Design Usaha Sawit-sapi

8
Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi 81 DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA DAPOT SITOMPUL PT Agricinal PENDAHULUAN Usaha ternak terpadu dengan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sistem management perkebunan untuk meningkatkan produksi dan mengoptimalkan sumberdaya alam yang tersedia serta meningkatkan pendapatan karyawan atau petani. Sistem produksi ternak pada perkebunan sangat ditentukan pada ketersediaan pakan yang berkesinambungan terutama yang tersedia pada areal tersebut. Integrasi ternak sapi dengan perkebunan kelapa sawit merupakan usaha yang dapat memberikan keuntungan pada karyawan, sehingga management pembangunan kebun dimana sarana dan prasarana pengolahan hasil kelapa sawit serta pengembangan ternak menjadi satu kesatuan kegiatan dalam kebun. Usaha ternak sapi terpadu akan dapat menekan atau menurunkan biaya produksi terutama fungsi ternak sebagai alat bantu pengangkut TBS dari dalam kebun (piringan) ke TPH dan bahan pupuk dan sebagainya ke lokasi, serta menurunkan biaya perawatan, disamping itu pakan ternak hijauan (rumput, daun kelapa sawit, pelepah) dapat sebagai sumber untuk penggemukan dan ternak dapat menghasilkan pupuk organik yang menyuburkan tanah sehingga meningkatkan produksi dan penghematan pemakaian pupuk kimia. Untuk meningkatkan pendapatan karyawan dengan menciptakan kemudahan-kemudahan melaksanakan pekerjaan pada karyawan (pelaku usaha). Pekerjaan terberat dalam kebun sawit adalah mengeluarkan atau memindahkan TBS dari pohon (piringan) ke tempat pengumpulan hasil (TPH) di tepi jalan dan pengaplikasian pupuk serta bahan kimia lain ke sekeliling pohon atau ke lahan kebun. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan gerobak kecil yang ditarik sapi. Penggunaan gerobak sapi dan pembagian kerja yang benar sangat meningkatkan produktivitas pemanen/petani dan akan meningkatkan pendapatan pemanen/petani. MANAJEMEN KEBUN BARU Dalam membangun kebun baru banyak perbaikan atau pembaruan yang harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan terdahulu. Pemeliharaan kemampuan tanah dan kesuburannya harus betul-betul diperhatikan. Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan harus dihentikan dan aliran air di permukaan dikurangi dengan membuat teras, rorak air, maupun kolam-kolam kecil yang bermanfaat untuk memperpanjang waktu ketersediaan air di lahan kebun. Dengan ketentuan bahwa tiap pohon kelapa sawit harus didatangi/dipanen oleh tenaga kerja panen. PEMBENTUKAN KEBUN (SUB BLOK) Pada kebun konvensional di Sumatera Utara kebanyakan luas kebun dibagi menjadi per blok, dimana tiap blok mempunyai luas 25 s/d 40 ha. Pada management baru hal tersebut sudah tidak

description

kebun kelapa sawit

Transcript of Design Usaha Sawit-sapi

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    81

    DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA

    DAPOT SITOMPUL

    PT Agricinal

    PENDAHULUAN

    Usaha ternak terpadu dengan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sistem management perkebunan untuk meningkatkan produksi dan mengoptimalkan sumberdaya alam yang tersedia serta meningkatkan pendapatan karyawan atau petani. Sistem produksi ternak pada perkebunan sangat ditentukan pada ketersediaan pakan yang berkesinambungan terutama yang tersedia pada areal tersebut. Integrasi ternak sapi dengan perkebunan kelapa sawit merupakan usaha yang dapat memberikan keuntungan pada karyawan, sehingga management pembangunan kebun dimana sarana dan prasarana pengolahan hasil kelapa sawit serta pengembangan ternak menjadi satu kesatuan kegiatan dalam kebun.

    Usaha ternak sapi terpadu akan dapat menekan atau menurunkan biaya produksi terutama fungsi ternak sebagai alat bantu pengangkut TBS dari dalam kebun (piringan) ke TPH dan bahan pupuk dan sebagainya ke lokasi, serta menurunkan biaya perawatan, disamping itu pakan ternak hijauan (rumput, daun kelapa sawit, pelepah) dapat sebagai sumber untuk penggemukan dan ternak dapat menghasilkan pupuk organik yang menyuburkan tanah sehingga meningkatkan produksi dan penghematan pemakaian pupuk kimia.

    Untuk meningkatkan pendapatan karyawan dengan menciptakan kemudahan-kemudahan melaksanakan pekerjaan pada karyawan (pelaku usaha). Pekerjaan terberat dalam kebun sawit adalah mengeluarkan atau memindahkan TBS dari pohon (piringan) ke tempat pengumpulan hasil (TPH) di tepi jalan dan pengaplikasian pupuk serta bahan kimia lain ke sekeliling pohon atau ke lahan kebun. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan gerobak kecil yang ditarik sapi. Penggunaan gerobak sapi dan pembagian kerja yang benar sangat meningkatkan produktivitas pemanen/petani dan akan meningkatkan pendapatan pemanen/petani.

    MANAJEMEN KEBUN BARU

    Dalam membangun kebun baru banyak perbaikan atau pembaruan yang harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan terdahulu. Pemeliharaan kemampuan tanah dan kesuburannya harus betul-betul diperhatikan. Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan harus dihentikan dan aliran air di permukaan dikurangi dengan membuat teras, rorak air, maupun kolam-kolam kecil yang bermanfaat untuk memperpanjang waktu ketersediaan air di lahan kebun. Dengan ketentuan bahwa tiap pohon kelapa sawit harus didatangi/dipanen oleh tenaga kerja panen.

    PEMBENTUKAN KEBUN (SUB BLOK)

    Pada kebun konvensional di Sumatera Utara kebanyakan luas kebun dibagi menjadi per blok, dimana tiap blok mempunyai luas 25 s/d 40 ha. Pada management baru hal tersebut sudah tidak

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    82

    dapat dipertahankan lagi, sehingga bagian tersebut diperkecil pada suatu kebun yaitu sub blok, luas rata-rata per sub blok adalah 1 ha. Luasan kebun dibagi menjadi beberapa sub blok yang luasnya sekitar 1 ha per sub blok, setiap sub blok mempunyai sentral yaitu TPH dan mempunyai nama (jalur, No.MH, dan No.TPH) dan yang penting tiap masing-masing sub blok ada pemiliknya yaitu tenaga kerja panen, sehingga semua kegiatan terhimpun pada TPH. Tiap tenaga kerja panen memiliki nomor tertentu.

    Setiap tenaga kerja panen mempunyai ancak seluas 15 ha yang dinamai ancak tetap dan terhimpun dalam tim, dimana tiap-tiap satu tim mempunyai anggota 4-5 orang pemanen. Setiap pemanen dibantu oleh seorang tenaga perawatan (istri, adik, famili, atau yang ditunjuk oleh pemanen) dan alat bantu gerobak kecil yang ditarik oleh ternak sapi.

    Terdapat 3 bagian pekerjaan dalam kebun sawit, yaitu: tanam, panen, dan perawatan (pemupukan, herbisida, dan proteksi). Selain pekerjaan utama sebagai pemanen TBS, pekerjaan perawatan dilakukan oleh pemanen pada ancak tetapnya. Cost pekerjaan perawatan, jatah waktu kerja adalah 7 jam kerja, dengan adanya alat bantu sapi maka kerja akan ringan dan cepat sehingga ada sisa waktu yang dapat digunakan untuk pekerjaan perawatan kebun. Berdasarkan fungsi gerobak diberikan premi gerobak sebesar Rp.1.000, sedangkan tenaga pemanen (TKP) sebesar Rp.97.200 dengan perhitungan waktu perawatan 8 bulan.

    KEPEMILIKAN TERNAK SAPI

    Perusahaan memberikan ternak sapi kepada pemanen dengan fasilitas kredit sapi dengan tingkat bunga 19% per tahun atau setara dengan 1,58% per bulan. Tiap pemanen akan memiliki ternak sapi maksimal 7 ekor dengan rincian: 4 ekor bagi pemanen, 2 ekor bagi tenaga perawatan (istri), dan 1 ekor untuk anak.

    Pengadaan design gerobak dilakukan oleh perusahaan yang akan diberikan kepada pemanen untuk dimiliki dengan fasilitas kredit dari perusahaan dengan harga Rp.200.000-Rp.300.000 per buah. Hal ini akan dibayar melalui cicilan selama 4 tahun dan pembayaran bunga kredit dibayar dengan kotoran sapi yang menjadi kompos (Rp. 2.000/karung dengan berat sekitar 40 kg). Setelah lunas akan menjadi milik pemanen berikut anak sapi yang lahir. Tiap ekor sapi menghasilkan 20 kg kotoran x 30 hari = 600 kg, dibagi dengan 40 kg per karung = 15 karung x Rp. 2.000 = Rp. 30.000.

    TENAGA PERAWATAN

    Tenaga perawatan merupakan satu kesatuan dari tenaga kerja panen dan pengaturannya tunduk kepada pemanen, oleh karena itu tenaga perawatan tersebut idealnya adalah istri/adik/famili dari tenaga pemanen inti tersebut. Pada saat panen rendah, tenaga perawatan tersebut bertugas untuk merawat/mendongkel gulma pada gawangan mati dan pada saat panen raya/puncak tenaga perawatan tersebut membantu tenaga panen inti melaksanakan panen, sehingga perawatan terhenti selama musim panen puncak/raya. Pelaksanaan pekerjaannya juga berdasarkan perputaran panen dengan timnya.

    PEKERJAAN PANEN

    Pelaksanaan panen berdasarkan perputaran panen pada ancak tetap yaitu 15 ha. Dalam ancak panen (15 ha) terdiri dari beberapa sub blok (yang luasan tiap sub blok 0,9-1 ha), setiap sub blok

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    83

    memiliki 1 TPH sebagai pusat/sentral sub blok, serta memiliki identitas dan alamat. Jadi sub blok yang terdapat dalam ancak tetap 15 ha sudah ada pemiliknya yaitu pemegang ancak tersebut. Sehingga pemilik ancak bertanggung jawab pada arealnya. Pekerjaan panen diawali dari dalam ancak atau gawangannya, setelah tandan dipotong selanjutnya gerobak sapi akan mengangkut TBS tersebut dari piringan ke TPH. Pencatatan/administrasi di TPH oleh pemanen akan menjadi bahan pencatatan sopir angkut buah (transportasi). Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan dibentuk suatu tim yang terdiri dari 34 orang tenaga panen. Selain sebagai kontrol bagi masing-masing anggota, juga bekerjasama menyelesaikan pekerjaan dalam ancak tim (4560 ha) bila salah satu anggota yang berhalangan, dan dapat saling mengingatkan pada tiap tiap anggota timnya.

    PEKERJAAN PERAWATAN

    Perawatan oleh pemanen

    Pekerjaan perawatan yang dilakukan oleh pemanen adalah pekerjaan pemupukan dan aplikasi herbisida. Waktu pelaksanaan perawatan selama 8 bulan pada saat musim panen rendah. Pupuk diangkut dari gudang kantor afdeling/divisi dengan menggunakan gerobak yang ditarik sapi ke kebun. Setelah pekerjaan utama panen selesai maka pekerjaan perawatan ini baru dilaksanakan, upah perawatan akan diberikan pada tenaga kerja tersebut sebesar Rp. 97.200/bulan, yaitu: 0,33 US$/hari x Rp.8.700. Demikian juga aplikasi herbisida akan dilaksanakan setelah panen (pekerjaan utama) selesai.

    Perawatan oleh pembantu pemanen (kenek)

    Pekerjaan yang dilakukan pembantu pemanen (kenek) adalah membantu tenaga panen inti dalam membersihkan dan merawat areal ancaknya, khususnya pendongkelan gulma di gawangan dan pengendalian hama (misalnya ulat api) dan pada saat panen puncak/raya tenaga tersebut akan membantu pemanen untuk mengumpulkan TBS, tenaga perawatan ini mendapat ternak sapi 2 ekor dan 1 unit gerobak yang ditarik oleh sapi. Tenaga pembantu pemanen inti ini umumnya istri dari tenaga pemanen tersebut atau saudaranya (ibu, adik, kakak, dsb.). Status tenaga adalah karyawan perusahaan yang upahnya sesuai dengan UMR.

    INTEGRASI TERNAK SAPI DENGAN KEBUN KELAPA SAWIT

    Pada suatu kebun sawit, pekerjaan yang terberat adalah panen (pengumpulan hasil) terutama pada areal yang mempunyai topografi bergelombang, oleh karena itu timbul suatu pemikiran untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu menciptakan gerobak kecil yang menggunakan roda dari ban bekas sebagi alat bantu dalam mempermudah atau meringankan kerja tenaga panen. Gerobak tersebut ditarik oleh sapi, sehingga permasalahan angkutan buah (TBS) yang di daerah jurangan dapat diangkut ke TPH.

    Gerobak juga mengangkut alat-alat kerja (seperti dodos, egrek, dsb), pupuk, dan air untuk herbisida dari gudang afdeling ke ancak para tenaga panen bekerja. Selesai pekerjaan pemanen saat pulang gerobak membawa pakan ternak ke perumahan (rumput king grass dan pelepah kelapa sawit) untuk pakan malam ternak sapi.

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    84

    POTENSI PER HA MENDUKUNG PAKAN SAPI BALI (PSB)

    Pada dasarnya ketersediaan pakan di kebun merupakan faktor penting dimana 75% biaya peternakan sapi merupakan pakan ternak. Sumber pakan antara lain:

    1. Daun kelapa sawit

    2. Pelepah kelapa sawit

    3. Rumput alam

    4. Rumput king grass

    Potensi per ha kebun sawit dapat mendukung pakan untuk ternak sapi Bali sampai sebanyak 4 ekor, sehingga tiap ancak (15 ha) dapat mendukung 4 x 15 = 60 ekor.

    Daun kelapa sawit

    Daun kelapa sawit adalah adalah salah satu hijauan yang disukai oleh ternak sapi Bali. Daun tersebut hasil dari tunasan panen yang dilakukan saat pemanenan TBS. Daun berikut lidinya dibawa pulang lalu dipisahkan daun dengan lidinya, daun tersebut diberikan kepada ternak sapi untuk pakan malam sedangkan lidinya dijual ke perusahaan. Kalau tiap pelepah menghasilkan kg hijauan maka produksi per ha tiap tahun: 120 btg x 22 x kg = 1.320 kg/ha/tahun, dimana 1.320/365 = 3,6 kg/ha/hari. Kalau kebun dengan luasan 6.000 ha x 3,6 kg = 21.696 kg. Kalau seekor sapi dewasa membutuhkan 25 kg, maka potensi daun ini akan dapat dipelihara 21.696 / 25 = 867 ekor sapi.

    Pelepah

    Pelepah kelapa sawit juga merupakan sumber pakan bagi ternak sapi Bali. Selesai panen pelepah diangkut pulang kerumah dan kulit yang keras dibuang sedangkan yang lunak dipotong-potong sedemikian besar lalu diberikan pada ternak sapi, dapat ditambahkan garam pada pelepah tersebut, nilai protein 4% dan diberikan sebagai pakan pada malam hari.

    Secara teori hitungannya adalah: 1 pokok menghasilkan 22 pelepah per tahun, sehingga satu tahun menghasilkan 120 x 22 = 2640 pelepah/ha/tahun. 2640 x 7 kg = 18460 kg/ha/tahun dan 18460/365 = 50,6 kg/ha/hari. Kebutuhan pakan sapi 20 kg per hari, maka mendukung pakan ternak sapi Bali 2,5 ekor dari pelepah per ha. Pada luasan kebun 6.000 ha maka dapat menampung 6.000 x 2 = 12.000 ekor.

    Rumput alam

    Rumput alam merupakan potensi yang dapat mendukung pakan ternak, sementara rumput yang ada dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi. Rumput alam ini sebagian dipandang sebagai gulma bagi tanaman utama. Rumput alam ini selain dapat memberikan pakan yang bergizi bagi ternak, juga ternak tersebut dapat mengendalikan gulma sehingga dapat menekan biaya pemeliharaan pengendalian gulma secara kimiawi. Kandungan protein rumput sebesar 7 s/d 14%.

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    85

    Rumput King grass

    Dari jumlah pokok yang tertanam per ha kebun sawit sebanyak 130 batang akan berkurang atau tidak seluruhnya produktif, pada umumnya yang tersisa sebanyak 120 batang per ha. Penanaman rumput king grass dilakukan di lokasi kebun yang tanaman sawitnya mati atau ditebang akibat tidak produktif. Juga di sekitar alur-alur yang ada di lokasi kebun. Kalau kematian pohon kelapa sawit rata-rata 10 pohon per ha, maka akan tersedia lahan kosong 10 x 760 m2, yang dapat ditanami 760/10.000x2.000=1.520 rumput/ha, kalau dalam luasan 15 ha = 22.800 rumpun.

    PENGEMBANGAN TERNAK SAPI

    Luas kebun PT.Agricinal adalah 6.000 ha, dimana tiap ancaknya seluas 15 ha, sehingga jumlah ancaknya adalah 6.000/15=400 ancak atau 400 orang tenaga pemanen. Tenaga pemanen ini dibantu oleh tenaga perawatan sebanyak tenaga kerja pemanen inti, dari hal tersebut di atas rinciannya adalah sebagai berikut:

    1 tenaga kerja panen 4 ekor sapi betina + 1 ekor sapi jantan

    1 tenaga perawatan 2 ekor sapi betina

    Jadi ada 6 sapi betina dan 1 sapi jantan, totalnya 7 ekor

    Catatan:

    TKP = Tenaga kerja panen

    TKR = Tenaga kerja rawat

    Potensi per ha kebun mendukung pakan ternak sapi Bali (dengan potensi yang ada di dalamnya) sebanyak 4 ekor sapi Bali. Dalam 1 ancah (15 ha) maka 4 x 15=60 ekor sapi Bali, maka:

    1 TKP 4 sapi betina + 1 sapi jantan

    1 TKR 2 sapi betina

    Agr 15 20 ekor

    1 TK ternak 33 ekor sapi

    Diharapkan TKT ini adalah saudara atau famili tenaga panen untuk mencegah terjadinya perselisihan atau kecemburuan masalah kepemilikan nantinya. Karena TKT ini turut memelihara ternak dari perusahaan (Agr) maka TKT berhak mendapatkan upah angon (pelihara) sebesar Rp. 1.000/hari/ekor, sehingga akan memberikan lapangan kerja bagi sekitar 400 orang, setelah berjalan program seperti di atas maka dapat ditingkatkan luasan areal (ancak) menjadi 20 ha, sehingga jumlah ancak menjadi 6.000/2=300 ancak atau 300 orang pemanen demikian juga tenaga perawatan menjadi sejumlah 300 orang dengan rincian:

    TKP 1 orang

    TKR 1 orang

    TKT 1 orang + 1 orang *)

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    86

    *) tambahan 1 orang berasal dari akibat penambahan luas ancak dari 15 ha menjadi 20 ha. Jadi 300 ancak x 4 = 1.200 orang, bila dibandingkan dengan luasan yang 15 ha maka pada ancak yang 20 ha dapat memberikan lapangan kerja sebanyak 600 orang, sehingga membantu program pemerintah dalam program UKM (Usaha Kecil Menengah).

    PENGEMBANGAN USAHA KOMPOS

    Untuk membantu pemupukan di areal kebun dapat dimanfaatkan pupuk organik (kompos) yang dihasilkan dari ternak sapi Bali tersebut, hal ini dapat meningkatkan produksi dan produktifitas lahan tersebut.

    1 ekor sapi menghasilkan kotoran (feses) 20 kg per hari sehingga

    20 kg x 30 = 600/bulan

    600/40 = 15 karung

    15 karung x @Rp.2.000 = Rp.30.000

    Dari kotoran sapi tersebut (tanpa melalui proses biogas) dapat memberikan tambahan bagi tenaga kerja sebesar Rp.30.000/bulan, kompos tersebut dapat diaplikasikan ke tanaman kelapa sawit sebagai pupuk organik, namun kebijakan perusahaan akan membuat/membangun instalasi bangunan biogas di masing masing perumahan di afdeling, instalasi akan dibangun oleh perusahaan.

    Satu instalasi akan mensuplai gas kepada 4 s/d 5 rumah tangga, dimana bahan baku kotoran (feses) disupplai oleh rumah tangga tersebut setiap hari, untuk itu kotoran akan ditampung dan akan dimasukkan dalan instalasi biogas tersebut. Dengan adanya instalasi biogas ini, maka tiap keluarga akan dapat menghemat bahan bakar minyak tanah antara 160 s/d 180 liter/tahun.

    160 s/d 180 x Rp.1.400 (Agustus 2002) = Rp. 252.000/tahun

    = Rp.21.000/bulan

    = Rp.700/hari

    Buangan dari proses biogas ini merupakan kompos yang kualitasnya sangat baik untuk dijadikan pupuk organik. Kualitas yang baik ini sangat baik diaplikasikan pada lahan yang kritis dan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kandungan unsur organik dan biofisik tanah.

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    87

    PT AGRICINAL KEBUN SEBELAT

    Rekapitulasi pendapatan bruto karyawan Periode 21 september s/d 20 oktober 2002

    Pendapatan AFD Tertinggi Rata-rata Terendah

    Keterangan

    I 1.454.878 1.027.032 605.858 II 1.565.029 1.146.631 574.425 III 1.584.060 1.082.331 870.628 IV 1.408.443 1.004.287 550.140 V 1.313.209 943.183 537.596 VI 1.574.423 1.030.186 464.571 VII 1.320.095 910.041 493.797 VIII 1.355.550 1.025.404 539.502 IX 1.605.747 1.035.903 510.605 X 1.097.495 932.036 752.749 Jumlah 14.278.929 10.137.074 5.699.871 Rata-rata 1.427.893 1.013.707 569.987

    Data diambil dari TK panen

    XI 579.529 300.903 285.945 XII 497.479 417.320 406.853 Jumlah 1.077.008 718.223 692.798 Rata-rata 538.504 359.112 346.399

    Data diambil dari TK panen laki-laki yang dapat premi

    DISKUSI

    Pertanyaan:

    1. Pada halaman 4 paragraf 2 alinea 5 tertulis "Upah perawatan akan diberikan pada tenaga kerja tersebut sebesar Rp. 97.200 per bulan, yaitu 0,33 US/hari x Rp. 8.700, maksudnya apa? Mohon dapat dijelaskan

    2. Pada halaman 5 sub heading "Potensi per ha mendukung pakan sapi Bali (PSB), mengapa harus sapi Bali, kalau untuk tenaga kerja sapi PO bukankah lebih kuat

    3. Dalam membangun usaha peternakan selain memproduksi juga perlu dipikirkan pemasarannya. Dalam paper ini tidak dikemukakan masalah pemasaran, bagaimana pola pemasaran sapi di PT Agricinal yang dapat saling menguntungkan antara peternak dan perusahaan.

  • Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

    88

    Jawaban:

    1. Perawatan meliputi: herbisida dan pemupukan (3 jenis pupuk: Urea, KCl, Rock Phospate). Upah Herbisida = 1,179 US/ha Upah Pemupukan = 0,6 US x 3 jenis = 1,8 US/ha Total = 2, 979 US/ha

    Jadi 2,979 US/ha x 600 ha (luas rata-rata afdeling) = 1.787,58 US x Rp. 8.700 (upah saat itu) = Rp. 15.552.000/160 = Rp. 97.200

    Catatan:

    US (upah sehari) saat itu sebesar Rp. 8.700/hari 160 didapat dari jumlah tenaga kerja afdeling 40 orang x 4 bulan (hitungannya per 4 bulan)

    2. Sapi Bali merupakan sapi multifungsi terbaik di Indonesia karena: Karkasnya yang terbaik, dapat mengkonsumsi pakan yang sembarang, fertilitas terbaik, artinya dapat melahirkan tiap tahun; sebagai alat bantu kerja, tenaganya juga dapat diandalkan, sangat sederhana, lebih mudah beradaptasi pada lingkungannya.

    3. Untuk saat ini PT Agricinal masih membutuhkan sapi untuk memenuhi kebutuhan karyawan/ anggotanya. Jadi membeli sapi dari dalam PT Agricinal (peternak) selain dari luar daerah/ propinsi. Namun ke depan peluang untuk pemasaran sangat prospek baik di dalam negeri maupun ekspor dengan fasilitas dermaga khusus yang dimiliki perusahaan PT Agricinal.