desain crystallizer
description
Transcript of desain crystallizer
MAKALAH DESAIN BEJANA
CRYSTALLIIZER
DISUSUN OLEH
IMAM SOFGHUL VIKRI ANWAR (1512037)
DEBBY ARICHINTA (1512055)
POLITEKNIK STMI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PENDAHULUAN
Kristalisasi adalah suatu proses pembentukkan kristal dari larutan induk
(motherliquor). Kristalisasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian suatu bahan
antara padatan dengan cair. Dimana terjadi perpindahan massa suatu zat terlarut
dari larutan ke fase kristal. Larutan dapat dalam bentuk campuran dari dua zat
berbeda atau lebih dalam keadaan yang homogeny (Wikipedia.com).
Proses kristalisasi banyak digunakan oleh industry, untuk memurnikan produk
yang dihasilkan agar menjadi lebih tinggi kadarnya. Beberapa industry yang
menggunakan proses kristalisasi adalah industry garam mineral, industry urea dan
beberapa industry lain yang terkait seperti farmasi, makanan, pembuatan protein
dan lain sebagainya.
Pada industry, proses kristalisasi dilakukan di dalam Crystallizer. Yaitu suatu
bejana berbentuk silindir dengan cone pada bagian bawahnya. Kristal pada
Crystallizer terbentuk karena adanya peningkatan temperature dan larutan yang
semakin jenuh kandungannya. Maka dari itu dalam mendesain Crystallizer
perhitungan neraca panas dibutuhkan. Selain itu sirkulasi larutan yang masuk ke
dalam Crystallizer juga harus diatur agar kejenuhan larutan terjaga.
PEMBAHASAN
1. Jenis Crystallizer Kristalisasi adalah teknologi yang berumur sangat tua dan pada saat itu
informasi mengenai proses kristalisasi hanya terjadi pada pembuatan garam
dan gula yang dilakukan oleh masyarakat biasa. Kristalisasi alami sebenarnya
sudah ada sejak dahulu, dan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini kristalisasi dilakukan pada Crystallizer dengan mendesain
bentuk Crystallizer sesuai dengan kebutuhan dan berlangsung terus menerus.
Kristalsasi pertama terjadi pada alat bernama “Calandria Pans” yang digunakan
untuk membentuk kristal garam pada akhir abad ke-19. Kemudian 30 tahun
beriktnya dikembangkan Crystallizer dengan teknik penghitungan nukleasi
pada proses pembentukkan kristalnya. Dengan hasil tersebut dapat
memudahkan dalam proses control ukuran produk dan distribusi pembentukkan
produk. Beberapa tahun berikutnya dikembangkan lagi sebuah instrument
untuk Crystallizer yang berfungsi untuk me ngatur ukuran kristal dan beberapa
hal lain yang terkait dalam proses kristalisasi.
Dalam proses kristalisasi digunakan Crystallizer yang berbeda-beda ini
dikarenakan setiap zat yang akan dibentuk kristalnya memilki karakteristik
yang tidak sama satu sama lain. Selain itu, perbedaan pemilihan Crystallizer
juga menentukan besarnya ukuran kristal yang ingin dibentuk.
Berikut ini adalah beberapa tipe Crystallizer yang umum digunakan pada
industry :
Batch Crystallizer
Digunakan untuk kebutuhan kecil, atau jika material yang diproses
dengan basis yang kontinyu digunakan batch vacuum crystallizer. Tipe
ini memiliki waktu siklus selama 2—8 jam.
Fluidized Suspension Crystallizer
Sering juga disebut Oslo Crystallizer, merupakan jenis Crystallizer
yang membuat kristal dengan ukuran agak besar. Alat ini beroperasi
dengan mencampur larutan umpan panas terkonsentrasi dengan aliran
cairan dingin dan diumpankan ke vaporizer untuk dievaporasi secara
adiabatic. Crystallizer jenis ini cocok untuk Ammonium Sulfat, dan
Nickel Sulfat.
Force Circulation Crystallizer
Mempunyai nama lain MSMPR (Mixed Suspension Mixed Product
Removal) atau produk yang diambil bercampur dengan suspensi atau
mother liquor yang berasal dari Crystallizer. Crystallizer ini cocok
digunakan untuk kristalisasi NaCl, Na2SO4, sodium carbonate
monohydrate, urea, gula, asam sitrat dan sebagainya.
Draft Tube Baffle Crystallizer
Kristal yang terbentuk akan dipisahkan dengan gravitasional settling
pada area baffle dari mother liquor-nya. Crystallizer ini cocok
digunakan untuk kristalisasi KCl, Ammonium Sulfat, (NH4)2HPO4 dan
ukuran kristal yang dihasilkan berkisar antara 6—20 ukuran mesh.
Surface Cooled Crystallizer
Jenis rystallizer yang hampir mirip dengan Force Circulation (FC).
Direct Contact Refrigeration Crystallizer
Crystallizer jenis ini mengontakkan secara langsung zat/media
pendingin sehingga terjadi kristal pada suhu yang rendah.
Teflon Tube Crystallizer
Merupakan Crystallizer yang membutuhkan waktu sangat lama dalam
pembentukkan kristalnya. Jenis ini biasa digunakan untuk
mengkristalisasi larutan brine sisa menjadi garam Glauber.
Spray Crystallizer
Crystallizer jenis ini digunakan untuk produk yang tidak terkontaminasi
pada udara sekitar. Jenis ini cocok digunakan untuk recovery KCl,
Na2CO3. 10H2O dan garam Glauber dari purge brine.
2. Hal-hal yang Mempengaruhi Perancangan Crystallizer
Satu dari keuntungan proses kristalisasi jika dibandingkan dengan proses
pemisahan lainnya adalah mampu menghasilkan produk dengan kemurnian
yang sangat tinggi dari larutan dan menggunakan energy yang sangat sedikit.
Pemisahan secara kristalisasi yang sering terjadi dapat dibentuk dalam satu
tahap, rendemen dari produk tidak dalam keadaan kemurnian yang tinggi tapi
memilki tampilan yang bagus dengan densitas yang sangat tinggi. Dibutuhkan
proses pengeringan minimal untuk membuat kelembaban dari produk sangat
rendah dengan cara memprosesnya di dalam centrifuge atau dilakukan filtrasi.
Dalam bidang kebutuhan energy, kristalisasi membutuhkan sangat sedikit
energy untuk pemisahan daripada distilasi ataupun metode proses pemurnian
lainnya yang sejenis. Itu mungkin dilakukan relative dari skala penggunaannya,
tinggi atau rendahnya temperature tergantung dari produksi yang dilakukan
mulai dari kilogram hingga jutaan ton per hari.
Perhitungan banyaknya kristal yang dihasilkan dihitung menggunakan
suatu formula. Berikut ini adalah formula yang digunakan :
C= R
Dimana,
C = berat kristal pada kondisi akhir (kg)
R =
S = kelarutan mother liquor pada temperature akhir (basis anhidrat) dalam
kg/100 kg pelarut
Wo = berat dari zat terlarut, anhidrat (kg)
Ho = total berat dari pelarut pada mula-mula (kg)
E = evaporasi (kg)
Pada formula tersebut dapat disimpulkan bahwa kristal yang dihasilkan
dari suatu crystallizer dipengaruhi oleh kelarutan (kejenuhan) mother liquor,
laju evaporasi dan banyaknya kedua bahan dalam larutan (zat terlarut dan
pelarut). Kelarutan atau kejenuhan dari mother liquor dipengaruhi oleh
sirkulasi massa yang masuk ke dalam crystallizer (neraca massa). Jika aliran
massa larutan yang masuk ke dalam crystallizer terlalu banyak, maka kelarutan
mother liquor akan semakin kecil dan mengganggu dalam proses
pembentukkan kristal, begitu pula sebaliknya. Maka, pengendalian massa
larutan yang masuk ke dalam crystallizer sangat berpengaruh pada
perancangan crystallizer.
Sedangkan pada evaporasi menunjukkan berapa banyak air yang dapat
dihilangkan pada proses kristalisasi. Biasanya terjadinya proses evaporasi
dilakukan dalam keadaan vakum. Larutan akan dialirkan menuju sebuah alat
penukar panas sebelum masuk ke crystallizer agar proses penguapan air
(evaporasi) menjadi lebih cepat. Ini dilakukan dengan mengdalikan besarnya
transfer panas pada alat penukar panas (neraca panas). Jika larutan terlalu
panas maka pembentukkan kristal terjadi lebih cepat didalam exchanger.
3. Prosedur Perancangan Crystallizer
Setelah mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi pemilihan alat
proses kristalisasi maka kita dapat merancang crystallizer sesuai dengan
kebutuhan. Berikut ini adalah langkah-langkah prosedur dalam perancangan
dan pemilihan alat crystallizer :
Pemilihan tipe crystallizer yang paling baik dengan mengetahui beberapa hal
yang dibutuhkan yaitu, (a) ukuran produk, (b) kualitas produk, (c) ekonomi pada
proses dan (d) skala operasi. Table dibawah ini merupakan perbandingan dari
tipe crysatallizer dengan keunghulan masing-masing.
Tipe Peralatan Ukuran Kristal (Tyler
Mesh)
Tipe Kelarutan Tipe Produk Penjelasan
Force Circulation 30—150 Normal, flat or inverted
NaCl, Na2SO4, citric acid, Na2CO3. 10 H2O, lactose
Kapasitas besar dan kecil. Sangat stabil, kadang terjadi masalah pada dindingnya, waktu operasi pendek
Fluidized Suspension
6—65 Normal, flat KCl, NH4SO4, Na2B4O7.H2O
Sering terbentuk endapan pada dinding
Draft Tube Baffle 6—48 Normal, flat KCl, NH4SO4, H3BO4, (NH4)H2PO4,
Jarang terjadi endapan pada dinding,
Reactive Type 6—100 All (NH4)SO4, (NH4)H2PO4, (NH4)2HPO4
Dapat menggunakan DTB atau DT
Surface Cooled 20—150 Normal Na2ClO3, KCl, Na2SO4.10H2O
Baik utk temperature rendah, siklus pencucian sedang
Direct Contact Refrigeration
6—48 Normal Paraxylene, NaOH.2H2O Dapat beroperasi pada temperature sangat rendahsering terjadi masalah pada pedingin permukaan
Batch Type 20—100 Normal, steep Na2SO4.10H2O,FeSO4.7H2O, Tri-P.E.
Instrument sederhana, kapasitas kecil, pembersihan manual.
Teflon Tube 14—65 Normal Na2SO4. 10H2O Umumnya digunakan untuk temperature pendinginan rendah
Air Cooled 30—200 Normal Na2CO3. 10 H2O, H3BO3, Na2SO4. 10H2O
Membutuhkan energy yang sangat rendah,
beroperasi pada temperature lingkungan sekitar
Sangat disarankan membuat data lengkap mengenai zat /reaktan yang akan
dijadikan kristal. Data-data yang dibutuhkan antara lain data yang terkait
dengan temperature, sifat fisis dari zat tersebut yang diperlukan pada
proses perhitungan. Data ini sering juga disebut temperature frame, atau
ringkasan singkat untuk kebutuhan perhitungan.
Membuat neraca massa, neraca panas dan flow sheet.
Menghitung berapa waktu proses yang diperlukan untuk membentuk
produk dari mulai proses pertumbuhan kristal hingga nukleasi.
Menentukan besar ukuran crystallizer yang dibutuhkan. Mengendalikan
berapa volume yang dibutuhkan ketika kristal terbentuk dengan batasan-
batasan yang dibutuhkan ketika proses pelepasan uap berlangsung.
Menghitung transfer panas permukaan dan rersirkulasi rata-rata termasuk
didalamnya adalah pemilihan kondensasi pada bagian evaporasi di dalam
crystallizer.
Pemilihan alat-alat pendukung seperti peralatan vacuum, pompa, pengaduk
dan lainnya.
Menentukan bahan konstruksi apa yang digunakan seperti ASME, UPV
Section VII dan lainnya.
Desain sebuah kristalizer urea sebagai berikut:
1. Rate Produksi ; 75MT/day (3125kg/h)2. Konsentrasi umpan ; 75% urea, 0.3% biuret, 0.35% NH3 dan diasumsikan:
0.22% CO2 (balance water) at a temperature of 93 °C3. Boiling point elevation; 13 °C4. Crystal size required; 90% plus 65 Tyler mesh5. Komposisi mother liquor; 65.73% urea, 4.5% biuret at 54°C
6. Air pencuci yang ditambahkan pada centrifuge; 0.12 kg/kg dari produk crystals
7. Cooling water untuk condenser; 30 °C.
diasumsikan:
1. NH3 volatil dan CO2 Flash off tidak perlu dipertimbangkan dalam neraca
bahan untuk cairan dan kristal produk.
2. Dibuat sirkulasi crystallizer beroperasi pada 3,38 retensi h akan membuat
ukuran produk ini (Bennett dan Van Buren 1969).
3. kepadatan Lumpur sekitar 450 g /l.
4. Koefisien perpindahan Panas; 4088 kJ / m ^ h ° C (200 Btu / h ft ^ ° F).
Lihat gambar selanjutnya untuk lembar aliran proses ini.Temperature FrameSteam temperature ST 100 °CGreatest terminal difference GTD 46 °CLeast terminal difference LTD 44 °CLiquid temperature LT 54 °CBoiling point elevation BPE 13°CVapor temperature VT 41 °CVapor pressure, mm Hg VP 57 mmHgSpecific volume, m^/kg SPV 18.48 m^/kgHeat of vaporization LHV 2402.76 kJ/kgEvaporation, kg/h Evap 1380 kg/hMaximum vapor velocity ^wax 3.84 m/sMinimum vapor release area CSA 1.84m2Crystal production Yield 3125 kg/hMinimum active volume AV 23.47 m^Crystallizer body diameter Dia 2.75 mCrystallizer liquid level LL 3.20 mHeat transfer coefficient U 4088kJ/m2h°CHeating surface HS 11.48m2Circulation rate Circ 465 mVhTemperature rise TR 1.5°CTube velocity Ut 2.158 m/s
Material Balance
(kg/h) Total Urea Biuret Miscellaneous WaterFeed 100 75.00 0.30 0.57 24.13
Evaporation 22.68 0.57 22.11Crystals 70.55 70.55
Purge 6.77 4.452 0.3 2.02Aliran pembersihan dengan asumsi tidak ada pembentukan biuret di crystallizer yangdan konsentrasi akhir dalam pembersihan 4,5% biuret dan hilangnyaCO2 aneka dan NH3 oleh penguapan. 65,73% urea di purge per data yang diberikan.
Untuk 75 MT per day (3125 kg/h) production dengan rasio.Feed = (100/70.55)(3125 kg/h) = 4430kg/hPurge = (6.77/100)(4430) = 300 kg/hEvaporation = (22.68/100)(4430) = 1005 kg/hWash water = 0.12 kg/kg (3125 kg/h) = 375 kg/hDesign evaporation = 1005 + 375 = 1380 kg/h