Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

54
DHF Dengue Haemorraghic Fever

Transcript of Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Page 1: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

DHF Dengue Haemorraghic Fever

Page 2: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Nama Kelompok

Ach Aris Pratama ( 130012088 )Afni Latifatul F ( 130012091 )Ega lina Pribadi ( 130012096 )M.Iqbal Sumbarta ( 130012111 )Pungki Herlinda ( 130012114 )Ummi Halida ( 130012125 )

Page 3: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Hematologi Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair

dan komponen padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna

kekuning-kuningan yang terdiri dari :

1. Air : terdiri dari 91 – 92 %

2. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 % (protein, bahan anorganik, bahan

organik )

3. Komponen padat darah , yang terdiri dari :

a. Sel darah merah , yang berbentuk cakram bikonkaf dengan

diameter sekitar 8,6 µm . Pembentukan eritrosit dirangsang oleh

glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit normal

yaitu : laki-laki : 4,5 – 5,5 106 / mm3 dan prempuan : 4,1 – 5,1 106

/ mm3. fungsi eritrosit adalah mengangkut dan melakukan

pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang dewasa umur

eritrosit adalah 120 hari.

Page 4: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

b. Trombosit

Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari

sitoplasma megakariosit . Sel ini memegang peranan penting

pada hemostasis karena trombosit membentuk sumbat

hemostatik untuk menutup luka. Pembentukan sumbat

hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi

trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.

Page 5: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Pada struktur trombosit terdiri dari membran trombosit yang

kaya akan fosfolipid, diantaranya adalah faktor trombosit 3

yang meningkatkan pembekuan selama hemostasis. Fosfolipid

membran ini berfungsi sebagai suatu permukaan untuk

berinteraksi dengan protein-protein plasma yang berperan

dalam proses koagulasi darah. Sitoplasma trombosit

mengandung mikrofilamen, terdiri dari trombostenin , suatu

protein kontraktif mirip dengan aktinomiosin yang berperan

dalam kontraksi jaringan otot.

Page 6: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

c. Sel darah putihPertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah putih. Jumlah normalnya adalah 4.000 – 11.000 / mm3. 5 jenis sel darah putih yaitu :

Page 7: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Merupakan cairan darah yang berwarna kekuning –

kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari – sari makanan,

garam – garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein

darah: albumin, globulin, dan fibrinogen.

Didalam plasma darah terdapat antibodi, macam antibodi

berdasarkan cara kerjanya:

a) antibodi yang menggumpalkan antigen yaitu presipitin

b) antibodi yang menguraikan antigen yaitu lisin

c) antibodi yang menawarkan racun yaitu antitoksin

Plasma Darah

Page 8: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 9: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Imunologi

Imunitas merupakan lini pertama tubuh terhadap

infeksi, namun imunitas tersebut dapat memicu

respon imun didapat yang timbul lebih lambat

dan lebbih spesifik . Begitu terfaktifkan, sel imun

akan berkomuniasi dengan sitokinin dan

kemokin. Sel-sel ini akan membunuh virus,

bakteri dan sel asing lain dengan mengeluarkan

berbagai sitoknin lain dan mengaktifkan sistem

komplemen.

Page 10: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Sitokinin

Sitokin adalah molekul-molekul mirip hormon

yang biasanya bekerja dengan cara parenkin

untuk mengatur sistem imun. Sitokinin tidak

hanya dikeluarkan oleh limfosit dan makrofag

tetapi di keluarkan oeh sel endotel, neuron, sel

glia, dan jenis sel lain.

Page 11: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Banyak dari reseptor untuk sitokini dan faktor pertumbuhan

hematopoitik, serta reseptor untuk prolaktin, dan hormon

pertumbuhan menjadi anggota dari super famili reseptor-

sitokin yang memiliki tiga subfamili :

A. Anggota subfamili 1, meliputi IL-4 dan IL-7 merupakan homodimer.

B. Anggota subfamili 2, meliputi reseptor untuk IL-3, IL-5, dan IL-6

merupakan heterodimer.

C. Anggota subfamili 3, memiliki rantai yang sama dengan IL-2R.

Page 12: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Sitokinin dan makna klinisnya

Page 13: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 14: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 15: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Sistem KomplemenYaitu kemampuan imunitas bawaan dan didapatkan untuk membunuh sel,sebagian diperantai

oleh suatu enzim. Sistem ini diaktifkan oleh tiga jalur atau jenjang enzimenzim yang berbeda

1. Jalur klasik, yang dipicu oleh kompleks imun

2. Jalur lektin pengikat-manosa, yang terpicujia lektin mengikat gugus manosa pada

bakteri

3. Jalur alternatif atau properdin yang terpicu dengan klontak dengan berbagai bakteri,

virus , jamur dan sel tumor .

Protein yang dihasilkan memiliki tiga fungsi membantu mematikan organisme penyerng

melalui opsoniasi, keotaksis, dan akhirnya lisis sel . Sebagian berfungsi sebagai jembatan

penghubung antara imunitas bawaan dan imunitas didapat denan mengaktifkan sel B dan

memebantu memori imunologik dan membantu menhancurkan produk sisa setelah

apoptosis. Lisis sel, yakni salah satu cara utama sistem komplemen mematikan sel, terjadi

karena insersi protein yang disebut perforin ke dalam membran sel. Protein-protein ini

menciptakan lubang, dan memungkinkan ion mengalir dengan bebas, disertai kersakan

polaritas membran.

Page 16: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

PrekusorLimfosit

Sumsum tulang

TimusLimfosit T

Limfosit BEkuivalen bursa

(hati, sumsung tulang)

Sel T sitotoksin

(kebanyakan CD8)

Imunitas Selular

Sel T CD 4

Sel plasma

IgGIgAIgMIgDIgE

Imunitas Humoral

Sel B memori

Sel T memori

Perkembangan sistem kekebalan

Page 17: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Immunoglubin Imunoglobulin G

Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk

imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat

opsonin  berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag.

Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler

 berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.

Imunoglobulin A

Sedikit dalam serum.  Banyak terdapat dalam  saluran nafas, cerna, kemih,

air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan

virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan

mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan

fagositosis.

Page 18: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Imunoglobulin M

Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh

 akibat rangsangan antigen  sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya

mencegah gerakan mikroorganisme antigen  memudahkan

fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen

Imunoglobulin E

Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit,

basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing,

skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti

cacing

Imunoglobulin D

Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen.

Mempunyai aktifitas antibodi terhadap  makanan dan autoantigen.

Page 19: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Struktur Ig G

Page 20: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Struktur Ig G

Page 21: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Imunitas humoral MELALUI MEDIATOR PRODUK LIMFOSIT BANTIBODI

BERDASARKAN SELEKSI KLONAL

KESEIMBANGAN AB DIATUR OLEH Th DAN Ts

MEKANISME:

- PENGOLAHAN DAN PRESENTASI AG

MAKROFAG MEMFAGOSITEKSPRESI FRAGMEN AG DIPERMUKAAN BERSAMA

MHC KLS II

- INTERAKSI SEL B DENGAN SEL T

KONTAK LANGSUNG MELALUI TCR DG KOMPLEKS AG-MHC ATAU MELALUI

MOLEKUL ADESI

SEL B MEMPRESENTASIKAN AG PD SEL T SEL T (IL-2) MENGAKTIVASI

/PROLIFERASI /DIFERENSIASI SEL B

- PRODUKSI AB

- AB BERIKATAN DG AG KOMPLEKS IMUN MENGAKTIVASI KOMPLEMEN

AG HANCUR

Page 22: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Imunitas selular MENGHANCURKAN M.O INTRASELULER YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU Ab

FUNGSI UTAMA SUB POPULASI LIMFOSIT T

MEKANISME

- AKTIVASI SEL T

PENGENALAN M.O MELALUI MHC KLS II DI PERMUKAAN MAKROFAG

OLEH Th

SINYAL MENGINDUKSI LIMFOSIT MEMPRODUKSI LIMFOKIN

( INTERFERON ) MEMBANTU MENGHANCURKAN M.O

- SUBPOPULASI Tc :

MENGHANCURKAN M.O SCR LANGSUNG MELALUI PENGENALAN

EKSPRESI MHC KLS I

MEMPRODUKSI -IFN UTK MENCEGAH PENYEBARAN M.O

- AKTIVASI SEL NK, MAKROFAG DAN ADCC

Page 23: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

DHFDengue Haemorraghic Fever

Page 24: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Definisi Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut

yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan,

yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat

menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita;

2000; 419).

Dengue Haemorrhagic Fever ialah suatu penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke

dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

(Suriadi, 2001 : 57)

Page 25: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Etiologi

Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini

termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group

B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3

dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di

Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya

secara serologis virus dengue yang termasuk dalam

genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat

berkembang biak dengan baik pada berbagai macam

kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia

Page 26: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 27: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

PATOFISIOLOGI

Page 28: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 29: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 30: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 31: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

KlasifikasiMenurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi

menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :

I. Derajat I

Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif

II. Derajat II

Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan

spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis,

melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.

III. Derajat III

Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti

nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg)

tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik

dibawah 80 mmHg.

IV. Derajat IV

Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140

mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

Page 32: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Tanda dan Gejala

Demam pelana Kuda

Page 33: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif,

ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,

hematemesis, melena

Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah,

anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati

Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di

daerah belakang bola mata (retro orbita),

hepatomegali, splenomegali

Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit

menelan.

Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah –

muntah, diare

Page 34: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Pemeriksaan Penunjang Darah

Trombosit menurun.

HB meningkat lebih 20 %

HT meningkat lebih 20 %

Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3

Protein darah rendah

Ureum PH bisa meningkat

NA dan CL rendah

Serology : HI (hemaglutination inhibition test).

Uji test tourniket (+)

Page 35: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai

berikut :

Tirah baring atau istirahat baring.

Diet makan lunak.

Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu,

teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian

cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita

DHF.

Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl

Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.

Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,

pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat

tiap jam.

Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.

Page 36: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan

asetaminopen.

Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.

Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi

sekunder.

Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,

perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan

laboratorium yang memburuk.

Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.

Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan

intensif dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan

yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan

plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20

– 30 ml/kg BB.

Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum

sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.

Hematokrit yang cenderung mengikat.

Page 37: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Pencegahan Pencegahan dilakukan dengan m elakukan

fogging dan 3 M plus yaitu:

Menguras tempat – tempat penampungan air

secara teratur sekurang – kurangnya sekali

seminggu atau penaburan bubuk abate ke

dalamnya.

Menutup rapat tempat penampungan air.

Mengubur atau menyingkirkan barang – barang

bekas yang dapat menampung air

Page 38: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

PLUS +Tidak menggantung baju Memelihara Ikan Hidari Gigitan nyamukMembubuhkan obat abate

Page 39: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Diagnosa Banding Demam chiku nguya

Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas

400C disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot.

Demam tyfoid

Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif,

adanya leukopenia, limfositosis relatif.

Anemia aplastik

Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut,

demam timbul karena infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan

pansitopenia.

Purpura trombositopenia idiopati (ITP)

Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang,

tidak terjadi hemokonsentrasi.

Page 40: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Definisi

Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga

miskin dan kurang mampu (GAKIN) adalah

jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan

kepada keluarga miskin dan kurang mampu yang

membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi

rawat jalan dan rawat inap sebagaimana yang

ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di Rumah

Sakit yang ditunjuk di Wilayah.

Page 41: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 42: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Prosedur rawat inap bagi peserta GAKIN/SKTM di Rumah

Sakit

Page 43: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN

Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN Pemegang Kartu GAKIN Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan

(Program Pemerintah lainnya) Foto kopi kartu keluarga (KK) Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila

emergensi KTP

2. Pasien Panti Sertifikat panti Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah Daftar nama penghuni panti  

Page 44: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

3. KLB/Kebanjiran/Kebakaran Surat keterangan dari posko atau Puskesmas   4. Orang Terlantar Surat keterangan Polisi Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos Rujukan   5. Pasien SKTM Kartu BBM (BLT/PKH) Surat keterangan tidak mampu Rujukan

Page 45: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Pengkajian Tanggal masuk : 10  November 2007            Jam Masuk : 19.00 WIB Ruang : Menular Anak         No. Reg. Med: 1005905 Pengkajian : 11 November 2007;19.00 WIB 

IDENTITAS KLIEN Nama Klien : An. Y Tgl Lahir : 01 Januari 1998 Jenis Kelamin: laki-laki Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : - Alamat : Gubeng Jaya Sby

Page 46: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

IDENTITAS PENANGGUNG JAWABNama Orang Tua : Tn. Y.EUmur : 28 tahun Jenis Kelamin : Laki-lakiSuku/Bangsa :Jawa/IndonesiaAgama :Islampendidikan : SLTAPekerjaan : Karyawan

Page 47: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

STATUS KESEHATAN

◦ Riwayat Penyakit Sekarang

Klien masuk rumah sakit dengan dibawa oleh keluarga/orang tua

setelah sebelumnya mengalami demam semenjak hari rabu siang

(sepulang sekolah)/telah lima hari demam. Demam yang dialami

klien tidak berkurang (relatif menetap). Penyebab demam tidak

diketahui keluarga, demam tidak berkurang dengan pemberian

obat-obatan turun panas dan kompres.Pada hari minggu pagi anak

mengalami epistaksis dan kemudian dibawa ke RS Dr. Sutomo.

Saat ini klien kurang nafsu makan.Klien selalu merasa kenyang

setelah makan 2-3 sendok makan dan mengatakan perutnya terasa

penuh.Kondisi ini terjadi semenjak empat hari yang lalu.Klien dan

keluarga mengatakan tidak tahu penyebab tidak nafsu

makan.Dengan kondisinya saat ini klien merasa badannya agak

lemas.

Page 48: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Riwayat Penyakit Keluarga

Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, penyakit

kencing manis

Riwayat Kesehatan Lingkungan

Klien dan keluarga tinggal di daerah yang berpenduduk padat dengan

tingkat sosial ekonomi menengah kebawah, pada jarak 10 meter

dari rumah klien terdapat tetangga yang terjangkit penyakit

Demam Berdarah.Penyemprotan nyamuk sering dilakukan dan

terakhir kali sekitar 2 ½ bulan yang lalu.Tempat penampungan air

yang ada dirumah adalah bak mandi yang setiap hari digunakan

dan tempat minuman burung yang biasa diganti tiap dua hari

sekali.Keluarga biasa mengantung baju di belakang pintu.

Page 49: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

◦ PEMERIKSAAN FISIK

Status Present Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/menit RR : 24 x/menit Suhu : 37,8  

Status Generalis Kepala Bentuk : Normal, simetris Rambut : Hitam, lurus, distribusi merata, Muka : Bulat, simetris Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik Telinga : Liang telinga lapang, serumen (-), Hidung : Septum tidak deviasi, pernapasan cuping

hidung Mulut : Bibir tidak kering, sianosis

Page 50: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 51: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 52: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 53: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Page 54: Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Patofisiologi pada dhf ?Mengapa dhf ditandai oleh pendarahan ?Pada pasien dhf leukosit menurun,

apakah dapat menyebabkan infeksi ?Penatalaksanaan pada dhf ?Keluhan utama dhf pada woc ? Perawatan dhf derajat 2 ?Yang dimaksud dgn Peregangan kapsul

hati ?Kenapa pada derajat 4 tekanan darah

semakin meningkat