Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

32
MAKALAH DEMOKRASI DAN INOVASI PENDIDIKAN Mata Kuliah : Teori-teori Pendidikan Islam Dosen : Prof. Dr. H. Fauzi MO. Bafadhal, MA Oleh : MUSTAPA SABRI NIM. P. 209.2.1185 0

description

makalah pendidikan demokrasi

Transcript of Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

Page 1: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

MAKALAH

DEMOKRASI DAN INOVASI PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Teori-teori Pendidikan Islam

Dosen : Prof. Dr. H. Fauzi MO. Bafadhal, MA

Oleh :

MUSTAPA SABRINIM. P. 209.2.1185

MAHASISWA PROGRAM PASCASARJANA

KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2011

0

Page 2: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

DEMOKRASI DAN INOVASI PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Banyak indikator telah menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita

masih sedemikian memprihatinkan. Rendahnya rerata NEM yang dapat

dicapai oleh siswa dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas

memberi petunjuk betapa rendahnya mutu pendidikan terhadap penguasaan

bahan ajar yang dapat diserap.

KesXenjangan yang bertingkat juga terjadi dan dirasakan oleh masing-

masing jenjang seperti halnya sering dilansir kalangan Perguruan Tinggi

yang merasa bahwa bekal kemampuan lulusan SMA masih dipandang

kurang memadai, selanjutnya di kalangan guru-guru SMA dirasakan betapa

rendahnya kemampuan lulusan SMP, demikian selanjutnya guru-guru SMP

juga mengeluh betapa lemahnya kemampuan para lulusan SD. Belum lagi

adanya 88,4% lulusan SMA tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan

34,4% lulusan SMP tidak dapat melanjutkan ke SMA (Balitbang Diknas,

2000). Hal ini tentunya juga berlanjut yakni betapa masih banyaknya lulusan

SD yang tak dapat melanjutkan ke SMP.

“Keterpurukan pendidikan” kita juga akan tampak semakin jelas bila

kita mengacu pada komparasi internasional, dimana diketahui betapa

rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia sebagaimana yang dilaporkan

oleh Human Development Index yakni Indonesia menduduki peringkat 102

dari 106 negara yang disurvai, satu peringkat di bawah Vietnam. Sementara

itu hasil survai the Political Economic Risk Consultation (PERC)

melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke 12 dari 12 negara yang

disurvai, juga satu peringkat di bawah Vietnam.

Ketika mutu pendidikan belum dapat teratasi, tantangan lain juga

tengah muncul seperti angka putus sekolah sebagaimana yang telah

disinggung di atas yang relatif tinggi, daya tampung sekolah yang masih

sangat terbatas, angka pengangguran yang terus meningkat, lapangan kerja

Page 3: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

yang masih terbatas, dan seterusnya. Kesan-kesan sementara yang dapat

ditangkap adalah bahwa pendidikan baru pantas dinikmati oleh sekelompok

orang yang berduit. Kesan semacam ini tampak mencolok ketika sebuah

sekolah dan perguruan tinggi favorit secara terbuka memberikan

“kesempatan kepada siapapun” untuk menjadi siswa/mahasiswa sejauh

mampu memberikan sejumlah dana yang ditawarkan. Sementara itu

masyarakat awam tidak banyak memiliki infomasi tentang hak dan

kriterianya untuk menuju kesana.

Tidak bisa diragukan lagi bahwasanya manusia tak akan terlepas

dengan mengeksplorasi segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara

mencurahkan segala daya dan kemampuanya untuk selalu berinofasi

menemukan sesuatu yang baru yang dapat membantu hidupnya menjadi

lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala kemampuanya maka ia akan

tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang selalu berkembang.

jujur saja saya ini bodoh, makalah ini saya dapat dari internet dan copy paste.

Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena

tanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang

kemudian berimbas pada pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti

politik, ekonomi, social dan lain-lain.

2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang di paparkan di atas. Maka dapat dirumuskan

masalah :

1. Pengertian demokrasi pendidikan

2. Demokrasi pendidikan di Indonesia

3. Munculnya permasalahan-permasalah demokrasi pendidikan yang ada di

Indonesi

4. Upaya dalam penyelesaian masalah-masalah demokrasi pendidikan

5. Pengertian Inovasi Pendidikan

6. Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia

7. Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan

8. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi pendidikan

2

Page 4: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

B. PEMBAHASAN

1. DEMOKRASI PENDIDIKAN

a. Pengertian Demokrasi Pendidikan

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di

sekolah sesuai dengan kemampuannya.1 Pengertian demokratik di sini

mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal.

Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak

ada kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati

pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu:

“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu,

demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan

yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-

tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai

gagasan kontol pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan

kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam

pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha

pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan,

keadaan sosial, dan sebagainya)2. Di kalangan Taman Siswa dianut sikap

tutwuri handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk

tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.

Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan

pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta

perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara

pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.

Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas

mengandung tiga hal yaitu :3

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia

1 Segena, Unggul. Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan di era otonomi daerah. Dalam situs http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi02.htm.Dikunjungi 15 Juni 2011

2 Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. H. 3093 Segena, Op.Cit

Page 5: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk

menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis

kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai

inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu dengan

yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik kontol hubungan

dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.

2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat

Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus

dididik, karena dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan

berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan sempurna. Oleh karena itu,

sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan

kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-

persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis

sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang

luas.

3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama

Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh

kepentingan individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi

bebas karena orang lain menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak

ada seseorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga

merusak kebebasan orang lain kontol kebebasannya sendiri.

Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga

negara kontol anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga kontol

pikirannya untuk memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan

kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka

bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal sebagai berikut :

1. pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan

(civic), ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang

penting;

2. suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya

dengan mendahulukan kepentingan negara kontol masyarakat daripada

kepentingan sendiri;

4

Page 6: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

3. suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan

dan perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran

masyarakat dan pemerintah.4

b. Prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan

Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-

masalah antara lain :

1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan

2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan

3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka5

Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai

demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat

dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa

pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar

belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat

agraris akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan

sebagainya.

Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip

demokrasi pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa

butir penting yang harus diketahui dan diperhatikan,diantaranya :

1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara

dengan cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem

politik yang ada;

2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;

3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.

Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi

pada cita-cita dan nilai demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-

prinsip berikut ini :6

1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai

luhurnya

4 Cece Wijaya, Djaja jajuri, A. Tabrani Rusyam. 1991. Upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm. 59

5 Ibid. h. 786 Ibid

Page 7: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat

dan berbudi pekerti luhur

3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk

memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan

kemampuan pribadinya, dalam rangka mengembangkan kreasinya ke

arah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.

c. Demokrasi pendidikan di Indonesia

Pengakuan terhadap hak asasi setiap individu anak bangsa untuk menuntut

pendidikan pada dasarnya telah mendapatkan pengakuan secara legal sebagai-

mana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang

berbunyi bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.7 Oleh

karena itu seluruh komponen bangsa yang mencakupi orang tua, masyarakat,

dan pemerintah memiliki kewajiban dalam bertanggung jawab untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Mengenai tanggung

jawab pemerintah secara tegas telah dicantumkan di dalam Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) yang menyatakan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menye-lenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Terkait dengan pernyataan tersebut, sejak tanggal 8 Juli 2003 pemerintah

telah mengesahkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menggantikan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang

dianggap sudah tidak memadai lagi. Pembaharuan Sistem Pendidikan Nasioanal

dilakukan untuk memperbarui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan

nasional. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut secara tegas

memperkuat tentang amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 tentang

pendidikan.

Secara retorik kedua ayat tersebut, telah cukup dapat dipergunakan

sebagai jawaban atas tuntutan reformasi di bidang pendidikan yakni diberinya

peluang bahkan dalam batas tertentu diberikan kebebasan, kepada keluarga dan

7 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1)

6

Page 8: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

masyarakat untuk mendapatkan dan menyelenggarakan pendidikan sesuai

dengan minat dan kebutuhan masyarakat serta sesuai dengan kondisi dan

tuntuan lapangan kerja. Hal ini berarti bahwa intervensi pemerintah yang

berlebihan dalam penyelenggaraan pendidikan perlu ditiadakan, dikurangi

kontol setidaknya ditinjau kembali hal-hal yang sudah tidak relevan.

Dalam kaitannya dengan masyarakat belajar (learning society) perlu

diberikan kebebasan kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai

dengan kebutuhan dan minatnya sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan

undang-undang dan falsafah negara. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan

prinsip belajar seumur hidup.

Selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan

pendidikan telah menuju pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,

sehingga secara konseptual pemerintah telah melaksanakan kewajibannya

sesuai dengan ketentuan undang-undang. Namun secara realitas masih cukup

banyak diantara kelompok usia sekolah yang tidak/belum dapat menikmati

pendidikan karena alasan tertentu baik karena ketidakterjangkauan biaya,

tempat maupun kesempatan, sehingga hak mereka seolah “terampas” dengan

sendirinya

Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas

demokrasi dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga

sekarang. Hal ini terdapat dalam :

1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.

3. Garis-garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.

d. Permasalahn Pendidikan di Indonesia

Salah satu penghambat dalam pendidikan di Indonesia adalah

munculnya beberapa masalah. Padahal pendidikan merupakan cara yang utama

dalam peningkatan mutu SDM Indonesia. Kali ini masalah yang muncul dalam

pembahasan makalah demokrasi pendidikan di Indonesia meliputi :8

a. Rendahnya partisipasi masyarakat

8 Cece Wijaya, dkk. Upaya pembaharuan.... hlm. 90

Page 9: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam

pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi

profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan

pengendalian mutu pelayanan pendidikan.

Setelah dijelaskan di atas tentang undang-undang yang menerangkan

pentingnya partisipasi masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran masyarakat

dalam pendidikan rendah. Misalnya masih rendahnya pemikiran masyarakat

tentang pentingnya pendidikan, ada kalanya dalam hal kegiatan sekolah kadang

kala orang tua kurang mendukung dalam kegiatan sekolah tersebut, dan lain-

lain

b. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis

Telah dijelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan.

Kebijakan Pemerintah ini kurang demokratis dalam hal kurang meratanya

pendidikan. Pemerintah hanya mempertimbangkan potensi pendidikan secara

nasional. Padahal setiap daerah potensi dalam hal pendidikan berbeda-beda.

Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya kebijakan pemerintah.

c. Tantangan kehidupan global

Lambat laun semua hal mengalami perkembangan. Salah satunya dalam

hal pendidikan. Pendidikan juga mengalami perkembangan secara global.

Buktinya pemerintah kita menyempurnakan kurikulum yang dulunya hanya

menyangkut kognitif saja. Sekarang terdiri aspek kognitif, psikomotor dan

afektif. Lebih khusus dalam hal demokrasi pendidikan juga mengalami

perkembangan. Tapi hal-hal yang terkait dalam pendidikan belum mengikuti

perkembangan global.

e. Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat

beberapa usaha, antara lain sebagai berikut:9

1) Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan

tujuan dan standar kompetensi pendidikan misalnya dengan penyempurnaan

kurikulum, pelaksanaan paradigma pendidikan yang berkaitan dengan

penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan dasar Negara Indonesia yaitu

9 Cece Wijaya, dkk. Upaya pembaharuan.... hlm. 92-94

8

Page 10: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

pancasila yang didalamnya mengandung unsur – unsur pendidikan yang

Berketuhanan, Berkemanusiaan, dan Berbudi pekerti luhur dengan

diterapkannya paradigma ini maka demokrasi pendidikan akan dapat

diwujudkan.

2) Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan misalnya kebijakan

pemerintah dengan mencananangkan DANA BOS [bantuan operasional

sekolah] ini sangat bermanfaat untuk perbaikan gedung – gedung sekolah ,

menambah media belajar siswa ,untuk memperbaiki sarana dan prasarana

pendidikan yang kurang memadai,menambah referensi buku – buku

perpustakaan , membuat laboratorium praktek sesuai standar selain DANA

BOS ada juga beasiswa bagi anak yang orang tuanya kurang mampu

maupun anak yang berprestasi baik ,ini sangat membantu kelangsungan

pendidikan mereka.

3) Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada

ketidakserasian antara hasil pendidikan [output] dengan kebutuhan dunia

kerja. Yang menjadi masalah utama karena ketrampilan yang di miliki tidak

sesuai dengan yang dibutuhkan. Sehingga sekarang banyak berdiri sekolah-

sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat mempunyai ketrampilan

sesuai profesi yang diinginkan. Misal  STM , SMK, Sekolah ketrampilan.

4) Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang

mengeluarkan kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan

dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan kode etik guru untuk

meminimalisir hal- hal yang tidak diinginkan,serta guru itu tidak hanya

mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik kontol teladan bagi siswa

– siswanya.

5) Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah

menaikkan gaji guru ,berupa gaji pokok,tunjangan yang melekat pada

gaji ,tunjangan profesi dan lain-lain, sehingga dengan meningkatkan

kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat mencintai profesinya dengan

utuh artinya guru itu tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk

menambah penghasilan jadi dapat berkonsentrasi dalam proses pendidikan

khususnya proses belajar mengajar.

Page 11: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

2. INOVASI PENDIDIKAN

a. Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an

individual or other unit of adoption10. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti

mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus

dari change yang berarti perubahan.11 Inovasi dapat berupa ide, proses dan

produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah :

1. Managerial

2. Teknologi

3. Kurikulum

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada

istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-

benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu

(benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat

diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan

(usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan

bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,

metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang kontol

sekelompok orang (masyarakat).12

Maka dapat ditarik kesimpulan Ibahwa Inovasi pendidikan adalah

penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati

sebagai sesuatu hal yang baru bagi dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalah

Managerial, Teknologi, dan Kurikulum

Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan,

meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat kontol cara baru dalam

10 Inovation. Dalam situs http://WWW. Shafe.Tripod.com// Inov.htm. Dikunjungi 16 Juni 2011

11 Noor, Idris H.M. Sebuah tinjauan teoritis tentang inovasi pendidikan di Indonesia. Dalam situs http://WWW.pdk.go.id/balitbang/publikasi/Jurnal/no_026/sebuah_Tinjauan_teoritis_ Idris.htm.dikunjungi 16 Juni 2011

12 Sudjana, nana dan Ahmad Rivai. 2003. teknologi pengajaran. Bandung: sinar baru Algensido

10

Page 12: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan

demikian metode baru kontol cara baru dalam melaksanakan metode yang ada

seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan

efektivitas pembelajaran.

Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat

banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran,

prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat

meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

b. Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia13

1) Top Down Inovation

Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah)

sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan kontol pemerataan

kesempatan untuk memperoleh pendidikan, kontolpun sebagai usaha untuk

meningkatkan efisiensi dan sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan

diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan

memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan

bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.

2) bottom up Inovation

Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan

dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu

pendidikan. Biasanya dilakukan oleh para guru.

3) Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan.

Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang

demokratis kalau tidak dapat disebut liberal-ketika pada saat ini otonomisasi

pendidikan melalui berbagai instrument kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, privatisasi perguruan tinggi negeri-dengan

status baru yaitu Badan Hukum Milik Negara (BHMN) melalui PP No. 60 tahun

2000, sampai UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.

13 Sudjana, nana dan Ahmad Rivai. 2003. teknologi pengajaran. Bandung: sinar baru Algensido

Page 13: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah yang mengatur konsep, sistem dan pola pendidikan,

pembiayaan pendidikan, juga kewenangan di sektor pendidikan yang digariskan

bagi pusat maupun daerah. Dalam konteks ini pula, pendidikan berusaha

dikembalikan untuk melahirkan insan-insan akademis dan intelektual yang

diharapkan dapat membangun bangsa secara demokratis, bukan menghancurkan

bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan nepotisme, dimana peran

pendidikan (agama, moral dan kenegaraan) yang didapat dibangku sekolah

dengan tidak semestinya.

Jika kita merujuk pada undang-undang Undang-Undang No.22 Tahun 1999

tentang otonomi pemerintahan daerah maka Desentralisasi pendidikan bisa

diartikan sebagai pemberian kewenangan untuk mengatur pendidikan di daerah.

Ada dua konsep desentralisasi pendidikan.

Pertama, desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan. Desentralisasi

lebih kepada kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah

pusat ke pemerintah daerah. Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus pada

pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat sekolah.

Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan

dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Konsep kedua lebih fokus

mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat

sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

4) KTSP

KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-

masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-

undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah

dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)

untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada

12

Page 14: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut

dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-

masing.

Pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada

SKL yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran kontol

kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi

kemampuan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi

peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan

pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

5) Quantum learning

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar

yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar

sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang

dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah

populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-

teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi

responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas

(yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya

Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen

yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti

dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun

memberikan sugesti positif kontol negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif,

beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman.

Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar,

yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni

pengajaran sugestif bermunculan.14

Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai

“interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka

14 Deporter, Bobbi. et.al. 2003. Quantum teaching. Bandung: Kaifa. H. 12

Page 15: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

mengasumsikan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi

manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi

itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai

pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi,

hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah,

quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar

6. PAKEM

Adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru

harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan

suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan

proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.

Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang

kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang

lain.

Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang

beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga

siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah

perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti

meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup

jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus

dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran

memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran

hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut

tak ubahnya seperti bermain biasa.

d. Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan

14

Page 16: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi

pendidikan

1) konflik dan motivasi yang kurang sehat

2) lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak

berkembangnya inovasi yang dihasilkan

3) keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi

4) penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi

5) kurang adanya hubungan sosial dan publikasi15

e. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi pendidikan

Untuk menghindari penolakan seperti yang disebutkan di atas, faktor-

faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru,

siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan.

1) Guru

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan

pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan

kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di

kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya

kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk

kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode

mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu,

baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam

proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha

serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.

Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai

dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan

evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi

pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan

menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan

sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka

15 Sudjana, nana dan Ahmad Rivai. 2003. teknologi pengajaran. Bandung: sinar baru Algensido

Page 17: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka

menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka.16

Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan

pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik,

sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagai motivator dan lain

sebagainya.

2) Siswa

Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar

mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar

mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan

intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul

dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga

dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan

mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari

perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan

merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan

konsekwen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya

dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran,

pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai

guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai

dengan penerapannya, siswa perlu diajak kontol dilibatkan sehingga mereka

tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi

resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.

3) Kurikulum

Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi

program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak

dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam

pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama

dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa

16 Ibid

16

Page 18: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan

tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu,

dalam pembahruan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan

perubahan kurikulum kontol perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan

pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan

searah.17

4) Fasilitas

Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan

dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar.

Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut

mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya

fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan

berjalan dengan baik.Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal

yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh

karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu

diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan

sebagainya.

5) Lingkup Sosial Masyarakat.

Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara

langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik

positif maupun negatif, dalam pelaklsanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat

secara tidak langsung kontol tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat

dalam pendidikan.

Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah

masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu

berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan

terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu kontol

dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan

17 Silberman, L. Melvin. 2006. Active learning. Bandung: Nusamedia.Inovasi pendidikan Dalam situs http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikanhttp://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan. htm. dikunjungi 15 Juni 2011

Page 19: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi

pendidikan.

C. Kesimpulan

Demokratisasi pendidikan merupakan suatu kebijakan yang sangat

didamba-kan oleh masyarakat. Melalui kebijakan tersebut diharapkan peluang

masyarakat untuk menikmati pendidikan menjadi semakin lebar sesuai dengan

kemampuan dan kesempatan yang dimiliki. Jurang pemisah antara kelompok

terdidik dan belum terdidik menjadi semakin terhapus, sehingga informasi

pembangunan tidak lagi menjadi hambatan. Ungkapan pendidikan untuk semua

dan semuanya untuk pendidikan diharapkan bukan sekedar wacana tetapi sudah

harus merupakan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkannya.

Dengan demikian isu tentang besarnya putus sekolah, elitisme,

ketidakterjangkauan dalam meraih pendidikan, dan seterusnya dapat terhapus

dengan sendirinya.

Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri

sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti

inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu,

keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu kontol dua faktor

saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.

18

Page 20: Makalah Pendidikan Demokrasi-Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Cece Wijaya, Djaja jajuri, A. Tabrani Rusyam. 1991. Upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Deporter, Bobbi. et.al. 2003. Quantum teaching. Bandung: Kaifa.

Inovation. Dalam situs http://WWW. Shafe.Tripod.com// Inov.htm. Dikunjungi 16 Juni 2011.

Noor, Idris H.M. Sebuah tinjauan teoritis tentang inovasi pendidikan di Indonesia. Dalam situs http://WWW.pdk.go.id/balitbang/publikasi/Jurnal/no_026/sebuah_Tinjauan_teoritis_ Idris.htm.dikunjungi 16 Juni 2011.

Segena, Unggul. Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan di era otonomi daerah. Dalam situs http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi 02.htm. Dikunjungi 15 Juni 2011.

Soedibyo, moryati BRA. Komitmen bagi desentralisasi pendidikan. Dalam situshttp://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi 02.htm. Dikunjungi 20 Maret 2009.

Sudjana, nana dan Ahmad Rivai. 2003. teknologi pengajaran. Bandung: sinar baru Algensido.

Silberman, L. Melvin. 2006. Active learning. Bandung: Nusamedia.Inovasi pendidikan Dalam situs http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikanhttp://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan. htm. dikunjungi 15 Juni 2011