Demokrasi liberal

27
Demokrasi Liberal Amelia Khomey 9C

description

Materi Demokrasi Liberal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahun Sosial untuk kelas 9

Transcript of Demokrasi liberal

  • 1. Amelia Khomey 9C

2. SISTEM DEMOKRASI LIBERAL Pengertian Kabinet Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Multi Partai Pemilihan Umum 1955 DPR Konstituante By Amelia Khomey 2 3. Pada masa berlakunya UUDS 1950, Negara Kesatuan RI menganut sistem demokrasi liberal dengan sistem kabinet parlementar. Dalam kabinet parlementar, para mentri bertanggung jawab kepada parlemen. Oleh karena itu, jatuh bangunyakabinet sangat tergantung pada parlemen. Pada masa demokrasi liberal jumlah partai politik ukup banyak. By Amelia Khomey 3 4. Sejak tahun 1950 sampai dengan 1959, ketidak stabilan politik juga di tunjukan dengan sering bergantinya kabinet, dalam kurun waktu sekitar 9 tahun telah berganti kabinet sebanyak 7 kali, di antaranya : Kabinet Masa Demokrasi Liberal : 1. Kabinet Natsir (September 1950 Maret 1951) 2. Kabinet Sukiman (April 1951 April 1952) 3. Kabinet Wilopo (April 1952 Juni 1993) 4. Kabinet Ali Sastromidjojo I (Juli 1953 Juli 1955) 5. Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955 Maret 1956) dilaksanakan pemilu I 6. Kabinet Ali Sastromidjojo II (Maret 1956 Maret 1957) 7. Kabinet Karya atau Juanda (April 1957 Juli 1959) By Amelia Khomey 4 5. Natsir By Amelia Khomey 5 6. Pokok-pokok program kerja Natsir: 1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman 2. Konsolidasi dan menyempurnakan dan pemerintahan 3. Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang RI 4. Mengembangkan dan memperkuat kekuatan ekonomi rakyat 5. Memperjuangkan penyelesaian Irian Barat Pada masa pemerintahan Natsir, hampir di seluruh wilayah Indonesia tejadi pemberontakan, sehingga muncul berbagai masalah dalam negri. Persoalan Irian Barat yang dirintis oleh kabinet Natsir akhirnya menemui jalan buntu. Akhirnya Natsir mengembalikan mandatnya kepada presiden pada tanggal 21 maret 1951 By Amelia Khomey 6 7. Sukiman By Amelia Khomey 7 8. Program sukiman hampir sama dengan kabinet natsir. Hanya beberapa hal mengalami perubahan skala prioritas. Misalnya mengenai pemulihan keamanan dan ketertiban. Pada masa kabinet sukiman terjadi krisis moral yang ditandai oleh korupsi dan kegemaran akan barang-barang mewah. Kabinet sukiman dituduh telah memasukkan Indonesia ke dalam blok barat. DPR menggugat kebijakan itu sehingga kabinet Sukiman jatuh. By Amelia Khomey 8 9. Wilopo By Amelia Khomey 9 10. Program kerjanya lebih ditujukkan kepada persiapan pemilihan umum, kemakmuran yang ditekankan kepada peningkatan taraf hidup rakyat. Walaupun demikian, kabinet wilopo juga tidak luput dari berbagai masalah. Masalah terberat yang dihadapi Kabinet Wilopo adalah masalh yang menyangkut AD, atau yang terkenal dengan Peristiwa 17 Oktober 1952. Dan pada tanggal 2 Juni 1953 Perdana Menteri Wilopo mengembalikkan mandatnya kepada presiden. By Amelia Khomey 10 11. Sastroamid jojo By Amelia Khomey 11 12. 4 pasal program kerja Ali Sastroamidjojo 1. Dalam negeri (meningkatkan keamanan, kemakmuran, dan segera diadakan pemilihan umum) 2. Pembebasan Irian Barat 3. Luar negeri (pelaksanaan politik bebas-aktif, peninjauan kembali persetujuan KMB) 4. Penyelesaian pertikaian politik Namun dalam menjalankan tugasnya kabinet Ali juga mendapatkan masalah dengan AD. Ada banyak masalah dan kemelut dalam kabinetnya. Sehingga pada tanggal 24 Juli1955 Ali mengembalikan mandatnya kepada presiden. Namun disamping kegagalannya, Ali juga masih mendapat kesuksesan yaitu dalam pemilu. By Amelia Khomey 12 13. Burhanuddin Harahap By Amelia Khomey 13 14. Ir. Juanda By Amelia Khomey 14 15. SISTEM MULTI PARTAI Dampak Positif : 1. Menghidupkan suasana demokratis di Indonesia. 2. Mencegah kekuasaan presiden yang terlalu besar, karena wewenang pemerintah di pegang oleh partai yang berkuasa 3. Menempatkan kalangan sipil sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dan pemerintahan. By Amelia Khomey 15 16. Dampak Negatif : 1.Sejumlah partai cenderung menyuarakan kepentingan kelompok sendiri, bukan banyak rakyat. 2. Ada kecenderungsn persaingan tidak sehat, baik dalam parlemen maupun kabinet yang berupa saling menjatuhkan. By Amelia Khomey 16 17. PEMILIHAN UMUM 28 partai yang ikut serta dalam pemilu pertama pada tahun 1955 By Amelia Khomey 17 18. Hasil pemilu I memunculkan empat partai terkemuka yang meraih kursi terbanyak di DPR dan kontituante , yaitu : perimbangan perolehan kursi DPR Hasil Pemilu Tahun 1955 tahap I : Masyumi : 60 kursi PNI : 58 kursi PKI : 32 kursi NU : 47 kursi Partai lainya memperebutkan sisa 75 kursi By Amelia Khomey 18 19. Perimbangan perolehan kursi kontituante Hasil pemilu tahun 1955 tahp II : PNI : 199 kursi Masyumi : 112 kursi NU : 91 kursi PKI : 80 kursi Partai lainnya memperebutkan sisa 118 kursi. By Amelia Khomey 19 20. Walaupun pemilu I dapat berlangsung dengan aman, lancar dan tertib tetapi keadaan politik dan keamanaan belum stabil,hal ini di sebabkan oleh : 1. Sering terjadi pertentangan antar politik. 2. Partai politik hanya mempertahankan keyakinan partainya. 3. Anggota DPR hasil pemilu belum dapat memenuhi harapan rakyat. 4. Badan kontituante gagal menyusun UUD. By Amelia Khomey 20 21. Kemacetan politik dalam kontituante, bagi militer merupakan situasi yang membahayakan kelangsungan bangsa dan negara, maka KSAD Letjen AH Nasution (atas nama pemerintah / PERPU) mengeluarkan larangan bagi semua kegiatan politik mulai tanggal 3 Juni 1959. Larangan itu ditindak launjuti oleh Presiden Soekarno, dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. KEGAGALAN KONSTITUANTE MENYUSUN UNDANG UNDANG DASAR By Amelia Khomey 21 22. Pertimbangan Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : 1. Anjuran untuk kembali ke UUD 1945 tidak memperoleh keputusan dari Konstituante. 2. Konstituante tidak mungkin lagi menyelesaikan tugasnya karena sebagian besar anggotanya telah menolak menghadiri sidang. 3. Kemelu6 dalam konstituante membahayakan prsatuan, mengancam keselamatan negara, dan merintangi pembanggunan nasional. DEKRIT PRESIDEN 5 Juli 1959 By Amelia Khomey 22 23. Keputusan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : 1. Kontituante di bubarkan. 2. UUD 1945 kembali berlaku sebagai UUD Republik Indonesia. 3. Segera membentuk MPRS dan DPAS. By Amelia Khomey 23 24. Sentralisasi Kekuasaan Ekonomi Terpimpin Politik Mercusuar Keluar dari PBB Dwikora Dampak Dekrit Presiden By Amelia Khomey 24 25. Sisi Positif Dekrit Presiden : 1. Menyelamatkan dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan. 2.Memberikan pedoman yang jelas (UD 1945) bagi kelangsunggan negara. 3. Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara (MPRS) dan lembaga tinggi (DPAS) yang selama masa Demokrasi Liberal tertunda tunda pembentukanya. By Amelia Khomey 25 26. Sisi Negatif Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : 1. Memberikan kekuasaan yang besar kepada Presiden baik terhadap MPR maupun lembaga tinggi negara. 2. Memberi peluang bagi kalangan militer untuk terjun dalam bidang politik. By Amelia Khomey 26 27. Berlakunya masa demokrasi liberal (1950- 1959), di dalam negeri Indonesia masih menimbulkan beberapa gangguan keamanan, diantaranya gangguan keamanan dari dalam negeri, seperti pemberontakan APRA PPRI dan Permest a RMS DI / TII KETIDAKSTABILAN POLITIK By Amelia Khomey 27