Demam reumatik

7
Demam reumatik adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi Streptokokus hemolitik grup A, dengan salah satu gejala mayor yaitu, poliartritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritema marginatum 1,2,3,4 . Demam reumatik biasanya terjadi akibat infeksi beta-streptokokus hemoliticus grup A pada saluran pernafasan bagian atas. 1,2 Mekanisme patogenesis yang menimbulkan perkembangan demam rematik akut belum diketahui secara pasti namun ada dua teori dasar yang berupaya menjelaskan perkembangan sekuele faringitis streptokokusus grup A ini, yakni pengaruh toksis yang dihasilkan oleh toksin ekstra seluler streptococcus grupa A pada organ sasaran seperti miokardium, katup, sinovium dan otak, dan kelainan respon imun oleh hospes manusia. 4,5 Perjalanan klinis demam reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium. Stadium I berupa infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman streptokokus B hemolitikus grup A. Umumnya keluhan berupa demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, dan bahkan pada anak kecil dapat terjadi diare. Pada pemeriksaan fisik sering didapatkan eksudat di tonsil yang menyertai tanda-tanda peradangan lainnya. Kelenjar getah bening submandibular seringkali membesar. Stadium II disebut juga periode laten, yaitu masa antara infeksi streptokokus dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu. Stadium III adalah fase akut demam reumatik, saat timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan manifestasi spesifik demam reumatik. Gejala peradangan umum biasanya penderita mengalami demam yang tidak tinggi, anoreksia, lekas tersinggung dan berat badan tampak menurun, anak pucat karena anemia, athralgia, sakit perut. Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan tanda-tanda reaksi peradangan akut berupa terdapatnya C reaktiv protein dan leukositosis serta meningginya laju endap darah. Titer ASTO meninggi pada kira-kira 80% kasus. Pada pemeriksaan EKG dapat dijumpai pemanjangan interval PR. Sebagian gejala-gejala peradangan umum dikelompokkan sebagai gejala minor. Manifestasi spesifik berupa karditis, poliartritis

Transcript of Demam reumatik

Page 1: Demam reumatik

Demam reumatik adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi Streptokokus hemolitik grup A, dengan salah satu gejala mayor yaitu, poliartritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritema marginatum 1,2,3,4. Demam reumatik biasanya terjadi akibat infeksi beta-streptokokus hemoliticus grup A pada saluran pernafasan bagian atas.1,2

Mekanisme patogenesis yang menimbulkan perkembangan demam rematik akut belum diketahui secara pasti namun ada dua teori dasar yang berupaya menjelaskan perkembangan sekuele faringitis streptokokusus grup A ini, yakni pengaruh toksis yang dihasilkan oleh toksin ekstra seluler streptococcus grupa A pada organ sasaran seperti miokardium, katup, sinovium dan otak, dan kelainan respon imun oleh hospes manusia.4,5

Perjalanan klinis demam reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium. Stadium I berupa infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman streptokokus B hemolitikus grup A. Umumnya keluhan berupa demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, dan bahkan pada anak kecil dapat terjadi diare. Pada pemeriksaan fisik sering didapatkan eksudat di tonsil yang menyertai tanda-tanda peradangan lainnya. Kelenjar getah bening submandibular seringkali membesar. Stadium II disebut juga periode laten, yaitu masa antara infeksi streptokokus dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu. Stadium III adalah fase akut demam reumatik, saat timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan manifestasi spesifik demam reumatik. Gejala peradangan umum biasanya penderita mengalami demam yang tidak tinggi, anoreksia, lekas tersinggung dan berat badan tampak menurun, anak pucat karena anemia, athralgia, sakit perut. Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan tanda-tanda reaksi peradangan akut berupa terdapatnya C reaktiv protein dan leukositosis serta meningginya laju endap darah. Titer ASTO meninggi pada kira-kira 80% kasus. Pada pemeriksaan EKG dapat dijumpai pemanjangan interval PR. Sebagian gejala-gejala peradangan umum dikelompokkan sebagai gejala minor. Manifestasi spesifik berupa karditis, poliartritis migrans, korea, eritema marginatum, nodul subkutan dikelompokkan sebagai gejala mayor4,5,6

Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis demam reumatik dengan biakan tenggorok, ASTO, DNAase B dan uji AH, LED faktor rheumathoid, uji adanya antibodi anti nuklear, dan penentuan kadar komplemen, gamma globulin serum, elektrokardiogram dan rontgenogram dada.5

Kriteria diagnosis demam reumatik akut (DRA) berdasarkan Kriteria Jones (revisi 1992), ditegakkan bila ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor, ditambah dengan bukti infeksi streptokokus grup A tenggorok positif dan peningkatan titer antibodi Streptokokus 2,3,4,5,6,7,8,9

Jantung merupakan satu-satunya organ yang dapat menderita kelainan permanen akibat demam rematik. Sebagian penderita demam reumatik akut dengan valvulitis dapat melewati stadium III dan sembuh tanpa gejala sisa katup, sebagian lagi akan tenang dengan meninggalkan gejala sisa katup, dengan atau tanpa kardiomegali atau gagal jantung 3,4.

Kriteria derajat penyakit demam reumatik ini terbagi 4 yakni, derajat 1 dengan artritis atau korea tanpa karditis. Derajat 2 dengan karditis tanpa kardiomegali. Derajat 3 dengan karditis disertai

Page 2: Demam reumatik

gagal jantung. Derajat 4 dengan karditis yang disertai gagal jantung. 7 Kelainan katup yang paling sering ditemukan adalah katub mitral, kira-kira 3 kali lebih banyak dari pada katub aorta. Komplikasi yang dapat timbul antara lain insufisiensi Mitral, stenosis mitral dan insufisiensi aorta.3.,4,6

-

-

PENATALAKSANAAN DEMAM REUMATIK

-

Terapi demam reumatik akut dapat dibagi menjadi lima pendekatan :8

PENGOBATAN KAUSAL

Pengobatan kausal dilakukan dengan cara eradikasi kuman Streptokokus pada saat serangan akut dan pencegahan sekunder demam rematik. Cara pemusnahan Streptokokus dari tonsil dan faring sama dengan pengobatan faringitis Streptokokus, yakni pemberian penisilin benzatin intramuskuler dengan dosis 1,2 juta unit untuk pasien dengan berat badan > 30 kg atau 600.000 samapi 900.000 unit untuk pasien dengan berat badan < 30 kg. Penisilin oral 400.000 unit (250 mg) diberikan 4 kali sehari selama 10 hari dapat digunakan sebagai alternatif. Eritromisin 50 mg/kgBB sehari dibagi 4 dosis yang sama, dengan maksimum 250 mg 4 kali sehari selama 10 hari dianjurkan untuk pasien yang alergi penisiin.

Page 3: Demam reumatik

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DEMAM REUMATIK

BABIPENDAHULUAN

A.DefenisiDemam reumatik adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang mengenai jaringan konektif jantung, tulang, jaringan subkutan dan pembuluh darah pada pusat sistem persarafan, sebagai akibat dari infeksi beta-Streptococcus hemolyticus grup A.

B.EtiologiSecarapastibelumdiketahui Penderita dengan infeksi saluran nafas yang tak terobati (kuman; A beta Hemolytic streptococcus).

Manifestasiklinis Polyarthritis Karditis Chorea (Pergerakan yang tanpa disadari pada tungkai, lengan dan muka) Eritema marginal (merah pada kulit yang lesi kemudian muncul makula pada truncus dan perifer) Adanyanodulpadasubkutan.

D.PatofisiologiDemam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada pharynxStreptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk tersebut.Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen.Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok kuman A betahemolytic.Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak khususnya di ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan risiko.Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis.

Pemeriksaandiagnostik RiwayatadanyainfeksisalurannafasatasdangejalaPositifantistretolysintiterO PositifstretozymepositifantujiDNAaseB MeningkatnyaC-reaktifproteinMeningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah (eritrosit)Fot0rontgenmenunjukkanpembesaranjantung

Page 4: Demam reumatik

ElektrokardiogrammenunjukkanarrhtythmiaEEhocardiogrammenunjukkanpembesaranjantungdanlesi PenatalaksanaanteraupetikPemberianantibiotik Mengobati gejala peradangan, gagal jantung, dan choreaPilihan pengobatan adalah antibiotik pencillin dan anti peradangan misalnya; aspirin atau penggantinyauntuk2-6minggu.

Penatalaksanaanperawatan Pengkajian•Riwayatpenyakit•Monitor komplikasi jantung (CHF dan arrhythmia)•Auskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama derap diastole•Tanda-tandavital•Kajiadanyanyeri•Kajiadanyaperadangansendi•Kajiadanyalesipadakulitb.Diagnosakeperawatan1. Kurangnya pengetahuan orang tua/ anak berhubungan dengan pengobatan, pembatasan aktivitas,risikokomplikasijantung2.tidakefektifkopingindividuberhubungandengankondisipenyakit3.Nyeriberhubungandenganpolyartritis.4.Risikoijuryberhubungandenganinfeksistreptococcus

c. Perencanaan1. Orang tua dan anak akan memahami tentang regimen pengobatan dan pembatasan aktivitas.2. Anak tidak akan menunjukakan stress emosional dan dapat menggunakan strategi koping yang efektif3. Anak dapat menunjukkan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat kesanggupan.4. Anak akan memperlihatkan tidak adanya gejala-gejala sakit menelan untuk pertama kali atau tidakadainjuryd.Imlementasi1.Mencegahataumendeteksikomplikasi•Auskultasbunyijantunguntukmengetahuiadanyaperubahanirama•Pemberianantibiotiksesuaiprogram• Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan berikan periode istirahat.•Berikanterapibermainyangsesuaidantidakmembuatlelah.2.Supportanakdalampembatasanaktivitas•Kajikeinginanuntukbermainsesuaidenganusiadankondisi•Buatjadualaktivitasdanistirahat•Ajarkanuntukpartisipasidalamaktivitaskebutuhansehari-hari• Ajarkan pada anak/ orang tua bahwa pergerakan yang tidak disadari adalah dihubungkan dengan Choreadantemporer.3.Memberikankontrolnyeriyangadekuat•Kajinyeridenganskala•Pemberiananalgeik,antiperadangandanantipiretiksesuaiprogram

Page 5: Demam reumatik

•Reposisiuntukmengurangistresssendi•Berikanterapihangatdandinginpadasendiyangsakit•Lakukandistraksimisalnya;teknikrelaksasidanhayalan.4.Mencegahinfeksidaninjury•Monitortemperatursetiap4jamselamadirawat.•Pemberianantibiotiksesuaiprogram•Lihatjugadalamperencanaanpemulangan•Anakdiistirahatkan

e.Perencanaanpemulangan• Berikan informasi tentang kebutuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan pembatasan, aktivitas•Istirahat 2-6 minggu, bantu segala pemenuhan aktivitas kebutuhan sehari-hari• Jelaskan pentingnya istirahat dan membuat jadual istirahat dan aktivitas sampai tanda-tanda klinis tidak ada.•Jelaskan terapi yang diberikan; dosis, efek samping, risiko komplikasi jantung•Berikan support lingkungan yang aman, jangan biarkan anak tidur di lantai•Instruksikan untuk menginformasikan jika ada tanda sakit menelan•Tekankanpentingnyakontrolulang.