Desain Ruang Publik Dalam Perancangan Kota

3
DESAIN RUANG PUBLIK DALAM PERANCANGAN KOTA (URBAN DESIGN) Gosling dan Maitland (1984) dalam bukunya Hidle B (1999) mengatakan bahwa perancangan kota merupakan jembatan antara perencanaan kota dan arsitektur (Urban design as bridging the gab between planning and architecture). Perencanaan kota lebih menitikberatkan pada bentuk tata guna lahan (landuse pattern) dan masalah sosial ekonomi, sedangkan arsitektur lebih pada perancangan bangunan (Conway.H & Roenish.R, 1994). Dari perbedaan itu muncul Perancangan Kota sebagai ilmu yang berperan merancang ruang-ruang publik (the design of public spaces). Perancangan Kota (Urban Design) : menitik beratkan terhadap penghuni (user), Fasilitas pelayanan umum di lapangan, bentuk-bentuk aktivitas, infrastruktur dll Permasalahan Sampai saat ini Pemerintah Kota, investor, pengembang (developer) dan masyarakat luas masih belum banyak menyentuh perencanaan Ruang Publik Kota. Secara langsung ruang-ruang publik belum dapat memberikan keuntungan secara financial. Kadang-kadang Pemerintah Kota lebih merencanakan dan merevisi kembali Rencana Umum Tata Ruang Kota secara periodik, sehingga perencanaan yang lebih detail belum pernah terealisir berdasarkan hirarkinya. Padahal banyak sekali permasalahan ruang publik kota antara lain trotoar yang dipakai untuk pedagang kaki lima (PKL) sehingga menganggu bagi pejalan kaki, masalah penataan parkir, perubahan- perubahan fungsi taman kota menjadi fungsi bangunan yang tidak terkendali Perencanaan ruang-ruang publik akan muncul pada produk Tata Ruang Kota yang lebih detail, misalnya pada Rencana Tata Bangun dan Lingkungan (RTBL) atau Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) yang merupakan bagian dari Rencana yang lebih makro seperti RDTRK dan RUTRK. Sehingga perencanaan Ruang Publik tidak pernah didesain selama perencanaan yang lebih makro belum ada. Hal inilah yang perlu dipahami oleh Pengelola Kota dan masyarakat pada umumnya. Beberapa terobosan dilakukan oleh instansi-instansi yang berkompetensi untuk mendesain Ruang Publik dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) meskipun belum ada Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), dapat mengacu pada hirarki yang lebih makro seperti Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK). Perencanaan Ruang Publik yang terkait dengan Perencanaan Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau Rencana Teknis Ruang Kota (RTRK) tidak mengacu pada Kriteria Desain Tak Terukur yang melibatkan peran dari masyarakat pengguna. Sehingga Ruang-ruang Publik yang didesain banyak yang tidak sesuai dengan kenyamanan masyarakat pengguna. Dalam perencanaan Ruang Publik sering tidak memikirkan kedepan tentang perawatan dan pengelolaannya. Sehingga desain ruang-ruang publik yang

Transcript of Desain Ruang Publik Dalam Perancangan Kota

Page 1: Desain Ruang Publik Dalam Perancangan Kota

DESAIN RUANG PUBLIK DALAM PERANCANGAN KOTA (URBAN DESIGN)

Gosling dan Maitland (1984) dalam bukunya Hidle B (1999) mengatakan bahwa perancangan kota merupakan jembatan antara perencanaan kota dan arsitektur (Urban design as bridging the gab between planning and architecture). Perencanaan kota lebih menitikberatkan pada bentuk tata guna lahan (landuse pattern) dan masalah sosial ekonomi, sedangkan arsitektur lebih pada perancangan bangunan (Conway.H & Roenish.R, 1994). Dari perbedaan itu muncul Perancangan Kota sebagai ilmu yang berperan merancang ruang-ruang publik (the design of public spaces).

Perancangan Kota (Urban Design) : menitik beratkan terhadap penghuni (user), Fasilitas pelayanan umum di lapangan, bentuk-bentuk aktivitas, infrastruktur dll

Permasalahan

Sampai saat ini Pemerintah Kota, investor, pengembang (developer) dan masyarakat luas masih belum banyak menyentuh perencanaan Ruang Publik Kota. Secara langsung ruang-ruang publik belum dapat memberikan keuntungan secara financial. Kadang-kadang Pemerintah Kota lebih merencanakan dan merevisi kembali Rencana Umum Tata Ruang Kota secara periodik, sehingga perencanaan yang lebih detail belum pernah terealisir berdasarkan hirarkinya. Padahal banyak sekali permasalahan ruang publik kota antara lain trotoar yang dipakai untuk pedagang kaki

lima (PKL) sehingga menganggu bagi pejalan kaki, masalah penataan parkir, perubahan-perubahan fungsi taman kota menjadi fungsi bangunan yang tidak terkendali

Perencanaan ruang-ruang publik akan muncul pada produk Tata Ruang Kota yang lebih detail, misalnya pada Rencana Tata Bangun dan Lingkungan (RTBL) atau Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) yang merupakan bagian dari Rencana yang lebih makro seperti RDTRK dan RUTRK. Sehingga perencanaan Ruang Publik tidak pernah didesain selama perencanaan yang lebih makro belum ada. Hal inilah yang perlu dipahami oleh Pengelola Kota dan masyarakat pada umumnya. Beberapa terobosan dilakukan oleh instansi-instansi yang berkompetensi untuk mendesain Ruang Publik dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) meskipun belum ada Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), dapat mengacu pada hirarki yang lebih makro seperti Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).

Perencanaan Ruang Publik yang terkait dengan Perencanaan Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau Rencana Teknis Ruang Kota (RTRK) tidak mengacu pada Kriteria Desain Tak Terukur yang melibatkan peran dari masyarakat pengguna. Sehingga Ruang-ruang Publik yang didesain banyak yang tidak sesuai dengan kenyamanan masyarakat pengguna.

Dalam perencanaan Ruang Publik sering tidak memikirkan kedepan tentang perawatan dan pengelolaannya. Sehingga desain ruang-ruang publik yang dirancang dengan penekanan estetika dan bentuk yang rumit akan menyulitkan dalam perawatan. Bagaimana Sistem pengelolaannya perlu dipikirkan, karena selama ini semua ruang publik dibebankan Pemerintah Kota. Metode pengelolaan inilah yang perlu dikembangkan menjadi lebih baik.

Masih banyak ruang-ruang kota yang tidak berfungsi (unusage) baik kecil hingga ruang-ruang yang luas belum dimanfaatkan secara optimal serta belum disentuh untuk pengembangan Ruang Publik Kota.

TIPOLOGI RUANG PUBLIK

Dari perkembangan sejarah ruang publik kota memberi pandangan yang lebih luas tentang bentuk variasi dan karakternya. Ruang publik ini berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama, apakah berkaitan dengan sosial, ekonomi dan budaya. Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang kota yang direncanakan. Asesori ruang publik yang harus disediakan semakin berkembang, baik dari segi kualitas desain, bahan dan perawatannya. Misalnya: papan-papan informasi dan reklame, tempat sampah, telpon boks, lampu-lampu, dsb. Tipologi ruang publik ini

Page 2: Desain Ruang Publik Dalam Perancangan Kota

memiliki banyak variasi yang kadang-kadang memiliki perbedaan yang tipis sehingga seolah-olah memberi pengertian yang tumpang tindih (overlapping).

Menurut Stephen Carr (1992) tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe dan karakter sebagai berikut :

a) Taman Umum (Public Parks)

b) Lapangan dan Plasa (Squares and Plazas)

c) Peringatan (Memorial)

d) Pasar (Markets)

e) Jalan (Streets)

f) Tempat Bermain (Playground)

g) Ruang Komunitas (Community open space)

h) Jalan Hijau dan Jalan Taman (Greenways and Parkways)

i) Atrium/Pasar di Dalam Ruang (Atrium/Indoor Market Place)

j) Ruang di Lingkungan Rumah (Found/Neighborhood Spaces)

k) Waterfront

KRITERIA DESAIN

Kriteria Tak Terukur (Measurable Criteria) : Kriteria tak terukur adalah kriteria yang Lebih menekankan pada aspek kualitatif di lapangan. Kriteria ini sering dipakai dalam penelitian Kualitatif, untuk mengukur suatu kualitas lingkungan kota.

Menurut Hamid Shirvani (1985:57), ada 6 kriteriaMenurut Hamid Shirvani (1985:57), ada 6 kriteria tak terukur antara lain:tak terukur antara lain:

-Pencapaian (-Pencapaian (AccessAccess))-Kecocokan -Kecocokan (C(Compatibleompatible))-Pemandangan -Pemandangan ((viewview))-Identitas -Identitas ((identityidentity))-Rasa -Rasa ((sensesense))-Kehidupan (-Kehidupan (livabilitylivability))

Tatanan ruang (Tatanan ruang (orderorder) publik adalah) publik adalah sesuatu yang memiliki ukuran yang tepat, semuasesuatu yang memiliki ukuran yang tepat, semua bagian harus cocok dengan bagian yang lain,bagian harus cocok dengan bagian yang lain, misalnya bagian sebelah kiri dengan yang sebelahmisalnya bagian sebelah kiri dengan yang sebelah kanan, bagian yang rendah dengan bagian yangkanan, bagian yang rendah dengan bagian yang lebih tinggi, dengan susunan material yanglebih tinggi, dengan susunan material yang berlainan, akan tetapi masih dalam suatu areal danberlainan, akan tetapi masih dalam suatu areal dan garis sumbu yang sama.garis sumbu yang sama. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalamBeberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan ruang publik adalah:perancangan ruang publik adalah:

-Kasatuan Ruang-Kasatuan Ruang (Unity) (Unity)-Proporsi Ruang-Proporsi Ruang (Proportion) (Proportion)-Skala dan Proporsi-Skala dan Proporsi (Scale and Proportion) (Scale and Proportion)-Harmoni (-Harmoni (HarmonyHarmony))-Simetri, Keseimbangan (-Simetri, Keseimbangan (Symmetry, BalanceSymmetry, Balance))-Ritme, Harmoni, dan Kontras (-Ritme, Harmoni, dan Kontras (Rhytm, Harmony,Rhytm, Harmony, ContrasContras))

PENINGKATAN KUALITAS RUANG PUBLIKPENINGKATAN KUALITAS RUANG PUBLIK KOTA:KOTA:Dalam menilai kualitas ruang publik kota terdapat 8Dalam menilai kualitas ruang publik kota terdapat 8 elemen penting yang digambarkan dalamkegiatan-elemen penting yang digambarkan dalamkegiatan-kegiatan masyarakat, bentuk bentuk fisik bangunankegiatan masyarakat, bentuk bentuk fisik bangunan atau asesori kotalainnya hingga pada managemenatau asesori kotalainnya hingga pada managemen pengelolaannya (Tibbalds, 1993) :pengelolaannya (Tibbalds, 1993) :

Aktivitas dan Fungsi CampuranAktivitas dan Fungsi CampuranRuang Publik dan Ruang Khusus.Ruang Publik dan Ruang Khusus.Pergerakan dan Keramahan Pedestrian.Pergerakan dan Keramahan Pedestrian.Skala Manusia dan Kepadatan.Skala Manusia dan Kepadatan.Struktur, Kejelasan dan Identitas.Struktur, Kejelasan dan Identitas.Kerapian, Keamanan dan Kenyamanan.Kerapian, Keamanan dan Kenyamanan. Manajemen KotaManajemen KotaKekayaan VisualKekayaan Visual