file 004 p nanang

31
KAJIAN KURIKULUM KORPUS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

Transcript of file 004 p nanang

Page 1: file 004 p nanang

KAJIAN KURIKULUM

KORPUS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

Page 2: file 004 p nanang
Page 3: file 004 p nanang

SEJARAH KURIKULUM PT1. Kurikulum yang berbasis pada Pokok Pokok Sistem

Pendidikan Nasional Pancasila (UU no. 22 tahun 1961, Penetapan Presiden No. 19 tahun 1965, Perpres no. 14 tahun 1965)

2. Kurikulum diatur pemerintahan (UU no. 2 Tahun 1989, PP no. 60 tahun 1999)

3. Pergeseran paradigma ke konsep KBK, kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk setiap program studi (UU no. 20 tahun 2003 pasal 38 ayat 3 dan 4, Kepmendiknas no. 232U/2000, dan perubahan Kurikulum Inti di Kepmendiknas no. 045/U/2002)

Page 4: file 004 p nanang

4. Kurikulum dikembangkan oleh PT sendiri (PP no. 19 tahun 2005 pasal 17 ayat 4, PP 17 tahun 2010 pasal 97 ayat 2)

5. Dikembangkan berbasis Kompetensi (PP no. 17 tahun 2010 pasal 97 ayat 1)

6. Minimum mengandung 5 elemen Kompetensi (PP no. 17 tahun 2010 pasal 17 ayat 3)

7. Capaian pembelajaran sesuai dengan level KKNI (Perpres No. 08 tahun 2012)

8. Kompetensi lulusan ditetapkan dengan mengacu pada KKNI (UU PT No. 12 Tahun 2012 pasal 29)

SEJARAH KURIKULUM PT

Page 5: file 004 p nanang

KURIKULUMUU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Sistem Nasional :Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.

Page 6: file 004 p nanang

UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 351. Kurikulum pendidikan tinggi merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.

2. Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi untuk setiap program studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan.

KURIKULUM

Page 7: file 004 p nanang

UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 353. Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah:• Agama;• Pancasila;• Kewarganegaraan dan• Bahasa Indonesia;

4. Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di laksanakan melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

5. Mata kuliah sebagai mana dimaksud pada ayat (3) di laksanakan untuk program sarjana dan program diploma

KURIKULUM

Page 8: file 004 p nanang

Peraturan Pemerintah no. 17 Tahun 2010 pasal 97

Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan di laksanakan berbasis kompetensi (KBK). Ditegaskan kembali Kepmendiknas no. 232/U/2000 : Pedoman penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa serta No.045/U/2002 tentang Kurikulum Inti pendidikan tinggi.

Page 9: file 004 p nanang

Implementasi KBKSeharusnya telah terlaksana di seluruh perguruan tinggi (PT) mulai akhir tahun 2002. Namun belum seluruh PT telah menerapkan KBK sesuai dengan Kepmendiknas no. 232/U/2000 dan no 045/U/2002 karena kendala : masih beragamnya pemahaman tentang makna KBK serta implementasinya dalam pembelajaran

Page 10: file 004 p nanang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Untuk melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan lampirannya yang menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional dan Permendikbud no. 73 tahun 2013 penerapan KKNI.

Page 11: file 004 p nanang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Page 12: file 004 p nanang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

(4) Jenjang kualifikasi 3 (tiga) sampai jenjang kualifikasi 9 (sembilan) sebagai mana dimaksud pada ayat 3 pada kesetaraan dengan Jenjang pendidikan formal sebagai berikut:a. Jenjang 3 setara dengan lulusan diploma 1;b. Jenjang 4 setara dengan lulusan diploma 2;c. Jenjang 5 setara dengan lulusan diploma 3;d. Jenjang 6 setara dengan lulusan diploma 4 atau

sarjana terapan dan sarjana;e. Jenjang 7 setara dengan lulusan pendidikan profesi;f. Jenjang 8 setara dengan lulusan magister terapan,

magister, atau spesialis 1;g. Jenjang 9 setara dengan lulusan pendidikan doktor

terapan, atau spesialis dua,

Page 13: file 004 p nanang

Perpres no. 08 tahun 2012 dan UU PT no. 12 tahun 2012 pasal 29 ayat (1), (2), dan (3)

Berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program. Kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (Learning Outcomes/LO). KKNI terdiri dari Sembilan level kualifikasi akademik SDM Indonesia.

Page 14: file 004 p nanang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI diharapkan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak semata ijazah tetapi melihat pada kerangka kualifikasi yang di sepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau informal) yang akuntabel dan transparan.Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahap yaitu melalui penetapan profil kelulusan, merumuskan learning outcome, merumuskan kompetensi bahan kajian, pemetaan LO bahan kajian, pengemasan mata kuliah, penyusunan kerangka kurikulum, penyusunan rencana perkuliahan

Page 15: file 004 p nanang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Kompetensi: akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individu pada bidang kinerja.Capaian pembelajaran (learning outcomes): internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.

Page 16: file 004 p nanang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi. Rambu-rambu yang harus di penuhi di tiap jenjang perlu dapat dibedakan :1. Learning outcomes2. Jumlah SKS3. Waktu studi minimum 4. Mata kuliah wajib: untuk mencapai hasil

pembelajaran dengan kompetensi umum5. Proses pembelajaran yang berpusat pada

mahasiswa6. Akuntabilitas asesmen 7. Diploma supplemen (surat keterangan pelengkap

ijazah dan transkip)

Page 17: file 004 p nanang

KURIKULUM UNTIRTADisusun oleh masing masing program studi dengan memperhatikan prinsip prinsip penyusunan kurikulum sebelumnya :SK Rektor 316/UN43/KR/SK/2015 Penetapan kurikulum 2014 di Untirta

Page 18: file 004 p nanang

KURIKULUM UNTIRTA2. Mata kuliah wajib universitas

SMT Mata Kuliah1 Pendidkan Agama 1 (UN1614101)

Pendidikan Pancasila (UN1614103)Bahasa Indonesia (UN1614105)

2 Pendidikan Agama 2 (UN1614102)Pendidikan Kewarganegaraan (UN1614104)Bahasa Inggris (UN1614106)

3 Studi Kebantenan (UN1614201)Nama mata kuliah ini disesuaikan dengan fakultas masing masing, dengan sebutan mata kuliah IBD, IAD, ISD, PLSBT.

4 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) (UN1614300)5 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) (UN1614400)

Mata kuliah KKM dapat diberikan di semester 6 atau 7

Page 19: file 004 p nanang

PERUBAHAN KURIKULUM UNTIRTA

Paling cepat 2 tahun dan paling lama 5 tahun setelah kurikulum terakhir disahkan .

Page 20: file 004 p nanang

PERUBAHAN KURIKULUMUNTIRTA

RINGANKurikulum yang lama masih berlaku dan dapat menggunakan mata kuliah tambahan atau suplemen

SEDANGKurikulum yang lama masih berlaku, namun terdapat perubahan yang cukup signifikan baik dari mata kuliah / bobot SKS yang di tawarkan program studi

Page 21: file 004 p nanang

PERUBAHAN KURIKULUMUNTIRTA

TOTAL Diberlakukan apa bila kurikulum lama yang di gunakan sudah tidak dapat mengikuti perkembangan jaman sehingga harus di lakukan perubahan total terhadap kurikulum

Seluruh perubahan kurikulum di lakukan secara brtahap melalui tahapan transisi dari kurikulum lama ke kurikulum perubahan terbaru.

Page 22: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 151. Beban belajar mahasiswa sebagai mana

dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran SKS.

2. Semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enambelas) minggu, termasuk Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester.

3. Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan perguruan tinggi dapat menyelenggarakan semester antara.

Page 23: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPT4. Semester antara sebagaimana dimaksud pada

ayat 3 di selenggarakan : Selama paling sedikit 8(delapan) minggu; Beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan)

sks; Sesuai beban belajar mahaiswa untuk memenuhi

capaian pembelajaran 5. Apabila semester antara diselenggarakan dalam

bentuk perkuliahan, tetap muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk Ujian Tengah Semester antara dan Ujian Akhir Semester antara.

Page 24: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 161. Masa dan beban belajar penyelenggaraan program

pendidikan: a. Paling lama 2 (dua) tahun akademik untuk

program diploma satu, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 36 (tiga puluh enam) SKS.

b. Paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk progran diploma dua, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 72 (tujuh puluh dua) SKS.

c. Paling lama 5 (lima) tahun akademik untuk program diploma tiga, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 108 (seratus delapan) SKS.

Page 25: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 161. Masa dan beban belajar penyelenggaraan

program pendidikan: d. paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk

program sarjana, progran diploma/sarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 (seratus empat empat) SKS

e. paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana, atau program diploma empat/serjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa 24 (dua puluh empat) SKS

Page 26: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 161. Masa dan beban belajar penyelenggaraan program

pendidikan: f. paling lama 4 (empat) tahun akademik untuk program

magister, program magister terapan, atau program sepesial,setelah menyelesaikan program sarjana, untuk diploma empat/sarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 36 (tiga enam) SKS; atau

g. paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk program doktor, program doktor terapan, atau program subspesialis, setelah menyelesaikan program magister, program magister terapan, atau program spesialis, dengan beban belajar mahaiswa paling sedikit 42 (empat dua) SKS.

Page 27: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 171. 1 (satu) SKS pada proses pembelajaran

berupa kulian, responsi,atau tutorial, terdiri atas:

a. kegiatan tetap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester

b. kegiatan penugasan trsetuktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester; dan

c. kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.

Page 28: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 172. 1 (satu) sks pada proses

pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang jenis, terdiri atas :

a. kegiatan setiap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan

b. kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.

Page 29: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 173. Perhitungan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau bentuk lain di tetapkan sesuai dengan kebutuhan dalam memenuhi capaian pembelajaran4. 1 (satu) SKS pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepala masyarakat, dan/atau proses pembelajaran lain yang sejenis 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester

Page 30: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 181. Beban belajar mahasiswa program diploma dua, program

diploma tiga, program diploma empat/sarjana terapan, dan program sarjana yang berprestasi akademik tinggi, setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik yang pertama dapat mengambil maksimum 24 (dua puluh empat) sks per semester pada semester berikut.

2. Mahasiswa program magister, program magister terapan, atau program yang setara yang berprestasi akademik tinggi dapat melanjutkan ke program doktor atau program doktor terapan, setelah paling sedikit 2 (dua) semester mengikuti program magister atau program magister terapan, tanpa harus lulus terlebih dahulu dari program magister atau program magister terapan tersebut.

Page 31: file 004 p nanang

PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERBAIKAN PERMENDIKBUD

NOMOR 49 TAHUN 2014 SNPTPasal 183. Mahasiswa program magister atau program magister

terapan yang melanjutkan ke program doktor atau program doktor terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus menyelesaikan program magister atau program magister terapan sebelum menyelesaikan program doktor.

4. Mahasiswa berprestasi akademik tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih besar dari 3,00 (tiga koma nol nol) dan memenuhi etika akademik.

5. Mahasiswa berprestasi akademik tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih besar dari 3,50 (tiga koma lima nol) dan memenuhi etika akademik.