Desain Reaktor Microbial Fuel Cell (Nanang Adi Siswondo, Teza Nur Firlyansyah)
-
Upload
nadis-ady-zis -
Category
Documents
-
view
207 -
download
9
Transcript of Desain Reaktor Microbial Fuel Cell (Nanang Adi Siswondo, Teza Nur Firlyansyah)
1
PROPOSAL SKRIPSI
DESAIN REAKTOR MICROBIAL FUEL CELL
Disusun oleh :
Nanang Adi Siswondo 115061100111025 / Angkatan 2011
Teza Nur Firlyansyah 115061102111001 / Angkatan 2011
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... iii
RINGKASAN .............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 3
2.1 Microbial Fuel Cell ...................................................................................................... 3
2.1.1 Prinsip Kerja MFC .............................................................................................. 3
2.1.2 Material Elektroda ............................................................................................... 5
2.1.3 Faktor Operasional pada Sistem MFC................................................................ 7
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................. 8
3.1 Tahap Awal Penelitian ................................................................................................ 8
3.2 Tahap Persiapan Reaktor MFC .................................................................................. 8
3.3 Preparasi Elektroda ..................................................................................................... 9
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................................... 10
3.5 Variabel Penelitian .................................................................................................... 10
3.6 Eksperimen MFC ...................................................................................................... 11
3.7 Metode Perancangan Desain Reaktor ....................................................................... 11
3.8 Tahap Pengujian ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 12
ii
DAFTAR GAMBAR
Figure 1......................................................................................................................................... 4
Figure 2......................................................................................................................................... 5
Figure 3......................................................................................................................................... 5
Figure 4......................................................................................................................................... 9
Figure 5......................................................................................................................................... 9
iii
DAFTAR TABEL
Table 1 .......................................................................................................................................... 2
Table 2 ........................................................................................................................................ 10
Table 3 ........................................................................................................................................ 10
1
RINGKASAN
Pertumbuhan populasi penduduk Indonesia yang meningkat ini menyebabkan
konsumsi energi yang sangat tinggi. Kebutuhan energi yang terus meningkat tersebut,
memicu dilakukannya berbagi riset ke arah teknologi inovatif yang lebih efektif, efisien,
aman dan ramah lingkungan untuk memproduksi energi listrik. Salah satu teknologi
alternatif yang dapat di kembangkan adalah Microbial Fuel Cell (MFC) dengan prinsip
bioelektrokimia menggunakan bantuan mikroorganisme untuk memecah substrat sehingga
menghasilkan energi listrik.
Microbial Fuel Cell(MFC) merupakan salah satu bentuk clean energy(energi ramah
lingkungan) dan dapat menjadi sumber energi masa depan. MFC merupakan alat untuk
mengubah energi kimia menjadi energi listrik dengan bantuan mikroorganisme sebagai
agen katalis. MFC terdiri dari wadah yang berisi anoda dan katoda yang terhubung oleh
kabel dan di pisahkan oleh membran khusus yang hanya ion H+ yang mampu lewat atau
lolos,sedangkan elektron atau gas lain dalam wadah tidak dapat lolos. Beberapa faktor
yang mempengaruhi sistem MFC meliputi : substrat, pH larutan, temperatur dan waktu
tinggal (Liu, Cheng, Huang, & Logan, 2008).
Peneltian tentang Microbial Fuel Cell (MFC) yang akan kami lakukan dengan
menfokuskan pada desain reaktor MFC yang mampu menghasilkan energi listrik tinggi.
Desain ini tetap menggunkan sistem MFC dual-chamber yang dilengkapi dengan membran
penukar proton berupa nafion. Pada penelitian ini juga mengamati pengaruh penambahan
agitator pada desain reaktor dan penambahan enzim cytochrom.dalam fungsinya pada
transfer elektron mikroorganisme yang diguanakan.
Kata Kunci : Microbial Fuel Cell, energi listrik, desain reaktor MFC..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan populasi penduduk indonesia yang meningkat ini menyebabkan
konsumsi energi yang sangat tinggi. Tetapi kebutuhan energi yang sangat tinggi tersebut
tidak diimbangi dengan penyedian sumber energi yang kurang bahkan sumber energi
semakin menipis. Dengan kurangnya sumber energi, dapat menyebabkan kelangkaan
2
energi terutama bahan bakar minyak atau bahan bakar fosil. Saat ini telah di kembangkan
beberapa trobosan dalam pengalihan konsumsi energi dari BBM ke energi listrik yang
ramah lingkungan. Yang sering banyak di beritakan mengenai pengalihan mobil yang
menggunakan bahan bakar fosil ke mobil listrik yang ramah lingkungan. Namun, masih
terdapat banyak kendala mengenai baterai lithium sebagai penyimpan energi listrik yang
harganya sangat mahal.
Kebutuhan energi listrik di indonesia yang juga terus meningkat,belum di
terimannya PLTN(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di negara ini karena resikonya yang
besar telah memicu dilakukannya berbagi riset ke arah teknologi inovatif yang lebih
efektif, efisien, aman dan ramah lingkungan untuk memproduksi energi listrik. Salah satu
teknologi alternatif yang dapat di kembangkan adalah Microbial Fuel Cell (MFC) dengan
prinsip bioelektrokimia menggunakan bantuan mikroorganisme untuk memecah substrat
sehingga menghasilkan energi listrik.
Table 1
Tabel 1. Penjualan Listrik Persektor (2004 – 2012)
Dengan melihat fakta dari berbagai permasalahn tersebut, kami melakukan
penelitian untuk menghasilkan energi listrik yang efektif, efisien, aman, dan ramah
lingkungan. Pada penelitian melakukan inovasi dalam desain reaktor MFC yang dapat
diaplikasikan dalam skala besar.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana model atau desain reaktor MFC yang efektif agar menghasilkan
energi listrik yang tinggi?
3
b. Bagaimana pengaruh agitasi pada hasil desain reaktor MFC?
c. Bagaimana pengaruh penambahan enzim sitokrom pada MFC dalam perannya
membantu transfer elektron mikroorganisme yang digunakan?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mampu mendesain reaktor MFC yang efektif mengasilkan energi listrik tinggi.
b. Mengetahui pengaruh agitasi pada hasil desain reaktor MFC.
c. Mengetahui pengaruh penambahan enzim sitokrom pada MFC dalam perannya
membantu transfer elektron mikroorganisme yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Microbial Fuel Cell
Microbial fuel cell mmerupakan salah satu teknologi konversi energi yang
memanfaatkan kemampuan metabolism bakteri. Untuk pengembanag MFC perlu
pemahaman tentang konsep-konsep MFC terutama prinsip kerjanya serta pengetahuan
lainnya.
2.1.1 Prinsip Kerja MFC
Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan sebuah sistem yang langsung
mengkonversi energi kimia yang terdapat pada substrat bio-convertible menjadi
energi listrik, menggunakan katalis berupa bakteri.
Bakteri merupakan organism yang sangat kecil ang bias mengkonversi
berbagai macam senyawa organic menjadi CO2, air dan energi. Mikroba
menggunakan energi yang dihasilkan untuk tumbuh dan melangsungkan
aktivitas metabolism. Melalui teknologi MFC sebagian dari energi yang
dihasilkan bias diambil dalm bentuk listrik.
Umumnya sebuah MFC terdiri dari anoda, katoda membrane penukar kation
atau proton dan sirkuit listrik. Bakteri hidup pada ruangan anoda dan mengubah
substrat seperti glukosa, asetat dan limbah cair menjadi CO2, proton dan
electron. Pada kondisi aerobic, bakteri menggunakan oksigen atau nitrat sebagai
aseptor electron akhir untuk membentuk air. Namun pada ruangan anoda dalam
sebuah MFC, tidak terdapat oksigen, sehingga bakteri harus mengubah aseptor
elektronnya menjadi sebuah aseptor insoluble seperti anoda MFC. Berdasarkan
kemampuan bakteri mentransfer elektron pada anoda tersebut, maka MFC bisa
4
digunakan untuk mengumpulkan elektron yang berasal dari metabolisme
mikroba. Elektron kemudian mengalir melalui sirkuit listrik dengan muatan
pada katoda. Beda potensial antara anoda dan katoda bersama dengan aliran
elektron menghasilkan daya.
Reaksi yang berlangsung pada MFC dengan substrat berupa glukosa dan
oksigen sebagai elektron aseptor adalah sebagai berikut:
Pada anoda : C6H12O6 + H2O 6CO2 + 24H+ + 24e
-
Pada katoda : O2 + 4H+ + 4e
- 2H2O
Reaksi : C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O
Ada beberapa mekanisme yang melibatkan transfer elektron dari bakteri ke
anoda (Liu et al., 2008)sebagai berikut:
a. Transfer elektron langsung melalui protein membrane luar sel
Pada mekanisme ini, transfer elektron melibatkan sitokrom yang terdapat
pada membrane luar sel mikroba. Dalam hal ini diperlukan kontak langsung
sitokrom dengan elektroda untuk mekanisme transfer elektron. Contoh
mikroba yan menggunakan mekanisme ini adalah Geobacter sulfurreducens
dan Shewanella putrefaciens. Mekanisme transfer elektron langsung melalui
protein membrane luar sel ditunjukkan pada Gambar 1
Gambar 1. Mekanisme transfer elektron melalui membran luar sel (Liu et al., 2008)
Figure 1
b. Transfer elektron dengan mediator
Transfer elektron yang efisien dapat dicapai dengan menambahkan mediator
seperti neutral red dan methylene blue, yang mampu melewati membrane
sel, menerima elektron dari pembawa elektron intraselluler, meniggalkan sel
dalam bentuk tereduksi dan kemudian megeluarkan elektron ke permukaan
elektroda. Salah satu mikroba yang memerlukan mediator adalah
mikroba
mikroba
mikroba
5
Escherichia coli. Namun untuk limbah, mekanisme ini tidak sesuai karena
akan memakan biaya dan kemungkinan adanya racun dari beberapa
mediator. Mekanisme transfer elektron dengan mediator ditunjukkan dalam
Gambar 2
Gambar 2. Mekanisme transfer elektron menggunakan mediator (Liu et al., 2008)
Figure 2
c. Transfer elektron melalui bacterial nanowires
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa struktur seperti pili yang
disebut nanowires yang tumbuh pada membrane sel bakteri bbisa terlibat
langsung dalam transfer elektron ekstraseluler dan memungkinkan reduksi
langsung dari sebuah aseptor elektron yang jauh. Nanowires ini telah
teridentifikasi pada G. sulfurreducens PCA, Shewanella oneidensis MR-1,
Synechocytis PCC6803, dan Pelotomaculum thermopropionicum.
Mekanisme transfer elektron melalui bacterial nanowires ditunjukkan pada
Gambar 3
Gambar 3. Mekanisme transfer elektron menggunakan bacterial nanowires (Liu, 2008)
Figure 3
2.1.2 Material Elektroda
Teknologi MFC merupakan teknologi berbasisi prinsip elektrokimia, sehingga
diperlukan material elektroda yang terbagi menjadi dua, yaitu anoda dan
katoda.
6
a. Anoda
Material anoda harus bersifat konduktif, biocompatible (bias
beradaptasi dengan makhluk hidup), dan secara kimia stabil di dalam
larutan bioreactor. Logam anoda dapat berupa stainless steel nonkorosif,
tetapi tembaga tidak dapat digunakan akibat adanya toksinitas ion tembaga
pada bakteri (Zahara, 2010)
Material yang umum digunakan sebagai anoda pada system MFC
adalah material berbasis karbon, karena sifat konduktivitasnya tinggi, stabil
strukturnya kuat, sifat permukaan yang sesuai untuk perkembangan biofilm
dan luas permukaan yang memadai. Beberapa contohnya adalah grafit
dalam bentuk batangan, lempeng busa, granular, dan karbon aktif. (Liu et
al., 2008)
Lempengan atau batang grafit banyak digunakan karena relative
murah, sederhana, dan memiliki luas permukaan tertentu. Karbon aktif
adalah karbon dengan struktur amorphous atau monokristalin yang telah
melalui perlakuan khusus sehingga memiliki luas permukaan yang sangat
besar (300-2000m2/g). Karakteristik karbon yang ideal adalah pada rentang
pH antara 5-6 (50g/L H2O, 20oC), titik leleh 3800
oC, dan ukuran partikel <
µm. resin perekat berguna untuk merekatkan karbon aktif sehingga
memiliki struktur yang kuat dan tidak rapuh selam MFC dioperasikan.
Resin perekat ini diguanakan karena memiliiki konduktivitas yang rendah
yaitu 10-10/Ωm-10
-15/Ωm. (Zahara, 2010)
b. Katoda
Bahan yang digunakan sebagai katoda bias berupa bahan karbon
biasa seperti plat grafit namun bias juga dilengkapi dengan katalis seperti
platinum (Liu et al., 2008)
Selain itu bias juga menggunakan kalium ferrisianida (K3[Fe(CN)6])
yang dikenal sangat baik sebagai aseptor elektron dalam system MFC.
(K3[Fe(CN)6] merupakan spesies elektroaktif yang manpu mengkap
elektron dengan baik dengan harga potensial reduksi standar sebesar
+0,36V. Keuntungan terbesar dalam penggunaan kalium ferrasianida adalah
dihasilkannya overpotensial yang rendah apabila menggunakan katoda
karbon. Akan tetapi kerugian terbesar adalah terjadinya proses reoksidasi
7
yang tidak sempurna oleh oksigen sehingga larutannya harus diganti secara
teratur. (Zahara, 2010)
2.1.3 Faktor Operasional pada Sistem MFC
Terdapat beberapa faktor operasional yang memengaruhi kinerja sistem
MFC. Faktor tersebut meliputi substrat, sifat kimia larutan, dan temperature.
a. Substrat
Substrat merupakan faktor kunci untuk produksi listrik yang efisien
dalam system MFC. Substrat yyang digunakan mulai dari material organic
sederhana sampai campuran kompleks seperti yang terdapat pada limbah
cair. Meskipun substrat yang kaya dengan kandungan organic membantu
pertumbuhan beragam mikroba aktif, namun substrat sederhana dianggap
lebih baik untuk produksi dalam waktu singkat. Beberapa substrat yang
digunakan seperti asetat, glukosa, biomassa lignoselulosa dari sampah
pertanian, limbah cair dari industry bir, limbah pati (tepung), selulosa dan
kitin.(Das and Mangwangi, 2010)
Penelusuran tentang efek substrat terhadap aktivitas mikroba dan
pembentukan energi harus dilakukan biak pada system MFC dengan proses
uji anoda sebagai faktor pembatas atau menggunaka potentiostat, yang bias
mengkarakterisasi potensial anoda pada arus yang ditentukan dan eliminasi
keterbatasan yang dihasilkan hambatan internal dan/ atau katoda. Penelitian
harus diarahkan untuk optimasi komunitas mikroba aktif yang dapat
menghasilkan peningkatan efisiensi transfer elektron dan degradasi substrat.
Substrat inorganic seperti hydrogen sulfide telah dievaluasi dalam hal
pembentukan energi listrik pada system MFC dengan tujuan menghilangkan
kandungan sulfide yang dihasilkan secara anaerobik.
b. Sifat Kimia Larutan
1. pH
pH merupakan faktor kritis untuk semua proses berbasis
mikroba. Pada MFC, pH tidak hanya mempengaruhi metabolism
dan pertumbuhan bakteri tapi juga terhadap transfer proton,
reaksi katoda, sehingga mempengaruhi performa MFC. Sebagian
besar MFC beroperasi pada pH mendekati netral untuk menjaga
8
konidisi optimal pertumbuhan komunitas mikroba yang terlibat
dalam pembentukan listrik (Liu et al., 2008)
2. Kekuatan Ionik
Kekuatan ion mempengaruhi konduktivitas larutan pada ruangan
MFC sehingga mempengaruhi hambaan internal, yang akhirnya
berdampak pada performa MFC. (Liu et al., 2008)
c. Temperatur
Kinetika bakeri, transfer massa proton melalui elektrolit dan laju
reaksi okisgen pada katoda menetukan performa MFC dan semua
tergantung pada temperature. Biasanya konstanta reaksi biokimia
mengganda setiap kenaikan temperature 10oC sampai tercapai temperature
optimal. Sebagian besar studi MFC dilakukan pada temperature 28-35oC.
(Liu et al., 2008)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tahap Awal Penelitian
Tahap awal penelitian adalah studi literatur yang dilakukan dengan mempelajari
jurnal publikasi nasional maupun internasiaonal yang berkaitan dengan penelitian
MFC.
3.2 Tahap Persiapan Reaktor MFC
Persiapan reaktor MFC layaknya sel elektrolisis dimana terdapat dua kompartemen
atau dual chamber, yang berisikan katoda dan anoda serta adanya pelekatan
elektroda pada masing-masing kompartemen. Kompartemen katoda berisi larutan
elektrolit yaitu larutan NaCl sedangkan kompartemen anoda berisi substrat yaitu
asetat atau senyawa glukosa sederhana (glukosa, sukrosa, dan sebagainya).
Membran penukar proton yang digunakan adalah nafion dan elektroda yang
digunakan adalah grafit.
9
Gambar 4 . Microba Fuel Cell
Figure 4
3.3 Preparasi Elektroda
Elektroda dipreparasi menurut tahap-tahap pada Gambar......
Gambar 4. Diagram Alir Preparasi Elektroda
Figure 5
Elektroda grafit direndam dalam larutan HCl 1 M selama 1 hari kemudian di bilas
dengan aquades. Setelah itu elektroda kembali direndam dalm larutan NaOH 1 M
selama 1 hari kemudian dibilas lagi dengan aquades. Hal ini dilakukan untuk
menjaga pH elektroda netral. Kemudian elektroda direndam dalam aquades hingga
akan digunakan.
Elektroda
Direndam dalam NaOH 1 M
Di cuci dan direndam
dalam aquades
Direndam dalam HCl 1 M
10
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian dijelaskan pada Tabel 2.
Table 2
Tabel 2. Alat yang digunakan
No. Alat Fungsi
1. Reaktor MFC Menampung elektrolit dan substrat untuk sistem
2. Multimeter digital Mengukur tegangan
3. Mikroamperemeter analog Mengukur kuat arus
4. Kabel dan jepit buaya Menghubungkan arus listrik dari sistem menuju
multimeter dan mikroamperemeter
6. Magnetic stirrer Mengaduk larutan dengan kekuatan magnet
7. Erlenmeyer Tempat mereaksikan dan menyimapan sementara
larutan
8. Pipet ukur Mengkur volume dan memindahkan larutan
9. Pipet tetes Memindahkan larutan dengan jumlah kecil
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian dijelaskan pada Tabel 3.
Table 3
Tabel 3. Bahan yang diperlukan
No. Bahan Fungsi
1. Membran Nafion 117 Meleoloskan proton dari anoda ke katoda
2. Grafit Bahan elektroda
3. Aquades Pelarut/pengencer/pembilas
4. HCl Untuk preparasi elektroda
5. NaOH Untuk preparasi elektroda
6. NaCl Larutan elektrolit
7. Asetat/glukosa Sebagai substrat
8. Enzim cytochrom Katalisator untuk transfer elektron pada bakteri
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian berupa variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
a. Variabel Bebas
11
Variabel bebas adalah variabel yang dibuat bervariasi dengan besar nilai
tertentu. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis substrat,ada
tidaknya agitasi serta kecepatan agitasi pada sistem, dan ada tidaknya
penambahan enzim pada sistem(bagian kompartemen anoda).
b. Variabel Terikat
Vareiabel terikat merupakan variabel yang etrjadi akibat adanya variabel
bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kuat arus dan tegangan
yang dihasilkan MFC.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat dalam
keadaan konstan. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah suhu sistem.
3.6 Eksperimen MFC
Pada penelitian ini, eksperimen MFC dilakukan dengan variasi jenis substrat,
variasi tanpa atau dengan agitasi,variasi kecepatan agitasi, dan penambahan enzim
cytochrom. Hasil dari eksperimen di catat dan data hasil eksperimen digunakan
untuk bahan dalam perancangan alat.Bakteri yang digunakan dalam eksperimen ini
adalah G. sulfurreducens dan Shewanella oneidensis.
3.7 Metode Perancangan Desain Reaktor
Data hasil eksperimen digunakan untuk perhitungan guna menentukan desain
dimensi, bahan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk merancang reaktor.
Penggunaan software untuk membantu dalam perancangan reaktor juga sangat
dibutuhkan. Pada penelitian ini software yang digunakan adalah Hysys, Ansys, dan
perngkat lunak pendukung lain. Perangkat-perangkat lunak ini di perlukan untuk
optimasi pada desain reaktor yang dirancang.
3.8 Tahap Pengujian
Tahap pengujian dikerjakan dengan membuat prototipe reaktor. Prototipe reaktor
dibuat dengan skala tertentu (misal : 1:10) dari ukuran asli desain reaktor. Prototipe
reaktor dibuat menggunakan bahan yang sudah direncanakan.
.
12
DAFTAR PUSTAKA
Das and Mangwangi. (2010). No Title. recent development in microbial fuel cell, (a review
scientific & industrial research), 69:727–731.
Liu, H., Cheng, S., Huang, L., & Logan, B. E. (2008). Scale-up of membrane-free single-
chamber microbial fuel cells. Journal of Power Sources, 179(1), 274–279.
doi:10.1016/j.jpowsour.2007.12.120
Zahara. (2010). No Title. pamanfaatan saccharomyces dalam sistem microbial fuel cell
untuk produksi energi listrik.