Demam Dengue
-
Upload
dea-noviana -
Category
Documents
-
view
381 -
download
0
Transcript of Demam Dengue
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 1/18
DEMAM BERDARAH
Ahmad, 19 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit kepala, nyeri otot,
demam tinggi, mual, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan sejak 5 hari. Pada pemeriksaan
fisik diperoleh hasil : suhu tubuh 39.5
o
C, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 108 x/menit,frekuensi nafas 20 x/menit, jantung dan paru dalam batas normal. Tes tourniquet (Rumpell
Leed) positif. Pemeriksaan penunjang laboratorium menunjukkan hasil hemoglobin 18
mg/dl, hitung leukosit 3000/ul, trombosit 40.000/ul dan hematokrit 58 vol %. Dokter
mendiagnosis DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) dan menyarankan agar Ahmad dirawat di
rumah sakit. Selain itu dokter juga mengatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus
Dengue yang termasuk dalam kelompok arbovirus dan ditularkan oleh vektor nyamuk.
STEP 1
1
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 2/18
Clarify unfamiliar terms
1. Rumpell leed : Pemeriksaan hemostasis yang menguji ketahanan pembuluh darah
dan pertahanan ekstravaskular
2. Hematokrit : Persentase volume eritrosit dalam darah keseluruhan juga
peralatan/prosedur yang digunakan dalam penentuannya
3. Arbovirus : Virus yang ditularkan oleh arthropoda
4. DHF : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh dengue dengan manifestasi klinis
dengan demam, nyeri otot/sendi yang disertai leucopenia, limfadenopati, dan
trombositopenia
5. Virus dengue : Spesies dari genus Flavivirus yang terdapat sebagai 4 tipe yang secara
antigen sekeluarga tetapi berbeda yang menyebabkan dengue hemorrhagic dandengue classic
6. Dengue : Penyakit virus di daerah tropis dengan infeksi erupsi demam yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes
7. Vektor : Suatu organisme yang membawa penyakit yang ditularkan kepada
hospesnya
8. Demam : Peningkatan suhu tubuh di atas normal yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme/pada pejamu proses non-infeksi seperti radang
9. Hemoglobin : Pigmen pembawa oksigen eritrosit dibentuk oleh eritrosit yang
berkembang dalam sumsum tulang
STEP 2Define problems
2
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 3/18
1. Bagaimana manifestasi klinis demam berdarah dari penderita demam berdarah?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan DHF?
3. Apa saja jenis-jenis demam dengue?
4. Bagaimana cara mencegah terjadinya DHF?
5. Nyamuk apa saja yang menjadi vektor dengue?6. Mengapa harus dilakukan tes Rumpell leed?
7. Daerah mana saja tempat penyebaran virus dengue?
8. Berapa kadar normal dari pemeriksaan laboratorium hematologi?
9. Bagaimana pencegahan virus dengue?
10. Apa perbedaan demam yang disebabkan oleh Plasmodium dan Arbovirus?
11. Bagaimana cara mengobati penyakit DHF?
12. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk mendiagnosis virus dengue?
13. Bagaimana epidemiologi dari vector DHF?
14. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh Arbovirus?
STEP 3
Brainstrom possible explanations for the problem
3
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 4/18
1. Demam, nyeri otot, sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
2. Sistem imun, jenis kelamin, umur lingkungan, cuaca
3. – Demam Dengue (DD)
- Dengue Hemorraghic Fever (DHF)
- Dengue Shock Syndrome (DSS)
4. – Melaksanakan 3M
- Fogging
- Memakai obat anti nyamuk
- Memakai kelambu saat tidur
5. Aedes Aegypti, Aedes Albopictus
6. Untuk memeriksa tekanan pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya petiki,
bila lebih dari 10 berarti tesnya positif
7. Daerah tropik dan subtropik
8. Hb laki-laki : 13-17 g/dl
Hb perempuan : 12-15 g/dl
Leukosit : 5000-10.000
Trombosit : 150.000-400.000
Hematokrit laki-laki : 40-48 %
Hematokrit perempuan : 37-43 %
9. Membasmi vektor virus dengue
10. Plasmodium : Selama 3 hari mengalami demam yang berturut-turut
Arbovirus : Siklus demam seperti pelana kuda (naik-turun)
11 Istirahat, pemberian cairan (oral/intervena), obat penurun panas
12. Rumpell leed, Pemeriksaan hematology, Tes widal
13. Daerah tropic dan subtropik
14. Demam berdarah, demam kuing, ensefalitis
STEP 4
Arrange explanation into a tentative solution or hypothesis
4
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 5/18
DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh dengue dengan manifestasi klinis dengan
demam, nyeri otot/sendi yang disertai leukopenia, limfadenopati, dan trombositopenia, yang
disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam Arbovirus yang melalui vektor Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus. Epidemiologi dari vector DHF adalah daerah tropik dan
subtropik. Arbovirus juga dapat menyebabkan penyakit demam berdarah, demam kuning, danensefalitis. Adapun perbedaan demam yang disebabkan oleh Plasmodium dan Arbovirus
yaitu jika Plasmodium demam berlangsung selama 3 hari berturut-turut, dan jika Arbovirus
mempunyai siklus demam seperti pelana kuda (naik-turun).
Gejala DHF ialah Demam, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan nyeri ulu hati. Demam dengue
terdiri dari Demam Dengue (DD), Dengue Hemorraghic Fever (DHF), dan Dengue Shock
Syndrome (DSS) yang disebabkan oleh sistem imun, jenis kelamin, umur, lingkungan, dan
cuaca. Pencegahan DHF dilakukan dengan cara melaksanakan 3M, fogging, memakai obat
anti nyamuk, memakai kelambu saat tidur, dan membasmi vektor virus dengue. Pemeriksaan
untuk mendiagnosa DHF dengan Rumpell leed, Pemeriksaan hematology, dan Tes widal.
Dapat diobati dengan cara istirahat, pemberian cairan (oral/intervena), dan pemberian obat
penurun panas.
STEP 5
Define learning objectives
1. Memahami dan menjelaskan arbovirus
5
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 6/18
1.1. Definisi arbovirus
1.2. Klasifikasi arbovirus
1.3. Sindroma klinis arbovirus
2. Memahami etiologi, patogenesis, dan manifestasi klinis infeksi arbovirus
2.1. Etiologi infeksi arbovirus2.2. Patogenesis infeksi arbovirus
2.3. Manifestasi infeksi arbovirus
2.4. Arbovirus yang menyebabkan DHF
2.5. Penyakit arbovirus pada manusia
3. Memahami etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, dan laboratorium infeksi demam
berdarah dengue
3.1. Etiologi infeksi demam berdarah dengue
3.2. Patogenesis infeksi demam berdarah dengue
3.3. Manifestasi klinis infeksi demam berdarah dengue3.4. Pemeriksaan fisik infeksi demam berdarah dengue
3.5. Pemeriksaan laboratorium infeksi demam berdarah dengue
4. Memahami aspek epidemiologi demam berdarah
4.1. Faktor yang menyebabkan prevalensi dan penyebaran demam berdarah
4.2. Vektor demam berdarah
4.3. Cara pencegahan infeksi demam berdarah
STEP 6
Gather information and individual study
6
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 7/18
STEP 7
1. Memahami dan Menjelaskan Arbovirus
1.1 Definisi Arbovirus
7
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 8/18
Arbovirus yaitu virus yang ditularkan oleh artropoda penghisap darah dari satu
vertebrata ke vertebrata lainnya. Vektor mendapatkan infeksi seumur hidup melalui
ingesti darah dari vertebrata yang mengalami viremia. Sebagian besar virus di seluruh
dunia adalah demam kuning, dengue, Japanese B encephalitis, Eastern equine
encephalitis, Russian spring-summer encephalitis, demam West Nile, dan demam
flebotamus.(Jawetz, 2004)
1.2 Klasifikasi arbovirus
Klasifikasi Taksonomi Arbovirus yang penting Sifat virus
Bunyaviridae
Genus Bunyavirus
Genus Nairovirus
Genus Phlebovirus
Virus Anopheles A dan B,
Bunyamwera, ensefalitis
California, Guama, La
Crosse, Oropouche, dan
Turlock (nyamuk)
Virus demam berdarah
Crimean-Congo, penyakit
domba nairobi, dan Sakhalin
(tungau)
Virus demam Rift Valley,
demam flebotomus, dan
Uukuniemi, (nyamuk,
tungau, sandflies)
Sferis, diameter 80-120
nm, Genom:RNA untai
tunggal, bersegmen tiga,
sense negatif atau
ambisense, ukuran total
11-21 kb, Virion
mengandung
transkriptase.
Filoviridae
Genus “Marburg-like”Genus “ Ebola-like” Virus MarburgVirus Ebola Filamen panjang,diameter 80 nm x variasi
panjang,(>10.000 nm).
Genom:RNA untai
tunggal, sense negatif,
tidak bersegmen,
berukuran 19 kb.
Flaviviridae
Genus Flavivirus Virus ensefalitis Brazil,
dengue, Japanese Bencephalitis, penyakit
Kyasanur Forest, louping ill,ensefalitis Murray Valley,
demam berdarah Omsk,
Russian spring-summer encephalitis, ensefalitis St.
Louis, (tungau)
demam West Nile, demam
kuning (nyamuk)
Sferis, diameter 40-60
nm, Genom:RNA untai
ganda, sense positif,
ukuran total 11 kb.Genom RNA infeksius.
Selubung
Reoviridae
Genus Coltivirus
Genus Orbivirus
Virus demam sengkenit
Colorado (nyamuk,tungau)
Virus penyakit kuda Afrikadan virus blue-tongue
Sferis, diameter 60-80
nm, Genom:RNA untai
ganda, 10-12 segmenlinear, ukuran 16-27 kbp.
8
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 9/18
(nyamuk) Tidak berselubung
Togaviridae
Genus Alphavirus Virus Chikungunya,
Mayaro, O’Nyong-nyong,
Ross River, Semliki forest,
Sindbis, serta Venezuelandan Eastern equineencephalitis, , Western
equine encephalitis(nyamuk)
Sferis, diameter 70 nm,
Genom:RNA untai
tunggal, sense positif,
ukuran 9.7-11,8 kb.Selubung
(Jawetz,2004)
1.3 Sindroma klinis arbovirus
Penyakit yang disebabkan oleh arbovirus disebabkan oleh arbovirus dapat
dibagi menjadi tiga sindron klinis:
(1) Demam tipe tidak diferensiasi dengan atau tanpa ruam makulopapular dan
biasanya jinak
(2) Ensefalitis, sering dengan angka kematian tinggi
(3) Demam berdarah, juga sering berat dan fatal.
Kategori tersebut berubah-ubah dan beberapa arbovirus dapat menimbulkan
lebih dari satu sindrom, misalnya dengue.
(Jawetz, 2004)
2. Memahami etiologi, patogenesis, dan manifestasi klinis infeksi arbovirus
2.1Etiologi infeksi arbovirus
Flavivirus dan TogavirusDi dalam genus Togaviridae, genus Alphavirus terdiri dari sekitar 30 virus
berdiameter 70nm yang memiliki genomRNA untai tunggal dan sense positif.
Selubung yang mengelilingi partikel mengandung dua glikoprotein. Alphavirus sering
menimbulkan infeksi persisten pada yamuk dan ditransmisikan antara vertebrata oleh
nyamuk atau artropoda penghisap darah lainnya. Virus ini diinaktivasi oleh pH asam,
panas, pelarut lemak, detergen, pemutih, fenol, alkohol 70% dan formaldehid.
Sebagian besar memiliki kemampuan aglutinasi.
Arbovirus termasuk genus Flavivirus dalam famili Flaviviridae. Famili
Flaviviridae terdiri dari sekitar 70 virus berdiameter 40-60 nm yang memiliki
genom:RNA untai tunggal dan sense positif. Selubung virus mengandung dua
glikoprotein. Beberapa flavivirus ditransmisikan antar vertebrata oleh nyamuk dantungau, sedangkan yang lainnya ditransmisikan antar-rodentia atau kelelawar tanpa
diketahui adanya vektor serangga. Flavivirus diinaktivasi dengan cara yang sama
dengan Alphavirus dan sebagian memiliki kemampuan hemaglutinasi.
(Jawetz, 2006)
2.2Patogenesis
Pada pejamu vertebrata yang rentan, pembelahan virus primer terjadi
di dalam sel mieloid dan sel limfoid atau di dalam endotel vaskular. Pada infeksi
alamiah pada burung dan mamalia, sering terjadi infeksi tanpa disertai gejala. Selama
9
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 10/18
beberapa hari terjadi viremia dan dan vektor artropoda mendapatkan virus melalui
darah yang dihisap pada periode ini-langkah awal penyebaran virus ke pejamu lain.
Penyakit pada hewan percobaan memberikan pengetahuan mengenia
penyakit pada manusia. Tikus digunakan untuk mempelajari patogenesis ensefalitis.
Setelah inokulasi subkutan, terjadi replikasi virus di dalam jaringan setempat dan
kelenjar limfe regional. Kemudian virus memasuki aliran darah dan tersebar.virusmelewati sawar darah otak melalui mekanisme yang tidak diketahui, mungkin
melibatkan neuron olfaktori atau sel vaskular otak, lalu menyebar. Terjadi degenerasi
neuronal yang luas pada semua ensefalitis yang disebabkan oleh arbovirus.
(Jawetz,2006)
2.3Manifestasi klinis
Masa inkubasi ensefalitis adalah 4-21 hari. Awitannya mendadak
berupa nyeri kepala berat, demam dan menggigil, mual dan muntah. Dalam 24-48
jam, timbul rasa mengantuk yang nyata, dan pasien dapat mengalami stupor.
Kebingungan mental, tremor, kejang serta koma terjadi pada kasus yang berat.
Demam berlangsung selama 4-10 hari. Angka mortalitas ensefalitis bervariasi.Sekuela berupa deteriosasi mental, perubajhan kepribadian, paralisis, afasia, serta
tanda-tanda serebelar.
(Jawetz,2006)
2.4 arbovirus yang menyebabkan DHF
DHF disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus
Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya menyebabkan demam dengue atau demam
berdsrah dengue. Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotipe terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotipe dengue denganFlavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese ensephalitis, dan Wet Nile virus.
Penelitian pada artropoda menunjukkan virus dengue dapat bereplikasi
pada nyamuk genus Aedes dan Toxorhynchites.
(Sudoyo,2006)
2.5 Penyakit arbovirus pada Manusia
Demam kuning
Anggota Flaviviridae. Demam akut ini ditularkan oleh nyamuk yang
hanya ada di Afrika, Amerika Tengah dan Selatan. Kasus berat ditandai dengan
disfungsi serta pendarahan hati dan ginjal dengan mortalitas yang tinggi. Virus
ditransmisikan oleh nyamuk dan menyebar ke kelenjar getah bening, tempat virus bermultiplikasi.
Dengue
Ensefalitis bunyavirus
Kompleks virus ensefalitis California terdiri dari 14 virus yang
berkaitan secara antigen pada genus Bunyavirus dalam familinya. Kompleks
ini termasuk virus La Crosse, patogen manusia yang penting di Amerika
Serikat. Virus La Crosse adalah penyebab utama ensefalitis dan meningitis
aseptik pada anak-anak, terutama di Upper Midwest .
Virus ini ditransmisikan oleh berbagai nyamuk hutan, terutama Aedes
triseriatus. Pejamu vertebrata utama adalah mamalia kecil seperti tupai,
bajing, dan kelinci. Infeksi pada manusia bersifat tangensial. Sepanjang musimdingin dapat bertahan di dalam telur nyamuk vektor.
10
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 11/18
Demam lalat pasir
Lalat pasir Phlebotomus papatasii hidup di daerah endemik antara 20
sampai 45 derajat lintang. Demam lalat pasir juga disebut demam
Phlebotomus disebabkan oleh bunyavirus di dalam genus Phlebovirus.
Penyakit ini ditularkan oleh betina yang hanya beukuran beberapa milimeter.
Gigitan lalat ini pada manusia menyebabkan papul kecil yang gatal pada kulityang menetap hingga 5 hari.
Demam Rift Valley
Agen penyakit ini, bunyavirus dari genus Phlebovirus, merupakan virus
zoonotik yang ditularkan oleh nyamuk, patogen terutama pada domba, lembu
dan kambing. Manusia terinfeksi sekunder selama perjalanan epizootik paada
hewan peliharaan. Penyakit pada manusia biasanya berupa demam ringan
yang singkat dan hampir selalu terjadi penyembuhan total.
Demam sengkenit Colorado
Virus Demam sengkenit Colorado dikelompokkan dalam genus Coltivirus.
Demam sengkenit Colorado juga disebut demam pegunungan atau demamsengkenit , ditransmisikan oleh sengkenit. Demam sengkenit Colorado
merupakan penyakit demam ringan tanpa disertai ruam. Masa inkubasi selama
4-6 hari. Penyakit memiliki awitan demam dan mialgia yang tiba-tiba.
Vektornya sengkenit kayu Demencator andersoni.
3. Memahami Etiologi, Patogenesis dan Manifestasi Klinis dan Laboratorium
Infeksi Demam Berdarah Dengue
3.1 Etiologi
Virus Dengue
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virusdengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4
jenis serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di
daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.
Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di
Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa
rumah sakit menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi
sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat.
(www.depkes.go.id)
3.2 Patogenesis
Virus merupakan mikrooganisme yang hanya dapat hidup di dalam sel hidup.
11
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 12/18
Maka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai
pejamu (host) terutama dalam mencukupi kebutuhan akan protein. Persaingan tersebut
sangat tergantung pada daya tahan pejamu, bila daya tahan baik maka akan terjadi
penyembuhan dan timbul antibodi, namun bila daya tahan rendah maka perjalanan
penyakit menjadi makin berat dan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Patogenesis DBD dan SSD (Sindrom syok dengue) masih merupakan masalahyang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan SSD adalah
hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous infection) atau hipotesis
immune enhancement. Hipotesis ini menyatakan secara tidak langsung bahwa pasien
yang mengalami infeksi yang kedua kalinya dengan serotipe virus dengue yang
heterolog mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD/Berat.
Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenai virus lain yang akan
menginfeksi dan kemudian membentuk kompleks antigen antibodi yang kemudian
berikatan dengan Fc reseptor dari membran sel leokosit terutama makrofag. Oleh
karena antibodi heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh tubuh sehingga akan
bebas melakukan replikasi dalam sel makrofag.
Dihipotesiskan juga mengenai antibodi dependent enhancement (ADE), suatu proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue di dalam sel
mononuklear. Sebagai tanggapan terhadap infeksi tersebut, terjadi sekresi mediator
vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah,
sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.
Patogenesis terjadinya syok berdasarkan hipotesis the secondary heterologous
infection dapat dilihat pada Gambar 1 yang dirumuskan oleh Suvatte, tahun 1977.
Sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang
pasien, respons antibodi anamnestik yang akan terjadi dalam waktu beberapa hari
mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit dengan menghasilkan titer tinggi
antibodi IgG anti dengue. Disamping itu, replikasi virus dengue terjadi juga dalamlimfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak.
Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya virus kompleks antigen-antibodi
(virus antibody complex) yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem
komplemen. Pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan
peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma dari
ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular. Pada pasien dengan syok berat, volume
plasma dapat berkurang sampai lebih dari 30 % dan berlangsung selama 24-48 jam.
Perembesan plasma ini terbukti dengan adanya, peningkatan kadar hematokrit,
penurunan kadar natrium, dan terdapatnya cairan di dalam rongga serosa (efusi
pleura, asites). Syok yang tidak ditanggulangi secara adekuat, akan menyebabkan
asidosis dan anoksia, yang dapat berakhir fatal; oleh karena itu, pengobatan syok sangat penting guna mencegah kematian.
Hipotesis kedua, menyatakan bahwa virus dengue seperti juga virus binatang
lain dapat mengalami perubahan genetik akibat tekanan sewaktu virus mengadakan
replikasi baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh nyamuk. Ekspresi fenotipik
dari perubahan genetik dalam genom virus dapat menyebabkan peningkatan replikasi
virus dan viremia, peningkatan virulensi dan mempunyai potensi untuk menimbulkan
wabah. Selain itu beberapa strain virus mempunyai kemampuan untuk menimbulkan
wabah yang besar.
Kedua hipotesis tersebut didukung oleh data epidemiologis dan laboratoris.
Secondary heterologous dengue infection
12
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 13/18
Replikasi virus Anamnestic antibody response
Kompleks virus-antibodi
Aktivasi komplemen Komplemen
Anafilatoksin (c3a,C5a)
Histamin dalam urin
Meningkat
Permeabilitas kapiler meningkat
>30 % pada kasus Perembesan plasma Ht meningkat
syok 24-28 jam
Natrium menurun
Hipovolemi Cairan dalam
Rongga serosa
Syok
Anoksia Asidosis
Meninggal
Gambar 1. Patogenesis terjadinya syok pada DBD
Sumber : Suvatte, 1977
Sebagai tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen
antibodi selain mengaktivasi sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi
trombosit dan mengaktivitasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel
pembuluh darah (gambar 2). Kedua faktor tersebut akan menyebabkan
perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari
perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran trombosit
mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosin di phosphat), sehingga trombosit
melekat satu sama iain. Hal ini akan menyebabkan trombosit dihancurkan oleh
RES (reticulo endothelial system) sehingga terjadi trombositopenia. Agregasi
trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet faktor IIImengakibatkan terjadinya koagulopati konsumtif (KID = koagulasi
intravaskular deseminata), ditandai dengan peningkatan FDP (fibrinogen
degredation product) sehingga terjadi penurunan faktor pembekuan.
Secondary heterologous dengue infection
13
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 14/18
Replikasi Virus Anamnestic antibody
Kompleks Virus antibody
Agregasi trombosit Aktivasi koagulasi Aktivasi
komplemen
Penghancuran Pengeluaran plasma Aktivasi faktor
Trombosit Platelet factor III Hageman
oleh RES
Trombositopenia Koagulapati Sistem kinin Anafilatoksin
konsumtif Kinin Peningkatan
permeabilitas
kapiler
Penurunan faktor FDP
Pembekuan meningkat
Gangguan Perdarahan masif Syok
Fungsi trombosit
Gambar 2. Patogenesis Perdarahan pada DBD
Sumber: Suvatte, 1977
Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit,
sehingga walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak, tidak berfungsi baik. Di
sisi lain, aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor Hageman sehingga
terjadi aktivasi sistem kinin sehingga memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang
dapat mempercepat terjadinya syok. Jadi, perdarahan masif pada DBD diakibatkan
oleh trombositpenia, penurunan faktor pembekuan (akibat KID), kelainan fungsitrombosit, dankerusakan dinding endotel kapiler. Akhirnya, perdarahan akan
memperberat syok yang terjadi.
(www.depkes.go.id)
3.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik infeksi virus Dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat
berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau
sindrom syok dengue(SSD).
Pada umumnya pasien mengalami demam dengan fase demam selama 2-7
hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah
tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan tidak adequat.
14
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 15/18
(Sudoyo,2006)
3.4 Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan kriteria WHO 1997 pemeriksaam DBD ditegakkan bila semua
hal dibawah ini dipenuhi:
• Demam atau riwayat demam akut, anatar 2-7 hari, biasanya bifasik • Terdapat minimal satu dari manifestasi pendarahan berikut:
- Uji bendung positif
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Pendarahan mukosa (tersering epistaksis atau pendarahan gusi)
atau pendarahan dari tempat lain
(Sudoyo,2006)
3.5 Pemeriksaan Laboratorium
Trombositopeni dan hemokonsentrasi merupakan kelainan yang selalu
ditemukan pada DBD. Penurunan jumlah trombosit < 100.000/pl biasa ditemukan
pada hari ke-3 sampai ke-8 sakit, sering terjadi sebelum atau bersamaan dengan
perubahan nilai hematokrit.
Hemokonsentrasi yang disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari
peningkatan nilai hematokrit. Penurunan nilai trombosit yang disertai atau segera
disusul dengan peningkatan -nilai hematokrit sangat unik untuk DBD, kedua hal
tersebut biasanya terjadi pada saat suhu turun atau sebelum syok terjadi. Perlu
diketahui bahwa nilai hematokrit dapat dipengaruhi oleh pemberian cairan atau
oleh perdarahan.
Jumlah leukosit bisa menurun (leukopenia) atau leukositosis, limfositosisrelatif dengan limfosit atipik sering ditemukan pada saat sebelum suhu turun atau
syok. Hipoproteinemi akibat kebocoran plasma biasa ditemukan. Adanya
fibrinolisis dan ganggungan koagulasi tampak pada pengurangan fibrinogen,
protrombin, faktor VIII, faktor XII, dan antitrombin III. PTT dan PT memanjang
pada sepertiga sampai setengah kasus DBD.Fungsi trombosit juga terganggu.
Asidosis metabolik dan peningkatan BUN ditemukan pada syok berat.
Pada pemeriksaan radiologis bisa ditemukan efusi pleura, terutama
sebelah kanan. Berat-ringannya efusi pleura berhubungan dengan berat-ringannya
penyakit.
(www.depkes.go.id)
4. Memahami aspek epidemiologi demam berdarah
4.1 Faktor prevalensi
Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke -18, seperti
yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu
infeksi virus dengue menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam
lima hari (vijfdaagse koorts) kadang-kadang disebut juga sebagai demam sendi
(knokkel koorts). Disebut demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam
lima hari, disertai dengan nyeri pada sendi, nyeri otot, dan nyeri kepala. Pada masa
itu infeksi virus dengue di Asia Tenggara hanya merupakan penyakit ringan yang
tidak pernah menimbulkan kematian. Tetapi sejak tahun 1952 infeksi virus denguemenimbulkan penyakit dengan manifestasi klinis berat, yaitu DBD yang ditemukan
15
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 16/18
di Manila, Filipina. Kemudian ini menyebar ke negara lain seperti Thailand,
Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Pada tahun 1968 penyakit DBD dilaporkan di
Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian yang sangat tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus
DBD sangat kompleks, yaitu
(1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi,(2) Urbanisasi yang tidak terencana & tidak terkendali,
(3) Tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis, dan
(4) Peningkatan sarana transportasi.
Morbiditas dan mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai
faktor antara lain status imunitas pejamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi
virus dengue, keganasan (virulensi) virus dengue, dan kondisi geografis setempat.
Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di Surabaya dan
Jakarta, baik dalam jumlah penderita maupun daerah penyebaran penyakit terjadi
peningkatan yang pesat. Sampai saat ini DBD telah ditemukan di seluruh propinsi
di Indonesia, dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa. Incidencerate meningkat dari 0,005 per 100,000 penduduk pada tahun 1968 menjadi berkisar
antara 6-27 per 100,000 penduduk. Pola berjangkit infeksi virus dengue
dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban udara. Pada suhu yang panas (28-32°C)
dengan kelembaban yang tinggi, nyamuk Aedes akan tetap bertahan hidup untuk
jangka waktu lama. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di
setiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap
tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari,
meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April-Mei
setiap tahun.
(www.depkes.go.id)
4.2 Vektor demam berdarah
Aedes aegypti merupakan nyamuk vektor utama untuk dengue di
belahan barat. Nyamuk betina mendapatkan virus dengan menghisap darah
manusia yang mengalami viremia. Setelah 8-14 hari, nyamuk menjadi
infeksius dan hal ini berlangsung selama hidupnya. (1-3 bulan). Di daerah
tropis, perkembangbiakan nyamuk berlangsung sepanjang tahun untuk
mempertahankan penyakit.
Aedes albopictus, nyamuk yang berasal dari Asia, ditemukan di Texas
pada tahun 1985; pada tahun 1989 nyamuk ini telah menyebar ke seluruhAmerika Serikat bagian tenggara, daerah prevalensi A. aegypti, vektor utama
virus dengue. Kebalikan dari A. Aegypti, yang tidak dapat bertahan pada
musim dingin di negara bagian utara, Aedes albopictus dapat bertahan pada
musim dingin hingga 42o utara, meningkatkan risiko epidemi dengue di
Amerika Serikat.
( Jawetz, 2004)
4.3 Pencegahan cara infeksi demam berdarah
a. Pembersihan jentik - Program pemberantasan nyamuk (PSN)
16
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 17/18
- Larvasidasi
- Menggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang,sepat)
b. Pencegahan gigitan nyamuk
- Menggunakan kelambu
- Menggunakan obat nyamuk (bakar,oles)
- Tidak melakukan kebiasaan berisiko (tidur siang, menggantung baju)
- Penyemprotan
(Widoyono, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
1. Jawetz, Melnick, dan Adeberg’s. 2005. “Medical Microbiology”. Jakarta : Salemba
Medika
2. Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, dkk. 2001. “Kapita Selekta Kedokteran FKUI”.
Jakarta : Media Aesculapius
3. Sudoyo, Aru W dan Bambang Setiyohadi et al. 2006. “Ilmu Penyakit Dalam”.
Jakarta : Departemen Penyakit Dalam FKUI
4. Widoyono. 2007. “Penyakit Tropis”. Erlangga
17
5/12/2018 Demam Dengue - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55a3590063dc0 18/18
5. http://www.depkes.go.id
18