Modifikasi Desain Struktur Dengan Desain Permukaan
-
Upload
moekarto-moeliono-annom -
Category
Documents
-
view
262 -
download
3
Transcript of Modifikasi Desain Struktur Dengan Desain Permukaan
MODIFIKASI DESAIN
STRUKTUR DENGAN DESAIN
PERMUKAAN
(ikat celup & sulam)
MOEKARTO MOELIONO
DESAIN TEKSTIL
Proses desain adalah usaha kreatif untuk
menghasilkan sebuah karya yang memiliki
nilai lebih. Untuk memenuhi kriteria
tersebut terdapat pertimbangan-
pertimbangan desain, yaitu :
1.Dapat dipakai atau digunakan yang
berkaitan dengan fungsi teknis dan fisik;
nyaman, andal, aman, praktis.
DESAIN TEKSTIL
2. Dapat dinilai estetis, menyangkut aspek
teknologi, bahan baku,ketrampilan,
keahlian,manajemen.Daya tarik estetis
berkaitan dengan tampilan visual
3. Dapat dipasarkan, hal ini berhubungan
dengan permintaan dan selera pasar,
ekonomi, daya beli, persaingan, kondisi
produk, dll.
DESAIN TEKSTIL
a. Aspek Estetika, pertimbangan gagasan dan sumber gagas, tema, olahan ragam hias, warna, proporsi, komposisi dan teknis (unsur dan prinsip desain)
b. Aspek Fungsi, pemikiran yang berhubungan dengan pertimbangan pemilihan teknik, pengguna, tingkat golongan
c. Aspek Bahan, pertimbangan pemilihan serat, benang, struktur tenun, daya serap
DESAIN TEKSTIL
d. Aspek Proses, mempertimbangkan
berbagai kemungkinan eksplorasi yang
dapat dilakukan berikut kendala-
kendalanya
e. Aspek Mode, mempertimbangkan
kecenderungan gaya (style) yang
diselaraskan dengan waktu.
DESAIN STRUKTUR
DAN DESAIN PERMUKAAN
• DESAIN STRUKTUR : yaitu desain yang
dibuat pada saat pembuatan kain dengan
cara mengnolah faktor-faktor konstruksi
kain dari benang lusi dan pakan
• DESAIN PERMUKAAN : yaitu desain yang
dikerjakan setelah proses pembuatan kain
selesai atau pada permukaan kain jadi
IKAT CELUP & SULAM
IKAT CELUP : ikat celup atau tie dye adalah
hasil dari proses perintangan warna
dengan cara menutup atau mengikat pada
bagian-bagian tertentu agar tidak terkena
warna.
Terdapat nama lain dari teknik ikat celup
antara lain ; jumputan, tritik, pelangi,
sasirangan, dan cinde.
IKAT CELUP
Kain Tritik
Dikatakan tritik karena motifnya berupa titik-titik yang membentuk corak gambar tertentu.
Seni kain tritik terdapat di daerah seperti Bali, Palembang, dan Banjarmasin. Kain tritik memiliki warna yang sederhana dengan satu warna latar ; biru tua, hitam, dan merah mengkudu. Saat ini warna menjadi lebih bervariasi dengan warna yang kontras, lembut, dan cerah yang dipadukan dengan warna tua.
Corak tritik
Corak kain tritik diperoleh dengan cara
menjelujur kain menurut pola yang
diinginkan. Kain yang telah dijelulur
menggunakan benang ditarik sehingga
menjadi rapat dalam satu gumpalan. Kain
yang telah diberi warna dan benang
dicabut, maka akan didapat ragam hias
berwarna putih sesuai dengan jelujur yang
dibuat.
Tritik
Kain Jumputan
• Kata jumputan muncul karena proses
pembuatan kain dilakukan dengan cara
mengambil sedikit – sedikit atau njumput
(bhs Jawa), untuk kemudian diikat dengan
tali. Bagian yang dijumput dan diikat ketika
telah diberi warna dan dilepas talinya akan
tetap berwarna putih.
jumputan
Kain Pelangi
Pada dasarnya jenis kain tritik, pelangi, dan
jumputan adalah sama. Kain pelangi memiliki
tatawarna yang lebih beragam dan
pengerjaannya lebih rumit dibandingkan dengan
kain jumputan. Karena memiliki aneka ragam
warna kain ini disebut kain pelangi. Kain
jumputan dan pelangi ditemui di Jawa, Bali,
Lombok, Palembang, Kalimantan, Sulawesi
yang dipadukan dengan corak tritik dan corak-
corak lainnya.
Pelangi
Kain Sasirangan
Kain sasirangan merupakan kain yang pada mulanya dibuat berdasarkan pesanan atau permintaan yang disebut sebagai kain pamintan dan dikerjakan dengan cara calapan (celupan). Kata sasirangan berasal dari kata sirang (bhs. Banjar) berarti jahit atau jelujur. Proses pembuatannya sama seperti kain tritik dan jumputan yang dikenal dengan nama jajumputan.
Sasirangan
Ikat Celup dan nilai sakral
Di Jawa kain tritik, jumputan, atau pelangi memiliki makna spiritual dan menunjukkan status sosial pemakainya. Sementara di daerah lain kain ini.digunakan pada upacara-upacara adat. Di Rongkong Toraja Sulawesi Selatan kain roto yang di buat dengan teknik ikat celup dengan ragam hias yang menggambarkan matahari dan tatasurya melambangkan kehidupan. Pada upacara potong gigi dan ngaben di Bali, kain pelangi digunakan sebagai hiasan dan panji. Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan sebagai penyembuh. Ragam bintang bahambur yang digunakan pada ikat kepala (laung) dan kakamban (kerudung) dipercaya dapat menyembuhkan sakit kepala, sakit telingan dan kerontokan rambut.
Bahan Baku Ikat Celup
Bahan baku dalam pembuatan tekstil ikat
celup dapat digolongkan dalam:
• Bahan baku kain
• Bahan perintang
• Bahan pewarna
Kain
Kain digolongkan sebagai bahan baku
utama pada proses pembuatan ikat celup.
Pada umumnya pembuatan ikat celup
menggunakan kain yang berbahan serat
kapas dan modifikasi serat kapas, serat
rayon, serat protein dari binatang, dan
serat lainnya dengan berbagai macam
kualitas.
Jenis kain
Bahan baku kain yang dapat digunakan untuk pembuatan ikat celup antara lain yaitu
kain yang berbahan serat kapas, seperti ; kain mori primisima, blacu (grey), voilisima
(tipis), berkolin. Kain saten dan santung berbahan serat rayon, dan kain yang berasal
dari binatang (serat protein) seperti ; kain sutera, dan wool
Perintang warna
IKAT CELUP
Perintang warna pada proses ikat celup, mempunyai persyaratan sebagai
berikut:
1.Tidak dapat terwarnai oleh zat warna, sehingga mampu untuk merintangi
zat warna.
2. Bahan mempunyai konstruksi anyaman maupun twist benang
yang padat.
3. Mempunyai kuat tarik yang tinggi.
Bahan Perintang Warna
Bahan perintang/pengikat dapat berupa:
– Benang kapas
– Benang polyester
– Rafia
– Benang ban
– Karet gelang
– Serat agel/serat nenas.
– Dll
Bahan Pendukung
KAT CELUP
Dalam teknik ikat celup dapat digunakan
cara-cara lain untuk memperoleh corak
tanpa harus mengikat kainnya yang
dikenal dengan isian atau bundelan.
Adapun bahan-bahan untuk isian dapat
digunakan biji-bijian yang tidak mudah
hancur ketika dilakukan proses
pewarnaan
Bahan Isian
• Kacang ijo
• Biji Jagung
• Kerikil
• Koin uang
• Beras
• Kelereng
• Kerang
• Manik-manik
• Dan lainnya sehingga diperoleh corak yang khas
Pewarna
Penggunaan warna pada proses ikat celup
dapat dilakukan dengan jenis warna yang
berbahan sintetis maupun berbahan alam.
• Pewarna sintetis : Naphtol, indigosol dan
reaktif untuk golongan serat kapas dan
rayon.
• Zat warna dispersi untuk kain polyester
dan georgette
Zat Warna Reaktif
• Zat warna reaktif berbentuk bubuk, jenis warnanya
cukup lengkap dan dapat mengisi/melengkapi arah warna yang tidak dapat dihasilkan pada pewarna dengan zat Naphtol maupun Indigosol, seperti Turkish blue/biru Turki.
• Zat warna reaktif dapat digunakan untuk pewarnaan secara celupan maupun coletan.
• Untuk pewarnaan, obat pembantu yang digunakan adalah soda abu dan garam dapur. Dalam pengerjaan dibedakan menjadi zat warna reaktif panas dan zat warna reaktif dingin.
Warna Reaktif Celupan Dingin
- Zat warna reaktif : 10-30 g/liter
- Soda abu : 2-5 g/liter
- Obat pembasah : 3-5 g/liter
- Garam dapur : 30 g/liter
- Water glass
300 - 500 Be : secukupnya
Cara Melarutkan
– Zat warna reaktif dipasta dengan obat
pembasah, kemudian dilarutkan dengan air
panas sambil diaduk-aduk sehingga larut.
– Soda abu dimasukkan dalam larutan zat
warna sampai larut semua.
– Ditambah air dingin yang ditentukan.
– Masukkan garam dapur sambil diaduk sampai
larut semua.
Cara Mencelup
– Kain dimasukkan ke dalam larutan zat warna,
dibolak-balik sampai rata dan direndam
selama 30 menit pada suhu kamar.
– Diatuskan dan dikeringkan di tempat yang
teduh. Untuk menambah ketuaan warna,
dapat dilakukan 2-3 kali pengerjaan.
– Setelah kering dikuas dengan water glass 300
-500 C Be kemudian dibiarkan satu malam.
– Dicuci
Cara Coletan
- Zat warna reaktif : 5 g/100 cc
- Natrium silikat 300 -500 Be : secukupnya
Cara melarutkan: – Kain yang akan dicolet, diletakkan dalam keadaan
datar di atas sebuah alas
– Dicolet pada bidang-bidang tertentu yang dikehendaki (biasanya dibolak-balik).
– Dikeringkan.
– Difiksasi dengan water glass dengan jalan dicoletkan.
– Dibiarkan 1 atau 2 jam atau 1 malam.
– Dicuci
Peralatan
• Dalam pembuatan kain ikat celup peralatan yang dibutuhkan sebagai berikut:
• Alat tulis
• Jarum jahit
• Berbagai macam tali, benang
• Kuas cat
• Sarung tangan
• plastik
• Cangkir
• Ember plastik
• Pengaduk
• Panci
• Pemanas
• Penjepit
• Gunting
• dll
Teknik IKATAN
• Teknik ikatan dapat digolongkan atas
ikatan dasar dan ikatan kombinasi.
• Teknik Ikatan Dasar
Teknik ikatan dasar ini dibagi dalam:
– ikatan tunggal
– ikatan ganda
– ikatan silang
Teknik LIPATAN dan GULUNGAN
Dalam ikat celup dapat dilakukan teknik melipat kain bahkan menggulung untuk memperoleh efek-efek tertentu. Cara melipat dapat dilakukan dengan arah diagonal, mendatar, dan sebagainya dengan variasi ukuran lipatan yang
beragam. Prinsipnya dalam teknik ini adalah mengkombinasikan antara efek-efek yang timbul karena ikatan dengan
efek-efek dari cara lipatan
Nama-nama corak ikat celup
• Untu walang
• Gaden
• Tapak dara
• Slimpet
• Regulon
• Ceplikan
• Kembang jeruk
Nama corak ikat celup
• Praneman
• Plangen
• Ombak banyu
• buluh
Produk Tekstil Ikat Celup
Sulam
Sulaman berasal dari kata ‘sulam’ yang
berarti bordir, suji/tekat. Embroidery
berasal dari bahasa Anglo-Saxon yang
berarti pinggir atau batas.
Sulam adalah salah satu teknik pemberian
hiasan pada permukaan kain yang
menggunakan jarum dan benang. Sulam
terdiri dari sulam tangan dan sulam mesin
Sulam
Sulam tangan dan sulam mesin dibedakan
pada penggunaan jarumnya. Ukuran
jarum untuk menyulam harus disesuaikan
dengan ketebalan bahan dan besarnya
benang sulam yang dipakai. Terdapat
bermacam tusuk sulam atau stik, yaitu
variasi penyusunan turun naiknya benang
atau jahitan pada permukaan kain.
Jenis Tusukan/setik
• Setik datar
• Setik putar (setik balik)
• Setik rantai
• Setik simpul
• dll
Jenis Tusuk/setik
Tusuk jelujur dan tusuk balik
Tusuk ikat &tusuk balik kombinasi
Tusuk alis-bulumata & tusuk pipih
Produk Tekstil Sulam
Sulam Payet
T e r i m a k a s i h