Demam Kuning

21
MAKALAH PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DEMAM KUNING (YELLOW FEVER) Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Kesehatan-A Dosen Pengampu : Abdul Hadi Kadarusno, SKM, M.Ph Disusun oleh : 1. Dina Merlynaningrum (P07133112014) 2. Erni Cahyani Putri (P07133112017) 3. Pipit Ike Lestari (P07133112047) 1

description

Demam kuning, Cara penularan, Gejala, Model epidemiologi, Riwayat alamiah, Pencegahan, Pengobatan

Transcript of Demam Kuning

Page 1: Demam Kuning

MAKALAH

PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DEMAM KUNING (YELLOW FEVER)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Kesehatan-A Dosen Pengampu : Abdul Hadi Kadarusno, SKM, M.Ph

Disusun oleh :

1. Dina Merlynaningrum (P07133112014)2. Erni Cahyani Putri (P07133112017)3. Pipit Ike Lestari (P07133112047)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

KESEHATAN LINGKUNGAN

2013

1

Page 2: Demam Kuning

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Demam Kuning”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah

Epidemiologi Kesehatan A. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih

banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat

kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, 2013

Penulis

2

Page 3: Demam Kuning

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 2

C. Tujuan …………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Demam Kuning dan Penyebabnya ............. 3

B. Cara Penularan Penyakit Demam Kuning .................................. 3

C. Gejala yang Ditimbulkan dari Penyakit Demam Kuning ............ 4

D. Model Epidemiologi yang Digunakan Pada Penyakit

Demam Kuning ........................................................................... 4

E. Riwayat Alamiah Penyakit Demam Kuning .............................. 5

F. Cara Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Kuning .. 6

G. Pengobatan Penyakit Demam Kuning ........................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………….. 10

B. Saran ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 11

3

Page 4: Demam Kuning

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KLB (Kejadian luar biasa) merupakan meningkatnya kejadian kesakitan

atau kematian yang bermakna secara epidemioligis pada suatu daerah dalam

waktu tertentu dan menjurus kepada wabah. Kasus KLB dapat disebabkan

oleh berbagai macam faktor penyebab penyakit baik dari parasit virus,

bakteri, jamur ataupun dari vektor binatang. Salah satu penyakit yang

disebabkan oleh virus adalah demam kuning (Yellow Fever).

Demam kuning disebabkan oleh virus yang ditularkan

melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan spesies lainnya yang

ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan Afrika,

tetapi tidak di Asia (Newsmedical, 2012). Pada 200.000 kasus demam

kuning, 30.000 diantaranya dapat menyebabkan kematian di seluruh dunia

setiap tahun. Meskipun penyakit demam kuning belum pernah dilaporkan di

Asia, tetapi wilayah ini tetap berisiko karena kondisi yang diperlukan untuk

transmisi hadir di sana. Dalam abad terakhir (XVII ke XIX) wabah demam

kuning dilaporkan di Amerika Utara (NewYork, Philadelphia, Charleston,

New Orleans, dll) dan Eropa (Irlandia,Inggris, Perancis, Italia, Spanyol dan

Portugal). Kasus fatalitas berkisar dari 15% menjadi lebih dari 50%. Sebagian

besar kasus dan kematian terjadi di sub-Sahara Afrika disebabkan oleh

demam kuning yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama

dan terjadi dalam pola epidemi. Tiga puluh dua negara di Afrika sekarang

dianggap berisiko demam kuning dengan total populasi 610 juta orang dan

lebih dari 219 juta  diantaranya tinggal didaerah perkotaan.

Meskipun penyakit ini biasanya menyebabkan kasus sporadis dan KLB

kecil, hampir di semua pusat kota besar di daerah tropis Amerika telah

reinfested dengan Aedes aegypti. Penduduk yang paling rentan adalah

penduduk yang tinggal di perkotaan karena cakupan imunisasi rendah. Di

Amerika Latin, di daerah perkotaan memiliki daerah epidemik yang memiliki

risiko lebih besar dalam 50 tahun terakhir. Kepadatan dan habitat nyamuk

4

Page 5: Demam Kuning

Aedes aegypti telah diperluas baik di daerah perkotaan dan pedesaan.

Penyakit ini awalnya diimpor dari Afrika ke Amerika.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit demam kuning dan apa

penyababnya? 

2. Bagaimana cara penularan penyakit demam kuning?

3. Gejala apa saja yang ditimbulkan dari penyakit demam kuning?

4. Apa model epidemiologi yang digunakan pada penyakit demam kuning?

5. Bagaimana riwayat alamiah penyakit demam kuning?

6. Bagaimana cara pencegahan dan pengendalian penyakit demam kuning ?

7. Bagaimana cara pengobatan penyakit demam kuning ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari penyakit demam kuning dan penyebabnya.

2. Mengetahui cara penularan penyakit demam kuning.

3. Mengetahui apa saja gejala yang ditimbulkan dari penyakit demam

kuning.

4. Mengetahui model epidemiologi yang digunakan pada penyakit demam

kuning.

5. Mengetahui riwaayat alamiah penyakit demam kuning.

6. Mengetahui cara pencegahan dan pengendalian penyakit demam kuning.

7. Mengetahui cara pengobatan penyakit demam kuning.

5

Page 6: Demam Kuning

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Demam Kuning dan Penyebabnya

Demam kuning adalah infeksi virus akut yang menyebabkan kerusakan

pada saluran hati, ginjal, jantung dan gastrointestinal. Virus ini berupa

sebuah virus RNA sebesar 40 hingga 50 nm dengan indera positif dari genus

Flavivirus, dari keluarga Flaviviridae. Virus demam kuning ini ditularkan

melalui perantara gigitan nyamuk betina (nyamuk demam kuning, Aedes

aegypti, dan spesies lain). Satu-satunya makhluk yang ditunggangi virus ini

adalah primata dan beberapa spesies nyamuk. Demam kuning dapat

menyebabkan gejala mirip flu, menguning baik dari kulit dan bagian putih

mata, yang dapat menyebabkan kematian.

B. Cara Penularan Penyakit Demam Kuning

Ada tiga jenis siklus penularan penyakit demam kuning, yaitu :

1. Sylvatic (atau hutan) demam kuning

 Di hutan hujan tropis, demam kuning terjadi pada monyet yang

terinfeksi oleh nyamuk liar. Monyet-monyet yang terinfeksi kemudian

menularkan virus kepada nyamuk. Nyamuk yang terinfeksi menggigit

manusia yang masuk ke hutan, sehingga dapat menimbulkan penyakit

demam kuning. Sebagian besar infeksi terjadi pada pria muda yang

bekerja di hutan (misalnya untuk logging).

2. Demam kuning intermediet

 Di bagian lembab atau semi-lembab Afrika, epidemi skala kecil

terjadi. Semi-negeri nyamuk (yang berkembang biak di rumah tangga liar

dan sekitarnya) menginfeksi baik kera dan manusia. Kontak meningkat

antara manusia dan nyamuk yang terinfeksi menyebabkan transmisi.

Banyak desa yang berjauhan di suatu daerah dapat menderita kasus

secara bersamaan. Ini adalah jenis yang paling umum dari wabah di

6

Page 7: Demam Kuning

Afrika. Wabah bisa menjadi epidemi lebih parah jika infeksi dilakukan

ke daerah penduduk dengan nyamuk domestik dan orang yang belum

divaksinasi.

3. Demam kuning perkotaan

Wabah besar terjadi ketika orang yang terinfeksi menularkan virus

ke daerah-daerah padat penduduk dengan tingginya jumlah orang yang

rentan dan nyamuk Aedes. Nyamuk yang terinfeksi menularkan virus

dari orang ke orang.

C. Gejala yang Ditimbulkan dari Penyakit Demam Kuning

Pada penderita sakit sedang, akan terjadi demam, menggigil, sakit

kepala, sakit otot punggung, sakit seluruh badan, badan lemah, mual, dan

muntah. Denyut nadi relatif lambat dibandingkan dengan peningkatan suhu.

Kuning pada telapak tangan dan selaput putih mata (jaundice) timbul sejak

pemulaan sakit. Air seni yang dikeluarkan biasanya sedikit sampai tidak ada

(anuria). Jumlah sel darah putih (leukosit) rendah (leukopenia) juga terjadi

sejak permulaan sakit, terutama pada sakit hari ke-5. Kemudian penyakit

mulai sembuh.

Pada penderita sakit berat ditandai dengan timbulnya perdarahan

melalui lubang hidung (epistaxis), perdarahan gusi (ginggival-bleeding), dan

muntah darah (hematemesis), serta berak darah (melena). Disamping itu,

terjadi gangguan fungsi hati dan ginjal.

D. Model Epidemiologi yang Digunakan Pada Penyakit Demam Kuning

Pada kasus ini model epidemiologi yang digunakan adalah Triad

Epidemiologi atau Segitiga Epidemiologi, yang menunjukkan adanya

hubungan keterkaitan yang erat antara host, agent dan environment.

Agent

Demam kuning disebabkan oleh virus demam kuning yang disebut

Flavivirus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Nyamuk demam kuning biasanya adalah nyamuk Aedes aegypti.

7

Page 8: Demam Kuning

Host

Manusia dan monyet merupakan host atau pejamu utama yang

terinfeksi oleh virus ini.

Environment

Virus demam kuning hidup di daerah yang beriklim tropis. Sehingga

Demam kuning hanya terjadi di Afrika dan Amerika Selatan di negara

yang terletak dekat khatulistiwa.

E. Riwayat Alamiah Penyakit Demam Kuning

Gejala demam kuning muncul 3 sampai 6 hari setelah seseorang digigit

oleh nyamuk yang terinfeksi. Biasanya gejala fase akut akan bertahan selama

3 sampai 4 hari dan kemudian menghilang. Jika orang yang terinfeksi akan

maju ke fase beracun, gejala fase beracun akan mulai dalam waktu 24 jam

dari akhir fase akut. Ketika seseorang sembuh dari demam kuning, mereka

dianggap memiliki kekebalan seumur hidup dari penyakit ini.

Fase beracun berkembang ketka terjadi demam kembali, dengan gejala

klinis termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri punggung, mual, muntah,

sakit perut, dan kelelahan. Koagulopati hati menghasilkan gejala hemoragik,

termasuk hematemesis (muntah hitam), epistaksis (hidung berdarah),

perdarahan gusi, dan perdarahan petekie dan purpura (memar). Ikterus

memperdalam dan proteinuria sering terjadi pada kasus berat.

Pada tahap akhir penyakit, pasien dapat mengalami hipotensi, syok,

asidosis metabolik, nekrosis tubular akut, disfungsi miokard, dan aritmia

jantung. Kebingungan, kejang, dan koma juga dapat terjadi. Ketika epidemi

terjadi di populasi tidak divaksinasi, tingkat fatalitas kasus berkisar dari 15%

menjadi lebih dari 50%. Infeksi bakteri sekunder dan gagal ginjal adalah

komplikasi. Gejala kelemahan dan kelelahan dapat berlangsung beberapa

8

Page 9: Demam Kuning

bulan pada orang yang pulih. Mereka yang sembuh dari demam kuning

umumnya memiliki kekebalan terhadap infeksi berikutnya berlangsung.

1. Fase akut

Demam

Sakit kepala

Nyeri otot

Sakit punggung

Panas dingin

Kehilangan nafsu makan

Mual dan/atau muntah

2. Tahap Beracun

Demam tinggi

Sakit perut

Pendarahan dari gusi, hidung, mata, dan / atau perut

"Hitam" muntah (muntah yang muncul hitam karena kandungan

darah)

Tekanan darah rendah

Gagal hati, yang dapat menyebabkan sakit kuning (menguningnya

kulit dan putih mata)

Gagal ginjal

Kebingungan

Penyitaan

Koma

Kematian (sekitar 50% dari pasien fase beracun mati)

9

Page 10: Demam Kuning

F. Cara Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Kuning

1. Vaksinasi

Vaksinasi adalah ukuran paling penting untuk mencegah demam

kuning. Didaerah berisiko tinggi dimana cakupan vaksinasi rendah,

pengendalian wabah melalui imunisasi sangat penting untuk mencegah

epidemi. Untuk mencegah wabah diseluruh wilayah yang terkena

dampak, cakupan vaksinasi harus mencapai minimal 60% sampai 80%

dari populasi yang berisiko. Hanya sedikit negara-negara endemik yang

baru-baru ini diuntungkan dari kampanye vaksinasi massal. Vaksinasi

pencegahan dapat ditawarkan melalui imunisasi bayi rutin dan kampanye

massa satu kali untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di negara-negara

yang berisiko, serta untuk wisatawan ke daerah endemik demam kuning.

WHO sangat menganjurkan vaksinasi demam kuning rutin untuk anak-

anak di daerah berisiko untuk penyakit ini. Vaksin demam kuning aman

dan terjangkau, memberikan kekebalan efektif terhadap demam kuning

dalam satu minggu untuk 95% dari mereka yang divaksinasi. Sebuah

dosis tunggal memberikan perlindungan bagi 30-35 tahun atau lebih, dan

mungkin untuk hidup. Risiko kematian dari demam kuning jauh lebih

besar daripada risiko yang berkaitan dengan vaksin.

Kontra indikasi vaksinasi meliputi:

a. Anak-anak berusia kurang dari 9 bulan untuk imunisasi rutin

(atau kurang dari 6 bulan selama epidemi).

b. Wanita hamil, kecuali selama wabah demam kuning ketika risiko

infeksi tinggi.

c. Pasien yang alergi berat terhadap protein telur.

d. Orang dengan imunodefisiensi parah karena gejala HIV / AIDS

atau penyebab lain.

Wisatawan, terutama yang datang keAsia dari Afrika atau Amerika

Latin harus memiliki sertifikat vaksinasi demam kuning. Jika ada alasan

medis untuk tidak mendapatkan vaksinasi, Peraturan Kesehatan

10

Page 11: Demam Kuning

Internasional menyatakan bahwa ini harus disertifikasi oleh pihak yang

berwenang.

2. Hindari gigitan nyamuk

Kenakan Pakaian yang tepat untuk mengurangi gigitan nyamuk.

Ketika cuaca memungkinkan, kenakan baju lengan panjang, celana

panjang dan kaos kaki ketika di luar rumah. Nyamuk dapat menggigit

melalui pakaian tipis, sehingga penyemprotan pakaian dengan permetrin

mengandung pembasmi atau lain-EPA akan memberikan perlindungan

ekstra. Jangan menerapkan penolak mengandung permetrin langsung ke

kulit.

Sadari jam nyamuk puncak. Waktu menggigit puncak untuk

spesies nyamuk banyak adalah senja hingga fajar. Ambil perawatan ekstra

untuk menggunakan pakaian pelindung nyamuk pada pagi hari, siang hari

serta malam hari untuk menghindari kegiatan di luar ruangan di daerah

dimana Demam Kuning berisiko.

3. Pengendalian nyamuk

Dalam beberapa situasi, pengendalian nyamuk adalah vital 

disamping pemberian vaksinasi. Risiko penularan demam kuning di

daerah perkotaan dapat dikurangi dengan menghilangkan tempat

berkembang biak nyamuk potensial dan menerapkan insektisida ke air di

mana merupakan  perkembangan nyamuk tahap awal. Aplikasi insektisida

semprot untuk membunuh nyamuk dewasa selama epidemi perkotaan,

dikombinasikan dengan kampanye vaksinasi darurat, dapat mengurangi

atau menghentikan penularan demam kuning

Secara historis, kampanye pengendalian nyamuk Aedes aegypti

berhasil dieliminasi, vektor demam kuning perkotaan, dari negara-negara

daratan sebagian besar Amerika Tengah dan Selatan.

Sasaran program pengendalian nyamuk-nyamuk liar di kawasan hutan

tidak praktis untuk mencegah hutan (sylvatic) sebagai lingkungan

penularan demam kuning.

11

Page 12: Demam Kuning

G. Pengobatan Penyakit Demam Kuning

Tidak ada pengobatan khusus untuk demam kuning, hanya perawatan

suportif untuk mengobati dehidrasi dan demam. Infeksi bakteri yang terkait

dapat diobati dengan antibiotik. Perawatan suportif dapat meningkatkan hasil

bagi pasien sakit parah, tetapi perawatan suportif jarang tersedia di daerah-

daerah miskin.

Pengobatan gejala dengan istirahat, pemberian cairan dan ibuprofen,

naproxen, acetaminophen, atau parasetamol dapat meredakan gejala demam

dan sakit. Pada penderita demam kuning aspirin harus dihindari. Orang yang

terinfeksi harus dilindungi dari paparan nyamuk lebih lanjut (tinggal di dalam

rumah dan/atau di bawah kelambu selama beberapa hari pertama sakit)

sehingga mereka tidak dapat berkontribusi pada siklus penularan.

12

Page 13: Demam Kuning

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Demam kuning adalah infeksi virus akut yang menyebabkan kerusakan

pada saluran hati, ginjal, jantung dan gastrointestinal.

2. Ada 3 cara penularan penyakit demam kuning, yaitu : sylvatic(atau hutan)

demam kuning, demam kuning intermediet, demam kuning perkotaan.

3. Model epidemiologi yang digunakan pada penyakit demam kuning adalah

model Triad atau segitiga epidemiologi.

4. Riwayat alamiah terdiri dari fase akut dan fase beracun.

5. Cara pencegahan dan pengendalian penyakit demam kuning adalah

dengan cara vaksinasi, menghindari gigitan nyamuk, dan pengendalian

nyamuk.

6. Pada penderita penyakit kuning tidak ada pengobatan khusus, hanya

perawatan suportif untuk mengobati dehidrasi dan demam.

B. Saran

Demam kuning merupakan penyakit endemik di Afrika dan Amerika

Selatan. Jadi, bagi wisatawan yang berkunjung ke negara-negara tersebut,

diharuskan memiliki sertifikat vaksin demam kuning. Hal ini dilakukan agar

para pengunjung tersebut tidak terkena demam kuning dan tidak pula

membawa penyakit demam kuning tersebut ke negara asalnya.

13

Page 14: Demam Kuning

DAFTAR PUSTAKA

1. Yatim, Faisal. 2007. Macam-Macam Penyakit Menular dan Cara Pencegahannya

Jilid 2. Jakarta: Pustaka Obor Populer

2. http://www.news-medical.net/health/what-is-yellow-fever-(Indonesian).aspx

14