Desain Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Multi Representasi
-
Upload
trian-hermawan -
Category
Documents
-
view
46 -
download
1
description
Transcript of Desain Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Multi Representasi
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ VOLUME IV, OKTOBER 2015
e-ISSN: 2476-9398
Seminar Nasional Fisika 2015
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-II-197
Desain Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Pendekatan
Saintifik Berbasis Multi Representasi
Trian Hermawan*), Chandra Ertikanto**)
Magister Pendidikan Fisika FKIP Unila, Bandar Lampung 35119
email: [email protected]
Abstrak
Bahan ajar fisika yang ada selama ini cenderung hanya menekankan representasi matematis saja dan tidak disisipkan
pendekatan yang sesuai dengan proses pembelajaran yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis kebutuhan guru
dan siswa; 2) Menghasilkan desain multimedia interaktif dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis multi
representasi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development)
yang diadaptasi dari model pengembangan media, dengan prosedur pengembangan multimedia meliputi: 1) Analisis
kebutuhan; 2) Merumuskan tujuan; 3) Pokok materi; 4) Sinopsis; 5) Naskah awal; 6) Memproduksi Desain. Subjek pada
penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif materi impuls dan momentum. Data dalam penelitian ini diperoleh
melalui observasi pada guru dan siswa untuk mengetahui kemampuan di SMA N 1 Way Jepara baik ketersediaan media dan
fasilitas yang diperlukan, maupun kemampuan sumber daya manusia. Hasil penelitian yang diperoleh: 1) Analisis kebutuhan
guru dan siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multi representasi adalah
tinggi dan mengharapkan media yang berbeda dari media yang biasa digunakan saat pembelajaran; 2) Dihasilkan desain
multimedia pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multi representasi. Desain ini diprediksi akan dapat
lebih membantu peserta didik dalam memahami konsep yang dipelajari dan mampu memfasilitasi siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif.
Kata kunci: multimedia, multirepresentasi, pendekatan saintifik
1. Pendahuluan
Bahan ajar fisika yang ada selama ini cenderung hanya
menekankan representasi matematis saja, dan tidak
menggunakan pendekatan yang sesuai dengan proses
pembelajaran yang ada, padahal fisika merupakan
cabang ilmu yang menuntut proses pembelajaran, yang
sesuai dengan hakikat IPA yakni tidak hanya berpusat
pada penyelesaian masalah matematis tetapi juga
pemahaman konsep yang baik.
Pembelajaran sains khususnya fisika tidak hanya
menekankan pada penguasaan kumpulan pengetahuan
(produk), tetapi juga proses mendapatkan dan
menggunakan pengetahuan tersebut. Pembelajaran
melalui pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan (Hosnan: 2014). Namun, mata pelajaran
fisika masih menjadi mata pelajaran yang tidak
diminati untuk dipelajari oleh sebagian besar siswa.
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk
semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan saintifik yaitu pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa (Fauziah, 2013). Tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan
pada keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1)
meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk
membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya
kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4)
diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk
melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6)
untuk mengembangkan karakter siswa.Disebutkan
bahwa dalam kondisi yang seperti itu harus tetap
menerapkan nilai-nilai ilmiah dan menghindari nilai
non-ilmiah, dan pembelajaran yang tepat itu disajikan
dalam bentuk: (1) Mengamati; (2) Menanya; (3)
Menalar; (4) Analogi dalam pembelajaran; (5)
Hubungan antar fenomena; dan (6) Mencoba.
(Kemendikbud, 2013: 194-207)
Siswa dituntut untuk menguasai berbagai representasi
berbeda seperti percobaan, grafik, konseptual/
keterangan lisan, rumus, serta gambar atau diagram
secara bersamaan pada saat siswa mempelajari fisika.
Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau
susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili atau
melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Representasi
juga merupakan sesuatu yang mewakili,
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ VOLUME IV, OKTOBER 2015
e-ISSN: 2476-9398
Seminar Nasional Fisika 2015
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-II-197
menggambarkan atau meyimbolkan obyek atau proses
(Rosengrant, dkk., 2007). Permadi, dkk. (2013)
mengungkapkan siswa belum memahami materi dalam
banyak representasi Contohnya, siswa belum dapat
membaca grafik dengan benar, belum dapat
menjelaskan dan menggunakan ilustrasi atau verbal
dengan tepat, kebanyakan dari siswa hanya memahami
dalam satu bentuk representasi.
Dalam membentuk gejala alam satu atau lebih besaran
fisis saling berhubungan dan saling berinteraksi.
Untuk mempermudah proses analisis dan penjelasan
fenomena alam tersebut para fisikawan biasanya
menggunakan berbagai bentuk representasi.
Hubungan fungsional yang terjadi antara besaran-
besaran fisis dalam suatu fenomena biasanya
dinyatakan dalam formulasi matematika yang
sederhana dan kemudian divisualkan dalam bentuk
grafis. Interaksi-interaksi antara besaran-besaran
fisika yang terjadi dalam suatu fenomena biasanya
digambarkan dalam bentuk diagram interaksi. Seiring
dengan kemajuan bidang teknologi komputasi, maka
representasi-representasidari interaksi berbagai
besaran fisis dalam suatu fenomena dapat disajikan
menggunakan format dinamis dalam bentuk animasi
dan simulasi (Zacharia dan Anderson, 2003).
Ada beberapa alasan pentingnya menggunakan
multirepresentasi seperti yang diungkap oleh
Rosengrant dkk., (2007: 25), yaitu: (1) Multi
kecerdasan (multiple intelligences), menurut teori
multi kecerdasan orang memiliki kecerdasan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan
cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis
kecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda
memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi
setiap jenis kecerdasan; (2) Visualisasi bagi otak
Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik
seringkali dapat divisualisasikan dan dipahami lebih
baik dengan menggunakan representasi konkret; (3)
Membantu dalam mengkonstruksi representasi tipe
lain Beberapa representasi konkret membantu dalam
mengkonstruksi representasi yang lebih abstrak; (4)
Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran
kualitatif penalaran kualitatif seringkali terbantu
dengan penalaran yang lebih konkret; (5) representasi
matemaika yang abstrak digunakan untuk penalaran
kuantitatif dimana representasi matematika dapat
digunakan untuk mencari jawaban kuantitatif terhadap
soal.
Pendekatan multirepresentasi yang digunakan dalam
program pembelajaran konseptual interaktif memiliki
efektivitas yang tergolong tinggi dalam menanamkan
pemahaman konsepual fisika siswa (Suhandi dan
Wibowo, 2012). Representasi dan multimedia dapat
mendukung pembelajaran dalam berbagai cara, dengan
mengidentifikasi fungsi yang dapat menyajikan,
banyak temuan yang saling bertentangan yang timbul
dari evaluasi yang ada di lingkungan belajar dapat
dijelaskan. Hal ini akan menyebabkan prinsip-prinsip
desain yang lebih sistematis (Ainsworth, 1999).
Selanjutnya Kristen (2007) menjelaskan representasi
yang lebih cocok dari eksperimen nyata dalam sistem
multimedia memaksa siswa untuk memanipulasi
merancang eksperimental langsung dan otentik.
Komponen multimedia bertujuan menciptakan
lingkungan belajar yang berhubungan dengan praktis,
konteks eksperimental realistis.
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah 1)
menanalisis kebutuhan guru dan siswa; 2)
menghasilkan produk berupa Desain multimedia
pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis
multi representasi pada materi impuls dan momentum.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu research and
development atau penelitian pengembangan.
Pengembangan yang dimaksud berupa pembuatan
multimedia pembelajaran dengan pendekatan
saintifikberbasis multirepresentasi.
Prosedur pengembangan multimedia meliputi: 1)
Analisis kebutuhan; 2) Merumuskan tujuan; 3) Pokok
materi; 4) Sinopsis; 5) Naskah awal; 6) Memproduksi
Desain (Sadiman, dkk., 2012: 39)
Subjek pada penelitian ini adalah multimedia
pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik
berbasis multirepresentasi. Data dalam penelitian
pengembangan ini diperoleh melalui: angket pada
guru dan siswa untuk mengetahui kemampuan
sekolah tersebut baik ketersediaan media dan fasilitas
yang diperlukan maupun kemampuan sumber daya
manusianya untuk melakukan pembelajaran
menggunakan media pembelajaran yang akan
dikembangkan.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil utama penelitian pengembangan yang telah
dilakukan ini adalah desain multimedia pembelajaran
interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis
multirepresentasi. Penjelasan secara rinci hasil dari
tiap tahapan adalah sebagai berikut:
a. Hasil Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan
informasi pembelajaran yang terjadi di SMAN 1 Way
Jepara dan untuk mendapatkan informasi sejauh mana
diperlukannya media pembelajaran interaktif di
sekolah tersebut. Analisis kebutuhan dilakukan
dengan cara observasi secara langsung terhadap
sarana prasarana, kebutuhan guru dan siswa dengan
menggunakan instrumen berupa angket. Hasil yang
diperoleh dari kegiatan analisis kebutuhan
menunjukkan bahwa diperlukannya sebuah alternatif
untuk mengatasi keterbatasan sarana percobaan di
laboratorium pada materi Impuls dan Momentum.
SNF2015-II-198
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ VOLUME IV, OKTOBER 2015
e-ISSN: 2476-9398
Seminar Nasional Fisika 2015
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-II-197
Selanjutnya dilakukan juga analisis kemampuan guru
dan siswa dalam penggunaan komputer. Dalam
analisis ini, peneliti memberikan angket yang masing-
masing berisi 16 butir pertanyaan dengan masing-
masing pertanyaan memiliki skor maksimum 1 dan
skor minimum 0.
Hasil dari analisis kebutuhan guru pada bagian
pertanyaan kemampuan, pemanfaatan dan
penggunaan media berbasis komputer dalam
pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer
dengan skor 100% atau sudah baik, dan kebutuhan
guru terhadap media yang akan dikembangkan adalah
tinggi. Analisis jawaban angket bagian langkah-
langkah pendekatan saintifik, guru mendapatkan hasil
66% atau belum sepenuhnya menggunakan
pendekatan saintifik seperti kegiatan mengamati
lingkungan sekitar, charta, video/film serta berdiskusi
dan menyimpulkan data pengamatan. Analisi jawaban
angket bagian pembelajaran dengan pendekatan
multirepresentasi mendapatkan hasil 67%. Hasil
analisis menunjukkan bahwa guru belum
memaksimalkan pembelajaran dengan pendekatan
multirepresentasi.
Pada hasil angket kebutuhan siswa, analisis jawaban
angket bagian pertanyaan kemampuan, pemanfaatan
dan penggunaan media mendapatkan hasil 93%
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
mengoperasikan komputer sudah baik, dan kebutuhan
siswa terhadap media yang akan dikembangkan
adalah tinggi. Analisis jawaban angket bagian
langkah-langkah pendekatan saintifik dengan hasil
60% siswa beranggapan pembelajaran belum
sepenuhnya menggunakan pendekatan saintifik
seperti kegiatan mengamati lingkungan sekitar,
charta, video/film serta berdiskusi dan menyimpulkan
data pengamatan. Analisi jawaban angket bagian
pembelajaran dengan pendekatan multirepresentasi.
Hasil analisis mendapatkan 57% atau menunjukkan
bahwa siswa pada pembelajaran fisika memiliki
kesulitan saat konsep impuls, dan momentum dengan
berbagai representasi seperti gambar, grafik
matematis.
Siswa lebih suka dengan soal-soal hitungan
(matematik) dari pada soal-soal yang bersifat
konseptual. Strategi latihan pemecahan soal dengan
pemberian contoh-contoh soal tidak banyak
membantu siswa memahami konsep. Siswa mengaku
kesulitan untuk mengaitkan persamaan-persamaan
yang ada untuk memecahkan soal-soal lain. Dalam
memecahkan soal siswa cenderung mencocokkan
informasi-informasi yang diketahui dari soal dengan
rumus tertentu yang dapat dipakai. Jika siswa tidak
dapat mengingat rumus yang sesuai maka siswa
memutuskan untuk tidak menjawab soal itu atau tidak
dapat menyelesaikannya dengan baik. Hal ini sejalan
dengan temuan Yusuf dan Wawan (2009).
Dari angket analisis kebutuhan yang dilakukan di
SMA Negeri1 Way Jepara diperoleh informasi bahwa
dalam pembelajaran mater iimpuls dan momentum
guru cenderung memakai bahan ajar cetak dan belum
memaksimalkan penggunaan laboratorium.
Pendekatan saintifik juga belum sepenuhnya
diterapkan dalam pembelajaran. Berkaitan dengan
pengembangan multimedia pembelajaran interaktif,
melalui angket ini pula diperoleh informasi bahwa
semua guru dan siswa setuju jika dibuatkan media
pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik
berbasis multirepresentasi yang menampilkan:
gambar-gambar yang terkait dengan impuls dan
momentum, video, suara-suara pengiring (narasi,
lagu, dansound effect), simulasi, dan kuis interaktif
dan bersedia menggunakannya dalam pembelajaran.
Berdasarkan perolehan hasil analisis kebutuhan
tersebut maka penulis mengembangkan media
pembelajaran interaktif pada materi Impuls dan
Momentum. Media yang akan dikembangkan dengan
pendekatan saintifik berbasis multirepresentasi
sebagai alternatif keterbatasan sarana praktikum dan
dalam memahami konsep pada materi tersebut.
b. Merumuskan Tujuan
Tujuan didasarkan pada kompetensi akhir yang ingin
dicapai dari suatu proses pembelajaran. Berawal dari
Kompetensi Inti (KI), kemudian lebih rinci lagi
disebutkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan
selanjutnya membuat indikator pembelajaran sebagai
kompetensia khir yang harus dicapai. Tujuan
pembelajaran didapatkan dari pengembangan
indikator dan menjadi dasar dalam pembuatan media
pembelajaran.
c. Pokok Materi
Pokok materi yang disajikan dalam media
pembelajaran adalah materi Impuls dan Momentum
d. Hasil Sinopsis Bagian-bagian multimedia pembelajaran interaktif
dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian awal, bagian
inti dan bagian penutup. Halaman utama mempunyai
hyperlink menuju halaman petunjuk penggunaan,
halaman tentang program (KI, KD, dan tujuan
pembelajaran), dan halaman daftar isi. Halaman daftar
isi mempunyai hyperlink menuju halaman yang
menampilkan materi dan simulasi pembelajaran.
Selain itu, halaman ini juga memilik ihyperlink untuk
menuju halaman kesimpulan dan halaman evaluasi.
Setiap halaman saling terintegrasi sehingga user dapat
menuju halaman-halaman yang dikehendak isecara
interaktif.
e. Hasil Naskah Awal
Naskah awal pembelajaran berisi gambaran yang
disajikan dalam multimedia pembelajaran interaktif
materi Impuls dan Momentum. Materi yang
dikumpulkan telah valid dan baik dianalis untuk
menentukan pemilihan gambar, animasi, audio dan
SNF2015-II-199
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ VOLUME IV, OKTOBER 2015
e-ISSN: 2476-9398
Seminar Nasional Fisika 2015
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-II-197
video yang akan disajikan. Kemudian seluruh
komponen dikemas menjadi satu paket pembelajaran
yang saling keterhubungan satu sama lain.
f. Produksi Desain
Pemrograman pada dasarnya adalah menggabungkan
berbagai bahan grafis, animasi, simulasi, dan teks.
Program yang digunakan software Microsoft Office
Power Point 2013. Proses awal adalah menentukan
background (latar belakang) media pembelajaran
yang dikembangkan. Background yang digunakan
adalah bahan berupagambar yang dibuat menarik.
Proses selanjutnya adalah meletakkan bahan grafis
berupa gambar, simulasi, teks, kuis interaktif, dan
tombol-tombol sesuai dengan storyboard yang telah
dikembangkan. Agar media pembelajaran dapat
dijalankan secara interaktif, maka fungsi hyperlink
disisipkan dalam tombol-tombol yang telah dibuat.
Media pembelajaran interaktif dilengkapi dengan
Petunjuk Penggunaan, Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, dan Tujuan Pembelajaran yang diharapkan
dapat mempermudah penggunaan media pembelajaran
interaktif tersebut. Media ini dapat dijalankan dengan
mengklik tombol-tombol interaktif yang telah
disediakan disetiap halaman slide. Tombol-tombol ini
dibuat dengan tujuan agar perpindahan slide dapat
dilakukan oleh pengguna dengan mudah sesuai
dengan kehendaknya.
Gambar 1. Rancangan Desain isi materi pembelajaran.
Desain untuk halaman utama terbagi menjadi empat
bagian besar yaitu bagian atas memuat tombol-tombol
utama seperti tombol beranda, tombol petunjuk,
tombol daftar isi, tombol tentang program, dan tombol
keluar. Bagian tengah memuat unsur-unsur grafis
seperti animasi, video, dan gambar serta judul besar
materi pembelajaran yang disampaikan pada media
pembelajaran.
Halaman materi pembelajaran mempunyai storyboard
yang serupa yang terbagi menjadi tiga bagian besar
setiap halaman. Bagian atas memuat judul (judul bab,
subbab, dan langkah-langkah pendekatan saintifik)
serta tombol-tombol utama seperti tombol beranda,
tombol petunjuk, tombol daftar isi, tombol tentang
program, dan tombol keluar. Bagian tengah memuat
unsur grafis seperti gambar, animasi, dan video serta
materi pembelajaran yang akan disampaikan pada
media pembelajaran tersebut. Bagian kiri bawah
memuat tombol-tombol yang disisipi hyperlink untuk
menuju halaman tertentu. Desain isi materi
pembelajaran dapat dilihat pada gambar 1.
4. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis di
atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Hasil
analisis kebutuhan guru dan siswa terhadap
multimedia pembelajaran interaktif dengan
pendekatan saintifik berbasis multirepresentasi yang
dikembangkan adalah tinggi dan mengharapkan
media yang berbeda dari media yang biasa digunakan
saat pembelajaran; (2) Telah dikembangkan Desain
multimedia Pembelajaran Interaktif dengan
Pendekatan Saintifik Berbasis Multirepresentasi pada
materi Impuls dan Momentum.
Ucapan Terimakasih
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini terutama kepada Bapak
Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd selaku Pembimbing
Akademik. dan Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si.
selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Fisika Unila, teman-teman yang telah memberikan
dukungan sehingga terselesainya makalah ini.
SNF2015-II-200
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ VOLUME IV, OKTOBER 2015
e-ISSN: 2476-9398
Seminar Nasional Fisika 2015
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-II-197
Daftar Acuan
[1] Ainsworth, S. 1999. The functions of multiple
representations. Computers & Education, 33
(2-3), 131.
[2] Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi.
2008. Limitation Of Representation Mode In
Learning Gravitational Concept and Its
Influence Toward Student Skill Problem
Solving. Proceeding of The 2nd International
Seminar on Science Education. PHY-31: 373 –
377.
[3] Fauziah, Resti,. 2013. Pembelajaran Saintifik
Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran
Berbasis Masalah. INVOTEC Jurnal
Pendidikan Teknologi Kejuruan, (Online), IX
(2): 165-178, (http://jurnal.upi.edu).
[4] Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru
Materi Implementasi Kurikulum 2013 SMP/
MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Kemendikbud
[5] Kirstein, Juergen, and Volkhard Nordmeier.
"Multimedia representation of experiments in
physics." European Journal of Physics 28.3
(2007): S115.
[6] Permadi, D., Agus S. Eko S. 2013..
Pengembangan Modul Berbasis Multi
Representasi Pada Materi Termodinamika.
Jurnal Pembelajaran Fisika, 109-121.
[7] Rosengrant, D., Etkina, E., & Van Heuvelen,
A. 2007. Multiple Representations in Physics
Instruction - an Overview. IBID., 149-152.
[8] Sadiman, Arif S., R. Raharjo, Anung Haryono,
Rahardjito. 2012. Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
[9] Suhandi, A., F.C. Wibowo. 2012. Pendekatan
Multirepresentasi dalam Pembelajaran Usaha-
Energi dan Dampak terhadap Pemahaman
Konsep Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia( 8): 1-7
[11] Yusuf, M. & Wawan, S. 2009. Studi
Kompetensi Multirepresentasi Mahasiswa
Pada Topik Elektrostatika. Jurnal Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 (1): 1-
10
[12] Zacharia, Z. & Anderson, O.R. 2003. The
effect of an interactive computer-based
simulation prior to performing a laboratory
inquiry based experiment on students’
conceptual understanding of physics.
Americans Journal of Physics, 71 (6): 618-629
SNF2015-II-201
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ VOLUME IV, OKTOBER 2015
e-ISSN: 2476-9398
Seminar Nasional Fisika 2015
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-II-197
SNF2015-II-202