Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur
-
Upload
anda-vanesky -
Category
Documents
-
view
91 -
download
0
Transcript of Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 1/28
xxi
BAB 2KONSEPSI RUANG PUBLIK JÜRGEN HABERMAS
Jürgen Habermas mengemukakan pemikiran-pemikirannya dalam berbagai
tulisan, salah satunya yang muncul di masa awal berjudul The Structural
Transformation of the Public Sphere: an Inquiry into a Category of Bourgeois
Society. Ia menggeluti wilayah ilmiah yang amat luas dan mempratikkan filsafat
dan sosiologi tanpa membedakannya secara tajam antara keduanya karena itu
penulis menganggap perlu menyinggung juga pemikirannya selain konsepsinya
mengenai ruang publik tersebut.
Jürgen Habermas adalah salah satu anggota ‘Mazhab Frankfurt’, kumpulan
sarjana dari berbagai bidang sosial yang bekerja pada Institut fur Sozialforschung
(Lembaga untuk Penelitian Sosial) di Frankfurt am Main. Lembaga ini didirikan
oleh Felix Weil pada tahun 1923 dengan tujuan menjadikannya sebagai pusat
penelitian sosial yang independen dan mempunyai dasar finansial sendiri guna
menyelidiki persoalan-persoalan sosial pada waktu itu.
Dalam perjalanan sejarahnya, lembaga penelitian tersebut pernah ditutup,
atas perintah pemerintah nasionalis-sosialis saat Hitler berkuasa, karena banyak
mengeritik pemerintah dan barangkali juga karena kebanyakan anggotanya adalah
keturunan Yahudi. Kemudian kegiatan lembaga penelitian itu dipindahkan ke
Paris dan selanjutnya ke Amerika Serikat sebelum kembali lagi ke Frankfurt
Jerman. Ketika lembaga tersebut kembali lagi ke Jerman dan beroperasi di negara
tersebut, Jürgen Habermas mulai bergabung di dalamnya.
Sejumlah tema penting yang dikemukakan Jürgen Habermas antara lain
a. Pemikirannya mengenai pengetahuan dan kepentingan.12
Menurut
Habermas ada tiga macam ilmu yang didorong seakan-akan oleh tiga
kepentingan dasar manusia: ilmu-ilmu empiris analitis didorong oleh
kepentingan teknis, kepentingan untuk memanfaatkan apa yang diketahui;
ilmu–ilmu historis-hermeneutis diarahkan oleh kepentingan praktis,
kepentingan untuk memahami makna; ilmu-ilmu kritis (filsafat,
12 Lihat lebih lanjut Jürgen Habermas, Knowledge and Human Interest , translated by Jeremy J.
Shapiro. Boston: Beacon Press, 1971
13
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 2/28
xxii
psikoanalisa) didorong oleh kepentingan emansipatoris, kepentingan untuk
membebaskan. Habermas menyebut rasionalitas tujuan sebagai hal yang
dominan dalam modernitas dan mengangkat rasionalitas komunikatif
sebagai salah satu cara untuk mengatasi dampak buruk dari modernitas
tersebut.
b. Habermas melakukan perubahan fokus perhatian dari perhatian pada
pikiran ke perhatian pada bahasa yang lazim disebut the linguistic turn .13
Ia mencoba menghubungkan rasionalitas dan bahasa dengan mengatakan
bahwa rasionalitas sudah tertanam dalam struktur bahasa itu sendiri.
Begitu seseorang masuk dalam suatu pembicaraan, orang tersebut, dengan
sendirinya mengajukan empat tuntutan: tuntutan kejelasan yakni ia dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ia maksud; tuntutan kebenaran(truth claim), kejujuran pembicara (claim to veracity) dan ketepatan atau
kepantasannya (claim to rightness). Ia juga menyinggung mengenai
bagaimana seseorang memperoleh kompetensi komunikatif, Habermas
menjelaskannya sebagai berikut. Orang belajar berkomunikasi secara
rasional dengan terus menerus mengambil sikap verbal terhadap empat
wilayah pengalaman hidupnya: tentang alam luar, ia belajar mengatakan
apa yang sesuai dengannya, artinya yang benar; terhadap masyarakat ia
belajar mengatakan apa yang seharusnya dan wajar. Alam batinnya sendiri
diungkapkan dengan jujur dan itu semua dilakukannya melalui sarana
bahasa yang harus jelas. Tentang bagaimana rasionalitas berkembang,
Habermas berpendapat bahwa proses perkembangan sebuah masyarakat
terjadi melalui proses-proses belajar dalam dua dimensi, dalam dimensi
kognitif-teknis dan moral-komunikatif. Suatu tambahan pengetahuan
kognitif dan teknis hanya bisa menghasilkan perkembangan dalam
hubungan antara manusia dan dalam kerangka institusional masyarakat
sesudah terjadi proses dalam dimensi moral-komunikatif.
13Emilia Steuerman, “Habermas’s Linguistic Turn” dalam The Bounds of Reason (London:
Routledge, 2000) hal 22-36
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 3/28
xxiii
c. Pemikirannya tentang teori tindakan komunikatif.14
Hal ini akan mudah
dipahami melalui pemahaman kita tentang dunia kehidupan dan sistem.
Dunia kehidupan adalah cakrawala kepercayaan-kepercayaan, latar
belakang intersubyektif, di dalamnya setiap proses komunikasi selalu
sudah tertanam. Setiap orang berkomunikasi dan bertindak dalam sebuah
dunia kehidupan, artinya ia hidup dalam sebuah alam bermakna yang
dimiliki bersama dengan komunitasnya, yang terdiri atas pandangan dunia,
keyakinan-keyakinan moral dan nilai-nilai bersama. Segenap komunikasi
mengacu pada dunia kehidupan itu. Rasionalitas dunia kehidupan adalah
rasionalitas komunikatif. Setiap orang menjadi dewasa dengan semakin
terintegrasi ke dalam dunia kehidupan masyarakatnya. Di sisi lain
masyarakat juga merupakan sistem. Sistem adalah segala macam institusidan peraturan yang menata kehidupan masyarakat. Tujuan sistemisasi
adalah untuk meringankan beban komunikasi. Agar masyarakat menerima
sistem yang semakin kompleks, dunia kehidupannya harus menjadi
semakin rasional. Rasionalisasi dunia kehidupan berarti bahwa semakin
banyak bidang tidak lagi dihayati dan ditata menurut adat, tradisi atau
otoritas tradisional melainkan menurut kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam diskursus.
Uraian di atas merupakan sekilas pemikirannya disamping konsepsinya
mengenai ruang publik. Konsepsi ruang publik merupakan pokok perhatian di
dalam tesis ini yang dipakai sebagai pijakan perspektif dalam melihat kinerja
perpustakaan umum.
2.1 Konsepsi Ruang Publik Borjuis
Pemikiran Habermas mengenai ruang publik tertuang dalam karyanya
yang berjudul The Structural Transformation of the Public Sphere: an Inquiry
into a Category of Bourgeois Society (1989), yang merupakan karya terjemahan
dari yang terbit dalam bahasa Jerman tahun 1962. Secara ringkas dapat dikatakan
ada dua tema pokok yang dikemukakan Habermas dalam buku tersebut yakni
pertama, analisisnya mengenai asal mula ruang publik borjuis; kedua, perubahan
14 Tentang tema ini bisa didalami lebih lanjut dalam Jürgen Habermas, The Theory of
Communicative Action…Boston : Beacon Press, 1989 vol 1 & vol 2.
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 4/28
xxiv
struktural ruang publik di zaman modern yang ditandai oleh bangkitnya
kapitalisme, industri kebudayaan, dan makin kuatnya posisi organisasi-organisasi
yang bergerak dalam ekonomi serta kelompok bisnis besar dalam kehidupan
publik. Pada analisis yang ke dua tersebut organisasi ekonomi besar dan institusi
pemerintah mengambil alih ruang publik, sementara warga negara cukup senang
menjadi konsumen barang, jasa, administrasi politik dan tontonan publik 15
Asal usul istilah publik dan ruang publik berakar dari berbagai fase
historis sebelumnya. Istilah tersebut ketika diaplikasikan secara sinkronis ke
dalam kondisi-kondisi masyarakat borjuis yang maju di bidang industrinya dan
yang didirikan sebagai sebuah negara kesejahteraan sosial, maknanya lebur
menjadi suatu paduan yang tidak jelas. Publik dipahami sebagai yang terbuka bagi
semua pihak sebagaimana dalam istilah public places (tempat-tempat umum), public houses (kedai-kedai minum). Namun, bangunan publik tidak bisa diartikan
sebagai bangunan di mana siapa saja bisa memasukinya. Negara dapat juga
disebut public authority karena mengemban tugas memajukan kesejahteraan
umum bagi para warganya.
Ruang publik muncul sebagai suatu wilayah yang spesifik - wilayah publik
yang dihadirkan untuk beroposisi dengan wilayah privat. Istilah publik terkadang
juga dimunculkan sebagai salah satu sektor dari opini publik yang sengaja
dibentuk untuk melawan otoritas. Selanjutnya, opini publik juga sering disebut
organ-organ publik karena opini publik bergantung pada organ negara atau media,
seperti pers yang menyediakan wadah komunikasi di antara anggota-anggota
publik itu sendiri. Dalam bahasa Jerman proses pembentukan kata benda
offentlichkeit adalah berasal dari kata sifat yang lebih tua, offentlich berlangsung
selama abad ke 18 yang maknanya analog dengan ‘ publicity’.
Ruang publik lahir sebagai bagian spesifik dari masyarakat sipil yang pada
waktu itu mengukuhkan diri sebagai tempat terjadinya pertukaran komoditas dan
kerja sosial yang diatur oleh kaidah-kaidahnya sendiri. Dalam pelacakan lebih
jauh untuk mengetahui mana yang publik dan mana yang bukan publik, Habermas
melihat ke zaman sebelumnya yakni zaman Yunani. Kategori-kategori dari akar-
15
Lihat Jürgen Habermas, The Structural Transformation of the Public Sphere: an Inquiry into a
Category of Bourgeois Society, bdk . Douglas Kellner, Habermas, The Public Sphere, and
Democracy: a Critical Intervention, Hal 3
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 5/28
xxv
akar kata di dalam bahasa Yunani sampai kepada kita melalui warisan orang
Romawi kuno. Di dalam negara–kota Yunani kuno yang sudah maju, sphere
(ruang) dalam pengertian koine (polis yang terbuka) bagi setiap warga negara
yang merdeka, jauh berbeda dari ruang dalam pengertian oikos, karena di dalam
oikos setiap individu berada di dunianya sendiri-sendiri (idia). Kehidupan publik,
berlangsung di tempat-tempat semacam pasar. Tetapi ruang publik juga terdapat
dalam kegiatan diskusi, sidang pengadilan dan tindakan bersama entah dalam
perang maupun kompetisi pertandingan.16
Sejak awal dan di seluruh abad pertengahan, kategori-kategori mengenai
yang-publik dan yang-privat dan ruang publik yang dipahami sebagai res publica
berasal dari definisi hukum Roma kuno. Kategori-kategori tersebut berfungsi
sebagai interpretasi diri sekaligus institusionalisasi legal atas ruang publik yangdalam pengertian spesifik bersifat borjuis. Meskipun begitu, hampir selama satu
abad kemudian fondasi-fondasi sosial bagi ruang ini nyaris terjebak di dalam
proses pembusukan.
Kecenderungan-kecenderungan yang mengarah kepada ambruknya ruang
publik sedemikian pastinya, sehingga ketika jangkauannya semakin meluas maka
fungsinya menjadi semakin tidak lagi jelas. Walaupun begitu, publisitas masih
terus bertahan sebagai prinsip pengorganisasian bagi tatanan politik Jerman.
Tampaknya bukan hanya pembongkaran terhadap ideologi liberal semata yang
akan sanggup dilakukan oleh demokrasi sosial dengan baik. Karena apabila orang
sampai berhasil mencapai sebuah pemahaman historis mengenai struktur-struktur
dari kompleksitas ini yang dewasa ini secara serampangan disisipkan ke bawah
topik ruang publik, maka ia boleh berharap untuk dapat memperoleh darinya
bukan hanya sebuah pengklarifikasian sosiologis tentang konsep ini saja, namun
juga sebuah pemahaman sistematis mengenai masyarakat Jerman berdasarkan
perspektif salah satu kategorinya yang utama.
Sebelum munculnya ruang publik borjuis, telah ada suatu bentuk ruang
publik yang terjadi di negara–negara feodal dari abad pertengahan dan Eropa
modern awal. Ruang publik yang dimaksud adalah raja maupun keluarga
bangsawan yang memainkan peran kekuasaan politik mereka di hadapan rakyat.
16 Jürgen Habermas, ibid. bdk. Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat (terjemahan), Plato dan
Negara Utopia Hal 146-161
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 6/28
xxvi
Para raja maupun keluarga bangsawan tersebut tidak lebih dari menunjukkan
kekuasaan mereka; tidak ada diskusi politik, maka publik yang dimaksudkan
bukanlah publik dalam pengertian modern. Agar kekuasaan politik ada diperlukan
penonton.
Penelitian Habermas mulai dengan usaha menentukan batas-batas yang
oleh Habermas disebut ruang publik borjuis. Ruang publik borjuis dipahami
sebagai ruang orang-orang privat yang berkumpul sebagai publik. ( ”…the sphere
of private people come together as a public; …”.17
) Ruang publik terjadi karena
orang-orang privat berkumpul sebagai sebuah publik dan mengartikulasikan
kebutuhan masyarakat kepada negara (“ … made up of private people gathered
together as a public and articulating the needs of society with the state …".18
)
Habermas menelusuri sejarah pembagian antara yang publik dan yang privatdalam bahasa dan filsafat.
Sejarah munculnya ruang publik menandai bangkitnya suatu masa dalam
sejarah ketika individu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat dapat
membentuk opini publik, memberikan tanggapan langsung terhadap apapun yang
menyangkut kepentingan mereka sambil berusaha mempengaruhi praktik-praktik
politik. Ruang publik melawan bentuk-bentuk hirarkis dan tradisional dari otoritas
feodal yang selama berabad-abad menguasai praktik politik di Eropa. Diskusi-
diskusi publik, menurut Habermas, muncul dari suatu tahap tertentu
perkembangan masyarakat borjuis. Lahirnya ekonomi pasar telah memperluas
dunia-kehidupan banyak orang melebihi batas-batas wilayah domestik. Mereka
adalah para pedagang dan pengusaha yang terus bertambah jumlahnya dan meluas
pengaruhnya, sementara lembaga-lembaga politik mapan saat itu tidak
memungkinkan partisipasi kalangan swasta seperti mereka. Di ruang publik,
mereka mendiskusikan dan menantang pemahaman mengenai hakikat kekuasaan
yang berlaku hingga saat itu
Ruang publik borjuis yang muncul di awal abad ke-18 menurut Habermas
berfungsi sebagai mediasi antara urusan privat individu di dalam kehidupan
keluarga, ekonomi, dan kehidupan sosial dilawankan dengan tuntutan dan urusan
17Jürgen Habermas, The Structural Transformation of the Public Sphere : an Inquiry into a
Category of Bourgeois Society, Cambridge : MIT Press, 1991. p. 2718
Ibid. p. 176
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 7/28
xxvii
kehidupan sosial dan publik. Ini juga mencakup mediasi kontradiksi antara
kepentingan borjuis di satu pihak dan kepentingan warga negara lainnya di lain
pihak. Tujuannya adalah mengatasi kepentingan dan opini privat guna
menemukan kepentingan bersama dan mencapai konsensus sosial.
Ruang publik terdiri atas organ informasi dan debat politik seperti surat
kabar, jurnal, dan institusi-institusi diskusi politik seperti parlemen, klub politik,
salon-salon kesusastraan, pertemuan-pertemuan umum, rumah minum dan kedai
kopi, ruang-ruang pertemuan, dan ruang publik lainnya di mana terjadi diskusi
sosial–politik. Di tempat-tempat tersebut, kebebasan berbicara, berkumpul, dan
berpartisipasi dalam debat politik dijunjung tinggi. Kepublikan yang terjadi dalam
ruang publik dengan sendirinya mengandung daya kritis terhadap proses-proses
pengambilan keputusan yang tidak bersifat publik.Untuk pertama kali dalam sejarah, individu-individu dan kelompok dapat
membentuk opini publik, mengekspresikan secara langsung kebutuhan dan
kepentingan mereka sementara itu juga mempengaruhi praktik politik. Ruang
publik borjuis menjadikan mungkin untuk membentuk ranah opini publik yang
beroposisi dengan kekuasaan negara dan kepentingan pihak penguasa yang
kemudian nantinya membentuk masyarakat borjuis. Ruang publik memupuk
oposisi terhadap bentuk-bentuk hierarkis dan tradisional dari otoritas feodal yang
selama berabad-abad menguasai praktik politik di Eropa.
Diskusi-diskusi publik muncul dari suatu tahap tertentu perkembangan
masyarakat borjuis. Lahirnya ekonomi pasar telah memperluas ruang hidup
banyak orang melebihi batas-batas wilayah domestik. Mereka adalah para
pedagang dan pengusaha yang terus bertambah jumlahnya dan meluas
pengaruhnya, sementara lembaga-lembaga politik mapan saat itu tidak
memungkinkan partisipasi kalangan swasta seperti mereka. Di ruang publik,
mereka mendiskusikan dan menantang pemahaman mengenai hakikat kekuasaan
yang berlaku hingga saat itu.
Para pedagang dan pengusaha, kalangan terpandang karena harta dan
pengetahuan mereka, merupakan pihak-pihak yang aktif bersuara di ruang publik,
meskipun mereka bukan keturunan bangsawan. Mereka inilah yang disebut
“publik” dan dengan klaim pengetahuan mengenai kepentingan umum, mereka
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 8/28
xxviii
berusaha mengubah masyarakat menjadi suatu ruang otonomi privat yang bebas
dari campur tangan politik dan merombak negara menjadi otoritas yang terbatas
pada beberapa fungsi saja serta diawasi oleh “publik”. Di sinilah terletak
rasionalitas perjuangan menegakkan ruang publik. Di antara dua ruang tersebut,
yaitu ruang otonomi privat di satu pihak dan ruang politik negara di lain pihak,
ruang publik berfungsi sebagai penerus kepentingan masyarakat borjuis kepada
negara. Idealnya, ruang publik mengubah otoritas politis negara menjadi otoritas
“rasional” dalam ruang publik. Rasionalitas borjuis demikian ini diukur oleh
sejauh mana kepentingan umum terwakili, dan ruang publik berfungsi untuk
menjamin tercapainya rasionalitas tersebut.
2.2 Perubahan Struktural Ruang Publik Ruang publik, yang ideal itu, kemudian mengalami depolitisasi. Seiring
dengan perkembangan kapitalisme, organ-organ publik yang semula menjadi
tempat diskusi publik, lama kelamaan mulai berubah fungsi. Pers tidak lagi
menyuarakan opini publik dan perjuangan politik, melainkan menjadi ruang iklan.
Komersialisasi, munculnya perusahaan besar, intervensi negara, dan pengaruh
sains serta rasio instrumental dalam kehidupan sosial memperparah proses
depolitisasi ini. Ini merupakan perubahan struktural yang dimaksudkan Habermas.
Ruang publik berubah dari ruang diskusi rasional, debat, dan konsensus
menjadi wilayah konsumsi massa dan dijajah oleh korporasi-korporasi serta kaum
elite dominan. Analisis Habermas ini melanjutkan tradisi sekolah Frankfurt yang
melihat transisi dari kapitalisme pasar dan demokrasi liberal pada abad ke-19
menuju tahap kapitalisme negara dan monopoli yang tampil dalam rupa fasisme
Eropa dan liberalisme welfare state di Amerika Serikat 1930-an. Bagi Sekolah
Frankfurt, masa-masa itu menandai babak baru dalam sejarah yang ditandai oleh
percampuran antara otoritas politik dan ekonomi, industri budaya yang
manipulatif, dan masyarakat terpimpin yang makin tidak demokratis dan bebas.
Dalam istilah Habermas, proses ini disebut refeodalisasi ruang publik.
Refeodalisasi ruang publik menghasilkan opini publik yang tidak lagi
terbentuk lewat perdebatan dan konsensus, melainkan opini publik yang dibentuk
oleh kelompok elite media, politik, dan ekonomi. Di tangan mereka, opini publik
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 9/28
xxix
kehilangan karakter publiknya. Menurut Habermas, opini publik yang semula
merupakan ekspresi keprihatinan untuk mencari kepentingan umum, sejak akhir
abad ke-19 telah menjadi ekspresi kepentingan pribadi para elite tersebut. Pentas
politik yang semula dimaksudkan untuk memperoleh konsensus rasional telah
menjadi ajang perebutan kekuasaan di antara berbagai kelompok kepentingan.
Perubahan mendasar dalam ruang publik borjuis tidak menyurutkan
Habermas untuk menghidupkan kembali ruang publik yaitu dengan cara memulai
proses komunikasi publik yang kritis melalui organisasi-organisasi yang
menjalankan fungsi komunikasi publik itu. Menghidupkan kembali ruang publik
berarti membangkitkan kembali kepublikan atau sifat publik yang kritis dalam
organisasi-organisasi yang beroperasi di ruang publik.
Dampak positif dari ruang publik, di luar kecenderungan refeodalisasi,bisa disebut antara lain perluasan hak-hak asasi dalam sistem pengamanan sosial
yang dijalankan negara, tuntutan akan keterbukaan informasi bagi publik kepada
lembaga-lembaga negara, dan semua organisasi yang berurusan dengan negara.
Setidak-tidaknya, di tengah suasana komersialisasi dan intervensi negara,
beberapa aspek ruang publik masih dapat ditegakkan.
Menggagas ruang publik borjuis sebagai tempat berlangsungnya diskusi
dan konsensus rasional seperti yang digagas Jürgen Habermas, di mana masalah-
masalah yang bersifat publik dibicarakan disebut idealisasi ruang publik borjuis.
Gagasan ini tidak luput dari kritik karena agak diragukan bahwa politik pada masa
itu digerakkan oleh norma rasionalitas dan opini publik yang dibentuk melalui
debat rasional dan konsensus seperti digambarkan oleh Habermas. Politik modern
selalu tunduk pada rangkaian permainan kepentingan dan perebutan kekuasaan,
sekaligus juga diskusi dan debat. Mungkin ada saja satu dua kelompok
masyarakat yang berhasil mencapai tahap itu, namun memuja-muja dan membuat
generalisasi dari pengecualian itu tampaknya terlalu berlebihan.19
Gagasan Habermas mengenai ruang publik harus ditempatkan dalam
kerangka besar teori kritis yang merupakan penentu identitas Sekolah Frankfurt.
Pada periode 1930-an, Sekolah Frankfurt menerapkan metode kritik imanen; suatu
cara melancarkan kritik terhadap masyarakat totaliter dan fasis di Eropa
19 Douglas Kellner, Habermas, the Public Sphere, and Democracy: a Critical Intervention dalam
http: //www.gseis.ucla.edu/faculty/kellner/papers/habermas.htm diakses 10 Nov 2008
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 10/28
xxx
menggunakan perspektif ide-ide pencerahan seperti demokrasi, hak asasi manusia,
kebebasan individu dan sosial, serta rasionalitas. Kualitas-kualitas yang imanen
pada masyarakat borjuis dipakai untuk mengkritik penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dalam masyarakat sesudahnya. Habermas dianggap masih
terpengaruh oleh metode ini, setidaknya ketika ia mengidealkan rasionalitas ruang
publik borjuis abad ke-18 dan mengeluhkan perkembangan masyarakat kapitalis
sejak akhir abad ke-19
Habermas larut dalam perkembangan gagasan Sekolah Frankfurt terutama
sejak terbitnya Dialetics of Enlightenment (1947). Adorno dan Horkheimer dalam
buku itu terlihat pesimis dengan prospek pencerahan sebagai dasar suatu teori
kritis. Menurut kedua tokoh Sekolah Frankfurt tersebut, di bawah bayang-bayang
hantu Perang Dunia II di Eropa dan kapitalisme tanpa kendali di Amerika,Pencerahan berakhir dalam situasi yang serba berkebalikan. Demokrasi menjadi
fasisme, akal budi hanya menghasilkan irasionalitas, dan kebudayaan berkembang
menjadi alat manipulasi. Dalam situasi tersebut, prosedur memakai idealisme
borjuis sebagai norma kritik, telah dibungkam oleh barbarisme peradaban abad ke
-20
Nada pesimis Dialetics of Enlightenment kelihatan pada bagian akhir The
Structural Transformation of the public sphere : an inquiry into a category of
bourgeois society. Idealisasi ruang publik borjuis untuk mengkritik penyimpangan
di zaman kini, seperti yang digagasnya di bagian depan, hanya akan terdengar
seperti nostalgia. Nyatanya, sejak Pencerahan menjadi mitos dan ruang publik
borjuis telah menjadi arena iklan, tidak ada lagi dasar normatif dan empiris untuk
membangun teori kritis. Semua jalan sepertinya berujung buntu. Habermas hanya
dapat menyerukan pembaruan proses demokratisasi lembaga-lembaga dan ruang
publik, namun tidak dapat menawarkan dasar institusional dan menggambarkan
gerakan sosial untuk mewujudkannya. Kegamangan Habermas kelihatan pada
cara pandangnya terhadap welfare state dalam The Structural Transformation. of
the public sphere : an inquiry into a category of bourgeois society. Di satu
pihak, pada welfare state ia melihat satu-satunya peluang imanen untuk
menegakkan kembali ruang publik dalam masyarakat modern. Namun di lain
pihak, welfare state juga berpotensi menggerus ruang publik karena membuka
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 11/28
xxxi
peluang bagi negara untuk memasuki wilayah yang semestinya di bawah otonomi
privat itu.
Habermas berpaling pada bahasa untuk mencari dasar filosofis bagi suatu
teori kritis baru. Pencarian ini memuncak pada karya terpenting Habermas, The
Theory of Communicative Actions (1989). Menurut Habermas, dalam fenomena
bahasa dan komunikasi antarmanusia terkandung norma-norma untuk mengkritik
segala bentuk dominasi dan penindasan serta untuk memperjuangkan
demokratisasi. Menurut Habermas, ketika dua orang atau lebih berwicara dalam
suatu diskursus, mereka hendaknya saling memahami terlebih dahulu sebelum
sampai pada hal-hal lain. Kehendak untuk memahami dan dipahami itu imanen
pada tindakan berwicara, dan hal ini berlaku bagi siapapun dan dimanapun. Inilah
rasionalitas yang dapat dipakai sebagai dasar suatu teori kritis. Prinsip rasional inimerupakan hakikat “transendental” dari tindakan berkomunikasi. Habermas
kemudian merumuskan norma-norma kritis yang disebutnya sebagai syarat-syarat
wicara ideal (ideal speech situations).
Teori kritis baru ini dipakai oleh Habermas untuk menyoroti terjadinya
kolonisasi dunia-kehidupan (lifeworld ) oleh sistem. Dunia-kehidupan, menurut
Habermas, merupakan arena berlangsungnya peristiwa sehari-hari dan tindakan
komunikatif menduduki tempat yang sentral. Sementara itu, sistem merupakan
mekanisme untuk mengatur tindakan individu-individu, memberi makna
fungsional terhadap tindakan, dan memastikan bahwa sistem tetap bekerja seperti
dimaksud. Sistem dalam dikotomi ini mewakili proses rasionalisasi modernitas
yang berupa birokratisasi dan instrumentalisasi seperti digagas oleh Weber.
Sebenarnya dunia-kehidupan juga mengalami rasionalisasi sendiri namun
rasionalitas instrumental dalam sistem berkembang lebih kuat dan akhirnya
menjajah dunia-kehidupan. Akibatnya rasionalitas komunikasi seperti yang
terdapat pada syarat-syarat wicara ideal di zaman modern telah dikuasai oleh
rasionalitas instrumental. Habermas menyebut kondisi ini sebagai komunikasi
yang mengalami distorsi.
Ukuran normatif seperti dalam syarat-syarat wicara ideal dapat dipakai
untuk membangun gagasan baru mengenai ruang publik ideal. Idealisasi ruang
publik borjuis mengandaikan secara keliru tiadanya atau minimnya perbedaan
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 12/28
xxxii
kepentingan individu. Begitu mengatasi ruang lingkup privatnya individu-individu
digambarkan berkumpul di ruang publik sebagai suatu suara dihadapan intervensi
politik negara. Teori kritis tindakan komunikatif memungkinkan Habermas untuk
menghilangkan asumsi uniformitas kehendak tersebut. Biarpun ada perbedaan
kepentingan dan latar belakang budaya, keniscayaan dalam tindakan komunikatif
akan memaksa individu-individu di ruang publik untuk sampai pada pemahaman
terhadap satu sama lain. Rasionalitas ruang publik tidak lagi bersandar pada
asumsi mengenai kepentingan umum yang otomatis diwakili oleh ruang publik
borjuis, melainkan pada etika diskursus universal. Konsensus tercapai bila terjadi
pemahaman bersama yang bersifat intersubjektif mengenai sesuatu yang secara
argumentatif memang lebih baik. Kondisi ideal suatu diskursus menuntut bahwa
kesamaan hak setiap orang untuk terlibat dalam diskusi dijamin dan bebas darisegala bentuk dominasi baik yang sifatnya internal menyangkut perilaku
individual maupun eksternal dalam rupa komunikasi yang terdistorsi secara
sistematis. Hanya bila kondisi ini terpenuhi, konsensus yang tercapai dapat
disebut rasional.
Between Facts and Norms (1996) memperlihatkan bagaimana Habermas
menyusun argumentasi untuk suatu ruang publik berhadapan dengan struktur
politik dan hukum. Ruang publik merupakan sarana peringatan dini dengan sensor
yang sensitif menangkap persoalan-persoalan dalam masyarakat. Selanjutnya
ruang publik tidak hanya mendeteksi persoalan tetapi juga harus memperkuat
tingkat kemendesakkan dari persoalan-persoalan itu dengan cara merumuskannya,
menyodorkannya, beberapa kemungkinan solusi, bahkan mendramatisasi
persoalan supaya ditangkap oleh otoritas politik. Menurut Habermas, “ruang
publik paling tepat digambarkan sebagai jaringan untuk mengkomunikasikan
informasi dan beberapa cara pandang ... ; arus-arus informasi, dalam prosesnya
disaring dan dipadatkan sedemikian sehingga menggumpal menjadi simpul-
simpul opini publik yang spesifik menurut topiknya.”20 Habermas berharap opini
publik akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam struktur politik
dan hukum yang mapan. Kapasitas ruang publik untuk memberi solusi sendiri
memang terbatas namun kapasitas tersebut dapat digunakan untuk mengawasi
20 Lihat Jürgen Habermas, Between Facts and Norms: Contributions to a Discourse Theory of Law
and Democracy, Cambridge: MIT Press, 1996 hal 360
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 13/28
xxxiii
bagaimana sistem politik menangani persoalan-persoalan yang muncul di tengah
masyarakat.21
Dalam benturannya dengan praktik-praktik rahasia dan birokratis negara
absolut, kemunculan borjuasi perlahan-lahan menggantikan sebuah ruang publik
di mana kekuatan penguasa hanya direpresentasikan di hadapan masyarakat oleh
sebuah ruang yang didalamnya otoritas negara diawasi secara publik lewat
diskursus informatif dan kritis oleh masyarakat.
Habermas meneliti perkembangan kesadaran diri sastra dan politis kaum
borjuasi, juga sekaligus kelahiran novel dan jurnalisme sastra dan politis dan
penyebaran komunitas-komunitas baca, salon-salon, dan kedai-kedai kopi.
“Two years after Pamela appeared on the literary scene the first public
library was founded, book clubs, reading circles and subscription librariesshot up”22
Habermas mengemukakan kontradiksi antara katalog konstitutif “hak-hak dasar
manusia” dari ruang publik liberal dengan pembatasan de facto-nya terhadap
manusia dari kelas-kelas tertentu. Dia mencatat tegangan-tegangan yang seiring
dengan perkembangan lebih jauh dari kapitalisme sebagai tubuh publik yang
mengembang melampaui borjuasi sehingga juga mencakup kelompok-kelompok
yang secara sistematis tidak diuntungkan oleh cara kerja pasar bebas dan yang
mengupayakan memperoleh regulasi dan kompensasi negara.
Munculnya jalinan antara negara dan masyarakat sejak akhir abad ke-19
sampai abad ke-20 berakibat pada matinya ruang publik liberal. Ruang publik
demokrasi negara kesejahteraan sosial lebih merupakan lapangan kompetisi di
antara kepentingan-kepentingan yang saling berlawanan, di mana organisasi-
organisasi yang mewakili beraneka ragam konstituen melakukan negosiasi dan
kompromi di antara mereka sendiri dan dengan pejabat-pejabat pemerintahan,
sembari menghilangkan publik dari gerak langkah mereka. Sejak saat itu opini
publik mulai mengemuka, tapi bukan dalam bentuk diskusi publik yang tak
21 Lihat Jürgen Habermas, Between Facts and Norms: Contributions to a Discourse Theory of Law
and Democracy, Cambridge: MIT Press, 1996 hal 359
22Jürgen Habermas. The Structural Transformation of the Public Sphere : an Inquiry into a
Category of Bourgeois Society, Cambridge : MIT Press. 1991 p. 51
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 14/28
xxxiv
terkekang. Karakter dan fungsinya lebih ditandai oleh cara-cara dia disampaikan
dan dilontarkan: riset opini publik, publisitas, kerja humas dan sebagainya. Pers
dan media penyiaran tidak begitu berfungsi sebagai organ-organ informasi dan
perdebatan publik, melainkan sebagai teknologi untuk mengelola konsensus dan
mempromosikan budaya konsumen
Apabila struktur-struktur historis ruang publik liberal mencerminkan
konstelasi khusus kepentingan-kepentingan yang melahirkannya, maka gagasan
yang diklaimnya mewujud yakni merasionalkan otoritas publik di bawah
pengaruh diskusi yang informatif dan kesepakatan rasional yang terlembaga masih
tetap penting bagi teori demokrasi. Di era pasca liberal, ketika model klasik ruang
publik tidak lagi memungkinkan secara sosio politik, maka pertanyaannya
berubah menjadi : dapatkah ruang publik dibangun kembali secara efektif dibawah kondisi-kondisi sosio ekonomi, politik dan kultural yang sudah berubah se
radikal ini? Atau dengan kata lain mungkinkah demokrasi diwujudkan? Habermas
menjawab pertanyaan ini dengan Teori tindakan komunikatif
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang publik dipahami
sebagai suatu bentuk reaksi dari keadaan di zaman feodal, di mana individu
maupun kelompok dalam masyarakat membentuk opini publik, memberikan
tanggapan langsung terhadap apapun yang menyangkut kepentingan mereka
sambil berusaha mempengaruhi praktik-praktik politik.
Ruang publik kemudian mengalami depolitisasi dan refeodalisasi sebagai
akibat dari perkembangan kapitalisme, komersialisasi, tumbuhnya perusahaan-
perusahaan besar, meningkatnya intervensi negara demi stabilitas ekonomi, dan
meluasnya pengaruh sains serta akal budi instrumental dalam kehidupan sosial.
Dengan tidak memadainya pencerahan sebagai dasar filosofis perjuangan,
Jürgen Habermas mengemukakan teori tindakan komunikatif sebagai landasan
filosofis guna menghidupkan kembali ruang publik.
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 15/28
xxxv
BAB 3RUANG PUBLIK DAN PERPUSTAKAAN
Berbagai komentar tentang informasi dari sejumlah pakar yang sempat
dicatat Frank Webster antara lain berisi bahwa informasi pada zaman sekarang ini
cenderung ternodai, tidak lepas dari campur tangan pihak yang menyajikannya
atau yang mengemasnya sedemikian rupa untuk mendukung suatu posisi, atau
memanipulasinya untuk tujuan tertentu, atau membuatnya menjadi komoditas
yang laku dijual, yang sifatnya menghibur. Dalam versinya yang paling ekstrim,
keadaan di atas dapat dianggap sebagai rusaknya proses demokratisasi akibat
tidak memadainya informasi yang disuguhkan kepada publik karena apabila
masyarakat tidak memperoleh informasi yang handal lalu akan sulit tercapai
masyarakat yang ideal, cerdas, arif dan berpengetahuan luas – demokrasi dalam
pengertian yang sejatinya.23
Cara pandang di atas sejalan dengan konsepsi Habermas tentang ruang
publik yang ditulisnya dalam The Structural Transformation of the Public Sphere
: an inquiry into a category of Bourgeois Society. Dalam buku tersebut disebutkan
bahwa khususnya di Inggris pada abad ke 18 dan 19, berkembangnya kapitalisme
menyebabkan munculnya ruang publik yang kemudian mengalami kemunduran
pada pertengahan dan akhir abad ke dua puluh. Informasi berada pada inti dari
ruang publik ini, di dalamnya para peserta diskursus mengungkapkan posisinya
dalam argumen yang diungkapkan secara eksplisit dan bahwa pandangan mereka
dapat diakses oleh kalangan publik yang luas. Kontributor utama demi tercapainya
tujuan tersebut adalah media komunikasi dan lembaga-lembaga informasi lainnya
seperti perpustakaan dan lembaga statistik.
3.1 Transformasi dan Refeodalisasi Ruang Publik
Mencermati tulisan Habermas tentang ruang publik akan membawa kita ke
pemahaman lebih jelas mengenai dinamika dan arahnya. Menurut Habermas
ruang publik borjuis muncul sebagai akibat dari ciri utama masyarakat kapitalis
pada abad ke-18. Dengan menggunakan kekayaan dan pendidikan yang mereka
23Lihat Webster, Frank. Theories of the Information Society. London : Routledge, 1995 hal 101
27
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 16/28
xxxvi
miliki, para pengusaha kapitalis mampu berjuang dan melepaskan
ketergantungannya dari gereja dan negara. Pada awalnya kehidupan publik
didominasi para biarawan dan pihak kerajaan di mana tata krama yang
menggambarkan relasi feodal dipertontonkan dan menjadi topik perhatian sehari-
hari, tetapi para kapitalis-baru berhasil meruntuhkan keadaan tersebut. Ini terjadi
antara lain karena para kapitalis memberikan dukungan ekstra kepada dunia sastra
- teater, kesenian, kedai-kedai kopi, novel dan kritik - dan melalui cara itu
ketergantungan kepada pihak pembimbing ( patron) menjadi berkurang dan
memunculkan ruang yang dengan sepenuh hati melakukan kritik yang terpisah
dari kekuasaan tradisional. Menurut pengamatan Habermas, di sini percakapan
berubah menjadi kritik dan kata-kata indah berubah menjadi adu argumen.
Dari arah lain, muncul dukungan yang semakin kuat kepada kebebasanberbicara dan reformasi parlemen sebagai konsekuensi dari perkembangan pasar.
Karena kapitalisme berkembang dan terkonsolidasi dan juga memperoleh
kebebasan yang lebih besar dari negara, kapitalisme semakin meningkatkan
tuntutan terhadap perubahan negara, paling tidak memperluas perwakilan guna
mendapatkan kebijakan yang secara lebih efektif mendukung ekspansi ekonomi
pasar. Perjuangan mereformasi parlemen, tentunya mencakup juga kebebasan
pers, karena pers merupakan poros roda perjuangan reformasi, supaya kehidupan
politik bisa diawasi oleh publik yang lebih luas. Sebagai contoh adalah
didirikannya Hansard di abad pertengahan 18 untuk memberikan rekaman
prosiding yang akurat di parlemen.
Perjuangan guna membangun surat kabar yang independen mendapat
banyak rintangan dari pihak pemerintah, meskipun demikian usaha tersebut
terbantu oleh biaya produksi yang relatif murah. Melalui cara-cara yang
menggugah pikiran, pers pada abad ke 18 dan 19, tidak saja menyampaikan secara
luas opini, tetapi dengan sepenuh hati memberitakan secara penuh kegiatan
parlemen. Ini merupakan indikasi bahwa terjadi pihak-pihak yang
mengkapanyekan kerjasama antara pers dan pihak-pihak yang mengkampanyekan
reformasi parlemen. Yang paling penting dari gabungan kekuatan ini, tentunya,
adalah matangnya oposisi politis, yang mendorong adu argumen dan debat yang
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 17/28
xxxvii
dibentuk melalui desakan perkembangan baru, yaitu suatu kebijakan yang bisa
diterima-secara-rasional.
Hasil dari perkembangan tersebut adalah terbentuknya ruang publik
borjuis pada pertengahan abad ke 19. Ciri khas dari ruang publik tersebut adalah
adanya debat terbuka, kupasan kritis, reportase penuh, aksesibilitas yang semakin
meningkat dan kebebasan para peserta di ruang publik dari kepentingan ekonomi
dan kebebasan dari kendali negara. Habermas menekankan bahwa perjuangan
untuk independen dari negara merupakan unsur pokok dari ruang publik borjuis.
Ini berarti kapitalisme awal harus berhadapan dengan negara karena alasan
tersebut, pokok perjuangannya adalah pers bebas, reformasi politis, dan
perwakilan yang lebih besar.
Dalam analisis historisnya lebih lanjut, Habermas menunjukkan ciri-ciriparadoks ruang publik borjuis yang pada akhirnya mengarah ke refeodalisasi di
sejumlah bidang. Yang pertama memusat di seputar perluasan kapitalisme lanjut.
Habermas mencatat bahwa telah lama terjadi saling penyusupan antara
kepemilikan privat dan ruang publik, dan ia berpendapat bahwa penyusupan
condong ke arah kepemilikan privat selama dekade akhir dari abad ke 19. Seiring
dengan perkembangan kekuatan dan pengaruh kapitalisme, para pendukungnya
bergerak dari tuntutan reformasi menuju pengambilalihan kekuasaan negara dan
menggunakan pengambilalihan kekuasaan itu untuk melanjutkan tujuan mereka.
Habermas tidak bermaksud mengatakan bahwa arah gejala ini
menggambarkan secara langsung kembalinya ke epos sebelumnya. Menurut
pandangannya humas dan budaya lobi-melobi merupakan bukti mencolok dari
unsur-unsur penting ruang publik namun hal tersebut tidak lagi ditujukan pada
usaha memperoleh pengakuan terhadap bidang di mana debat politik harus
dilakukan untuk mendapatkan legitimasi. Apa yang dilakukan humas, ketika
memasuki debat publik adalah menyembunyikan kepentingan yang diwakilinya
(misalnya dengan menyatakan demi ‘kesejahteraan masyarakat’ atau demi
‘kepentingan nasional’), sehingga debat kontemporer tidak lain dari suatu versi
palsu ruang publik. Dalam pengertian itulah Habermas mengadopsi istilah
refeodalisasi, yang artinya ada indikasi tentang cara dimana masalah-masalah
publik menjadi sesuatu yang ditampilkan dari kekuasaan (menggunakan cara yang
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 18/28
xxxviii
analog dengan yang digunakan kerajaan pada abad pertengahan) bukannya ruang
kompetisi kebijakan–kebijakan dan aneka macam pandangan.
Yang kedua istilah refeodalisasi muncul dari perubahan-perubahan dalam
sistem komunikasi massa. Perlu diingat bahwa komunikasi massa diperlukan demi
efektifitas ruang publik karena media terjadinya memungkinkan penelitian dan
akses luas terhadap masalah-masalah publik. Namun, selama abad ini media
massa telah berkembang menjadi organisasi-organisasi monopoli kapitalis dan
ketika hal itu terjadi, kontribusi utamanya sebagai penyebar informasi handal dari
ruang publik menjadi hilang. Media berubah menjadi alat kepentingan kapitalis,
tidak lagi sebagai penyedia informasi.
Sementara kedua ciri tersebut di atas menggambarkan penyebaran dan
penguatan kekuasaan kapitalisme atas hubungan-hubungan sosial, terdapatlahsesuatu kelompok yang berusaha menggunakan negara guna mendukung ruang
publik. Kelompok yang melakukan kontribusi penting pada penciptaan dan
penyebaran etos jasa publik di dalam masyarakat modern. Habermas melihat
bahwa sejak masa–masa awalnya ruang publik borjuis telah menyediakan ruang
bagi orang-orang yang menempati suatu posisi di antara pasar dan pemerintah;
yakni, antara ekonomi dan politik; khususnya para profesional seperti para
akademisi, ahli-ahli hukum, para dokter dan sejumlah pegawai negeri. Masih
dapat diperdebatkan bahwa ketika kapitalisme mengkonsolidasikan
cengkeramannya di masyarakat yang lebih luas dan di negara itu sendiri, pada saat
yang sama unsur-unsur signifikan profesi-profesi menggerakkan dukungan negara
untuk menjamin agar ruang publik tidak dirusakkan oleh dominasi kapital.
Habermas menyatakan hal itu khususnya dengan penyiaran di benaknya,
sambil memperlihatkan bahwa industri penyiaran publik didirikan karena kalau
tidak fungsi wartawannya tidak bisa dilindungi secara memuaskan dari
pelanggaran batas fungsi kapitalistiknya. Tetapi argumen bahwa yang demikian
itu merupakan tendensi menuju pengambilalihan oleh kepentingan kapitalis
sehingga memunculkan perlunya keterlibatan negara untuk menjamin
infrastruktur informasi bagi ruang publik yang bergairah dapat diperluas untuk
menjelaskan ciri dari sejumlah institusi penting, seperti perpustakaan-perpustakan
umum, jasa statistik pemerintah, museum-museum dan galeri – galeri seni. Tentu
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 19/28
xxxix
saja, etos layanan publik, yang dipahami sebagai harapan yang, dalam ranah
informasi paling sedikit menyajikan informasi dan pengetahuan tanpa memihak
dan netral kepada publik seluas mungkin, terlepas dari kemampuan orang untuk
membayar, dapat dianggap sangat sesuai dengan orientasi yang sangat esensial
pada pemfungsian efektif ruang publik.
Ketika kita membaca sejarah ruang publik Jürgen Habermas, mau tidak
mau kita akan menyimpulkan bahwa masa depannya akan sulit. Tulisan mengenai
perkembangan akhir ruang publik terasa suram: kapitalisme menjadi
pemenangnya, kapasitas pemikiran kritis menjadi minimal, tidak ada ruang riil
untuk ruang publik di zaman konglomerat media trans nasional dan budaya iklan
yang merembes. Sejauh yang berhubungan dengan informasi, perhatian terhadap
pasar yang dijadikan prioritas oleh perusahaan-perusahaan informasi berartimendedikasikan produk mereka kepada tujuan membuat penghasilan iklan
maksimum dan mendukung perusahaan kapitalis. Akibatnya, isinya antara lain:
petualangan tindakan, hal-hal yang sepele, sensasionalisme, personalisasi
masalah, perayaan gaya hidup kontemporer. Ini semua, dipromosikan secara
intensif dan berlebihan, menarik dan menjual, tetapi kualitas informasinya tak
berarti. Yang dilakukan tidak lebih (dan tidak kurang) mewajibkan subjek para
pirsawannya secara halus keterarahan terhadap konsumsi secara terus menerus.
Habermas melangkah lebih jauh lagi: sementara ruang publik diperlemah
oleh invansi etika iklan, ia juga dilukai secara mendalam oleh penetrasi humas.
Bagi Habermas, penyusupan humas menandai ditinggalkannya kriteria
rasionalitas yang dulu pernah membentuk argumen publik, kriteria rasionalitas
tersebut sangat kurang di dalam konsensus yang diciptakan oleh cetakan opini
yang canggih yang mereduksi kehidupan politis ke kemegahan yang gemerlapan
sebelum pengikutnya yang tertipu itu siap untuk mengikuti.
Ketika merenungkan keadaannya sekarang, Habermas tak henti-hentinya
nampak muram. Hak pilih bersama barangkali telah membawa masing-masing
kita ke dalam ranah politik, tetapi hak pilih juga mengangkat bidang keunggulan
opini melebihi kualitas argumen nalar. Lebih buruk lagi membobot hak suara
tanpa menilai kevalidan isu, perluasan pada setiap orang akan hak pilih bertepatan
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 20/28
xl
dengan munculnya propaganda modern, dari sinilah, kemampuan mengelola opini
dalam ruang publik yang dimanufaktur24
.
3.2 Komersialisasi Jasa Perpustakaan Umum
Ciri “ruang publik” dari suatu perpustakaan umum dapat diamati dari ciri-
ciri sebagai berikut
1. Ruang publik terbuka bagi siapa saja. Mereka berkumpul dan berbicara
demi kepentingan umum. Perpustakaan umum juga memiliki ciri tersebut
yakni terbuka bagi siapa saja, menyediakan informasi dan mengusahakan
akses. Pengguna perpustakaan bebas berdiskusi demi kepentingan sendiri
maupun kepentingan umum. Selain itu, perpustakaan umum juga
menyediakan buku-buku atau informasi dalam berbagai format untuk dipinjamkan, dan menyediakan akses terhadap koleksi rujukan, serta
membuka jam buka perpustakaan yang cukup memadai dalam rangka
kualitas layanannya.
2. Kegiatan perpustakaan didanai publik dari hasil pajak daerah maupun
pusat, kendati demikian kegiatannya tidak tergantung ke pada kepentingan
politik. Di Indonesia dana perpustakaan berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Dengan sistem pendanaan tersebut perpustakaan umum
dapat menyediakan layanannya secara cuma-cuma. Undang-undang
Republik Indonesia nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
memberikan pedoman didalam penyelenggaraan perpustakaan umum guna
tersedianya jasa perpustakaan yang komprehensif dan efisien bagi semua
orang yang ingin memanfaatkannya.
3. Agar tercapai akses terhadap informasi seluas-luasnya dan jasa
peminjaman yang memuaskan, seandainya suatu perpustakaan setempat
tidak memiliki informasi yang dicari pengguna, sistem nasional
peminjaman antar perpustakaan akan memenuhi kebutuhan tersebut.
Bahkan untuk jenis buku terlarang, Perpustakaan Nasional RI dengan
mengacu pada Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah
24Lihat Webster, Frank. Theories of the Information Society. London : Routledge, 1995, hal 167
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 21/28
xli
Simpan Karya Cetak dan karya Rekam serta Peraturan Pemerintah nomor
70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun
1990 masih tetap dapat mengendalikan dan menyimpan koleksi karya
terlarang. Kalangan tertentu yang sangat membutuhkan, misalnya peneliti,
dosen dimungkinkan meminjam koleksi terlarang tersebut.
4. Jaringan perpustakaan diawaki oleh pustakawan profesional yang bisa
menyediakan layanan profesional kepada pengguna, tanpa prasangka dan
motif-motif tersembunyi.
Sejumlah kalangan ikut serta mendukung jasa perpustakaan, mereka
adalah para dermawan, simpatisan, kalangan yang khawatir akan massa yang
kurang terdidik dan berkeinginan meningkatkan angka melek huruf serta
memberikan kesempatan pendidikan melalui penyediaan sumber belajar kepadamereka-mereka yang kurang beruntung. Betapapun disertai dengan aneka ragam
motif dan aspirasinya, hal yang berada dibalik itu semua adalah konsepsi
pentingnya informasi. Maksudnya adalah perpustakaan umum dibentuk dan
dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa informasi adalah sumberdaya yang
menjadi milik dari setiap orang bukannya komoditas yang mungkin saja
merupakan kepemilikan dan karena itu dapat dimiliki secara pribadi. Karena
informasi dan tentu saja pengetahuan tidak boleh dimiliki secara eksklusif, ia
harus tersedia secara bebas bagi mereka yang ingin mengaksesnya. Konsepsi ini
merupakan konsep inti dari pendirian dan kegiatan sistem perpustakaan. Ini
menjadi pedoman dasar suatu jaringan perpustakaan umum yakni apabila orang
menginginkan informasi mereka selayaknya dibantu untuk memperolehnya
bukannya dipersulit.
Di Indonesia perpustakaan umum belum populer namun telah diminati
sebagian masyarakat. Mereka memiliki anggota yang lumayan banyak. Secara
global dapat dikatakan sistem perpustakaan umum mendapatkan tantangan di segi
filosofis maupun kegiatan rutinnya. Serangan serius dilayangkan atas premis,
informasi harus tetap diperoleh secara cuma-cuma bagi pengguna perpustakaan,
dan kebijakan sejumlah negara misalnya Inggris menekankan agar perpustakaan
menarik bayaran atas jasa mereka. Sejak akhir tahun 1970-an pemerintah negara
tersebut melakukan usaha-usaha untuk mengurangi belanja publik dan
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 22/28
xlii
mempromosikan penerapan mekanisme pasar sebagai sarana penyediaan jasa.
Sebagai konsekuensi dari kebijakan tersebut adalah dilakukannya pengurangan
dana yang cukup signifikan di lingkungan perpustakaan. Jasa perpustakaan sangat
dibatasi, pembatalan langganan suratkabar, pengurangan langganan jurnal, jam
buka perpustakaan dipersingkat dan secara umum, pengurangan buku di rak
(khususnya buku-buku baru). Pengurangan dana telah mendesak pihak
perpustakaan untuk mencari sumber pendapatan lain. Pustakawan disarankan agar
mencari sumber dana di luar sumberdana rutinnya dan mempertimbangkan apakah
ada kemungkinan mendapatkan dana dari pengguna, sponsor swasta atau bahkan
investasi swasta dalam jasa baru. Sejak itulah muncul kegiatan pemasokan
informasi melalui sponsor swasta dan atas dasar daya tarik pasarnya.
Di Inggris, ketentuan tentang jasa perpustakaan secara cuma-cuma telahmembuat “commercial lending libraries” tidak memiliki kegiatan lagi karena itu
ada desakan untuk mengajukan kembali kriteria komersial dalam pemasokan
informasi. Rekomendasinya yang paling penting adalah pembebanan biaya bagi
pengguna dan pengalihan menuju privatisasi dunia perpustakaan.
Menurut pendapat suatu kalangan masyarakat, (kasus di Inggris), layanan
cuma-cuma perpustakaan dianggap memberi manfaat yang tidak proporsional
kepada mereka yang sebenarnya mampu membeli sendiri bukunya. Sementara
mayoritas publik adalah anggota perpustakaan, dapat diperkirakan bahwa separuh
darinya masuk dalam 20% penduduk yang berlabel kelas menengah. Perpustakaan
juga dituduh tidak hanya melayani kelompok yang berkecukupan, tetapi juga
menjadi kelompok elit, mengangkat perilaku kelompok menengah yang menilai
rendah budaya dari, katakanlah kelas pekerja atau sektor regional. Prasangka ini
terbukti tidak hanya dalam pemilihan rutin literatur yang merupakan literatur
kelas menengah, tetapi juga kadang-kadang tindakan penyensoran bahan
perpustakaan oleh pustakawan contohnya adalah sejumlah perpustakaan
mengeluarkan buku-buku seperti Enid Blyton’s Noddy stories karena buku-buku
tersebut dianggap rasis dan berbau sex. Selain itu, muncul argumen bahwa di
balik retorika jasa publik terbentang kenyataan yang tidak mengenakkan bahwa
pustakawan mengurusi dirinya dengan lebih baik, dengan hanya membelanjakan
16 persen dari anggaran belanjanya untuk buku dan tiga kalinya untuk gaji.
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 23/28
xliii
Betapapun semakin baiknya penalaran yang ada, bahwa profesi yang mengurusi
dirinya sendiri dan elit itu dapat dipertanggungjawabkan, tanggungjawab tersebut
tidak kepada publik yang ada sebagai suatu abstraksi, tetapi kepada pengguna
perpustakaan yang, ketika membayar sendiri informasinya, akan menilainya dan
menuntut akuntabilitas kepada yang digaji untuk melaksanakannya.
Frank Webster mencatat kritik masyarakat dalam hubungannya dengan
koleksi cerita fiksi dan biografi yang diminati pengguna yang isinya adalah
mempertanyakan mengapa keinginan pengguna perpustakaan untuk bersantai
mesti disubsidi melalui pengumpulan pajak. apalagi kedua jenis koleksi tersebut
sudah banyak diterbitkan dalam sampul tipis dan sangat murah harganya.
Kritik lainnya berkenaan dengan kebijakan yang kontradiktif yakni ketika
perpustakaan-perpustakaan umum memberi jasa cuma-cuma kepada organisasikomersial yang memerlukannya. Misalnya ketika suatu perusahaan ingin mencari
bahan-bahan hukum atau keuangan atau mencari literatur kimia sebagai langkah
awal untuk inovasi teknis, hal ini memiliki konsekuensi arti ekonomi untuk bisnis
namun perusahaan-perusahaan tersebut tidak dikenakan biaya ketika
menggunakan sumber daya perpustakaan (dan hal ini bisa cukup luas, menuntut
bantuan profesional untuk menemukan informasi dan juga rujukan kepada bahan-
bahan yang mahal). Para pengritik berpendapat, cukup masuk akal, bahwa
terdapat ketidaktaatasasan dan bahwa biaya seharusnya dikenakan pada
lingkungan tersebut.
Bidang jasa rujukan merupakan bidang yang paling mendekati jasa publik
dan bentuk ideal suatu ruang publik. Gambarannya adalah salah satu perpustakaan
dijadikan gudang besar pengetahuan, akses ke perpustakaan tersebut difasilitasi
oleh pustakawan profesional, dan dibuat atas desakan rasa ingin tahu pengguna,
siswa sekolah yang tekun, kaum otodidak, orang yang ingin maju, atau orang
biasa yang ingin tahu. Tetapi berlawanan dengan gambaran yang menarik ini,
diperoleh fakta bahwa bukan saja jasa rujukan perpustakaan tidak dimanfaatkan
oleh mereka yang berhak (masyarakat yang lebih beruntung mendominasi), tetapi
juga bahwa bahan rujukan hanya menempati 12 sampai 15 persen stok
perpustakaan dan hanya menempati 5 persen pembelian buku tahunan. Karena
sebagian besar pengguna memiliki cukup uang untuk membayar sendiri, dan
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 24/28
xliv
karena jasa rujukan merupakan bagian kecil dari koleksi perpustakaan, maka
masuk akal mengusulkan biaya masuk ke perpustakaan secara harian, dengan
fasilitas kartu abunemen bagi pengguna untuk masa yang lebih panjang.
Tinjauan-tinjauan kritis mengenai perpustakaan umum sejalan dengan
entusiasme akan kemungkinan komersialisasi informasi. The Information
Technology Advisory Panel (ITAP) menulis laporan dengan judul Making a
Business Information. Dalam laporan tersebut dihimbau agar sektor swasta
maupun publik mulai memandang informasi sebagai suatu komoditas komersial,
dan menganjurkan agar usahawan diijinkan merambah ke bidang perpustakaan
dan agar mereka yang sudah ada di dalam hendaknya membuat dirinya menjadi
usahawan. Perpustakaan umum berada di barisan depan yang menerima advis ini.
Pada pokoknya, ITAP memberikan suara mendukung pada trend yangtelah terbentuk, khususnya meluasnya jasa informasi terpasang. Ini sejak semula
bersifat komersial dalam orientasinya, diarahkan secara sengaja untuk pasar
bisnis yang menguntungkan. Pangkalan data terpasang berkembang secara cepat
selama tahun 1980-an, khususnya di luar sistem perpustakaan umum.
Bagaimanapun juga, yang kemudian tentunya menjadi bagian dari revolusi
informasi dan dapat dipahami sangat tertarik untuk memadukan bentuk-bentuk
baru pengiriman informasi kedalam katalog mereka. Masalahnya adalah bahwa
informasi terpasang adalah mahal dan dianggap bukan layanan utama di antara
jasa perpustakaan. Akibatnya, sebagian besar jasa informasi terpasang di
perpustakaan umum dianggap sebagai jasa tambahan di mana pengguna
dikenakan biaya. Ketika revolusi teknologi informasi meningkat, begitu pula
permintaan terhadap jasa informasi berbasis komputer di perpustakaan- dan
dengan ini berarti terjadi penyerapan cepat atas suatu prinsip (pembayaran untuk
informasi) yang bertentangan dengan prinsip utama jasa perpustakaan umum yang
cuma-cuma.
Jelaslah bahwa, meningkatnya tuntutan akan layanan tambahan oleh
masyarakat, pengurangan nyata sumberdaya, inovasi teknologi, dan tinjauan
filosofis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendasari perpustakaan
umum, suatu konsepsi informasi dan akses terhadap informasi yang berbeda telah
muncul. Dulu informasi dipahami sebagai sumberdaya publik yang harus sama-
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 25/28
xlv
sama digunakan dan secara cuma-cuma, sekarang mulai dipandang sebagai
komoditas yang layak diperdagangkan, yang bisa dibeli dan dijual untuk
konsumsi privat, yang aksesnya tergantung pada biaya. Debat “fee or free”
dimenangkan oleh mereka yang mendukung pengenaan biaya.
Beranggapan bahwa telah terjadi perubahan besar dalam kegiatan
perpustakaan umum tidak seluruhnya benar. Praktik-praktik baru muncul dan
ideologi baru sedang diartikulasikan tetapi pemerintah tetap meniadakan biaya
peminjaman buku, jurnal dan penggunaan bahan-bahan rujukan. Meskipun begitu
pengenaan biaya lambat laun semakin diterima secara luas, yakni dengan
dikenakannya biaya untuk peminjaman antar perpustakaan, untuk peminjaman
bahan-bahan non buku, jasa pemesanan, pengguna perpustakaan dari luar daerah,
jasa fotocopi dan juga informasi berbasis komputer.Kekhawatiran mendalam dari perkembangan ini adalah bahwa biaya akan
menghalangi mereka-mereka yang kurang mampu dan menyokong orang-orang
yang lebih kaya dan pengguna perpustakaan bisnis. Pengenaan biaya untuk jasa
tak bisa dihindari akan berakibat pada pemberian prioritas lebih kepada pengguna
korporasi daripada warga negara secara perseorangan karena pengguna korporasi
jelas-jelas adalah pasar yang sangat menjanjikan.
Evaluasi negatif apapun terhadap arah gejala baru ini namun yang nampak
adalah biaya riil semakin menurun, pengguna perseorangan sebenarnya dalam
posisi yang menguntungkan untuk memenuhi biaya kebutuhan informasinya
secara langsung. Tentunya, pada 1990-an cara yang paling populer untuk
memperoleh suatu buku adalah melalui pembelian daripada meminjam nya dari
suatu perpustakaan. Di Toko buku hampir menyamai jumlah perpustakaan umum,
semakin banyak judul diterbitkan setiap tahunnya (pada 1986 ada 52,500 judul
baru muncul, pada 1991 ada 68,000), dan paperback telah membuat buku siap
diakses mayoritas luas penduduk. Yang mendukung pada bukti ini adalah
kenaikan lebih dari 30 persen belanja buku selama tahun 1980-an. Dilihat dari
segi ini, perpustakaan umum dapat dianggap sebagai ketinggalan zaman, dulunya
ditujukan untuk menyediakan informasi kepada publik tetapi sekarang dibuat
berlebihan karena adanya perkembangan cara alternatif dalam mendapatkan
informasi.
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 26/28
xlvi
Ada masalah dengan penalaran ini. Salah satunya adalah pembeli buku
terkonsentrasi berat, dengan lebih dari delapan dari sepuluh pembelian berasal
dari 25% populasi yang terutama di temukan dalam kelas sosial yang lebih tinggi
dengan pendidikan tinggi. Masalah kedua adalah bahwa pembelian buku dan
penggunaan perpustakaan tidak saling eksklusif sangat berlawanan : pengguna
berat perpustakaan adalah juga yang terbanyak yang suka membeli buku. Masalah
ketiga berkaitan dengan jenis buku yang dibeli oleh orang-orang dibandingkan
dengan apa yang ditawarkan di perpustakaan. Sebagian besar dari apa yang dibeli
orang adalah fiksi paperback terutama novel-novel ringan, cerita-cerita horor,
fantasi dan cerita-cerita detektif sementara penjualan non fiksi terutama buku-
buku teka-teki, olahraga dan manual, dan buku-buku DIY (Do IT Yourself) seperti
buku masak dan buku untuk mereparasi. Tidak kelirulah kalau perpustakaanumum dikritik karena menawarkan terlalu banyak fiksi picisan secara cuma-cuma
tetapi mereka menawarkan jauh lebih dari ini, khususnya dalam ranah karya-karya
rujukan. Penggunaan dari buku-buku ini sangat sulit untuk dihitung karena
mereka tidak bisa dipinjam tetapi kita tahu benar bahwa karya-karya rujukan
standar dari ensiklopedia sampai gazetteers, sumber-sumber statistik sebagai
pedoman bisnis umumnya terlalu mahal dan terlalu sering muncul dalam edisinya
yang baru untuk dibeli oleh pengguna perseorangan. Tanpa perpustakaan umum
sulit membayangkan orang mendapatkan akses pada sumber-sumber seperti who’s
who, buku tahunan mengenai subjek-subjek yang beraneka ragam seperti lembaga
pendidikan, organisasi dermawan dan masalah-masalah politis. Tanpa
perpustakaan umum lingkungan informasi warga negara akan menjadi sangat
miskin.
Laporan yang baru menunjukan bahwa perpustakaan umum di Inggris ada
dalam masa penurunan dengan lebih sedikit buku yang dipinjam sementara
penjualan buku oleh individu berlangsung terus meskipun terjadi resesi. Cultural
Trends menyimpulkan bahwa ini merupakan hasil yang tak terduga dari masalah-
masalah aksesibilitas, waktu tunggu, dan periode peminjaman secara terbatas
bersama dengan stok buku yang statis dan menurun dan pengurangan dalam jam
buka. Dari segi pilihan hanya ada beberapa buku di rak yang ingin dipinjam
pengguna dari perpustakaan umum. Ini merupakan bukti meyakinkan bahwa
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 27/28
xlvii
jaringan perpustakaan umum, dipandang sebagai unsur dasar ruang publik, sudah
mulai hilang. Prinsip-prinsip dasar, yang sangat penting akses cuma-cuma dan
jasa komprehensif, sedang ditantang, terancam oleh batasan baru informasi
sebagai sesuatu yang hanya tersedia melalui pasar. Ketika konsepsi ini meningkat
pengaruhnya, akan terlihat kemunduran lebih jauh dari etos jasa publik beroperasi
di perpustakaan dan dengan ini fungsi ruang publiknya dalam bentuk jangkauan
penuh kebutuhan informasi tanpa biaya per satuan-nya.
3.3 Hubungan Antara Ruang Publik dan Perpustakaan
Dari uraian di atas kiranya dapat dilihat hubungan konsep antara ruang
publik dan perpustakaan umum. Hubungan ini sekaligus juga akan
memperlihatkan perbedaan maupun persamaannya.Ditinjau dari dasar pendirian, ruang publik borjuis bertujuan melakukan
kritik tersendiri yang terpisah dari kekuasaan tradisional. Perpustakaan bertujuan
mempermudah orang memperoleh informasi sehingga memungkinkan orang
untuk belajar seumur hidup.
Sebagai sarana pendukung untuk mencapai tujuan tersebut, para kapitalis
baru memberikan dukungan lebih kepada dunia sastra; yang mencakup teater,
kesenian, kedai-kedai kopi, novel dan kritik. Dengan dukungan tersebut kegiatan-
kegiatan di bidang sastra tidak lagi bersifat eksklusif di lingkungan istana. Bentuk
pendukung lainnya adalah kebebasan berbicara dan reformasi parlemen sebagai
konsekuensi dari perkembangan pasar. Usaha-usaha lain dapat disebut
memperluas perwakilan guna mendapatkan yang secara lebih efektif mendukung
ekspansi ekonomi pasar.
Di dunia perpustakaan umum, sarana pendukung untuk melayani
pengguna secara maksimal adalah melalui jaringan perpustakaan, dan komitmen
untuk melakukan layanan secara cuma-cuma kepada pengguna dengan
menggantungkan dana dari APBN/APBD.
Hubungan antara Ruang Publik dan Perpustakaan akan lebih jelas
digambarkan sebagai berikut
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008
5/16/2018 Digital_129247 T 26812 Ruang Publik Literatur - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/digital129247-t-26812-ruang-publik-literatur 28/28
xlviii
Ruang Publik Perpustakaan Umum
Dasar
Pendirian
Melakukan kritik tersendiri
terpisah dari kekuasaan
tradisional
Mendukung, mempermudah orang
memperoleh informasi, memungkinkan
orang untuk belajar seumur hidup
Sarana
Pendukung
Dukungan kepada dunia
sastra
Kebebasan berbicara
Reformasi parlemen
Jaringan perpustakaan; Komitmen untuk
melakukan layanan secara cuma-cuma
kepada pengguna dengan
menggantungkan dana dari APBN/APBD
Pemrakarsa Pengusaha kapitalis Negara/pemerintah, masyarakat
Ruang publik..., Y. Sumaryanto, FIB UI, 2008