DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

71
DEMOKRASI PENDIDIKAN 1. A. Pengertian Demokrasi Pendidikan Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal. Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap- tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi- tingginya sesuai dengan kemampuannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya. Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan. Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :

Transcript of DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Page 1: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

DEMOKRASI PENDIDIKAN

1. A. Pengertian Demokrasi Pendidikan

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal.

Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.

Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.

Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia

Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.

1. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat

Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih

Page 2: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

sehat, baik dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.

1. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama

Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau kebebasannya sendiri.

Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal sebagai berikut :

1. pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan (civic), ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang penting;

2. suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya dengan mendahulukan kepentingan negara atau masyarakat daripada kepentingan sendiri;

3. suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan dan perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran masyarakat dan pemerintah.

4. B. Prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan

Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain :

1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka

Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan sebagainya.

Page 3: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa butir penting yang harus diketahui dan diperhatikan,diantaranya :

1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;

2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.

Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi pada cita-cita dan nilai demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini :

1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya

2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi pekerti luhur

3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.

4. C. Prinsip-prinsip demokrasi dalam pandangan islam

Acuan pemahaman demokrasi dan demokrasi pendidikan dalam pandangan ajaran Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits.

1. Di dalam Al-qur’an : 1. Surat Asy-Syura ayat 38

روقنهم ومما بينهم شورى وامرهم الصلوة واقاموا لربهم استجابوا ينفقون والذين

“dan (bagi) orang-rang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka“.

1. Surat An-Nahl ayat 43

ال كنتم ان الذكر أهل فسئلوا اليهم نوحى رجاال اال قبلك من ارسلنا تعلمون وما

“dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.

1. Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :

Page 4: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

مسلم كل على فريضة العلم مسلمة  طلب و

“”menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim (baik pria maupun wanita)”

1. D. Demokrasi pendidikan di Indonesia

Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini terdapat dalam :

1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.3. Garis-garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.

http://alyz86.wordpress.com/2010/05/21/demokrasi-pendidikan/

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.[1] Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.[1]

Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).[2] Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",[3] yang dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM.[4]

Berbicara mengenai demokrasi adalah memburaskan (memperbincangkan) tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab.[5] Ia adalah sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia.[5] Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini selalu diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan.[6] Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu.[6] Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik.[7] Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak.[8] Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.[9] Bagi Gus Dur,

Page 5: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia ingini.[10] Jadi masalah keadilan menjadi penting, dalam arti dia mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus dihormati haknya dan harus diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk mencapai itu.[10]

Rakyat bebas menyampaikan aspirasinya demi kepentingan bersama.

2 Asas pokok demokrasi 3 Ciri-ciri pemerintahan demokratis 4 Referensi

Prinsip-prinsip demokrasi

Setiap prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam suatu konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.[11] Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi."[12] Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:[12]

1. Kedaulatan rakyat;2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;3. Kekuasaan mayoritas;4. Hak-hak minoritas;5. Jaminan hak asasi manusia;6. Pemilihan yang bebas dan jujur;7. Persamaan di depan hukum;8. Proses hukum yang wajar;9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;11. Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

Asas pokok demokrasi

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.[13] Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok demokrasi, yaitu:[13]

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jurdil; dan

Page 6: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Pemilihan umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik

[sunting] Ciri-ciri pemerintahan demokratis

Istilah demokrasi diperkenalkan kali pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan banyak orang (rakyat).[14] Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia.[14] Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut.[14]

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).

2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara).

3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen

sebagai alat penegakan hukum5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi

dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di

lembaga perwakilan rakyat.8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan

(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.

9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan sebagainya).

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

Permasalahn Pendidikan di Indonesia

Salah satu penghambat dalam pendidikan di Indonesia adalah munculnya beberapa masalah. Padahal pendidikan merupakan cara yang utama dalam peningkatan mutu SDM Indonesia. Kali ini masalah yang muncul dalam pembahasan makalah demokrasi pendidikan di Indonesia meliputi :

a. Rendahnya partisipasi masyarakat

Page 7: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.

Setelah dijelaskan di atas tentang undang-undang yang menerangkan pentingnya partisipasi masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran masyarakat dalam pendidikan rendah. Misalnya masih rendahnya pemikiran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, ada kalanya dalam hal kegiatan sekolah kadang kala orang tua kurang mendukung dalam kegiatan sekolah tersebut, dan lain-lain

b. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis

Telah dijelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan Pemerintah ini kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan. Pemerintah hanya mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional. Padahal setiap daerah potensi dalam hal pendidikan berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya kebijakan pemerintah.

c. Tantangan kehidupan global

Lambat laun semua hal mengalami perkembangan. Salah satunya dalam hal pendidikan. Pendidikan juga mengalami perkembangan secara global. Buktinya pemerintah kita menyempurnakan kurikulum yang dulunya hanya menyangkut kognitif saja. Sekarang terdiri aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus dalam hal demokrasi pendidikan juga mengalami perkembangan. Tapi hal-hal yang terkait dalam pendidikan belum mengikuti perkembangan global.

F.      Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat beberapa usaha, antara lain sebagai berikut :

a. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar kompetensi pendidikan misalnya dengan penyempurnaan kurikulum ,pelaksanaan paradigma pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan dasar Negara Indonesia yaitu pancasila yang didalamnya mengandung unsur – unsur pendidikan yang Berketuhanan,Berkemanusiaan,dan Berbudi pekerti luhur dengan diterapkannya paradigma ini maka demokrasi pendidikan akan dapat diwujudkan.

b. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan misalnya kebijakan pemerintah dengan mencananangkan DANA BOS [bantuan operasional sekolah] ini sangat bermanfaat untuk perbaikan gedung – gedung sekolah , menambah media belajar siswa ,untuk memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai,menambah referensi buku – buku perpustakaan , membuat laboratorium

Page 8: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

praktek sesuai standar selain DANA BOS ada juga beasiswa bagi anak yang orang tuanya kurang mampu maupun anak yang berprestasi baik ,ini sangat membantu kelangsungan pendidikan mereka.

c. Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada ketidakserasian antara hasil pendidikan [output] dengan kebutuhan dunia kerja .Yang menjadi masalah utama karena ketrampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan .Sehingga sekarang banyak berdiri sekolah – sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat mempunyai ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan .Misal  STM , SMK, Sekolah ketrampilan.

d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal- hal yang tidak diinginkan,serta guru itu tidak hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik atau teladan bagi siswa – siswanya.

e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah menaikkan gaji guru ,berupa gaji pokok,tunjangan yang melekat pada gaji ,tunjangan profesi dan lain – lain ,sehingga dengan meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat mencintai profesinya dengan utuh artinya guru itu tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan jadi dapat berkonsentrasi dalam proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar.

G.      Pentingnya Kepemimpinan yang Demokrasi pada Pendidikan di Indonesia

Praktek kepemimpinan yang demokratis ialah membantu guru – guru memandang dirinya secara positif, memungkinkan untuk menerima mereka sendiri dan orang – orang lain serta memberikan kesempatan yang luas untuk mengidentifikasikan diri dengan teman-teman seprofesinya.

Penggunaan metode kepemimpinan yang demokratis dalam pendidikan memungkinkan guru – guru untuk membina kelas secara demokratis dengan meletakkan titik berat pada aktifitas bersama dengan penghargaan akan keperluan, integrasi dan potensi semua anggota kelas. Kelas yang demikian menyadiakan kesempatan luas untuk memperoleh sukses dan hasil yang kreatif.

Pada era globalisasi ini pendidikan kepemimpinan hendaknya lebih diperhatikan. Guru – guru yang merasakan suasana kerja yang demokratis akan mempunyai kecenderungan untuk menciptakan suasana yang sama dalam kelasnya. Adalah sangat penting untuk secara terus – menerus menganalisis dan merumuskan kembali nilai – niali demokrasi , sebab hasilnya akan menentukan masa yang akan datang.

http://izzaucon.blog.uns.ac.id/2011/04/20/makalah-demokrasi-pendidikan-2/

Page 9: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

MATERI  PEMBELAJARAN:

Budaya demokrasi

A.    Sistem Pemerintahan Demokrasi

1.  Pengertian demokrasi

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, secara etimologi demokrasi berasal dari kata demos dan kratein yaitu demos artinya rakyat dan  kratein berarti pemerintah. Ini berarti kekuasaan pemerintahan tertinggi berada ditangan rakyat, atau pemerintahan rakyat. Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari, oleh dan untuk rakyat.

                    Demokrasi juga memiliki dua pengertian yaitu demokrasi dalam arti sempit yang hanya meliputi bidang politik saja, dimana dalam sistem pemerintahannya hanya membicarakan sistem pemerintahan yang mencakup tentang pengertian pengakuan hak azasi manusia. Sedangkan pengertian demokrasi dalam arti luas meliputi pengertian dalam arti sempit yaitu bidang politik yang ditambah dalam bidang ekonomi dan sosial

                2.  Bentuk demokrasi

Di dalam perkembangannya pemerintahan demokrasi mengalami 2 bentuk yaitu:

1.       Bentuk Demokrasi Langsung 

        Demokrasi langsung yaitu suatu sistem pemerintahan dimana rakyat secara      langsung terlibat di dalam menentukan jalannya pemerintahan

 

 

2.       Bentuk Demokrasi Tidak Langsung

        Demokrasi tidak langsung yaitu suatu sistem pemerintahan dimana rakyat tidak secara langsung ikut serta terlibat di dalam menentukan jalannya pemerintahan melainkan dengan jalan memilih wakil-wakilnya melalui pemilu. Dan bentuk ini sering juga disebut dengan demokrasi perwakilan.

 

3.  Macam-macam demokrasi

Page 10: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Adapun macam-macam sistem demokrasi sebagai berikut :

1.  Sistem Demokrasi Liberal Parlementer,

Demokrasi libral parlementer yaitu suatu sistem pemerintahan dimana  kekuasaan legeslatif terletak di atas kekuasaan ekskutif, artinya mentri-mentri secara sendiri-sendiri atau bersama-sama di bawah pimpinan perdana mentrinya bertanggung jawab terhadap parlemen (lembaga legeslatif = DPR). Yang dimaksud dengan lembaga ekskutif adalah mentri-mentri di bawah perdana mentrinya. Sistem pemerintahan semacam ini cendrung labil (goyah) karena partai politik yang tidak mendapat posisi dalam pemerintahan cendrung sebagai oposisi yang selalu berusaha untuk menjatuhkan pemerintahan yang berkuasa, ini sangat berbahaya  jika negara tersebut menganut sistem multy partai.

Di dalam sistem pemerintahan demokrasi libral parlementer dapat diterapkan teori Trias Politica, baik melalui separation of power (pemisahan kekuasaan) atau suatu teori distribution of power (pembagian kekuasaan), cotohnya di Inggris, Cina, Malaysia dan India.

 

Adapun ciri-ciri dari suatu negara yang menganut sistem demokrasi libral parlementer adalah:

a.    Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif  (pemerintah = menteri-menteri bersama-sama perdana mentri)

b.    Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada DPR, ini berarti kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen (DPR = legeslatif)

c.     Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan  politik sebagian besar anggota parlemen. Apabila kabinet melakukan penyimpangan terhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat, maka anggota parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan jalan memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah

d.    Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pangeran, kaisar atau presiden sebagai  kepala negara) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu gugat

 

2.   Sistem Demokrasi  Libral Presidensial 

Page 11: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

 Demokrasi libral presidensial adalah suatu sistem pemerintahan dimana kedudukan legeslatif  dan ekskutif sama kuat tidak dapat saling menjatuhkan. Di dalam sistem ini mentri-mentrinya bertanggung jawab kepada Presiden  tidak kepada DPR. Dalam hal ini Presiden memiliki jabatan rangkap yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan atau sebagai Perdana Menteri (ekskutif).

Di dalam  sistem pemerintahan demokrasi libral presidensial, pelaksanaan  pemerintahan diserahkan kepada presiden sebagai lembaga ekskutif, sedangkan kekuasaan kehakiman sebagai lembaga yudikatif  menjadi tanggung jawab Supreme Court (Mahkamah Agung), kekuasaan untuk membuat undang-undang berada ditangan Parlemen atau DPR atau Kongres ( Senat dan DPR kalau di Amerika Serikat) yang disebut lembaga legeslatif. Ketiga lembaga negara seperti legeslatif, ekskutif dan yudikatif kemudian kita kenal dengan ajaran Trias Politika. Ajaran trias politika yang murni atau pemisahan kekuasaan (separation of power) yang diajarkan oleh Montesqueau dianut oleh Amerika Serikat yang terkenal dengan praktek check and balance maksudnya agar ketiga lembaga negara di dalam melaksanakan kekuasaannya selalu terdapat keseimbangan.

Adapun ciri-ciri suatu negara yang menganut sistem demokrasi libral  presidensial adalah sebagai berikut:

a. Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negara

b. Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan oleh rakyat dengan  atau tanpa melalui badan perwakilan

c. Presiden mempunyai hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya (mentri), baik yang memimpin departemen atau non departemen

d. Mentri-mentri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPR

e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Oleh sebab itu antara presiden dan DPR tidak dapat saling menjatuhkan     

3.  Sistem Demokrasi Rakyat

Demokrasi rakyat  disebut juga demokrasi terpimpin atau demokrasi proletar yang berhaluan marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial yaitu sama rata, sama rasa. Manusia  dibebaskan dari keterikatannya kepada pemilikan pribadi (tidak mengenal milik pribadi) tanpa ada penindasan serta paksaan. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut apabila perlu, dapat dilakukan dengan cara paksa atau kekerasan. Menurut Kranenburg demokrasi rakyat lebih mendewa-dewakan pemimpinnya (demokrasi terpimpin)

Page 12: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

 

4.  Sistem Demokrasi Refrendum 

Refrendum berasal dari kata refer yang berarti mengembalikan. Sistem refrendum berarti pelaksanaan pemerintahan didasarkan pada pengawasan secara langsung oleh rakyat, terutama terhadap kebijaksanaan yang telah, sedang dan yang akan dilaksanakan oleh badan legeslatif atau ekskutif

 

Refrendum ada tiga yaitu:

 1.  Refrendum Obligator (wajib)

Refrendum Obligator (wajib) adalah refrendum yang terlebih dahulu harus  mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum undang-undang itu diberlakukan. Refrendum semacam ini diberlakukan apabila materi undang-undang tersebut menyangkut hak-hak rakyat

 

2.       Refrendum Fakultatif 

Refrendum Fakultatif adalah refrendum yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu yang punya hak suara menginginkan diadakannya refrendum. Dalam hal ini, apabila refrendum menghendaki undang-undang itu dilaksanakan, maka undang-undang itu terus berlaku. Tetapi jika refrendum itu menghendaki menolak undang-undang tersebut maka undang-undang tersebut harus dibatalkan atau dicabut

 

3.   Refrendum Konsultatif

                Refrendum Konsultatif adalah refrendum yang menyangkut soal-soal tekhnis. Biasanya rakyat tidak begitu memahami atau mencampuri urusan tekhnis pembuatan atau penyusunan materi perundang-undangan, sehingga rakyat tidak perlu menyetujui atau menolaknya. Jika sudah diundangkan barulah rakyat menilai apakah menguntungkan atau merugikan sehingga perlu dilanjutkan dengan refrendum obligator atau fakultatif

 

 

Page 13: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

5.   Sistem Demokrasi Pancasila 

Sistem Demokrasi Pancasila menghendaki adanya keselarasan, keserasian dan  keseimbangan  segala aspek kehidupan, yang dalam pelaksanaan pemerintahannya selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat, mulai dari tingkat pusat sampai ketingkat daerah, baik dalam kehidupan formal maupun dalam kehidupan non formal. Demokrasi ini hanya dianut oleh Indonesia, karena hanya Indonesia yang menganut ideologi Pancasila.

 

4.   Prinsip-prinsip demokrasi secara umum

Prinsip – prinsip budaya demokrasi secara universal,

antara lain mencakup :

1.   Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik 

                Keterlibatan warga negara dalam pemerintahan terutama ditujukan untuk mengendalikan para pemimpin politik. Dalam hal ini, pemilu menjadi salah satu cara untuk melakukan partisipasi, selain itu warga masyarakat juga dapat menyampaikan kritik, mengajukan usul, atau memperjuangkan kepentingan melalui saluran-saluran lain yang demokratis sesuai dengan undang-undang.

Ada dua pendekatan tentang keterlibatan warga negara dalam berdemokrasi yaitu:

a.       Pendekatan elitis, berarti melalui elit-elit politik di badan perwakilan rakyat yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu, menuntut adanya ketanggapan pihak penguasa terhadap amanat penderitaan rakyat

b.      Pendekatan Partisipatori, berarti rakyat atau warga negara harus turun kejalan menyuarakan aspirasi demi penegakkan keadilan sesuai aturan hukum.

 

2.   Persamaan (kesetaraan) di antara warga negara 

Masalah persamaan, hal ini menjadi kepentingan utama dalam teori dan praktik politik. Untuk membuktikan hal tersebut tidaklah sulit, karena baik negara yang demokratis maupun yang bukan, selalu berusaha untuk mencapai tingkat persamaan yang lebih besar. Pada umumnya tingkat persamaan yang dituju adalah persamaan politik (dipilih dan memilih dalam pemilu), persamaan di muka hukum (keadilan), persamaan kesempatan berusaha (kerja), persamaan hak, persamaan memperoleh pendidikan dan pengajaran, dan lainnya.

Page 14: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

 

3.   Kebebasan (kemerdekaan) yang diakui dan dipakai oleh warga negara 

Masalah kemerdekaan pada awalnya dipergunakan dalam kehidupan politik sebagai reaksi terhadap absolutisme (kesewenang-wenangan). Kebebasan itu terutama  kebebasan yang menyangkut masalah hak azasi manusia, namun kebebasan itu harus selalu ada dalam koridor hukum. Seperti kebebasan menyampaikan pendapat baik lisan maupun tulisan

 

4.   Supremasi hukum 

Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh pemerintah atau penguasa maupun oleh rakyat. Tidak terdapat kesewenang-wenangan yang dilakukan atas nama hukum oleh karena itu pemerintahan harus didasarkan atas  nama hukum yang berpihak kepada keadilan (rule of the law). Segala warga negara harus berdiri setara di depan hukum tanpa ada kecualinya. Jika hukum dibuat atas nama keadilan dan disusun dengan memperhatikan pendapat rakyat, maka tidak ada alasan untuk mengabaikan apalagi melecehkan hukum dan lembaga hukum, begitu pula penegak hukum tidak melecehkan lembaga hukum yang  diembannya untuk kepuasan sesaat. Dengan demikian  keadilan dan ketaatan terhadap hukum merupakan salah satu syarat mendasar bagi terwujudnya masyarakat yang demokratis.

 

5.   Pemilu berkala 

                Pemilihan umum selain sebagai mekanisme untuk menentukan komposisi pemerintahan secara periodik, sesunguhnya merupakan sarana utama bagi partisipasi politik rakyat. Pemilihan umum menjadi kunci untuk menentukan apakah sistem itu demokratis atau tidak. Pemilihan umum untuk melegitimasi pemerintahan yang terbentuk agar mendapat dukungan rakyat yang tiada lain adalah wujud dari kedaulatan rakyat

http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=196970380314137

Page 15: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Filsafat pendidikan pancasila

PENDIDIKAN NASIONAL  

Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.

Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.

Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

FILSAFAT PENDIDIKAN DI INDONESIABangsa Indonesia baru memiliki filsafat umum atau filsafat Negara ialah Pancasila.Sebagai filsafat Negara, Pancasila patut menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadisemangat dalam berkarya pada segala bidang, dan mewarnai segala segi kehidupan darihari ke hari.Bisa saja pemasyarakatan dan pembudayaan Pancasila dilakukan dengan caramemasukkannya ke dalam setiap tindakan atau kegiatan manusia sehari-hari, termasuk kedalam mengajarkan suatu bidang studi, tetapi cara ini tidak akan menjamin efektivitasdan efisiensi pekerjaan itu.Belum ada upaya mengoperasionalkan Pancasila agar mudahditerapkan dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat, termasuk, penerapanya dalam duniapendidikan.Sementara itu dunia pendidikan di Indonesia belum mempunyai konsep atauteori-teori sendiri yang cocok dengan kondisi , kebiasaan atau budaya Indonesia tentangpengertian pendidikan dan cara-cara mencapai tujuan pendidikan . Ilmu pendidikan tidakpersis sama dengan ilmu-ilmu yang lain.Kalau ilmu-ilmu yang lain bersifat empiris yaitumenerapkan apa adanya dari data yang didapat di lapangan dan bila mungkinmeramalkan hal-hal yang akan terjadi, maka ilmu pendidikan disamping bersifat empiris,ia juga bersifat normatif.Untuk dapat membentuk teori pendidikan Indonesia yang valid terlebih dahulu

Page 16: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

dibutuhkan filsafat pendidikan yang bercorak Indonesia yang memadai.Filsafat ini akanmenguraikan tentang :1.Pengertian pendidikan yang jelas, yang satu, dan berlaku di seluruh tanah air.2.Tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang diwarnaioleh sila-sila Pancasila.3.Model pendidikan,yang membahas tentang model pendidikan di Indonesia yang tepat.4.Cara mencapai tujuan yaitu segi teknik dari pendidikan itu sendiri.Upaya Mewujudkan Filsafat Pendidikan di Indonesia.Upaya-upaya merumuskan filsafat pendidikan di Indonesia baru dalam tahap perhatian.Perhatian�perhatian terhadap perlunya filsafat pendidikan itupun baru muncul disan-sinibelum terkoordinasi menjadi suatu perhatian besar untuk segera mewujudkannya.Upaya mendorong pemerintah untuk memberi isyarat akan pentingnya merumuskanfilsafat pendidikan dan teori pendidikan yang bercorak Indonesia sudah pernah dilakukanmenjelang sidang umum MPR (Kompas , 27 Nopember 1992) sebagai satu sumbanganuntuk bahan sidang umum itu. Namun GBHN 1993 sebagai produk sidang itu , tidakmencantumkan perlunya perumusan filsafat dan teori pendidikan itu.Itu menunjukkankemauan politik pemerintah belum ada. Di samping kunci utama untuk memulaikegiatan pengembangan filsafat pendidikan itu belum ada, kunci kedua yang membuatsulitnya mengembangkan filsafat dan teori pendidikan itu, yaitu kesulitan menjabarkansila-sila Pancasila agar mudah diterapkan di lapangan.Andaikan isyarat untuk mewujudkan filsafat pendidikan sudah ada atau sudah ada suatukelompok yang berupaya merumuskan filsafat itu,maka ada beberapa hal yang perludipikirkan .1.Apakah filsafat pendidikan yang akan dibentuk,yang sesuai dengan kondisi dan budayaIndonesia akan diberi nama Filsafat Pendidikan Pancasila atau dengan nama lain?2.Apakah filsafat pendidikan itu diambil dari filsafat pendidikan internasional yang sudahada.Sehingga tinggal merevisi agar cocok dengan kondisi Indonesia.3.Ataukah filsafat itu dimunculkan bersumber dari filsafat-filsafat umum yang berlakusecara internasional.Dampak Konsep PendidikanPembahasan tentang landasan kependidikan dalam segi filsafat, yang mencakup filsafatpada umumnya, filsafat-filsafat pendidikan internasional, filsafat Pancasila dan

Page 17: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

kemungkinan terbentuknya filsafat pendidikan yang bercorak Indonesia, memberidampak konsep tertentu.Karena filsafat pendidikan yang cocok dengan alam dan budaya Indonesia belumterbentuk, yang ada baru filsafat Negara yaitu Pancasila, maka tidak banyak konseppendidikan yang bias diturunkan dari sini.Memang benar ada sejumlah filsafatpendidikan internasional yang sudah tentu berdampak terhadap pendidikan, namunfilsafat itu tidak mesti cocok bila diterapkan di Indonesia.Oleh sebab itu dampak konseppendidikan yang akan dituangkan adalah merupakan penjabaran nilai-nilai yangterkandung dari sila-sila Pancasila, baik dalam segi kognitif, afektif dan psikomotor.Referensi :Pidarta, Made. 2000. Landasan Kepedidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

http://jowofile.jw.lt/ebook/files5/Landasan_filsafat_pendidikan_txt.txt

3.1    Landasan Filosofis Pancasila

3.1.1   Pengertian Filsafat

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya

“philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim

diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada

kata “philos”  (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan  pengertian

bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti

“wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta

kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata  tersebut maka mempelajari filsafat

berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang

nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban

Page 18: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh

Herakleitos.

Pengetahuan bijaksana memberikan kebenaran, orang, yang mencintai

pengetahuan bijaksana, karena itu yang mencarinya adalah oreang yang mencintai

kebenaran. Tentang mencintai kebenaran adalah karakteristik dari setiap filosof

dari dahulu sampai sekarang. Di dalam mencari kebijaksanaan itu, filosof

mempergunakan cara dengan berpikir sedalam-dalamnya (merenung). Hasil

filsafat (berpikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau falsafah. Filsafat sebagai

hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang paling

bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.

Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah

sebagai berikut:

•       Socrates (469-399 s.M.)

            Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau

berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia.

Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan

menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu  dan mau melakukan

peninajauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap diri secara

obyektif

•       Plato (472 – 347 s. M.)

Page 19: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

                 Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf

adalah pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian

dan menangkap pengetahuan mengenai  ide yang abadi dan tak berubah. Dalam

konsepsi Plato filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan

terhadap pandangan  tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudan

digolongkan sebagai filsafat spekulatif.     

 

3.1.2   Pengertian Pancasila

Kata Pancasila berasal dari kata Sansakerta (Agama Buddha) yaitu

untuk mencapai Nirwana diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu

1.      Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.

2.      Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri

3.      Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah

4.      Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta.

5.      Jangan mjnum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman keras.

Diadaptasi oleh orang jawa menjadi 5 M = Madat/Mabok,

Maling/Nyuri, Madon/Awewe, Maen/Judi, Mateni/Bunuh.

Pengertian Pancasila Secara Etimologis

Page 20: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Perkataan Pancasil mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha

yaitu dalam Kitab Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu

ajaran moral untuk mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 J

[idem].

Pengertian secara Historis

·        Pada tanggal 01 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai

rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

·        Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan,

kemudian keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945

termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip

sebagai Dasar Negara yang duberi nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila

menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4

Pembukaan UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud

dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didaarkan

interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan

Rumusan Dasar Negara.

Pengertian Pancasila Secara Termitologis

Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI untuk

melengkapai alat2 Perlengkapan Negara PPKI mengadakan sidang pada tanggal

18 Agustus 1945 dan berhasil mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian

Pembukaan yang terdiri dari 4 Alinea didalamnya tercantum rumusan Pancasila.

Page 21: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Rumusan Pancasila tersebut secara Konstitusional sah dan benar sebagai dasar

negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh Rakyat Indonesia

Pancasila Berbentuk:

1.      Hirarkis (berjenjang);

2.      Piramid.

A. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di dalam sidang

BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 isinya sebagai berikut:

1.      Prikebangsaan;

2.      Prikemanusiaan;

3.      Priketuhanan;

4.      Prikerakyatan;

5.      Kesejahteraan Rakyat

B. Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di

depan sidang BPUPKI, sebagai berikut:

1.      Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia;

2.      Internasionalisme/Prikemanusiaan;

3.      Mufakat/Demokrasi;

Page 22: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

4.      Kesejahteraan Sosial;

5.      Ketuhanan yang berkebudayaan;

Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila

yaitu:

1.      Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme;

2.      Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat;

3.      Ketuhanan YME.

Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila

atau Satusila yang intinya adalah Gotong Royong.

C. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945

rumusannya sebagai berikut:

1.      Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya;

2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3.      Persatuan Indonesia;

4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan

perwakilan;

Page 23: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia;

Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila tersebut yang

sah dan benar secara Konstitusional adalah pancasila yang tercantum dalam

Pembukaan Uud 45, hal ini diperkuat dengan adanya ketetapan MPRS

NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan

bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah

dan benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan Uud 1945.

 

3.1.3   Pengertian Filsafat Pancasila

                   Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi

filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh

beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat

Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa,

sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.

     Filsafat Pancasila Asli

                   Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk

pidato Sukarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni

Universitas di Eropa, di mana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah

mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme,

sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalisme.

Page 24: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

     Filsafat Pancasila versi Soekarno

                   Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955

sampai berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu

menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari

budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat

(Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal

dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno

tidak pernah menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.

       Filsafat Pancasila versi Soeharto

                   Oleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-

filsuf yang disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti

interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly

Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila adalah asli Indonesia dan Pancasila

dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir Pancasila). Filsuf Indonesia yang

bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly Indonesia

antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo,

Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan,

Moertono, Soerjanto Poespowardojo, dan Moerdiono.

                   Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila

secara umum adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa

Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan,

Page 25: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling

baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

                   Kalau dibedakan anatara filsafat yang religius dan non religius, maka

filsafat Pancasila tergolong filsafat yang religius. Ini berarti bahwa filsafat

Pancasila dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran

mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan

sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia, termasuk kemampuan

berpikirnya.

                   Dan kalau dibedakan filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti

praktis, filsafast Pancasila digolongkandalam arti praktis. Ini berarti bahwa filsafat

Pancasila di dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya

bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar untukmemenuhi

hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama

hasil pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai

pedoman hidup sehari-hari (pandangan hidup, filsafat hidup, way of the life,

Weltanschaung dan sebgainya); agar hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir

dan batin, baik di dunia maupun di akhirat.

                   Selanjutnya filsafat Pancasila mengukur adanya kebenran yang

bermacam-macam dan bertingkat-tingkat sebgai berikut:

1.      Kebenaran indra (pengetahuan biasa);

2.      Kebenaran ilmiah (ilmu-ilmu pengetahuan);

Page 26: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

3.      Kebenaran filosofis (filsafat);

4.      Kebenaran religius (religi).

                   Untuk lebih meyakinkan bahwa Pancasila itu adalah ajaran filsafat,

sebaiknya kita kutip ceramah Mr.Moh Yamin pada Seminar Pancasila di

Yogyakarta tahun 1959 yang berjudul “Tinjauan Pancasila Terhadap Revolusi

Fungsional”, yang isinya anatara lain sebagai berikut:

                   Tinjauan Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam suatu

sistem filsafat. Marilah kita peringatkan secara ringkas bahwa ajaran Pancasila itu

dapat kita tinjau menurut ahli filsafat ulung, yaitu Friedrich Hegel (1770-1831)

bapak dari filsafat Evolusi Kebendaan seperti diajarkan oleh Karl Marx (1818-

1883) dan menurut tinjauan Evolusi Kehewanan menurut Darwin Haeckel, serta

juga bersangkut paut dengan filsafat kerohanian seperti diajarkan oleh Immanuel

Kant (1724-1804).

                   Menurut Hegel hakikat filsafatnya ialah suatu sintese pikiran yang

lahir dari antitese pikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah paduan pendapat

yang harmonis. Dan ini adalah tepat. Begitu pula denga ajaran Pancasila suatu

sintese negara yang lahir dari antitese.

                   Saya tidak mau menyulap. Ingatlah kalimat pertama dan Mukadimah

UUD Republik Indonesia 1945 yang disadurkan tadi dengan bunyi: Bahwa

sesungguhanya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Oleh sebab itu

Page 27: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

penjajahan harus dihapusakan karena bertentangan dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan.

                   Kalimat pertama ini adalah sintese yaitu antara penjajahan dan

perikemanusiaan dan perikeadilan. Pada saat sintese sudah hilang, maka lahirlah

kemerdekaan. Dan kemerdekaan itu kita susun menurut ajaran falsafah Pancasila

yang disebutkan dengan terang dalam Mukadimah Konstitusi R.I. 1950 itu yang

berbunyi: Maka dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami itu, dalam suatu

Piagam Negara yang berbentuk Republik Kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila.

Di sini disebut sila yang lima untukmewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan dan

perdamaian dunia dan kemerdekaan. Kalimat ini jelas kalimat antitese. Sintese

kemerdekaan dengan ajaran Pancasila dan tujuan kejayaan bangsa yang bernama

kebahagiaan dan kesejajteraan rakyat. Tidakah ini dengan jelas dan nyata suatu

sintese pikiran atas dasar antitese pendapat?

                   Jadi sejajar denga tujuan pikiran Hegel beralasanlah pendapat bahwa

ajaran Pancasila itu adalah suatu sistem filosofi, sesuai dengan dialektis Neo-

Hegelian.

                   Semua sila itu adalah susunan dalam suatu perumahan pikiran filsafat

yang harmonis. Pancasila sebagai hasil penggalian Bung Karno adalah sesuai pula

dengan pemandangan tinjauan hidup Neo-Hegelian. 

 

3.2    Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia

Page 28: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

3.2.1   Filasafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

                   Setiapa bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas

ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup

(filsafata hidup). Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan

memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta

cara bagaimana memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki

pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam

menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-

persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan besar

umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan

pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman

bagaimana ia memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial dan budaya

yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada

pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.

                   Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai

kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang

terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap

baik. Pada akhirnyta pandangan hidup sesuatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-

nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan

menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

                   Kita merasa bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita, pendiri-

pendiri Republik ini dat memuaskan secara jelas apa sesungguhnya pandangan

Page 29: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

hidup bangsa kita yang kemudian kita namakan Pancasila. Seperti yang ditujukan

dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu adalah jiwa seluruh

rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita.

                   Disamping itu maka bagi kita Pancasila sekaligus menjadi tujuan

hidup bangsa Indonesia. Pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup,

kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah

beurat/berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Ialah suatu kebudayaan

yang mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan mencapai kebahagiaan jika kita

dapat baik dalam hidup manusia sebagai manusia dengan alam dalam hubungan

manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriyah dan

kebahagiaan rohaniah.

                   Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat

panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam

penderitaan. Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya

sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan

perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang yang secara keseluruhan

membentuk kepribadian sendiri.

                   Sebab itu bnagsa Indonesia lahir dengan kepribadiannya sendiri yang

bersamaan lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian itu ditetapkan sebagai

pandangan hidup dan dasar negara Pancasila. Karena itulah, Pancasila bukan lahir

secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah berjuang, denga melihat

pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami dengan oleh gagasan-gagasan

Page 30: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

besar dunia., dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan gagasan besar

bangsa kita sendiri.

                   Karena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar

dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur

hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan

dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam 3 buah UUD yang pernah kita

miliki yaitu dalam pembukaan UUD 1945, dalam Mukadimah UUD Sementara

Republik Indonesia 1950. Pancasila itu tetap tercantum didalamnya, Pancasila

yang lalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu, Pancasila yang selalu

menjadi pegangan bersama saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap

eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah sebagai dasar kerohanian negar,

dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam dalam

kalbunya rakyat. Oleh karena itu, ia juga merupakan dasasr yang mamapu

mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

 

3.2.2   Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1

Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia

merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan

kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar

itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan

Page 31: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan

budaya.

Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar

negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal

18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI,

Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung

unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa

dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.

Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan

persoalan-persoalan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan

perkembangan negara harus didasarkan atas dan berpedoman pada UUD.

Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD itu disebut peraturan-peraturan

organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD.

Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan

menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara

sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut,

maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR,

Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,

Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan

lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia

haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara

Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia

Page 32: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No.

XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala

sumber huum (sumber huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat,

jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).

Di sinilah tampak titik persamaan dan tujuan antara jalan yang

ditempuh oleh masyarakat dan penyusun peraturan-peraturan oleh negara dan

pemerintah Indonesia.

Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas

fundamen yang kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu

bukanlah meniru suatu model yang didatangkan dari luar negeri.

Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa

Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang

hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang.

Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya

memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima

oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan

akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik

Indonesia secara kekal dan abadi.

 

3.2.3   Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Page 33: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan

kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang

membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-

ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan

perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang

ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat,

lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak

dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu,

Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa

Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-

daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh

unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam

kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari

bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka

akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari

bangsa kita.

Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri

merupakan :

a.         Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala

sumber hukum yang berlaku di negara kita.

Page 34: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

b.        Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta

memberi petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.

c.         Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak

yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa

Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa

Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila

secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh

bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa

Indonesia.

d.        Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil

dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di

dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat,

bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang

aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia

yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

e.         Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat

Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung

tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan

kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-

abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan

kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

Page 35: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami,

menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini

maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis

dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati,

serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita

rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya

akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila

akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi

maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada

generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela

Pancasila.

Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai

Pancasila, maka yang kita maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam

Pembukaan UUD 1945, yaitu :

1.      Ketuhanan Yang Maha Esa.

2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3.      Persatuan Indonesia.

4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawratan / perwakilan.

Page 36: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah

yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh

wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR                        

No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh

dari kelima silanya. Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena

masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara

sendiri-sendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau

memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan

mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila.

 

3.3    Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia

Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah

kita temukan dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan

negara Indonesia seperti di bawah ini :

a.         Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

Page 37: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

b.        Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang

kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal

dengan sebutan Piagam Jakarta).

c.         Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.

d.        Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal        

27 Desember 1945, alinea IV.

e.         Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal

17 Agustus 1950.

f.          Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI

tanggal         5 Juli 1959.

Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam

dokumen historis dan perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak

berlainan tetapi inti dan fundamennya adalah tetap sama sebagai berikut :

1.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni

1945 Oleh Ir. Soekarno

Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk

pertamakalinya mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan

tata urutannya sebagai berikut :

       Kebangsaan Indonesia.

Page 38: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

       Internasionalisme atau Prikemanusiaan.

       Mufakat atau Demokrasi.

       Kesejahteraan sosial.

       Ketuhanan.

2.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang

Bersejarah (Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945)

Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang Istilah

Jepangnya Dokuritsu Jumbi Cosakai, telah membentuk beberapa panitia kerja

yaitu :

a.         Panitia Perumus terdiri atas 9 orang tokoh, pada tanggal 22 Juni 1945, telah

berhasil menyusun sebuah naskah politik yang sangat bersejarah dengan

nama Piagam Jakarta, selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah

itulah yang ditetapkan sebagai naskah rancangan Pembukaan UUD 1945.

b.        Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno

yang kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai oleh

Prof. Mr. Dr. Soepomo, Panitia ini berhasil menyusun suatu rancangan UUD-

RI.

c.         Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.

d.        Panitia Pembelaan Tanah Air, yang diketuai oleh Abikusno Tjokrosujoso.

Page 39: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah negara

dicantumkan autentik tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata

urutan sebagai berikut :

        Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya.

        Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

        Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan / perwakilan.

        Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

3.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945

Sesudah BPPK (Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan)

merampungkan tugasnya dengan baik, maka dibubarkan dan pada tanggal       9

Agustus 1945, sebagai penggantinya dibentuk PPKI (Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia).

Pada tanggal 17 Agustus 1945, dikumandangkan Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur 56 Jakarta yang

disaksikan oleh PPKI tersebut.

Page 40: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan

sidangnya yang pertama dengan mengambil keputusan penting :

a.         Mensahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945.

b.        Mensahkan dan menetapkan UUD 1945.

c.         Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno

dan Drs. Mohammad Hatta, masing-masing sebagai Presiden RI dan Wakil

Presiden RI.

Tugas pekerjaan Presiden RI untuk sementara waktu dibantu oleh

sebuah badan yaitu KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan pada tanggal 19

Agustus 1945 PPKI memutuskan, Pembagian wilayah Indonesia ke dalam 8

propinsi dan setiap propinsi dibagi dalam karesidenan-karesidenan. Juga

menetapkan pembentukan Departemen-departemen Pemerintahan.

Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan

oleh PPPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara

resmi, autentik dan sah menurut hukum sebagai dasar falsafah negara RI, dengan

perumusan dan tata urutan sebagai berikut :

       Kemanusiaan yang adil dan beradab.

       Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan / perwakilan.

Page 41: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

       Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

4.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah Konstitusi

RIS 1949

Bertempat di Kota Den Haag (Netherland / Belanda) mulai tanggal 23

Agustus sampai dengan tanggal 2 September 1949 diadakan KMB (Konferensi

Meja Bundar). Adapun delegasi RI dipimpin oleh                      Drs. Mohammad

Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomstvoor Federale Overleg) dipimpin oleh Sutan

Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Marseveen.

Sebagai tujuan diadakannya KMB itu ialah untuk menyelesaikan

persengketaan antara Indonesia dengan Belanda secepatnya dengan cara yang adil

dan pengakuan akan kedaulatan yang penuh, nyata dan tanpa syarat kepada RIS

(Republik Indonesia Serikat).

Salah satu hasil keputusan pokok dan penting dari KMB itu, ialah

bahwa pihak Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa

syarat dan tidak dapat dicabut kembali oleh Kerajaan Belanda dengan waktu

selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.

Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam Belanda,

Ratu Yuliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan Negara RIS.

Page 42: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Pada waktu yang sama dengan KMB di Kota Den Haag, di Kota

Scheveningen (Netherland) disusun pula Konstitusi RIS yang mulai berlaku pada

tanggal 27 Desember 1949. Walaupun bentuk negara Indonesia telah berubah dari

negara Kesatuan RI menjadi negara serikat RIS dan Konstitusi RIS telah disusun

di negeri Belanda jauh dari tanah air kita, namun demikian Pancasila tetap

tercantum sebagai dasar falsafah negara di dalam Mukadimah pada alinea IV

Konstitusi RIS 1949, dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut :

       Ketuhanan Yang Maha Esa.

       Prikemanusiaan.

       Kebangsaan.

       Kerakyatan.

       Keadilan Sosial.

 

5.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah UUD

Sementara RI (UUDS-RI 1950)

Sejak Proklamasi Kemerdekaannya, bangsa Indonesia menghendaki

bentuk negara kesatuan (unitarisme) oleh karena bentuk negara serikat

(federalisme) tidaklah sesuai dengan cita-cita kebangsaan dan jiwa proklamasi.

Page 43: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Demikianlah semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap

membara dan meluap, sebagai hasil gemblengan para pemimpin Indonesia sejak

lahirnya Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, kemudian dikristalisasikan

dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu

Bahasa.

Oleh karena itu pengakuan kedaulatan negara RIS menimbulkan

pergolakan-pergolakan di negara-negara bagian RIS untuk bersatu dalam bentuk

negara kesatuan RI sesuai dengan Proklamasi Kemerdekaan RI.

Sesuai KOnstitusi, negara federal RIS terdiri atas 16 negara bagian.

Akibat pergolakan yang semakin gencar menuntut bergabung kembali pada

negara kesatuan Indonesia, maka sampai pada tanggal 5 April 1950 negara

federasi RIS, tinggal 3 (tiga) negara lagi yaitu :

1.        RI Yogyakarta.

2.        Negara Sumatera Timur (NST).

3.        Negara Indonesia Timur (NIT).

Negara federasi RIS tidak sampai setahun usianya, oleh karena

terhitung mulai tanggal 17 Agustus 1950 Presiden Soekarno menyampaikan

Naskah Piagam, pernyataan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang berarti pembubaran Negara Federal RIS (Republik Indonesia Serikat).

Page 44: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Pada saat itu pula panitia yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo

mengubah konstitusi RIS 1949 (196 Pasal) menjadi UUD RIS 1950 (147 Pasal).

Perubahan bentuk negara dan konstitusi RIS tidak mempengaruhi

dasar falsafah Pancasila, sehingga tetap tercantum dalam Mukadimah UUDS-RI

1950, alinea IV dengan perumusan dan tata urutan yang sama dalam Mukadimah

Konstitusi RIS yaitu :

       Ketuhanan Yang Maha Esa.

       Prikemanusiaan.

       Kebangsaan.

       Kerakyatan.

       Keadilan Sosial.

 

6.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945

Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1953 tentang

Pemilihan Umum untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante yang

akan menyusun UUD baru.

Page 45: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Pada akhir tahun 1955 diadakan pemilihan umum pertama di

Indonesia dan Konstituante yang dibentuk mulai bersidang pada tanggal 10

November 1956.

Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan selanjutnya. Konstituante

gagal membentuk suatu UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950.

Dengan kegagalan konstituante tersebut, maka pada tanggal 5 Juli

1950 Presiden RI mengeluarkan sebuah Dekrit yang pada pokoknya berisi

pernyatan :

a.         Pembubaran Konstuante.

b.        Berlakunya kembali UUD 1945.

c.         Tidak berlakunya lagi UUDS 1950.

d.        Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS.

Dengan berlakunya kembali UUD 1945, secara yuridis, Pancasila

tetap menjadi dasar falsafah negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

alinea IV dengan perumusan dan tata urutan seperti berikut :

       Ketuhanan Yang Maha Esa.

       Kemanusiaan yang adil dan beradab.

       Persatuan Indonesia.

Page 46: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

       Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

       Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1968,

tertanggal 13 April 1968, perihal : Penegasan tata urutan/rumusan Pancasila yang

resmi, yang harus digunakan baik dalam penulisan, pembacaan maupun

pengucapan sehari-hari. Instruksi ini ditujukan kepada : Semua Menteri Negara

dan Pimpinan Lembaga / Badan Pemerintah lainnya.

Tujuan dari pada Instruksi ini adalah sebagai penegasan dari suatu

keadaan yang telah berlaku menurut hukum, oleh karena sesuai dengan asas

hukum positif (Ius Contitutum) UUD 1945 adalah konstitusi Indonesia yang

berlaku sekarang. Dengan demikian secara yuridis formal perumusan Pancasila

yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang harus digunakan,

walaupun sebenarnya tidak ada Instruksi Presiden RI No. 12/1968 tersebut.

Prof. A.G. Pringgodigdo, SH dalam bukunya “Sekitar Pancasila” peri-

hal perumusan Pancasila dalam berbagai dokumentasi sejarah mengatakan bahwa

uraian-uraian mengenai dasar-dasar negara yang menarik perhatian ialah yang

diucapkan oleh :

1.        Mr. Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945.

2.        Prof. Mr. Dr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945.

Page 47: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

3.        Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.

Walaupun ketiganya mengusulkan 5 hal pokok untuk sebagai dasar-

dasar negara merdeka, tetapi baru Ir. Soekarno yang mengusulkan agar 5 dasar

negara itu dinamakan Pancasila dan bukan Panca Darma.

Jelaslah bahwa perumusan 5 dasar pokok itu oleh ketiga tokoh

tersebut dalam redaksi kata-katanya berbeda tetapi inti pokok-pokoknya adalah

sama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Prikemanusiaan atau internasionalisme,

Kebangsaan Indonesia atau persatuan Indonesia, Kerakyatan atau Demokrasi dan

Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 menegaskan :

Maksud Pancasila adalah philosophschegrondslag itulah fundament falsafah,

pikiran yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung “Indonesia

Merdeka Yang Kekal dan Abadi”.

Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas

Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 menegaskan : “Susunan

Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang

mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita”.

Prof. Mr. Muhammad Yamin dalam bukunya “Proklamasi dan

Konstitusi” (1951) berpendapat : “Pancasila itu sebagai benda rohani yang tetap

dan tidak berubah sejak Piagam Jakarta sampai pada hari ini”.

Page 48: DEMOKRASI PENDIDIKAN rantyyy

Kemudian pernyataan dan pendapat Prof. Mr. Drs. Notonagoro dan

Prof. Mr. Muhamamd Yamin tersebut diterima dan dikukuhkan oleh MPRS dalam

Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo Ketetapan No. V/MPR/1973

http://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-negara-indonesia/