depresi remaja

8
 DEPRESI PADA REMAJA Dalam perkembangan normalpun seorang rema ja mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi, Oleh karena itu sangatlah penting untuk membedakan secara jelas dan hati -hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depr esi yang patologik. Akib at sulit nya membedakan antara kedua kondisi diatas, membuat depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis. Bil a tid ak dita nga ni den gan baik, gan gguan ps ikia tri k pad a remaja sering kali akan berlanjut sampai masa dewasa. I. Definisi Ko ndisi ya ng di ta ndai dengan ke ti dakmampuan berk onsentra si , perubahan pola tidur yang parah, menurunnya energi, ketidaknyamanan fisik, mudah tersingung, serta perasaan sedih , kesal dan tidak berdaya yang ekstrim. Depre si dap at ter jadi pad a keada an nor mal seb aga i bag ian dalam perjalanan proses kematangan dari emosi sehingga definisi depresi adal ah se bagai be ri kut: (1 ) pada keadaan normal merupa kan gangguan kemurungan (ke sedih an, pata h sema ngat) yang dita ndai den gan per asaan tidak pas , menurunnya kegiatan, dan pes imi sme menghadapi masa yang akan data ng, (2) pada kasus patologis, merupakan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap rangsang disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpuas an, tidak mampu, dan putus asa. II. Klasifikasi depresi Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition) Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori, yaitu: 1. Gangguan depres i be ra t ( Mayor depressive disorder ). Didapatkan 5 atau lebih simptom depresi selama 2 minggu. Kriteria terebut adalah: suasana perasaan depresif hampir sepanjang hari yang diakui sendiri oleh subjek ataupun observasi orang lain (pada anak-anak dan remaja perilaku yang biasa muncul adalah mudah terpancing amarahnya), kehilangan interes atau perasaan senang yang sangat signifikan dalam menjalani sebagian besar aktivitas sehari-hari, berat badan turun secara siginifkan tanpa ada progran diet atau justru ada kenaikan berat badan yang drastis, insomnia atau hipersomnia berkelanjuta, agitasi atau retadasi psikomotorik, letih atau kehilangan energi, perasaan tak berharga atau perasaan bersalah yang eksesif, kemampuan berpikir atau konsentrasi yang menurun, pikir an-p ikira n meng enai mati , bunuh diri, atau usah a bunuh diri yang muncul berulang kali, distres dan hendaya yang signif ikan secara klinis, tidak ber hubugan dengan bela sungk awa karena kehilangan seseorang. 2. Ga ngguan dis ti mi k (Dyst hymic disor der ) ada lah suatu ben tuk depresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu episode depresi ber at (dahulu disebut depresi neurosis). Kriteria DSM-IV untuk 1

Transcript of depresi remaja

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 1/8

 

DEPRESI PADA REMAJA

Dalam perkembangan normalpun seorang remaja mempunyai

kecenderungan untuk mengalami depresi, Oleh karena itu sangatlahpenting untuk membedakan secara jelas dan hati -hati antara depresiyang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengandepresi yang patologik. Akibat sulitnya membedakan antara keduakondisi diatas, membuat depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis.Bila tidak ditangani dengan baik, gangguan psikiatrik pada remajasering kali akan berlanjut sampai masa dewasa.

I. DefinisiKondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan berkonsentrasi,perubahan pola tidur yang parah, menurunnya energi,

ketidaknyamanan fisik, mudah tersingung, serta perasaan sedih , kesaldan tidak berdaya yang ekstrim.Depresi dapat terjadi pada keadaan normal sebagai bagian dalamperjalanan proses kematangan dari emosi sehingga definisi depresiadalah sebagai berikut: (1) pada keadaan normal merupakangangguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandaidengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimismemenghadapi masa yang akan datang, (2) pada kasus patologis,merupakan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap rangsangdisertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpuasan, tidak mampu, danputus asa.

II. Klasifikasi depresiMenurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disordersfourth edition) Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori, yaitu:

1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder ).Didapatkan 5 atau lebih simptom depresi selama 2 minggu. Kriteriaterebut adalah: suasana perasaan depresif hampir sepanjang hariyang diakui sendiri oleh subjek ataupun observasi orang lain (padaanak-anak dan remaja perilaku yang biasa muncul adalah mudahterpancing amarahnya), kehilangan interes atau perasaan senangyang sangat signifikan dalam menjalani sebagian besar aktivitassehari-hari, berat badan turun secara siginifkan tanpa ada progran

diet atau justru ada kenaikan berat badan yang drastis, insomniaatau hipersomnia berkelanjuta, agitasi atau retadasi psikomotorik,letih atau kehilangan energi, perasaan tak berharga atau perasaanbersalah yang eksesif, kemampuan berpikir atau konsentrasi yangmenurun, pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh diri, atau usahabunuh diri yang muncul berulang kali, distres dan hendaya yangsignifikan secara klinis, tidak berhubugan dengan belasungkawakarena kehilangan seseorang.

2. Gangguan distimik (Dysthymic disorder ) adalah suatu bentukdepresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu episode depresiberat (dahulu disebut depresi neurosis). Kriteria DSM-IV untuk

1

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 2/8

 

gangguan distimik: perasaan depresi selama beberapa hari, palingsedikit selama 2 tahun (atau 1 tahun pada anak-anak dan remaja);selama depresi, paling tidak ada dua hal berikut yang hadir: tidaknafsu makan atau makan berlebihan, insomnia atau hipersomnia,

lemah atau keletihan, self esteem rendah, daya konsentrasi rendah,atau sulit membuat keputusan, perasaan putus asa; selama 2 tahunatau lebih mengalami gangguan, orang itu tanpa gejala-gejalaselama 2 bulan; tidak ada episode manik yang terjadi dan kriteriagangguan siklotimia tidak ditemukan; gejala-gejala ini tidakdisebabkan oleh efek psikologis langsung darib kondisi obat ataumedis; signifikansi klinis distress (hendaya) atauketidaksempurnaan dalam fungsi.

3. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder ). Kriteria: kemunculan (atau memiliki riwayatpernah mengalami) sebuah sebuah episode depresi berat ataulebih; kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) paling

tidak satu episode hipomania; tidak ada riwayat episode manikpenuh atau episode campuran; gejala-gejala suasana perasaanbukan karena skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupigangguan lain seprti skizofrenia; gejala-gejalanya tidak disebabkanoleh efek-efek fisiologis dari substansi tertentu atau kondisi medissecara umum; distres atau hendaya dalam fungsi yang signifikansecara klinis.Sedangkan menurut Carlson, seperti yang dikutip oleh shafii,membagi depresi pada remaja menjadi tipe primer dan sekunder.

 Tipe primer : bila tidak ada gangguan psikiatrik sebelumnya, dantipe sekunder : bila gangguan yang sekarang mempunyaihubungan dengan gangguan psikiatrik sebelumnya. Pada gangguandepresi yang sekunder biasanya lebih kacau, lebih agresif,mempunyai lebih banyak kelehan sometik, dan lebih sering terlihatmudah tersinggung, putus asa, mempunyai ide bunuh diri, problemtidur, penurunan prestasi sekolah, harga diri yang rendah , dantidak patuh.

III.EtiologiBeberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi depresi,khususnya pada anak dan remaja adalah:1. Faktor genetik

Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan,

faktor genetik mempunyai peran terbesar. Gangguan alam perasaancenderung terdapat dalam suatu keluarga tertentu. Bila suatukeluarga salah satu orangtuanya menderita depresi, maka anaknyaberisiko dua kali lipat dan apabila kedua orangtuanya menderitadepresi maka risiko untuk mendapat gangguan alam perasaansebelum usia 18 tahun menjadi empat kali lipat. Pada kembarmonozigot, 76% akan mengalami gangguan afektif sedangkan bilakembar dizigot hanya 19%. Bagaimana proses gen diwariskan,belum diketahui secara pasti. Bahwa kembar monozigot tidak 100%menunjukkan gangguan afektif, kemungkinan ada faktor non-genetik yang turut berperan.

2

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 3/8

 

2. Faktor SosialDilaporkan bahwa orangtua dengan gangguan afektif cenderungakan selalu menganiaya atau menelantarkan anaknya dan tidakmengetahui bahwa anaknya menderita depresi sehingga tidak

berusaha untuk mengobatinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwastatus perkawinan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosialkeluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perkawinan, ataustruktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguandepresi pada anak. Ibu yang menderita depresi lebih besarpengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan psikopatologi anakdibandingkan ayah yang mengalami depresi. Levitan et al (1998)dan Weiss et al (1999) melaporkan adanya hubungan yangsignifikan antara riwayat penganiayaan fisik atau seksual dengandepresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti.Diyakinibahwa faktor non-genetik seperti fisik maupun lingkunganmerupakan pencetus kemungkinan terjadinya depresi pada anak

dengan riwayat genetik.3. Faktor Biologis lainnya

Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan alamperasaan terfokus pada: terganggunya regulator sistem monoamin-neurotransmiter, termasuk norepinefrin dan serotonin (5-hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa depresi yangterjadi erat hubungannya dengan perubahan keseimbanganadrenergik-asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnyakolinergik, sementara dopamin secara fungsional menurun.

IV. EpidemiologiKejadian gangguan depresi pada remaja bervariasi tergantung darikelompok umur. Kejadian depresi makin meningkat denganbertambahnya umur anak. Di Amerika didapatkan gejala depresipada remaja umur 11-13 tahun (remaja awal) lebih ringan secarabermakna dibandingkan dengan gejala depresi pada umur 14 tahun-16 tahun (remaja menengah) dan umur 17-18 tahun (remaja akhir).Prevalensi gangguan depresi pada remaja dengan depresi berat 0,4-6,4%, gangguan distimik 1,6-8% dan gangguan bipolar 1%. Sekitar40-70% komorbiditas dengan gangguan jiwa lain (penyimpanganperilaku, penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual, gangguanpemusatan perhatian dan hiperaktif, anxietas, anoreksia nervosa,problem sekolah). 50% populasi memiliki 2 atau lebih dari dua

gangguan jiwa lain. Rasio remaja perempuan dibandingkan laki-lakiadalah 2:1.

V. Gejala Klinik Gejala klinis depresi :- Mood disforik ( Labil dan mudah tersinggung ) dan afek depresif.

Gejolak mood pada remaja adalah normal, tapi pada kondisidepresi menjadi lebih nyata. Mood yang disforik dan sedih lebihsering tampak. Kecenderungan untuk marah-marah danperubahan mood meningkat.

3

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 4/8

 

- Pubertas. Depresi kronis yang dialami sejak masa remaja awal,kemungkinan akan mengalami kelambatan pubertas, terutamapad depresi yang disertai dengan kehilangan berat badan dananoreksia. Remaja yang mengalami depresi lebih sulit menerima

atau memahami tanda-tanda pubertas yang muncul. Perubahanhormonal yang disertai stres lingkungan, dapat memicu timbulnyadepresi yang dalam dan kemungkinan munculnya perilaku bunuhdiri. Mimpi basah dan mimpi yang berhubungan dengan incest(hubungan seksual antar anggota keluarga), dapat menambahbeban rasa bersalah pada remaja yang depresi. Periodemenstruasi pada remaja wanita yang mengalami depresi,mungkin terlambat, tidak teratur, atau disertai dengan timbulnyarasa sakit yang hebat dan perasaan tidak nyaman, Mood yangdisforik sering nampak pada periode pramenstrual, Remaja wanitayang mengalami depresi mungkin merasa murung (feeling blue),sedih (down in the dump), menangis tanpa sebab, menjadi sebal

hati (sulky and pouty), mengurung diri di kamar, dan lebih banyaktidur.

- Perkembangan kognitif. Disorganisasi fungsi kognitif pada remajayang bersifat sementara, menjadi lebih nyata pada kondisidepresi. Pada remaja awal yang mengalami depresi, terdapatketerlambatan perkembangan proses pikir abstrak yang biasanyamuncul pada usia sekitar 12 tahun. Pada remaja yang lebih tua,kemampuan yang baru diperoleh ini akan menghilang ataumenurun. Prestasi sekolah sering terpengaruh bila seorang remajabiasanya mendapat hasil baik di sekolah, tiba-tiba prestasinyamenurun, depresi harus dipertimbangkan sebagai salah satufaktor penyebabnya. Membolos, menunda menyelesaikan tugas,perilaku yang mudah tersinggung didalam kelas, tidak peduliterhadap hasil yang dicapai dan masa depan, dapat merupakangejala awal dari depresi pada remaja. - Harga diri . Pada remaja,kondisi depresi memperkuat perasaan rendah diri. Rasa putus asadan rasa tidak ada yang menolong dirinya makin merendahkanhatga diri. Pada satu saat remaja yang depresi mencoba untukmelawan perasaan rendah dirinya dengan penyangkalan, fantasi,atau menghindari kenyataan realitas dengan menggunakanNAPZA.

- Perilaku antisosial. Membolos, mencuri, berkelahi, seringmengalami kecelakaan, yang terjadi terutama pada remaja yang

sebelumnya mempunyai riwayat perilaku yang baik, mungkinmerupakan indikasi adanya depresi.

- Penyalah gunaan NAPZA. Kebanyakan remaja yang depresicenderung menyalahgunakan NAPZA, misalnya ganja, obat-obatyang meningkat mood ( amfetamin ), yang menurunkan mood( barbiturat, tranquilizer, hipnotika ) dan alkohol. Akhir-akhir inibanyak digunakan heroin, kokain dan derivatnya sertahalusinogen.

- Perilaku seksual. Secara umum remaja yang mengalami depresitidak menunjukkan minat untuk kencan atau mengadakaninteraksi heteroseksual. Namun ada juga remaja yang mengalami

4

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 5/8

 

depresi menjadi berperilaku berlebihan dalam masalah seksual,atau menjalani pergaulan bebas, sebagai tindakan defensif untukmelawan depresinya, Beberapa remaja menginginkan kehamilansebagai kompensasi terhadap objek yang hilang atau rasa rendah

dirinya. Remaja yang mengalami depresi ada kemungkinan kawinmuda untuk menghindari konflik dalam keluarga. Seringkaliperkawinan ini malah memperkuat depresinya.

- Kesehatan fisik. Remaja yang mengalami depresi, tampak pucat,lelah dan tidak memancarkan kegembiraan dan kebugaran,Seringkali mereka mempunyai banyak keluhan fisik, seperti sakitkepala, sakit lambung, kurang nafsu makan, dan kehilangan beratbadan tanpa adanya penyebab organik, Remaja yang mengalamidepresi biasanya tidak mengekspresikan perasaannya secaraverbal, namun lebih banyak keluhan fisik yang diutarakan ,sehingga hal ini biasanya merupakan satu-satunya kondisi yangmembawanya datang ke dokter. Sensitivitas dari sang dokter

dalam menemukan mood yang disforik ataupun depresi akandapat mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri pada remaja.

- Berat badan. Penurunan berat badan yang cepat dapatmerupakan indikasi adanya depresi. Harga diri yang rendah dankurangnya perhatian pada perawatan dirinya, atau makan yangberlebihan dapat menyebabkan obesitas, merupakan tanda daridepresi.

- Perilaku bunuh diri. Remaja yang mengalami depresi mempunyaikerentanan tinggi terhadap bunuh diri. Penelitian di kentucky,Amerika Serikat, menyebutkan sekitar 30 % dari mahasiswatingkat persiapan dan pelajar sekolah menengah atas pernahberpikir serius tentang percobaan bunuh diri dalam satu tahunterakhir saat diteliti , 19 % mempunyai rencana spesifik untukmelakukan bunuh diri , dan 11 % telah mencoba melakukanbunuh diri.

VI. Pemeriksaan PenunjangDiagnosis depresi pada anak maupun dewasa tidak sejelas sepertipada penyakit lain. Tidak ada tes khusus yang dapat membantumenentukan bahwa seseorang individu menderita depresi, dansangat sedikit yang dapat ditentukan penyebabnya.3 Faktorneuroendokrin dapat mempengaruhi kejadian depresi, sehinggadapat dilakukan deksametason supression test  (DST) berupa

sekresi berlebihan kortisol, kadar hormon pertumbuhan menurun jika disuntik insulin-induced hypoglicemia, kadar tiroksin total lebihrendah, peningkatan sekresi kortisol pada malam hari.

VII. Diagnosis BandingDepresi harus dibedakan dengan kesedihan yang normal dangangguan psikiatris lainnya. Sebelum diagnosis psikiatrisditegakkan, kondisi organik yang mirip ataupun yang menimbulkangejala-gejala psikiatris harus disingkirkan terlebih dahulu sepertigangguan organik, intoksikasi zat, ketergantungan dan abstinensi,distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung, serta

5

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 6/8

 

gangguan penyesuaian. Keadaan seperti ini sangat bervariasi,tergantung umur. Perlu dibedakan pula penyalahgunaan obat,gangguan cemas, dan fase awal skizofrenia. Juga perlu ditentukanapakah gangguan afektif yang timbul merupakan primer atau

sekunder.

VIII. TerapiPerawatan di rumah sakit perlu dipertimbangkan sesuai denganindikasi, misalnya penderita cenderung mau bunuh diri, atauadanya penyalahgunaan atau ketergantungan obat. Padaumumnya, penderita berhasil ditangani dengan rawat jalan. Sekalidiagnosis depresi berat ditegakkan, psikoterapi dan medikasimerupakan terapi yang harus diberikan. Namun, pengobatan selalubersifat individual, tergantung pada hasil pertimbangan evaluasidan keluarganya, termasuk kombinasi terapi individu, terapikeluarga, serta konsultasi dengan pihak sekolah. Pendekatan

biopsikososial digunakan dalam mengobati remaja yang mengalamidepresi. Pendekatan ini meliputi psikoterapi ( individual, keluarga ,kelompok ), farmakoterapi, remedial / edukatif, dan pelatihanketerampilan sosial. Sebelum memulai suatu bentuk terapi,sebaiknya dipertimbangkan dengan hati -hati. Adanya obsesi untukbunuh diri harus diobservasi dengan cermat dan sebaiknya pasiendi rawat inap. faktor lain seperti kemampuan untuk berfungsi ataustabilitas keluarga merupakan faktor yang harus dipertimbangkanuntuk merawat inapkan remaja ini.1. Psikoterapi. Beberapa pendekatan psikoterapi yang dapat

dilakukan adalah : psikoterapi perorangan (individual psychotherapy ), terapi berorientasi kesadaran (insight-oriented therapy ), terapi tingkah laku (behavioral therapy ), model streshidup (life stress model), psikoterapi kognitif (cognitive

 psychotherapy ) ,lain-lain seperti terapi kelompok (grouptherapy ), latihan orangtua (  parent training), terapi keluarga(family training), pendidikan remedial (remedial education), danpenempatan di luar rumah (out of homeplacement ).

2. Farmakoterapi . Saat ini, belum ada obat yangdirekomendasikan oleh FDA. Pengobatan secara farmakoterapimasih kontroversial pada anak dan remaja . Farmakoterapi yangsering digunakan:

• Golongan antidepresi trisiklik: Amitriptilin, Imipramin, dan

Desipramin. Berbeda dengan orang dewasa, pada anaktidak menunjukkan perbedaan yang berarti antaraantidepresi golongan trisiklik dengan plasebo. Obat inibersifat kardiotoksik dan cenderung berakibat fatal bilamelampaui dosis.

• Golongan obat yang bekerja spesifik menghambatambilan serotinin: fluoksetin dan sertralin. Obat inimemberikan harapan yang cerah dalam pengobatandepresi pada anak dan remaja. Merupakan obat pilihanpertama pada anak dan remaja karena dapat ditoleransidengan baik dan efek yang merugikan lebih sedikit

6

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 7/8

 

dibandingkan dengan antidepresi golongan trisiklik.Sayangnya, sedikit sekali penelitian tentang pengobatanrumatan (maintenance) pada anak dan remaja.Dibandingkan dengan usia dewasa, pada masa remaja

cenderung berkembang untuk agitasi atau menjadi maniabila mereka mendapat SSRIs (Selective serotininereuptake inhibitors). Obat ini juga dapat menurunkanlibido.

• Litium karbonat .Obat ini telah digunakan untukpengobatan anak dan remaja yang mengalami agresi,mania, depresi, dan masalah tingkah laku, tetapi lebihberguna pada kasus yang berisiko menjadi bipolar.

Beberapa contoh obat yang ada di Indonesia : imipramine 25 –125 mg / hari, clomipramine 25 – 200 mg /hari, fluoxetine 10 –80 mg / hari, fluoxamine 100 – 300 mg /hari, sertraline 50 – 200mg / hari, moclobemide 150 – 300 mg / hari.

IX. PencegahanUntuk mencegah depresi dapat dilakukan dengan menggunakankeberadaan dan peran serta guru pembimbing di sekolah. Upaya-upaya pembentukan kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler,pemilihan jurusan, pramuka dan semacamnya, kesemuanya itumerupakan bagian dari rangkaian upaya preventif. Layananbimbingan dapat berfungsi preventif atau pencegahan. Kegiatanyang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi,program bimbingan karir, inventarisasi data, dan sebagainya.Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menitik beratkan

kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi melaluipendekatan perorangan dan kelompok siswa yang menghadapimasalah untuk mendapatkanbantuan khusus untuk mampumengatasinya. Tugas guru pembimbing adalah (a) membantumurid untuk mengenal dirinya, kemampuannya dan mengenalorang lain, (b) membantu murid dalam proses yang menujukematangannya, (c) membantu dan mendorong murid untukpemilihan-pemilihan yang tepat sesuai dengan kemampuan daninterestnya, (d) memberikan kesadaran kepada murid-muridtentang pentingnya penggunaan waktu luangdan mengembangkaninterest dalam hobi yang berguna, (e) membantu murid untukmengerti metode belajar yang efisien agar dapat mencapai hasilnya

dengan waktu yang lebih singkat.5 Selain itu, diperlukan pulaperanan orang tua (keluarga) dengan menghabiskan waktubersama sehingga dapat mempererat hubungan antara anggotakeluarga, bersikap lebih terbuka dengan cara mendengarkanpendapat anak dan mau dikritik sehingga remaja merasa lebihdihargai.Deteksi dini dengan menggunakan alat skrining (Child Behavior Checklist, Beck Depression Inventories , Child Depression Inventory )saat didapatpatkannya permasalahan disekolah baik prestasi ataupermasalahan perilaku anak akan sangat membantu mengenalilebih dini remaja dengan depresi.

7

5/11/2018 depresi remaja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-remaja-55a0c758966e0 8/8

 

X. PenyulitPenyulit yang dapat mempengaruhi depresi adalah penggunaanobat-obat terlarang dan psikotropika, keluarga dan lingkungan yang

kurang kondusif.XI. PrognosisPrognosis depresi tergantung penyebab, bentuk klinis, pikiranbunuh diri, kepribadian pramorbid dan keluarga dengan gangguan

 jiwa serta umur saat terjadinya depresi. Apabila depresi berat tidakdiobati dan terus berlangsung dalam kurun waktu 7-12 bulan akanberlanjut menjadi episode depresi berulang (recurrent ) dengangangguan sosial yang persisten antar dua episode. Usaha bunuhdiri (suicide attempt ) dan bunuh diri (suicide) merupakankomplikasi yang sering timbul. Semakin muda usia mulainyadepresi, semakin jelek prognosisnya, tetapi erat hubungannyadengan faktor genetik. Remaja yang mengalami depresi berat

cenderung untuk menderita depresi berat berulang dan gangguanbipolar. Kebanyakan yang sembuh dalam beberapa bulan, kembalirelaps 1-2 tahun kemudian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes. Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan BagiDokter Puskesmas).Diambil dari : www.depkes.go.id/downloads/Pedoman%20Kes%20Jiwa%20Remaja.pdf 2. Ola’s Site. Depresi pada Remaja.Diunduh dari: olapsyche.multiply.com/journal/item/21 - 134k3. Abdul Mutholib Rambe. Depresi pada Anak. Bagian IlmuKesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/ RSUPH Adam Malik Medan.Diunduh dari : http://www.tempo.co.id/medika/arsip/042001/pus-3.htm 4. I Gusti Ayu Endah Ardjana. Depresi pada Remaja dalam TumbuhKembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto, 2004,hal 219-315. M. Fatchurahman dan Bulkani. Peran Guru Pembimbing dalamUpaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika pada Siswa SMA Negeridan Swasta Kota Palangkaraya. Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Palangkaraya.Diunduh dari : eprints.sunan-ampel.ac.id/1/1/3._FATCKHUROHMAN.pdf 

6. Indri Kemala Nasution. Stres pada Remaja.Diunduh dari : library.usu.ac.id/download/fk/132316815(1).pdf 

8