

Sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama

# PHILIP WEXLER

Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia

# ENDA M. C

Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan

# LENA DOMINELLI

Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.

# PETER HERMAN

Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan

# ENGIN FAHRI. I

Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut

B.Macam-macam Ilmu Sosial

- Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat

- Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat

- Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi

- Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan

- Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa

- Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral

- Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara)

- Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental

- Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia

- Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya

C.Tujuan Mempelajari Ilmu Sosial Dasar1. Tujuan Umum

Tujuan umum diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya, khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat dipertajam.

2. Tujuan khusus

1). Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah-maslah social yang ada dalam masyarakat.

2). Peka terhadap masalah-maslah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.

3). Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajarinya).

4). Memahami jalan pikiran para ahli dalalm bidang ilmu pengetahuan lalin dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalalm rangka penanggulangan maslah social yang timbul dalam masyarakat.

D. Kegunaan Mempelajari Ilmu Sosial Dasar

1. Di keluarga, Fungsi Sosial

Menurut buku Ilmu Sosial Dasar fungsi keluarga dapat dinyatakan sebagai berikut:Ø  pembentukan kepribadianØ  sebagai alat reproduksi kepribadian.Ø  keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakatØ  keluarga juga sebagai perkumpulan perekonomianØ  keluarga juga sebagai tempat pengasuhan dan pendidikan.

2. Individual

- Untuk membantu individu lebih peka terhadap wawasan pemikiran dan kepribadiannya agar lebih luas dan memiliki ciri-ciri kepribadian mahasiswa yang dibutuhkan oleh lingkungan social di sekitarnya, khusunya berkenaan dengan sikap tingkah laku individu tersebut terhadap manusia lainnya dan tingkah laku terhadap dirinyasendiri.

- Karna manusia adalah makhluk social yang membutuhkan pula pelajaran tentang social, agar menjadi makhluk yang dibutuhkan oleh lingkungan social sekitar.

3. Masyarakat

- Agar bisa berfikir secara luas akan masalah-masalah sosial yang terjadi di sekitar lingkungan bermasyarakat

- Setelah memamahaminya, mewujudkannya dengan cara bagaimana meminimalkan banyaknya masalah-masalah sosial tersebut secara bersama, baik itu dalam musyawarah, diskusi ringan dan sebagainya.

- Menjalin kerja sama yang baik antar makhluk bermasyarakat yang tentunya saling membutuhkan satu sama lainnya.

4. Negara/Pemerintah

Berikut adalah 8 pokok bahasan yang harus di perhatikan oleh pemerintah mengenai hubungannya dengan Ilmu Sosial Dasar:

1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan. 2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.3. Masalah pemuda dan sosialisasi.

4. Masalah hubungan warga Negara dan Negara5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat6. Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

E.Kebudayaanpengertian, wujud, unsur unsur, faktor terjadinya perubhan kebudayaan (determinasi,akulturasi, asimilasi, sosialisasi, struktural fungsional, imitasi, inovasi), fungsi kebudayaan, lembaga lebudayaan (kekerabatan, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, keolahragaan, kecantikan, agama/religi, kesenian)

1. Pengertian Manusia dan Kebudayaan

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang

berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Kebudayaan itu ibarat sebuah lensa dimana seperti hal nya saat kita menggunakan lensa, untuk meneropong sesuatu kita harus memilih suatu objek tertentu yang akan dilihat secara fokus. Beberapa orang awam mengartikan kebudayaan merupakan sebuah seni. Padahal sebenarnya kebudayaan itu bukan hanya sekedar seni. Kebudayaan melebihi seni itu sendiri karena kebudayaan meliputi sebuah jaringan kerja dalam kehidupan antar amnusia .

Berikut ini adalah definisi dan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli:

# EDWARD T. HALL

Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan

# IRIS VARNER & LINDA BEAMER

Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang

# LARRY A. SAMOVAR & RICHARD E. PORTER

Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.

# GUDKUNTS & KIM

Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar

# LEVO - HENRIKSSON

Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup - apapun bentuknya - baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat

# ROOS

Kebudayaan merupakan sistem gaya hidup dan merupakan faktor utama bagi pembentukan gaya hidup

# RENE CHAR

Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat

# IGNAS KLEDEN

Kebudayaan adalah nasib dan baru kemudian kita menanggungnya sebagai tugas

# C.A VAN PEURSEN

Kebudayaan merupakan gejala manusiawi dari kegiatan berfikir (mitos, ideologi, dan ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana

# GEERTZ

Kebudayaan adalah yang mengitari kita, yang menyerbu setiap aspek kehidupan. Budaya serentak konkret dan tersebar, dalam dan dangkal

# KARL MARX

Kebudayaan adalah teori anti kebudayaan

# SELO SOEMARDJAN & SOELAIMAN SOEMARDI

Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide yang ada dalam pikiran manusia dalam pengalaman sehari hari yang sifatnya abstrak

2. Unsur-unsur kebudayaan

Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon terdiri atas 7 bagian yaitu:

1. Sistem religius (homo religius)

Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)

Merupakan prodak manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan (homo safiens)

Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)

Merupakan produk manusia sebagai homo faber.Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .

6. Sistem bahasa (homo longuens)

Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.

3. Wujud Kebudayaan

Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:

Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat

Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.

Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.

Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.

4. Unsur-unsur Kebudayaan

Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan di dunia ini, ialah:

- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari misalnya; pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.

- Sistem mata pencaharian dan sistem ekonom. Misalnya; pertanian perternakan, sistem produksi

- Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem warisan- Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis- Ilmu pengetahuan- Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak- Sistem religi.

Masing-masing unsur kebudayaan universal ini pasti menjelma dalam ketiga wujud budaya tersebut di atas, yaitu wujud sistem budaya, sistem sosial, dan unsur budaya fisik.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja karena manusia yang hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka kebudayaan yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.

Misalnya; semua bangsa menginginkan pakaian, rumah dan makanan. Tetapi pakaian, rumah dan makanan yang diinginkannya itu bagaimana bentuknya, masing-masing bangsa berbeda-beda.

Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa berbeda dengan pakaian bangsa Arab, dan berbeda pula dengan bentuk pakaian bangsa Indonesia. Begitu pula bentuk rumah dan jenis makanan.

Apakah yang mempengaruhi perbedaan itu? Dengan kata lain: faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu?

Jelas ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:

(+) Faktor alam (lingkungan geografis)

Yang dimaksud faktor alam atau lingkungan geografis adalah faktor letak tata bumi, termasuk iklim, alam fisis seperti kayu, batu dan sebagainya. Faktor alam ini umumnya mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan suatu kebudayaan. Pengaruh Islam ini tidak saja nampak pada kebudayaan kebendaan, tetapi juga pada kebudayaan kerohanian.

Misalnya;

Bangsa-bangsa di daerah sekitar kutub utara, berhubungan keadaan alamnya, mereka makan lemak, atau beruang es. Pakaian mereka dibuat dari kulit binatang dan tebal-tebal. Rumah-rumah dibentuk dari es. Demikian pula kepercayaan, perkawinan, kehidupan keluarga, semuanya disesuaiakn dengan alam sekelilingnya.

Sedang bangsa-bangsa di daerah tropic, mereka makan daging, sayur-sayuran dan hasil bumi. Alat-alat dibuat dari batu, kayu, besi dan lain-lain. Pakaian mereka tipis. Rumah-rumah mereka dibuat dari kayu, bambu besi, batu dan lain-lain. Demikian pula kehidupan keluarga, kepercayaan, perkawinan, upacara-upacara

Jelaslah kiranya, bahwa makan, pakaian dan hasil-hasil bumi lainnya yang terdapat pada bangsa-bangsa di daerah kutub berlainan sekali dengan di daerah tropic, dan juga dipadang pasir, dan seterusnya. Kepandaian membuat rumah dari kayu tentu

terdapat pada daerah yang banyak kayu. Kepandaian berburu terdapat pada daerah yang banyak binatangnya. Begitu seterusnya.

6. Orientasi Nilai Budaya

Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu:

- Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara exstern. Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu sebagai suatu hal yang baik.

- Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang bertujuan u-ntuk hidup,dan lain sebagainya.

- Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini.

- Hakekat Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan yang berbeda,ada yang beranggapan kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap manusia harus harmonis dengan alam.

- Hakekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan orientasi pada tokoh,yang berpandanga individualis ditinggalkan saja.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial dan Budaya

Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.

Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :

1. Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.

2. Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.

3. Toleransi. Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.

4.Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.

5. Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang beragam akan mudah mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.

6.Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.

7. Orientasi ke masa depan. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang buruk sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan.

8. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di masyarakat.

Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :

1. Kurang berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil.

Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.

3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.

4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.

5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.

6. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.

7. Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat.

8. Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian.

Faktor terjadinya perubahan kebudayaan: determinasi,

akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya,

bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. 

asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. 

sosialisasi,

struktural fungsional,

imitasi,

inovasi,

8. Fungsi Kebudayaan Bagi Manusia

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaanyang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Mengapa sebagian besar? ..... Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.

Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi ataukebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:

1. Alat-alat produktif.

2. Senjata.

3. Wadah.

4. Makanan dan minuman.

5. Pakaian dan perhiasan.

6. Tempat berlindung dan perumahan.

7. Alat-alat transport.

Dalam rangka melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Taraf seperti ini masih dijumpai pada masyarakat yang sampai sekarang ini masih rendah taraf kebudayaannya. Taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan kemungkinan- kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.

Masyarakat yang sudah kompleks yang taraf kebudayaannya lebih tinggi, kondisinya sudah berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia yaitu teknologi, memberikan kemungkinan- kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila memungkinkan ---- akan menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara- negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman dan sebagainya, merupakan contoh di manamasyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.

Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalammasyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang --- bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. --- Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi --- yang berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya

9. Lembaga Kebudayaan

Lembaga Kebudajaan Rakjat (EYD: Lembaga Kebudayaan Rakyat) atau dikenal dengan akronim Lekra, merupakan organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia. Lekra didirikan atas inisiatif D.N. Aidit, Nyoto, M.S. Ashar, dan A.S. Dharta pada tanggal 17 Agustus 1950. D.N. Aidit dan Nyoto saat itu adalah pemimpin Partai Komunis Indonesia yang baru dibentuk kembali setelah kegagalan gerakan Musso dalam Peristiwa Madiun.

Lekra bekerja khususnya di bidang kebudayaan, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Lekra bertujuan menghimpun tenaga dan kegiatan para penulis, seniman, dan pelaku

kebudayaan lainnya, serta berkeyakinan bahwa kebudayaan dan seni tidak bisa dipisahkan dari rakyat. Anggota Lekra yang terkenal adalah Pramoedya Ananta Toer dan Rivai Apin.

Contoh Lembaga lebudayaan

1. Politik

Pengertian budaya politik

1. Budaya politik adalah hasil akal budi manusia berupa kepercayaan, kebiasaan,

dan adat istiadat yang sudah baku dan menjadi pedoman dalam merumuskan

tujuan dan cara-cara mencapai tujuan.

2. Dari tinjauan antropologi, budaya politik adalah suatu system gagasan, rasa,

tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia, dalam kehidupan bermasyarakat

yang dijadikan miliknya dengan belajar dalam merumuskan tujuan dan cara-cara

mencapai tujuan.

Point-point penting dari pengertian ini adalah masyarakat merujuk kepada Negara

karena organisasi kemasyarakatan terbesar adalah Negara. Budaya politik berarti system

gagasan dan tindakan dalam merumuskan dan mewujudkan tujuan Negara. Kehidupan

bernegara dikenal ada 3 macam system politik, yaitu:

1.Sistem politik liberal

Tujuan sistem politik setiap Negara pada dasarnya sama, yaitu mewujudkan

tujuan negaranya masing-masing, yakni mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, dan

ketentraman masyarakat Negaranya. Cara masyarakat liberal mewujudkan kebahagiaan,

kesejahteraan, dan ketentraman adalah dengan mengutamakan kesejahteraan individual.

Cara agar setiap individu sejahtera yaitu dengan memberi kebebasan kepada setiap orang

untuk melakukan apa saja, sesuai keinginannya untuk mencapai kesejahteraannya.

2.Sistem politik komunis

Cara System politik ini mewujudkan masyarakat yang bahagia, sejahtera, dan

tentram adalah dengan mengutamakan kesejahteraan maasyarakat bila masyarakat

sejahtera maka dengan sendirinya setiap individu akan hidup sejahtera. Sistem ini sangat

mengutamakan masyarakat dan mengabaikan individu. Tugas Negara adalahmewujudkan

kesejahteraan masyarakat, Negara berperan sangat dominan dalam pencapai tujuan ini,

untuk itu perlu ada penekanan terhadap kebebasan individu karena di khawatirkan dapat

mengganggu usaha Negara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

3.Sistem politik pancasila

Cara System politik ini mewujudkan masyarakat yang bahagia, sejahtera, dan

tentram adalah dengan menggunakan keseimbangan antara kesejahteraan individu dan

masyarakat. Sistem ini beranggapan, baik individu maupun masyarakatmemiliki peran

yang sama dalam mewujudkan kesejahteraan.

2. Ekonomi

SEKITAR 50 tahun lalu, Cornell University Monograph Series menerbitkan karya

cendekiawan Soedjatmoko (1922-1989), Economic Development as a Cultural Problem.

Soedjatmoko mengamati pentingnya nilai-nilai budaya sebagai bagian integral

pembangunan ekonomi

Lekra dibubarkan berdasarkan Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pelarangan Ajaran Komunisme, Leninisme, dan Pembubaran Organisasi PKI beserta Organisasi Massanya

F. Patologi Sosial

Zaman pertemuan banyak kebudayaan sebagai hasil dari semakin padatnya jaringan

komunikasi daerah, nasional, dan internasional. Amalgamasi antara bermacam-macam

kebudayaan itu kadangkala bisa berlangsung lancar dan lembut. Tetapi, tidak jarang pula

sebagiannya berlangsung melalui konflik-konflik hebat. Terjadilah konflik-konflik budaya

dengan kemunculan situasi sosial yang khaotis dan kelompok-kelompok sosial yang tidak

bisa dirukunkan sehingga mengakibatkan banyak kecemasan, ketegangan dan ketakutan

dikalangan rakyat banyak, yang semuanya tidak bisa dicernakan dan diintegrasikan oleh

individu. Situasi sosial seperti ini pada akhirnya mudah mengembangkan tingkah laku

patologis/sosiopatik yang menyimpang dari pola-pola umum. Timbullah kelompok-

kelompok dan fraksi-fraksi ditengah masyarakat yang terpecah-pecah, masing-masing

menaati norma-norma dan peraturannya sendiri, dan bertingkah semau sendiri. Maka

muncullah banyak masalah sosial, tingkahlaku sosiopatik, deviasi sosial, disorganisasi sosial,

disintegrasi sosial, dan diferensiasi sosial. Lambat laun, hal itu menjadi meluas dalam

masyarakat. Maka dengan tidak mengabaikan faktor-faktor manusia dan psikologisnya, kita

akan sedikit mencoba menganalisis terlebih dahulu pengertian, latar belakang dan sejarah

patologi sosial yang diharapkan kita mendapatkan gambaran tentang maksud dari konsep

patologi sosial itu sendiri.

1. Pengertian Patologi Sosial

Pada awal ke-19 dan awal abad 20-an, para sosilog mendefinisikan patologi sosial

sebagai semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas local,

pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,

disiplin, kebaikan, dan hukum formal.

Secara etimologis, kata patologi berasal dari kata Pathos yang berarti

disease/penderitaan/penyakit dan Logos yang berarti berbicara tentang/ilmu. Jadi,

patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit.

Maksud dari pengertian diatas bahwa patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang

asal usul dan sifat-sifatnya penyakit. Konsep ini bermula dari pengertian penyakit di

bidang ilmu kedokteran dan biologi yang kemudian diberlakukan pula untuk masyarakat

karena menurut penulis google bahwa masyarakat itu tidak ada bedanya dengan

organisme atau biologi sehingga dalam masyarakatpun dikenal dengan konsep penyakit.

Sedangkan kata sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia

yang perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi yakni individu atau

manusia yang berinteraksi / berhubungan secara timbal balik bukan manusia atau

manusia dalam arti fisik. Tetapi, dalam arti yang lebih luas yaitu comunity atau

masyarakat.

Maka pengertian dari patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang

dianggap “sakit” disebabkan oleh faktor-faktor sosial atau Ilmu tentang asal usul dan

sifat-sifatnya, penyakit yang berhubungan dengan hakekat adanya mnusia dalam hidup

masyarakat.

Sementara itu menurut teri anomi bahwa patologi sosial adalah suatu gejala

dimana tidak ada persesuaian antara berbagai unsur dari suatu keseluruhan, sehingga

dapat membahayakan kehidupan kelompok, atau yang sangat merintangi pemuasan

keinginan fundamental dari anggota anggotanya, akibatnya pengikatan sosial patah sama

sekali. ( Koe soe khiam. 1963 ).

2. Sejarah dan Latar Belakang Patologi Sosial

Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin memenuhi kebutuhan

hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga

melahirkan masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan

teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, dll. Hal ini disamping mampu

memberikan berbagai alternative kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat

menimbulkan hal-hal yang berakibat negatif kepada manusia dan kemanusiaan itu sendiri

yang biasa disebut masalah sosial. Adanya revolusi industri Menunjukan betapa cepatnya

perkembangan ilmu-ilmu alam dan eksakta yang tidak seimbang dengan berkembangnya

ilmu-ilmu sosial telah menimbulkan berbagai kesulitan yang nyaris dapat menghancurkan

umat manusia. Misalnya, Pemkaian mesin-mesin industri di pabrik-pabrik, mengubah

cara bekerja manusia yang dulu memakai banyak tenaga manusia sekarang diperkecil,

terjadinya pemecatan buruh sehingga pengangguran meningkat (terutama tenaga kerja

yang tidak terampil), dengan timbulnya kota-kota industri cenderung melahirkan

terjadinya urbanisasi besar-besaran. Penduduk desa yang tidak terampil dibidang industri

mengalir ke kota-kota industri, jumlah pengangguran di kota semakin besar, adanya

kecenderungan pengusaha lebih menyukai tenaga kerja wanita dan anak-anak (lebih

murah dan lebih rendah upahnya). Pada akhirnya, keadaan ini semakin menambah

banyaknya masalah kemasyarakatan (sosial problem) terutama pada buruh rendah yang

berkaitan dengan kebutuhan sandang pangannya seperti, perumahan, pendidikan,

perlindungan hukum, kesejahteraan sosial, dll. Kesulitan mengadakan adaptasi dan

adjustment menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik. Baik yang

bersifat internal dalam batinnya sendiri maupun bersifat terbuka atau eksternalnya

sehingga manusia cenderung banyak melakukan pola tingkah laku yang menyimpang dari

pola yang umum dan melkuikan sesuatu apapun demukepentingannya sendiri bahkan

cenderung dapat merugikan orang lain.

Sejarah mencatat bahwa orang menyebut suatu peristiwa sebagai penyakit sosial

murni dengan ukuran moralistic. Sehiongga apa yang dinamakan dengan kemiskinan,

pelacuran, alkoholisme, perjudian, dsb adalah sebagai gejala penyuakit sosial yang harus

segera dihilangkan dimuka bumi. Kemudian pada awal abad 19-an sampai awal abad 20-

an, para sosiolog mendefinisikan yang sedikit berbeda antara patologi sosial dan masalah

sosial.

Masalahnya adalah kapan kita berhak menyebutkan peristiwa itu sebagai gejala

patologis atau sebagai masalah sosial? Menurut kartini dalam bukunya “patologi sosial”

menyatakan bahwa orang yang dianggap kompeten dalam menilai tingkah laku orang lain

adalah pejabat, politisi, pengacara, hakim, polisi, dokter, rohaniawan, dan kaum ilmuan

dibidang sosial. Sekalipun adakalanya mereka membuat kekeliruan dalam membuat

analisis dan penilaian tehadap gejala sosial, tetapi pada umumnya mereka dianggap

mempunyai peranan menentukan dalam memastikan baik buruknya pola tingkah laku

masyarakat. Mereka juga berhak menunjuk aspek-aspek kehidupan sosial yang harus atau

perlu diubah dan diperbaiki.

Ada orang yang berpendapat bahwa pertmbangan nilai (value, judgement,

mengenai baik dan buruk) sebenarnya bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang

objektif sebab penilaian itu sifatnya sangat subjektif. Larena itu, ilmu pengetahuan murni

harus meninggalkan generalisasi-generalisasi etis dan penilaian etis (susila, baik dan

buruk). Sebaliknya kelompok lain berpendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari,

manusia dan kaum ilmuan tidak mungkin tidak menggunakan pertimbnagan nilai sebab

opini mereka selalu saja merupakan keputusan yang dimuati dengan penilaian-penilaian

tertentu.

Untuk menjawab dua pendirian yang kontroversial tersebut, kita dapat meninjau

kembali masalah ini secara mendalam dari beberapa point yang disebutkan oleh Kartini

Kartono dalam bukunya yang berjuduk Patologi sosial, sebagai berikut:

1. Ilmu pongetahuan itu sendiri selalu mengandung nilai-nilai tertentu. Hal ini dikarenakan

ilmu pengetahuan menyangkut masalah mempertanyakan dan memecahkan lesulitan

hidup secara sistematis selalu dengan jalan menggunakan metode dan teknik-teknik yang

berguna dan bernilai. Disebut bernilai karena dapat memenuhi kebutuhan manusiawi

yang universal ini, baik yang individual maupun sosial sifatnya, selalu diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang bernilai.

2. Ada keyakinan etis pada diri manusia bahwa penggunaan teknologi dan ilmu

pengetahuan modern untuk menguasai alam (kosmos,jagad) sangatlah diperlukan demi

kesejahteraan dan pemuasan kebutuhan hidup pada umumnya. Jadi ilmu pengetahuan

dengan sendirinya memiliki system nilai. Lagi pula kaum ilmuan selalu saja memilih dan

mengembangkan usaha/aktivitas yang menyangkut kepentingan orang banyak. jadi

memilih masalah dan usaha yang mempunyai nilai praktis.

3. Falsafah yuang demokratis sebagaimana tercantum dalam pancasila menyatakan bahwa

baik individu maupun kelompok dalam masyarakat Indonesia, pasti mampu

memformulasikan serta menentukan system nilai masing-masing dan sanggup

menentukan tujuan serta sasaran yang bernilai bagi hidupnya.

Seperti apa yang dikatakan george lundberg salah seorang tokoh sosiolog yang

dianggap dominan terhadap aliran neo-positivisme dalam sosiologi menyatakan bahwa

ilmu peneteahuan itu bersifat otoriter, karena itu ilmu pengetahuan mengandung dan

harus memilki moralitas ilmiah atau hukum moral yang conform dan seimbang dengan

hukum alam. Dan diperkuat oleh C.C. North, seorang sosiolog lain dalam bukunya Soial

Problems and Sosial Planning, menyatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan

sasaran hidup yang bernilai bagi satu kebudayaan atau satu masyarakat, harus disertakan

etik sosial guna menentukan cara pencapaian sasaran tadi. Jadi, cara atau metode

pencapaian itu secara etis-susila harus bisa dipertanggungjawabkan sebab manusia

normal dibekali alam dengan budi daya dan hati nurani sehingga ia dianggap mampu

menilai baik dan buruknya setiap peristiwa.

Adapun Istilah / konsep lain untuk patologi sosial adalah, Masalah sosial,

disorganisasi sosial / sosial disorganization / disintegrasi sosial, sosial maladjustment,

Sociopathic, Abnormal, Sociatri.

Tingkah laku sosiopatik jika diselidiki melalui pendekatan (approach), sebagai berikut:

1) Approach Biologis

Pendekatan biologis tentang tingkahlaku sosiopatik dalam biologi biasanya

terfokus pada bagian genetik.

1. Patologi itu menurun melalui gen/plasma pembawa sifat di dalam keturunan, kombinasi

dari gen-gen atau tidak adanya gen-gen tersebut

2. Ada pewaris umum melalui keturenan yang menunjukkan tendesi untuk berkembang

kearah pathologis (tipe kecenderungan yang luaar biasa abnormal)

3. Melaui pewarisan dalam bentuk konstitusi yang lemah, yang akan berkembang kearah

tingkahlaku sosiopatik.

Bentuk tingkahlaku yang menyimpang secara sosial yang disebabkan oleh ketiga hal

tersebut diatas dan ditolak oleh umum seperti: homoseksualitas, alkoholistik, gangguan

mental, dll.

2) Approach Psychologist dan Psychiatris

a) Pendekatan Psikologis

Menerangkan tingkahlaku sosiopatik berdasarkan teori intelegensi, sehingga individu

melanggar norma-norma sosial yang ada antara lain karena faktor-faktor: intelegensi, sifat-

sifat kepribadian, proses berfikir, motivasi, sifat hidup yang keliru, internalisasi yang salah.

b) Pendekatan Psychiatris

Berdasarkan teori konflik emosional dan kecenderungan psikopatologi yang ada di balik

tingkahlaku menyimpang

c) Approach Sosiologis

Penyebab tingkahlaku sosiopatik adalah murni sosiologis yaitu tingkahlaku yang berbeda

dan menyimpang dari kebiasaan suatu norma umum yang pada suatu tempat dan waktu

tertentu sangat ditentang atau menimbulkan akibat reaksi sosial “tidak setuju”. Reaksi dari

masyarakat antara lain berupa, hukuman, segregrasi (pengucilan / pengasingan), pengucilan,

Contoh: mafia (komunitas mafia dengan perilaku pengedar narkoba)

Menurut St. Yembiarto (1981) bahwa studi patologi sosial memilki fase-fase tersendiri.

Adapun perkembangan patologi sosial ada melalui tiga fase,

Fase masalah sosial (sosial problem). Pada fase ini menjadi penyelidikan patisos

action masalah-masalah sosial seperti pengangguran, pelacuran, kejahatan, masalah

penduduk, dst

Fase disorganisasi sosial. Pada fase ini menjadi objek penyelidikan peksos adalah

disorganisasi sosial, fase ini merupakan koreksi dan perkembangan dan fase masalah

sosial

Fase sistematik. Fase ini merupakan perkembangan dari dua fase sebelumnya. Pada

fase ini patsos berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang memiliki sistem yang

bulat.

G. Berbagai Masalah SosialMasalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau

masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.

Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.

Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.

Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.

Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi penyebab lambannya pengetasan kemiskinan di Indonesia.

Sebagai negara berkembang yang memiliki tingkat populasi yang sangat tinggi, Indonesia memiliki segudang masalah sosial yang sangat kompleks. Harus diakui bahwa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah sosial Indoensia karena dibutuhkan konsep serta pelaksanaan yang sangat matang. Masalah sosial Indoensia berakar dari hal - hal yang sangat krusial, seperti kemiskinan, kesehatan, dll. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa dengan cermat menyelesaikan masalah sosial Indonesia dengan cara membereskan akar dari permasalahan - permasalahan sosial tersebut. Berikut ini adalah beberapa masalah sosial Indonesia: 1. KEMISKINANKemiskinan merupakan sebuah masalah krusial yang mengakibatkan munculnya masalah - masalah sosial yang lain. Kesenjangan sosial di Indonesia semakin parah. Yang kaya terlihat menjadi semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin kesulitan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok mereka. Masalah sosial ini tidak hanya

terjadi di Indonesia. Namun, secara mayoritas, negara - negara di wilayah Asia mengalami permasalahan yang sama tentang kemiskinan ini 2. KEJAHATANTingginya angka kejahatan di suatu wilayah dipicu oleh tingginya tingkat kemiskinan di wilayah tersebut pula. Terlebih disaat menjelang Ramadhan dan lebaran, tingkat kejahatan meningkat dengan drastis karena para penjahat menjadi lebih nekat untuk melakukan aksi kejahatan.

3. TENAGA KERJASebagai negara dengan jumlah penduduk yang tinggi membuat Indonesia harusmenghadapi permasalahan tenaga kerja berupa tingginya tingkat pengangguran. Jumlah tenaga kerja usia produktif yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan. 4. MASALAH KEPENDUDUKANTingginya jumlah populasi di Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah serius lainnya. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menyelesaikan masalah kependudukan ini dengan menjalankan beberapa program, diantaranya adalah menggalakkan KB, sensus penduduk, e-KTP, dll. Semua program tersebut dijakankan dengan tujuan supaya pemerintah memiliki data kependudukan yang valid sehingga bisa memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan untuk menangani masalah - masalah kependudukan. 5. PENYALAHGUNAAN NARKOBAIndonesia merupakan negara yang menarik bagi para pengedar narkoba. Hasil studi terakhir menunjukkan bahwa anak anak usia SD dan SMLTP di Indonesia ternyata sebagai pemakai aktif narkoba. Bahkan beberapa kali berita tertangkapnya pemakai narkoba di dalam rutan yang melibatkan petugas sipir telah berhasil menjadi headline surat kabar lokal dan nasional.

H . hubungan peranan ilmu sosial dalam pembangunan

Mengikuti perkembangan dunia secara global peran serta setiap ilmu untuk turut andil dalam pembanguan kualitas sumber daya masyarakat secara keseluruhan haruslah lebih mengarah kepada suatu perubahan yang lebih baik dan berdasarkan fakta-fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat indonesia.

Dalam mengkaitkan dengan peranan ilmu sosial dengan ilmu pembangunan, disini diambil salah satu contoh dari bagian ilmu sosial agar ruang lingkup pembahasan menjadi lebih sempit, yaitu ilmu sosiologi.

Peranan ilmu sosiologi dalam pembangunan kualitas sumber daya masyarakat tentunya sangat penting dilihat dari segi pengertian dari sosiologi itu sendiri. dimana fakta-fakta sosial dapat dikumpulkan dengan pemahaman dan juga menguasai ilmu-ilmu pada cabang ilmu sosial. Adapun suatu pengertian dasar dari ilmu tersebut.

Sosiologi merupakan pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakt dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang ilmu, sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwa Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Emile Durkheim seorang ilmuwan perancis yang kemudian berhasil melembagakan sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yag tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Dalam buku August Comte yang pertama kalinya berjudul “Cours De Philosophie Positive” pada tahun (1798-1875), terdapat tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan tahap sebelumnya. Tiga tahapan itu adalah :

1.Tahap teologis, adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.

2.Tahap metafisis, pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena itu adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realits tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.

3.Tahap positif, merupakan tahap dimana manusia mulai berfikir secara ilmiah.

Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian terhadap perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.

Guna pembangunan kualitas sumber daya masyarakat untuk meningkatkan produktifitas sumber daya masyarakat itu sendiri diperlukan beberapa pendekatan untuk perkembangan dan peningkatan kualitas mutu sumber daya masyarakat secara menyeluruh. Adapun beberberapa pendekatan yang telah diuraikan oleh para ilmuwan eropa yang merupakan kesimpulan yang di ambil dari tiga tahapan yang dirintis oleh Comte pada bukunya.

Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. Pendekatan seperti ini dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas masyarakat untuk saling berkerja sama dalam kehidupan berorganisasi.

Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang mengaanggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Dengan pendekatan seperti dapat dijadikan suatu strategi untuk menjadikan motivasi terhadap masyarakat untuk bersaing dan perbedaan status sosial menjadi suatu pemicu semangat terhadap perkembangan kualitas pribadi.

• Emile durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelurusi fingsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. Pendekatan yang dikenalkan oleh emile durkheim dapat menjadi pembatas dan menciptakan keteraturan dalam hidup bermasayarakat dengan sistem yang teratur dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat.

• Max weber memperkenalkan pendekatan verstehen(pemahaman) yang berupaya menelusri nilai, kepercayaan, tujuan dan sikap menjadi penuntun perilaku manusia. Dengan pendekatan ini jelas bahwa nilai, kepercayaan dan sikap masyarakat akan menenentukan kualitas sumber daya masyarakat maka dari itu diperlukan suatu upaya untuk membatasinya agar tetap didalam batas normal.

Dalam pembangunan kualitas sumber daya masyarakat indonesia tentunya tidak luput dari fakta sosial, tindakan sosial, Khayalan sosilogis, dan realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat indonesia secara umum ataupun khusus untuk membuat suatu pemecahan terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kualitas sumber daya masyarakat. Perubahan masyarakat dapat dipelajari muali dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasrkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh.

Dengan adanya suatu research mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang terjadi dimasyarakat melalui pendekatan-pendekatan sosial maka akan terlihat perubahan pada masyarakat secara keseluruhan guna mengetahui aspek-aspek sosiologis pada masyarakat akan bisa menjadi suatu pemecahan terhadap penghambat pembangunan kualitas sumber daya masyarakat indonesia.

Maka dari itu untuk melakukan researh terhadap fakta-fakta sosial di butuhkan pemahaman terhadap ilmu sosiologi guna meningkatkan pembangunan kualitas masyarakat indonesia.

I. Daftar Pustaka

http://www.tuanguru.com/2012/07/pengertian-ilmu-pengetahuan-sosial-ips.html

http://ucupbara.wordpress.com/2011/01/06/pengertian-dan-tujuan-ruang-lingkup-isd-ilmu-sosial-dasar/

http://carapedia.com/pengertian_definisi_sosial_menurut_para_ahli_info516.html

http://herydotus.wordpress.com/2012/03/03/wujud-kebudayaan/

http://robertusbeny.blogspot.com/2012/01/unsur-unsur-kebudayaan.html

http://fajar-muharam.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html

http://vidi1702.blogspot.com/2012/06/tugas-ibd-fungsi-kebudayaan-bagi.html

http://revolusioner-pribadi.blogspot.com/2009/08/peran-sosiologi-dalam-pembangunan.html