Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

18
A. Desain penulangan pelat yang ditinjau a. Data pembebanan pelat lantai : i. Beban hidup (LL) Berdasarkan peraturan pembebanan indonesia untuk gedung 1983, bab 3 pasal 3.2 point (1) halaman 17 : Beban hidup untuk pelat lantai (gedung sekolah) = 250 kg/m² maka, beban hidup pakai (LL) = 250 kg/m² ii. Beban mati (DL) - Tebal pelat = 140 mm = 0.14 m - Beton bertulang = 2400 kg/m³ - Berat sendiri pelat = 336 kg/m² - Plafond + penggantung = 18 kg/m² - Pasir 1 cm = 16 kg/m² - Spesi 2 cm = 42 kg/m² - Keramik 1 cm = 24 kg/m² - Ducting ac+pipa = 25 kg/m² Maka, beban mati total pakai (DL) = 461 kg/m² iii. Beban Ultimate (UL) Untuk Tinjauan Lebar Per 1 m Pelat, maka : Beban Ultimit (UL) = 1.2 DL + 1.6 LL = (1.2 x 461) + (1.6 x 250) = 953.20 kg/m² b. Perhitungan Momen

description

sdfsdfsdfdsf

Transcript of Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

Page 1: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

A. Desain penulangan pelat yang ditinjau

a. Data pembebanan pelat lantai :

i. Beban hidup (LL)

Berdasarkan peraturan pembebanan indonesia untuk gedung 1983, bab 3 pasal 3.2

point (1) halaman 17 :

Beban hidup untuk pelat lantai (gedung sekolah) = 250 kg/m² maka, beban hidup

pakai (LL) = 250 kg/m²

ii. Beban mati (DL)

- Tebal pelat = 140 mm

= 0.14 m

- Beton bertulang = 2400 kg/m³

- Berat sendiri pelat = 336 kg/m²

- Plafond + penggantung = 18 kg/m²

- Pasir 1 cm = 16 kg/m²

- Spesi 2 cm = 42 kg/m²

- Keramik 1 cm = 24 kg/m²

- Ducting ac+pipa = 25 kg/m²

Maka, beban mati total pakai (DL) = 461 kg/m²

iii. Beban Ultimate (UL)

Untuk Tinjauan Lebar Per 1 m Pelat, maka :

Beban Ultimit (UL) = 1.2 DL + 1.6 LL

= (1.2 x 461) + (1.6 x 250)

= 953.20 kg/m²

b. Perhitungan Momen

Menentukan jenis pembebanan plat dengan rumus sebagai berikut :

Lx = 4 m → …Lebar pelat

Ly = 7 m → …Panjang pelat

Ly/Lx = β = 1.75 < 2 → …(Pelat Dua Arah)

Page 2: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

Dengan menggunakan Tabel Kondisi Tumpuan Gideon Kusuma didapat :

x1 untuk Mlx= 52

x2 untuk Mly= 15

x3 untuk Mtx= 80.25

x4 untuk Mty= 54

Diasumsikan Kondisi Pelat Terjepit Pada 4 Bagian :

Mlx = 0.001 x qU x Lx2 x x1

= 0.001 x 953.20 x 16 x 52

= 793.06 kgm

Mly = 0.001 x qU x Lx2 x x2

= 0.001 x 953.20 x 16 x 15

= 228.77 kgm

Mtx = 0.001 x qU x Lx2 x x3

= 0.001 x 953.20 x 16 x 80.25

= 1223.91 kgm

Mty = 0.001 x qU x Lx2 x x4

= 0.001 x 953.20 x 16 x 54

= 823.56 kgm

c. Penulangan Pelat

i. Data Perencanaan :

Tebal Pelat (h) = 140 mm = 0.14 m

Tebal Penutup (d') = 25 mm

Diameter Tulangan (ф) = 12 mm

b (lebar) = 1000 mm

fy (mutu baja) = 400 Mpa

f’c (mutu beton) = 30 Mpa

Mu Lapangan Arah X = 793.06 kg.m

Mu Lapangan Arah Y = 228.77 kg.m

Mu Tumpuan Arah X = 1223.9 kg.m

Mu Tumpuan Arah Y = 823.56 kg.m

Page 3: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

dx = h - d' - 1/2 x Ø

= 140 - 25 - 1/2 x 12

= 109 mm

dy = h - d' - Ø - ½ .Ø

= 140 - 25 - 12 - ½ .12

= 97 mm

ii. Perhitungan Ratio :

ρb=0,85 ∙ fc 'fy

β ( 600600+fy )

¿ 0,85 ∙30400

1,75( 600600+400 )

¿0,067

ρmaks=0,75×ρb

¿0,75×0,067

¿0,05

ρmin 1=√ fc '4× fy

¿ √304×400

¿0,0034

ρmin 2=1,4fy

¿ 1,4400

¿0,035

Dari perhitungan tersebut di atas maka rasio tulangan yang dipakai adalah rasio

terkecil yaitu 0,0034

Page 4: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

iii. Penulangan Lapangan Arah x

Berdasarkan perhitungan struktur menggunakan rumus penentuan momen per

meter lebar dari buku Gideon Kusuma hal.26 didapatkan data momen untuk

penulangan pelat lapangan arah x sebesar 793.062400 Kgm kemudian dihitung

penulangan dengan rincian sebagai berikut :

Diketahui data perencanaan sebagai berikut :

Mu = 793.062400 Kg.m = 7930624.00 N.mm

Perhitungan kebutuhan tulangan pelat lapangan arah x

Rn= Mu

∅×b×dx2

Rn= 7930624∅×1000×11881

Rn=0,83

m= fy0,85×Fc '

m= 4000,85×30

m=15,69

ρ= 1m×(1−√1−2 ∙m×Rn

fy )ρ= 1

15,69×(1−√1−2∙15,69×0,83

400 )ρ=0,0021

Dari perhitungan sebelumnya didapat bahwa ρmax = 0.050 dan ρmin pakai =

0.0034 sedangkan perhitungan ini menemukan nilai ρ sebesar 0.0021.

Syarat dari SNI yaitu

ρ < ρmax → ρ pakai= 0.0034

ρ < ρmin pakai

sehingga dipakai nilai ρ yang paling kecil yaitu 0,0034.

Selanjutnya penentuan luas tulangan yang dibutuhkan adalah sebagai

berikut :

Page 5: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

As = ρ x b x dx

= 0.0034 x 1000 x 109

= 373.14 mm²

Dicoba Tulangan ф12 mm dengan luas per tulangan = 113.04 mm² sehingga,

Jumlah tulangan (n) = 373.14 / 113,04

= 3.30 buah dibulatkan menjadi 4 buah

Jarak tulangan dalam 1 m = 1000 / 4 = 250.00 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5(4) hal 72 disebutkan sebagai berikut:

Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat

Jarak ≤ 3 x Tebal Pelat

250.00 ≤ 3 x 140

250.00 ≤ 420 (OK)

As terjadi = 4 x ¼ x π x ф2

= 4 x 0.25 x 3.14 x 144

= 452.16 mm2 > 373.14 mm2 → (OK)

Maka dipakai tulangan ф 12 — 250.00 mm

Kontrol Kekuatan

Mn=As× fy×(dx−a2 )Dengan, a =

As× fy

0,85×f c'×b

= 452,16×400

0,85×30×1000

= 18086425500

Page 6: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

= 7,09 mm

Mn=As× fy×(dx−a2 )Mn=452,16×400×(109,00−7,09

2 )Mn=19072768,42Nmm

Ф x Mn = Mu

0,8 x 19072768,42 = 7930624

15258214,7 > 7930624 (OK)

Kesimpulan : tulangan sudah memenuhi

iv. Penulangan Lapangan Arah y

Berdasarkan perhitungan didapatkan data momen untuk penulangan pelat

lapangan arah y sebesar 228.77 Kgm kemudian dihitung penulangan dengan rincian

sebagai berikut :

Diketahui data perencanaan sebagai berikut :

Mu = 228.77 Kg.m = 2287680 N.mm

Perhitungan kebutuhan tulangan pelat lapangan arah x

Rn= Mu

∅×b×dx2

Rn= 2287680∅×1000×11881

Rn=0,30

m= fy0,85×Fc '

m= 4000,85×30

m=15,69

ρ= 1m×(1−√1−2 ∙m×Rn

fy )

Page 7: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

ρ= 115,69

×(1−√1−2∙15,69×0,30400 )

ρ=0,0008

Dari perhitungan sebelumnya didapat bahwa ρmax = 0.050 dan ρmin pakai =

0.0034 sedangkan perhitungan ini menemukan nilai ρ sebesar 0.0008.

Syarat dari SNI yaitu

ρ < ρmax → ρ pakai= 0.0034

ρ < ρmin pakai

sehingga dipakai nilai ρ yang paling kecil yaitu 0,0034.

Selanjutnya penentuan luas tulangan yang dibutuhkan adalah sebagai

berikut :

As = ρ x b x dx

= 0.0034 x 1000 x 97

= 332.06 mm²

Dicoba Tulangan ф12 mm dengan luas per tulangan = 113.04 mm² sehingga,

Jumlah tulangan (n) = 332.06 / 113,04

= 2.94 buah dibulatkan menjadi 3 buah

Jarak tulangan dalam 1 m = 1000 / 3 = 333.33 mm atau dibulatkan menjadi 330 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5(4) hal 72 disebutkan sebagai berikut:

Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat

Jarak ≤ 3 x Tebal Pelat

330.00 ≤ 3 x 140

330.00 ≤ 420 (OK)

As terjadi = 4 x ¼ x π x ф2

= 4 x 0.25 x 3.14 x 144

= 452.16 mm2 > 332.06 mm2 → (OK)

Page 8: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

Maka dipakai tulangan ф 12 — 330.00 mm

Kontrol Kekuatan

Mn=As× fy×(dx−a2 )Dengan, a =

As× fy

0,85×f c'×b

= 452,16×400

0,85×30×1000

= 18086425500

= 7,09 mm

Mn=As× fy×(dx−a2 )Mn=452,16×400×(97 ,00−7,09

2 )Mn=16902400.42Nmm

Ф x Mn = Mu

0,8 x 16902400.42 = 2287680

13521920.3 > 2287680 (OK)

Kesimpulan : tulangan sudah memenuhi

v. Penulangan Tumpuan Arah x

Berdasarkan perhitungan didapatkan data momen untuk penulangan pelat

tumpuan arah x sebesar 1223.9088 Kgm kemudian dihitung penulangan dengan rincian

sebagai berikut :

Diketahui data perencanaan sebagai berikut :

Mu = 1223.9088 Kg.m = 12239088 N.mm

Perhitungan kebutuhan tulangan pelat lapangan arah x

Page 9: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

Rn= Mu

∅×b×dx2

Rn= 12239088∅×1000×11881

Rn=1,29

m= fy0,85×Fc '

m= 4000,85×30

m=15,69

ρ= 1m×(1−√1−2 ∙m×Rn

fy )ρ= 1

15,69×(1−√1−2∙15,69×1,29

400 )ρ=0,0033

Dari perhitungan sebelumnya didapat bahwa ρmax = 0.050 dan ρmin pakai =

0.0034 sedangkan perhitungan ini menemukan nilai ρ sebesar 0.0033.

Syarat dari SNI yaitu

ρ < ρmax → ρ pakai= 0.0034

ρ < ρmin pakai

sehingga dipakai nilai ρ yang paling kecil yaitu 0,0034.

Selanjutnya penentuan luas tulangan yang dibutuhkan adalah sebagai

berikut :

As = ρ x b x dx

= 0.0034 x 1000 x 109

= 373.14 mm²

Dicoba Tulangan ф12 mm dengan luas per tulangan = 113.04 mm² sehingga,

Jumlah tulangan (n) = 373.14 / 113,04

= 3.30 buah dibulatkan menjadi 4 buah

Jarak tulangan dalam 1 m = 1000 / 4 = 250.00 mm

Page 10: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5(4) hal 72 disebutkan sebagai berikut:

Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat

Jarak ≤ 3 x Tebal Pelat

250.00 ≤ 3 x 140

250.00 ≤ 420 (OK)

As terjadi = 4 x ¼ x π x ф2

= 4 x 0.25 x 3.14 x 144

= 452.16 mm2 > 373.14 mm2 → (OK)

Maka dipakai tulangan ф 12 — 250.00 mm

Kontrol Kekuatan

Mn=As× fy×(dx−a2 )Dengan, a =

As× fy

0,85×f c'×b

= 452,16×400

0,85×30×1000

= 18086425500

= 7,09 mm

Mn=As× fy×(dx−a2 )Mn=452,16×400×(109,00−7,09

2 )Mn=19072768,42Nmm

Ф x Mn = Mu

0,8 x 19072768,42 = 12239088

15258214,7 > 12239088 (OK)

Page 11: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

Kesimpulan : tulangan sudah memenuhi

vi. Penulangan Tumpuan Arah y

Berdasarkan perhitungan didapatkan data momen untuk penulangan pelat

lapangan arah y sebesar 823.5648 Kgm kemudian dihitung penulangan dengan rincian

sebagai berikut :

Diketahui data perencanaan sebagai berikut :

Mu = 823.5648 Kg.m = 8235648 N.mm

Perhitungan kebutuhan tulangan pelat lapangan arah x

Rn= Mu

∅×b×dx2

Rn= 8235648∅×1000×11881

Rn=1,09

m= fy0,85×Fc '

m= 4000,85×30

m=15,69

ρ= 1m×(1−√1−2 ∙m×Rn

fy )ρ= 1

15,69×(1−√1−2∙15,69×1,09

400 )ρ=0,002 8

Dari perhitungan sebelumnya didapat bahwa ρmax = 0.050 dan ρmin pakai =

0.0034 sedangkan perhitungan ini menemukan nilai ρ sebesar 0.0028.

Syarat dari SNI yaitu

ρ < ρmax → ρ pakai= 0.0034

ρ < ρmin pakai

Page 12: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

sehingga dipakai nilai ρ yang paling kecil yaitu 0,0034.

Selanjutnya penentuan luas tulangan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

As = ρ x b x dx

= 0.0034 x 1000 x 97

= 332.06 mm²

Dicoba tulangan ф12 mm dengan luas per tulangan = 113.04 mm² sehingga,

Jumlah tulangan (n) = 332.06 / 113,04

= 2.94 buah dibulatkan menjadi 3 buah

Jarak tulangan dalam 1 m = 1000 / 3 = 333.33 mm atau dibulatkan menjadi 330 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5(4) hal 72 disebutkan sebagai berikut:

Jarak tulangan ≤ 3 x tebal pelat

Jarak ≤ 3 x tebal pelat

330.00 ≤ 3 x 140

330.00 ≤ 420 (OK)

As terjadi = 4 x ¼ x π x ф2

= 4 x 0.25 x 3.14 x 144

= 452.16 mm2 > 332.06 mm2 → (OK)

Maka dipakai tulangan ф 12 — 330.00 mm

Kontrol Kekuatan

Mn=As× fy×(dx−a2 )Dengan, a =

As× fy

0,85×f c'×b

= 452,16×400

0,85×30×1000

Page 13: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

= 18086425500

= 7,09 mm

Mn=As× fy×(dx−a2 )Mn=452,16×400×(97 ,00−7,09

2 )Mn=16902400.42Nmm

Ф x Mn = Mu

0,8 x 16902400.42 = 8235648

13521920.3 > 8235648 (OK)

Kesimpulan : tulangan sudah memenuhi

vii. Perhitungan Tulangan Bagi

Dalam SNI - 2847 - 2002, dalam arah tegak lurus terhadap tulangan utama harus

disediakan tulangan pembagi. Luas tulangan pembagi bagi untuk fy = 400 Mpa dapat

dicari dengan rumus sebagai berikut:

As bagi ¿0,25×b×h

100

As bagi ¿0,25×1000×140

100

As bagi ¿350 mm2

Jumlah tulangan (n) = As bagi / As Ø

= 350 / 78.57

= 4.45 buah

Jumlah tulangan pakai = 5 buah

Jarak tulangan tiap 1 m = 1000 / 5

= 200 mm

Maka tulangan bagi dipakai = Ø10 — 200 mm

Page 14: Desain penulangan pelatwefsdfsdfsdf

viii. Perhitungan Tulangan Susut

"Dalam SNI - 2847 - 2002 pasal 9.12.2(1), disebutkan bahwa pelat yang

menggunakan batang tulangan ulir atau jaring kawat las (polos atau ulir) mutu 400

sebesar 0.0018 dari luasan,

As susut = 0.0014 `x b x h

= 0.0014 `x 1000 x 140

= 196 mm²

As Tulangan (Ø) yang dipakai 78.57 mm2 untuk diameter 10 mm

Sehingga Jumlah Tulangan (n) = As susut / As Ø

= 196 / 78.57

= 2.49 buah

Jumlah tulangan pakai = 3 buah

Jarak tulangan dalam 1 m = 1000 / 3

= 333.333 mm dibulatkan menjadi 330 mm

Maka tulangan susut dipakai Ø10 — 330

ix. Rekapitulasi Penulangan Pelat

Penulangan Lapangan Arah X

250

mm

Penulangan Lapangan Arah Y

330

mm

Penulangan Tumpuan Arah X

250

mm

Penulangan Tumpuan Arah Y

330

mm

Tulangan Susut330

mm

Tulangan Bagi200

mm